SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 7
FUNDAMENTALISME
Arti Kata Fundamentalisme
Kata fundamentalisme berasal dari kata fundament, yang berarti fondasi
atau dasar. Ada juga kata lain yang kerap kali dipakai sebagai sinonim
fundamentalisme, yaitu radikalisme, yang berasal dari kata radix, yang
berarti akar. Karena itu fundamentalisme bisa diartikan sebagai sebuah
gerakan kembali ke dasar atau kembali ke akar. Dengan demikian,
fundamentalisme agama berarti gerakan kembali ke ajaran semula, pada
ajaran awal agamanya. Pengertian ini memiliki makna positif, karena jika
kita menerima bahwa ajaran agama pada dasarnya adalah baik, maka
gerakan kembali ke ajaran semula tentunya juga baik adanya. Pandangan
ini pulalah yang banyak dipahami oleh para fundamentalis. Pengertian ini
juga kerap disertai makna kembali pada masa keemasan di zaman dahulu
di mana agama menduduki posisi sentral, dan umumnya masa yang diacu
adalah masa umat pertama yang terbentuk di bawah bimbingan nabinya.
Pengertian kedua yang juga sering ditempelkan kepada fundamentalisme
adalah literalisme. Artinya mereka memahami arti kitab suci secara literal.
Dalam beberapa hal tampaknya ini benar, namun tidak sepenuhnya
benar.
Pengertian ketiganya adalah revivalisme, yang berasal dari
kata revival yang artinya kebangkitan kembali. Kebangkitan kembali di
sini bisa diartikan sebagai kebangkitan iman atas kondisi keimanan
masyarakat yang merosot. Kebangkitan ini juga bisa diartikan sebuah
perlawanan terhadap ajaran standar yang dilihat telah merosot dan tidak
sesuai dengan ajaran asli.
Makna fundamentalisme sendiri bisa dianggap sebagai gabungan dari
semua makna di atas, meskipun ragam fundamentalisme sangat bermacammacam dan kerap kali berubah dari waktu ke waktu. Kata
“Fundamentalisme” sendiri sebenarnya melekat pada makna tersebut
karena dua belas pamflet yang berjudul “The Fundamentals” yang
diterbitkan di Amerika antara tahun 1910-1915.
Di dalamnya dimuat unsur-unsur doktrinal yang diakui sebagai
“fundamental” bagi iman kristiani.
Curtis Lee Laws sendiri, seorang editor di koran The Watchman
Examiner, sebuah koran gereja Northern Baptist, di tahun 1920
menuliskan bahwa seorang “fundamentalis” adalah orang yang berani
melakukan perang habis-habisan untuk membela fundamen-fundamen
imannya. Jadilah kata tersebut melekat dalam penggunaan sampai
sekarang.
Meskipun arti literal fundamentalisme sebenarnya kurang tepat untuk
menggambarkan seluruh perilaku kaum yang kita sebut fundamentalis
tersebut, namun karena faktor historis dan kesepakatan bersama, jadilah
kata itu dipakai sampai sekarang untuk menggambarkan suatu subkultur
agama.
Kata fundamentalisme juga sering dikaitkan dengan kata konservatisme.
Sulit untuk membedakan secara jelas perbedaan kedua kata ini. Untuk
sekadar memudahkan saja, konservatisme biasa dipakai untuk mereka
yang memegang ajaran standar agama pada umumnya, dan
fundamentalisme untuk mereka yang melakukan tekanan tertentu pada
ajaran agama sampai tahap ekstrim. Kedua pembagian ini bukanlah
pembagian yaang biner, tetapi lebih sebuah spektrum yang kontinyu.
Pembagian ini juga bukan pembagian yang mutlak, sebab dalam beberapa
contoh yang akan diberikan kemudian, terlihat bahwa beberapa
fundamentalis pun bergeser ke arah konservatif seiring dengan waktu
dan berubahnya keadaan.
SEJARAH FUNDAMENTALISME
Fundamentalisme meskipun mengklaim diri sebagai sebuah gerakan
pemurnian ajaran atau kembali ke masa awal, ia adalah sebuah gerakan
modern. Pemikiran tentang fundamentalisme baru mulai muncul ketika
gereja sudah mapan di dalam Gereja Katolik Roma, yang memegang
monopoli ajaran di abad pertengahan Eropa. Akar dari fundamentalisme
Kristen sendiri bisa dirunut mulai dari awal Reformasi, walaupun Martin
Luther maupun John Calvin sendiri sulit untuk dimasukkan ke dalam
kategori fundamentalis, jika kita memakai ukuran masa kini.
Hal yang menjadi akar bagi fundamentalis yang dirintis gerakan
Reformasi adalah tiga prinsip: sola gracia, sola fides, sola scriptura (hanya
rahmat, hanya iman, hanya Kitab Suci). Secara ringkas dapat dijelaskan
sebagai berikut. Sola gracia berarti keselamatan hanya dapat datang dari
Tuhan sebagai rahmat dan pemberian cuma-cuma. Ia tidak harus
diperoleh dengan mengumpulkan kebajikan atau pahala.
Sola fides berarti keselamatan yang merupakan rahmat hanya dapat
diperoleh dengan pengakuan iman kepada Yesus Sang Juru Selamat. Ia
menjadi satu-satunya jalan mencapai keselamatan. Sola scripturaberarti
hanya Kitab Suci yang menjadi petunjuk manusia menuju Allah, dan
dengan ini berarti seluruh hukum gereja tidak berlaku. Semua orang
berhak melihat apa yang Tuhan inginkan melalui Kitab Suci, tanpa
perantaraan imam atau gereja. Ajaran ini juga sering disebut sebagai
imamat seluruh umat beriman (priesthood of all believers). Dengan
demikian setiap umat beriman boleh membaca dan menafsirkan Kitab
Suci, tanpa tergantung pada ajaran resmi. Tuhan menyapa setiap orang
melalui Kitab Suci.
Kesemua prinsip di atas adalah reaksi atas monopoli ajaran Gereja Katolik
Roma. Mereka lahir dalam sebuah konteks. Imamat seluruh umat beriman
misalnya adalah sebuah reaksi atas bobroknya kekuasaan para imam di
zaman itu.
Luther setelah melakukan penyelidikan di dalam Kitab Suci menemukan
bahwa banyak praktek gereja di saat itu bertentangan dengan Kitab Suci.
Ia pun menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa yang bisa dibaca awam,
yaitu bahasa Jerman, karena Alkitab di waktu itu hanya tersedia dalam
bahasa Latin dan Yunani yang tidak dimengerti orang biasa (meskipun
belum banyak orang yang bisa membaca di waktu itu).
Akar kedua dari fundamentalisme adalah gerakan revivalisme di Eropa.
Aliran-aliran baru yang muncul dari revivalisme ini adalah Anabaptisme,
Puritanisme, Pietisme, dan Metodism yang lahir kurang lebih mulai dari
abad ke-16 sampai 18. Kesemua gerakan ini lahir sebagai reaksi atas makin
bergesernya Gereja Protestan ke arah kependetaan, upacara sakramen,
dan semakin duniawi sehingga mereka melihatnya semacam arah kembali
ke Katolik. Puritanisme Inggris misalnya lahir sebagai reaksi atas Gereja
Inggris (Anglikan) yang mereka lihat masih memegang ritualisme dan
sakramentalisme, dan semakin menyamai kepausan. Mereka lalu sewaktu
hijrah ke tanah baru Amerika mempraktekkan agama Kristen sesuai
dengan versi mereka.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Sayyid husein nasr erista
Sayyid husein nasr eristaSayyid husein nasr erista
Sayyid husein nasr erista
Lancenk Keramat
 
