Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
IMAM SANDIKA-FST.pdf
1. SKRIPSI
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENILAIAN KINERJA
PEGAWAI DENGAN METODE RATING SCALE
(STUDI KASUS: YAYASAN MANDIRI AMAL INSANI)
Disusun Oleh:
Imam Sandika
1112093000093
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019 M / 1440 H
2. SKRIPSI
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENILAIAN KINERJA
PEGAWAI DENGAN METODE RATING SCALE
(STUDI KASUS: YAYASAN MANDIRI AMAL INSANI)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer pada
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
Imam Sandika
1112093000093
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019 M / 1440 H
3. ii
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENILAIAN KINERJA
PEGAWAI DENGAN METODE RATING SCALE
(STUDI KASUS: YAYASAN MANDIRI AMAL INSANI)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer pada
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
Imam Sandika
1112093000093
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019 M / 1440 H
4. iii
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENILAIAN KINERJA
PEGAWAI DENGAN METODE RATING SCALE
(STUDI KASUS: YAYASAN MANDIRI AMAL INSANI)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer pada
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
Imam Sandika
1112093000093
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sistem Informasi
5. iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer pada
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Menyetujui,
Mengetahui,
6. v
ABSTRAK
Imam Sandika (1112093000093), Rancang Bangun Sistem Informasi Penilaian
Kinerja Pegawai dengan Metode Rating Scale (Studi Kasus: Yayasan Mandiri
Amal Insani). Dibawah bimbingan Meinarini Catur Utami dan Suci Ratnawati.
Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation didirikan pada tanggal 2 Oktober
2014. MAI menjalankan fungsinya sebagai sebuah Foundation atau yang biasanya
disebut dengan yayasan, yaitu menghimpun, mengelola, dan mendistribusikan
dana zakat, infaq, sedekah, wakaf, dan dana sosial lainnya dari masyarakat umum
kepada mereka yang membutuhkan. Saat ini proses penilaian kinerja yang
dilakukan oleh Yayasan Mandiri Amal Insani dalam menghitung kinerja pegawai
masih menggunakan memakan waktu yang lama, dari total keseluruhan pegawai
berjumlah 430 orang, membutuhkan waktu 1 minggu proses pengerjaan dan
membutuhkan biaya dalam pengadaan kertas untuk mencetak laporan sebesar Rp.
1.000.000, dan saat ini belum memiliki tempat penyimpanan data yang terpusat
untuk data pegawai dan data penilaian pegawai. Dengan adanya kendala-kendala
tersebut berdampak pada proses lamanya penilaian kinerja dan keamanan data.
Pada Sistem yang akan dibuat menggunakan metode Rating Scale untuk
menentukan nilai kinerja pegawai dan pengembangan sistem menggunakan
metode Rapid Application Development (RAD), tools Unified Modelling
Language (UML), Jude Community dan YED Diagram sebagai tools. Tujuan dari
dibuat sistem ini adalah memudahkan bagian kepegawaian dalam penilaian
pegawai serta mengurangi waktu dalam proses penilaian. Hasil penelitian ini
adalah tersedianya sistem informasi penilaian kinerja pegawai yang bisa
mengurangi waktu proses penilaian kinerja menjadi 3 hari pengerjaan, serta
mengurangi penggunaan kertas yang berlebih dalam pelaporan penilaian kinerja
kepada Direktur.
Kata Kunci: Yayasan Mandiri Amal Insani, Rating Scale, Rapid Application
Development (RAD), Unified Modelling Language (UML).
Bab 1-5 + xxiii Halaman + 156 Halaman + 34 Gambar + 20 Tabel + 4 Daftar
Simbol + Lampiran
Daftar Pustaka: (30, 2002 - 2015)
7. vi
HALAMAN PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR ASLI KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Juli 2019
Imam Sandika
NIM: 1112093000093
8. vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat Iman, nikmat Islam, dan hidayah kepada hamba-Nya.
Shalawat serta salam marilah kita curahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Semoga kita semua mendapatkan syafaatnya baik di dunia maupun akhirat.
Skripsi yang berjudul “Sistem Informasi Penilaian Kinerja Pegawai
dengan Metode Rating Scale (Studi Kasus: Yayasan Mandiri Amal Insani)” ini
merupakan salah satu bagian penting untuk memenuhi persyaratan memperoleh
gelar sarjana (S-1) Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan laporan ini banyak sekali pihak yang terlibat untuk
membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Maka dengan rasa
syukur dan hormat penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
memberikan bantuan, bimbingan, dan pengarahan. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Env. Stud selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak A‟ang Subiyakto, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Sistem
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, dan Ibu Nida‟ul Hasanati, MMSI
9. viii
selaku Sekretaris Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Meinarini Catur Utami, M.T, Selaku Pembimbing I dan Ibu Suci
Ratnawati, MTI selaku pembimbing II yang secara bijaksana dan
kooperatif telah memberikan bimbingan, ilmu, pengetahuan, pengarahan,
motivasi, dan semangat.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Sains dan Teknologi yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis, khususnya untuk Dosen Program
Studi Sistem Informasi.
5. Bapak Abdul Ghofur selaku Direktur Utama, Bapak Gilang Ramadhan dan
Bapak Yasin selaku bagian Kepegawaian yang selalu memberikan data
yang dibutuhkan.
6. Pegawai Yayasan Mandiri Amal Insani yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, yang telah membantu penulis selama pelaksanaan penelitian.
7. Kepada Bapak dan Ibu saya yang selalu memberikan doa, dan motivasi
ketika saya merasakan lelah saat menyusun laporan penelitian.
8. Sahabat seperjuangan Keluarga Besar KSR UIN Jakarta dan teman-teman
seperjuangan lainnya yang telah memberikan dukungan moral dan
semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Keluarga Besar Mahasiswa Program Kerjasama CCIT FTUI dengan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Sistem Informasi Pola 1.3 Angkatan
2011.
10. ix
10. Seluruh pihak yang telah banyak berjasa dalam menyelesaikan laporan ini
yang tidak bisa disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi
sedikitpun rasa terima kasih dari penulis.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna,
maka kritik beserta saran yang bersifat membangun sangat diharapkan agar
penyusunan laporan ini menjadi lebih baik bagi semua pihak sebagai informasi
bahan karya tulis, studi literature, maupun materi penelitian lebih lanjut.
Jakarta, Juli 2019
Peneliti
Imam Sandika
1112093000093
11. x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN .................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN.............................................................................. vi
KATA PENGANTAR......................................................................................... vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah....................................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah.......................................................................................... 3
1.4 Batasan Masalah............................................................................................. 3
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
1.6 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5
1.7 Metode Penelitian........................................................................................... 6
1.7.1 Metode Pengumpulan Data.................................................................. 6
1.7.2 Metode Pengembangan Sistem ............................................................ 7
1.7.3 Metode Penilaian Kinerja..................................................................... 8
1.8 Sistematika Penulisan..................................................................................... 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 10
2.1 Konsep Rancang Bangun ............................................................................. 10
2.1.1 Definisi Perancangan ......................................................................... 10
2.1.2 Definisi Pembangunan ....................................................................... 10
2.1.3 Definisi Rancang Bangun .................................................................. 10
12. xi
2.2 Konsep Dasar Sistem ................................................................................... 11
2.2.1 Definisi Sistem................................................................................... 11
2.2.2 Karakteristik Sistem........................................................................... 11
2.3 Konsep Dasar Informasi.............................................................................. 13
2.3.1 Definisi Informasi .............................................................................. 13
2.3.2 Siklus Informasi ................................................................................. 14
2.4 Konsep Sistem Informasi ............................................................................. 15
2.4.1 Definisi Sistem Informasi .................................................................. 15
2.4.2 Komponen Sistem Infomasi............................................................... 15
2.5 Sumber Daya Manusia (SDM)..................................................................... 17
2.6 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) ............................................. 17
2.7 Penilaian....................................................................................................... 17
2.7.1 Pengertian Pegawai ............................................................................ 18
2.7.2 Pengertian Penilaian........................................................................... 18
2.8 Kajian Al-Quran Tentang Konsep Penilaian Kinerja................................... 18
2.9 Pengertian Kinerja........................................................................................ 20
2.10 Konsep Penilaian Kinerja............................................................................. 22
2.10.1 Definisi Penilaian Kinerja................................................................ 22
2.10.2 Unsur-Unsur Penilaian Kinerja........................................................ 23
2.10.3 Tujuan Penilaian Kinerja.................................................................. 24
2.10.4 Manfaat Penilaian Kinerja................................................................ 26
2.11 Metode Rating Scale .................................................................................... 30
2.12 Basis Data..................................................................................................... 32
2.12.1 Definisi Basis Data............................................................................ 32
2.12.2 DBMS (Database Management System) .......................................... 33
13. xii
2.12.3 RDMS (Relational Database Management System)......................... 34
2.13 Pemrograman Berorientasi Objek................................................................ 34
2.13.1 Keuntungan Pemrograman Berorietasi Objek .................................. 35
2.13.2 Bahasa Pemrograman Berorietasi Objek .......................................... 36
2.14 Analisis dan Desain Berorientasi Objek ...................................................... 36
2.15 Metode Pengembangan Sistem ................................................................... 37
2.15.1 SDLC (Software Development Life Cycle)....................................... 37
2.15.2 RAD (Rapid Aplication Development) ............................................. 38
2.15.3 Keunggulan dan Kelemahan Model RAD ........................................ 39
2.16 Konsep UML (Unified Modelling Language) ............................................. 40
2.16.1 Use Case Diagram............................................................................. 41
2.16.2 Activity Diagram................................................................................ 42
2.16.3 Sequence Diagram............................................................................. 42
2.16.4 Class Diagram................................................................................... 43
2.17 Unsur- Unsur Dalam Perancangan Sistem................................................... 44
2.17.1 Web Browser..................................................................................... 44
2.17.2 HTML (Hypertext Markup Language) ............................................. 44
2.17.3 Pemograman PHP (Hypertext Prepocesor) ...................................... 45
2.17.4 MySQL.............................................................................................. 45
2.17.5 XAMPP dan PhpMyAdmin .............................................................. 46
2.18 Pengujian Sistem.......................................................................................... 47
2.18.1 White Box Testing ............................................................................. 47
2.18.2 Black Box Testing.............................................................................. 49
2.18.3 Keuntungan Black Box Testing......................................................... 50
BAB 3 METODE PENELITIAN....................................................................... 52
14. xiii
3.1 Metode Pengumpulan Data.......................................................................... 52
3.2 Metode Peniliaian Kinerja............................................................................ 57
3.3 Metode Pengembangan Sistem .................................................................... 57
3.4 Kerangka Berpikir........................................................................................ 59
BAB 4 PEMBAHASAN...................................................................................... 60
4.1 Perencanaan Syarat-Syarat (Requirement Planning)................................... 60
4.1.1 Gambaran Umum Yayasan Mandiri Amal Insani.............................. 60
