SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 11
Descargar para leer sin conexión
HUBUNGAN ANTARA JOB INSECURITY DENGAN KOMITMEN
 KONTINUAN PADA KARYAWAN PELAKSANA PRODUKSI
        PT. SARI WARNA ASLI UNIT V KUDUS
                              Anindhita Setianingrum
                               Harlina Nurtjahjanti
                              Achmad Mujab Maskur

                                       Abstrak

        Komitmen kontinuan merupakan variabel yang tidak banyak diteliti
  dibandingkan komponen komitmen organisasi lain, seperti komitmen afektif pada
  karyawan, akan tetapi banyaknya industri padat karya serta kondisi perekonomian
  yang tidak stabil menyebabkan komitmen kontinuan menjadi menarik untuk dikaji.
  Adanya ketidakpastian kerja akan menimbulkan konsekuensi pada dimensi
  psikologis pekerja yang dapat mempengaruhi kualitas kerjanya. Menurut Green
  (2003, hal. 6-7), elemen utama dari kualitas kerja adalah rasa percaya diri terhadap
  kontinuitas dan progresivitas dari pekerjaan yang sedang dilakukan. Secara umum,
  karyawan menganggap pekerjaan bukan hanya semata komoditas yang bisa dijual-
  belikan atau kontrak kerja semata, namun lebih pada adanya hubungan timbal balik
  berdasar variabel dan jangka waktu yang telah ditentukan Job insecurity timbul
  karena adanya rasa curiga, tidak berdaya, dan stress sebagai reaksi potensial akibat
  pemberhentian kerja (Jacobsen dalam Porter, 1980, hal.90). Job insecurity
  merupakan suatu gejala psikologis yang berkaitan dengan persepsi para pekerja
  terhadap masa depan mereka di tempat kerja yang penuh ketidakpastian. Job
  insecurity merupakan satu permasalahan utama dari sudut pandang pekerja.
PENDAHULUAN                          ditimbulkan dari kondisi ini adalah
          Era globalisasi telah melanda        ketidakpedulian       para    pekerja      atas
berbagai aspek kehidupan manusia.              kelangsungan dan kemajuan perusahaan,
Teknologi informasi dan komunikasi             serta kurangnya komitmen terhadap
terbukti mampu merubah dunia menjadi           organisasi.
lebih terbuka akan persaingan ketat.                   Greenberg dan Baron (2003,
Globalisasi dalam bidang perekonomian          hal.161), membedakan tiga komponen
membawa dampak yang cukup besar bagi           komitmen organisasi, yaitu; (1) komitmen
industri-industri di Indonesia sehingga        afektif    (affective    commitment),       (2)
dunia industri dan organisasi dituntut untuk   komitmen         kontinuan       (continuance
dapat menciptakan iklim yang kondusif          commitment), (3) komitmen normatif
bagi kelangsungan produktivitas dan            (normative commitment).
eksistensinya dalam mencapai tujuan yang               Komitmen kontinuan merupakan
optimal. Tantangan kondisi perekonomian        variabel yang tidak banyak diteliti
Indonesia yang belum stabil sejak masa         dibandingkan        komponen        komitmen
krisis harus dihadapi oleh organisasi-         organisasi lain, seperti komitmen afektif
organisasi bisnis maupun nirlaba yang telah    pada karyawan, akan tetapi banyaknya
berdiri. Banyak diantaranya yang terpaksa      industri padat karya serta kondisi
‘gulung tikar’, namun ada beberapa yang        perekonomian         yang     tidak      stabil
mampu bertahan dari goncangan ekonomi          menyebabkan komitmen kontinuan menjadi
dan moneter.                                   menarik untuk dikaji. Industri padat karya
       Tidak stabilnya iklim usaha yang        semacam        industri     tekstil     sangat
dialami oleh pabrik-pabrik tekstil dan         membutuhkan kontinuitas kerja para
garmen di Indonesia, disusul dengan            karyawannya           untuk       mendukung
maraknya fenomena pemutusan hubungan           produktivitas      perusahaan.      Fenomena
kerja akibat hal tersebut, tentunya            downsizing atau Pemutusan Hubungan
memunculkan masalah baru. Hilangnya            Kerja (PHK) pada pekerja-pekerja industri
lapangan pekerjaan berarti akan menambah       yang     terjadi     di    Indonesia      akan
angka pengangguran di Indonesia. Tidak         mempengaruhi komitmen kontinuan yang
dapat dipungkiri, pekerja yang paling          mereka miliki. Tsai, et al. (2005) meneliti
berpotensi untuk menghadapi Pemutusan          tingkat komitmen kontinuan para pekerja
Hubungan Kerja (PHK) pada industri padat       pada beberapa perusahaan di Taiwan yang
karya semacam industri tekstil dan garmen      masih bekerja setelah perusahaannya
adalah kaum buruh atau pekerja level           melakukan        PHK.       Penelitian      ini
rendah (Kompas, 16 Maret 2003). Keadaan        menunjukkan hasil yang beragam dengan
yang tidak menguntungkan tersebut tentu        kepuasan kerja sebagai variabel yang
akan membuat pekerja semakin terjepit.         menentukan. Komitmen kontinuan akan
Latar belakang pendidikan yang tidak           tinggi apabila perusahaan tetap mampu
begitu tinggi serta sulitnya mencari           menjaga kepuasan kerja para karyawan
pekerjaan sekarang ini disinyalir semakin      yang masih bekerja setelah peristiwa PHK,
memicu kecemasan para pekerja. Mereka          dan sebaliknya, komitmen kontinuan akan
pun akan mulai kehilangan kepercayaan          rendah bila kepuasan kerja karyawan
terhadap perusahaan. Efek yang mungkin         setelah peristiwa PHK juga rendah.
Tingginya komitmen organisasi           kontinuan karyawan. Pertimbangan untung
seseorang, termasuk di dalamnya adalah         rugi atas pekerjaan saat ini akan
komitmen kontinuan, salah satunya              dipengaruhi pula oleh kepuasan kerja yang
dipengaruhi oleh karakter organisasi yang      diperoleh      selama      bekerja,   sebab
mencakup kondisi kerja yang dialaminya.        keuntungan dan manfaat materi merupakan
Ketidakberdayaan untuk mempertahankan          komponen penguat komitmen kontinuan
kesinambungan yang diinginkan dalam            karyawan sehingga keinginan untuk
kondisi kerja yang terancam menurut            bergabung dalam perusahaan akan tetap
Greenhalgh     dan     Rosenblatt     (1989)   tinggi (Spector, 2006, hal. 237)
merupakan keadaan yang disebut sebagai                Upaya pemberian fasilitas dan
job insecurity (dalam Nolan, 2005, hal.9).     perhatian akan kesejahteraan pekerja, tak
Rosenblatt dan Ruvio (1996) menyatakan         terkecuali para pekerja pelaksana produksi,
bahwa pada akhirnya kondisi job insecurity     yang diberikan oleh pihak manajemen PT.
memiliki efek negatif terhadap komitmen        Sari Warna Asli Unit V Kudus sekiranya
organisasi serta prestasi kerja karyawan       dapat     meningkatkan       kepuasan   dan
(dalam Yousef, 1998, hal.183-184). Hasil       komitmen organisasi para pekerja, namun
penelitian Pasewark dan Strawser (1996)        di sisi lain, para karyawan pelaksana
menunjukkan bahwa job insecurity               produksi juga tetap merasakan adanya
merupakan salah satu faktor yang               kekhawatiran PHK secara tiba-tiba.
menyebabkan seseorang memilih bertahan         Kekhawatiran tersebut dipicu fakta kondisi
dengan pekerjaannya atau tidak.                perekonomian Indonesia yang belum
       Salah satu perusahaan yang bergerak     menunjukkan akan membantu bangkitnya
di bidang industri tekstil dan garmen, yaitu   industri tekstil dan garmen. Tahun ini
PT. Sari Warna Asli Unit V Kudus, pernah       diperkirakan,     industri    tekstil gagal
mengalami masa-masa sulit akibat krisis        mencapai target. Harga serat sintetis untuk
moneter yang melanda negeri ini.               bahan baku tekstil dipastikan naik delapan
Perusahaan yang telah berdiri sejak 8          hingga sepuluh persen pada akhir
Februari 1974 ini, terpaksa merumahkan         November 2007 (Suara Pembaruan, 12
puluhan karyawan-karyawan, utamanya            November 2007). Kondisi lingkungan kerja
yang berada pada level pekerja produksi.       yang tidak kondusif atau situasi job
Pemutusan hubungan kerja tersebut              insecurity ini akan dipahami sebagai suatu
berlangsung hingga tahun 2006, dimana          ancaman bagi para pekerja bila perusahaan
para karyawan yang berhenti bekerja            tidak dapat mengantisipasinya. Situasi job
sebelum masanya akan dianggap sebagai          insecurity    dapat     berpengaruh    pada
karyawan yang ‘dipensiun dini’ dengan          kepuasan kerja yang pada akhirnya juga
diberikan uang pesangon layaknya ketika        akan mempengaruhi komitmen organisasi,
mereka pensiun.                                termasuk diantaranya adalah komitmen
       Kesempatan kerja yang terbatas pada     kontinuan yang dimiliki pekerja.
akhirnya akan menimbulkan kekhawatiran                 Penelitian ini bertujuan untuk
para karyawan. Para karyawan juga akan         menguji secara empiris hubungan antara
melakukan pertimbangan untung rugi bila        job insecurity dengan komitmen kontinuan
harus      meninggalkan        pekerjaannya.   pada karyawan pelaksana produksi PT. Sari
Kekhawatiran atas ketersediaan alternatif      Warna Asli Unit V Kudus.
pekerjaan serta perhitungan untung rugi
karyawan dalam bekerja merupakan               TINJAUAN PUSTAKA
keadaan yang menunjukkan komitmen              A. Komitmen Kontinuan
1. Definisi Komitmen Kontinuan                    a. Persepsi akan kurangnya alternatif
        Allen dan Meyer (1990, hal. 539)                  pekerjaan
mendefinisikan      komitmen      kontinuan               Ketidakcukupan          alternatif
sebagai      bentuk       komitmen     yang       pekerjaan akan meningkatkan persepsi
mencerminkan keputusan karyawan untuk             biaya yang timbul apabila seseorang
tetap mempertahankan keberadaannya di             meninggalkan perusahaan, oleh karena
dalam organisasi atau perusahaan karena           itu sedikitnya alternatif pekerjaan yang