Power Point Filsafat Islam
Power Point Filsafat IslamPower Point Filsafat Islam
Power Point Filsafat Islam
Firdika Arini
 
Agama masyarakat primitif & modern
Agama masyarakat primitif & modernAgama masyarakat primitif & modern
Agama masyarakat primitif & modern
Rlin Goldenbee
 
Agama arti dan r lingkupnya
Agama arti dan r lingkupnyaAgama arti dan r lingkupnya
Agama arti dan r lingkupnya
Sutipyo Ru'iya
 

La actualidad más candente (19)

Tugas kel ii (ajaran sesat)
Tugas kel ii (ajaran sesat) Tugas kel ii (ajaran sesat)
Tugas kel ii (ajaran sesat)
 
Agama Islam
 Agama Islam Agama Islam
Agama Islam
 
Ilmu Kalam Mutazilah
Ilmu Kalam Mutazilah Ilmu Kalam Mutazilah
Ilmu Kalam Mutazilah
 
Sayyid husein nasr erista
Sayyid husein nasr eristaSayyid husein nasr erista
Sayyid husein nasr erista
 
Metode berteologi
Metode berteologiMetode berteologi
Metode berteologi
 
Pendidikan agama
Pendidikan agamaPendidikan agama
Pendidikan agama
 
Sekularisasi Agama
Sekularisasi AgamaSekularisasi Agama
Sekularisasi Agama
 
Spirituality and religion
Spirituality and religionSpirituality and religion
Spirituality and religion
 