4.1.2 Metode Penilaian Kinerja dengan Rating Scale................................. 63
4.1.3 Sistem Berjalan .................................................................................. 73
4.1.4 Sistem Usulan..................................................................................... 74
4.2 Proses Desain (Workshop and Design)........................................................ 75
4.2.1 Perancangan Sistem ........................................................................... 75
4.2.2 Perancangan Database..................................................................... 105
4.2.3 Perancangan Interface...................................................................... 110
4.3 Implementasi (Implementation) ................................................................. 113
4.3.1 Pemrograman ................................................................................... 113
4.3.2 Pengujian Sistem.............................................................................. 114
BAB 5 PENUTUP.............................................................................................. 115
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 115
5.2 Saran........................................................................................................... 115
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 117
LAMPIRAN
15. xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Siklus Informasi ................................................................................ 14
Gambar 2.2 Unsur-Unsur Sistem Penilaian Kinerja ............................................ 23
Gambar 2.3 Metode Skala Peringkat ................................................................... 32
Gambar 2.4 Fase-Fase Rapid Aplication Development ........................................ 39
Gambar 2.5 Use Case Diagram ............................................................................ 41
Gambar 2.6 Activity Diagram Pemesanan Tiket .................................................. 42
Gambar 2.7 Sequence Diagram ............................................................................ 43
Gambar 2.8 Class Diagram .................................................................................. 44
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 59
Gambar 4.1 Logo Yayasan Mandiri Amal Insani ................................................ 60
Gambar 4.2 Struktur Organisani Yayasan ........................................................... 63
Gambar 4.3 Penentuan Variabel dan Indikator .................................................... 64
Gambar 4.4 Analisis sistem berjalan .................................................................... 73
Gambar 4.5 Analisis Sistem Usulan ..................................................................... 75
Gambar 4.6 Use Case Diagram ............................................................................ 78
Gambar 4.7 Activity Diagram Login .................................................................... 85
Gambar 4.8 Activity Diagram Mengolah Data Pegawai ...................................... 86
Gambar 4.9 Activity Diagram Mengolah Data Variabel ...................................... 87
Gambar 4.10 Activity Diagram Mengolah Data Indikator ................................... 88
Gambar 4.11 Activty Diagram Mengolah Data Penilaian..................................... 89
Gambar 4.12 Activity Diagram Melihat Laporan Penilaian Bulanan ................... 90
Gambar 4.13 Activity Diagram Melihat Laporan Penilaian Tahunan .................. 91
Gambar 4.14 Activity Diagram Lihat Data Pegawai ............................................ 92
Gambar 4.15 Activity Diagram Edit Profil ........................................................... 93
Gambar 4.16 Activity Diagram Logout ................................................................ 94
Gambar 4.17 Class Diagram ................................................................................ 96
Gambar 4.18 Sequence Diagram Login ............................................................... 97
Gambar 4.19 Sequence Diagram Mengolah Data Pegawai ................................. 98
16. xv
Gambar 4.20 Sequence Diagram Mengolah Penilaian Pegawai ......................... 99
Gambar 4.21 Sequence Diagram Mengolah Data Variabel ................................ 100
Gambar 4.22 Sequence Diagram Mengolah Data Indikator .............................. 101
Gambar 4.23 Sequence Diagram Edit Profil ...................................................... 102
Gambar 4.24 Sequence Diagram Melihat Laporan bulanan .............................. 102
Gambar 4.25 Sequence Diagram Melihat Laporan Tahunan.............................. 103
Gambar 4.26 Sequence Diagram View Data Pegawai......................................... 104
Gambar 4.27 Sequence Diagram Logout ........................................................... 105
Gambar 4.28 Mapping Database ....................................................................... 106
Gambar 4.29 Halaman Login ............................................................................. 110
Gambar 4.30 Halaman Utama Pegawai .............................................................. 111
Gambar 4.31 Menu Utama Kepegawaian .......................................................... 111
Gambar 4.32 Halaman Utama Input Pegawai .................................................... 112
Gambar 4.33 Halaman Edit Pegawai .................................................................. 112
Gambar 4.34 Halaman Hapus Pegawai .............................................................. 113
17. xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Alternatif Bobot Penilaian .................................................................. 32
Tabel 3.1 Tabel Studi Literatur ............................................................................ 54
Tabel 4.1 Penentuan Nilai Bobot pada Indiaktor ................................................ 65
Tabel 4.2 Keterangan Nilai yang Diberikan ....................................................... 66
Tabel 4.3 Skala Penilaian Kinerja Pegawai ......................................................... 67
Tabel 4.4 Identifikasi Aktor ................................................................................. 76
Tabel 4.5 Identifikasi Use Case Diagram ............................................................ 77
Tabel 4.6 Use Case Scenario Login ..................................................................... 79
Tabel 4.7 Use Case Scenario Edit Pegawai ........................................................ 79
Tabel 4.8 Use Case Scenario View Data Pegawai ............................................... 80
Tabel 4.9 Use Case Mengolah Data Variabel ..................................................... 81
Tabel 4.1 Use Case Mengolah Data Indikator .................................................... 82
Tabel 4.11 Use Case Mengolah Penilaian Pegawai ............................................ 83
Tabel 4.12 Use Case Melihat Laporan Bulanan .................................................. 83
Tabel 4.13 Use Case Melihat Laporan Tahunan .................................................. 84
Tabel 4.14 Identifikasi Class Diagram ................................................................ 95
Tabel 4.15 Perancangan Database Tabel Jabatan .............................................. 106
Tabel 4.16 Perancangan Database Tabel Pegawai ............................................ 107
Tabel 4.17 Perancangan Database Tabel User ................................................. 107
Tabel 4.18 Perancangan Database Tabel Variabel ............................................ 108
Tabel 4.19 Perancangan Database Tabel Indikator ........................................... 108
Tabel 4.20 Perancangan Database Tabel Penilaian ........................................... 109
18. xvii
DAFTAR SIMBOL
SIMBOL USE CASE DIAGRAM (Sugiarti, 2013)
Simbol Deskripsi
Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-
unit yang saling bertukar pesan antar aktor; biasanya
dinyatakan dengan menggunakan kata kerja di awal
fase nama use case.
Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi
dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar
sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi
walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang,
tapi aktor belum tentu merupakan orang; biasanya
dinyatakan menggunakan kata benda di awal frase
nama aktor.
Asosiasi/ Assosition
Komunikasi antara aktor dan use case yang
berpartisipasi pada use case atau use case memiliki
interaksi dengan aktor.
<<extend>>
Relasi use case tambahan kesebuah use case dimana
use case yang ditambahkan dapat berdiri sendiri
walau tanpa use case tambahan itu; mirip dengan
prinsip inheritance pada pemrograman berorientasi
objek, biasanya use case tambah memiliki nama
depan dengan use case yang ditambahkan, anak
panah menuju pada use case yang dituju.
<<include>>
Relasi use case tambahan ke sebuah use case
dimana use case yang di tambahkan memerlukan use
case ini untuk menjalankan fungsinya atau sebagai
syarat dijalankan use case ini.
19. xviii
SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM (Sugiarti, 2013)
Gambar Keterangan
Actifity
Memperlihatkan bagaimana masing-masing kelas
antarmuka saling berinteraksi satu sama lain
Initial Node
Bagaimana objek dibentuk atau diawali
Actifity Final Node
Bagaimana objek dibentuk dan diakhiri
Fork Node
Asosiasi percabangan dimana satu aktivitas dicabangkan
menjadi beberapa aktivitas
Join Node
Asosiasi Penggabungan dimana lebih dari satu aktivitas
digabungkan mejadi satu
Percabanagan /
decision
Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan aktivitas
lebih dari satu.
Control flow
Digunakan untuk menghubungkan antara aksi satu dengan
aksi yang lain
Memisahkan organisasi bisnis yang bertanggung jawab
terhadap aktivitas yang terjadi
20. xix
SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM (Sugiarti, 2013)
Simbol Deskripsi
Atau
Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan
sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem
informasi yang akan dibuat itu sendiri. Jadi walaupun
simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum
tentu merupakan orang; biasanya dinyatakan
menggunakan kata benda di awal frase nama aktor.
Garis Hidup Objek Menyatakan kehidupan suatu objek
Objek sedang aktif
berinteraksi
Menyatakan objek dalam keadaan aktif dan berinteraksi,
semua yang terhubung dengan waktu aktif ini adalah
sebuah tahapan yang dilakukan di dalamnya.
Pesan tipe create
<<create>>
Menyatakan suatu objek membuat objek yang lain, arah
panah mengarah pada objek yang dibuat.
Pesan tipe call
1: nama_metode()
Menyatakan suatu objek memanggil operasi atau
metode yang ada pada objek lain atau dirinya sendiri.
Pesan tipe call
1: masukan
Menyatakan bahwa suatu objek mengirimkan data atau
masukan atau informasi ke objek lainnya, arah panah
mengarah pada objek yang dikirimi.
Pesan tipe call Menyatakan bahwa suatu objek yang telah menjalankan
suatu operasi atau metode menghasilkan suatu
Nama aktor
21. xx
1: masukan kembalian ke objek tertentu, arah panah mengarah pada
objek yang menerima kembalian
Pesan tipe destroy Menyatakan suatu objek mengakhiri hidup objek yang
lain, arah panah mengarah pada objek yang diakhiri,
sebaliknya jika ada create maka ada destroy
SIMBOL CLASS DIAGRAM (Sugiarti, 2013)
Simbol Deskripsi
Kelas pada struktur sistem
Asosiasi Relasi antar kelas dengan makna umum, asosiasi
biasanya juga disertai dengan multiplicity
Generalisasi Relasi antar kelas dengan makna generalisasi-
spesialis (khusus-umum)
Asosiasi Berarah
/Directed Asosiasi
Relasi antarkelas dengan makna kelas yang satu
digunakan oleh kelas yang lain, asosiasi biasanya
juga disertai dengan multiplicity
Kebergantungan/
Defedency
Relasi antar kelas dengan makna kebergantungan
antarkelas
24. 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan data yang didapat dari website Mandiri Amal insani tentang
profil yayasan Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation adalah lembaga nirlaba
yang berfokus atau berkhidmat untuk mengangkat harkat sosial kemanusiaan
kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (zakat, infaq, sedekah, wakaf) serta dana
sosial lainnya yang halal dari perorangan, kelompok ataupun perusahaan.
Mandiri Amal Insani Foundation sendiri didirikan pada tanggal 2 Oktober
2014. Mandiri Amal Insani berfungsi sebagai sebuah Foundation atau yang
biasanya disebut dengan yayasan, yaitu bertugas untuk menghimpun, mengelola,
dan mendistribusikan dana zakat, infaq, sedekah, wakaf, dan dana sosial lainnya
dari masyarakat umum kepada mereka yang membutuhkan. Mandiri Amal Insani
juga memiliki beberapa Kantor Wilayah untuk melakukan ekspansi, diantaranya
adalah : Mandiri Amal Insani Kanwil Bandung, Mandiri Amal Insani Kanwil
Semarang, Mandiri Amal Insani Kanwil Surabaya, Mandiri Amal Insani Kanwil
Makassar, Mandiri Amal Insani Kanwil Medan.
Oleh karena itu dengan jumlah karyawan lebih dari 400 orang dari semua
kantor wilayah, data ini didapatkan berdasarkan sumber Laporan Keberkelanjutan
Sustainability Report tahun 2018, oleh karena itu perlu adanya peningkatan
kinerja pada Mandiri Amal Insani yang harus dimulai dari peningkatan kinerja
pegawai. Dengan melihat dampak pentingnya meningkatkan kinerja pegawai,
25. 2
maka harus mampu mengelola kompetensi pegawai dengan sebaik-baiknya dan
semaksimal mungkin dalam melakukan penilaian kinerja pegawai.
Pada Mandiri Amal Insani, penilaian kinerja dilakukan secara berkala yaitu
dalam satu bulan dan dalam satu tahun untuk menentukan atau memutuskan
karyawan tersebut berhak mendapatkan kenaikan gaji atau tidak. Proses penilaian
kinerja tersebut, saat ini bagian kepegawaian masih menggunakan Microsoft Excel
untuk menghitung kinerja pegawai setiap 1 bulan. Namun hal tersebut dinilai
belum efisien untuk menilai kinerja pegawai karena dibutuhkan waktu hampir
satu minggu karena proses yang berjalan saat ini penilaianya masih menggunakan
kertas, begitupun dalam proses pelaporan kepada Direktur. Oleh karena itu,
dibutuhkan sistem informasi penilaian kinerja pegawai untuk lebih membantu
bagian kepegawaian dalam proses penilaian dan proses pelaporan kepada
Direktur.
