1. 1)
Ade, Generasi Muda Jangan Mengeluh, Berwirausahalah, Medan: Sumatera Utara Pos, 2011, hlm.2
2)
Muhammad Musrofi, Mendulang Rezeki Bermodal Hobi, Yogyakarta: Insan Media, 2008, hlm. 2
3)
Bong Chandra, Unlimited Wealth, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2011, hlm. 11
4)
Ibid., hlm. 15
5)
Musrofi, Op. Cit., hlm. 178, et. seq.
6)
Chandra, Op. Cit., hlm. 21
7)
Musrofi, Loc. Cit.
Berwirausaha, Hapus Angka Pengangguran
Dari tahun ke tahun, jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat. Namun tidak dengan
lapangan pekerjaan. Peningkatan yang tidak seimbang antara jumlah penduduk dengan lapangan
pekerjaan ini mengakibatkan semakin banyaknya jumlah pengangguran di Indonesia.
Sebagai generasi muda, kita harus pandai-pandai mengambil langkah untuk menuju masa
depan kita. Kita tidak boleh hanya sekedar bergantung pada lowongan pekerjaan yang tersedia pada
iklan baris di koran-koran. Lalu apa yang harus kita lakukan?
Ketua Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Generasi Amanah, Indra Prawira
mengatakan,”Masih banyak pengangguran di negeri ini, dan kita sebagai generasi muda, jangan hanya
bisa mengeluh pada pemerintah. Justru dengan berwirausaha, berati kita secara aktif terlibat dalam
menyelesaikan masalah pengangguran dengan ikut menyediakan lapangan pekerjaan.”1)
Bukankah ada benarnya pernyataan tersebut? Kemudian apa yang akan anda lakukan
selanjutnya? Anda tertarik untuk berperan serta dalam menghapus pengangguran di negeri ini? Jika
iya, ada baiknya kita telaah terlebih dahulu maksud dari kewirausahaan sendiri. “Kewirausahaan
adalah tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta
membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif dan inovatif.”2)
Lalu apa sebenarnya tujuan orang berwirausaha? Apa yang wirausahawan cari selama ini?
‘Uang’ atau ‘Peluang’? Ya, tujuan akhir dari seorang wirausahawan adalah uang. Tetapi, akan lebih
baik jika kita memulainya dari sebuah peluang. Mengapa? Coba kita perhatikan lagi. Uang memang
dapat membuat kita kaya dengan cepat, tetapi belum tentu bertahan lama.3)
Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana kita harus memulai suatu usaha?
Baiklah, pertama kita harus mengubah pola pikir (mindset) diri kita! Kita harus mengubah pola pikir
umum yang awalnya kita harus bekerja, mendapatkan uang, kemudian menemukan masa depan yang
cerah menjadi bekerja, membangun aset, mendapatkan uang, kemudian menemukan masa depan yang
cerah. Dengan membangun aset, kita tidak perlu menukarkan waktu kita hanya untuk menghasilkan
uang, asetlah yang akan menghasilkan uang untuk kita.4)
Selain itu, menurut Robert T. Kiyosaki, dalam menjani usaha, kita juga harus memiliki cara
berpikir dan kebiasaan tertentu, seperti memiliki keberanian mengambil risiko yang telah
diperhitungkan dengan matang, membuat risiko, kekalahan, dan kegagalan sebagai inspirasi, memiliki
pemikiran jangka panjang, lebih banyak melakukan analisis, dan bersikap optimistis.5)
Memiliki pemikiran jangka panjang terkadang disalahartikan oleh sebagian orang hingga
membuat diri mereka terjerumus pada pemikiran yang terlalu rumit. Terkadang kepintaran yang kita
miliki membuat kita berpikir terlalu kompleks. Padahal, kesederhanaan dalam berpikir juga kita
butuhkan agar lebih sering mendapat peluang.6)
Banyak pakar manajemen dan bisnis yang membeberkan berbagai jurus agar orang bisa
menjadi pemilik bisnis atau investor. Hal ini berarti secara implisit menunjukkan bahwa sebuah usaha
atau berwirausaha itu dapat dipelajari dan dapat dilatih.7)
Jadi, sudah siapkah anda menjadi penghapus
angka pengangguran? -RR
Riksa Rizki Zetta Adeli
XI IPA 5 / 24
2. Daftar Pustaka
Ade. (2011, Mei 31). Generasi Muda Jangan Mengeluh, Berwirausahalah. Sumatera Utara
Pos[online], halaman 2. Tersedia: http://pkbmgenerasiamanah.or.id [31 Februari 2013].
