SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 122
PELAYANAN PUBLIK
DUA POLA PEMIKIRAN TERHADAP
ADMINISTRASI PUBLIK
POLA I
(John M. Pfiffner; Leonard D.
White; E.H. Litcfiled; Gerald
E. Caiden; Felix A. Nigro)
administrasi publik sebagai
satu kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah yakni
lembaga eksekutif,bersifat
politis
POLA II
(Gerald E. Caiden &
Felix A. Nigro)
adm publik lebih luas dari
sekedar pembahasan
mengenai aktivitas lembaga
eksekutif belaka,yakni
memberikan pelayanan.
PARADIGMA
MANAJEMEN PUBLIK
Mengalami Evolusi
GAYA
WEBERIAN
MANAJEMEN
ILMIAH ALA
TAYLOR
REINVENTING
GOVERNMENT
(OSBORNE DAN GAEBLER)
PARADIGMA LAMA
PARADIGMA BARU
BIROKRASI MERUPAKAN PELAKSANA
LAYANAN PUBLIK
MAKSIMALISASI PELAYANAN PUBLIK
ENTREPRENEURIALSHIP
(Osborne dan Gaebler, 1999; Abdul Wahab
1999; Thoha dan Dharma, 1999)
1. Memadukan rule governance dan goal
governance;
2. Mengembangkan akuntabilitas dan
responsibilitas publik di kalangan aparat
pemerintah;
3. Revitalisasi nilai-nilai pemerintahan;
4. Netralitas aparat pemerintah; dan
5. Pengembangan budaya birokrasi;
AGENDA KEBIJAKAN
REFORMASI ADMINISTRASI
RUANG LINGKUP
PELAYANAN PUBLIK
PARADIGMA PELAYANAN PUBLIK
(Janet V. Denhardt dan Robert B. Denhardt (2003)
Fase Old Public
Administration
Fase The New
Public Management
Fase The New
Public Service
Model pelayanan sentralistik
mekanistik, directiv, manajerialism
Model pelayanan yang lebih
berorientasi pada prinsip-prinsip
pelayanan prima, standar
pelayanan
Model pelayanan yang lebih
berorientasi pada asas demokrasi
dan good governance
Pengertian Pelayanan Publik
(Savas,1987:89)
“The delivery of services by a government
agency using its own employees”
(Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan oleh agen-agen
pemerintah melalui para pegawainya) ? ? ?
Davidow (1988)
“Service is those thing which when added to
a product increase its utility or value to the
customer”
(Pelayanan sendiri adalah hal-hal yang jika diterapkan terhadap suatu
produk akan meningkatkan daya atau nilai terhadap pelanggan)
Uphoff (1998)
merekomendasikan keterlibatan tiga sektor
dalam pemberian pelayanan publik
Sektor Negara
(Government
state)
Pasar
(Market)
Non Governmental
Organization (NGO)
Fandy Tjiptono (1995)
Beberapa pengertian kualitas :
1. Kesesuaian dengan
persyaratan;
2. Kecocokan untuk pemakaian;
3. Pebaikan berkelanjutan;
4. Bebas dari kerusakan/cacat;
5. Pemenuhan kebutuhan
pelanggan sejak awal dan
setiap saat;
6. Melakukan segala sesuatu
secara benar;
7. Sesuatu yang bisa
membahagiakan pelanggan.
1. Ketepatan waktu pelayanan;
2. Akurasi pelayanan;
3. Kesopanan dan keramahan;
4. Kemudahan mendapatkan
pelayanan;
5. Kenyamanan dalam memperoleh
pelayanan;
6. Atribut pendukung pelayanan
lainnya;
10 Dimensi yang harus diperhatikan dalam melihat tolok
ukur kualitas pelayanan publik (Zeithaml (1990)) :
1. Tangible; 6.Credibility;
2. Reliable; 7.Security;
3. Responsiveness; 8.Acces;
4. Competence; 9.Communication;
5. Courtesy; 10.Understanding the customer;
ORIENTASI PELAYANAN PUBLIK
- The Vision of Better Public Service
- Put The Customer Firts, Customer as King
- Customer Satisfaction
- Service First
- To Convert Complaining Customers Into Satisfied Customer
- Customer – Focused Service
- Efficient, Reliable and Responsive Service
- Service For and With, not Simply To Customer
- The Customer Dimensions : Quality, Access, Choice, Participative Control
DIMENSI-DIMENSI ORIENTASI PELAYANAN
1. QUALITY
Pelanggan sangat berkepentingan dengan pelayanan yang bermutu.