merasa rugi bila meninggalkan organisasi          diyakini      oleh     karyawan      akan
tersebut.                                         meningkatkan komitmen yang dimiliki
        Greenberg dan Baron (2003, hal.           oleh karyawan terhadap perusahaannya.
161) berpendapat komitmen kontinuan               b. Pengorbanan diri dan pembiayaan
adalah kekuatan seseorang untuk bergabung                 (cost) yang tinggi
dalam          organisasi       dikarenakan               Setiap perusahaan mempunyai
keyakinannya bahwa dirinya akan merugi            kebijakan sendiri-sendiri mengenai
karena meninggalkan organisasi.                   bentuk dan jumlah tunjangan yang akan
   Schultz dan Schultz (2002, hal. 253)           diberikan        pada       karyawannya.
berpendapat komitmen kontinuan adalah             Pengorbanan diri yang dimaksud adalah
komitmen yang menunjukkan kondisi                 karyawan melakukan tindakan yang
dimana para pekerja bertahan dalam                berhubungan dengan bagaimana cara
perusahaan hanya karena faktor sampingan          agar mereka tetap bertahan di
atas keuntungan akumulatif seperti pensiun        perusahaan tempat mereka bekerja
dan senioritas, yang tidak dapat diperoleh        walaupun ada kemungkinan bahwa
apabila mereka keluar dari perusahaan.            tunjangan yang didapat dari perusahaan
Identifikasi personal dengan nilai dan            tempat mereka bekerja saat ini tidak
tujuan perusahaan tidak tercakup dalam            sama dengan perusahaan lain.
komitmen ini.
   Berdasarkan pembahasan di atas, dapat       3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
disimpulkan bahwa komitmen kontinuan           Komitmen Kontinuan
adalah tingkat kesediaan karyawan untuk           Terdapat dua faktor yang mempengaruhi
tetap     bergabung      dalam    organisasi   komitmen kontinuan yaitu karakteristik
perusahaan karena kurangnya alternatif         individu dan karakteristik organisasi.
pekerjaan yang bisa didapatkan serta           Karakteristik individu antara lain usia, masa
adanya keuntungan dan manfaat yang             kerja, jenis kelamin, tanggung jawab, status
mungkin tidak akan didapatkan di               perkawinan, pendidikan, motivasi, dan
perusahaan lain sehingga menimbulkan           kesempatan untuk memperoleh pekerjaan
persepsi adanya biaya yang akan timbul         lain. Karakter organisasi antara lain reward,
jika keluar dari perusahaan tempat ia          perlakuan terhadap karyawan, karaktersitik
bekerja saat ini.                              pekerjaan, risiko pekerjaan, dukungan dari
                                               atasan, dan kesempatan promosi.
2. Aspek-aspek Komitmen Kontinuan
        Menurut Allen dan Meyer (1990,         B. Job Insecurity
hal. 175), komitmen kontinuan memiliki         1. Definisi Job Insecurity
dua aspek untuk menggambarkan sumber              Pasewark dan Strawser (1996, hal. 96)
spesifik atas biaya yang harus ditanggung      menyatakan bahwa job insecurity adalah
apabila meninggalkan organisasi, yaitu :       hilangnya rasa keamanan untuk kelanjutan
                                               kerja karyawan yang pada akhirnya akan
mempengaruhi tingkat kepuasan kerja,               5. Ketidakberdayaan yang dirasakan
komitmen organisasi, dan kepercayaan                  individu.
organisasi, serta berakhir pada perilaku
karyawan untuk menilai kembali hubungan
dengan perusahaan dan mencari alternatif       3. Faktor-faktor yang Menyebabkan Job
pekerjaan.                                    Insecurity
   Smithson dan Lewis (2000, hal 680-683)            Hasil studi oleh Pasewark dan
mengartikan job insecurity sebagai kondisi    Strawser           (1996,         hal.94-95)
psikologis seseorang (karyawan) yang          mengidentifikasi empat faktor penyebab
menunjukkan rasa bingung atau merasa          dari job insecurity yang dihadapi karyawan.
tidak aman dikarenakan kondisi lingkungan     Empat faktor penyebab tersebut adalah:
yang        berubah-ubah        (perceived        1. Konflik peran
impermanance). Kondisi ini muncul karena          2. Ketidakjelasan peran
banyaknya jenis pekerjaan yang sifatnya           3. Locus of control
sesaat atau pekerjaan kontrak. Makin              4. Perubahan organisasional.
banyaknya jenis pekerjaan dengan durasi
waktu yang sementara atau tidak permanen,     D.    Pengaruh Job Insecurity
menyebabkan        semakin      banyaknya             Job          insecurity        terbukti
karyawan yang mengalami job insecurity.       mempengaruhi kondisi karyawan baik
       Berdasarkan uraian di atas, maka       secara fisik maupun psikologis. Ashford,
dapat dijelaskan bahwa job insecurity         Lee, & Bobko, 1989; Davy, Kinicki, &
adalah tingkat ketidakberdayaan karyawan      Sheck, 1991 (dalam Probst, et al., 2000,
yang diiringi rasa tidak aman untuk           hal.1) meneliti bahwa job insecurity akan
mempertahankan kesinambungan yang             memicu        ketidakpuasan      kerja    pada
diinginkan dikarenakan kondisi kerja yang     karyawan. Dekker & Schaufeli (1995),
terancam dan kondisi lingkungan yang          Probst (2000) mengemukakan bahwa job
berubah-ubah.                                 insecurity menyebabkan psychological
                                              distress. Pekerja yang memiliki persepsi
2. Komponen-komponen Job Insecurity           tidak aman akan pekerjaannya cenderung
   Komponen-komponen job insecurity           akan menunjukkan perilaku menolak
   adalah sebagai berikut:                    (withdrawal)       saat     bekerja    (Probst,
   1. Tingkat pentingnya aspek-aspek          1998/1999) serta memiliki komitmen yang
       pekerjaan yang dirasakan karyawan.     rendah terhadap perusahaan yang dapat
   2. Kemungkinan perubahan negatif           memicu tingkat turn over karyawan
       pada aspek-aspek kerja tersebut bagi   (Ashford et al., 1989; Davy et al., 1991
       individu.                              dalam Probst, et al., 2000, hal.1).
   3. Tingkat kepentingan yang dirasakan              Dooley, 1987; Kuhnert, 1989;
       individu mengenai potensi setiap       Roskies & Guerin, 1990 (dalam Probst,
       peristiwa yang secara negatif dapat    2000, hal.1) menyatakan bahwa job
       mempengaruhi keseluruhan kerja         insecurity         meningkatkan          risiko
       individu.                              memburuknya kesehatan fisik para pekerja.
   4. Kemungkinan munculnya peristiwa-        Terganggunya             tekanan         darah,
       peristiwa tersebut yang secara         neurohormonal, gangguan somatik, depresi,
       negatif    dapat      mempengaruhi     dan kecemasan dilaporkan juga terjadi pada
       keseluruhan kerja individu.            para pekerja yang mengalami job insecurity
                                              (Ferrie, et al., 1999, hal.64-66).
Elman     (2002,     hal.   52-55)      61) menyatakan bahwa persepsi terhadap
menyatakan pada akhirnya job insecurity         kepastian dan keamanan kerja akan
akan menimbulkan krisis identitas seorang       menentukan kondisi psikologis seseorang.
karyawan yang mengalaminya, penurunan           Perasaan tidak aman inilah yang pada
taraf kehidupan ekonomi, dan memicu             akhirnya akan memicu depresi, stres kerja,
tingginya angka pengangguran. Job               kecemasan, perasaan tidak berharga, putus
insecurity juga dapat menurunkan tingkat        asa, berkurangnya rasa percaya diri, serta
kesejahteraan psikologis karyawan bahkan        mengganggu kualitas mental para pekerja.
anggota keluarganya.                                    Adanya ketidakpastian kerja akan
        Job insecurity juga akan membawa        menimbulkan konsekuensi pada dimensi
dampak bagi kondisi perekonomian                psikologis      pekerja      yang     dapat
keluarga yang salah satu anggota                mempengaruhi kualitas kerjanya. Menurut
keluarganya mengalami job insecurity            Green (2003, hal. 6-7), elemen utama dari
sebab kondisi tersebut berarti kehilangan       kualitas kerja adalah rasa percaya diri
sumber mata pencaharian sehingga                terhadap kontinuitas dan progresivitas dari
menimbulkan stres dan konflik dalam             pekerjaan yang sedang dilakukan. Secara
keluarga (Burchell, dkk, 1999, hal.2),          umum, karyawan menganggap pekerjaan
kesulitan dalam membangun kontak sosial         bukan hanya semata komoditas yang bisa
dan memperoleh dukungan sosial, serta           dijual-belikan atau kontrak kerja semata,
kehilangan kesempatan untuk memperoleh          namun lebih pada adanya hubungan timbal
kesempatan       promosi      kerja    dan      balik berdasar variabel dan jangka waktu
pengembangan karier (Nolan, 2005,               yang telah ditentukan.
hal.16).                                                Ketidakpastian lain yang menyertai
                                                suatu pekerjaan diantaranya adalah rasa
C. Hubungan antara Job Insecurity               takut terhadap konsekuensi pekerjaan,
dengan Komitmen Kontinuan                       ketidakpastian       penempatan,        atau
        Job insecurity timbul karena adanya     ketidakpastian      masalah    gaji    serta
rasa curiga, tidak berdaya, dan stress          kesempatan mendapatkan promosi atau
sebagai      reaksi      potensial     akibat   pelatihan. Menurut Standing (dalam Green,
pemberhentian kerja (Jacobsen dalam             2003, hal. 7) semua masalah ketidakpastian
Porter, 1980, hal.90). Job insecurity           ini dapat mengurangi welfare atau rasa
merupakan suatu gejala psikologis yang          aman dan sejahtera pada karyawan. Jika
berkaitan dengan persepsi para pekerja          masalah rasa tidak aman dalam bekerja ini
