2. Manusia saling menciptakan realitas sosial. Kepercayaan bahwa orang-orang saling menciptakan realitas sosial mereka dalam percakapan disebut social constructionism. Social reality merujuk pada pandangan seseorang mengenai bagaimana makna dan tindakan sesuai dengan interaksi interpersonalnya. Percakapan yang kini terjadi, akan memunculkan realitas baru karena dua orang datang dengan sudut pandang yang berbeda.
3. Transaksi informasi bergantung kepada makna pribadi dan interpersonal. Pada dasarnya, transaksi informasi tergantung pada makna pribadi dan interpersonal. Makna pribadi (personal meaning) didefinisikan sebagai makna yang dicapai ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain sambil membawa pengalamannya yang unik dalam interaksi. Makna pribadi didapatkan dari pengalaman-pengalaman orang yang dialami secara bersama (Cushman dan Whiting). Ketika dua orang sepakat mengenai interpretasi satu sama lain, mereka dikatakan telah mencapai interpersonal meaning.
4.
5. Sikap berbicara, adalah sikpa yang kita tonjokan pada saat berbicara, baik itu pertanyaan, memberi informasi, ataupun memaksa.
6. Episode, yaitu bagian-bagian dalam berkomunikasi. Memiliki awalan, isi dan akhir dari komunikasi itu, dan tiap orang memiliki pandangan berbeda mengenao episode-episode dalam berkomunikasi.
12. Koordinasi, pada langkah ini individu mulai memasukan aturan-aturan yang ada pada dirinya pada proses interaksi yang terjadi.
13. Misteri (bias), disebut juga kisah terpendam, ini merupakan bagian dalam komunikasi yang sama sekali tidak dapat dijelaskan atau dibicarakan.
14. KritikDari segi ruang lingkup, Brenders menyatakan bahwa teori ini terlalu abstrak dan di dalamnya terdapat definisi-definisi yang tidak tepat. Selain itu, Brenders juga melihat bahwa pada beberapa ide yang dikemukakan oleh Pearce dan Cronen terdapat kekurangan tolok ukur dan harus lebih diklarifikasi. M. Scott Poole menyatakan bahwa teori ini menjadi bermasalah karena terlalu sulit untuk “paint with broad strokes and at the same time same give difficult areas the attention they deserve”. Barge dan Pearce berpendapat bahwa kritik tersebut tidak mempertimbangkan evolusi yang dialami oleh teori ini serta perbaikan-perbaikan yang terjadi sejalan dengan waktu.<br />Dari segi parsimony, karena ruang lingkup teori ini yang terlalu luas, maka dikatakan bahwa teori ini tidak memiliki sifat parsimony. Namun Barge dan Pearce menggarisbawahi kesulitan yang mungkin terjadi dalam hal kesederhanaan dengan menyataka bahwa CMM lebih baik dipahami dengam menggunakan cara pandang terhadap dunia serta konsep model yang terbuka.<br />Dari segi kegunaan, CMM adalah salah satu dari sedikit teori komunikasi yang diakui baik oleh pada teoritikus maupun peneliti CMM sebagai “teori praktis”<br />Dari segi Heurism, CMM merupakan teori yang sangat heuristik dan melampaui beberapa area bahasan yang berbeda. Bahkan peneliti telah menggunakan teori ini dan konsep-konsepnya untuk memahami konflik.<br />