Pelayanan harus berorientasi pada mutu, sehingga perlu didengar dan dilihat
pandangan pelanggan serta pengalaman mereka atas mutu pelayanan yang
diterimanya
2. ACCESS
Pelayanan harus mudah diakses oleh pelanggan :
- Letak kantor pelayanan harus sedekat mungkin bisa dijangkau oleh pelanggan
- Sifat pisik kantor pelayanan harus cukup representatif agar dapat diberikan
pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan
- Jam kerja kantor pelayanan harus luas sesuai dengan peluang dan kesempatan
pelanggan
- Aparat dan sistem pelayanan harus menjamin terpenuhinya kebutuhan kejiwaan
dan sosial pelanggan; dan
- Pelanggan harus mudah memperoleh dan memahami informasi pelayanan dan
organisasi pelayanan
3. CHOICE
Pelayanan harus berorientasi pada pilihan dan keinginan pelanggan. Aparat
perlu mencermati dan memahami dengan baik dan benar apa yang menjadi
pilihan dan keinginan pelanggan dan kemudian berusaha memenuhinya
4. PARTICIPATIVE CONTROL
Rakyat mempunyai hak untuk mengawasi dan mengendalikan pelayanan yang
mereka terima. Bila ternyata pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan
pilihan dan kepentingan mereka maka aparat pelayanan harus mengubah dan
memperbaikinya sesuai dengan harapan pelanggan
Matrik Penilaian Pelayanan
Tingkat Kesulitan
Produsen Di Dalam
Mengevaluasi
Kualitas
Tingkat Kesulitan Pengguna Di Dalam
Mengevaluasi Kualitas
Rendah Tinggi
Rendah Mutual Knowledge Producer Knowledge
Tinggi
Consumer
Knowledge
Mutual Ignorance
Sumber : Kieron Walsh, 1991 (dalam majalah Public Administration)
Hakekat Pelayanan Umum
(Inpres No. 1 tahun 1995)
.Meningkatkan mutu produktivitas pelaksanaan tugas
dan fungsi instansi pemerintah di bidang pelayanan umum;
.Mendorong upayamengefektifkan sistem dan tata
laksana pelayanan, sehingga pelayanan umum dapat diselenggarakan
secara berdaya guna dan berhasil guna;
.Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan
peran serta masyarakat dalam pembangunan serta dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat luas;
4 jurang pemisah yang menjadi kendala
dalam pelayanan publik
(Zeithaml, Valarie A., (1990))
1.Tidak tahu apa yang sebenarnya diharapkan oleh masyarakat;
2.Pemberian ukuran yang salah dalam pelayanan
masyarakat;
3.Keliru penampilan diri dalam pelayanan publik itu sendiri;
4.Ketika membuat perjanjian terlalu berlebihan atau
pengobralan;
Pengaruh Harapan Pelanggan dengan Kenyataan
Dari mulut
ke mulut
Kebutuhan
Pribadi
Pengalaman
Masa lalu
Komunikasi
eksternal
Harapan
Kenyataan
Dimensi
Kualitas
Pelayanan
Kualitas
Pelayanan
Beberapa esensi dalam penyelenggaraan
pelayanan publik yang perlu selalu disadari
1. Adanya kewajiban pada hak administrasi negara untuk menjalankan
fungsi dan wewenangnya berdasarkan prinsip-prinsip pemerintahan
yang baik dan bersih
2. Pengakuan terhadap hak asasi setiap warga negara atas
pemerintahan dan perilaku administratif yang fair
3. Keankearagaman jenis serta lingkup pelaksanaan pelayanan publik
di Indonesia sebagai akibat dari adanya keanekaragaman urusan
dan kepentingan masyarakat yang harus dipenuhi melalui
penyelenggaraan pelayanan publik
PENDEKATAN PELAYANAN PUBLIK
MELALUI PERFORMANCE MANAGEMENT
APA YANG DIMAKSUD
DENGAN PERFORMANCE
Amstrong dan Baron (1998)
jika anda tidak dapat
mendefenisikan apa yang
dimaksud dengan performance,
maka anda tidak dapat mengukur
atau mengelolahnya
Bahasan ini mengadopsi (to adopt) pandangan
bahwasanya performance dapat dicapai jika mempunyai
tiga variabel yang saling berkaitan satu sama lain yakni :
behaviour (proses), output, dan
outcomes (nilai tambah atau dampak)
Pendapat ini telah didukung oleh Bromwich (1990)
yang mengungkap bahwa performance berarti behaviour
dan hasil, sedangkan behaviour berasal dari si performer
(orang yang melakukan pekerjaan). Behaviour, hasil dan
value-added merupakan variabel yang tidak dapat
terpisahkan dan tergantung satu sama lain
Fitzgerald dan Moon (1996)
performance merupakan suatu konsepsi yang bersifat multi-dimensi,
yang pengukurannya berbeda-beda, tergantung pada berbagai faktor
Rogers (1994)
menganggap bahwa performance harus didefenisikan sebagai
’outcomes’ (hasil) dari pekerjaan sebab outcomes tersebut memberikan
keterkaitan yang paling kuat dengan tujuan strategis dari suatu
organisasi, kepuasan pelanggan dan kontribusi ekonomi
Campbell (1990) dalam Isaac (2000)
berpandangan bahwa performance adalah behaviour dan olehnya itu
harus dibedakan dengan outcomes sebab outcomes dapat tercemari
oleh faktor sistem, yang berada di luar kontrol performer (orang yang
melakukan pekerjaan tersebut)
Beberapa faktor yang mempengaruhi
Kinerja Pelayanan
1. Faktor Pribadi/individu
ketrampilan, rasa percaya diri, motivasi dan komitmen sesorang
2. Faktor Kepemimpinan
kualitas dari dorongan, bimbingan/arahan dan dukungan yang
diberikan oleh manajer dan team leaders
3. Faktor Tim
kualitas dukungan yang diberikan oleh teman/kolega
4. Faktor Sistem
Sistem kerja dan fasilitas (alat) yang disediakan oleh lembaga/
organisasi
5. Faktor Kontekstual/Situsional
Tekanan dan perubahan-perubahan lingkungan internal dan
external
Penilaian terhadap
performance seseorang
Hendaknya tidak hanya
mempertimbangkan apa