terhadap masa depan mereka di tempat            terus menerus dihadapi karyawan, maka
kerja yang penuh ketidakpastian. Job            akan menstimulasi munculnya keinginan
insecurity merupakan satu permasalahan          untuk         tidak         mempertahankan
utama dari sudut pandang pekerja. Situasi       keberadaannya dalam organisasi atau
bisnis yang tidak menguntungkan akan            turnover intention.
menimbulkan perasaan cemas. Bagaimana                   Keinginan         untuk        tetap
tidak, tak ada yang dapat menjamin bahwa        mempertahankan keberadaan diri pada
para pekerja akan dapat terus bekerja dalam     karyawan, merupakan outcome dari
kondisi iklim organisasi yang tidak stabil.     prediktor penting berupa komitmen
        Keadaan job security dalam              organisasi, termasuk di dalamnya adalah
perusahaan akan membawa pengaruh yang           komitmen kontinuan. Perasaan tentang job
lebih baik dibandingkan kondisi job             insecurity akan mengancam komitmen
insecurity. Dooley (dalam Ferrie, 1999, hal.    terhadap organisasi. Persepsi job insecurity
mungkin merefleksikan persepsi individu       mencari pekerjaaan lain (Gibson, 1997,
bahwa organisasi telah membatalkan            hal.138-141).
kontrak psikologis. Kontrak psikologis                Rasa tidak aman atau tidak pasti
berkaitan dengan kontrak dalam jangka         dari pekerjaan akan mempengaruhi kondisi
panjang antara pekerja dan perusahaan.        psikologis karyawan. Jika dalam jangka
Konsekuensinya akan menurunkan tingkat        panjang rasa tidak aman dalam bekerja itu
komitmen organisasi karyawan, bahkan          tetap dirasakan dan tidak ada solusinya,
karyawan pun akan memilih untuk tidak         maka keputusan untuk melakukan tindakan
bertahan pada perusahaannya (Ashford          turnover hanya menunggu waktu yang
dalam Strawser dan Pasewark, 1996, hal.       tepat, misalnya, saat karyawan tersebut
95-97).                                       telah yakin akan adanya alternatif pekerjaan
        Komitmen kontinuan merupakan          lain yang lebih menjanjikan. Keputusan
salah satu jenis dari komitmen organisasi     bertahan atau tidaknya karyawan karena
yang didefinisikan oleh Allen dan Meyer       pengaruh perhitungan untung rugi selama
(1990, hal. 539) sebagai bentuk komitmen      bekerja serta ketersediaan akan alternatif
yang mencerminkan keputusan karyawan          pekerjaan yang lain inilah yang disebut
untuk         tetap        mempertahankan     sebagai komitmen kontinuan.
keberadaannya di dalam organisasi atau                Berdasarkan uraian di atas maka
perusahaan karena merasa rugi bila            dapat ditarik kesimpulan, ada hubungan
meninggalkan organisasi tersebut. Porter      negatif antara job insecurity dengan
(dalam Spector, 2006, hal. 237) menilai       komitmen kontinuan karyawan, artinya
komitmen kontinuan sebagai komitmen           semakin tinggi job insecurity maka
yang melihat manfaat dan melibatkan           komitmen kontinuan akan semakin rendah,
perhitungan.                                  dan sebaliknya semakin rendah job
        Teori hierarki kebutuhan dari         insecurity maka komitmen kontinuan akan
Maslow (dalam Gibson, 1997, hal.134)          semakin tinggi.
menyatakan bahwa manusia memiliki
kebutuhan akan bebas dari rasa ancaman,
yaitu rasa aman dari kejadian-kejadian dan    D. Hipotesis
lingkungan yang menimbulkan ancaman.                 Hipotesis dalam penelitian ini
Kebutuhan rasa aman dan bebas dari            adalah ada hubungan yang negatif antara
perasaan terancam merupakan kebutuhan         job insecurity dengan komitmen kontinuan
yang mendasar dari individu. Guna             karyawan bagian produksi PT. Sari Warna
mencapai tujuan tersebut, individu akan       Asli Unit V Kudus.
selalu berusaha untuk mencari dan
mengusahakan yang terbaik menurut             METODE PENELITIAN
persepsinya terhadap dirinya sendiri.
Timbulnya rasa tidak aman dan terancam        A. Definisi Operasional
pada individu akan           mengakibatkan    1.    Komitmen kontinuan karyawan
rendahnya komitmen seseorang terhadap                   Komitmen kontinuan karyawan
lingkungan ataupun perusahaan tempat ia       adalah tingkat kesediaan karyawan untuk
bekerja sebagai akibat dari kepuasan kerja    tetap    bergabung    dalam    organisasi
yang tidak tercapai. Individu yang memiliki   perusahaan karena kurangnya alternatif
komitmen yang tinggi terhadap perusahaan      pekerjaan serta adanya keuntungan dan
akan mempunyai kemungkinan yang lebih         manfaat yang mungkin tidak akan
kecil untuk meninggalkan organisasi dan       didapatkan di perusahaan lain sehingga
menimbulkan persepsi biaya yang akan             b. Pendidikan minimal SMP. Pertimbangan
timbul jika keluar dari perusahaan tempat        dipilihnya tingkat pendidikan minimal SMP
bekerja saat ini.                                dikarenakan penelitian akan dilaksanakan
           Komitmen kontinuan ini diukur         pada perusahaan yang masih menerapkan
berdasarkan       aspek-aspek       komitmen     tingkat pendidikan minimal SMP sebagai
kontinuan yang dikemukakan Allen dan             syarat diterimanya seseorang pada bagian
Meyer (1990, hal. 539). Adapun aspek             produksi.
yang digunakan adalah sebagai berikut: (1).      c. Masa kerja minimal satu tahun, karena
persepsi terhadap kurangnya alternatif           seseorang yang menekuni pekerjaannya
pekerjaan, dan (2) investasi keuntungan          sedikitnya satu tahun sudah dapat
yang diperoleh selama bergabung dalam            melakukan adaptasi dengan lingkungan
perusahaan.                                      kerja (Siswanto, 2003, hal.73).
2. Job Insecurity                                d. Memiliki usia kronologis 20-55 tahun,
           Job insecurity adalah tingkat         dengan alasan rentang usia tersebut
ketidakberdayaan karyawan yang diiringi          merupakan kategori usia produktif serta
rasa tidak aman untuk mempertahankan             pertimbangan bahwa karyawan bagian
kesinambungan           yang       diinginkan    pelaksana produksi yang masih aktif
dikarenakan kondisi kerja yang terancam          bekerja berada pada rentang usia tersebut.
dan kondisi lingkungan yang berubah-ubah.        C. Metode Pengumpulan Data
           Job        insecurity       diukur       Pengumpulan data dilakukan dengan dua
berdasarkan komponen-komponen yang               skala, yaitu Skala Komitmen Kontinuan
dikemukakan Greenhalgh dan Rosenblatt            dan Skala Job Insecurity. Skor penilaian
(1984) dan Ashford, et al. (1989) dalam          bergerak dari 1 sampai dengan 4.
Pasewark dan Strawser (2001, hal.96-97)          D. Metode Analisis Data
yaitu : (1) tingkat pentingnya aspek-aspek          Analisis data yang digunakan dalam
pekerjaan yang dirasakan individu, (2)           penelitian ini menggunakan analisis regresi
kemungkinan perubahan negatif pada               sederhana dengan program Statistical
aspek-aspek kerja tersebut bagi individu,        Package for Social Science (SPSS) Versi
(3) tingkat kepentingan yang dirasakan           13.0.
individu mengenai potensi setiap peristiwa
yang secara negatif dapat mempengaruhi           PELAKSANAAN              DAN       HASIL
keseluruhan       kerja      individu,     (4)   PENELITIAN
kemungkinan        munculnya        peristiwa-   A. Prosedur          dan      Pelaksanaan
peristiwa tersebut yang secara negatif dapat     Penelitian
mempengaruhi keseluruhan kerja individu,         Orientasi kancah penelitian dilakukan pada
dan (5) ketidakberdayaan yang dirasakan          PT. Sari Warna Asli Unit V Kudus yang
individu.                                        terletak di Desa Besito Km.6 Kecamatan
                                                 Gebog, Kudus.
B. Populasi dan Teknik Sampling                  Berdasarkan hasil uji validitas dan uji
   Populasi dalam penelitian ini adalah          reliabilitas yang dilakukan didapatkan 21
karyawan pelaksana produksi PT. Sari             aitem valid pada Skala Komitmen
Warna Asli Unit V Kudus dengan                   Kontinuan dan 30 aitem valid pada Skala
karakteristik:                                   Job Insecurity.
a. Bekerja pada bagian pelaksana produksi        Penelitian dilakukan pada tanggal 11-12
P.T. Sari Warna Asli Unit V Kudus.               Agustus 2008. Penelitian dilakukan dengan
                                                 cara membagikan secara langsung skala
penelitian kepada subjek penelitian. Subjek
penelitian yang diambil sebanyak 182             PENUTUP
subjek yang memenuhi karakteristik yang          A.      Pembahasan
telah ditetapkan.                                   Hasil penelitian ini yang menyatakan
                                                 adanya hubungan positif antara job
B. Hasil Analisis Data dan Interpretasi          insecurity dengan komitmen kontinuan
Uji Normalitas                                   pada karyawan pelaksana produksi PT. Sari
    Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit           Warna Asli Unit V Kudus sesuai dengan
Test digunakan untuk menguji normalitas          pendapat Dordevic. Dordevic (2004,
data penelitian, dari hasil uji tersebut         hal.114) menyatakan bahwa secara umum
didapatkan     bahwa       data     penelitian   tingginya tingkat job insecurity yang
berdistribusi normal. Komitmen kontinuan         dirasakan pekerja akan menyebabkan
0,717 dan job insecurity 1,301 dengan            turunnya tingkat komitmen afektif, namun
p>0,05.                                          akan memicu tingginya tingkat komitmen
Uji Linearitas                                   kontinuan pekerja. Fenomena job insecurity
           Hasil uji linearitas menghasilkan     yang marak di awal tahun 1990-an
