1. FUNDAMENTALISME
Arti Kata Fundamentalisme
Kata fundamentalisme berasal dari kata fundament, yang berarti fondasi
atau dasar. Ada juga kata lain yang kerap kali dipakai sebagai sinonim
fundamentalisme, yaitu radikalisme, yang berasal dari kata radix, yang
berarti akar. Karena itu fundamentalisme bisa diartikan sebagai sebuah
gerakan kembali ke dasar atau kembali ke akar. Dengan demikian,
fundamentalisme agama berarti gerakan kembali ke ajaran semula, pada
ajaran awal agamanya. Pengertian ini memiliki makna positif, karena jika
kita menerima bahwa ajaran agama pada dasarnya adalah baik, maka
gerakan kembali ke ajaran semula tentunya juga baik adanya. Pandangan
ini pulalah yang banyak dipahami oleh para fundamentalis. Pengertian ini
juga kerap disertai makna kembali pada masa keemasan di zaman dahulu
di mana agama menduduki posisi sentral, dan umumnya masa yang diacu
adalah masa umat pertama yang terbentuk di bawah bimbingan nabinya.
2. Pengertian kedua yang juga sering ditempelkan kepada fundamentalisme
adalah literalisme. Artinya mereka memahami arti kitab suci secara literal.
Dalam beberapa hal tampaknya ini benar, namun tidak sepenuhnya
benar.
Pengertian ketiganya adalah revivalisme, yang berasal dari
kata revival yang artinya kebangkitan kembali. Kebangkitan kembali di
sini bisa diartikan sebagai kebangkitan iman atas kondisi keimanan
masyarakat yang merosot. Kebangkitan ini juga bisa diartikan sebuah
perlawanan terhadap ajaran standar yang dilihat telah merosot dan tidak
sesuai dengan ajaran asli.
Makna fundamentalisme sendiri bisa dianggap sebagai gabungan dari
semua makna di atas, meskipun ragam fundamentalisme sangat bermacammacam dan kerap kali berubah dari waktu ke waktu. Kata
“Fundamentalisme” sendiri sebenarnya melekat pada makna tersebut
karena dua belas pamflet yang berjudul “The Fundamentals” yang
diterbitkan di Amerika antara tahun 1910-1915.
3. Di dalamnya dimuat unsur-unsur doktrinal yang diakui sebagai
“fundamental” bagi iman kristiani.
Curtis Lee Laws sendiri, seorang editor di koran The Watchman
Examiner, sebuah koran gereja Northern Baptist, di tahun 1920
menuliskan bahwa seorang “fundamentalis” adalah orang yang berani
melakukan perang habis-habisan untuk membela fundamen-fundamen
imannya. Jadilah kata tersebut melekat dalam penggunaan sampai
sekarang.
Meskipun arti literal fundamentalisme sebenarnya kurang tepat untuk
menggambarkan seluruh perilaku kaum yang kita sebut fundamentalis
tersebut, namun karena faktor historis dan kesepakatan bersama, jadilah
kata itu dipakai sampai sekarang untuk menggambarkan suatu subkultur
agama.
4. Kata fundamentalisme juga sering dikaitkan dengan kata konservatisme.
Sulit untuk membedakan secara jelas perbedaan kedua kata ini. Untuk
sekadar memudahkan saja, konservatisme biasa dipakai untuk mereka
yang memegang ajaran standar agama pada umumnya, dan
fundamentalisme untuk mereka yang melakukan tekanan tertentu pada
ajaran agama sampai tahap ekstrim. Kedua pembagian ini bukanlah
pembagian yaang biner, tetapi lebih sebuah spektrum yang kontinyu.
Pembagian ini juga bukan pembagian yang mutlak, sebab dalam beberapa
contoh yang akan diberikan kemudian, terlihat bahwa beberapa
fundamentalis pun bergeser ke arah konservatif seiring dengan waktu
dan berubahnya keadaan.
5. SEJARAH FUNDAMENTALISME
Fundamentalisme meskipun mengklaim diri sebagai sebuah gerakan
pemurnian ajaran atau kembali ke masa awal, ia adalah sebuah gerakan
modern. Pemikiran tentang fundamentalisme baru mulai muncul ketika
gereja sudah mapan di dalam Gereja Katolik Roma, yang memegang
monopoli ajaran di abad pertengahan Eropa. Akar dari fundamentalisme
Kristen sendiri bisa dirunut mulai dari awal Reformasi, walaupun Martin
Luther maupun John Calvin sendiri sulit untuk dimasukkan ke dalam
kategori fundamentalis, jika kita memakai ukuran masa kini.
Hal yang menjadi akar bagi fundamentalis yang dirintis gerakan
Reformasi adalah tiga prinsip: sola gracia, sola fides, sola scriptura (hanya
rahmat, hanya iman, hanya Kitab Suci). Secara ringkas dapat dijelaskan
sebagai berikut. Sola gracia berarti keselamatan hanya dapat datang dari
Tuhan sebagai rahmat dan pemberian cuma-cuma. Ia tidak harus
diperoleh dengan mengumpulkan kebajikan atau pahala.
6. Sola fides berarti keselamatan yang merupakan rahmat hanya dapat
diperoleh dengan pengakuan iman kepada Yesus Sang Juru Selamat. Ia
menjadi satu-satunya jalan mencapai keselamatan. Sola scripturaberarti
hanya Kitab Suci yang menjadi petunjuk manusia menuju Allah, dan
dengan ini berarti seluruh hukum gereja tidak berlaku. Semua orang
berhak melihat apa yang Tuhan inginkan melalui Kitab Suci, tanpa
perantaraan imam atau gereja. Ajaran ini juga sering disebut sebagai
imamat seluruh umat beriman (priesthood of all believers). Dengan
demikian setiap umat beriman boleh membaca dan menafsirkan Kitab
Suci, tanpa tergantung pada ajaran resmi. Tuhan menyapa setiap orang
melalui Kitab Suci.
Kesemua prinsip di atas adalah reaksi atas monopoli ajaran Gereja Katolik
Roma. Mereka lahir dalam sebuah konteks. Imamat seluruh umat beriman
misalnya adalah sebuah reaksi atas bobroknya kekuasaan para imam di
zaman itu.
7. Luther setelah melakukan penyelidikan di dalam Kitab Suci menemukan
bahwa banyak praktek gereja di saat itu bertentangan dengan Kitab Suci.
Ia pun menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa yang bisa dibaca awam,
yaitu bahasa Jerman, karena Alkitab di waktu itu hanya tersedia dalam
bahasa Latin dan Yunani yang tidak dimengerti orang biasa (meskipun
belum banyak orang yang bisa membaca di waktu itu).
Akar kedua dari fundamentalisme adalah gerakan revivalisme di Eropa.
Aliran-aliran baru yang muncul dari revivalisme ini adalah Anabaptisme,
Puritanisme, Pietisme, dan Metodism yang lahir kurang lebih mulai dari
abad ke-16 sampai 18. Kesemua gerakan ini lahir sebagai reaksi atas makin
bergesernya Gereja Protestan ke arah kependetaan, upacara sakramen,
dan semakin duniawi sehingga mereka melihatnya semacam arah kembali
ke Katolik. Puritanisme Inggris misalnya lahir sebagai reaksi atas Gereja
Inggris (Anglikan) yang mereka lihat masih memegang ritualisme dan
sakramentalisme, dan semakin menyamai kepausan. Mereka lalu sewaktu
hijrah ke tanah baru Amerika mempraktekkan agama Kristen sesuai
dengan versi mereka.