1. Profil Danau Di Kabupaten Paniai
Orang Mee lain menempati di
sekeliling Danau Paniai dan Danau
Tege. Jarak dari Danau Tigi ke
Paniai kurang lebih 50 KM. Kini dapat
ditempuh dengan mobil dan motor
(jalan Trans Irian). Luas danau paniai
kurang lebih 15.000 ha, lebih besar
dari Danau Tigi. Pada Konferensi Danau se-Dunia di India, 30 November 2007, 157
negara-negara pemilik danau di
dunia menetapkan Danau Paniai
sebagai danau terbaik dan terindah
di seluruh Dunia.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 26 Tahun
2008 wilayah sekitar Danau Paniai,
Enarotali ditetapkan sebagai Cagar
Alam (II/B/3). Danau ini dianggap
lebih ekstrim. Tidak hanya karena ombak yang besar di siang hari tetapi juga terjadi
banyak keanehan di bukit terjal berbatu pinggiran danau. Pulau Maiyageya yang
terletak di tengah danau itu dianggap pulau keramat.
Tempat ini (Pulau Maiyageya) kerap dijadikan tempat orang berwisata tetapi
sebagian lainnya takut ke sana. Warga yang sering ke pulau ini menemukan patung
menyerupai manusia dan barang-barang pabrik seperti minuman Sprite, Roti. Di
pulau Maiyageya terdapat air yang bisa meneropong masa depan. Ada juga satu
pulau agak kecil, Yago.
Kini, di danau Paniai terdapat banyak speed selain perahu-perahu kecil. Speed ini
selain untuk antar jempat penumpang dari pelabuhan Aikai juga digunakan untuk
Gmb. Danau Tege
Gmb. Danau Paniai
2. mencari ikan. Danau ini memiliki aneka jenis ikan. Ada ikan nila (oreochromis
niloticus), ikan mujair (oreochromis mossambicus), ikan mas/ikan karper (cyprinus
carpio), ikan sembilan hitam, dan ikan belut (synbranchus). Ada juga ikan pelangi
(rainbow/melanotaenia ayamaruensis) yang sering dicari oleh para nelayan dan
pehobi ikan hias karena bernilai ekonomi tinggi. Terdapat udang endemik Papua
yang kini sudah mulai langka, yaitu udang selingkuh (cherax albertisii).
Selain itu, terdapat banyak bebek rawah (Peguwa) dan burung putih, bangau
(dogadogaiye, warga setempat menyebutnya). Di hamparan rawah sepanjang aliran
sungai Adege ditemui burung. Ketika matahari mulai terbenam, burung-burung itu
secara berkelompok terbang membentuk huruh 'V'. Tidak tahu entah ke mana
mereka pergi. Sebagian masyarakat sering memburu burung-burung tersebut
dengan panah, ketapel, dan senapan angin.
Direktur Yayasan Pengembangan
Kesejateraan Masyarakat (Yapkema),
Hanok H. Pigai mengungkapkan
keprihatinannya atas danau Paniai
yang tampak tak terperhatikan oleh
pemerintah. Ia menyoroti soal
tumbuhan eceng gondok (eichhmia
crassipes), ganggang (alga), dan lain
sebagainya yang mulai menutupi danau. Ia berharap wilayah Kebo, Agabado,
Weyabado, Ibumoma, Enagobado dan Aikai yang ditumbuhi Eceng Gondok
dibersihkan segera.
Danau Paniai diprediksi sedang mengalami pendangkalan setinggi 15 meter dari
dasar danau. Penyebabnya karena semakin meningginya endapan sedimentasi dari
sejumlah kali yang bermuara ke Danau Paniai. Sejauh ini pendangkalan ini cukup
signifikan yaitu sebesar 55 meter dalam 10 tahun terakhir.
Gmb. Eceng Gondok ( Eichhmia crassipes)
3. Tahun 1935 para Misionaris pernah mengukur
kedalaman Danau ini. Waktu itu, kedalaman
Danau Paniai sekitar 300 meter.
Pendangkalan danau ini diprediksi meningkat
lagi mengingat tingginya curah hujan akhir-
akhir ini yang menyebabkan banjir di sejumlah
kali atau sungai. Saat banjir, batu, tanah, pasir,
dan kayu ikut terbawa hingga kian menumpuk
di dasar Danau Paniai. Cagar Alam ini, semua daerah datar telah dikonversi menjadi
lahan pertanian, dan lereng bukit yang lebih rendah telah gundul akibat penebangan
dan terbakar. Ketika sore tiba, danau ini terlihat sangat indah. Menyaksikan Festival
Danau Paniai yang sering diadakan di akhir-akhir ini oleh Gereja Kingmi Papua
bekerja sama dengan Yayasan Pengembangan Kesejateraan Masyarakat
(Yapkema) adalah pengalaman yang tidak kalah dengan Festival Danau sentani di
Jayapura.
Lomba dayung hingga aneka pertandingan dilakukan di danau ini kala menggelar
Festival. Turut hadir juga para wisatawan asing. Seringkali, para wisatawan yang
datang di tempat ini tidak luput dari kecurigaan pihak aparat.
"Ya, wajar jika ada yang mencurigai pekerja LSM atau wisatawan asing datang di
tempat ini. Mungkin mereka hubung-hubungkan dengan kelompok Tentara
Pembebasan Nasional/Organisasai Papua Merdeka (TPN/OPM) Makodam IV
Pembela Keadilan Paniai di bawah pimpinan Salmon Yogi Magai yang berada tidak
jauh dari ibu kota Kabupaten Paniai, Eduda," kata salah satu pegawai pemerintah di
Enarotali.