Dokumen tersebut membahas tentang peranan advokasi dalam program perbaikan gizi mikro. Ia menjelaskan pengertian advokasi gizi, tujuannya, masalah gizi di Indonesia, program perbaikan gizi serta jenis-jenis program perbaikan gizi seperti penanggulangan anemia, gangguan akibat kekurangan iodium, dan kekurangan vitamin A.
1. ADVOKASI GIZI
“Peranan Advokasi
Dalam Program
Pelayanan Gizi Mikro” Kelompok 2 :
1. Sri Wahyuni Langke
(711331122062)
2. Farichah Meychati Saud
(711331122055)
3. Sri Wahyuni Ningsi Modeong
(711331122063)
4. Saspa Paputungan
(711331122061)
2. Pengertian Advokasi
Advokasi adalah program komunikasi untuk mendekatkan
problem publik kepada pembuatan kebijakan (Proceeding
IFPPD, 2002)
Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan
publik melalui bermacam-macam bentuk komunikasi
persuasif (JHU, 1999)
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan
terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari
pihak-pihak yang terkait (stakeholders).
Advokasi merupakan serangkaian kegiatan komunikasi
untuk mempengaruhi penentu kebijakan dengan cara:
membujuk, meyakinkan, menjual ide agar memberikan
dukungan terhadap upaya penyelenggaraan pelayanan
kesehatan masyarakat yang merata dan terjangkau oleh
masyarakat
3. Tujuan Advokasi Gizi
Tujuan umum
Advokasi diarahkan untuk menghasilkan dukungan yang berupa
kebijakan (misalnya dalam bentuk peraturan perundang-undangan),
dana, sarana, dan lain-lain ) dalam mencapai tujuan kegiatan program
gizi.
Tujuan umum
Advokasi diarahkan untuk menghasilkan dukungan yang berupa
kebijakan (misalnya dalam bentuk peraturan perundang-undangan),
dana, sarana, dan lain-lain ) dalam mencapai tujuan kegiatan program
gizi.
4. Program perbaikan gizi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari implementasi program kesehatan, baik di
tingkat makro maupun mikro. Pada tingkat mikro, program
perbaikan gizi di puskesmas merupakan salah program dari
7 (tujuh) program dasar yang ada, yaitu Program
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Program Perbaikan Gizi,
Program Kesehatan Lingkungan, Program Promosi
Kesehatan, Program Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit (P2P), Program Pengobatan dan Program
Spesifik Lokal. Berhasil tidaknya pelaksanaan ke tujuh
program ini, semua tergantung dari pengelolaan atau
penyelenggaraannya termasuk pengelolaan program
perbaikan gizi.
5. Masalah Gizi di Indonesia
Kurang Energi Protein (KEP)
Anemia Gizi
Kurang Vitamin A
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
6. Kegiatan Perbaikan Gizi
A. Penanggulangan Kekurangan Vitamin A
Sasaran program ini adalah anak-anak daerah yang rawan kekurangan vitamin A
yaitu anak-anak pra-sekolah di sejumlah propinsi, untuk mencapai sasaran tersebut
dilakukan pembagian kapsul, Vitamin A dosis tinggi setiap enam bulan sekali melalui
kegiatan UPGK , UPGK intensif , puskesmas dan seluruh distribusi khusus .
B. Penanggulangan Anemia Gizi Besi
Dalam program ini dilakukan kepada wanita hamil, anak-anak 0-6 tahun
dan golongan pekerja berpenghasilan rendah karena pada golongan ini
merupakan golongn yang rawan terhadap masalah gizi , program ini
dijalankan dengan mendistribusi pil besi dan ini merupakan salah satu
paket dalam kegiatan UPGK.
C. Pemberdayaan masyarakat di bidang gizi
Pemberdayaan masyarakat di bidang gizi dimaksudkan untuk
meningkatkan kemandirian masyarakat dalam memerangi kelaparan dan
peduli terhadap masalah gizi yang muncul di masyarakat. Masyarakat
harus dilibatkan dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
penanggulangan masalah gizi mikro, sehingga akan tercipta komitmen
yang baik antara masyarakat dan petugas.
7. Sasaran Pokok Program Perbaikan Gizi di Masyarakat
Menurunnya angka atau prevalensi gizi kurang pada balita
Terlaksananya program perbaikan gizi untuk KVA, GAKY, KEP, Anemia
zat besi dan Gizi lebih
Meningkatkan jumlah keluarga yang sadar akan gizi pada balita
8. Pengertian Perbaikan Gizi Mikro
Masalah gizi lainnya yang cukup penting adalah
masalah gizi mikro, terutama untuk kurang yodium,
kurang vitamin A dan kurang zat besi. Menurut World
Summit for Children (WSC) goal, diharapkan pada
tahun 2000 seluruh negara sudah tidak lagi
mempunyai masalah gizi mikro, yang ditandai
dengan sudah universalnya konsumsi garam
beryodium, seluruh anak dan ibu nifas telah
mendapat kapsul vitamin A, tidak dijumpai lagi kasus
xeropthalmia, menurunnya prevalensi anemia gizi
besi pada wanita usia subur sebesar sepertiga dari
kondisi tahun 1990.
9. Survei tahun 2003 merupakan survei nasional yang
mengevaluasi dampak dari intensifikasi program
penanggulangan GAKY setelah dilakukan data dasar
tahun 1996/1998. Kegiatan utama dari program ini adalah
mengupayakan peningkatan konsumsi garam beryodium,
dan juga memberikan kapsul yodium terutama pada
daerah endemik berat dan sedang yang dinilai
berdasarkan data dasar 1996/1998. Garam beryodium
sampai dengan tahun 2003, dikonsumsi oleh 73.2%
rumah tangga secara adekuat/cukup. Angka ini cukup
bervariasi antar wilayah kabupaten, mulai dari <40%
sampai yang sudah >90% rumah tangga menkonsumsi
garam beryodium.
10. Jenis-Jenis Program Perbaikan Gizi
A. Penanggulangan Anemia Gizi Besi
Peningkatan suplementasi tablet besi pada Bumil dengan memperbaiki
sistem distribusi dan monitoringnya secara terintegrasi dengan program
lainnya, seperti UPGK, pelayanan Bumil, dll.
Peningkatan KIE untuk meningkatkan konsumsi tablet besi dan
bahan makanan alamiah sumber zat besi
Suplementasi tablet besi kepada anak sekolah remaja putri dan wanita
pekerja yang tinggal di daerah miskin sdgkan di daerah lain suplementasi
berlandaskan kepada kemandirian yang didukung dengan kegiatan
kampanye peningkatan konsumsi tablet besi
B. Penanggulangan GAKI
Penanggulangan GAKI diintegrasikan ke dalam penanggulangan
kemiskinan secara nasional.
Peningkatan program Iodisasi garam dengan cara garam sebagai komoditi
strategis dalam menanggulangi masalah GAKI
Peningkatan KIE dengan pendekatan pemasaran sosial untuk
meningkatkan konsumsi garam beriodium
11. c. Penanggulangan KVA
Prioritas distribusi kapsul vitamin A :
Balita di daerah angka morbiditas tinggi
Balita di daerah kantong2 rawan KVA
Balita penderita Campak
Balita diare
Ibu Nifas
Peningkatan KIE gizi melalui kampanye dan
pemasaran sosial dalam rangka meningkatkan
konsumsi makanan alamiah sumber vitamin A