yang telah dilakukan oleh
seseorang (hasil)
tapi juga mempertimbangkan
keadaan yang membuat
mereka harus melakukan hal
tersebut
Proses penilaian juga harus
sampai pada performance
dari seorang manajer
sebagai seorang pemimpin
sebab apa yang dilakukan
oleh si performer merupakan
cerminan dari perilaku sang
manajer dalam hal melatih
dan membimbing si
performer
Peran motivasi dalam model PM (Performance
Management) adalah memodifikasi prilaku pekerja saat
ini. Perilaku individu (seseorang) dapat disesuaikan
secara sistematis untuk memenuhi standard yang
diinginkan dengan menggunakan model yang disebut
model perubahan tingkat laku ABC
(Ayers; 1995 lihat Mwita, 2000)
PENDEKATAN DAN MODEL
PERUBAHAN TINGKAT LAKU ”ABC”
3 (tiga) elemen tingkah laku ABC
Antecedent
Behaviour
Consequencese
Kejadian SEBELUM perilaku
berlangsung
Kejadian SAAT perilaku
berlangsung
Kejadian SETELAH perilaku
berlangsung
Antecedent
Daniels (1989) menggambarkan antecedent sebagai
orang/manusia, tempat, sesuatu atau suatu kejadian yang
ada, sebelum terjadinya suatu behaviour, yang mendorong
anda untuk melakukan atau berprilaku seperti saat ini
Antecedent tidak mengontrol behaviour
dan performance
KARAKTER UMUM DARI ANTECEDENT
ADALAH BAHWASANYA :
1. Harus selalu datang sebelum prilaku
2. Mengkomunikasikan informasi
3. Antecedent selalu berpasangan dengan consequences
4. Consequences bisa juga menjadi antecedents; dan
5. Antecedents tanpa consequences akan mempunyai efek jangka pendek
Daniels merekomendasikan tiga kelas
antecedent yang sangat berpengaruh :
1. Yang secara jelas menggambarkan ekspektasi dan performance yang
diinginkan (misalnya, tujuan utama, pembagian tugas, akuntabilitas
standar-standar dan prioritas)
2. Yang memiliki sejarah diasosiasikan dengan consequence khusus
(misalnya peringatan, lampu lalulintas, mobil polisi); dan
3. Perilaku yang terjadi menjelang performance yang diinginkan
(misalnya, seorang tua di tetangga yang minta pertolongan,
pengunjung yang menanyakan arah)
Behaviour
Behaviour adalah apa yang anda
lihat jika anda mengamati/melihat
seseorang bekerja (Ayers, 1995)
Consequences
Consequences (konsekwensi)
adalah kejadian/peristiwa yang
mengikuti behaviours
Ada empat konsekwensi prilaku :
dua diantaranya meningkatkan prilaku dan
dua lainnya menurunkannya
(Daniels, 1989 dalam Isaac, 2000) :
Konsekwensi-konsekwensi yang meningkatkan behaviour adalah :
1. Penguatan yang bersifat positif (yang digambarkan dengan R+),
seperti memperoleh sesuatu yang anda butuhkan
2. Penguatan yang bersifat negatif (R-) seperti menghindari sesuatu
yang anda tidak inginkan
Konsekwensi-konsekwensi yang menurunkan behaviour adalah :
1. Memperoleh sesuatu yang anda tidak inginkan (P+), yang disebut
hukuman;
2. Tidak memperoleh sesuatu yang anda inginkan (P-), yang disebut
extinction
Pengembangan
Model Managemen Kinerja (Performance Management)
dalam Pelayanan Publik di Era Otoda
Pengertian Performance Management (PM)
NAHT (1991)
menggambarkan PM sebagai ”suatu proses yang menghubungkan orang
dan pekerjaan dengan strategi dan tujuan lembaga”
Penekanan yang diberikan oleh NAHT adalah bahwasanya melalui PM
para pekerja :
1. Memiliki kejelasan mengenai apa yang ingin dicapai oleh lembaganya
2. Memahami apa yang diharapkan dari mereka dalam pekerjaan mereka
3. Berhak memperoleh feedback (masukan) secara reguler mengenai
apa yang mereka lakukan/bagaimana pekerjaan mereka
4. Memperoleh support secara terus-menerus dari manajer mereka; dan
5. Mempunyai kesempatan untuk menilai prestasi performance mereka
secara keseluruhan selama waktu tertentu
LGMB (1993) dan the Audit Commission (1995)
dalam Mwita (2000)
mengadopsi defenisi model PM yang bersifat luas yang meliputi fungsi-fungsi dan
proses-proses yang dapat digunakan untuk memenej (mengatur) performance
organisasi dan performance individu
Fungi-fungsi manajemen yang penting untuk diperhatikan :
1. Mendefenisikan sasaran dan tujuan organisasi dan individu
2. Perencanaan corporate (kolektif)
3. Menghubungkan strategi organisasi dengan tujuan pelayanan dengan
pekerjaan dan klien
4. Menghubungkan strategi organisasi dengan tujuan pelayanan dengan
pekerjaan dan klien
5. Mengadakan penilaian hasil (kerja) melalui penilaian personil dengan
menggunakan indikator performance yang relevan
6. Kesepakatan atau kontrak performance
7. Menggunakan pengetahuan yang diperoleh melalui pelatihan untuk
memodifikasi performance attitude
8. Sistem komunikasi internal dan eksternal; dan
9. Pengembangan organisasi (OD) dan review performance
Pernyataan Misi
- Maksud pendirian
- Harapan masyarakat
- Nilai-nilai
Strategis dan Rencana
- Tujuan corporate (comprehensive)
- Analisa SWORT
- Kebijakan pelatihan, pengembangan dan
retention
Action Plan
- Tujuan operasional
- Tanggungjawab dan tugas kunci
- Alokasi sumberdaya
- Seting target performance
- Kontrak kesepakatan dan performance
Pengakuan performance
- Pengukuran performance
- Imbalan dan sanksi
- Penilaian terhadap kebutuhan pelatihan
Sistem Informasi Akunting
Manajemen
- Feedback/feedforward loops
- Performance information set
- Timely availability for planning,
decision making and control
- Kotak saran