Flin = 14,174 dengan p = 0,000(p<0,05).          menimbulkan       konsekuensi     turunnya
Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa           kepercayaan     para   pekerja    terhadap
hubungan antara kedua variabel penelitian        kebijakan perusahaan. Akan tetapi, di sisi
adalah linear.                                   lain para pekerja juga terdesak untuk
Uji Hipotesis                                    memenuhi berbagai pemenuhan harga
           Hubungan antara variabel job          kebutuhan hidup yang terus naik sehingga
insecurity dengan komitmen kontinuan             akan      menimbulkan      resiko      bila
ditunjukkan dengan skor korelasi sebesar         meninggalkan pekerjaannya. Pendapat ini
rxy = 0,323. Arah hubungan yang positif          mendukung hasil penelitian dan menjadi
menunjukkan bahwa semakin tinggi job             alasan penyebab adanya hubungan yang
insecurity maka komitmen kontinuan juga          positif signifikan antara job insecurity
cenderung meningkat.                             dengan tingkat komitmen kontinuan
           Tingkat signifikansi korelasi         pekerja.
sebesar p = 0,000(p<0,01) menunjukkan               Hasil penelitian ini yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan          adanya hubungan positif antara job
atau nyata antara job insecurity dengan          insecurity dengan komitmen kontinuan
komitmen kontinuan. Hasil tersebut               menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain
menunjukkan bahwa hipotesis yang                 yang menjadi variabel antara sehingga
menyatakan adanya hubungan yang negatif          kondisi ketidakpastian kerja justru akan
antara job insecurity dengan komitmen            meningkatkan       komitmen     kontinuan
kontinuan ditolak. Koefisien determinasi         karyawan. Hal ini sesuai dengan hasil
yang ditunjukkan R Square adalah 0,104.          penelitian dari Tsai, et al (2005) yang
Angka tersebut menunjukkan bahwa job             meneliti tingkat komitmen kontinuan para
insecurity memiliki sumbangan efektif            pekerja yang masih bertahan (survivors) di
terhadap komitmen kontinuan sebesar              beberapa perusahaan di Taiwan setelah
10,4%. Keadaan tersebut menunjukkan              terjadinya perampingan. Hasil penelitian
bahwa variabel komitmen kontinuan                Tsai menunjukkan bahwa tingkat komitmen
ditentukan oleh variabel job insecurity          organisasi para karyawan yang masih
sebesar 10,4% dan sisanya sebesar 89,6%          bekerja setelah terjadinya restrukturisasi
ditentukan oleh faktor-faktor lain.              akan tetap tinggi dikarenakan perusahaan
dapat memenuhi kepuasan kerja para             terhadap keseluruhan aspek kerja dan
karyawannya.                                   pekerjaannya saat ini, namun apabila ia
    Keinginan untuk bertahan dalam             merasa memiliki kemampuan untuk
perusahaan karena perhitungan untung-rugi      memberdayakan dirinya dalam menghadapi
dan berbagai manfaat serta risiko itulah       ancaman tersebut maka tingkat job
yang disebut sebagai komitmen kontinuan.       insecurity yang dirasakan tidak terlalu
Fowke (1998, hal. 6) menyatakan bahwa          tinggi (Pasewark dan Strawser, 1996,
komitmen kontinuan pada akhirnya               hal.93). Perusahaan pun memiliki peran
merupakan      determinasi    tingkat    job   penting untuk menumbuhkan kepercayaan
insecurity para pekerja. Restrukturisasi,      serta    kesiapan    karyawannya      dalam
perampingan, serta berbagai perubahan          menghadapi situasi yang tidak diinginkan.
organisasional yang dirasa mengancam              Kepercayaan      (trust)    serta    pola
adalah hal yang acapkali terjadi di            komunikasi yang baik dalam penyampaian
Indonesia sejak krisis moneter berlangsung.    kebijakan perusahaan memiliki peranan
Tidak dapat dipungkiri, para pekerja           penting    dalam     menentukan      tingkat
mungkin akan merasakan kekhawatiran            komitmen para pekerja dalam berbagai
serta ketidakberdayaan atas kondisi yang       kondisi. Sebagaimana penelitian Lal et al.
dihadapi. Mereka ingin keluar dari             (2003, hal.11) yang meneliti tingkat
perusahaan setelah adanya perampingan          komitmen para pekerja dalam kondisi
atau kondisi lain yang mengkhawatirkan,        pasca-perampingan.        Lal    melakukan
namun mereka juga menyadari tingginya          penelitian terhadap 1.100 pekerja di 32
risiko yang harus dihadapi berupa masalah      perusahaan yang ada di India. Hasil
sempitnya lapangan kerja yang tersedia.        penelitian Lal menunjukkan para pekerja
Perasaan dan berbagai pertimbangan inilah      yang masih bertahan selepas perampingan
yang menjadi dasar seberapa besar              dalam perusahaan tetap memiliki komitmen
komitmen kontinuan para pekerja (Fowke,        yang tinggi dikarenakan pihak manajerial
1998, hal.7).                                  telah mengkomunikasikan adanya ancaman
    Kepuasan     kerja   yang     dirasakan    yang mungkin terjadi dalam pekerjaan
seseorang juga dipengaruhi oleh proses         mereka. Perusahaan juga mampu mengubah
pemikiran (thinking processes). Menurut        kondisi job insecurity (sebagai dampak dari
Ratnawati dan Kusuma (2002, hal.280)           perampingan tersebut) menjadi stimulus
proses pemikiran yang menyimpang               yang     kompetitif    diimbangi     dengan
(dysfunctional)     akan    mengakibatkan      pemberian kompensasi yang adekuat,
rendahnya     tingkat    kepuasan      kerja   sehingga para pekerja tidak merasa menjadi
seseorang, serta menimbulkan rasa gelisah,     “korban” atas kebijakan perusahaan.
tidak aman, dan terancam. Perasaan tidak
berdaya dan merasa terancam merupakan          Simpulan
salah satu komponen job insecurity yang           Berdasarkan hasil penelitian yang
paling menentukan tingginya tingkat job        dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
insecurity          yang          dirasakan.   terdapat hubungan positif antara job
Ketidakberdayaan membawa implikasi             insecurity dengan komitmen kontinuan
tentang kemampuan individu dalam               karyawan PT.Sari Warna Asli Unit V
menghadapi berbagai ancaman yang terjadi       Kudus. Semakin tinggi job insecurity
dalam perusahaan. Dengan demikian,             karyawan maka komitmen kontinuan pun
meskipun karyawan merasa adanya                akan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin
ancaman yang sekiranya berakibat buruk
rendah job insecurity maka komitmen             komunikasi kepada karyawan akan kondisi
kontinuan pun akan semakin rendah.              perusahaan. Perusahaan juga harus mampu
   Job insecurity memberikan sumbangan          menjaga stabilitas kondisi kerja dengan
efektif     10,4%      terhadap    komitmen     mengerahkan setiap komponen sumber
kontinuan         karyawan.      Hal      ini   daya      yang       dimiliki      perusahaan.
mengisyaratkan bahwa job insecurity             Mengadakan pelatihan sederhana yang
bukanlah faktor utama dari komitmen             dapat menambah keterampilan kerja
kontinuan PT. Sari Warna Asli Unit V            karyawan,       mengirimkan         perwakilan
Kudus. Berdasarkan hal tersebut, maka ada       karyawan dalam rapat penentuan kebijakan
faktor lain yang mempengaruhi komitmen          perusahaan, atau menyelenggarakan acara
kontinuan yang dimiliki PT. Sari Warna          rekreatif yang melibatkan karyawan
Asli Unit V Kudus sebesar 89,6%.Faktor-         diharapkan mampu menjaga komitmen
faktor lain diantaranya adalah kesempatan       kerja dan hubungan industrial yang sehat
promosi, hubungan yang baik dengan rekan        dalam perusahaan.
kerja, masa kerja yang cukup lama,              3. Bagi Peneliti selanjutnya
komunikasi        terbuka    dengan    pihak       Ada baiknya dilakukan penelitian serupa
manajerial,         kepercayaan     terhadap       dengan mengambil sampel dari bagian
perusahaan, serta kepuasan terhadap                yang berbeda di lingkungan PT. Sari
fasilitas-fasilitas kerja yang diberikan           Warna Asli Unit V Kudus sebagai tindak
perusahaan.                                        lanjut atas hasil penelitian ini. Melalui
                                                   hal tersebut, diharapkan hasil penelitian
                                                   ini dapat mencapai wilayah generalisasi
Saran                                              yang lebih luas dan meyakinkan. Selain
           Berdasarkan hasil penelitian ini,       itu, ada baiknya bila pada penelitian
maka dapat direkomendasikan beberapa               selanjutnya diidentifikasi faktor-faktor
saran sebagai berikut:                             lain yang sekiranya berhubungan
1.     Bagi Karyawan                               dengan tingkat komitmen kontinuan
       Komitmen kontinuan karyawan pada            karyawan, seperti kepuasan kerja yang
penelitian ini berada pada kategori tinggi.        dirasakan karyawan, komunikasi dalam
Karyawan diharapkan dapat menjaga                  perusahaan, atau kepercayaan terhadap
tingkat komitmen yang dimilikinya dan              perusahaan.
diimbangi dengan produktivitas kerja yang
mendukung.      Karyawan      juga     harus
memiliki, menambah ketrampilan kerja,
dan meningkatkan semangat kerja diiringi
dengan kesadaran akan arti pentingnya
perusahaan. Menjaga hubungan baik
dengan rekan kerja, bersikap proaktif dalam
mengatasi masalah, serta membangun
komunikasi yang baik dengan pihak
manajemen perusahaan melalui serikat
pekerja akan membantu menjaga tingkat
komitmen yang dimiliki karyawan.
2. Bagi Perusahaan
      PT. Sari Warna Asli Unit V Kudus
perlu menjaga kepuasan kerja dan kualitas

