3. Latihan Soal (Teori)
1. Jelaskan Pengertian dari Biaya Taksiran!
2. Apa yang dimaksud dengan Sistem Harga Pokok Taksiran!
3. Sebutkan kelebihan dan kelemahan system HP Taksiran!
4. Bagaimana cara penentuan (komponen) biaya taksiran?
5. Bagaimana pemakaian/implementasi HP Taksiran dan prosedur
biaya taksiran?
6. Apa perbedaan system Full Costing, Variable Costing dan Taksiran?
AKBI II 3
Kerjakan di buku catatan saudara lalu capture dan share
beserta dengan soal Case (perhitungan)
4. Latihan Soal (Case)
PT.. FOUR BD adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalm produksi tas yang diolah
melalui satu departemen produksi. Dalam menentukan anggaran biaya produksinya, PT.
FOUR BD menggunakan sistem biaya taksiran.
• BBB Rp.6.000 - BTKL Rp.4.000 - BOP Rp.2.500
• Jumlah biaya taksiran Rp.12.500
Data produksi selama bulan Mei 2023 adalah sebagai berikut :
• Produk jadi ditransfer ke gudang 1000 unit
• Produk dlm proses akhir 200 unit
• Data lain yang berkaitan dengan produksi selama bulan Mei 2023 adalah:
• Persed. awal Bahan Baku Rp.400.000
• Pembelian Bahan baku selama bulan Mei yang dilakukan secara tunai adalah
Rp.4.500.000
• Persed.akhir Bhn baku Rp.200.000
• Produk yang terjual selama bulan Mei adalah sebanyak 90% dari produk jadi.
• Harga jual per unit Rp.15.000
• BTKL sesungguhnya Rp.3.250.000
• BOP sesungguhnya Rp.1.800.000
Diminta:
Buatlah jurnal yang diperlukan untuk mencatat semua transaksi yang terjadi selama bulan
Mei 2023 beserta perhitungannya.
AKBI II 4
6. Introduction
Sistem harga pokok taksiran adalah salah satu sistem harga pokok yang ditentukan di
muka untuk mengolah produk atau jasa tertentu dengan jalan menentukan besarnya biaya bahan
baku (raw material cost), biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) dan biaya overhead
pabrik (factory overhead) yang diperlukan untuk mengolah produk atau jasa tersebut di waktu
yang akan datang.
Harga pokok taksiran yang sudah ditentukan akan dipakai sebagai dasar untuk:
a. Mencatat harga pokok produk atau jasa ke dalam rekening buku besar.
b. Membandingkan biaya taksiran dengan biaya yang sesungguhnya terjadi, serta menentukan
besarnya selisih yang timbul.
AKBI II 6
7. Tujuan
Sistem HP Taksiran
Untuk jembatan menuju sistem biaya
standar
Untuk menghindari biaya yang relatif besar
dalam pemakaian sistem biaya standar
Untuk pengendalian biaya dan analisis
kegiatan
Untuk mengurangi biaya akuntansi
AKBI II 7
8. Penentuan Besarnya Harga Pokok Taksiran
Tanggung jawab penyusunan besarnya harga pokok taksiran berada pada cost estimator
yang berada dibawah bagian teknik produksi dan memiliki kapabilitas untuk pekerjaan
tersebut.
“
”
9. Biaya taksiran biasanya dipecah menjadi tiga unsur yaitu biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
Biaya taksiran dapat ditentukan atas dasar data masa lalu, dari perhitungan, dari
rumus matematis, atau secara sederhana dengan taksiran.
Biaya taksiran ditentukan pada awal masa produksi atau pada awal tahun anggaran
10. AKBI II 10
Taksiran biaya
bahan baku
(estimated raw
material cost)
Taksiran biaya bahan baku
meliputi taksiran kuantitas
setiap jenis bahan baku yang
diperlukan untuk mengolah
setiap satuan produk tertentu
dan taksiran harga setiap jenis
bahan baku yang diperlukan
terebut.
Apabila di dalam pengolahan
timbul sisa bahan(scrap) yang
mempunyai nilai, maka sisa
bahan tersebut diperlakukan
sebagai pengurang taksiran
biaya bahan baku.
Dasar penentuan taksiran kuantitas
bahan baku adalah : (a) spesifikasi
teknis dari produk yang akan diolah, (b)
pilot runs, (c) catatan prestasi masa
lalu, (d) rata-rata pemakaian bahan
baku dari produk yang telah selesai dan
sebagainya.
Faktor-faktor yang dapat
dipakai sebagai dasar
penentuan taksiran harga
bahan baku dapat berasal dari
beberapa sumber seperti : (a)
kontrak pembelian bahan
jangka panjang, (b) daftar
harga dari suplier, (c) trend
dan prediksi harga pasar dan
sebagainya.
