SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 87
Descargar para leer sin conexión
1. APA ITU KEBIJAKAN SOSIAL? BERIKAN CONTOH!
2. MULAI KAPAN KEBIJAKAN SOSIAL PERTAMA KALI DIJALANKAN?
3. UNDANG-UNDANG APA YANG MENJADI CIKAL BAKAL WELFARE
STATE DI AMERIKA SERIKAT?
4. WELFARE STATE DI INGGRIS DIPICU DENGAN MUNCULNYA NASKAH
KEBIJAKAN YANG BERJUDUL...? APA TEMUAN MENARIK DARI
POLICY PAPER TERSEBUT?
5. BAGAIMANA POLITIK ETIS DI HINDIA BELANDA MENJADI PENANDA
KEBIJAKAN SOSIAL DI INDONESIA?
6. MENGACU PADA SEJARAH ISLAM, SIAPAKAH PENEMU KEBIJAKAN
SOSIAL KHUSUSNYA DALAM HAL PEMBERIAN TUNJANGAN ANAK
(CHILDREN BENEFIT)?
7. KEBIJAKAN SOSIAL DI JERMAN DIAWALI DI ERA KANSELIR OTTO
VON BISMARCK YANG BERTUMPU PADA KEBIJAKAN...?
8. BAGAIMANA
KEBIJAKAN
SOSIAL
BERKAITAN
DENGAN
PERENCANAAN SOSIAL?
PERENCANAAN SOSIAL

Sesi III Kebijakan & Perencanaan Sosial
Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial
Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
– M. Izzul Haq, M.Sc
OUTLINE PERKULIAHAN

 Urgensi, pengertian, sejarah dan tradisi pemikiran
perencanaan
 Definisi, hakikat, pendekatan, bidang, aktor, peran,
dan skill perencanaan sosial
 Keterkaitan antara kebijakan sosial, perencanaan
sosial dan kesejahteraan sosial
 Model-model dan tahapan dalam perencanaan
sosial
 Isu, problem, dan syarat perencanaan sosial
 Kritik terhadap perencanaan sosial
Urgensi
PERENCANAAN
Q.S. Ath Thariq 16

َ‫َو َأكيد ك ْي‬
ًۭ
‫ِ ُ دا‬
Dan Aku pun membuat rencana (pula)
dengan sebenar-benarnya
Tidak ada kemelaratan yang lebih parah dari kebodohan dan tidak ada harta
(kekayaan) yang lebih bermanfaat dari kesempurnaan akal. Tidak ada kesendirian
yang lebih terisolir dari ujub (rasa angkuh) dan tidak ada tolong-menolong yang
lebih kokoh dari musyawarah. Tidak ada kesempurnaan akal melebihi
PERENCANAAN (yang baik dan matang) dan tidak ada kedudukan yang lebih
tinggi dari akhlak yang luhur. Tidak ada wara' yang lebih baik dari menjaga diri
(memelihara harga dan kehormatan diri), dan tidak ada ibadah yang lebih
mengesankan dari tafakur (berpikir), serta tidak ada iman yang lebih sempurna dari
sifat malu dan sabar. (HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani)
if we fail to plan,
we plan to fail
man proposes, God disposes
PENGERtian
PERENCANAAN
Memahami Perencanaan

 Perencanaan (planning) adalah rangkaian
kegiatan yang dilakukan guna memilih alternatif
terbaik dari sejumlah alternatif yang ada untuk
mencapai tujuan tertentu.
Conyers (1991) “Perencanaan adalah
suatu proses penentuan tentang
bagaimana mewujudkan perubahan
atau perkembangan yang paling baik”
 Planning is the exercise of
intelligence to deal with facts and
situations as they are and find a way
to solve problems (J. Nehru)
 Planning can be referred to as ‘the
art of getting future things done’
(Beenhakker, 1980)
SEJARAH DAN TRADISI
PEMIKIRAN PERENCANAAN
SEJARAH PERENCANAAN
 Berangkat dari ide ‘intervensi sosial’
 Dipromosikan kaum Utopia, Fabian, dan New
Liberal.
 Ide perencanaan dipromosikan kaum Utopis yang dipengaruhi
oleh idealisme Plato. Kaum utopis mengidealkan sebuah
masyarakat ideal dan sempurna. Mereka percaya bahwa
manusia dapat secara sengaja meningkatkan masyarakat dan
bahkan menciptakan masyarakat ideal.
 Istilah utopia ditemukan oleh Thomas More di awal abad 16.
T
H
O
M
A
S
M
O
R
E
 Ide bahwa pengetahuan ilmiah dapat meningkatkan
masyarakat juga diperjuangan oleh kaum Fabian yang di awal
abad 20-an memiliki pengaruh penting dalam perpolitikan
pemerintahan di Inggris.
 Kaum Fabian di Inggris membangun hubungan yang erat
dengan kaum New Liberal yang menolak individualisme
ekstrem dan mendukung derajat moderat dari intervensi
negara.
 Tokoh New Liberal diantaranya ekonom Thorstein Veblen,
filosof John Dewey, dan pekerja sosial Jane Addams
Jane Addams

Thorstein Veblen

John Dewey
Pendukung gagasan awal intervensi negara untuk kesejahteraan
 Lester Ward (AS), yang menemukan istilah ‘applied sociology’
sebagai konotasi aplikasi pengetahuan sosiologi untuk
peningkatan sosial (social improvement).
 Leonard Hobhouse (Inggris), yang menemukan istilah ‘social
development’ sebagai konotasi sebuah proses perubahan
terencana.
 Istilah tersebut kemudian diperkuat dengan gagasan ‘social
planning’ oleh Charles North.
Lester Ward

Leonard Hobhouse

Charles North
Veblen dan Keynes, dan sosiolog seperti Hobhouse dan Ward percaya
terhadap intervensi sosial melalui perencanaan. Ide mereka tidak
diimplementasikan cukup signifikan di negara industrialis Barat sampai
setelah PD II.
Ironisnya, gagasan perencanaan skala nasional pertama kali diadopsi
oleh Uni Soviet setelah Partai Bolshevik Marxis mengambil kekuasaan di
1917.
Marxis yang mencela sosialisme utopis justru menjadi yang pertama
mengadopsi perencanaan komprehensif dan sukses dalam melakukan
apa yang kaum utopis cuma impikan.
Evolusi Perencanaan Sosial
• Diawai dari town planning – urban planning.
• Istilah ‘social planning’ secara gradual kemudian diadopsi untuk menyinggung
aspek sosial dari urban planning.
• Perencanan sosial muncul sebagai kancah kajian yang berbeda, dan perencana
sosial utamanya bertanggung jawab untuk melakukan analisis demografis,
pengumpulan data, dan asesmen dampak sosial sebuah keputusan
perencanaan.
• Pertumbuhan urban planning di negara-negara industri kemudian disertai
dengan regional planning yang fokus pada area geografis yang lebih besar.
• Regional planning berusaha mengkombinasikan strategi sosial, ekonomi, dan
fisik untuk kemajuan area tersebut.
TRADISI PEMIKIRAN PERENCANAAN






PERENCANAAN sebagai REFORMASI SOSIAL
PERENCANAAN sebagai ANALISIS KEBIJAKAN
PERENCANAAN sebagai PEMBELAJARAN SOSIAL
PERENCANAAN sebagai MOBILISASI SOSIAL
TRADISI PEMIKIRAN PERENCANAAN
KONSERVATIF

PANDUAN
KEMASYARAKATAN

SEBAGAI
ANALISIS
KEBIJAKAN

RADIKAL

SEBAGAI
REFORMASI
SOSIAL

PERENCANAAN
TRANSFORMASI
SOSIAL

SEBAGAI
PEMBELAJARAN
SOSIAL

SEBAGAI
MOBILISASI
SOSIAL
DEFINISI & HAKEKAT
PERENCANAAN SOSIAL
 Social planning is the process of investigating and
responding to the needs and aspirations of the
people who live or work in a community
 Social planning is an organised process for
investigating and responding to the needs and
aspirations of people and communities. In practice, it
is based on a set of values, techniques and skills that
contribute to better communities and quality of life
 Social planning involves planning for the needs and
aspirations of people and communities through
strategic policy and action, integrated with urban,
regional and other planning activity
Perencanaan Sosial sebagai Perencanaan
Kebijakan, Pelayanan & Program Sosial