Chandra, Bong. 2011. Unlimited Wealth. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Musrofi, Muhammad. 2008. Mendulang Rezeki Bermodal Hobi. Yogyakarta: Insan Madani.
Berwirausaha, Hapus Angka Pengangguran
Dari tahun ke tahun, jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat. Namun tidak dengan
lapangan pekerjaan. Peningkatan yang tidak seimbang antara jumlah penduduk dengan lapangan
pekerjaan ini mengakibatkan semakin banyaknya jumlah pengangguran di Indonesia.
Sebagai generasi muda, kita harus pandai-pandai mengambil langkah untuk menuju masa
depan kita. Kita tidak boleh hanya sekedar bergantung pada lowongan pekerjaan yang tersedia pada
iklan baris di koran-koran. Lalu apa yang harus kita lakukan?
Ketua Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Generasi Amanah, Indra Prawira
mengatakan,”Masih banyak pengangguran di negeri ini, dan kita sebagai generasi muda, jangan hanya
bisa mengeluh pada pemerintah. Justru dengan berwirausaha, berati kita secara aktif terlibat dalam
menyelesaikan masalah pengangguran dengan ikut menyediakan lapangan pekerjaan.”(Ade, 2011:2)
Bukankah ada benarnya pernyataan tersebut? Kemudian apa yang akan anda lakukan
selanjutnya? Anda tertarik untuk berperan serta dalam menghapus pengangguran di negeri ini? Jika
iya, ada baiknya kita telaah terlebih dahulu maksud dari kewirausahaan sendiri. Muhammad (2008:2)
mengatakan bahwa kewirausahaan adalah tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam
seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif
dan inovatif.
Lalu apa sebenarnya tujuan orang berwirausaha? Apa yang wirausahawan cari selama ini?
‘Uang’ atau ‘Peluang’? Ya, tujuan akhir dari seorang wirausahawan adalah uang. Tetapi, akan lebih
baik jika kita memulainya dari sebuah peluang. Mengapa? Coba kita perhatikan lagi. Uang memang
dapat membuat kita kaya dengan cepat, tetapi belum tentu bertahan lama.(Chandra, 2011:11)
Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana kita harus memulai suatu usaha?
Baiklah, pertama kita harus mengubah pola pikir (mindset) diri kita! Kita harus mengubah pola pikir
umum yang awalnya kita harus bekerja, mendapatkan uang, kemudian menemukan masa depan yang
cerah menjadi bekerja, membangun aset, mendapatkan uang, kemudian menemukan masa depan yang
cerah. Dengan membangun aset, kita tidak perlu menukarkan waktu kita hanya untuk menghasilkan
uang, asetlah yang akan menghasilkan uang untuk kita.(Chandra, 2011:15)
Selain itu, menurut Robert T. Kiyosaki (Muhammad, 2008:178), dalam menjani usaha, kita
juga harus memiliki cara berpikir dan kebiasaan tertentu, seperti memiliki keberanian mengambil
risiko yang telah diperhitungkan dengan matang, membuat risiko, kekalahan, dan kegagalan sebagai
inspirasi, memiliki pemikiran jangka panjang, lebih banyak melakukan analisis, dan bersikap
optimistis.
Memiliki pemikiran jangka panjang terkadang disalahartikan oleh sebagian orang hingga
membuat diri mereka terjerumus pada pemikiran yang terlalu rumit. Terkadang kepintaran yang kita
miliki membuat kita berpikir terlalu kompleks. Padahal, kesederhanaan dalam berpikir juga kita
butuhkan agar lebih sering mendapat peluang.(Chandra, 2011:21)
Riksa Rizki Zetta Adeli
XI IPA 5 / 24
3. 1)
Ade, Generasi Muda Jangan Mengeluh, Berwirausahalah, Medan: Sumatera Utara Pos, 2011, hlm.2
2)
Muhammad Musrofi, Mendulang Rezeki Bermodal Hobi, Yogyakarta: Insan Media, 2008, hlm. 2
3)
Bong Chandra, Unlimited Wealth, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2011, hlm. 11
4)
Ibid., hlm. 15
5)
Musrofi, Op. Cit., hlm. 178, et. seq.
6)
Chandra, Op. Cit., hlm. 21
7)
Musrofi, Loc. Cit.
Banyak pakar manajemen dan bisnis yang membeberkan berbagai jurus agar orang bisa
menjadi pemilik bisnis atau investor. Hal ini berarti secara implisit menunjukkan bahwa sebuah usaha
atau berwirausaha itu dapat dipelajari dan dapat dilatih.(Musrofi, 2008:178) Jadi, sudah siapkah anda
menjadi penghapus angka pengangguran? -RR