Taksiran biaya
tenaga kerja
langsung
(estimated direct
labor cost)
Besarnya taksiran biaya
tenaga kerja langsung
dipengaruhi oleh sistem
pengupahan yang berlaku di
perusahaan. Bila
menggunakan sistem upah
perpotong (buah) rpoduk
yang dihasilkan, besarnya
taksiran
biaya tenaga kerja langsung dapat
diperoleh dari penentuan taksiran
upah perpotong yang akan
digunakan untuk waktu yang akan
datang.
Sistem upah per jam kerja
langsung, besarnya taksiran biaya
ditentukan dengan menaksir
waktu yang diperlukan untuk
mengolah satu satuan produk
dan besarnya tarif biaya tenaga
kerja langsung per-jam yang akan
berlaku untuk waktu yang akan
datang.
Sistem upah tenaga kerja
langsung atas dasar upah tetap
per bulan, maka taksiran biaya
ditentukan dengan menjumlah
total biaya tenaga kerja langsung
dalam satu periode dibagi volume
produksi yang ditaksir akan
dihasilkan dalam periode
tersebut.
Taksiran biaya
overhead pabrik
(estimated FOH)
Dimulai dengan menaksir
besarnya setiap elemen
biaya overhead pabrik
dalam periode tertentu
yang dikelompokkan pula
atas dasar tingkat
variabilitas biaya ( biaya
tetap dan biaya variabel ).
Untuk menentukan biaya
taksiran setiap buah
produk yang dihasilkan
maka jumlah taksiran BOP
tersebut dibagi dengan
taksiran kapasitas yang
akan dipakai sebagai dasar
pembebanan BOP.
13. Kelebihan Harga Pokok Taksiran
AKBI II 13
Dapat mengurangi atau menekan biaya
administrasi (admiistrative expense).
• Penggunaan beberapa dokumen dasar pada sistem ini dapat
dikurangi dan perhitungan harga pokok atau jasa dapat dengan
cepat diadakan, sehungga dapat mengurangi besarnya biaya
administrasi.
Dapat menyediakan informasi untuk
pengambilan keputusan (decision making).
• Manajemen memerlukan informasi biaya untuk pengambilan
keputusan tentang produk atau jasa sebelum diolah, dan
pemakaian harga pokok taksiran menyediakan informasi kepada
manajemen untuk pengambilan keputusan tersebut.
Mengantar ke pemakaian sistem harga pokok
standar (standard costing ).
• Sistem harga pokok taksiran merupakan transisi dari pemakaian
sistem harga pokok sesungguhnya menuju pemakaian sistem
harga pokok standar.
14. Kelemahan Sistem Harga Pokok Taksiran
AKBI II 14
Harga pokok taksiran yang ditentukan kurang
teliti baru dapat dikoreksi pada akhir periode
setelah selisih biaya dihitung dan dialokasikan.
Timbulnya selisih biaya yang besar dapat
mengakibatkan pengambilan keputusan yang
keliru, karena pengambilan keputusan dilakukan
sebelum produk atau jasa tersebut diolah.
15. Pemakaian Sistem Harga Pokok
Taksiran
AKBI II 15
Metode harga pokok proses (process cost method).
❖ Karakteristiknya adalah bentuk produk yang homogen tanpa dipengaruhi
oleh spesifikasi oleh pembeli.
❖ Besarnya harga pokok taksiran ditentukan pada awal periode untuk setiap
produk yang dihasilkan, sedangkan apabila produk diproses melalui
beberapa departemen maka besarnya harga pokok taksiran ditentukan
untuk setiap departemen dimana produk tersebut diproduksi.
Metode harga pokok pesanan (job cost method).
❖ Produk yang dihasilkan tergantung dari spesifikasi dari pemesan.
❖ Besarnya harga pokok taksiran untuk setiap pesanan belum dapat
ditentukan pada awal periode akan tetapi harus dihitung pada saat akan
menerima pesanan tertentu yang sekaligus harga pokok taksiran tersebut
dapat dipakai manajemen untuk memutuskan ditolak atau diterimanya
pesanan tersebut.
❖ Besarnya harga pokok taksiran pada metode ini dipengaruhi oleh
spesifikasi produk yang dipesan dan faktor-faktor lainnya yang perlu
dipertimbangkan.
16. Prosedur Akuntansi dalam Sistem Biaya Taksiran
Pembelian Bahan Baku
• PERPETUAL
• Pembelian (D)
• Kas/Utang Dagang (K)
Mencatat Biaya Bahan Baku
• PERPETUAL
• BDP-BBB (D)
• Persd. Bahan Baku (K)
Mencatat harga pokok persediaan
bahan baku akhir periode
• Persediaan bahan baku (D)
• Barang dalam proses-BB (K)
AKBI II 16
• FISIK
• Pembelian (D)
• Kas/Utang Dagang (K)
• FISIK
• Menutup harga pokok PBB awal:
• BDP-BBB (D)
• Persd. Bahan Baku (K)
• Menutup rekening pembelian:
• BDP-BBB (D)
• Pembelian (K)
17. Prosedur Akuntansi dalam Sistem Biaya Taksiran
(Cont.)