“Social planning is a process for planning social services
programs, services, and policies. Government agencies engage
in large-scale development, research, and planning to address
social problems” (Oxford Bibliographis Online).
“The term “social planning” is used generically to describe the
planning of social services or efforts to improve the quality of
life in communities.
“Social planning involves the drawing up of plans for future
action in regard to social institutions & resources” (DR.
J.W.Schoorl)
Perencanaan Sosial sebagai Perubahan Struktur Sosial

 R.H. Mayer(1972) dalam Social Planning and Social Change.
‘the concept of social planning which we advocate is called
social-structural change’
 Apthorpe (1970) dalam People Planning and Development
Studies
‘‘to achieve social-structural change is one possible
concept or type of social planning’
 Merupakan ‘usaha yang sadar dalam menentukan
urutan operasional untuk mencapai perbaikan sosial
yang diinginkan’ (Simandjuntak, 1981: 101)
 Perencana sosial mengumpulkan fakta mengenai
problem masyarakat, menganalisis data dan
mengambil keputusan logis mengenai opsi
perencanaan mana yang paling efekfit dan yang
paling memungkinkan.
Perencanaan Sosial sebagai Model
Pengorganisasian Masyarakat

 Rothman (1979) mengidentifikasi social planning
(perencanaan sosial) sebagai salah satu dari tiga
model utama community organization atau
pengorganisasian masyarakat, selain social action
(aksi sosial) dan community development.
(pembangunan masyarakat).
Rothman menjelaskan bahwa tujuan utama dari
perencanaan sosial adalah problem solving.
SOCIETAL PLANNING ≠ SOCIAL PLANNING
 Societal Planning merupakan perencanaan masyarakat yang
bersifat komprehensif yang diperuntukkan bagi suatu
masyarakat secara keseluruhan. Disebut social telesis (F. Ward)
 Social Planning merupakan perencanaan masyarakat di bidang
sosial
Menurut PBB, pengertian perencanaan sosial meliputi:
 Sebagai perencanaan pada sektor-sektor sosial, seperti sektor
kesejahteraan sosial, pendidikan, kesehatan, perumahan, kepedudukan
dan keluarga berencana.
 Sebagai perencanaan sosial pada lintas sektoral. Pengertian ini
sifatnya lebih menyeluruh dalam arti perencanaan yang lebih dari
perencanaan ekonomi.
 Sebagai aspek-aspek sosial dari perencanaan ekonomi.

Dari pengertian ini mengandung dua dimensi:
1. Perencanaan sosial dipandang sebagai perencanaan input sosial
bagi perencanaan ekonomi
2. Perencanaan sosial dipandang sebagai perencanaan yang ditujukan
untuk menghindari atau mencegah berbagai akibat sosial yang tidak
diharapkan dari adanya pembangunan ekonomi (seperti:
keterlantaran, kenakalan remaja, polusi, pelacuran dlsb ).
Memasukkan faktor sosial
dalam perencanaan pembangunan
1. Pemantauan perubahan sosial (seperti perubahan
struktur sosial, sikap dan kebiasaan masyarakat,
penyediaan layanan sosial, kesamaan kesempatan
dalam mengakses pelayanan sosial)
2. Perumusan program dan kebijakan sosial
3. Telaah dampak sosial pada program
pembangunan nasional
4. Penerapan pembangunan sosial pada prosedur
perencanaan secara rutin
5. Alokasi sumber dana dan tenaga bagi
pembangunan sosial
Hakekat Perencanaan Sosial
 Perencanaan sosial dimaksudkan agar kebijakan
pemerintah bisa diterjemahkan ke bentuk program atau
peraturan bagi semua jenis pelayanan
 Menggambarkan adanya peran yang cukup penting bagi
negara dalam pengadaan pelayanan masyarakat
 Perencanaan pembangunan yang lebih memberi tekanan
pada perubahan sosial dan pencapaian tujuan sosial itu
sendiri
PenDEKATAN & BIDANG
PERENCANAAN SOSIAL
DUA PENDEKATAN PERENCANAAN SOSIAL
(Hardiman, 1982)

1. Perencanaan Sosial disamakan dengan perencanaan pelayanan
sosial (social services) atau perencanaan sektor sosial (sectoral
social planning). Merupakan pendekatan yang dipilih oleh
pekerja sosial profesional.
2. Perencanaan Sosial merupakan perencanaan suatu sistem
sosial secara menyeluruh. Dikenal dengan istilah unified
approach. Diasosiasikan dengan kelompok ahli yang ditunjuk
oleh PBB dalam mereview konsep perencanaan sosial dan
menguji perannya dalam pembangunan nasional.
KELEMAHAN

PENDEKATAN
SEKTORAL

Hanya fokus pada pelayanan sosial dan mengabaikan
kerangka kebijakan (policy measures) yang berdampak
pada pembangunan masyarakat secara menyeluruh.
Pendekatan ini gagal mengakui interdependensi ukuran
ekonomi dan sosial (economy & social measures)
Kritik terhadap pendekatan ini
ditujukan kepada para pekerja sosial
yang tidak realistis mengenai
kemampuan mereka menangani
tugas perencanaan yang kompleks
(Midgley, 1978)

PENDEKATAN
UNIFIKASI

Kurang spesifik pada isu dan tidak menyediakan
pedoman persyaratan training, penempatan dan
tanggung jawab profesional seorang perencana
berkaitan dengan isu kesejahteraan sosial.

Keduanya harus saling
melengkapi
Sintesis dari dua pendekatan tersebut menghasilkan definisi perencanaan sosial
sebagai:
Dalam konteks perencanaan pembangunan, social planning is a process of

policy formulation, plan design and implementation which attempts to
meet basic human needs, solve specific social problems and bring about
greater equity and social justice (Hardiman, 1982: 22).
Perencana sosial (social planner) dengan demikian adalah mereka yang telah
ditraining untuk merumuskan kebijakan dan mendesain perencanaan yang
bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan berkolaborasi dengan perencanaperencana lainnya, administrator dan mereka yang memiliki otoritas politik
Perlunya sinergitas profesionalisme dan teknokrasi sebagaimana halnya
tanggung jawab profesional dalam organisasi perencanaan.
TIGA BIDANG PERENCANAAN SOSIAL
(Conyers, 1991)

1. Perencanaan Pelayanan Sosial
2. Perencanaan dalam konteks Pembangunan
Nasional dengan memperhitungkan prioritas
dan pertimbangan-pertimbangan sosial
3. Perencanaan Partisipatif
Aktor, peran & skill
PERENCANAAN SOSIAL
AKTOR PERENCANAAN SOSIAL (Conyers, 49 -53)
 Kementerian fungsional
 Badan perencanaan nasional
 Pemerintah daerah
 Kelompok masyarakat
 Organisasi non-pemerintah (Ornop)
JENIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
MENURUT DIMENSI
PENDEKATAN DAN
KOORDINASI

MENURUT
JANGKAUAN
JANGKA WAKTU

MENURUT
PROSES/
HIRARKI
PENYUSUNAN

•Perencanaan makro
•Perencanaan sektoral
•Perencanaan regional
•Perencanaan mikro

• Rencana untuk pembangunan jangka panjang (PJP) dengan
periode 25 tahun
• Rencana pembangunan jangka menengah dengan periode 5
tahun (Repelita)
• Rencana jangka pendek tahunan yang tertuang dalam RAPBN

• Perencanaan dari bawah ke atas (bottom-up
planning);
• Perencanaan dari atas ke bawah (top-down
planning).
PERAN UTAMA PERENCANA SOSIAL

 Mengembangkan perundang-undangan.
 Mengembangkan dan mengevaluasi programprogram sosial.
 Menciptakan/mendesain model-model pelayanan.
 Mengembangkan komite dewan penasehat/
badan kebijakan yang bertugas memberikan
masukan kepada pengembang program-program
pada organisasi pelayanan.
 Pada tingkat Masyarakat (Community Level) biasanya
perencana sosial bekerja pada agen-agen yang berada di
bawah pemerintah ataupun Lembaga Swadaya Masyarakat.
 Adapun peran yang biasa dilakukan perencana sosial tingkat
masyarakat adalah:
a. Perencanaan yang bersifat sektoral yang jangkauannya lebih
pada sektor pelayanan atau populasi yang spesifik.
b. Memberikan masukan pada sistem perundang-undangan
atau kebijakan di bidang pelayanan sosial
c. Pelayanan yang bersifat direct service, dalam 4 bentuk:
1. Menggalang dukungan untuk mencapai ideologi, program atau
keuangan
2. Mengarahkan proses perubahan dalam organisasi seperti dalam
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, Perekrutan Tenaga Ahli,
Fasilitas, Pendanaan, dll
3. Menentukan wilayah pelayanan atau program.
4. Merubah atau mengembangkan komunitas atau program sosial yang
berada di luar wilayah pelayanan, namun pelayanan itu penting untuk
dilakukan, seperti organisasi-organisasi pelayanan internasional (IOM,
Save The Children, World Vision, etc)
SKILL PERENCANA SOSIAL