Kritik Terhadap Faham Trancendent Unity of Religion
Kritik Terhadap Faham Trancendent Unity of ReligionKritik Terhadap Faham Trancendent Unity of Religion
Kritik Terhadap Faham Trancendent Unity of Religion
 
Memahami islam sbg worldview
Memahami islam sbg worldviewMemahami islam sbg worldview
Memahami islam sbg worldview
 
Dinasti Abasiyah
Dinasti AbasiyahDinasti Abasiyah
Dinasti Abasiyah
 
Power Point Filsafat Islam
Power Point Filsafat IslamPower Point Filsafat Islam
Power Point Filsafat Islam
 
Urgensi agama
Urgensi agamaUrgensi agama
Urgensi agama
 
Kelompok 5 : Masalah Orintealisme
Kelompok 5 : Masalah OrintealismeKelompok 5 : Masalah Orintealisme
Kelompok 5 : Masalah Orintealisme
 
Ilmu kalam
Ilmu kalamIlmu kalam
Ilmu kalam
 
Kelompok 6 : Pluralisme Agama
Kelompok 6 : Pluralisme AgamaKelompok 6 : Pluralisme Agama
Kelompok 6 : Pluralisme Agama
 
Agama masyarakat primitif & modern
Agama masyarakat primitif & modernAgama masyarakat primitif & modern
Agama masyarakat primitif & modern
 
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen ProtestanMakalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
 
Agama arti dan r lingkupnya
Agama arti dan r lingkupnyaAgama arti dan r lingkupnya
Agama arti dan r lingkupnya
 

Similar a Fundamentalisme - Ridho Musa

Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agamaSejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Kodogg Kritingg
 
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Giovanni Promesso
 
Cara berfikir kaum liberal dan fundamentalis dalam timbangan usul al fiqh mif...
Cara berfikir kaum liberal dan fundamentalis dalam timbangan usul al fiqh mif...Cara berfikir kaum liberal dan fundamentalis dalam timbangan usul al fiqh mif...
Cara berfikir kaum liberal dan fundamentalis dalam timbangan usul al fiqh mif...
Miftaqurrohman el-Qudsy
 

Similar a Fundamentalisme - Ridho Musa (20)

Makalah reformasi filsafat sosial [pos]
Makalah reformasi   filsafat sosial [pos]Makalah reformasi   filsafat sosial [pos]
Makalah reformasi filsafat sosial [pos]
 
00 makalah isu isu seputar radikalisme (revisi)
00 makalah isu isu seputar radikalisme (revisi)00 makalah isu isu seputar radikalisme (revisi)
00 makalah isu isu seputar radikalisme (revisi)
 
Isu isu seputar radikalisme (makalah)
Isu isu seputar radikalisme (makalah)Isu isu seputar radikalisme (makalah)
Isu isu seputar radikalisme (makalah)
 
Konsep Agama kristen Protestan
Konsep Agama kristen ProtestanKonsep Agama kristen Protestan
Konsep Agama kristen Protestan
 
18. edi susilo nim 1903018029 (review buku teologi islam dr.nasihun)
18. edi susilo  nim 1903018029 (review buku teologi islam dr.nasihun)18. edi susilo  nim 1903018029 (review buku teologi islam dr.nasihun)
18. edi susilo nim 1903018029 (review buku teologi islam dr.nasihun)
 
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agamaSejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
 
Agama Kristen protestan
 Agama Kristen protestan Agama Kristen protestan
Agama Kristen protestan
 
Pendekatan fenomenologis perbandingan agama
Pendekatan fenomenologis   perbandingan agamaPendekatan fenomenologis   perbandingan agama
Pendekatan fenomenologis perbandingan agama
 
Memahami konstitusi dogmatis dei verbum
Memahami konstitusi dogmatis dei verbumMemahami konstitusi dogmatis dei verbum
Memahami konstitusi dogmatis dei verbum
 
PPT AGAMA KELOMPOK 3.pptx
PPT AGAMA KELOMPOK 3.pptxPPT AGAMA KELOMPOK 3.pptx
PPT AGAMA KELOMPOK 3.pptx
 
Berbagai pendekatan konteks studi islam
Berbagai pendekatan konteks studi islamBerbagai pendekatan konteks studi islam
Berbagai pendekatan konteks studi islam
 