Prosedur Pencatatan Biaya Tenaga Kerja
• Barang Dalam Proses – BTK (D)
• Biaya Adm.& Umum (D)
• Biaya pemasaran (D)
• Gaji dan upah (K)
Prosedur Pencatatan biaya overhead
pabrik
• Metode 1
Jurnal pencatatan BOP sesungguhnya
terjadi:
• BOP sesungguhnya (D)
• Persediaan suku cadang (K)
• Akumulasi Depresiasi aset tetap
(K)
• Kas (K)
Jurnal pada akhir periode:
• Barang Dalam Proses-BOP (D)
• BOP sesungguhnya (K)
AKBI II 17
Metode 2
Jurnal pencatatan BOP sesungguhnya terjadi:
• BOP Sesungguhnya (D)
• Persediaan suku cadang (K)
• Akumulasi Depresiasi Aset Tetap (K)
• Kas (K)
Jurnal pembebanan BOP atas dasar tarif yang
ditentukan di muka:
• Barang Dalam Proses-BOP
(D)
• Biaya overhead yang dibebankan (K)
Jurnal pada akhir periode:
• Biaya overhead yang dibebankan (D)
• BOP sesungguhnya (K)
18. Prosedur Akuntansi dalam Sistem Biaya
Taksiran (Cont.)
Prosedur pencatatan harga pokok barang jadi
dan barang dalam proses pada akhir periode:
Harga pokok barang jadi = kuantitas barang jadi
dikalikan dengan biaya taksiran per satuan produk.
Jurnal:
• Persediaan Barang Jadi (D)
• Persediaan Barang Dalam Proses (D)
• Barang Dalam proses-BBB (K)
• Barang Dalam Proses-BTK (K)
• Barang Dalam Proses-BO P (K)
Prosedur pencatatan harga pokok barang yang
dijual:
Harga pokok penjualan = jumlah barang yang terjual
dikalikan dengan biaya taksiran per satuan
produk. Jurnal:
• Harga Pokok Penjualan (D)
• Persediaan Barang jadi (K)
Prosedur pencatatan selisih biaya taksiran
dengan biaya sesungguhnya.
Jika pencatatan BOP adalah metode 1:
Jurnal:
• Selisih (D)
• Barang dalam proses-BBB (K)
• Barang dalam proses-BTK (K)
• Barang dalam proses-BOP (K)
(untuk mencatat selisih rugi, by sesungguhnya > by
taksiran)
AKBI II 18
Jika pencatatan BOP adalah metode 2,
jurnal:
• Selisih (D)
• Barang dalam proses-BBB (K)
• Barang dalam proses-BTK (K)
• Barang dalam proses-BOP (K)
(untuk mencatat selisih rugi, jumlah
pendebitan rekening BDP lebih tinggi
dari jumlah pengkreditannya)
• Selisih (D)
• BOP sesungguhnya (K)
(untuk mencatat selisih rugi, yaitu BOP
sesungguhnya lebih tinggi dari yang
dibebankan berdasarkan tarif)
19. Prosedur Akuntansi Dalam Sistem Biaya Taksiran Jika Produk Di Olah Melalui
Lebih Dari Satu Departemen Produksi
Untuk tiap-tiap departemen produksi harus ditentukan biaya taksiran per satuan produk.
Untuk tiap-tiap departemen produksi dibentuk satu rekening Barang Dalam Proses. Rekening tersebut dapat dipecah lagi
sesuai dengan unsur harga pokok produk.
Rekening BDP masing-masing departemen produksi didebit dengan biaya produksi sesungguhnya selama periode
tertentu dan dikredit dengan harga pokok taksiran produk jadi dan harga pokok taksiran barang dalam proses akhir
periode (unit ekuivalen x biaya taksiran per satuan produk)
Saldo rekening BDP tiap departemen produksi merupakan selisih biaya sesungguhnya dengan biaya taksiran. Jumlah
selisih ini ditransfer ke dalam rekening selisih.
AKBI II 19
20. PERLAKUAN TERHADAP SELISIH
Selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya taksiran dalam suatu periode akuntansi
dapat diperlakukan sebagai berikut:
1. Ditutup ke rekening Harga Pokok Penjualan atau rekening Laba Rugi.
2. Dibagikan secara adil kepada produk selesai dalam periode yang bersangkutan, yaitu dibagikan ke
rekening Barang Jadi dan Harga Pokok penjualan.
3. Dibagikan secara adil ke rekening persediaan BDP, persediaan Barang Jadi dan Harga Pokok
Penjualan.
4. Membiarkan selisih tersebut tetap dalam rekening selisih, karena ada kemungkinan selisih-selisih
yang terjadi akan saling menutup (meng-kompensasi).
Akbi II 20