 Mampu melakukan riset dan analisis
sosial secara partisipatoris yang sensitif
terhadap konteks sosial
 Mampu bekerja secara tim yang bersifat
multidisipliner dalam mendesain dan
implementasi kebijakan
 Mampu melakukan aksi politik seperti
lobbying dan advokasi
ANALISIS PROBLEM SOSIAL /
ASESMEN MAKRO
Melihat, mengumpulkan, membaca, memaknai, menghubunghubungkan, menyimpulkan, membuat alternatif terhadap
penyelesaian tentang masalah sosial yang muncul di masyarakat

Sesuatu disebut masalah sosial jika merujuk pada:
a. Keyakinan agama
b. Pendapat ahli
c. Meresahkan dilihat dari jumlah warga (kuantitas)
ANALISIS PROBLEM SOSIAL
ANALISIS STATIKA SOSIAL
/ANALISIS AKTOR/ANALISIS
STAKEHOLDER

Memetakan aktor dalam struktur sosial berikut posisi dan
peran serta kepentingannya.

ANALISIS DINAMIKA SOSIAL Proses perubahan yang terjadi akan melalui tahapan baik
/ANALISIS PROSES
linier maupun siklikal sebagai berikut: disorder, deviasi
individual, deviasi situasional, deviasi sistemik, order.

ANALISIS JALUR
/ANALISIS POHON
MASALAH

Dalam masalah terdiri dari daun, ranting, batang, dan akar
yang kesemuanya saling mempengaruhi sebagai alur
sebab-akibat.

ANALISIS SWOT

Analisis situasi diri sendiri yang meliputi kekuatan
(strength), kelemahan (weak), peluang (opportunity), dan
ancaman (threat).

ANALISIS
Mereformulasikan elemen pohon masalah menjadi kondisi
OBYEKTIF/ANALISIS POHON positif yang diharapkan.
VISI

ANALISIS OPSI

Mereformulasikan elemen pohon obyektif menjadi pilihanpilihan yang diproritaskan
KEBIJAKAN SOSIAL
VIS-À-VIS

PERENCANAAN SOSIAL
KEBIJAKAN SOSIAL PERLU PERENCANAAN MULTIDIMENSI
(Thomas et al, 2000:50)

PERENCANAAN TIDAK DIPANDANG SEBAGAI
AKTIVITAS TERPISAH DARI KEBIJAKAN (Conyers, 1991)
.
Dua pendekatan :
1. Perencanaan sosial sebagai suatu proses
kegiatan dalam perumusan kebijakan sosial
2. Kebijakan sosial merupakan bagian dari
perencanaan sosial. Kebijakan sosial dilihat
sebagai ‘produk’ yang akan dihasilkan oleh
atau setelah perencanaan sosial.
APA ITU PERENCANAAN SOSIAL? Hall (2006)

Menerjemahkan kebijakan ke dalam
perencanaan aksi yang sensitif
terhadap dimensi sosial
Aplikasi skill perencanaan sosial
dalam semua tahapan perencanaan
program, proyek, dan kebijakan
The social planner may thus be involved in any one or
more of the planning/project cycle stages:-

1. Social Policy Formulation

2. Plan Strategy
(project/programme)

3. Implementation

4. Monitoring & Evaluation
Perencanaan Sosial dan
Kesejahteraan Sosial
Perencanaan merupakan elemen penting dalam pembangunan
sosial. Banyak yang sekarang percaya bahwa tujuan
pembangunan sosial dapat direalisasikan melalui perencanaan
sistematis (Midgley)
Perencanaan sosial dibentuk atas dasar prinsip-prinsip keadilan
sosial (kesetaraan, akses, partisipasi, dan hak) dan bertujuan
untuk meningkatkan efektivitas dan kesejahteraan masyarakat
MODEL - model
PERENCANAAN SOSIAL
MODEL PERENCANAAN SOSIAL
MODEL PERENCANAAN SOSIAL

Rasional
Komprehensif

Proses yang teratur dan logis

Inkremental

Mengedepankan perubahanperubahan kecil

Jalan tengah antara komprehensif
Mixedscanning
dan inkremental

Transaksi

Mengedepankan interaksi dan
komunikasi antara planner dan
penerima perencanaan
MODEL PERENCANAAN SOSIAL
menurut Hirarki Penyusunan
 MODEL PERENCANAAN TOP-DOWN
Dilaksanakan oleh sekelompok elit politik, melibatkan lebih banyak
teknokrat, mengandalkan otoritas & diskresi.
Argumentasi top-down:
 Efisiensi
 Penegakan aturan (enforcement)
 Konsistensi input-target-output
 Publik/masyarakat masih sulit dilibatkan
 MODEL PERENCANAAN BOTTOM-UP
Dilaksanakan secara kolektif, melibatkan unsur-unsur governance,
mengandalkan persuasi, co-production.
Argumentasi bottom-up:
 Efektivitas
 Kinerja (performance, outcome), bukan sekadar hasil seketika
 Social virtue (kearifan sosial)
 Masyarakat diasumsikan sudah paham hak-hak dan apa yang
mereka butuhkan.
TAHAPAN
PERENCANAAN SOSIAL
Tahapan Perencanaan (Simandjuntak, 1981)

Tahapan-tahapan Perencanaan
 Mengidentifikasi permasalahan
 Menentukan tujuan. Suatu perencanaan yang baik jika memiliki
tujuan ganda (multiple goals).
 Perumusan alternatif-alternatif
 Mengadakan evaluasi terhadap alternatif-alternatif
 Memilih suatu alternatif.
 Mewujudkan rencana.
Tahapan Perencanaan (Suharto, 1997)

Tahapan yang bisa diberlakukan di bidang perencanaan sosial


Identifikasi masalah



Penentuan tujuan



Penyusunan dan pengembangan rencana program



Pelaksanaan program



Evaluasi program
a. Identifikasi masalah

1.

2.
3.
4.
5.
6.

Didasarkan pada fakta yang ada, kebutuhan, masalah, sumber
maupun potensi dan harus mempetimbangkan kecenderungan dan
arah perubahan.
Didasarkan pada forecasting (peramalan) yang rasional
Didasarkan pada perkembangan penduduk, ekonomi, sosial,
teknologi, dan politik
Membutuhkan data statistik yang aktual dan memadai
Membutuhkan landasan teoritik yang kuat
Adanya pakar yang menilai fakta atau kebutuhan yang menjadi
dasar perencanaan.
b. Penentuan Tujuan

 Tentukan tujuan perencanaan!
Apa tujuan perencanaan itu berupa:
 Purpose : Tujuan yang bersifat general mission , merupakan proses
 Goals
: Tujuan yang bersifat Umum, merupakan target
 Objective : Tujuan yang bersifat Spesifik, merupakan target
 Contoh :
 Purpose : Menciptakan mahasiswa yang memiliki kompetensi di bidang
Analisis Kebijakan Sosial.
 Goals
: Terciptanya kondisi kesejahteraan sosial
 Objective : Meningkatnya rasa percaya diri kelompok difabel daksa
c. Penyusunan dan pengembangan Rencana Program

1.

2.

3.

4.

Identifikasi program alternatif
Gunanya untuk menentukan dan memilih program yang paling efektif
dan efisien dalam mencapai tujuan.
Penentuan hasil program
menunjukkan outputs yang terukur terutama dalam peleksanaan tugas,
unit pelayanan, dan jumlah konsumen (user).
Penentuan biaya atau anggaran
untuk dapat terlaksananya perencanaan program, sebagai alat untuk
mencapai tujuan.
Kriteria pemilihan program
Berkaitan dengan dasar rasional, yang berstandar pada kriteria
efisiensi, sfektifitas, fisibilitas (feasibility), keadilan, dan hasil-hasil
tertentu.
d. Pelaksanaan Program



Merupakan implementasi program yang merujuk pada perubahan proses
perencanaan .



Dalam penerapan kebijakan atau pemberian pelayanan sosial merupakan
TUJUAN.



Sedangkan operasi kegiatan-kegiatan (program) untuk mencapai TUJUAN
adalah ALAT pencapaian TUJUAN.