Berdasarkan permasalahan dalam penilaian kinerja pegawai tersebut,
diharapkan peneliti akan membangun sebuah sistem informasi penilaian kinerja
pegawai. Oleh karena itu, penulis akan membuat penelitian dengan judul
“Rancang Bangun Sistem Informasi Penilaian Kinerja Pegawai dengan
Metode Rating Scale (Studi Kasus: Yayasan Mandiri Amal Insani
Foundation)” yang mampu menjadikan penilaian kinerja pegawai dapat lebih
baik dalam proses penilaian maupun pada penyimpanan data serta mempercepat
proses penilaian kinerja pegawai dan pelaporan penilaian kepada Direktur.
26. 3
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun idetifikasi masalah pada latar belakang tersebut adalah:
1. Direktur sulit mengawasi kinerja pegawai disebabkan tidak adanya
sistem informasi yang menilai kinerja pegawai.
2. Proses penilaian dan hasil dari penilaian kinerja pegawai masih
dibuat dalam bentuk kertas yang membutuhkan waktu hampir satu
minggu dalam pembuatannya begitupun dengan pelaporan kepada
Direktur.
3. Proses pencarian data atau berkas hasil penyimpanan dari penilaian
kinerja pegawai yang lalu sulit dilakukan karena belum adanya
Database atau media penyimpanan data terpusat.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang sudah
dijelaskan, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas yaitu
“Bagaimana merancang dan membangun sistem informasi penilaian kinerja
pegawai dengan metode Rating Scale ?”.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah berdasarkan uraian yang dijabarkan dari perumusan
masalah tersebut adalah:
1. Sistem penilaian kinerja pegawai hanya meliputi Divisi bagian
kepegawaian.
27. 4
2. Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode Rapid Application Development (RAD) dan tools yang
digunakan dalam merancang sistem ini adalah Unfied Modeling
Language (UML) antara lain use case diagram, activity diagram,
class diagram dan sequence diagram.
3. Metode pengujian sistem menggunakan metode pendekatan Black
Box Testing.
4. Bahasa pemograman yang digunakan yaitu Hypertext Prepocessor
(PHP) serta menggunakan tools editor Notepad++ dan MySQL
Database.
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menilai dan mengevaluasi kinerja pegawai menggunakan sistem
informasi penilaian kinerja dengan metode Rating Scale.
2. Mempermudah bagian kepegawaian dalam melakukan penilaian
terhadap kinerja pegawai pada Mandiri Amal Insani.
3. Menghasilkan informasi penilaian kinerja pegawai berupa laporan
pegawai bulanan dan tahunan yang dapat digunakan untuk pengambil
keputusan yang berkaitan dengan kinerja pegawai.
28. 5
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan atas hasil penelitian sesuai dengan permasalahan
dan tujuan penelitian yang sudah disebutkan, yaitu:
1. Bagi Penulis
a. Sebagai wawasan dan pengetahuan yang berhubungan dengan
SDM, penilaian kinerja, serta mengetahui variabel dan indikator
apa saja yang dibutuhkan dalam penentuan penilaian kinerja.
b. Menerapkan kemampuan akademis telah diperoleh di bangku
kuliah.
c. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1),
Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bagi Universitas
a. Menjadi referensi bagi penelitian sejenis dan dapat dijadikan
sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada maupun
yang akan dilakukan.
b. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi
pelajaran yang diperoleh semasa kuliah.
c. Memberikan referensi pada perpustakaan mengenai penilaian
kinerja pegawai.
d. Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa dalam
menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.
29. 6
3. Bagi Instansi
a. Membantu pihak yang berwenang pada Mandiri Amal Insani
dalam melakukan penilaian terhadap kinerja pegawai yang ada.
b. Mempermudah dalam melakukan evaluasi untuk meningkatkan
kinerja Pegawai yang lebih baik dimasa depan.
1.7 Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini dibagi
menjadi 3 yaitu:
1.7.1 Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data-data, dilakukan dengan berbagai metode
tertentu sesuai dengan tujuan penyusunan laporan.
1. Observasi
Observasi dilakukan dengan melihat langsung proses kerja pada Mandiri
Amal Insani
2. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan mengadakan wawancara kepada manager
pemasaran dan manajer operasional.
3. Studi Pustaka
Mengumpulkan informasi dari buku-buku referensi dan hasil penelitian
sebelumnya sehingga penulis mendapatkan banyak informasi.
30. 7
1.7.2 Metode Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem pada Sistem Informasi Penilaian Kinerja Pegawai
dengan Menggunakan Metode Rating Scales pada Mandiri Amal Insani ini
dengan menggunakan metode Rapid Application Development (RAD). Sesuai
dengan metodologi RAD menurut (Kendall, 2010), berikut ini adalah tahap-tahap
pengembangan aplikasi dari tiap-tiap fase pengembangan aplikasi.
1. Perancangan Kebutuhan (Requirement Planning)
Dalam tahap ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk
mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk
mengidentifikasikan syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan-
tujuan tersebut. Orientasi dalam tahap ini adalah menyelesaikan masalah-
masalah perusahaan. Meskipun teknologi informasi dan sistem dapat
mengarahkan sebagian dari sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu
tetap pada upaya pencapaian tujuan-tujuan perusahaan (Kendall, 2010).
2. Proses Desain (Workshop Design)
Tahap ini adalah tahap untuk merancang dan memperbaiki yang dapat
digambarkan sebagai workshop. Penganalisis dan pemrogram dapat
bekerja membangun dan menunjukkan representasi visual desain dan pola
kerja kepada pengguna. Workshop desain ini dapat dilakukan selama
beberapa hari tergantung dari ukuran aplikasi yang akan dikembangkan.
Selama workshop desain RAD, pengguna merespon prototipe yang ada
dan penganalisis memperbaiki modul-modul yang dirancang berdasarkan
respon pengguna. Apabila sorang pengembangnya merupakan
31. 8
pengembang atau pengguna yang berpengalaman, Kendall menilai bahwa
usaha kreatif ini dapat mendorong pengembangan sampai pada tingkat
terakselerasi (Kendall, 2010).
3. Implementasi (Implementation)
Pada fase implementasi ini, penganalisis bekerja dengan para pengguna
secara intens selama workshop dan merancang aspek-aspek bisnis dan
nonteknis perusahaan. Segera setelah aspek-aspek ini disetujui dan sistem-
sistem dibangun dan disaring, sistem-sistem baru atau bagian dari sistem
diuji coba dan kemudian diperkenalkan kepada organisasi (Kendall, 2010).
1.7.3 Metode Penilaian Kinerja
Metode penilaian kinerja yang digunakan adalah metode rating scale.
Metode ini dilakukan oleh penilai yang diharuskan melakukan sesuatu penilaian
yang berhubungan hasil kerja karyawan dalam skala-skala tertentu, mulai dari
yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Penilaian akan memberikan angka
yang menunjukkan perbedaan antara kinerja yang lebih baik dan yang lebih
buruk. (Rivai at al,2011).
1.8 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini sistematika penulisan terdiri dari atas 5
(lima) bab, adapun uraian masing-masing bab tersebut adalah:
32. 9
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan tentang latar belakang penulisan, identifikasi
masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodelogi
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini menguraikan teori-teori yang terkait dengan konsep sistem
informasi, analisis dan perancangan sistem serta teori-teori yang
berhubungan dengan sistem informasi penilaian.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan serta menjelaskan tentang objek penelitian, metode
yang digunakan khususnya metode pengumpulan data, metode penelitian,
metode analisa data, waktu dan tempat penelitian, serta kerangka berpikir.
BAB 4 PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai analisa sampai rancang bangun Sistem
Informasi penilaian kinerja dengan menggunakan Rapid Application
Development (RAD) serta uji coba dengan berbagai kondisi.
BAB 5 PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari seluruh bab dan saran-saran perbaikan
untuk pengembangan sistem selanjutnya yang lebih baik.
33.
34. 10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Rancang Bangun
2.1.1 Definisi Perancangan
Rancang atau perancangan adalah sebuah proses untuk mendefinisikan
sesuatu yang akan dikerjakan dengan menggunakan teknik yang bervariasi serta di
dalamnya melibatkan deskripsi mengenai arsitektur serta detail komponen dan
juga keterbatasan yang akan dialami dalam proses pengerjaannya (Rizky, 2011).
2.1.2 Definisi Pembangunan
Pembangunan perangkat lunak adalah pekerjaan detail dari pembuatan
perangkat lunak yang meliputi kombinasi pengerjaan pemrograman, verifikasi
program, testing unit, testing terintegrasi dan debugging. Pembangunan perangkat
lunak dapat didefinisikan sebagai sebuah tahapan proyek pengembangan
perangkat lunak yang berada di area implementasi proyek pasca proses analisa
dan desain (Rizky, 2011).
2.1.3 Definisi Rancang Bangun
Perancangan atau rancang bangun merupakan serangkaian prosedur untuk
menerjemahkan hasil analisis dari sebuah sistem ke bahasa pemrograman untuk
mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem
diimplementasikan (Pressman, 2002).
35. 11
2.2 Konsep Dasar Sistem
2.2.1 Definisi Sistem
Sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri atas komponen atau elemen
yang berhubungan bersama untuk memudahkan aliran informasi. Kumpulan atau
komponen apapun baik fisik yang berhubungan satu sama lain dan bekerja sama
sacara harmonis untuk mecapai suatu tujuan tertentu (Yakub & Hisbanarto, 2014).
2.2.2 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu
mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem (boundary),
lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input),
keluaran (output), pengolahan (process), dan sasaran (objectives) atau tujuan
(Jogiyanto, 2005).
1. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,
yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-
komponen atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau
bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak peduli betapapun kecilnya,
selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem.
2. Batas Sistem
Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu
sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas
sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan.
Batas suatu sisem menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
36. 12
3. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar
batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar
sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem
tersebut.
4. Penghubung Sistem
Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara subsistem
dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan
sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang
lainnya. Keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk
subsistem lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu
subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainya membentuk
satu kesatuan.
5. Masukan Sistem
Masukan (input) adalah informasi yang dimasukkan ke dalam sistem.
Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan
masukan sinyal (signal input).
6. Keluaran Sistem
Keluaran sistem (output) adalah hasil energi yang diolah dan
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
Keluaran dapat merupakan masukan untuk susbsistem yang lain.
37. 13
7. Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah
masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran Sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective).
Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak
akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan
yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu
sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan.
2.3 Konsep Dasar Informasi
2.3.1 Definisi Informasi
Informasi berasal dari kata Perancis kuno, information yang diambil dari
bahasa latin informationem yang berarti garis besar, konsep, ide. Informasi
merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas dalam pengetahuan
dan komunikasi (Yakub & Hisbanarto, 2014).
Menurut UU 14 Tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik,
keterangan, pernyataan, gagasan dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna,
pesan, baik data, fakta dan penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca
yang disajikan dalam berbagai kemasan serta format sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik maupun non elektronik
(Yakub & Hisbanarto, 2014).