Más contenido relacionado

Similar a Hubungan antara job_insecurity_dengan_komitmen_kontinuan_pada_karyawan_pelaksana_produksi

Jurnal otonomi volume 11. no. 1 juli 2011
Jurnal otonomi volume 11. no. 1 juli 2011Jurnal otonomi volume 11. no. 1 juli 2011
Jurnal otonomi volume 11. no. 1 juli 2011
Univ. Kahuripan Kediri
 
dokumen.tips_msdm-handout-no-12-seminar-manajemen-sumber-daya-manusia.pptx
dokumen.tips_msdm-handout-no-12-seminar-manajemen-sumber-daya-manusia.pptxdokumen.tips_msdm-handout-no-12-seminar-manajemen-sumber-daya-manusia.pptx
dokumen.tips_msdm-handout-no-12-seminar-manajemen-sumber-daya-manusia.pptx
MahyudinRosi1
 
Pengertian hubungan industrial
Pengertian hubungan industrialPengertian hubungan industrial
Pengertian hubungan industrial
Patrysio Patti
 
“ANALISIS BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASION...
“ANALISIS BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASION...“ANALISIS BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASION...
“ANALISIS BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASION...
SeptiAlsi
 
F100030029
F100030029F100030029
F100030029
mutatama
 

Similar a Hubungan antara job_insecurity_dengan_komitmen_kontinuan_pada_karyawan_pelaksana_produksi (16)

Jurnal otonomi volume 11. no. 1 juli 2011
Jurnal otonomi volume 11. no. 1 juli 2011Jurnal otonomi volume 11. no. 1 juli 2011
Jurnal otonomi volume 11. no. 1 juli 2011
 
dokumen.tips_msdm-handout-no-12-seminar-manajemen-sumber-daya-manusia.pptx
dokumen.tips_msdm-handout-no-12-seminar-manajemen-sumber-daya-manusia.pptxdokumen.tips_msdm-handout-no-12-seminar-manajemen-sumber-daya-manusia.pptx
dokumen.tips_msdm-handout-no-12-seminar-manajemen-sumber-daya-manusia.pptx
 
Chapter 7
Chapter 7Chapter 7
Chapter 7
 
Pengertian hubungan industrial
Pengertian hubungan industrialPengertian hubungan industrial
Pengertian hubungan industrial
 
Interpretasi leadership
Interpretasi leadershipInterpretasi leadership
Interpretasi leadership
 
1.FLESIBILTAS KER DAN PENGARUHNYApdf
1.FLESIBILTAS KER DAN PENGARUHNYApdf1.FLESIBILTAS KER DAN PENGARUHNYApdf
1.FLESIBILTAS KER DAN PENGARUHNYApdf
 
Makalah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
Makalah Evaluasi Kinerja dan KompensasiMakalah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
Makalah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
 
Penentuan Struktur dan Skala Upah Metode Skala Ganda Berurutan Sederhana
Penentuan Struktur dan Skala Upah Metode Skala Ganda Berurutan SederhanaPenentuan Struktur dan Skala Upah Metode Skala Ganda Berurutan Sederhana
Penentuan Struktur dan Skala Upah Metode Skala Ganda Berurutan Sederhana
 
Kompensasi.pptx
Kompensasi.pptxKompensasi.pptx
Kompensasi.pptx
 
“ANALISIS BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASION...
“ANALISIS BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASION...“ANALISIS BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASION...
“ANALISIS BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASION...
 
12. faktor faktor kepuasan kerja graduan hospitaliti
12. faktor faktor kepuasan kerja graduan hospitaliti12. faktor faktor kepuasan kerja graduan hospitaliti
12. faktor faktor kepuasan kerja graduan hospitaliti
 
Artikel b-puas,komit
Artikel b-puas,komitArtikel b-puas,komit
Artikel b-puas,komit
 
Artikel b-puas,komit
Artikel b-puas,komitArtikel b-puas,komit
Artikel b-puas,komit
 
ANALISIS PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KA...
ANALISIS PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KOMPENSASI  TERHADAP KEPUASAN KERJA KA...ANALISIS PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KOMPENSASI  TERHADAP KEPUASAN KERJA KA...
ANALISIS PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KA...
 
F100030029
F100030029F100030029
F100030029
 
Hubungan Locus of contol, gaya kepemimpina, dan rekan kerja terhadap komitmen...
Hubungan Locus of contol, gaya kepemimpina, dan rekan kerja terhadap komitmen...Hubungan Locus of contol, gaya kepemimpina, dan rekan kerja terhadap komitmen...
Hubungan Locus of contol, gaya kepemimpina, dan rekan kerja terhadap komitmen...
 

Hubungan antara job_insecurity_dengan_komitmen_kontinuan_pada_karyawan_pelaksana_produksi