Ada dua prosedur dalam implementasi program:
1. Merinci prosedur operasional untuk melaksanakan program
2. Merinci prosedur agar kegiatan-kegiatan sesuai dengan rencana.
e. Evaluasi Program

Merupakan suatu kegiatan terus-menerus selama proses implementasi perencanaan
berlangsung. Alasannya:
1. Merupakan tanggung jawab profesional
2. Peninjauan kembali, pemahaman secara jelas terhadap pencapaian tujuan, dan
penilaian terhadap manfaat dari program pelaksanaan perencanaan.
Dalam evaluasi yang harus diperhatikan:
1. Membandingakan hasil yang ingin dicapai dengan tujuan
2. Metode dan teknik-teknik yang paling efektif
3. Faktor pendukung
4. Faktor penghambat.
Tahapan Perencanaan Sosial (Kemensos, 2011)

Tahapan penyusunan perencanaan sosial dalam profesi
pekerjaan sosial terdiri dari:
- Identifikasi dan perumusan masalah
- Penilaian kebutuhan
- Penetapan prioritas masalah
- Perumusan kebijakan dan strategi perencanaan program
- Perumusan tujuan
- Perumusan perencanaan program
- Penyusunan komponen kegiatan dan indeks biaya
- Langkah-langkah pelaksanaan program
- Supervisi, monitoring, evaluasi, pencatatan dan pelaporan.
ISU, MASALAH & SYARAT
PERENCANAAN SOSIAL
adagium yang berlaku di negara berkembang:

the needs are great
but the resources are limited
ISU DALAM PERENCANAAN SOSIAL

1.
2.
3.
4.
5.

Pentingnya sebuah pelayanan sosial
Memilih diantara beragam jenis pelayanan
Distribusi pelayanan.
Kuantitas versus Kualitas
Bentuk-bentuk pelayanan sosial yang harus
diselenggarakan
6. Peran Negara
7. Pembiayaan pelayanan sosial
MASALAH DALAM PERENCANAAN SOSIAL

1.
2.
3.
4.

Ketidaksetujuan atas kebijakan yang ada
Lemahnya kordinasi antar berbagai sektor
Kegagalan mencapai target perencanaan
Politik perencanaan pelayanan sosial
Syarat-syarat Perencanaan Sosial (Simandjuntak, 1981)

1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.
8.
9.

Terintegrasi dalam satu kesatuan yang kompak dan selaras dari seluruh sistem
perencanaan segala sektor
Adanya keyakinan yang kuat dari pemimpin politik tentang pentingnya perencanaan
Memungkinkan untuk dilaksanakan: adanya keserasian dan keselarasan antar unsur
atau sektor dan alokasi sumber secara optimum ( Feasibility test, Consistency test,
Optimum test ).
Secara politik dapat dilaksanakan (politically defendable)
Secara sosial dan kultural dapat dibenarkan (socially and culturally acceptable)
Secara ekonomi dan diukut kemanfaatannya, secara keuangan tidak menimbulkan
kemacetan biaya (economically feasible, financially feasible)
Secara teknis dapat dilakukan ( Technically workable)
Secara administrasi, manajemen, dan organisasi dapat diselenggarakan
(administrativelly, managerially and organizationally tractable)
Secara hukum dapat dibenarkan ( legally permissible).
KRITIK TERHADAP
PERENCANAAN SOSIAL
KRITIK TERHADAP PERENCANAAN SOSIAL

1. ALASAN PRAKTIS
adanya problem ketidakcukupan data, kurangnya keahlian
dan kesulitan praktis yang menghambat perumusan dan
khususnya dalam implementasi perencanaan

Waterstone (1965) ‘there have been many more failures
than successes in the implementation of development plans’
2. ALASAN IDEOLOGIS
KELOMPOK

Konservatif
kanan/liberal
radikal

ALASAN

diinspirasi oleh paham filosofi laissez-faire yang
tidak menyukai intervensi negara dalam segala
aspek
Hayek (1944) ‘planning leads to
dictatorship because dictatorship is the
most effective instrument of coercion
and … as such is essential if central
planning on a large scale is to be possible

Kiri radikal

intervensi negara melalui perencanaan sosial tidak
cukup selama kapitalisme masih bercokol
George and Wilding (1976) ‘social problems cannot
be solved while capitalist value are permitted to
prevail’
REFERENSI
 Conyers, Diana. (1991). Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga: Suatu Pengantar.
(Penerjemah: Susetiawan). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
 Hardiman, M. & Midgley, James. (1982). The Social Dimension of Development. Social
Policy & Planning in the Third World. Chichester: John Wiley & Sons.
 Rothman, Jack. 1979. Three models of community organization practice, their
mixing and phasing. In Strategies of community organization. 3d ed. Edited by Fred
M. Cox, John L. Erlich, Jack Rothman, and John E. Tropman, 25–45. Itasca, IL: F.E.
Peacock.
 Simandjuntak (1981). Perubahan dan Perencanaan Sosial. Bandung: Transito.
 Suharto, Edi. (2006). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian
trategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial. Bandung: Refika
Aditama.
 --------- (2010). Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Alexandrya Hening
 
Pendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakanPendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakan
Nuzulul Putri
 

La actualidad más candente (20)

Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
 
Partisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakatPartisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakat
 
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
 
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
 
Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approachPertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
 
3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan
 
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikAgenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
 
Model Pembangunan Masyarakat
Model Pembangunan MasyarakatModel Pembangunan Masyarakat
Model Pembangunan Masyarakat
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Identifikasi dan kerangka isu strategis
Identifikasi dan kerangka isu strategisIdentifikasi dan kerangka isu strategis
Identifikasi dan kerangka isu strategis
 
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa NegaraKonsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
 
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakan
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif KebijakanModul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakan
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakan
 
Pemberdayaan masyarakat desa
Pemberdayaan masyarakat desaPemberdayaan masyarakat desa
Pemberdayaan masyarakat desa
 
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakanPertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
 
Konsep Pemantauan dan Evaluasi
Konsep Pemantauan dan  EvaluasiKonsep Pemantauan dan  Evaluasi
Konsep Pemantauan dan Evaluasi
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Pendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakanPendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakan
 
Azas dan Prinsip Pengembangan Masyarakat
Azas dan Prinsip Pengembangan MasyarakatAzas dan Prinsip Pengembangan Masyarakat
Azas dan Prinsip Pengembangan Masyarakat
 
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaPemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat Desa
 
Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Partisipasi Masyarakat dalam PembangunanPartisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
 

Destacado

Agus harto wibowo
Agus harto wibowoAgus harto wibowo
Agus harto wibowo
lvlybro
 
Analisis kebijakan sosial, model dan tekniknya
Analisis kebijakan sosial, model dan tekniknyaAnalisis kebijakan sosial, model dan tekniknya
Analisis kebijakan sosial, model dan tekniknya
HIMA KS FISIP UNPAD
 
Pertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosial
Pertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosialPertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosial
Pertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosial
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
 
Top down and botttom up Parsing
Top down     and botttom up ParsingTop down     and botttom up Parsing
Top down and botttom up Parsing
Gerwin Ocsena
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Mutiara Shifa
 

Destacado (12)

Agus harto wibowo
Agus harto wibowoAgus harto wibowo
Agus harto wibowo
 
Definisi dan Pengertian Perencanaan Menurut para Ahli
Definisi dan Pengertian Perencanaan Menurut para AhliDefinisi dan Pengertian Perencanaan Menurut para Ahli
Definisi dan Pengertian Perencanaan Menurut para Ahli
 
Perancanaan
PerancanaanPerancanaan
Perancanaan
 
Analisis kebijakan sosial, model dan tekniknya
Analisis kebijakan sosial, model dan tekniknyaAnalisis kebijakan sosial, model dan tekniknya
Analisis kebijakan sosial, model dan tekniknya
 
Proses Perencanaan
Proses Perencanaan Proses Perencanaan
Proses Perencanaan
 
Sabaruddin de AB_S_Six Step ERP Project Management_FINAL
Sabaruddin de AB_S_Six Step ERP Project Management_FINALSabaruddin de AB_S_Six Step ERP Project Management_FINAL
Sabaruddin de AB_S_Six Step ERP Project Management_FINAL
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar Perencanaan
 
Pertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosial
Pertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosialPertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosial
Pertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosial
 
Perencanaan di Negara Maju - Australia
Perencanaan di Negara Maju - AustraliaPerencanaan di Negara Maju - Australia
Perencanaan di Negara Maju - Australia
 
Top down parsing
Top down parsingTop down parsing
Top down parsing
 
Top down and botttom up Parsing
Top down     and botttom up ParsingTop down     and botttom up Parsing
Top down and botttom up Parsing
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 