38. 14
2.3.2 Siklus Informasi
Untuk informasi yang bermanfaat bagi penerimanya, perlu untuk
dijelaskan bagaimana siklus yang terjadi atau dibutuhkan dalam menghasilkan
informasi. Siklus informasi atau siklus pengolahan data adalah sebagai berikut
(Ladjamudin, 2005):
Gambar 2.1 Siklus Informasi (Ladjamudin 2005)
2.3.3 Kualitas Informasi
Kualitas sistem informasi menunjukkan kepada suatu ukuran penilaian
atau penghargaan yang diberikan atau dikenakan. Kualitas informasi dapat dilihat
dari dimensi-dimensi yang dimiliki oleh informasi. Kualitas informasi tergantung
dari (Yakub & Hisbanarto, 2014):
1. Tepat Waktu (Timeliness), berarti informasi datang pada penerima
tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan
mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan di dalam
pengambilan keputusan.
2. Relevan (Relevance), berarti informasi mempunyai manfaat untuk
pemakaiannya dan relevansi informasi untuk tiap-tiap orang akan
berbeda-beda.
3. Akurat (Accuracy), berarti informasi harus bebas dari kesalahan-
kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus
39. 15
jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari
sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak
terjadi gangguan (noise) yang dapat merusak informasi.
2.4 Konsep Sistem Informasi
2.4.1 Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan komponen dalam sebuah organisasi yang
berhubungan dengan proses penciptaan dan aliran informasi. Sistem informasi
dapat membantu pimpinan dari pegawai administrasi untuk menganalisis
permasalahan, menggambarkan hal-hal yang rumit, dan menciptakan produk atau
jasa baru. Aktifitas sistem informasi adalah input, pemrosesan (processing), dan
keluaran (output). Sistem informasi juga sebagai umpan balik yang dikembalikan
ke anggota organisasi untuk melakukan evaluasi atau koreksi (Yakub &
Hisbanarto, 2014).
2.4.2 Komponen Sistem Infomasi
Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti
(Jogiyanto, 2005):
1. Blok Masukan
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini
termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Blok Model
40. 16
Blok ini terdiri atas kombinasi prosedur, logika dan model matematika
yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data
dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang
diinginkan.
3. Blok Keluaran
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi
yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemen serta semua pemakai sistem.
4. Blok Teknologi
Teknologi merupakan “kotak alat” dalam sistem informasi. Teknologi
digunakan utnuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan
mengakses data, meghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu
pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
5. Blok Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan
digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
6. Blok Kendali
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya
bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan,
kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan,
ketidakefisienan, sabotase, dan yang lainnya. Beberapa pengendalian perlu
dirancang dan diterapakan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang merusak
41. 17
sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan
dapat langsung cepat diatasi.
2.5 Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah orang yang merancang dan
menghasilkan barang atau jasa, mengawasi mutu, memasarkan produk,
mengalokasikan sumber daya finansial serta merumuskan semua strategi dan
tujuan dari perusahaan. Tanpa orang-orang yang memiliki keahlian atau kompeten
maka mustahil bagi perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuannya.
Sumber daya manusia inilah yang membuat sumber daya lainnya dapat berjalan.
Banyaknya keunggulan yang dimiliki organisasi atau perusahaan, tidak akan dapat
maksimal produktivitas dan laba usaha tanpa adanya komunikasi karyawan yang
berkeahlian, kompeten, dan berdedikasi tinggi terhadap organisasi atau
perusahaan (Samsudin, 2006).
2.6 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah suatu kegiatan
pengelolaan yang meliputi pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian
balas jasa bagi manusia sebagai individu anggota organisasi atau perusahaan
bisnis. Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut cara-cara mendesain
sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengelolaan karir, evaluasi kinerja,
kompetensi karyawan, dan hubungan ketenagakerjaan. Manajemen sumber daya
manusia merupakan aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan agar sumber daya
42. 18
manusia dalam organisasi dapat didayagunakan secara efektif dan efisien guna
mencapai berbagai tujuan organisasi (Samsudin, 2006).
2.7 Penilaian Pegawai
2.7.1 Pengertian Pegawai
Pegawai adalah tenaga kerja manusia jasmaniah maupun rohaniah yang
dibutuhkan dan menjadi dalah satu modal pokok dalah usaha kerja sama di dala
suatu organisasi. Pegawai merupakan orang yang dipkerjakan dalam suatu
lembaga tertentu baik di lembaga pemerintahan maupun dalam badan usaha
(Widjaja, 2006). Dari definisi tersebut dikatakan pegawai merupakan modal
pokok dalam suatu organisasi karena berhasil atau tidaknya tujuan organisasi
tersebut tergantung pada tugas yang dilaksanakan pegawai di dalam organisasi.
2.7.2 Pengertian Penilaian
Menurut Griffin dan Nix, penilaian adalah suatu penilaian berdasarkan
sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu (Haryati,
2009). “Evaluation is a systematic process determining the extet to which
intructional objective are achieved by pupils ” (Purwanto, 2010) Kalimat tersebut
menjelaskan bahwa penilaian adalah suatu proses dalam mengumpulkan informasi
dalam membuat keputusan berdasarkan informasi tersebut.
2.8 Kajian Al-Quran tentang Konsep Penilaian Kinerja
Berikut ini adalah beberapa ayat Al-Qur‟an yang menjelaskan tentang
penilaian kinerja:
43. 19
1. Q.S At-Taubah (9): 105
Artinya :
“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan
Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu
itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui
akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada
kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S At-Taubah: 105).
2. Q.S Al-Ankabut (29): 2-3
Artinya :
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan
(saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak
diuji lagi?. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang
yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui
orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-
orang yang dusta.” (Q.S Al-Ankabut: 2-3).
44. 20
3. Q.S An-Naml (27): 27
Artinya :
Berkata Sulaiman: "Akan kami lihat, apa kamu benar,
ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta.” (Q.S
An-Naml: 27).
2.9 Pengertian Kinerja
Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah jasil kerja secara kualitas yang
dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya ( Mangkunegra, 2009).
Sedangkan menurut Simamora (1995), kinerja karyawan adalah tingkat
terhadap mana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan.
Menurut Rivai (2015), memiliki pengertian bahwa kinerja atau prestasi kerja
adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama
periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang
telah ditentukan terlebih dahulu dan disepekati bersama.
Adapun pengertian Kinerja menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
(Gomes dan Cardoso, 2010) bahwa “Catatan outcome dari fungsi suatu pekerjaan
tertentu atau kegiatan karyawan selama suatu periode waktu tertentu”.
45. 21
Mangkunegara (2011), menyatakan bahwa “Kinerja karyawan (prestasi
kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya”.
Hasibuan (2012) menyatakan “Kinerja karyawan adalah suatu hasil yang
dicapai oleh seorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta
waktu”.
Menurut Rivai dan Sagala (2011) menyatakan “Kinerja merupakan
prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya atau
pekerjaannya sdsuai dengan standar dan kriteria yang ditetakan untuk pekerjaan
itu.
Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja sumber daya
manusia adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun
kuantitas yang dicapai SDM persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas
kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja
merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap organisasi, karena kinerja
merupakan cerminan dari kemampuan organisasi dalam mengelola dan
mengalokasikan sumber dayanya.
46. 22
2.10 Konsep Penilaian Kinerja
2.10.1 Definisi Penilaian Kinerja
Kinerja adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu
di dalam melaksanakan tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau
kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama sebelumnya.
Jika dikaitkan dengan dengan performance sebagai kata benda (noun) dimana
salah satu entrinya adalah hasil dari sesuatu pekerjaan, pengertian performance
atau kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh sesorang atau kelompok orang
dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing–
masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan seacara legal, tidak melanggar
hukum dan tidak bertentangan dengan moral atau etika (Rivai et al, 2011).
Evaluasi kinerja (performance evaluation), yang dikenal juga dengan
istilah penilaian kinerja (performance appraisal) pada dasarnya merupakan proses
yang digunakan perusahaan untuk mengevaluasi job performance. Jika dikerjakan
dengan benar, hal ini akan memberikan manfaat yang penting bagi karyawan,
supervisor, departemen SDM, maupun perusahaan. Supervisor dan manajer harus
mengevaluasi kinerja untuk mengetahui tindakan apa yang akan diambil. Umpan
balik yang spesifik memungkinkan mereka untuk membuat perencanaan karir,
pelatihan dan pengembangan, peningkatan gaji, promosi dan keputusan-keputusan
penempatan lainnya (Rivai et al, 2011).
Dengan demikian, penilaian kinerja merupakan kajian sistematis tentang
kondisi kerja karyawan yang dilaksanakan secara formal yang dikaitkan dengan
standar kerja yang telah ditentukan perusahaan. Dalam praktiknya, evaluasi
48. 24
2.10.3 Tujuan Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja memiliki beberapa tujuan, antara lain (Sedarmayanti,
2011):
1. Mengetahui keterampilan dan kemampuan karyawan.
2. Sebagai dasar perencanaan bidang kepegawaian khususnya
penyempurnaan kondisi kerja, peningkatan mutu hasil kerja.
3. Sebagai dasar pengembangan dan pendayagunaan karyawan seoptimal
mungkin, sehingga dapat diarahkan jenjang/rencananya karirnya,
kenaikan pangkat, dan kenaikan jabatan.
4. Mendorong terciptanya hubungan timbal balik yang sehat antara atasan
dan bawahan.
5. Mengetahui kondisi organisasi secara keseluharan dari bidang
kepegawaian, khususnya kinerja karyawan dalam bekerja.
6. Secara pribadi, karyawan mengetahui kekuatan dan kelemahannya
sehingga dapat memacu perkembangannya. Bagi atasan yang menilai
akan lebih memperhatikan dan mengenal bawahan/karyawannya,
sehingga dapat lebih memotivasi karyawan.
7. Hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan dapat bermanfaat bagi
penelitian dan pengembangan di bidang kepegawaian.
Sedangkan menurut Marwansyah(2014) penilaian kinerja memiliki
tiga tujuan utama, antara lain:
1. Untuk mengukur kinerja secara fair dan obyektif berdasarkan
persyaratan pekerjaan.
49. 25
2. Untuk meningkatkan kinerja dengan mengidentifikasi tujuan-tujuan
pengembangan yang spesifik.
3. Untuk mengembangkan tujuan karir sehingga karyawan dapat
menyesuaikan diri dengan tuntutan dinamika organisasi.
Secara lebih spesifik, berikut ini adalah kegunaan sistem penilaian
kinerja.
1. Sebagai dasar pengambil keputusan untuk
a. Mempromosikan pekerja yang berprestasi
b. Menindak pekerja yang kurang atau tidak berprestasi
c. Melatih, memutasikan atau mendisiplinkan pekerja
d. Memberikan atau menunda kenaikan imbalan/balas jasa
2. Sebagai kriteria untuk melakukan validasi tes atau menguji
keabsahan sebuah alat tes.
3. Memberikan umpan balik kepada karyawan, sehingga penilaian
kinerja dapat berfungsi sebagai wahana pengembangan pribadi dan
pengembangan karir.
4. Bila kebutuhan pengembangan pekerja dapat diidentifikasikan,
maka penilaian kinerja dapat membantu penentuan tujuan program
pelatihan.
5. Jika tingkat kinerja karyawan dapat ditentukan secara tepat, maka
penilaian kinerja dapat membantu mendiagnosis masalah-masalah
organisasi.
50. 26
2.10.4 Manfaat Penilaian Kinerja
Manfaat penilaian kinerja bagi semua pihak adalah agar mereka
mengetahui manfaat yang dapat mereka harapkan. Pihak–pihak yang
berkepentingan dalam penilaian adalah (1) orang yang dinilai (karyawan); (2)
penilai (atasan, supervisor, pimpinan, manajer, konsultan); dan (3) perusahaan
(Rivai et al, 2011).