  • 1. HUBUNGAN ANTARA JOB INSECURITY DENGAN KOMITMEN KONTINUAN PADA KARYAWAN PELAKSANA PRODUKSI PT. SARI WARNA ASLI UNIT V KUDUS Anindhita Setianingrum Harlina Nurtjahjanti Achmad Mujab Maskur Abstrak Komitmen kontinuan merupakan variabel yang tidak banyak diteliti dibandingkan komponen komitmen organisasi lain, seperti komitmen afektif pada karyawan, akan tetapi banyaknya industri padat karya serta kondisi perekonomian yang tidak stabil menyebabkan komitmen kontinuan menjadi menarik untuk dikaji. Adanya ketidakpastian kerja akan menimbulkan konsekuensi pada dimensi psikologis pekerja yang dapat mempengaruhi kualitas kerjanya. Menurut Green (2003, hal. 6-7), elemen utama dari kualitas kerja adalah rasa percaya diri terhadap kontinuitas dan progresivitas dari pekerjaan yang sedang dilakukan. Secara umum, karyawan menganggap pekerjaan bukan hanya semata komoditas yang bisa dijual- belikan atau kontrak kerja semata, namun lebih pada adanya hubungan timbal balik berdasar variabel dan jangka waktu yang telah ditentukan Job insecurity timbul karena adanya rasa curiga, tidak berdaya, dan stress sebagai reaksi potensial akibat pemberhentian kerja (Jacobsen dalam Porter, 1980, hal.90). Job insecurity merupakan suatu gejala psikologis yang berkaitan dengan persepsi para pekerja terhadap masa depan mereka di tempat kerja yang penuh ketidakpastian. Job insecurity merupakan satu permasalahan utama dari sudut pandang pekerja.
  • 2. PENDAHULUAN ditimbulkan dari kondisi ini adalah Era globalisasi telah melanda ketidakpedulian para pekerja atas berbagai aspek kehidupan manusia. kelangsungan dan kemajuan perusahaan, Teknologi informasi dan komunikasi serta kurangnya komitmen terhadap terbukti mampu merubah dunia menjadi organisasi. lebih terbuka akan persaingan ketat. Greenberg dan Baron (2003, Globalisasi dalam bidang perekonomian hal.161), membedakan tiga komponen membawa dampak yang cukup besar bagi komitmen organisasi, yaitu; (1) komitmen industri-industri di Indonesia sehingga afektif (affective commitment), (2) dunia industri dan organisasi dituntut untuk komitmen kontinuan (continuance dapat menciptakan iklim yang kondusif commitment), (3) komitmen normatif bagi kelangsungan produktivitas dan (normative commitment). eksistensinya dalam mencapai tujuan yang Komitmen kontinuan merupakan optimal. Tantangan kondisi perekonomian variabel yang tidak banyak diteliti Indonesia yang belum stabil sejak masa dibandingkan komponen komitmen krisis harus dihadapi oleh organisasi- organisasi lain, seperti komitmen afektif organisasi bisnis maupun nirlaba yang telah pada karyawan, akan tetapi banyaknya berdiri. Banyak diantaranya yang terpaksa industri padat karya serta kondisi ‘gulung tikar’, namun ada beberapa yang perekonomian yang tidak stabil mampu bertahan dari goncangan ekonomi menyebabkan komitmen kontinuan menjadi dan moneter. menarik untuk dikaji. Industri padat karya Tidak stabilnya iklim usaha yang semacam industri tekstil sangat dialami oleh pabrik-pabrik tekstil dan membutuhkan kontinuitas kerja para garmen di Indonesia, disusul dengan karyawannya untuk mendukung maraknya fenomena pemutusan hubungan produktivitas perusahaan. Fenomena kerja akibat hal tersebut, tentunya downsizing atau Pemutusan Hubungan memunculkan masalah baru. Hilangnya Kerja (PHK) pada pekerja-pekerja industri lapangan pekerjaan berarti akan menambah yang terjadi di Indonesia akan angka pengangguran di Indonesia. Tidak mempengaruhi komitmen kontinuan yang dapat dipungkiri, pekerja yang paling mereka miliki. Tsai, et al. (2005) meneliti berpotensi untuk menghadapi Pemutusan tingkat komitmen kontinuan para pekerja Hubungan Kerja (PHK) pada industri padat pada beberapa perusahaan di Taiwan yang karya semacam industri tekstil dan garmen masih bekerja setelah perusahaannya adalah kaum buruh atau pekerja level melakukan PHK. Penelitian ini rendah (Kompas, 16 Maret 2003). Keadaan menunjukkan hasil yang beragam dengan yang tidak menguntungkan tersebut tentu kepuasan kerja sebagai variabel yang akan membuat pekerja semakin terjepit. menentukan. Komitmen kontinuan akan Latar belakang pendidikan yang tidak tinggi apabila perusahaan tetap mampu begitu tinggi serta sulitnya mencari menjaga kepuasan kerja para karyawan pekerjaan sekarang ini disinyalir semakin yang masih bekerja setelah peristiwa PHK, memicu kecemasan para pekerja. Mereka dan sebaliknya, komitmen kontinuan akan pun akan mulai kehilangan kepercayaan rendah bila kepuasan kerja karyawan terhadap perusahaan. Efek yang mungkin setelah peristiwa PHK juga rendah.
  • 3. Tingginya komitmen organisasi kontinuan karyawan. Pertimbangan untung seseorang, termasuk di dalamnya adalah rugi atas pekerjaan saat ini akan komitmen kontinuan, salah satunya dipengaruhi pula oleh kepuasan kerja yang dipengaruhi oleh karakter organisasi yang diperoleh selama bekerja, sebab mencakup kondisi kerja yang dialaminya. keuntungan dan manfaat materi merupakan Ketidakberdayaan untuk mempertahankan komponen penguat komitmen kontinuan kesinambungan yang diinginkan dalam karyawan sehingga keinginan untuk kondisi kerja yang terancam menurut bergabung dalam perusahaan akan tetap Greenhalgh dan Rosenblatt (1989) tinggi (Spector, 2006, hal. 237) merupakan keadaan yang disebut sebagai Upaya pemberian fasilitas dan job insecurity (dalam Nolan, 2005, hal.9). perhatian akan kesejahteraan pekerja, tak Rosenblatt dan Ruvio (1996) menyatakan terkecuali para pekerja pelaksana produksi, bahwa pada akhirnya kondisi job insecurity yang diberikan oleh pihak manajemen PT. memiliki efek negatif terhadap komitmen Sari Warna Asli Unit V Kudus sekiranya organisasi serta prestasi kerja karyawan dapat meningkatkan kepuasan dan (dalam Yousef, 1998, hal.183-184). Hasil komitmen organisasi para pekerja, namun penelitian Pasewark dan Strawser (1996) di sisi lain, para karyawan pelaksana menunjukkan bahwa job insecurity produksi juga tetap merasakan adanya merupakan salah satu faktor yang kekhawatiran PHK secara tiba-tiba. menyebabkan seseorang memilih bertahan Kekhawatiran tersebut dipicu fakta kondisi dengan pekerjaannya atau tidak. perekonomian Indonesia yang belum Salah satu perusahaan yang bergerak menunjukkan akan membantu bangkitnya di bidang industri tekstil dan garmen, yaitu industri tekstil dan garmen. Tahun ini PT. Sari Warna Asli Unit V Kudus, pernah diperkirakan, industri tekstil gagal mengalami masa-masa sulit akibat krisis mencapai target. Harga serat sintetis untuk moneter yang melanda negeri ini. bahan baku tekstil dipastikan naik delapan Perusahaan yang telah berdiri sejak 8 hingga sepuluh persen pada akhir Februari 1974 ini, terpaksa merumahkan November 2007 (Suara Pembaruan, 12 puluhan karyawan-karyawan, utamanya November 2007). Kondisi lingkungan kerja yang berada pada level pekerja produksi. yang tidak kondusif atau situasi job Pemutusan hubungan kerja tersebut insecurity ini akan dipahami sebagai suatu berlangsung hingga tahun 2006, dimana ancaman bagi para pekerja bila perusahaan para karyawan yang berhenti bekerja tidak dapat mengantisipasinya. Situasi job sebelum masanya akan dianggap sebagai insecurity dapat berpengaruh pada karyawan yang ‘dipensiun dini’ dengan kepuasan kerja yang pada akhirnya juga diberikan uang pesangon layaknya ketika akan mempengaruhi komitmen organisasi, mereka pensiun. termasuk diantaranya adalah komitmen Kesempatan kerja yang terbatas pada kontinuan yang dimiliki pekerja. akhirnya akan menimbulkan kekhawatiran Penelitian ini bertujuan untuk para karyawan. Para karyawan juga akan menguji secara empiris hubungan antara melakukan pertimbangan untung rugi bila job insecurity dengan komitmen kontinuan harus meninggalkan pekerjaannya. pada karyawan pelaksana produksi PT. Sari Kekhawatiran atas ketersediaan alternatif Warna Asli Unit V Kudus. pekerjaan serta perhitungan untung rugi karyawan dalam bekerja merupakan TINJAUAN PUSTAKA keadaan yang menunjukkan komitmen A. Komitmen Kontinuan
  • 4. 1. Definisi Komitmen Kontinuan a. Persepsi akan kurangnya alternatif Allen dan Meyer (1990, hal. 539) pekerjaan mendefinisikan komitmen kontinuan Ketidakcukupan alternatif sebagai bentuk komitmen yang pekerjaan akan meningkatkan persepsi mencerminkan keputusan karyawan untuk biaya yang timbul apabila seseorang tetap mempertahankan keberadaannya di meninggalkan perusahaan, oleh karena dalam organisasi atau perusahaan karena itu sedikitnya alternatif pekerjaan yang merasa rugi bila meninggalkan organisasi diyakini oleh karyawan akan tersebut. meningkatkan komitmen yang dimiliki Greenberg dan Baron (2003, hal. oleh karyawan terhadap perusahaannya. 161) berpendapat komitmen kontinuan b. Pengorbanan diri dan pembiayaan adalah kekuatan seseorang untuk bergabung (cost) yang tinggi dalam organisasi dikarenakan Setiap perusahaan mempunyai keyakinannya bahwa dirinya akan merugi kebijakan sendiri-sendiri mengenai karena meninggalkan organisasi. bentuk dan jumlah tunjangan yang akan Schultz dan Schultz (2002, hal. 253) diberikan pada karyawannya. berpendapat komitmen kontinuan adalah Pengorbanan diri yang dimaksud adalah komitmen yang menunjukkan kondisi karyawan melakukan tindakan yang dimana para pekerja bertahan dalam berhubungan dengan bagaimana cara perusahaan hanya karena faktor sampingan agar mereka tetap bertahan di atas keuntungan akumulatif seperti pensiun perusahaan tempat mereka bekerja dan senioritas, yang tidak dapat diperoleh walaupun ada kemungkinan bahwa apabila mereka keluar dari perusahaan. tunjangan yang didapat dari perusahaan Identifikasi personal dengan nilai dan tempat mereka bekerja saat ini tidak tujuan perusahaan tidak tercakup dalam sama dengan perusahaan lain. komitmen ini. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi disimpulkan bahwa komitmen kontinuan Komitmen Kontinuan adalah tingkat kesediaan karyawan untuk Terdapat dua faktor yang mempengaruhi tetap bergabung dalam organisasi komitmen kontinuan yaitu karakteristik perusahaan karena kurangnya alternatif individu dan karakteristik organisasi. pekerjaan yang bisa didapatkan serta Karakteristik individu antara lain usia, masa adanya keuntungan dan manfaat yang kerja, jenis kelamin, tanggung jawab, status mungkin tidak akan didapatkan di perkawinan, pendidikan, motivasi, dan perusahaan lain sehingga menimbulkan kesempatan untuk memperoleh pekerjaan persepsi adanya biaya yang akan timbul lain. Karakter organisasi antara lain reward, jika keluar dari perusahaan tempat ia perlakuan terhadap karyawan, karaktersitik bekerja saat ini. pekerjaan, risiko pekerjaan, dukungan dari atasan, dan kesempatan promosi. 2. Aspek-aspek Komitmen Kontinuan Menurut Allen dan Meyer (1990, B. Job Insecurity hal. 175), komitmen kontinuan memiliki 1. Definisi Job Insecurity dua aspek untuk menggambarkan sumber Pasewark dan Strawser (1996, hal. 96) spesifik atas biaya yang harus ditanggung menyatakan bahwa job insecurity adalah apabila meninggalkan organisasi, yaitu : hilangnya rasa keamanan untuk kelanjutan kerja karyawan yang pada akhirnya akan