Gambar 1 : Model managemen kinerja dalam pelayanan publik (Mwita, 2000)
Implikasi model PM dalam
pemerintahan daerah
Pemerintah daerah membutuhkan alat/cara yang lebih baik dalam
menentukan performance dalam kaitannya dengan tujuan
(Atkinson dan McCrindell, 1997)
Ketika menghubungkan pengukuran performance dan
akuntabilitas organisasi, sejumlah penulis telah membuat
perbedaan yang penting antara tujuan primer dan sekunder
(Atkinson dan McCrindell, 1997) atau hasil dan penentu dari hasil-
hasil tersebut (Fitzgerald et al, 1991 dalam Mwita Jhon, 2000)
Atkinson et al (1997) menggunakan istilah environmental
stakeholders untuk para pelanggan, pemilik dan masyarakat dan
istilah process stakeholders bagi para pekerja dan suplier
Environmental stakeholder lebih terfokus pada pencapaian tujuan
primer, process stakeholder lebih terfokus pada perencanaan,
desain, implementasi dan operasi organisasi untuk mencapai tujuan
primer tersebut
Cara kerja seperti inilah yang disebut sebagai strategic performance
measurement system (sistem pengukuran performance strategis)
Pemahaman terhadap pelayanan publik (public service) dapat
dikatakan berbeda-beda baik disebabkan latar belakang pendidikan,
social ekonomi, budaya, maupun pengaruh kedudukan jabatan
Orang pada umumnya cenderung mengartikan pelayanan adalah
melakukan tugas apa yang diberikan (ditugaskan)
Hal ini disebabkan karena sector publik dan sector swasta makin
sukar dibedakan dan semakin interdependen (Warella, 2003)
3 (tiga) Kecenderungan arah pelayanan
masyarakat masa depan (Agus, 2003)
1. Perubahan ekonomi
seperti dari ekonomi berbasis produksi ke berbasis pelayanan
2. Perubahan kondisi ekonomi yang berbarengan dengan
perkembangan teknologi (high tech & high touch) diberbagai dimensi
membuat semakin penting administrasi publik
3. Penekanan pada pengaruh perubahan lingkungan termasuk orang
yang akan memasuki tempat kerja yang baru
Organisasi Publik Organisasi Bisnis
X
Ciri – ciri Organisasi Publik (Kasim, 1993)
1. Organisasi publik tidak sepenuhnya otonomi tetapi dikuasai faktor-faktor
eksternal
2. Organisasi publik secara resmi diadakan untuk pelayanan masyarakat
3. Organisasi publik tidak dimaksudkan untuk berkembang menjadi besar
sehingga merugikan organisasi publik lain
4. Kesehatan organisasi publik diukur melalui :
- Kontribusinya terhadap tujuan politik
- Kemampuan mencapai hasil maksimum dengan sumber daya yang tersedia
5. Kualitas pelayanan masyarakat yang buruk akan memberi pengaruh politik yang
negatif / merugikan
Meskipun organisasi publik memiliki ciri-ciri yang berbeda
dengan organisasi bisnis
akan tetapi paradigma baru Administrasi Publik yang
dipelopori oleh Ted Gabler dan David Osborne dengan
karyanya "Reinventing Government" telah memberikan
inspirasi bahwa administrasi publik harus dapat
beroperasi layaknya organisasi bisnis, efisien, efektif dan
menempatkan masyarakat sebagai stake holder yang
harus dilayani dengan sebaik-baiknya
Dalam kerangka otonomi daerah dan untuk
mewujudkan visi Good Governance maka
prinsip pelayanan publik mencakup :
1. Efektif dan Efisien
2. Demokratis:
3. Transparan
4. Taat Hukum
5. Menghargai HAM
6. Responsif
9. Representatif
10. Akuntabel
Sedangkan dalam mewujudkan misi pemerintah daerah dalam
memberikan pelayanan masyarakat harus berdasarkan kepada
beberapa prinsip pelayanan prima (Islamy, 2002) yaitu :
1. Appropriatness :
Setiap jenis, produk, proses dan mutu pelayanan yang disediakan oleh
pemerintah harus relevan dan signifikan sesuai dengan apa yang dibutuhkan
oleh masyarakat
2. Accessibility :
setiap jenis, produk, proses dan mutu pelayanan yang disediakan oleh
pemerintah dapat diakses sedekat dan sebanyak mungkin oleh pengguna
pelayanan (masyarakat)
3. Continuity :
setiap jenis, produk, proses dan mutu pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah harus secara terus menerus tersedia bagi masyarakat pengguna
pelayanan
4. Technicality :
Setiap jenis, produk, proses dan mutu pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah harus ditangani oleh petugas yang benar-benar memiliki
kecakapan teknis pelayanan tersebut berdasarkan kejelasan, ketepatan dan
kemantapan aturan, system, prosedur, dan instrumen pelayanan baku
5. Profitability :
setiap jenis, produk proses dan mutu pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah harus benar-benar dapat memberikan keuntungan ekonomis dan
sosial kepada pemerintah dan masyarakat
6. Equitability :
setiap jenis, produk proses dan mutu pelayanan harus tersedia dan dapat
diakses dan diberikan secara adil dan merata kepada segenap anggota
tanpa terkecuali
7. Transparancy :
setiap jenis, produk proses dan mutu pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah dilakukan secara transparan sehingga masyarkat pengguna
pelayanan dapat menggunakan hak dan kewajiban atas pelayanan tersebut
dengan baik dan benar
8. Accountability :
setiap jenis, produk proses dan mutu pelayanan yang diberikan pemerintah
pada akhirnya aparat pemerintah itu mempunyai tugas memberikan
pelayanan yang sebaik-baiknya pada masyarakat
9. Effectiveness and Efficiensy produk :
proses dan mutu pelayanan yang diberikan pemerintah harus dilaksanakan
