Dokumen ini membahas tatalaksana delirium yang meliputi farmakoterapi untuk mengatasi gejala psikosis dan insomnia seperti haloperidol dan benzodiazepin, serta non-farmakoterapi seperti penanganan psikososial dengan memberikan orientasi dan dukungan, penyediaan lingkungan yang jelas, serta pertahankan kemampuan pasien.
4. Psikosis
Haloperidol : dosis awal 2-10 mg IM, dapat
diulang dalam 1 jam jika pasien tetap
teragitasi.
Dosis peroral 2x/hari:
Dosis ⅓ → pagi hari
Dosis ⅔ → saat tidur
Dosis efektif : 5-50 mg → kebanyakan
pasien delirium.
Gol.fenotiazine tidak dianjurkan.
6. Non farmakoterapi
Penanganan secara psikososial :
Penyediaan bantuan suportif dan orientasi
Penyediaan lingkungan yang tidak ambigu
Pertahankan kemampuan pasien
7. Penyediaan bantuan suportif dan orientasi :
Berkomunikasi secara jelas dan tegas
Bawalah barang-barang yang cukup akrab bagi pasien dari
rumah untuk ditaruh di sekitar pasien.
Sediakan televisi dan radio untuk relaksasi dan membantu
pasien untuk mempertahankan kontak terhadap dunia
luar.
Libatkan keluarga dan pengasuh dalam meningkatkan
perasaan aman dan orientasi pasien.
8. Non farmakoterapi
Penyediaan lingkungan yang tidak ambigu :
Pertimbangkan untuk mengambil ruang yang tunggal
Sederhanakanlah ruang dengan memindahkan objek-objek
yang tidak perlu.
Hindari penggunaan istilah-istilah medis di tengah-tengah
keberadaan pasien karena hal itu dapat menimbulkan
paranoid.
Gunakan penerangan yang adekuat
Atur sumber suara (baik dari staf medis, paralatan,ataupun
pengunjung)
9. Non farmakoterapi
Pertahankan kemampuan pasien :
Identifikasi dan perbaiki kesalahan sensorik, jamin
keberadaan kacamata, alat bantu dengar atau gigi palsu
untuk membantu pasien.
Berikan dukungan untuk perawatan mandiri dan partisipasi
dalam pengobatan.
Pengobatan dilakukan untuk memperoleh tidur yang tidak
tertunda.
Pertahankan akitivitas fisik: bagi pasien yang dapat
bergerak lakukan jalan kaki tiga kali dalam sehari, bagi
yang tidak dapat berpindah tempat berikan pergerakan
selama 15 menit tiga kali sehari.
Notas del editor
Pemberian dosis tergantung umur, BB & kondisi pasien tsb.
Segera bila pasien sudah tenang, dapat diberikan obat secara peroral.
Gol. Fenotiazine tdk dianjurkan karena dihubungkan dgn aktivitas antikolinergik yang bermakna.
Jika delirium ada hub.nya dgn nyeri yg sangat atau sesak napas → opioid → karena dpt mengatasi nyeri dan membuat tidur.