Similar a Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial

Pertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosial
Pertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosialPertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosial
Pertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosial
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
 
Review epistemologi fenomenologi
Review epistemologi fenomenologiReview epistemologi fenomenologi
Review epistemologi fenomenologi
Alfalfa Pratiwi
 
Resume sosiologi dan politik
Resume sosiologi dan politikResume sosiologi dan politik
Resume sosiologi dan politik
Jef Ri
 
Makalah pancasila sebagai ideologi terbuka
Makalah pancasila sebagai ideologi terbukaMakalah pancasila sebagai ideologi terbuka
Makalah pancasila sebagai ideologi terbuka
Septian Muna Barakati
 
Resume perubahan sosial
Resume perubahan sosialResume perubahan sosial
Resume perubahan sosial
Jef Ri
 
Politik islam dan masyarakat madani
Politik islam dan masyarakat madaniPolitik islam dan masyarakat madani
Politik islam dan masyarakat madani
Andi Undu
 

Similar a Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial (20)

Pertemuan_1_PPM.ppt
Pertemuan_1_PPM.pptPertemuan_1_PPM.ppt
Pertemuan_1_PPM.ppt
 
Pertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosial
Pertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosialPertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosial
Pertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosial
 
potensi
potensipotensi
potensi
 
Review epistemologi fenomenologi
Review epistemologi fenomenologiReview epistemologi fenomenologi
Review epistemologi fenomenologi
 
Tugas promosi kesehatan
Tugas promosi kesehatanTugas promosi kesehatan
Tugas promosi kesehatan
 
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
 
Paradigma sosiologi
Paradigma sosiologiParadigma sosiologi
Paradigma sosiologi
 
Analisis-Sosial - 2020
Analisis-Sosial - 2020Analisis-Sosial - 2020
Analisis-Sosial - 2020
 
PPT M.RIDHO TEORI PEMBANGUNAN.pdf
PPT M.RIDHO TEORI PEMBANGUNAN.pdfPPT M.RIDHO TEORI PEMBANGUNAN.pdf
PPT M.RIDHO TEORI PEMBANGUNAN.pdf
 
community Development
community Development community Development
community Development
 
Civics,CC, dan Ce
Civics,CC, dan CeCivics,CC, dan Ce
Civics,CC, dan Ce
 
Sosiologi dan pembelajaran (Bab 1)
Sosiologi dan pembelajaran (Bab 1)Sosiologi dan pembelajaran (Bab 1)
Sosiologi dan pembelajaran (Bab 1)
 
sosio bab 1 plus.pdf
sosio bab 1 plus.pdfsosio bab 1 plus.pdf
sosio bab 1 plus.pdf
 
Sosiologi Pembangunan Materi 1.pptx
Sosiologi Pembangunan Materi 1.pptxSosiologi Pembangunan Materi 1.pptx
Sosiologi Pembangunan Materi 1.pptx
 
Resume sosiologi dan politik
Resume sosiologi dan politikResume sosiologi dan politik
Resume sosiologi dan politik
 
Makalah pancasila sebagai ideologi terbuka
Makalah pancasila sebagai ideologi terbukaMakalah pancasila sebagai ideologi terbuka
Makalah pancasila sebagai ideologi terbuka
 
Resume perubahan sosial
Resume perubahan sosialResume perubahan sosial
Resume perubahan sosial
 
Politik islam dan masyarakat madani
Politik islam dan masyarakat madaniPolitik islam dan masyarakat madani
Politik islam dan masyarakat madani
 
Struktur&lembaga sos
Struktur&lembaga sosStruktur&lembaga sos
Struktur&lembaga sos
 
2019 2 diktat pengembangan pengantar-kebijakan-publik-genap-05-12-2019
2019 2 diktat pengembangan pengantar-kebijakan-publik-genap-05-12-20192019 2 diktat pengembangan pengantar-kebijakan-publik-genap-05-12-2019
2019 2 diktat pengembangan pengantar-kebijakan-publik-genap-05-12-2019
 

Más de UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Más de UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (6)

Pertemuan ke 13 - naskah kebijakan sosial
Pertemuan ke 13 - naskah kebijakan sosialPertemuan ke 13 - naskah kebijakan sosial
Pertemuan ke 13 - naskah kebijakan sosial
 
Pertemuan ke 11 - implementasi kebijakan sosial
Pertemuan ke 11 - implementasi kebijakan sosialPertemuan ke 11 - implementasi kebijakan sosial
Pertemuan ke 11 - implementasi kebijakan sosial
 
Pertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosial
Pertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosialPertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosial
Pertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosial
 
Pertemuan ke 9 - instrumen & proses kebijakan
Pertemuan ke 9 - instrumen & proses kebijakanPertemuan ke 9 - instrumen & proses kebijakan
Pertemuan ke 9 - instrumen & proses kebijakan
 
Pertemuan ke 8 - paradigma & teori kebijakan sosial
Pertemuan ke 8 - paradigma & teori kebijakan sosialPertemuan ke 8 - paradigma & teori kebijakan sosial
Pertemuan ke 8 - paradigma & teori kebijakan sosial
 
Pertemuan ke 5 - kebijakan sosial global
Pertemuan ke 5 - kebijakan sosial globalPertemuan ke 5 - kebijakan sosial global
Pertemuan ke 5 - kebijakan sosial global
 

Último

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Último (20)