1. Manfaat bagi Karyawan yang Dinilai (Rivai et al, 2011).
Bagi karyawan yang dinilai, keuntungan pelaksanaan penilaian kinerja
adalah antara lain:
a. Meningkatkan motivasi.
b. Meningkatkan kepuasan pekerja.
c. Adanya kejelasan standar hasil yang diharapkan mereka.
d. Umpan balik dari kinerja masa lalu.
e. Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan menjadi lebih besar.
f. Pengembangan perencanaan untuk meningkatkan kinerja dengan
membangun kekuatan dan mengurangi kelemahan semaksimal mungkin.
g. Adanya kesepakatan untuk berkomunikasi ke atas.
h. Peningkatan pengertian tentang nilai pribadi.
i. Kesepakan untuk mendiskusikan permasalahan pekerjaan dan bagaimana
mereka dapat mengatasinya.
j. Suatu pemahaman yang jelas dari apa yang diharapkan dan apa yang perlu
untuk dilaksanakan untuk mencapai harapan tersebut.
k. Adanya pandangan yang lebih jelas tentang konteks perkerjaan.
51. 27
l. Kesempatan untuk mendiskusikan cita-cita dan bimbingan apapun,
dorongan atau pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi cita-cita
karyawan.
m. Meningkatkan hubungan yang harmonis dan aktif dengan atasan.
2. Manfaat bagi Penilai (supervisor/manajer/penyedia) (Rivai et al, 2011).
Bagi penilai, manfaat pelaksanaan penilaian kinerja adalah antara lain:
a. Kesempatan mengukur dan mengidentifikasi kecenderungan kinerja
karyawan untuk perbaikan manajemen selanjutnya.
b. Kesempatan untuk mengembangkan suatu pandangan umum tentang
pekerjaan individu dan departemen yang lengkap.
c. Memberikan peluang untuk mengembangkan sistem pengawasan baik
untuk pekerjaan manajer sendiri, maupun pekerjaan dari bawahannya.
d. Identifikasi gagasan untuk peningkatan tentang nilai pribadi.
e. Pentingnya kepuasan kerja.
f. Pemahaman yang lebih baik terhadap karyawan, tentang rasa takut, rasa
grogi, harapan, dan aspirasi mereka.
g. Meningkatkan kepuasan kerja baik dari para manajer maupun dari
karyawan.
h. Kesempatan untuk menjelaskan tujuan dan prioritas penilai dengan
memberikan pandangan yang lebih baik terhadap bagaimana mereka dan
memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perusahaan.
i. Meningkatkan rasa haga diri yang kuat diantara manajer dan para
karyawan.
52. 28
j. Sebagai media untuk mengurangi kesenjangan antara sasaran individu
dengan sasaran kelompok atau sasaran departemen SDM atau sasaran
perusahaan.
k. Kesempatan bagi manajer untuk menjelaskan kepada karyawan apa yang
sebenarnya diinginkan oleh karyawan sehingga karyawan dapat mengukur
dirinya, menempatkan dirinya dan berjaya sesuai dengan harapan dari
manajer.
l. Sebagai media untuk meningkatkan interpersonal relationship atau
hubungan antar pribadi antara karyawan dengan manajer.
m. Dapat sebagai sarana meningkatkan motivasi karyawan dengan lebih
memusatkan perhatian kepada mereka secara pribadi.
n. Merupakan kesempatan berharga bagi manajer agar dapat menilai kembali
apa yang telah dilakukan sehingga ada kemungkinan merevisi target atau
menyusun prioritas baru.
o. Bisa mengidentifikasi kesempatan untuk rotasi atau perubahan tugas
karyawan.
3. Manfaat bagi Perusahaan (Rivai et al, 2011).
Bagi perusahaan, manfaat penilaian adalah antara lain:
a. Perbaikan seluruh simpul unit-unit yang ada dalam perusahaan, karena:
1) Komunikasi menjadi lebih efektif mengenai tujuan perusahaan dan nilai
budaya perusahaan.
2) Peningkatan rasa kebersamaan.
53. 29
3) Peningkatan kemampuan dan kemauan manajer untuk menggunakan
keterampilan atau keahlian memimpinnya untuk memotivasi karyawan
dan mengembangkan kemauan dan keterampilan karyawan.
b. Meningkatkan pandangan secara luas menyangkut tugas yang dilakukan
oleh masing-masing karyawan.
c. Meningkatkan kualitas informasi.
d. Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan.
e. Meningkatkan keharmonisan hubungan dalm pencapaian tujuan
perusahaan.
f. Peningkatan segi pengawasan melekat dari setiap kegiatan yang dilakukan
oleh karyawan.
g. Harapan dan pandangan jangka panjang dapat dikembangkan.
h. Untuk mengenali lebih jelas pelatihan dan pengembangan yang
dibutuhkan.
i. Kemampuan menemukenali setiap perusahaan.
j. Sebagai sarana penyampaian pesan bahwa karyawan itu dihargai oleh
perusahaan.
k. Kejelasan dan ketetapan dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
diperlukan oleh karyawan, sehingga perusahaan dapat tampil prima.
l. Budaya perusahaan menjadi mapan. Setiap kelalaian ketidakjelasan
membina sistem dan prosedur dapat dihindarkan dan kebiasaan yang baik
dapat diciptakan dan dipertahankan.
54. 30
m. Karyawan yang potensil dapat memungkinkan untuk menjadi pemimpin
perusahaan atau sedikitnya yang dapat dipromosikan, menjadi lebih
mudah terlihat, mudah diidentifikasikan, mudah dikembangkan lebih
lanjut, dan memungkinkan peningkatan tanguang jawab secara kuat.
n. Jika penilaian kinerja ini telah melembaga dan keuntungan yang diperoleh
perusahaan menjadi lebih besar, penilaian kinerja akan menjadi salah satu
sarana yang paling utama dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
2.11 Metode Rating Scale
Metode rating scale sering diangggap sebagai metode yang subyektif,
namun metode ini paling banyak digunakan dalam menilai/mengevaluasi kinerja
karyawan. Metode ini merupakan metode yang paling tua yang digunakan dalam
penilaian prestasi, dimana para penilaian diharuskan melakukan suatu penilaian
yang berhubungan dengan hasil kerja karyawan dalam skala-skala tertentu, mulai
yang paling rendah sampai yang paling tinggi.
Penilai akan memberikan angka yang menunjukan perbedaan antara
kinerja yang lebih baik dan yang lebih buruk (Rivai et al, 2011). Sedangkan
menurut Hasibuan (2012), metode rating scale merupakan metode tertua dan
banyak digunakan, dimana penilai yang dilakukan oleh atasan atau supervisor
untuk mengukur karakteristiknya, misal mengenai inisiatif, ketergantungan,
kematangan dan kontribusinya terhadap tujuan kerjanya.
Penilaian didasarkan pada pendapat para ahli, dan seringkali kriterianya
tidak berkaitan langsung dengan hasil kerja. Pada umumnya penilai diberi
55. 31
formulir, yang berisi sejumlah sifat dan ciri-ciri hasil kerja yang harus diisi seperti
kemandirian, inisiatif, sikap, kerja sama dan seterusnya. Penilaian umumnya diisi
oleh atasan, yang memutuskan pendapat apa yang sesuai untuk setiap tingkatan
hasil kerja. Pendapat penilai diberi nilai-nilai kuantitatif (bobot) yang
mencerminkan nilai rata-rata untuk kemudian dihitung dan dibandingkan. Jumlah
bobot yang diraih mungkin akan mempengaruhi kenaikan gaji, jadi banyaknya
bobot yang sama mempengaruhi kenaikan beberapa persentase lainnya (Rivai et
al, 2011).
Metode penilaian ini sangat mudah dimengerti dan penilaian dapat dengan
mudah melengkapinya dengan dokumen pendukung. Keuntungan dari metode ini
adalah biayanya yang murah dalam penggunaan dan untuk pengembangannya,
penilai membutuhkan sedikit pelatihan atau waktu untuk menyempurnakan
formulir yang ada, dan metode ini bisa digunakan untuk banyak karyawan.
Kelemahan dari metode ini juga ada, yaitu penyimpangan, dalam hal ini
prasangka penilai biasanya akan tampak pada subjektivitasnya dalam metode ini.
Kriteria yang spesifik mungkin dihilangkan untuk membuat formulir dapat
digunakan berbagai jenis pekerjaan. Contoh, pemeliharaan peralatan mungkin
dihilangkan karena hanya dikerjakan sebagian kecil karyawan walaupun dari
beberapa karyawan merupakan bagian penting dari pekerjaannya. Penghilangan
ini cenderung membatasi umpan balik yang spesifik pula. Penilaian yang
deskriptif ini dipengaruhi oleh penafsiran dan prasangka individu. Ketika kriteria
hasil kerja yang spesifik sulit untuk diidentifikasi, penilaian didasarkan pada
kepribadian individu yang tentunya tidak relevan, yang pada akhirnya
56. 32
melemahkan arti dari penilaian itu sendiri (Rivai et al, 2011). Tabel 2.1 adalah
contoh tabel alternatif bobot penilaian.
Tabel 2.1 Alternatif Bobot Penilaian (Rivai et al, 2011)
Bobot Penilaian
5 90-100 Baik Sekali Sangat Memuaskan Sangat Pandai
4 80-89 Baik Memuaskan Pandai
3 70-79 Cukup Cukup Memuaskan Cukup
2 60-69 Buruk Tidak Memuaskan Bodoh
1 0-59 Sangat Buruk
Sangat Tidak
Memuaskan Sangat Bodoh
Selain menggunakan tabel alternatif bobot penilaian, bentuk skala
penilaian ini dapat pula menggunakan seperti Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Metode Skala Peringkat (Rivai et al, 2011)
2.12 Basis Data
2.12.1 Definisi Basis Data
Basis data adalah suatu aplikasi terpisah yang menyimpan suatu koleksi
data. Masing-masing basis data memiliki satu API atau lebih berbeda untuk
menciptakan, mengakses, mengelola, mencari, dan mereplikasi data. Basis data
57. 33
biasanya memiliki dua bagian utama. Pertama, file yang memegang basis data
fisik. Kedua, perangkat lunak sistem manajemen basis data menggunakan aplikasi
untuk mengakses data (Simarmata, 2011).
2.12.2 DBMS (Database Management System)
Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) adalah suatu sistem perangkat
lunak kompleks yang mengatur permintaan dan penyimpanan data ke dan dari
hardisk. DBMS menyediakan keamanan (security), privasi (privacy), integritas
(integrity), dan kontrol konkurensi (concurenncy controls). DBMS mengelola
transkasi pada multiuser, lingkungan akses bersamaan, dan menyediakan tingkat
independesi data yang mengisolasi pandangan pengguna atau aplikasi dari
perubahan yang berlangsung ditingkat internal dan konseptual.
Sistem Manajamen Basis Data (DBMS) adalah perangkat lunak yang
disajikan oleh penjual basis data. Produk perangkat lunak seperti Microsoft
Access, Oracle, Microsoft SQL Server, Sybase, DB2, INGRES, dan MySQL adalah
semuanya DBMS (Simarmata, 2011).
DBMS menyediakan semua layanan dasar yang diperlukan untuk
mengorganisir dan memelihara basis data, termasuk penggunaan DBMS berikut
(Simarmata, 2011):
1. Memudahkan pemindahan dari rutinitas manipulasi data eksternal dari
aliran program (yaitu urutan, penggabungan, dan lain-lain)
2. Menghapus kebutuhan untuk menghapus file secara penuh dalam
pemilihan retrieval atau kondisi update.
58. 34
3. Memudahkan pengguna file sesuai golongan oleh sebagai program
(memperbaharui dan atau retrieval).