secara berhasil guna serta sesuai dengan biaya dan manfaat sebagaimana
yang diinginkan oleh masyarakat
Untuk dapat meningkatkan pelayanan kepada publik dalam kerangka
reformasi, banyak ditentukan oleh sejauhmana pemerintah dapat
menyusun sebuah legislasi yang kemudian dapat diterjemahkan
dengan tepat oleh para manager publik dalam bentuk perubahan
struktur organisasi maupun perubahan bentuk-bentuk layanan
Isu-isu desentralisasi juga harus mendapat perhatian khusus, karena
desentralisasi akan identik dengan pengurangan anggaran dari
pemerintah pusat
Setiap aktivitas birokrasi untuk melakukan pelayanan terhadap publik
seharusnya mampu untuk menjual ‘performa’ profesionalitas
pelayanan yang benar-benar dapat memuaskan publik
2 hal penting guna mendukung reformasi
pelayanan publik yang menganut prinsip
good governance
1. Perubahan pada internal organisasi
2. Keterlibatan, baik langsung
atau tidak, dari institusi
kemasyarakatan
Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam perubahan pada internal organisasi
1. Struktur organisasi pemerintah di daerah harus
mengalami perubahan, ramping, dan lebih sederhana
2. Melakukan proses teknologisasi
Ini dimaksud untuk memotong jalur birokrasi, memudahkan dan
mempercepat pengambilan keputusan, dan mengurangi biaya
operasional
Ini untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan serta
mengintegrasikan diri pada jaringan informasi yang lebih luas,
melewati batas regional nasional yang sudah jadi tuntutan imperatif
dalam sistem perekonomian dan kebudayaan global
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
keterlibatan institusi kemasyarakatan
1. Khususnya hubungan dengan belum dimilikinya
pengalaman yang memadai, kelompok sipil masyarakat
harus membantu proses pembelajaran pemerintah daerah
dalam upaya menerapkan konsep good governance
2. Kelompok sipil masyarakat harus berperan sebagai
penekan dan pengontrol agar pemerintah daerah memiliki
kemauan politik untuk menerapkan atau mempraktikkan
good governance
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KUALITAS
PELAYANAN PUBLIK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
• Struktur Organisasi
• Kemampuan Aparat
• Sistem Pelayanan
• Sarana Pelayanan (Teknologi Pelayanan)
STRUKTUR ORGANISASI
Kerangka yang memberikan bentuk dan wujud yang mempunyai
hubungan karakteristik-karakteristik, norma-norma dan pola-pola
dan berisi tugas dan fungsi yang harus diikuti
Anderson (1972); Van Meter dan Van Horn, (1997);
Robbins, (1995)
Komponen Dalam Struktur Organisasi (Robbins,
1995)
• Kompleksitas
• Formalitas
• Sentralisasi
INDIKATOR STRUKTUR
ORGANISASI
• Tingkat pembagian tugas pokok dan
fungsi;
• Kejelasan pelaksanaan tuga-tugas antar
instansi;
• Tingkat hubungan antara atasan dan
bawahan
KEMAMPUAN APARAT
aparat adalah para pelaksana kegiatan dan proses
penyelenggaraan pemerintahan negara
(Tayibnapis, 1993; Moerdiono 1988)
kecakapan yang berhubungan
dengan tugas
(Handayaningrat, 1986; Bibson, 1991; Soetopo,
1999)
INDIKATOR
KEMAMPUAN APARAT
• Tingkat pendidikan aparat;
• Kemapuan penyelesaian pekerjaan sesuai jadwal;
• Kemampuan melakukan kerjasama;
• Kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan yang
dialami organisasi;
• Kemampuan dalam menyusun rencana kegiatan;
• Kecepatan dalam melaksanakan tugas;
• Tingkat kreativitas mencari tata kerja yang terbaik;
• Tingkat kemampuan dalam memberikan pertanggungjawabkan
kepada atasan;
• Tingkat keikutsertaan dalam pelatihan/kursus yang
berhubungan dengan bidang tugasnya
SISTEM PELAYANAN
sistem adalah suatu jaringan yang berhubungan satu sama lain
menurut skema atau pola yang bulat untuk menggerakkan
suatu fungsi yang utama dalam suatu usaha atau urusan
(Prajudi, 1992:89; Pamudji, 1998:89)
sistem pelayanan adalah kesatuan yang utuh dari suatu
rangkaian pelayanan yang saling terkait, bagian atau anak
cabang dari suatu sistem pelayanan terganggu maka akan
mengganggu pula keseluruhan pelayanan itu sendiri
INDIKATOR
KEMAMPUAN SISTEM PELAYANAN
• Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan berkait
dengan lokasi tempat pelayanan;
• Kejelasan informasi tentang pelayanan yang
diberikan;
• Perlindungan terhadap dampak hasil pelayanan;
• Keterkaitan antara struktur organisasi, kemampuan
aparat dan sistem pelayanan dengan kualitas
pelayanan publik.
SARANA PELAYANAN
(TEKNOLOGI PELAYAAN)
sarana pelayanan merupakan segala jenis peralatan,
perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsi
sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan
pekerjaan, dan juga berfungsi sosial dalam rangka
kepentingan orang-orang yang sedang berhubungan
dengan organisasi kerja itu
(Moenir (2001:19))
FUNGSI SARANA PELAYANAN
• Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan;
• Meningkatkan produktivitas baik barang ataupun jasa;
• Kualitas produktivitas baik barang ataupun jasa;
• Kualitas produk yang lebih baik / terjamin;
• Lebih mudah / sederhana dalam gerak para pelakunya;
• Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang
berkepentingan;
• Menimbulkan perasaan puas pada orang-orang yang
berkepentingan, sehingga dapat mengurangi sifat emosional
mereka.