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 

Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial

  • 1.
  • 2. 1. APA ITU KEBIJAKAN SOSIAL? BERIKAN CONTOH! 2. MULAI KAPAN KEBIJAKAN SOSIAL PERTAMA KALI DIJALANKAN? 3. UNDANG-UNDANG APA YANG MENJADI CIKAL BAKAL WELFARE STATE DI AMERIKA SERIKAT? 4. WELFARE STATE DI INGGRIS DIPICU DENGAN MUNCULNYA NASKAH KEBIJAKAN YANG BERJUDUL...? APA TEMUAN MENARIK DARI POLICY PAPER TERSEBUT? 5. BAGAIMANA POLITIK ETIS DI HINDIA BELANDA MENJADI PENANDA KEBIJAKAN SOSIAL DI INDONESIA? 6. MENGACU PADA SEJARAH ISLAM, SIAPAKAH PENEMU KEBIJAKAN SOSIAL KHUSUSNYA DALAM HAL PEMBERIAN TUNJANGAN ANAK (CHILDREN BENEFIT)? 7. KEBIJAKAN SOSIAL DI JERMAN DIAWALI DI ERA KANSELIR OTTO VON BISMARCK YANG BERTUMPU PADA KEBIJAKAN...? 8. BAGAIMANA KEBIJAKAN SOSIAL BERKAITAN DENGAN PERENCANAAN SOSIAL?
  • 3. PERENCANAAN SOSIAL Sesi III Kebijakan & Perencanaan Sosial Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta – M. Izzul Haq, M.Sc
  • 4. OUTLINE PERKULIAHAN  Urgensi, pengertian, sejarah dan tradisi pemikiran perencanaan  Definisi, hakikat, pendekatan, bidang, aktor, peran, dan skill perencanaan sosial  Keterkaitan antara kebijakan sosial, perencanaan sosial dan kesejahteraan sosial  Model-model dan tahapan dalam perencanaan sosial  Isu, problem, dan syarat perencanaan sosial  Kritik terhadap perencanaan sosial
  • 6. Q.S. Ath Thariq 16 َ‫َو َأكيد ك ْي‬ ًۭ ‫ِ ُ دا‬ Dan Aku pun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya
  • 7. Tidak ada kemelaratan yang lebih parah dari kebodohan dan tidak ada harta (kekayaan) yang lebih bermanfaat dari kesempurnaan akal. Tidak ada kesendirian yang lebih terisolir dari ujub (rasa angkuh) dan tidak ada tolong-menolong yang lebih kokoh dari musyawarah. Tidak ada kesempurnaan akal melebihi PERENCANAAN (yang baik dan matang) dan tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dari akhlak yang luhur. Tidak ada wara' yang lebih baik dari menjaga diri (memelihara harga dan kehormatan diri), dan tidak ada ibadah yang lebih mengesankan dari tafakur (berpikir), serta tidak ada iman yang lebih sempurna dari sifat malu dan sabar. (HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani)
  • 8. if we fail to plan, we plan to fail
  • 9. man proposes, God disposes
  • 11. Memahami Perencanaan  Perencanaan (planning) adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan guna memilih alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada untuk mencapai tujuan tertentu. Conyers (1991) “Perencanaan adalah suatu proses penentuan tentang bagaimana mewujudkan perubahan atau perkembangan yang paling baik”
  • 12.  Planning is the exercise of intelligence to deal with facts and situations as they are and find a way to solve problems (J. Nehru)  Planning can be referred to as ‘the art of getting future things done’ (Beenhakker, 1980)
  • 14. SEJARAH PERENCANAAN  Berangkat dari ide ‘intervensi sosial’  Dipromosikan kaum Utopia, Fabian, dan New Liberal.
  • 15.  Ide perencanaan dipromosikan kaum Utopis yang dipengaruhi oleh idealisme Plato. Kaum utopis mengidealkan sebuah masyarakat ideal dan sempurna. Mereka percaya bahwa manusia dapat secara sengaja meningkatkan masyarakat dan bahkan menciptakan masyarakat ideal.  Istilah utopia ditemukan oleh Thomas More di awal abad 16.
  • 17.  Ide bahwa pengetahuan ilmiah dapat meningkatkan masyarakat juga diperjuangan oleh kaum Fabian yang di awal abad 20-an memiliki pengaruh penting dalam perpolitikan pemerintahan di Inggris.  Kaum Fabian di Inggris membangun hubungan yang erat dengan kaum New Liberal yang menolak individualisme ekstrem dan mendukung derajat moderat dari intervensi negara.  Tokoh New Liberal diantaranya ekonom Thorstein Veblen, filosof John Dewey, dan pekerja sosial Jane Addams
  • 18.
  • 20. Pendukung gagasan awal intervensi negara untuk kesejahteraan  Lester Ward (AS), yang menemukan istilah ‘applied sociology’ sebagai konotasi aplikasi pengetahuan sosiologi untuk peningkatan sosial (social improvement).  Leonard Hobhouse (Inggris), yang menemukan istilah ‘social development’ sebagai konotasi sebuah proses perubahan terencana.  Istilah tersebut kemudian diperkuat dengan gagasan ‘social planning’ oleh Charles North.
  • 22. Veblen dan Keynes, dan sosiolog seperti Hobhouse dan Ward percaya terhadap intervensi sosial melalui perencanaan. Ide mereka tidak diimplementasikan cukup signifikan di negara industrialis Barat sampai setelah PD II. Ironisnya, gagasan perencanaan skala nasional pertama kali diadopsi oleh Uni Soviet setelah Partai Bolshevik Marxis mengambil kekuasaan di 1917. Marxis yang mencela sosialisme utopis justru menjadi yang pertama mengadopsi perencanaan komprehensif dan sukses dalam melakukan apa yang kaum utopis cuma impikan.
  • 23. Evolusi Perencanaan Sosial • Diawai dari town planning – urban planning. • Istilah ‘social planning’ secara gradual kemudian diadopsi untuk menyinggung aspek sosial dari urban planning. • Perencanan sosial muncul sebagai kancah kajian yang berbeda, dan perencana sosial utamanya bertanggung jawab untuk melakukan analisis demografis, pengumpulan data, dan asesmen dampak sosial sebuah keputusan perencanaan. • Pertumbuhan urban planning di negara-negara industri kemudian disertai dengan regional planning yang fokus pada area geografis yang lebih besar. • Regional planning berusaha mengkombinasikan strategi sosial, ekonomi, dan fisik untuk kemajuan area tersebut.
  • 24. TRADISI PEMIKIRAN PERENCANAAN     PERENCANAAN sebagai REFORMASI SOSIAL PERENCANAAN sebagai ANALISIS KEBIJAKAN PERENCANAAN sebagai PEMBELAJARAN SOSIAL PERENCANAAN sebagai MOBILISASI SOSIAL
  • 27.  Social planning is the process of investigating and responding to the needs and aspirations of the people who live or work in a community  Social planning is an organised process for investigating and responding to the needs and aspirations of people and communities. In practice, it is based on a set of values, techniques and skills that contribute to better communities and quality of life
  • 28.  Social planning involves planning for the needs and aspirations of people and communities through strategic policy and action, integrated with urban, regional and other planning activity
  • 29. Perencanaan Sosial sebagai Perencanaan Kebijakan, Pelayanan & Program Sosial “Social planning is a process for planning social services programs, services, and policies. Government agencies engage in large-scale development, research, and planning to address social problems” (Oxford Bibliographis Online). “The term “social planning” is used generically to describe the planning of social services or efforts to improve the quality of life in communities. “Social planning involves the drawing up of plans for future action in regard to social institutions & resources” (DR. J.W.Schoorl)
  • 30. Perencanaan Sosial sebagai Perubahan Struktur Sosial  R.H. Mayer(1972) dalam Social Planning and Social Change. ‘the concept of social planning which we advocate is called social-structural change’  Apthorpe (1970) dalam People Planning and Development Studies ‘‘to achieve social-structural change is one possible concept or type of social planning’
  • 31.  Merupakan ‘usaha yang sadar dalam menentukan urutan operasional untuk mencapai perbaikan sosial yang diinginkan’ (Simandjuntak, 1981: 101)  Perencana sosial mengumpulkan fakta mengenai problem masyarakat, menganalisis data dan mengambil keputusan logis mengenai opsi perencanaan mana yang paling efekfit dan yang paling memungkinkan.
  • 32. Perencanaan Sosial sebagai Model Pengorganisasian Masyarakat  Rothman (1979) mengidentifikasi social planning (perencanaan sosial) sebagai salah satu dari tiga model utama community organization atau pengorganisasian masyarakat, selain social action (aksi sosial) dan community development. (pembangunan masyarakat). Rothman menjelaskan bahwa tujuan utama dari perencanaan sosial adalah problem solving.
  • 33. SOCIETAL PLANNING ≠ SOCIAL PLANNING  Societal Planning merupakan perencanaan masyarakat yang bersifat komprehensif yang diperuntukkan bagi suatu masyarakat secara keseluruhan. Disebut social telesis (F. Ward)  Social Planning merupakan perencanaan masyarakat di bidang sosial