4. Menyediakan pemulihan data setelah kegagalan.
5. Menyediakan akses data secara logika daripada secara fisik
Secara umum, suatu Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) terdiri atas
(Simarmata, 2011):
1. Suatu koleksi modul, program dan tabel-tabel.
2. Suatu metode akses dan metodologi akses.
3. Sekumpulan masukan data, manipulasi data, pelaporan, dan tools-tools
retrieval.
4. Ketentuan built-in untuk keamanan dan integritas data.
5. Sekumpulan file, record, serta uraian-uraian elemen.
6. Peraturan tentang logika untuk mengontruksi file dan menangani data.
7. Spesifik untuk menyimpan data fisik.
2.12.3 RDMS (Relational Database Management System)
Sistem basis data manajemen relasional atau relational database
management system (RDBMS) adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menguraikan keseluruhan deretan program untuk mengelola sebuah basis data
relasional dan komunikasi mesin basis data relasional (Simarmata, 2011).
2.13 Pemrograman Berorientasi Objek
Metodologi berorientasi objek adalah suatu strategi pembangunan
perangkat lunak yang mengorganisasikan perangkat lunak sebagai kumpulan
59. 35
objek yang berisi data dan operasi yang diberlakukan terhadapnya. Metodologi
berorientasi objek merupakan suatu cara bagaimana sistem perangkat lunak
dibangun melalui pendekatan objek secara sistematis. Metodologi berorientasi
objek didasarkan pada penerapan prinsip-prinsip pengelolaan kompleksitas.
Metodologi berorientasi objek ini meliputi rangkaian aktivitas analisis berorientasi
objek, perancangan berorientasi objek, pemrograman berorientasi objek, dan
pengujian berorientasi objek (Rosa & Shalahuddin, 2014).
2.13.1 Keuntungan Pemrograman Berorietasi Objek
Keuntungan menggunakan metodologi berorientasi sebagai objek adalah
sebagai berikut (Rosa & Shalahuddin, 2014):
1. Meningkatkan Produktivitas
Karena kelas dan objek yang ditemukan dalam suatu masalah masih
dapat dipakai ulang untuk masalah lainnya yang melibatkan objek
tersebut (reusable).
2. Kecepatan Pengembangan
Karena sistem dibangun dengan baik dan benar pada saat analisa dan
perancangan akan menyebabkan berkurangnya kesalahan pada saat
pengkodean.
3. Kemudahan Pemeliharaan
Karena dengan model objek, pola-pola yang cenderung tetap dan
stabil dapat dipisahkan dan pola-pola yang mungkin sering berubah-
ubah.
60. 36
4. Adanya Konsistensi
Karena sifat pewarisan dan penggunaan notasi yang sama pada saat
analisis, perancangan maupun pengkodean.
5. Meningkatkan Kualitas Perangkat lunak
Karena pendekatan pengembangan lebih dekat dengan dunia nyata
dan adanya kosistensi pada saat pengembangannya, perangkat lunak
yang dihasilkan akan mampu memenuhi kebutuhan pemakai serta
mempunyai sedikit kesalahan.
2.13.2 Bahasa Pemrograman Berorietasi Objek
Menurut Rosa & Shalahuddin (2014) ada beberapa bahasa pemrograman
yang mendukung pemrograman berorientasi objek yaitu sebagai berikut:
1. Bahasa Pemrograman Smalltalk
2. Bahasa Pemrograman Eifell
3. Bahasa Pemrograman C++
4. Bahasa Pemrograman (web) PHP
5. Bahasa Pemrograman Java
2.14 Analisis dan Desain Berorientasi Objek
Analisis berorientasi objek atau Object Oriented Analysis (OOA) adalah
tahapan untuk menganalisis spesifikasi atau kebutuhan akan sistem yang akan
dibangun dengan konsep berorientasi objek, apakah benar kebutuhan yang ada
dapat diimplementasikan menjadi sebuah sistem berorientasi objek (Rosa &
Shalahuddin, 2014).
61. 37
Sedangkan desain berorientasi objek atau Object Oriented Design (OOD)
adalah tahapan perantara untuk memetakan spesifikasi atau kebutuhan sistem
yang akan dibangun dengan konsep berorientasi objek ke desain pemodelan agar
lebih mudah diimplementasikan dengan pemrograman berorientasi objek (Rosa &
Shalahuddin, 2014).
Pemodelan berorientasi objek biasanya dituangkan dalam dokumentasi
perangkat lunak dengan menggunakan perangkat pemodelan berorientasi objek,
diantaranya UML (Unified Modeling Language). Kendala dan pembangunan
sistem berorientasi objek biasanya dapat dikenali dalam tahap ini.
2.15 Metode Pengembangan Sistem
2.15.1 SDLC (Software Development Life Cycle)
SDLC atau Software Development Life Cycle atau sering disebut juga
System Development Life Cycle adalah proses mengembangkan atau mengubah
suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi
yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sitem perangkat lunak
sebelumnya.
SDLC memiliki berberapa model dalam penerapan tahapan prosesnya,
antara lain: Model Waterfall, Model Prototype, Model Rapid Application
Development (RAD), Model Iteratif, dan Model Spiral. Pada penelitian skripsi ini,
penulis menggunakan Model Rapid Application Development sebagai model
proses pengembangan perangkat lunaknya (Rosa & Shalahuddin, 2014).
62. 38
2.15.2 RAD (Rapid Aplication Development)
RAD (Rapid Aplication Development) adalah suatu pendekatan
berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu metode
pengembangan perangkat lunak. Pada RAD terdapat tiga fase dalam
pengembangan sistem yaitu (Kendall & Kendall, 2006):
1. Fase Perencanaan syarat
Pada fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk mengidentifikasi
tujuan-tujuan sistem serta untuk mengidentifikasi syarat-syarat informasi
yang ditimbulkan dari tujuan tersebut. Fase ini memerlukan peran aktif
baik dari pengguna maupun penganalisis. Orientasi dari fase ini ialah
menyelesaikan masalah-masalah perusahaan dan fokusnya akan selalu
pada upaya pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
2. Workshop Desain
Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang bisa
digambarkan sebagai workshop. Dalam fase ini penganalisis dan
pemrogram dapat bekerja membangun dan menunjukan representasi visual
desain dan pola kerja kepada pengguna. Selama workshop desain,
pengguna merespon working prototype yang dan penganalisis
memperbaiki modul-modul yang dirancang berasarkan tanggapan
pengguna.
3. Fase Implementasi
Pada fase implementasi, penganalisis bekerja dengan para pengguna secara
intens selama workshop untuk merancang aspek-aspek bisnis dari
63. 39
perusahaan. Setelah aspek-aspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun
dan dikaji kembali, sistem-sistem baru atau bagian dari sistem diuji coba
dan kemudian diperkenalkan kepada organisasi.
Gambar 2.4 Fase-fase Rapid Aplication Development
(Kendall & Kendall, 2010)
2.15.3 Keunggulan dan Kelemahan Model RAD
Model RAD memiliki keunggulan sebagai berikut: (Marakas, 2006).
1. Penghematan waktu di tahapan proyek secara keseluruhan.
2. RAD mengurangi biaya proyek secara keseluruhan dan kebutuhan
sumber daya manusia.
3. RAD bekerja dengan baik dengan upaya pembangunan dimana waktu
adalah esensi.
4. Perubahan desain sistem dapat dilakukan jauh lebih cepat daripada
dengan pendekatan tradisional SDLC.
5. Perspektif pengguna di representasikan dalam sistem final sehubungan
dengan kedua fungsi dan antarmuka.
6. RAD menciptakan rasa kepemilikan yang kuat antara semua
stakeholder proyek.
64. 40
Model RAD memilik kelemahan sebagai berikut:(Kendall & kendalll,
2006).
1. Dengan metode RAD, penganalisis berusaha mempercepat proyek
dengan terburu-buru.
2. Kelemahan yang berkaitan dengan waktu dan perhatian terhadap
detail. Aplikasi dapat diselesaikan lebih cepat, tetapi tidak mampu
mengarahkan terhadap permasalahan-permasalahan perusahaan yang
seharusnya diarahkan.
3. RAD menyulitkan programmer yang tidak pengalaman menggunakan
perangkat ini dimana programmer dan analyst dituntut untuk
menguasai kemampuan-kemampuan baru sementara pada saat
kesempatan yang sama mereka harus bekerja mengembangkan sistem.
2.16 Konsep UML (Unified Modelling Language)
UML (Unified Modelling Language) adalah „bahasa‟ pemodelan untuk
sistem atau perangkat lunak yang berparadigma „beroerientasi objek‟. Pemodelan
sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan
yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami
(Nugroho, 2010). UML (Unified Modelling Language) adalah salah satu standar
bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan
requirment, membuat analisis & desain, serta menggambarkan arsitektur dalam
pemograman berorientasi objek (Rosa & Salahudin, 2014).
65. 41
Sedangkan menurut Sugiarti (2013) UML adalah sebuah bahasa yang
menjadi standar dalam industri visualisasi, merancang dan mendokumentasikan
sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model
sebuah sistem.
Beberapa diagram UML yang peneliti gunakan dalam penyusunan skripsi
ini adalah sebagai berikut:
2.16.1 Use Case Diagram
Use Case diagram merupakan pemodelan untuk menggambarkan
kelakuan (behavior) sistem yang akan dibuat. Diagram use case mendeskripsikan
sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem yang akan dibuat.
Diagram use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada didalam
sebuah sistem dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi tersebut
(Sugiarti, 2013).
Gambar 2.5 Use Case Diagram
(Sugiarti, 2013)
66. 42
2.16.2 Activity Diagram
Dengan aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran
kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis. Yang perlu di
perhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem
bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem.
Gambar 2.6 Activity Diagram Pesanan Tiket
(Sugiarti, 2013)
2.16.3 Sequence Diagram
Diagram sekuen menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan
mendeskripsikan waktu objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar
objek. Oleh karena itu, untuk menggambarkan diagram sekuen maka harus
diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode-metode
67. 43
yang dimiliki kelas yang diinstantiasi menjadi objek itu, seperti contoh 2.7 (Rosa
& Salahuddin, 2014).
Gambar 2.7 Sequence Diagram Cetak Kwitansi Pembayaran Tiket
(Rosa & Salahuddin, 2014)
2.16.4 Class Diagram
Diagram kelas atau class diagram menggambarkan stuktur sistem dari segi
pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat dalam membangun sistem. Diagram
kelas mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem dan berbagai hubungan
statis yang terdapat diantara mereka. Diagram kelas juga menunjukkan property
dan operasi sebuah kelas dan batasan-batasan yang terdapat dalam hubungan-
hubungan objek tersebut (Sugiarti, 2013).
68. 44
Gambar 2.8 Class Diagram (Sugiarti, 2013)
2.17 Unsur- Unsur dalam Perancangan Sistem
2.17.1 Web Browser
Web browser merupakan program yang berfungsi untuk menampilkan
dokumen-dokumen web dalam format HTML. Bagaimana halaman web yang
dibuat ditampilkan sangat tergantung pada web engine yang digunakan oleh
masing-masing browser. Semua jenis webbrowser yang ada saat ini mengikuti
standarisasi yang dibuat oleh World Wide Web Consortium (W3C) yang
merupakan badan independen yang mengurus semua hal yang berkaitan dengan
web di dunia (Arief, 2011).
2.17.2 HTML (Hypertext Markup Language)
HTML atau HyperText Markup Language merupakan salah satu format
yang digunakan dalam pembuatan dokumen dan aplikasi yang berjalan di halaman
web. Dokumen ini dikenal sebagai webpage. Dokumen HTML merupakan
dokumen yang disajikan pada web browser (Arief, 2011).