SISTEM PELAYANAN BERFOKUS
PADA PELANGGAN
Penerapan Sistem Kualitas Yang
Berfokus Pada Pelanggan
Ketidakpedulian Aparatur Dalam Menerapkan
Sistem Kualitas Yang Berfokus Pada
Pelanggan
Perbaikan Kualitas Mengacu pada Kepuasan Total Pelanggan
KEPUTUSAN TOTAL
PELANGGAN
Kualitas Produk
Harga
Waktu Penyerahan
Pengendalian Kualitas
Pengendalian Pemasok
Pengendalian Hubungan Pelanggan
Pengendalian Hubungan Tenaga Kerja
Pengendalian Informasi
Pengendalian Proses Produksi
Pengendalian Finansial
Pengendalian Investori
Pengendalian Anggaran
Dan lain - lain
Kebijakan Manajemen
Organisasi Manajemen
Fungsi Manajemen
Gugus Kendali Mutu (QCC)
PENGENDALIAN
KUALITAS TERPADU
Plan (P)
Do (D)
Study (S)
Act (A)
P
E
R
B
A
I
K
A
N
Vincent, Gasperz (1997)
DIMENSI ATAU ATRIBUT YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
PERBAIKAN KUALITAS JASA
Gaspersz (1997)
1. Ketepatan waktu pelayanan
2. Akurasi pelayanan
3. Kesopanan dan keramahan
4. Tanggung jawab
5. Kelengkapan
6. Kemudahan mendapat pelayanan
7. Variasi model pelayanan
8. Pelayanan pribadi
9. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan
10. Atribut pendukung pelayanan lainnya
BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
MEMBERIKAN PELAYANAN
1. Keputusan total pelanggan
2. Menjadikan kualitas sebagai
tujuan utama pelayanan
3. Membangun kualitas dalam
sebuah proses
4. Menerapkan filosofi,
berbicara berdasarkan fakta
5. Menjalin kemitraan baik
internal maupun eksternal
VARIABEL-VARIABEL
PELAYANAN PRIMA
Lukman (1998)
1. Pemerintahan yang bertugas melayani
2. Masyarakat yang dilayani pemerintah
3. Kebijaksanaan yang dijadikan
landasan pelayanan publik
4. Peralatan atau sarana pelayanan yang
canggih
5. Resources yang tersedia untuk diracik
dalam bentuk kegiatan pelayanan
6. Kualitas pelayanan yang memuaskan
masyarakat sesuai dengan standar dan
asas-asas pelayanan masyarakat
7. Manajemen dan kepemimpinan serta
organisasi pelayanan masyarakat
5 (LIMA) KOMPONEN
LAYANAN SEPENUH HATI
Patton (1988)
1. MEMAHAMI EMOSI KITA
2. KOMPETENSI
3. MENGELOLA EMOSI KITA
4. BERSIFAT KREATIF DAN
MEMOTIVASI DIRI SENDIRI
5. MENYELARASKAN EMOSI-
EMOSI ORANG LAIN
CIRI-CIRI SISTEM KUALITAS MODERN
Gaspersz (1997)
1. Orientasi Pada Pelanggan
2. Adanya Partisipatif Aktif Yang
Dipimpin Oleh Manajemen Puncak
(Top Management)
3. Adanya Pemahaman Dari Setiap
Orang
4. Aktivitas Yang Berorientasi Pada
Tindakan Pencegahan Kerusakan
5. Adanya Suatu Filosofi Yang
Menganggap Bahwa Kualitas
Merupakan “Jalan Hidup”
PENILAIAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
DAN STRATEGI PENINGKATAN
PELAYANAN PUBLIK
PENILAIAN KUALITAS PELAYANAN
PUBLIK
• kualitas pelayanan sulit diukur, karena ukuran
kualitas tersebut yang menentukan bukan
provider tetapi terletak pada tanggapan
customer.
• Sedangkan customer sendiri kebanyakan
tidak transparan menyatakan dalam hal baik
buruknya pelayanan oleh birokrasi
1. Effectiveness (or
Outcome) indicators
% reduction in the incidence
of a disease resulting from a
preventative health program
2. Cost Effectiveness
Indicators
% reduction in the incidence
of a disease resulting from a
preventative health program
3. Outputs
Measures Number of
Development
Applications Processed
by planning agency
4. Efficiency Indicators
Number of employees per
megawatt of electricity
capacity or production
5. Level of Service
Indicators
Percentage of on time
running for public transport
6. Workload (or Demand) Indicators
Waiting lists for public housing or hospital beds
Hirarki Kinerja Organisasi
Publik
Sumber : Adapted from Collins (1987)
Pengukuran Produktivitas
Menurut Rosen (1993)
• Ukuran Kuantitas Output
• Ukuran Input
• Ukuran Kualitas Output
Ukuran Kuantitas Output
Dalam membentuk sebuah sistem untuk
mengukur kuantitas output, keputusan
seringkali mengarah pada bagaimana untuk
menghitung unit kerja yang dibedakan
berdasarkan kesulitan
Pengukuran produktivitas diperlukan untuk
menilai spesifikasi apakah produk layanan
dapat memuaskan pengguna jasa pelayanan
Ukuran Input
Untuk mengukur produktivitas, perlu
menentukan berapa banyak sumber daya
yang digunakan untuk menghasilkan output
Produktivitas adalah hubungan antara input
dan output
Ukuran Kualitas Output
Sebuah layanan dikatakan lebih
baik jika layanan tersebut lebih
akurat, tepat waktu, tahan lama,
dapat dipercaya, sesuai, dapat
diakses, dan sebagainya
Penemuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan level
kepuasan klien (Epstein, 1992)
1. Program-program target atau layanan pada tetangga,
daerah, atau klien dengan kebutuhan khusus.
2. Realokasi layanan yang sudah ada menurut kebutuhan
mereka.
3. Pelajari tentang perubahan yang tidak mahal yang dapat
membuat layanan tersebut lebih bermanfaat untuk warga
negara atau klien yang sedang dilayani.
4. Pelajari bagaimana kondisi komunitas atau klien dan
perubahan persepsi setelah perubahan pelayanan yang
diberikan berpengaruh dalam periode waktu tertentu.