  • 34. Menurut PBB, pengertian perencanaan sosial meliputi:  Sebagai perencanaan pada sektor-sektor sosial, seperti sektor kesejahteraan sosial, pendidikan, kesehatan, perumahan, kepedudukan dan keluarga berencana.  Sebagai perencanaan sosial pada lintas sektoral. Pengertian ini sifatnya lebih menyeluruh dalam arti perencanaan yang lebih dari perencanaan ekonomi.  Sebagai aspek-aspek sosial dari perencanaan ekonomi. Dari pengertian ini mengandung dua dimensi: 1. Perencanaan sosial dipandang sebagai perencanaan input sosial bagi perencanaan ekonomi 2. Perencanaan sosial dipandang sebagai perencanaan yang ditujukan untuk menghindari atau mencegah berbagai akibat sosial yang tidak diharapkan dari adanya pembangunan ekonomi (seperti: keterlantaran, kenakalan remaja, polusi, pelacuran dlsb ).
  • 35. Memasukkan faktor sosial dalam perencanaan pembangunan 1. Pemantauan perubahan sosial (seperti perubahan struktur sosial, sikap dan kebiasaan masyarakat, penyediaan layanan sosial, kesamaan kesempatan dalam mengakses pelayanan sosial) 2. Perumusan program dan kebijakan sosial 3. Telaah dampak sosial pada program pembangunan nasional 4. Penerapan pembangunan sosial pada prosedur perencanaan secara rutin 5. Alokasi sumber dana dan tenaga bagi pembangunan sosial
  • 36. Hakekat Perencanaan Sosial  Perencanaan sosial dimaksudkan agar kebijakan pemerintah bisa diterjemahkan ke bentuk program atau peraturan bagi semua jenis pelayanan  Menggambarkan adanya peran yang cukup penting bagi negara dalam pengadaan pelayanan masyarakat  Perencanaan pembangunan yang lebih memberi tekanan pada perubahan sosial dan pencapaian tujuan sosial itu sendiri
  • 38. DUA PENDEKATAN PERENCANAAN SOSIAL (Hardiman, 1982) 1. Perencanaan Sosial disamakan dengan perencanaan pelayanan sosial (social services) atau perencanaan sektor sosial (sectoral social planning). Merupakan pendekatan yang dipilih oleh pekerja sosial profesional. 2. Perencanaan Sosial merupakan perencanaan suatu sistem sosial secara menyeluruh. Dikenal dengan istilah unified approach. Diasosiasikan dengan kelompok ahli yang ditunjuk oleh PBB dalam mereview konsep perencanaan sosial dan menguji perannya dalam pembangunan nasional.
  • 39. KELEMAHAN PENDEKATAN SEKTORAL Hanya fokus pada pelayanan sosial dan mengabaikan kerangka kebijakan (policy measures) yang berdampak pada pembangunan masyarakat secara menyeluruh. Pendekatan ini gagal mengakui interdependensi ukuran ekonomi dan sosial (economy & social measures) Kritik terhadap pendekatan ini ditujukan kepada para pekerja sosial yang tidak realistis mengenai kemampuan mereka menangani tugas perencanaan yang kompleks (Midgley, 1978) PENDEKATAN UNIFIKASI Kurang spesifik pada isu dan tidak menyediakan pedoman persyaratan training, penempatan dan tanggung jawab profesional seorang perencana berkaitan dengan isu kesejahteraan sosial. Keduanya harus saling melengkapi
  • 40. Sintesis dari dua pendekatan tersebut menghasilkan definisi perencanaan sosial sebagai: Dalam konteks perencanaan pembangunan, social planning is a process of policy formulation, plan design and implementation which attempts to meet basic human needs, solve specific social problems and bring about greater equity and social justice (Hardiman, 1982: 22). Perencana sosial (social planner) dengan demikian adalah mereka yang telah ditraining untuk merumuskan kebijakan dan mendesain perencanaan yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan berkolaborasi dengan perencanaperencana lainnya, administrator dan mereka yang memiliki otoritas politik Perlunya sinergitas profesionalisme dan teknokrasi sebagaimana halnya tanggung jawab profesional dalam organisasi perencanaan.
  • 41. TIGA BIDANG PERENCANAAN SOSIAL (Conyers, 1991) 1. Perencanaan Pelayanan Sosial 2. Perencanaan dalam konteks Pembangunan Nasional dengan memperhitungkan prioritas dan pertimbangan-pertimbangan sosial 3. Perencanaan Partisipatif
  • 42. Aktor, peran & skill PERENCANAAN SOSIAL
  • 43. AKTOR PERENCANAAN SOSIAL (Conyers, 49 -53)  Kementerian fungsional  Badan perencanaan nasional  Pemerintah daerah  Kelompok masyarakat  Organisasi non-pemerintah (Ornop)
  • 44.
  • 45.
  • 46. JENIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL MENURUT DIMENSI PENDEKATAN DAN KOORDINASI MENURUT JANGKAUAN JANGKA WAKTU MENURUT PROSES/ HIRARKI PENYUSUNAN •Perencanaan makro •Perencanaan sektoral •Perencanaan regional •Perencanaan mikro • Rencana untuk pembangunan jangka panjang (PJP) dengan periode 25 tahun • Rencana pembangunan jangka menengah dengan periode 5 tahun (Repelita) • Rencana jangka pendek tahunan yang tertuang dalam RAPBN • Perencanaan dari bawah ke atas (bottom-up planning); • Perencanaan dari atas ke bawah (top-down planning).
  • 47. PERAN UTAMA PERENCANA SOSIAL  Mengembangkan perundang-undangan.  Mengembangkan dan mengevaluasi programprogram sosial.  Menciptakan/mendesain model-model pelayanan.  Mengembangkan komite dewan penasehat/ badan kebijakan yang bertugas memberikan masukan kepada pengembang program-program pada organisasi pelayanan.
  • 48.  Pada tingkat Masyarakat (Community Level) biasanya perencana sosial bekerja pada agen-agen yang berada di bawah pemerintah ataupun Lembaga Swadaya Masyarakat.  Adapun peran yang biasa dilakukan perencana sosial tingkat masyarakat adalah: a. Perencanaan yang bersifat sektoral yang jangkauannya lebih pada sektor pelayanan atau populasi yang spesifik. b. Memberikan masukan pada sistem perundang-undangan atau kebijakan di bidang pelayanan sosial
  • 49. c. Pelayanan yang bersifat direct service, dalam 4 bentuk: 1. Menggalang dukungan untuk mencapai ideologi, program atau keuangan 2. Mengarahkan proses perubahan dalam organisasi seperti dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, Perekrutan Tenaga Ahli, Fasilitas, Pendanaan, dll 3. Menentukan wilayah pelayanan atau program. 4. Merubah atau mengembangkan komunitas atau program sosial yang berada di luar wilayah pelayanan, namun pelayanan itu penting untuk dilakukan, seperti organisasi-organisasi pelayanan internasional (IOM, Save The Children, World Vision, etc)
  • 50. SKILL PERENCANA SOSIAL  Mampu melakukan riset dan analisis sosial secara partisipatoris yang sensitif terhadap konteks sosial  Mampu bekerja secara tim yang bersifat multidisipliner dalam mendesain dan implementasi kebijakan  Mampu melakukan aksi politik seperti lobbying dan advokasi
  • 51. ANALISIS PROBLEM SOSIAL / ASESMEN MAKRO Melihat, mengumpulkan, membaca, memaknai, menghubunghubungkan, menyimpulkan, membuat alternatif terhadap penyelesaian tentang masalah sosial yang muncul di masyarakat Sesuatu disebut masalah sosial jika merujuk pada: a. Keyakinan agama b. Pendapat ahli c. Meresahkan dilihat dari jumlah warga (kuantitas)
  • 52. ANALISIS PROBLEM SOSIAL ANALISIS STATIKA SOSIAL /ANALISIS AKTOR/ANALISIS STAKEHOLDER Memetakan aktor dalam struktur sosial berikut posisi dan peran serta kepentingannya. ANALISIS DINAMIKA SOSIAL Proses perubahan yang terjadi akan melalui tahapan baik /ANALISIS PROSES linier maupun siklikal sebagai berikut: disorder, deviasi individual, deviasi situasional, deviasi sistemik, order. ANALISIS JALUR /ANALISIS POHON MASALAH Dalam masalah terdiri dari daun, ranting, batang, dan akar yang kesemuanya saling mempengaruhi sebagai alur sebab-akibat. ANALISIS SWOT Analisis situasi diri sendiri yang meliputi kekuatan (strength), kelemahan (weak), peluang (opportunity), dan ancaman (threat). ANALISIS Mereformulasikan elemen pohon masalah menjadi kondisi OBYEKTIF/ANALISIS POHON positif yang diharapkan. VISI ANALISIS OPSI Mereformulasikan elemen pohon obyektif menjadi pilihanpilihan yang diproritaskan
  • 54. KEBIJAKAN SOSIAL PERLU PERENCANAAN MULTIDIMENSI (Thomas et al, 2000:50) PERENCANAAN TIDAK DIPANDANG SEBAGAI AKTIVITAS TERPISAH DARI KEBIJAKAN (Conyers, 1991) .
  • 55. Dua pendekatan : 1. Perencanaan sosial sebagai suatu proses kegiatan dalam perumusan kebijakan sosial 2. Kebijakan sosial merupakan bagian dari perencanaan sosial. Kebijakan sosial dilihat sebagai ‘produk’ yang akan dihasilkan oleh atau setelah perencanaan sosial.
  • 56. APA ITU PERENCANAAN SOSIAL? Hall (2006) Menerjemahkan kebijakan ke dalam perencanaan aksi yang sensitif terhadap dimensi sosial Aplikasi skill perencanaan sosial dalam semua tahapan perencanaan program, proyek, dan kebijakan
  • 57. The social planner may thus be involved in any one or more of the planning/project cycle stages:- 1. Social Policy Formulation 2. Plan Strategy (project/programme) 3. Implementation 4. Monitoring & Evaluation