69. 45
2.17.3 Pemograman PHP (Hypertext Prepocesor)
PHP (hypertext processor) adalah bahasa server-side scripting yang
menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Karena PHP
merupakan server-side scripting maka sintaks dan perintah-perintah PHP akan
dieksekusi di server kemudian hasilnya dikirim ke browser dalam format HTML.
Demikian kode program yang ditulis dalam PHP tidak akan terlihat oleh user
sehingga halaman web lebih terjamin. PHP dirancang untuk membentuk halaman
web dinamis, yaitu halaman web yang berbentuk suatu tampilan berdasarkan
permintaan terkini, seperti menampilkan isi basis data kehalaman web (Arief,
2011).
PHP termasuk dalam Open Source Product, sehingga source code PHP
dapat diunduh dan didistribusikan secara bebas. Salah satu keunggulan yang
dimiliki oleh PHP adalah kemampuannya untuk melakukan koneksi ke berbagai
macam software sistem manajemen basis data/Database Management System
(DBMS), sehingga dapat menciptakan suatu halaman web yang dinamis. PHP
mempunyai koneksitas yang baik dengan beberapa DBMS antara lain Oracle,
Sybase, mSQL, MySQL, Microsoft SQL Server, Solid, PostgreSQL, Adabas,
FilePro, Velocis, dBase, Unix dbm, dan tak terkecuali semua database ber-
interface ODBC (Arief, 2011).
2.17.4 MySQL
MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal dan
banyak digunakan untuk membangun aplikasi web yang menggunakan database
sebagai sumber dan pengelolaan datanya. Kepopuleran MySQL antara lain karena
70. 46
menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses database-nya sehingga
mudah digunakan, kinerja query cepat dan mencukupi kebutuhan database
perusahaan-perusahaan skala menengah-kecil. MySQL juga bersifat open source
dan free (anda tidak perku membayar dalam menggunakannya) pada berbagai
platform (kecuali pada windows, yang bersifat shareware).
MySQL merupakan database yang pertama kali didukung oleh bahasa
pemrograman script untuk internet (PHP dan Perl). MySQL dan PHP dianggap
sebagai pasangan software pengembangan aplikasi web yang ideal. MySQL lebih
sering digunakan untuk membangun aplikasi berbasis web, umumnya
pengembangan aplikasinya menggunakan bahasa pemrograman script PHP (Arief,
2011).
2.17.5 XAMPP dan PhpMyAdmin
XAMPP merupakan paket PHP dan MySQL berbasis open source yang
dapat digunakan sebagai tool pembantu pengembangan aplikasi berbasis PHP.
XAMPP dapat diperoleh dengan men-download di http://apachefriend.org. Untuk
membuat sebuah aplikasi berbasis web dengan menggunakan bahasa PHP, tentu
saja diperlukan sebuah web server dan interpreter PHP. Server tidak harus sebuah
komputer khusus dengan kinerja tunggu dan berukuran besar, tetapi bisa dibuat
dari PC yang mempunyai fungsi selayaknya sebuah web server, yaitu dengan
menginstal XAMPP (Riyanto, 2011).
PhpMyAdmin adalah merupakan salah satu pengolah data MySql yang
berbasis web yang berbeda dalam menu XAMPP. PhpMyAdmin memberikan
71. 47
kemudahan dalam pengoperasiannya dan hampir semua webhosting menyediakan
PhpMyAdmin untuk para penyewa Virtual house (Suprianto, 2008).
2.18 Pengujian Sistem
Secara teoritis, testing dapat dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe
dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling
umum digunakan didalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut
adalah white boxtesting dan black box testing (Rizky, 2011).
Tipe testing lebih berkonsentrasi terhadap aspek terhadap perangkat lunak
yang akan dikenai proses testing. Sehingga tipe testing hanya ditujukan untuk
fungsi dan struktur dari sebuah perangkat lunak. Berbeda dengan jenis tipe
testing, teknik testing merupakan metode yang digunakan dalam melakukan
testing untuk bagian tertentu dari perangkat lunak (Rizky, 2011).
2.18.1 White Box Testing
White box testing secara umum merupakan jenis yang lebih berkonsentrasi
terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak
berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat sehingga
membutuhkan proses testing yang jauh lebih lama dan lebih mahal dikarenakan
membutuhkan ketelitian dari para tester serta kemampuan teknis pemograman
bagi para testernya.
Beberapa teknik yang terdapat dalam jenis white box testing adalah
(Rizky, 2011):
72. 48
1. Decision (branch) Coverage
Sesuai dengan namanya, teknik testing ini fokusnya terhadap hasil dari
skenario yang dijalankan terhadap bagian perangkat lunak yang
mengandung percabangan (if, then,else).
2. Condition Coverage
Teknik ini hampir sama dengan teknik pertama, tetapi dijalankan
terhadap percabangan yang dianggap kompleks atau majemuk. Hal ini
biasanya dilakukan jika dalam sebuah perangkat lunak memiliki banyak
kondisi yang dijalankan dalam satu proses sekaligus.
3. Path Analysis
Merupakan teknik testing yang berusaha menjalankan kondisi yang ada
dalam perangkat lunak serta berusaha mengoreksi apakah kondisi yang
dijalankan telah sesuai dengan alur diagram yang terdapat dalam proses
perancangan.
4. Execution Time
Pada teknik ini, perangkat lunak berusaha dijalankan atau dieksekusi
kemudian dilakukan pengukuran waktu pada saat input dimasukkan
hingga output dikeluarkan. Waktu eksekusi yang dihasilkan kemudian
dijadikan bahan evaluasi dan dianalisa lebih lanjut untuk melihat apakah
perangkat lunak telah berjalan sesuai dengan kondisi yang dimaksud oleh
tester.
73. 49
5. Algirithm Analysis
Teknik ini umumnya jarang dilakukan jika perangkat lunak yang dibuat
berjenis sistem informasi. Sebab teknik ini membutuhkan kemampuan
matematis yang cukup tinggi bagi para tester, karena didalamnya
berusaha melakukan analisa terhadap algoritma yang diimplentasikan
pada perangkat lunak tersebut.
2.18.2 Black Box Testing
Blackbox testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak
yang tidak dikertahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang
perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat
isinya, tapi cukup dikenal proses testing dibagian luar (Rizky, 2011).
Jenis testing ini hanya memandang perangkat lunak dari sisi spesifikasi
dan kebutuhan yang telah didefinisikan pada saat awal perancangan. Pada black
box testing, perangkat lunak tersebut akan dieksekusi kemudian berusaha dites
apakah telah memenuhi kebutuhan pengguna yang didefinisikan pada saat awal
tanpa harus membongkar listing programnya.
Beberapa teknik testing yang tergolong tipe ini antara lain:
1. Equivalence Paticioning
Pada teknik ini, tiap inputan data dikelompokan kedalam kelompok
tertentu, yang kemudian dibandingkan output-nya.
2. Boundary Value Analysis
Merupakan teknik yang sangat umum digunakan pada saat awal perangkat
lunak selesai dikerjakan. Pada teknik ini, dilakukan teknik inputan yang
74. 50
melebihi batasan dari sebuah data. Sebagai contoh, untuk sebuah inputan
harga barang, maka dapat dilakukan testing dengan menggunakan angka
negatif. Jika perangkat lunak berhasil mengatasi inputan yang salah
tersebut, maka dapat dikatakan teknik ini telah selesai dilakukan.
3. Cuase Effect Graph
Dalam teknik ini, dilakukan proses testing yang menghubungkan sebab
dari sebuah inputan dan akibatnya pada output yang akan dihasilkan.
4. Random Data Selection
Seperti namanya, proses ini berusaha melakukan proses inputan data
dengan menggunakan nilai acak. Dari hasil masukan tersebut kemudian
dibuat sebuah tabel yang menyatakan validitas dari output yang dihasilkan.
5. Feature Test
Pada teknik ini, dilakukan proses testing terhadap spesifikasi dari
perangkat lunak yang selesai dikerjakan. Misalkan pada perangkat lunak
sistem informasi akademik. Dapat dicek apakah fitur untuk melakukan
entri nilai telah tersedia, begitu dengan fitur entri data siswa maupun data
guru yang akan melakukan entri nilai.
2.18.3 Keuntungan Black Box Testing
Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis testing ini antara lain
(Rizky, 2011):
1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan
teknis di bidang pemrograman.
75. 51
2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh
komponen tester yang berasal dari pengguna.
3. Hasil dari black box testing dapat memperjelas kontradiksi ataupun
kerancuan yang mungkin timbul dari eksekusi sebuah perangkat lunak.
4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan white box testing.
76.
77. 52
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
Untuk menunjang kebutuhan data-data penelitian, dilakukan dengan
berbagai metode pengumpulan data, tertentu sesuai dengan tujuan penelitiannya.
Metode penelitian yang digunakan adalah:
3.1.1 Observasi
Pada tahap observasi peneliti mengunjungi perusahaan dengan
melaksanakan pengamatan langsung proses bisnis dan kegiatan yang berlangsung
di Yayasan Mandiri Amal Insani Foundation. Observasi dilakukan tanggal 08
April 2018 sampai 29 Juli 2018. Berdasarkan dari observasi yang peneliti lakukan
pada bagian Administrasi dan Kepegawaian di Yayasan Mandiri Amal Insani
Foundation maka dapat diketahui proses penilaian kinerja seperti memasukkan
data penilaian kinerja, menghitung hasil kinerja pegawai, dan membuat laporan
hasil penilaian kinerja yang dilakukan secara berkala. Hasil observasi berupa
analisis sistem yang akan dirancang.
3.1.2 Wawancara
Wawancara ini dilakukan secara langsung dengan mengadakan tanya
jawab dengan Bapak Kamila Yasin selaku kepala divisi Administrasi dan
kepegawaian pada tanggal 01 Juni 2018 yang berlokasi di Kantor Yayasan
Mandiri Amal insani yang beralamat di Jl. Mampang Prapatan Raya No. 16,
Jakarta Selatan. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data-data
78. 53
yang terkait dengan kegiatan menilai kinerja pegawai. Berdasarkan wawancara
yang penulis lakukan, pengumpulan informasi tersebut mengenai alur proses
penilaian kinerja pegawai, dan variabel serta indikator apa saja yang dinilai pada
saat dilaksanakan proses penilaian kinerja, metode yang digunakan untuk
penilaian, permasalahan apa saja yang dihadapi dalam melakukan penilaian
kinerja, dan harapan yang diinginkan ketika adanya sistem informasi penilaian
kinerja pada Yayasan Mandiri Amal Insani Foundation.
3.1.3 Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku
serta yang berhubungan dengan penilaian kinerja, rating scale, analisis dan
perancangan sistem, Pemrograman PHP, pengelolaan database menggunakan
MySQL, dan pengembangan sistem informasi menggunakan model RAD (Rapid
Application Development) yang mendukung topik yang akan dibahas pada
penelitian ini. Jurnal yang dibaca dan dipelajari adalah jurnal nasional yang
membahas mengenai penerapan metode rating scale dalam sistem informasi
penilaian kinerja.
Sumber literatur yang digunakan penulis laporan ini adalah studi literatur
dan hasil penelitian yang khususnya berkaitan dengan sistem informasi penilaian
kinerja pegawai. Berikut merupakan beberapa hasil penelitian sejenis dengan
penelitian yang dilakukan oleh penulis.
79. 54
Tabel 3.1 Studi Literatur Sejenis
Penulis Metode,Tools Kekurangan/kelebihan Hasil
Rifai, 2015 Rating Scale,
UML
Proses penilaian kinerja
karyawan masih
dilakukan secara
manual oleh atasan, dan
tidak adanya history
yang menyimpan
transaksi pencatatan
data penilaian kinerja.