Paradigma Sekularistik dan Pengaruh Terhadap Islam
Paradigma Sekularistik dan Pengaruh Terhadap IslamParadigma Sekularistik dan Pengaruh Terhadap Islam
Paradigma Sekularistik dan Pengaruh Terhadap Islam
 
Aliran aliran hermeneutika
Aliran aliran hermeneutikaAliran aliran hermeneutika
Aliran aliran hermeneutika
 
Filsafat Patristik Timur dan Barat.pdf
Filsafat Patristik Timur dan Barat.pdfFilsafat Patristik Timur dan Barat.pdf
Filsafat Patristik Timur dan Barat.pdf
 
Filsafat Patristik Timur dan Barat.docx
Filsafat Patristik Timur dan Barat.docxFilsafat Patristik Timur dan Barat.docx
Filsafat Patristik Timur dan Barat.docx
 
Makalah agama
Makalah agamaMakalah agama
Makalah agama
 
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
 
Cara berfikir kaum liberal dan fundamentalis dalam timbangan usul al fiqh mif...
Cara berfikir kaum liberal dan fundamentalis dalam timbangan usul al fiqh mif...Cara berfikir kaum liberal dan fundamentalis dalam timbangan usul al fiqh mif...
Cara berfikir kaum liberal dan fundamentalis dalam timbangan usul al fiqh mif...
 
Mata Kuliah MSI, KLP 1 TERM 2.pptx
Mata Kuliah MSI, KLP 1 TERM 2.pptxMata Kuliah MSI, KLP 1 TERM 2.pptx
Mata Kuliah MSI, KLP 1 TERM 2.pptx
 
Makalah sejarah munculnya teologi islam
Makalah sejarah munculnya teologi islamMakalah sejarah munculnya teologi islam
Makalah sejarah munculnya teologi islam
 