  • 58. Perencanaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial Perencanaan merupakan elemen penting dalam pembangunan sosial. Banyak yang sekarang percaya bahwa tujuan pembangunan sosial dapat direalisasikan melalui perencanaan sistematis (Midgley) Perencanaan sosial dibentuk atas dasar prinsip-prinsip keadilan sosial (kesetaraan, akses, partisipasi, dan hak) dan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan kesejahteraan masyarakat
  • 60. MODEL PERENCANAAN SOSIAL MODEL PERENCANAAN SOSIAL Rasional Komprehensif Proses yang teratur dan logis Inkremental Mengedepankan perubahanperubahan kecil Jalan tengah antara komprehensif Mixedscanning dan inkremental Transaksi Mengedepankan interaksi dan komunikasi antara planner dan penerima perencanaan
  • 61. MODEL PERENCANAAN SOSIAL menurut Hirarki Penyusunan  MODEL PERENCANAAN TOP-DOWN Dilaksanakan oleh sekelompok elit politik, melibatkan lebih banyak teknokrat, mengandalkan otoritas & diskresi. Argumentasi top-down:  Efisiensi  Penegakan aturan (enforcement)  Konsistensi input-target-output  Publik/masyarakat masih sulit dilibatkan
  • 62.
  • 63.
  • 64.
  • 65.  MODEL PERENCANAAN BOTTOM-UP Dilaksanakan secara kolektif, melibatkan unsur-unsur governance, mengandalkan persuasi, co-production. Argumentasi bottom-up:  Efektivitas  Kinerja (performance, outcome), bukan sekadar hasil seketika  Social virtue (kearifan sosial)  Masyarakat diasumsikan sudah paham hak-hak dan apa yang mereka butuhkan.
  • 66.
  • 67.
  • 68.
  • 69.
  • 71. Tahapan Perencanaan (Simandjuntak, 1981) Tahapan-tahapan Perencanaan  Mengidentifikasi permasalahan  Menentukan tujuan. Suatu perencanaan yang baik jika memiliki tujuan ganda (multiple goals).  Perumusan alternatif-alternatif  Mengadakan evaluasi terhadap alternatif-alternatif  Memilih suatu alternatif.  Mewujudkan rencana.
  • 72. Tahapan Perencanaan (Suharto, 1997) Tahapan yang bisa diberlakukan di bidang perencanaan sosial  Identifikasi masalah  Penentuan tujuan  Penyusunan dan pengembangan rencana program  Pelaksanaan program  Evaluasi program
  • 73. a. Identifikasi masalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. Didasarkan pada fakta yang ada, kebutuhan, masalah, sumber maupun potensi dan harus mempetimbangkan kecenderungan dan arah perubahan. Didasarkan pada forecasting (peramalan) yang rasional Didasarkan pada perkembangan penduduk, ekonomi, sosial, teknologi, dan politik Membutuhkan data statistik yang aktual dan memadai Membutuhkan landasan teoritik yang kuat Adanya pakar yang menilai fakta atau kebutuhan yang menjadi dasar perencanaan.
  • 74. b. Penentuan Tujuan  Tentukan tujuan perencanaan! Apa tujuan perencanaan itu berupa:  Purpose : Tujuan yang bersifat general mission , merupakan proses  Goals : Tujuan yang bersifat Umum, merupakan target  Objective : Tujuan yang bersifat Spesifik, merupakan target  Contoh :  Purpose : Menciptakan mahasiswa yang memiliki kompetensi di bidang Analisis Kebijakan Sosial.  Goals : Terciptanya kondisi kesejahteraan sosial  Objective : Meningkatnya rasa percaya diri kelompok difabel daksa
  • 75. c. Penyusunan dan pengembangan Rencana Program 1. 2. 3. 4. Identifikasi program alternatif Gunanya untuk menentukan dan memilih program yang paling efektif dan efisien dalam mencapai tujuan. Penentuan hasil program menunjukkan outputs yang terukur terutama dalam peleksanaan tugas, unit pelayanan, dan jumlah konsumen (user). Penentuan biaya atau anggaran untuk dapat terlaksananya perencanaan program, sebagai alat untuk mencapai tujuan. Kriteria pemilihan program Berkaitan dengan dasar rasional, yang berstandar pada kriteria efisiensi, sfektifitas, fisibilitas (feasibility), keadilan, dan hasil-hasil tertentu.
  • 76. d. Pelaksanaan Program  Merupakan implementasi program yang merujuk pada perubahan proses perencanaan .  Dalam penerapan kebijakan atau pemberian pelayanan sosial merupakan TUJUAN.  Sedangkan operasi kegiatan-kegiatan (program) untuk mencapai TUJUAN adalah ALAT pencapaian TUJUAN.  Ada dua prosedur dalam implementasi program: 1. Merinci prosedur operasional untuk melaksanakan program 2. Merinci prosedur agar kegiatan-kegiatan sesuai dengan rencana.
  • 77. e. Evaluasi Program Merupakan suatu kegiatan terus-menerus selama proses implementasi perencanaan berlangsung. Alasannya: 1. Merupakan tanggung jawab profesional 2. Peninjauan kembali, pemahaman secara jelas terhadap pencapaian tujuan, dan penilaian terhadap manfaat dari program pelaksanaan perencanaan. Dalam evaluasi yang harus diperhatikan: 1. Membandingakan hasil yang ingin dicapai dengan tujuan 2. Metode dan teknik-teknik yang paling efektif 3. Faktor pendukung 4. Faktor penghambat.
  • 78. Tahapan Perencanaan Sosial (Kemensos, 2011) Tahapan penyusunan perencanaan sosial dalam profesi pekerjaan sosial terdiri dari: - Identifikasi dan perumusan masalah - Penilaian kebutuhan - Penetapan prioritas masalah - Perumusan kebijakan dan strategi perencanaan program - Perumusan tujuan - Perumusan perencanaan program - Penyusunan komponen kegiatan dan indeks biaya - Langkah-langkah pelaksanaan program - Supervisi, monitoring, evaluasi, pencatatan dan pelaporan.
  • 79. ISU, MASALAH & SYARAT PERENCANAAN SOSIAL
  • 80. adagium yang berlaku di negara berkembang: the needs are great but the resources are limited
  • 81. ISU DALAM PERENCANAAN SOSIAL 1. 2. 3. 4. 5. Pentingnya sebuah pelayanan sosial Memilih diantara beragam jenis pelayanan Distribusi pelayanan. Kuantitas versus Kualitas Bentuk-bentuk pelayanan sosial yang harus diselenggarakan 6. Peran Negara 7. Pembiayaan pelayanan sosial
  • 82. MASALAH DALAM PERENCANAAN SOSIAL 1. 2. 3. 4. Ketidaksetujuan atas kebijakan yang ada Lemahnya kordinasi antar berbagai sektor Kegagalan mencapai target perencanaan Politik perencanaan pelayanan sosial
  • 83. Syarat-syarat Perencanaan Sosial (Simandjuntak, 1981) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Terintegrasi dalam satu kesatuan yang kompak dan selaras dari seluruh sistem perencanaan segala sektor Adanya keyakinan yang kuat dari pemimpin politik tentang pentingnya perencanaan Memungkinkan untuk dilaksanakan: adanya keserasian dan keselarasan antar unsur atau sektor dan alokasi sumber secara optimum ( Feasibility test, Consistency test, Optimum test ). Secara politik dapat dilaksanakan (politically defendable) Secara sosial dan kultural dapat dibenarkan (socially and culturally acceptable) Secara ekonomi dan diukut kemanfaatannya, secara keuangan tidak menimbulkan kemacetan biaya (economically feasible, financially feasible) Secara teknis dapat dilakukan ( Technically workable) Secara administrasi, manajemen, dan organisasi dapat diselenggarakan (administrativelly, managerially and organizationally tractable) Secara hukum dapat dibenarkan ( legally permissible).
  • 85. KRITIK TERHADAP PERENCANAAN SOSIAL 1. ALASAN PRAKTIS adanya problem ketidakcukupan data, kurangnya keahlian dan kesulitan praktis yang menghambat perumusan dan khususnya dalam implementasi perencanaan Waterstone (1965) ‘there have been many more failures than successes in the implementation of development plans’
  • 86. 2. ALASAN IDEOLOGIS KELOMPOK Konservatif kanan/liberal radikal ALASAN diinspirasi oleh paham filosofi laissez-faire yang tidak menyukai intervensi negara dalam segala aspek Hayek (1944) ‘planning leads to dictatorship because dictatorship is the most effective instrument of coercion and … as such is essential if central planning on a large scale is to be possible Kiri radikal intervensi negara melalui perencanaan sosial tidak cukup selama kapitalisme masih bercokol George and Wilding (1976) ‘social problems cannot be solved while capitalist value are permitted to prevail’
  • 87. REFERENSI  Conyers, Diana. (1991). Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga: Suatu Pengantar. (Penerjemah: Susetiawan). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.  Hardiman, M. & Midgley, James. (1982). The Social Dimension of Development. Social Policy & Planning in the Third World. Chichester: John Wiley & Sons.  Rothman, Jack. 1979. Three models of community organization practice, their mixing and phasing. In Strategies of community organization. 3d ed. Edited by Fred M. Cox, John L. Erlich, Jack Rothman, and John E. Tropman, 25–45. Itasca, IL: F.E. Peacock.  Simandjuntak (1981). Perubahan dan Perencanaan Sosial. Bandung: Transito.  Suharto, Edi. (2006). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian trategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial. Bandung: Refika Aditama.  --------- (2010). Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.