  • 5. mempengaruhi tingkat kepuasan kerja, 5. Ketidakberdayaan yang dirasakan komitmen organisasi, dan kepercayaan individu. organisasi, serta berakhir pada perilaku karyawan untuk menilai kembali hubungan dengan perusahaan dan mencari alternatif 3. Faktor-faktor yang Menyebabkan Job pekerjaan. Insecurity Smithson dan Lewis (2000, hal 680-683) Hasil studi oleh Pasewark dan mengartikan job insecurity sebagai kondisi Strawser (1996, hal.94-95) psikologis seseorang (karyawan) yang mengidentifikasi empat faktor penyebab menunjukkan rasa bingung atau merasa dari job insecurity yang dihadapi karyawan. tidak aman dikarenakan kondisi lingkungan Empat faktor penyebab tersebut adalah: yang berubah-ubah (perceived 1. Konflik peran impermanance). Kondisi ini muncul karena 2. Ketidakjelasan peran banyaknya jenis pekerjaan yang sifatnya 3. Locus of control sesaat atau pekerjaan kontrak. Makin 4. Perubahan organisasional. banyaknya jenis pekerjaan dengan durasi waktu yang sementara atau tidak permanen, D. Pengaruh Job Insecurity menyebabkan semakin banyaknya Job insecurity terbukti karyawan yang mengalami job insecurity. mempengaruhi kondisi karyawan baik Berdasarkan uraian di atas, maka secara fisik maupun psikologis. Ashford, dapat dijelaskan bahwa job insecurity Lee, & Bobko, 1989; Davy, Kinicki, & adalah tingkat ketidakberdayaan karyawan Sheck, 1991 (dalam Probst, et al., 2000, yang diiringi rasa tidak aman untuk hal.1) meneliti bahwa job insecurity akan mempertahankan kesinambungan yang memicu ketidakpuasan kerja pada diinginkan dikarenakan kondisi kerja yang karyawan. Dekker & Schaufeli (1995), terancam dan kondisi lingkungan yang Probst (2000) mengemukakan bahwa job berubah-ubah. insecurity menyebabkan psychological distress. Pekerja yang memiliki persepsi 2. Komponen-komponen Job Insecurity tidak aman akan pekerjaannya cenderung Komponen-komponen job insecurity akan menunjukkan perilaku menolak adalah sebagai berikut: (withdrawal) saat bekerja (Probst, 1. Tingkat pentingnya aspek-aspek 1998/1999) serta memiliki komitmen yang pekerjaan yang dirasakan karyawan. rendah terhadap perusahaan yang dapat 2. Kemungkinan perubahan negatif memicu tingkat turn over karyawan pada aspek-aspek kerja tersebut bagi (Ashford et al., 1989; Davy et al., 1991 individu. dalam Probst, et al., 2000, hal.1). 3. Tingkat kepentingan yang dirasakan Dooley, 1987; Kuhnert, 1989; individu mengenai potensi setiap Roskies & Guerin, 1990 (dalam Probst, peristiwa yang secara negatif dapat 2000, hal.1) menyatakan bahwa job mempengaruhi keseluruhan kerja insecurity meningkatkan risiko individu. memburuknya kesehatan fisik para pekerja. 4. Kemungkinan munculnya peristiwa- Terganggunya tekanan darah, peristiwa tersebut yang secara neurohormonal, gangguan somatik, depresi, negatif dapat mempengaruhi dan kecemasan dilaporkan juga terjadi pada keseluruhan kerja individu. para pekerja yang mengalami job insecurity (Ferrie, et al., 1999, hal.64-66).
  • 6. Elman (2002, hal. 52-55) 61) menyatakan bahwa persepsi terhadap menyatakan pada akhirnya job insecurity kepastian dan keamanan kerja akan akan menimbulkan krisis identitas seorang menentukan kondisi psikologis seseorang. karyawan yang mengalaminya, penurunan Perasaan tidak aman inilah yang pada taraf kehidupan ekonomi, dan memicu akhirnya akan memicu depresi, stres kerja, tingginya angka pengangguran. Job kecemasan, perasaan tidak berharga, putus insecurity juga dapat menurunkan tingkat asa, berkurangnya rasa percaya diri, serta kesejahteraan psikologis karyawan bahkan mengganggu kualitas mental para pekerja. anggota keluarganya. Adanya ketidakpastian kerja akan Job insecurity juga akan membawa menimbulkan konsekuensi pada dimensi dampak bagi kondisi perekonomian psikologis pekerja yang dapat keluarga yang salah satu anggota mempengaruhi kualitas kerjanya. Menurut keluarganya mengalami job insecurity Green (2003, hal. 6-7), elemen utama dari sebab kondisi tersebut berarti kehilangan kualitas kerja adalah rasa percaya diri sumber mata pencaharian sehingga terhadap kontinuitas dan progresivitas dari menimbulkan stres dan konflik dalam pekerjaan yang sedang dilakukan. Secara keluarga (Burchell, dkk, 1999, hal.2), umum, karyawan menganggap pekerjaan kesulitan dalam membangun kontak sosial bukan hanya semata komoditas yang bisa dan memperoleh dukungan sosial, serta dijual-belikan atau kontrak kerja semata, kehilangan kesempatan untuk memperoleh namun lebih pada adanya hubungan timbal kesempatan promosi kerja dan balik berdasar variabel dan jangka waktu pengembangan karier (Nolan, 2005, yang telah ditentukan. hal.16). Ketidakpastian lain yang menyertai suatu pekerjaan diantaranya adalah rasa C. Hubungan antara Job Insecurity takut terhadap konsekuensi pekerjaan, dengan Komitmen Kontinuan ketidakpastian penempatan, atau Job insecurity timbul karena adanya ketidakpastian masalah gaji serta rasa curiga, tidak berdaya, dan stress kesempatan mendapatkan promosi atau sebagai reaksi potensial akibat pelatihan. Menurut Standing (dalam Green, pemberhentian kerja (Jacobsen dalam 2003, hal. 7) semua masalah ketidakpastian Porter, 1980, hal.90). Job insecurity ini dapat mengurangi welfare atau rasa merupakan suatu gejala psikologis yang aman dan sejahtera pada karyawan. Jika berkaitan dengan persepsi para pekerja masalah rasa tidak aman dalam bekerja ini terhadap masa depan mereka di tempat terus menerus dihadapi karyawan, maka kerja yang penuh ketidakpastian. Job akan menstimulasi munculnya keinginan insecurity merupakan satu permasalahan untuk tidak mempertahankan utama dari sudut pandang pekerja. Situasi keberadaannya dalam organisasi atau bisnis yang tidak menguntungkan akan turnover intention. menimbulkan perasaan cemas. Bagaimana Keinginan untuk tetap tidak, tak ada yang dapat menjamin bahwa mempertahankan keberadaan diri pada para pekerja akan dapat terus bekerja dalam karyawan, merupakan outcome dari kondisi iklim organisasi yang tidak stabil. prediktor penting berupa komitmen Keadaan job security dalam organisasi, termasuk di dalamnya adalah perusahaan akan membawa pengaruh yang komitmen kontinuan. Perasaan tentang job lebih baik dibandingkan kondisi job insecurity akan mengancam komitmen insecurity. Dooley (dalam Ferrie, 1999, hal. terhadap organisasi. Persepsi job insecurity
  • 7. mungkin merefleksikan persepsi individu mencari pekerjaaan lain (Gibson, 1997, bahwa organisasi telah membatalkan hal.138-141). kontrak psikologis. Kontrak psikologis Rasa tidak aman atau tidak pasti berkaitan dengan kontrak dalam jangka dari pekerjaan akan mempengaruhi kondisi panjang antara pekerja dan perusahaan. psikologis karyawan. Jika dalam jangka Konsekuensinya akan menurunkan tingkat panjang rasa tidak aman dalam bekerja itu komitmen organisasi karyawan, bahkan tetap dirasakan dan tidak ada solusinya, karyawan pun akan memilih untuk tidak maka keputusan untuk melakukan tindakan bertahan pada perusahaannya (Ashford turnover hanya menunggu waktu yang dalam Strawser dan Pasewark, 1996, hal. tepat, misalnya, saat karyawan tersebut 95-97). telah yakin akan adanya alternatif pekerjaan Komitmen kontinuan merupakan lain yang lebih menjanjikan. Keputusan salah satu jenis dari komitmen organisasi bertahan atau tidaknya karyawan karena yang didefinisikan oleh Allen dan Meyer pengaruh perhitungan untung rugi selama (1990, hal. 539) sebagai bentuk komitmen bekerja serta ketersediaan akan alternatif yang mencerminkan keputusan karyawan pekerjaan yang lain inilah yang disebut untuk tetap mempertahankan sebagai komitmen kontinuan. keberadaannya di dalam organisasi atau Berdasarkan uraian di atas maka perusahaan karena merasa rugi bila dapat ditarik kesimpulan, ada hubungan meninggalkan organisasi tersebut. Porter negatif antara job insecurity dengan (dalam Spector, 2006, hal. 237) menilai komitmen kontinuan karyawan, artinya komitmen kontinuan sebagai komitmen semakin tinggi job insecurity maka yang melihat manfaat dan melibatkan komitmen kontinuan akan semakin rendah, perhitungan. dan sebaliknya semakin rendah job Teori hierarki kebutuhan dari insecurity maka komitmen kontinuan akan Maslow (dalam Gibson, 1997, hal.134) semakin tinggi. menyatakan bahwa manusia memiliki kebutuhan akan bebas dari rasa ancaman, yaitu rasa aman dari kejadian-kejadian dan D. Hipotesis lingkungan yang menimbulkan ancaman. Hipotesis dalam penelitian ini Kebutuhan rasa aman dan bebas dari adalah ada hubungan yang negatif antara perasaan terancam merupakan kebutuhan job insecurity dengan komitmen kontinuan yang mendasar dari individu. Guna karyawan bagian produksi PT. Sari Warna mencapai tujuan tersebut, individu akan Asli Unit V Kudus. selalu berusaha untuk mencari dan mengusahakan yang terbaik menurut METODE PENELITIAN persepsinya terhadap dirinya sendiri. Timbulnya rasa tidak aman dan terancam A. Definisi Operasional pada individu akan mengakibatkan 1. Komitmen kontinuan karyawan rendahnya komitmen seseorang terhadap Komitmen kontinuan karyawan lingkungan ataupun perusahaan tempat ia adalah tingkat kesediaan karyawan untuk bekerja sebagai akibat dari kepuasan kerja tetap bergabung dalam organisasi yang tidak tercapai. Individu yang memiliki perusahaan karena kurangnya alternatif komitmen yang tinggi terhadap perusahaan pekerjaan serta adanya keuntungan dan akan mempunyai kemungkinan yang lebih manfaat yang mungkin tidak akan kecil untuk meninggalkan organisasi dan didapatkan di perusahaan lain sehingga