Sistem dapat
menghasilkan
nilai kinerja dan
laporan untuk
masing-masing
pegawai dalam
periode tertentu
dan sudah
adanya
pencatatan
history pada
penilaian
kinerja.
Jumaizi,
2015
Analytic
Process (ANP)
dan Rating
Scale, UML
Belum adanya penilaian
kinerja karyawan untuk
mempengaruhi kualitas
kinerja karyawan.
Sudah adanya
penilaian
kinerja
karyawan
dengan
mengunakan
metode ANP
dan Rating
Scale
Ardyansyah,
2014
Balanced
Scorecard ,
UML
Sistem yang berjalan
dinilai belum efektif
dan efisien untuk
menilai kinerja pegawai
karena membutuhkan
waktu yang lama dan
memerlukan biaya yang
mahal.
Sistem dapat
menghasilkan
laporan
penilaian
kinerja dengan
cepat dan biaya
yang sedikit.
Asri, 2012 Umpan Balik,
UML
Belum adanya sistem
informasi penilaian
kinerja karyawan.
Sistem
penilaian
kinerja sudah
diterapkan
secara online
dengan metode
360 Derajat.
80. 55
Taufik, 2014 MBO dan
BARS, UML
Penilaian kinerja yang
belum spesifik terhadap
kerja masing-masing
jabatan dan sasaran
kerja masih secara
umum.
Aplikasi
penilaian
kinerja yang
mempunyai
penilaian secara
spesifik
berdasarkan
sasaran kerja
dengan metode
MBO dan
BARS.
Irma, 2015 Perbandingan
eksponensial,
UML
Penilaian kinerja yang
belum adanya
perbandingan dengan
metode Rating Scale.
Terdapat nilai
akumulasi yang
memperlihatkan
urutan dari
masing masing
karyawan yang
di kandidat.
Subri, 2014 Analytical
Hierarchy
Process (AHP),
UML
Bagaimana membantu
mengefektifkan dan
mengefisienkan waktu
pengolahan data
masyarakat yang
menjadi mustahik
Sistem
penunjang
keputusan yang
dibuat
membantu
dalam
pengambilan
keputusan
dalam
menentukan
kelayakan
sebagai
mustahik
Rohiem,
2013
Simple additive
weighting,
UML
Belum adanya
perhitungan ksusus
yang berkaitan dengan
kriteria yang diinginkan
Dengan
menggunakan
sistem
infromasi ini,
untuk
melakukan
perekrutan
dengan cara
melihat calon
karyawan yang
mendekati
kriteria
81. 56
penilaian
Futra, 2014 Rating Scale,
UML.
Tidak adanya siste
penilaian kinerja
mengakibatkan sulitnya
dalam pengontrolan
Kinerja Pegawai
Penelitian ini
menghasilkan
sistem penilaian
kinerja pegawai
yang dapat
menyimpan data
penilaian
kinerja pegawai
dari berbagai
aspek seperti
ketepatan waktu
dalam kehadiran
kerja.
Pradipta,
2012
Rating Scale,
UML.
Belum adanya sistem
penilaian kinerja
pegawai, dalam rangka
meningkatkan kinerja
maka dibutuhkan sistem
untuk menilai para
pegawai.
Tersedianya
sistem
informasi
berbasis website
untuk
melakukan
penilaian
kinerja
karyawan
berdasarkan
kriteria tertentu
yang telah
ditetapkan serta
menghasilkan
data
perangkingan
karyawan
berprestasi
berdasarkan
hasil penilaian
kinerja yang
telah dilakukan.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat diketahui
bahwa sistem penilaian yang telah dihasilkan dapat melakukan pemantauan
kinerja pegawai dan menghasilkan laporan kinerja pegawai dalam periode
82. 57
tertentu. Dalam penelitian ini, sistem yang dibangun diharapkan dapat melakukan
penilaian kinerja secara objektif dan adanya rekaman hasil penilaian kinerja
pegawai pemasaran selama bekerja di Yayasan Mandiri Amal Insani Foundation
sebagai bahan pertimbangan untuk kenaikan jabatan atau perubahan status
menjadi pegawai tetap, selain itu dalam perancangan sistem penilaian kinerja ini
adanya sistem untuk melihat Track Record data penilaian pegawai selama satu
tahun dan itu menjadi kelebihan sistem yang akan di bangun di banding dengan
sistem yang sudah ada.
3.2 Metode Peniliaian Kinerja
Metode penilaian kinerja pegawai yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Rating Scale. Metode ini dilakukan oleh penilai yang diharuskan
melakukan suatu penilaian yang berhubungan langsung dengan hasil kinerja
pegawai dalam skala-skala tertentu, mulai dari yang paling rendah sampai yang
paling tinggi. Penilaian kinerja dilakukan oleh atasan pada perusahaan yaitu
manajer pemasaran.
3.3 Metode Pengembangan Sistem
Pada pengembangan sistem penulis menggunakan metode Rapid
Application Development (RAD) dalam menganalisis, merancang, dan
mengimplementasikan sistem. Penulis penggunakan metode pengembangan RAD
karena penggunaan metode ini mempersingkat dalam pengerjaannya dan dapat
83. 58
menggunakan code-code yang sudah ada contohnya dengan menggunakan
template. Adapun tahapan yang dilakukan peneliti yaitu:
1. Requirement Planning
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan pada bagian
pemasaran Yayasan Mandiri Amal Insani, maka dalam tahap ini terdapat
beberapa langkah yang dilakukan dalam mengidentifikasi kebutuhan dan
tujuan dari sistem yang akan dibangun. Dalam tahap ini diuraikan
beberapa hal yaitu:
a. Analisa sistem berjalan, yang terdiri dari sistem sedang berjalan
dengan membuat rich picture dan mengidentifikasi masalah.
b. Analisa sistem usulan, yang terdiri atas pemecahan masalah dan
menggambarkan sistem usulan dengan rich picture.
2. Desain Workshop
Merupakan tahap lanjutan dari tahap requirment planning, maka pada
tahap ini peneliti melakukan perancangan sistem informasi penilaian
kinerja pegawai di Yayasan Mandiri Amal Insani dengan menggunakan
tools UML (unified Modelling Language) sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan yang sudah diidentifikasi pada tahap requirment planning. Tahapan
yang dilakukan pada tahap perancangan sistem ini adalah sebagai berikut:
c. Membuat Use Case Diagram
d. Membuat Skenario Use Case
e. Membuat Activity Diagram
f. Membuat Sequence Diagram
84. 59
g. Membuat Class Diagram
h. Membuat Perancangan Database
i. Membuat Grafic User Interface
3. Implementation
Tahap ini terdiri dua tahapan, yaitu tahap pengimplementasian sistem ke
dalam bahasa pemograman (Coding) dan tahap pengujian sistem. Dalam
tahap ini sistem yang dibangun dengan menggunakan bahasa pemograman
PHP dan MySQL untuk databasenya. Pada tahap pengujian sistem
dilakukan oleh pihak Yayasan seperti direktur, manajer program, manajer
penghimpunan, manager operasional, dan pegawai dengan menggunakan
metode blackbox testing, dimana para pengguna sistem melakukan input
data pada sistem dan melihat output dari sistem apakah sesuai dengan
sistem yang diharapkan.
3.4 Kerangka Berpikir
Penulisan ini dilakukan melalui beberapa tahapan yang dilakukan yang
bertujuan untuk memudahkan dalam proses laporan penelitan. Adapun tahap
kerangka berpikir pada penelitian ini dijelaskan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir
85.
86. 60
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Perencanaan Syarat-Syarat (Requirement Planning)
4.1.1 Gambaran Umum Yayasan Mandiri Amal Insani
Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation merupakan lembaga nirlaba yang
berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana
ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah, Wakaf) serta dana sosial lainnya yang halal dari
perorangan, kelompok ataupun perusahaan. Mandiri Amal Insani Foundation
didirikan pada tanggal 2 Oktober 2014. MAI menjalankan fungsinya sebagai
sebuah Foundation atau yang biasanya disebut dengan yayasan, yaitu
menghimpun, mengelola, dan mendistribusikan dana Zakat, Infaq, Sedekah,
Wakaf, dan dana sosial lainnya dari masyarakat umum kepada mereka yang
membutuhkan. Mandiri Amal Insani memiliki beberapa Kantor Wilayah untuk
melakukan ekspansi, di antaranya: Mandiri Amal Insani Kanwil Bandung,
Mandiri Amal Insani Kanwil Semarang, Mandiri Amal Insani Kanwil Surabaya,
Mandiri Amal Insani Kanwil Makassar, Mandiri Amal Insani Kanwil
Medan(www.mandiriamalinsani.or.id). Gambar 4.1 memperlihatkan Logo
Mandiri Amal Insani.
Gambar 4.1 Logo Yayasan Mandiri Amal Insani
(Mandiri Amal Insani, 2014)
87. 61
4.1.1.1 Visi dan Misi Yayasan Mandiri Amal Insani
Visi Mandiri Amal Insani adalah Menjadi lembaga Zakat yang
terpercaya, Modern dan Rahmatan lil alamin.
Adapun Misi Mandiri Amal Insani adalah:
1. Memfasilitasi dan mengkoordinir penghimpunan dan penyaluran Zakat,
Infaq,Shodaqoh dan Wakaf serta sumbangan lainnya yang tidak mengikat
dari-dan bagi masyarakat dalam rangka menunaikan kewajiban masing-
masing dalam berzakat, infaq, shodaqoh dan wakaf.
2. Meningkatkan taraf hidup masyarakat; khususnya kaum dhuafa melalui
program sosial, kemanusiaan dan keagamaan dengan harapan yang daluhu
Mustahik menjadi Muzzaki.
3. Meningkatkan kemandirian Independensi dan Akuntabilitas lembaga dalam
pengelolaan sumber daya.
4. Mentransformasikan nilai-nilai untuk mewujudkan masyarakat religius.
4.1.1.2 Struktur Organisasi Yayasan Mandiri Amal Insani
Pada struktur organisasi diatas ada beberapa posisi di antaranya adalah
dewan pembina yaitu posisi tertinggi di dalam yayasan, bertugas untuk
memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan yayasan, membuat kebijakan dan
memberikan arahan kepada direktur yayasan.
Terdapat juga pengurus, wakil pengurus, sekretaris, bendahara yayasan
bertugas untuk memantau pemasukan dan pengeluran uang masuk untuk
kebutuhan yayasan dan program, terdapat juga QAC yaitu bertugas untuk
88. 62
memantau atau memastikan bahwa setiap pekerjaan berjalan sesuai dengan
jalurnya.
Dewan syariah bertugas untuk memutuskan apakah kebijakan yang akan
dibuat bertentangan dengan hukum syariat islam atau tidak, dan direktur bertugas
untuk memberikan arahan kepada pegawai setiap hari, memutuskan kebijakan
yang berlangsung setiap hari dan merencanakan upaya apa yang akan dilakukan
untuk mencapai target penghimpunan.
Di bawah direktur terdapat bagaian program yaitu bertugas untuk
membuat program penyaluran dana zakat yang sudah terkumpul, manager
penghimpunan melakukan upaya apa yang harus dilakukan agar target
penghimpunan tercapai.
Manager operasional bertugas memastikan bahwa kegiatan operasional
pada yayasan berjalan dengan lancar dan pada bagain ini juga sistem penilaian
kinerja dilakukan yang terakhir adalah manager pengembangan dan perwakilan
yaitu perwakilan manager di setiap cabang yayasan yang ada di beberapa daerah
di Indonesia.
Dan Gambar 4.2 Menjelaskan struktur organisasi yang ada pada Yayasan
Mandiri Amal Insani.