STRATEGI PENINGKATAN
PELAYANAN PUBLIK
• Kevin P. Kearns
• Turner dan Hulme
• Alan Norton
Strategi Pelayanan Menurut
Kevin P. Kearns
• Growth Strategies (Strategi Pertumbuhan)
• Retrenchment Strategies (Strategi Meningkatkan
Efisiensi)
• Stability Strategies (Strategi Stabilisasi)
• Collaborative Strategies (Strategi Kolaborasi)
Strategi Pelayanan
Menurut Turner dan Hulme
• Society-centered strategy
1. Social Class analysis
2. Pluralism
3. Public Choice
• State-centered strategy
Strategi Pelayanan
Menurut Alan Norton
• Strategi pelaksanaan langsung
pelayanan
• Indirect or Delegated Strategy
Prinsip-prinsip Pelayanan
• Appropriateness
• Accessibility
• Continuity
• Technicality
• Profitability
• Equitability
• Transparency
• Accountability
• Effectiveness And Efficiency
PERBAIKAN KUALITAS, STRATEGI, DAN
PERANAN PEMERINTAH DALAM PELAYANAN
PUBLIK
Perbaikan Kualitas
2 (dua) sudut pandang
perbaikan kualitas :
1. Pandangan tradisional
2. Pandangan modern
1. Memandang kualitas sebagai isu bisnis
Pandangan Tradisional
1. Memandang kualitas sebagai isu teknis
Pandangan Modern
PANDANGAN TRADISIONAL dan
MODERN TENTANG KUALITAS
2. Usaha perbaikan kualitas diarahkan oleh
manajer puncak
2. Usaha perbaikan kualitas pada fungsi atau
departemen produksi
3. Kualitas mencakup semua fungsi atau
departemen dalam organisasi
3. Memfokus kualitas pada fungsi atau
departemen produksi
4. Produktivitas dan kualitas merupakan sasaran
yang bersesuaian, karena hasil-hasil
produktivitas dicapai melalui peningkatan atau
perbaikan kualitas
4. Produktivitas dan kualitas merupakan sasaran
yang bertentangan
5. Kualitas secara tepat didefinisikan sebagai
persyaratan untuk memuaskan pengguna
produk. Membandingkan produk terhadap
kompotisi dan terhadap produk terbaik di pasar
5. Kualitas didefinisikan sebagai konformasi
terhadap spesifikasi atau standar.
Membandingkan produk terhadap spesifikasi
6. Kualitas diukur melalui perbaikan proses dan
kepuasan pelanggan secara terus menerus
dengan menggunakan ukuran-ukuran kualitas
berdasarkan pelanggan
6. Kualitas diukur melalui derajat nonkonformasi
menggunakan ukuran-ukuran kualitasi internal
PANDANGAN TRADISIONAL dan
MODERN TENTANG KUALITAS (lanjutan)
7. Kualitas ditentukan melalui desain produk dan
dicapai melalui teknik pengendalian yang efektif
serta memberikan kepuasan selama masa pakai
produk
7. Kualitas dicapai melalui inspeksi secara intensif
terhadap produk
8. Kerusakan dicegah sejak awal melalui teknik
pengendalian proses yang efektif
8. Beberapa kerusakan atau cacat diizinkan, jika
produk telah memenuhi standar kualitas
minimum
9. Kualitas adalah bagian dari setiap fungsi dalam
semua tahap dari siklus hidup produk
9. Kualitas adalah fungsi terpisah dan berfokus
pada evaluasi produksi
10. Manajemen bertanggung jawab untuk kualitas
10. Pekerja dipermalukan apabila menghasilkan
kualitas yang jelek
11. Hubungan dengan pemasok bersifat jangka
panjang dan berorientasi kualitas
11. Hubungan dengan pemasok bersifat jangka
pendek dan berorientasi pada biaya
Aspek-Aspek Kunci
dari Sistem Kualitas
1.
Tanggung
Jawab
Manajemen
3.
Struktur
Sistem
Kualitas
2.
Sumber Daya
Material dan
Personal
4.
Keterkaitan
Dengan
Pelanggan
- Kebijakan kualitas
- Tujuan kualitas
- Tanggung jawab dan wewenang
- Tinjauan ulang manajemen
Elemen
1. Tanggung Jawab Manajemen
Sub Bagian
ELEMEN-ELEMEN
MANAJEMEN PELAYANAN
- Personel
- Motivasi
- Pelatihan dan pengembangan
- Komunikasi
- Sumber daya material
2. Sumber daya material dan personel
- Service quality loop
- Dokumen dan catatan kualitas
- Audit kualitas internal
3. Struktur sistem kualitas
- Komunikasi dengan pelanggan
4. Keterkaitan dengan pelanggan
- Kualitas dalam riset pasar dan analisis
- Obligasi pemasok
- Service brief
- Manajemen jasa
- Kualitas dalam periklanan
5. Proses pemasaran
- Tanggung jawab desain
- Spesifikasi jasa
- Spesifikasi penyerahan jasa
- Spesifikasi pengendalian
- Kualitas
- Tinjauan ulang desain
- Validasi dari jasa, penyerahan jasa dan
spesifikasi pengendalian kualitas
- Pengendalian perubahan disain
6. Proses desain
ELEMEN-ELEMEN
MANAJEMEN PELAYANAN (lanjutan)
- Penilaian pemasok dari kualitas jasa
- Penilaian pelanggan dari kualitas jasa
- Status jasa
- Tindakan korektif untuk non-conforming service
- Pengendalian sistem pengukuran
7. Proses penyerahan jasa
- Pengumpulan data dan analisis
- Metode statistik
- Perbaikan kualitas jasa
8. Analisis dan performasi dan perbaikan jasa
Sumber : Vincent Gaspersz (1997)
STRATEGI PELAYANAN
adalah bagian sentral strategi upaya