  • 8. menimbulkan persepsi biaya yang akan b. Pendidikan minimal SMP. Pertimbangan timbul jika keluar dari perusahaan tempat dipilihnya tingkat pendidikan minimal SMP bekerja saat ini. dikarenakan penelitian akan dilaksanakan Komitmen kontinuan ini diukur pada perusahaan yang masih menerapkan berdasarkan aspek-aspek komitmen tingkat pendidikan minimal SMP sebagai kontinuan yang dikemukakan Allen dan syarat diterimanya seseorang pada bagian Meyer (1990, hal. 539). Adapun aspek produksi. yang digunakan adalah sebagai berikut: (1). c. Masa kerja minimal satu tahun, karena persepsi terhadap kurangnya alternatif seseorang yang menekuni pekerjaannya pekerjaan, dan (2) investasi keuntungan sedikitnya satu tahun sudah dapat yang diperoleh selama bergabung dalam melakukan adaptasi dengan lingkungan perusahaan. kerja (Siswanto, 2003, hal.73). 2. Job Insecurity d. Memiliki usia kronologis 20-55 tahun, Job insecurity adalah tingkat dengan alasan rentang usia tersebut ketidakberdayaan karyawan yang diiringi merupakan kategori usia produktif serta rasa tidak aman untuk mempertahankan pertimbangan bahwa karyawan bagian kesinambungan yang diinginkan pelaksana produksi yang masih aktif dikarenakan kondisi kerja yang terancam bekerja berada pada rentang usia tersebut. dan kondisi lingkungan yang berubah-ubah. C. Metode Pengumpulan Data Job insecurity diukur Pengumpulan data dilakukan dengan dua berdasarkan komponen-komponen yang skala, yaitu Skala Komitmen Kontinuan dikemukakan Greenhalgh dan Rosenblatt dan Skala Job Insecurity. Skor penilaian (1984) dan Ashford, et al. (1989) dalam bergerak dari 1 sampai dengan 4. Pasewark dan Strawser (2001, hal.96-97) D. Metode Analisis Data yaitu : (1) tingkat pentingnya aspek-aspek Analisis data yang digunakan dalam pekerjaan yang dirasakan individu, (2) penelitian ini menggunakan analisis regresi kemungkinan perubahan negatif pada sederhana dengan program Statistical aspek-aspek kerja tersebut bagi individu, Package for Social Science (SPSS) Versi (3) tingkat kepentingan yang dirasakan 13.0. individu mengenai potensi setiap peristiwa yang secara negatif dapat mempengaruhi PELAKSANAAN DAN HASIL keseluruhan kerja individu, (4) PENELITIAN kemungkinan munculnya peristiwa- A. Prosedur dan Pelaksanaan peristiwa tersebut yang secara negatif dapat Penelitian mempengaruhi keseluruhan kerja individu, Orientasi kancah penelitian dilakukan pada dan (5) ketidakberdayaan yang dirasakan PT. Sari Warna Asli Unit V Kudus yang individu. terletak di Desa Besito Km.6 Kecamatan Gebog, Kudus. B. Populasi dan Teknik Sampling Berdasarkan hasil uji validitas dan uji Populasi dalam penelitian ini adalah reliabilitas yang dilakukan didapatkan 21 karyawan pelaksana produksi PT. Sari aitem valid pada Skala Komitmen Warna Asli Unit V Kudus dengan Kontinuan dan 30 aitem valid pada Skala karakteristik: Job Insecurity. a. Bekerja pada bagian pelaksana produksi Penelitian dilakukan pada tanggal 11-12 P.T. Sari Warna Asli Unit V Kudus. Agustus 2008. Penelitian dilakukan dengan cara membagikan secara langsung skala
  • 9. penelitian kepada subjek penelitian. Subjek penelitian yang diambil sebanyak 182 PENUTUP subjek yang memenuhi karakteristik yang A. Pembahasan telah ditetapkan. Hasil penelitian ini yang menyatakan adanya hubungan positif antara job B. Hasil Analisis Data dan Interpretasi insecurity dengan komitmen kontinuan Uji Normalitas pada karyawan pelaksana produksi PT. Sari Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Warna Asli Unit V Kudus sesuai dengan Test digunakan untuk menguji normalitas pendapat Dordevic. Dordevic (2004, data penelitian, dari hasil uji tersebut hal.114) menyatakan bahwa secara umum didapatkan bahwa data penelitian tingginya tingkat job insecurity yang berdistribusi normal. Komitmen kontinuan dirasakan pekerja akan menyebabkan 0,717 dan job insecurity 1,301 dengan turunnya tingkat komitmen afektif, namun p>0,05. akan memicu tingginya tingkat komitmen Uji Linearitas kontinuan pekerja. Fenomena job insecurity Hasil uji linearitas menghasilkan yang marak di awal tahun 1990-an Flin = 14,174 dengan p = 0,000(p<0,05). menimbulkan konsekuensi turunnya Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa kepercayaan para pekerja terhadap hubungan antara kedua variabel penelitian kebijakan perusahaan. Akan tetapi, di sisi adalah linear. lain para pekerja juga terdesak untuk Uji Hipotesis memenuhi berbagai pemenuhan harga Hubungan antara variabel job kebutuhan hidup yang terus naik sehingga insecurity dengan komitmen kontinuan akan menimbulkan resiko bila ditunjukkan dengan skor korelasi sebesar meninggalkan pekerjaannya. Pendapat ini rxy = 0,323. Arah hubungan yang positif mendukung hasil penelitian dan menjadi menunjukkan bahwa semakin tinggi job alasan penyebab adanya hubungan yang insecurity maka komitmen kontinuan juga positif signifikan antara job insecurity cenderung meningkat. dengan tingkat komitmen kontinuan Tingkat signifikansi korelasi pekerja. sebesar p = 0,000(p<0,01) menunjukkan Hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan adanya hubungan positif antara job atau nyata antara job insecurity dengan insecurity dengan komitmen kontinuan komitmen kontinuan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain menunjukkan bahwa hipotesis yang yang menjadi variabel antara sehingga menyatakan adanya hubungan yang negatif kondisi ketidakpastian kerja justru akan antara job insecurity dengan komitmen meningkatkan komitmen kontinuan kontinuan ditolak. Koefisien determinasi karyawan. Hal ini sesuai dengan hasil yang ditunjukkan R Square adalah 0,104. penelitian dari Tsai, et al (2005) yang Angka tersebut menunjukkan bahwa job meneliti tingkat komitmen kontinuan para insecurity memiliki sumbangan efektif pekerja yang masih bertahan (survivors) di terhadap komitmen kontinuan sebesar beberapa perusahaan di Taiwan setelah 10,4%. Keadaan tersebut menunjukkan terjadinya perampingan. Hasil penelitian bahwa variabel komitmen kontinuan Tsai menunjukkan bahwa tingkat komitmen ditentukan oleh variabel job insecurity organisasi para karyawan yang masih sebesar 10,4% dan sisanya sebesar 89,6% bekerja setelah terjadinya restrukturisasi ditentukan oleh faktor-faktor lain. akan tetap tinggi dikarenakan perusahaan
  • 10. dapat memenuhi kepuasan kerja para terhadap keseluruhan aspek kerja dan karyawannya. pekerjaannya saat ini, namun apabila ia Keinginan untuk bertahan dalam merasa memiliki kemampuan untuk perusahaan karena perhitungan untung-rugi memberdayakan dirinya dalam menghadapi dan berbagai manfaat serta risiko itulah ancaman tersebut maka tingkat job yang disebut sebagai komitmen kontinuan. insecurity yang dirasakan tidak terlalu Fowke (1998, hal. 6) menyatakan bahwa tinggi (Pasewark dan Strawser, 1996, komitmen kontinuan pada akhirnya hal.93). Perusahaan pun memiliki peran merupakan determinasi tingkat job penting untuk menumbuhkan kepercayaan insecurity para pekerja. Restrukturisasi, serta kesiapan karyawannya dalam perampingan, serta berbagai perubahan menghadapi situasi yang tidak diinginkan. organisasional yang dirasa mengancam Kepercayaan (trust) serta pola adalah hal yang acapkali terjadi di komunikasi yang baik dalam penyampaian Indonesia sejak krisis moneter berlangsung. kebijakan perusahaan memiliki peranan Tidak dapat dipungkiri, para pekerja penting dalam menentukan tingkat mungkin akan merasakan kekhawatiran komitmen para pekerja dalam berbagai serta ketidakberdayaan atas kondisi yang kondisi. Sebagaimana penelitian Lal et al. dihadapi. Mereka ingin keluar dari (2003, hal.11) yang meneliti tingkat perusahaan setelah adanya perampingan komitmen para pekerja dalam kondisi atau kondisi lain yang mengkhawatirkan, pasca-perampingan. Lal melakukan namun mereka juga menyadari tingginya penelitian terhadap 1.100 pekerja di 32 risiko yang harus dihadapi berupa masalah perusahaan yang ada di India. Hasil sempitnya lapangan kerja yang tersedia. penelitian Lal menunjukkan para pekerja Perasaan dan berbagai pertimbangan inilah yang masih bertahan selepas perampingan yang menjadi dasar seberapa besar dalam perusahaan tetap memiliki komitmen komitmen kontinuan para pekerja (Fowke, yang tinggi dikarenakan pihak manajerial 1998, hal.7). telah mengkomunikasikan adanya ancaman Kepuasan kerja yang dirasakan yang mungkin terjadi dalam pekerjaan seseorang juga dipengaruhi oleh proses mereka. Perusahaan juga mampu mengubah pemikiran (thinking processes). Menurut kondisi job insecurity (sebagai dampak dari Ratnawati dan Kusuma (2002, hal.280) perampingan tersebut) menjadi stimulus proses pemikiran yang menyimpang yang kompetitif diimbangi dengan (dysfunctional) akan mengakibatkan pemberian kompensasi yang adekuat, rendahnya tingkat kepuasan kerja sehingga para pekerja tidak merasa menjadi seseorang, serta menimbulkan rasa gelisah, “korban” atas kebijakan perusahaan. tidak aman, dan terancam. Perasaan tidak berdaya dan merasa terancam merupakan Simpulan salah satu komponen job insecurity yang Berdasarkan hasil penelitian yang paling menentukan tingginya tingkat job dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa insecurity yang dirasakan. terdapat hubungan positif antara job Ketidakberdayaan membawa implikasi insecurity dengan komitmen kontinuan tentang kemampuan individu dalam karyawan PT.Sari Warna Asli Unit V menghadapi berbagai ancaman yang terjadi Kudus. Semakin tinggi job insecurity dalam perusahaan. Dengan demikian, karyawan maka komitmen kontinuan pun meskipun karyawan merasa adanya akan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin ancaman yang sekiranya berakibat buruk
  • 11. rendah job insecurity maka komitmen komunikasi kepada karyawan akan kondisi kontinuan pun akan semakin rendah. perusahaan. Perusahaan juga harus mampu Job insecurity memberikan sumbangan menjaga stabilitas kondisi kerja dengan efektif 10,4% terhadap komitmen mengerahkan setiap komponen sumber kontinuan karyawan. Hal ini daya yang dimiliki perusahaan. mengisyaratkan bahwa job insecurity Mengadakan pelatihan sederhana yang bukanlah faktor utama dari komitmen dapat menambah keterampilan kerja kontinuan PT. Sari Warna Asli Unit V karyawan, mengirimkan perwakilan Kudus. Berdasarkan hal tersebut, maka ada karyawan dalam rapat penentuan kebijakan faktor lain yang mempengaruhi komitmen perusahaan, atau menyelenggarakan acara kontinuan yang dimiliki PT. Sari Warna rekreatif yang melibatkan karyawan Asli Unit V Kudus sebesar 89,6%.Faktor- diharapkan mampu menjaga komitmen faktor lain diantaranya adalah kesempatan kerja dan hubungan industrial yang sehat promosi, hubungan yang baik dengan rekan dalam perusahaan. kerja, masa kerja yang cukup lama, 3. Bagi Peneliti selanjutnya komunikasi terbuka dengan pihak Ada baiknya dilakukan penelitian serupa manajerial, kepercayaan terhadap dengan mengambil sampel dari bagian perusahaan, serta kepuasan terhadap yang berbeda di lingkungan PT. Sari fasilitas-fasilitas kerja yang diberikan Warna Asli Unit V Kudus sebagai tindak perusahaan. lanjut atas hasil penelitian ini. Melalui hal tersebut, diharapkan hasil penelitian ini dapat mencapai wilayah generalisasi Saran yang lebih luas dan meyakinkan. Selain Berdasarkan hasil penelitian ini, itu, ada baiknya bila pada penelitian maka dapat direkomendasikan beberapa selanjutnya diidentifikasi faktor-faktor saran sebagai berikut: lain yang sekiranya berhubungan 1. Bagi Karyawan dengan tingkat komitmen kontinuan Komitmen kontinuan karyawan pada karyawan, seperti kepuasan kerja yang penelitian ini berada pada kategori tinggi. dirasakan karyawan, komunikasi dalam Karyawan diharapkan dapat menjaga perusahaan, atau kepercayaan terhadap tingkat komitmen yang dimilikinya dan perusahaan. diimbangi dengan produktivitas kerja yang mendukung. Karyawan juga harus memiliki, menambah ketrampilan kerja, dan meningkatkan semangat kerja diiringi dengan kesadaran akan arti pentingnya perusahaan. Menjaga hubungan baik dengan rekan kerja, bersikap proaktif dalam mengatasi masalah, serta membangun komunikasi yang baik dengan pihak manajemen perusahaan melalui serikat pekerja akan membantu menjaga tingkat komitmen yang dimiliki karyawan. 2. Bagi Perusahaan PT. Sari Warna Asli Unit V Kudus perlu menjaga kepuasan kerja dan kualitas