Fundamentalisme - Ridho Musa

  • 1. FUNDAMENTALISME Arti Kata Fundamentalisme Kata fundamentalisme berasal dari kata fundament, yang berarti fondasi atau dasar. Ada juga kata lain yang kerap kali dipakai sebagai sinonim fundamentalisme, yaitu radikalisme, yang berasal dari kata radix, yang berarti akar. Karena itu fundamentalisme bisa diartikan sebagai sebuah gerakan kembali ke dasar atau kembali ke akar. Dengan demikian, fundamentalisme agama berarti gerakan kembali ke ajaran semula, pada ajaran awal agamanya. Pengertian ini memiliki makna positif, karena jika kita menerima bahwa ajaran agama pada dasarnya adalah baik, maka gerakan kembali ke ajaran semula tentunya juga baik adanya. Pandangan ini pulalah yang banyak dipahami oleh para fundamentalis. Pengertian ini juga kerap disertai makna kembali pada masa keemasan di zaman dahulu di mana agama menduduki posisi sentral, dan umumnya masa yang diacu adalah masa umat pertama yang terbentuk di bawah bimbingan nabinya.
  • 2. Pengertian kedua yang juga sering ditempelkan kepada fundamentalisme adalah literalisme. Artinya mereka memahami arti kitab suci secara literal. Dalam beberapa hal tampaknya ini benar, namun tidak sepenuhnya benar. Pengertian ketiganya adalah revivalisme, yang berasal dari kata revival yang artinya kebangkitan kembali. Kebangkitan kembali di sini bisa diartikan sebagai kebangkitan iman atas kondisi keimanan masyarakat yang merosot. Kebangkitan ini juga bisa diartikan sebuah perlawanan terhadap ajaran standar yang dilihat telah merosot dan tidak sesuai dengan ajaran asli. Makna fundamentalisme sendiri bisa dianggap sebagai gabungan dari semua makna di atas, meskipun ragam fundamentalisme sangat bermacammacam dan kerap kali berubah dari waktu ke waktu. Kata “Fundamentalisme” sendiri sebenarnya melekat pada makna tersebut karena dua belas pamflet yang berjudul “The Fundamentals” yang diterbitkan di Amerika antara tahun 1910-1915.
  • 3. Di dalamnya dimuat unsur-unsur doktrinal yang diakui sebagai “fundamental” bagi iman kristiani. Curtis Lee Laws sendiri, seorang editor di koran The Watchman Examiner, sebuah koran gereja Northern Baptist, di tahun 1920 menuliskan bahwa seorang “fundamentalis” adalah orang yang berani melakukan perang habis-habisan untuk membela fundamen-fundamen imannya. Jadilah kata tersebut melekat dalam penggunaan sampai sekarang. Meskipun arti literal fundamentalisme sebenarnya kurang tepat untuk menggambarkan seluruh perilaku kaum yang kita sebut fundamentalis tersebut, namun karena faktor historis dan kesepakatan bersama, jadilah kata itu dipakai sampai sekarang untuk menggambarkan suatu subkultur agama.
  • 4. Kata fundamentalisme juga sering dikaitkan dengan kata konservatisme. Sulit untuk membedakan secara jelas perbedaan kedua kata ini. Untuk sekadar memudahkan saja, konservatisme biasa dipakai untuk mereka yang memegang ajaran standar agama pada umumnya, dan fundamentalisme untuk mereka yang melakukan tekanan tertentu pada ajaran agama sampai tahap ekstrim. Kedua pembagian ini bukanlah pembagian yaang biner, tetapi lebih sebuah spektrum yang kontinyu. Pembagian ini juga bukan pembagian yang mutlak, sebab dalam beberapa contoh yang akan diberikan kemudian, terlihat bahwa beberapa fundamentalis pun bergeser ke arah konservatif seiring dengan waktu dan berubahnya keadaan.
  • 5. SEJARAH FUNDAMENTALISME Fundamentalisme meskipun mengklaim diri sebagai sebuah gerakan pemurnian ajaran atau kembali ke masa awal, ia adalah sebuah gerakan modern. Pemikiran tentang fundamentalisme baru mulai muncul ketika gereja sudah mapan di dalam Gereja Katolik Roma, yang memegang monopoli ajaran di abad pertengahan Eropa. Akar dari fundamentalisme Kristen sendiri bisa dirunut mulai dari awal Reformasi, walaupun Martin Luther maupun John Calvin sendiri sulit untuk dimasukkan ke dalam kategori fundamentalis, jika kita memakai ukuran masa kini. Hal yang menjadi akar bagi fundamentalis yang dirintis gerakan Reformasi adalah tiga prinsip: sola gracia, sola fides, sola scriptura (hanya rahmat, hanya iman, hanya Kitab Suci). Secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut. Sola gracia berarti keselamatan hanya dapat datang dari Tuhan sebagai rahmat dan pemberian cuma-cuma. Ia tidak harus diperoleh dengan mengumpulkan kebajikan atau pahala.
  • 6. Sola fides berarti keselamatan yang merupakan rahmat hanya dapat diperoleh dengan pengakuan iman kepada Yesus Sang Juru Selamat. Ia menjadi satu-satunya jalan mencapai keselamatan. Sola scripturaberarti hanya Kitab Suci yang menjadi petunjuk manusia menuju Allah, dan dengan ini berarti seluruh hukum gereja tidak berlaku. Semua orang berhak melihat apa yang Tuhan inginkan melalui Kitab Suci, tanpa perantaraan imam atau gereja. Ajaran ini juga sering disebut sebagai imamat seluruh umat beriman (priesthood of all believers). Dengan demikian setiap umat beriman boleh membaca dan menafsirkan Kitab Suci, tanpa tergantung pada ajaran resmi. Tuhan menyapa setiap orang melalui Kitab Suci. Kesemua prinsip di atas adalah reaksi atas monopoli ajaran Gereja Katolik Roma. Mereka lahir dalam sebuah konteks. Imamat seluruh umat beriman misalnya adalah sebuah reaksi atas bobroknya kekuasaan para imam di zaman itu.
  • 7. Luther setelah melakukan penyelidikan di dalam Kitab Suci menemukan bahwa banyak praktek gereja di saat itu bertentangan dengan Kitab Suci. Ia pun menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa yang bisa dibaca awam, yaitu bahasa Jerman, karena Alkitab di waktu itu hanya tersedia dalam bahasa Latin dan Yunani yang tidak dimengerti orang biasa (meskipun belum banyak orang yang bisa membaca di waktu itu). Akar kedua dari fundamentalisme adalah gerakan revivalisme di Eropa. Aliran-aliran baru yang muncul dari revivalisme ini adalah Anabaptisme, Puritanisme, Pietisme, dan Metodism yang lahir kurang lebih mulai dari abad ke-16 sampai 18. Kesemua gerakan ini lahir sebagai reaksi atas makin bergesernya Gereja Protestan ke arah kependetaan, upacara sakramen, dan semakin duniawi sehingga mereka melihatnya semacam arah kembali ke Katolik. Puritanisme Inggris misalnya lahir sebagai reaksi atas Gereja Inggris (Anglikan) yang mereka lihat masih memegang ritualisme dan sakramentalisme, dan semakin menyamai kepausan. Mereka lalu sewaktu hijrah ke tanah baru Amerika mempraktekkan agama Kristen sesuai dengan versi mereka.