organisasi yang juga meliputi tujuan,
manfaat, pasar, teknologi dan sebagainya
2 (DUA) TUJUAN STRATEGI
PELAYANAN PUBLIK
1. menciptakan perbedaan yang dapat
dilihat dan diukur oleh publik
2. mempunyai dampak yang sesungguhnya
pada cara segala hal dilakukan di dalam
organisasi
MODEL STRATEGI PELAYANAN OLEH
DENIS WALKER
Strategi
Pelayanan
Pemantauan
Umpan Balik Umpan Balik
Wawasan
Harapan
Pelanggan
Unjuk kerja
Pesaing
Pelayanan
Materi
Pelayanan
Pribadi
Mutu Produk
Lingkungan Pelayanan
Sistem Pelayanan
Keahlian Pelayanan
dan Pengetahuan
Produk
Sikap Pelayanan
Sistem Manusia
Citra yang
Diproyeksikan
Persepsi Pelanggan
Tentang Pelayanan
1. Keperluan dan harapan pelanggannya perludidefinisikan
dan diperhatikan secermat-cermatnya
2. Kegiatan pesaing (utamanya pelayanan publik yang lain)
apa yang dilakukan perlu selalu diketahui dan dipelajari
dengan baik
3. Wawasan tentang masa depan, untuk kepentingan jangka
panjang harus ada keberanian bereksperimen dan
perubahan-perubahan untuk masa depan
Diperlukan Perpaduan
pelayanan
materi
pelayanan
pribadi
PERANAN PEMERINTAH
DALAM PELAYANAN
PUBLIK
Fungsi pelayanan yang
dijalankan pemerintahan
modern saat ini
tujuan terbentuknya
pemerintahan itu sendiri
pelayanan kepada
masyarakat
DIMENSI dan MODEL PEMERINTAHAN DAERAH
Community
Oriented Enabler
Residual Enabling
Authority
Participatory
Democracy
Traditional
Bureaucratic
Authority
Representative
Democracy
STRONG
PUBLIC
SECTOR
EMPHASIS
STRONG
MARKET
EMPHASIS
WEAK LOCAL GOVERNMENT
STRONG LOCAL GOVERNMENT
Market-Oriented
Enabler Sumber : Leanch,
Stewart & Walsh (1994)
PENGEMBANGAN MODEL
CITIZEN'S CHARTER DALAM
MENINGKATKAN PELAYANAN
PUBLIK DI INDONESIA
Gugus pemikiran lain yang
berpengaruh terhadap upaya
pembaruan (reformasi)
pelayanan publik khususnya
di negara Inggris
(Oliver dan Drewry, 1996)
1. memperkuat
konsumen
2. pemerintahan dengan
sistem kontrak
3. membawa politik
keluar dari area
Layanan publik
The
Citizen's
Charter
The Citizen's Charter
merupakan salah satu langkah dari reformasi
pelayanan publik yang terjadi di Inggris saat Perdana
Menteri Margareth Thatcher
berada di pusat kebijakan yang berusaha memberikan
suara yang lebih besar kepada konsumen layanan
publik (Oliver dan Drewry, 1996:26)
Langkah-Iangkah yang telah
dilakukan sebelum Charter
dipublikasikan pada tahun 1991
- peningkatan pilihan sekolah untuk
anak-anak mereka yang tersedia
bagi orang tua
- peningkatan penyewa dalam
manajemen perumahan lokal yang
dimiliki sendiri
dimunculkan
secara eksplisit
untuk pertama
kalinya pada
rentang luas
aktivitas Layanan
publik dalam
CHARTER
Pada intinya, dalam citizen's charter berusaha
memberikan kewenangan dan hak kepada konsumen
layanan publik, dalam hal ini adalah masyarkaat sehingga
apabila layanan publik yang diberikan oleh pemerintah
tersebut dirasakan mengecewakan masyarakat, maka
masyarakat dapat menuntut standart pelayanan kepada
pemerintah karena telah dilakukan semacam kontrak antara
pemerintah dengan publik dalam memberikan pelayanannya
(Oliver dan Drewry, 1996)
The Citizen's Charter dipresentasikan
kepada Parlemen di Inggris oleh Perdana
Menteri pada Juli 1991 dan dipublikasikan
dalam bentuk Kertas Pemerintah (comman
paper)
The Citizen's Charter dipresentasikan
kepada Parlemen di Inggris oleh Perdana
Menteri pada Juli 1991 dan dipublikasikan
dalam bentuk Kertas Pemerintah (comman
paper)
Tema-tema dalam The Citizen's Charter
(Oliver dan Drewry, 1996:28)
1. Standar yang /ebih tinggi : publikasi, dan bahasa yang jelas, standar
layanan, pengawasan yang lebih kuat dan independen, sebuah skema "tanda
charter" untuk mengidentifikasi lembaga-lembaga yang ada melalui term
charter/dana;
2. Keterbukaan : menghilangkan kekaburan tatanan organisasional, biaya
layanan, dsb; staf diidentifikasi melalui nama-namanya;
3. Informasi : publikasi secara reguler mengenai target-target kinerja dan
seberapa bagus mereka dipenuhi;
4. Non-diskriminasi : layanan yang tersedia apapun ras maupun jenis
kelaminnya; brosur yang dicetak dalam bahasa-bahasa minoritas yang
dibutuhkan;
5. Daya respon : kepekaan yang lebih besar terhadap kebutuhan konsumen;
konsumen diminta pendapatnya mengenai layanan yang diberikan;
6. Keluhan : tingkat responden terhadap keluhan yang lebih bagus (termasuk
sebuah sistem mediator lokal yang terkait dengan penanganan klaim-klaim
minor), penyembuhan yang memadai, termasuk kompensasi yang tepat
Dalam perkembangannya kebijakan
publik yang menyentuh banyak
dimensi
mendorong pelayanan publik untuk
menerapkan customer's charter
Istilah
Customer's Charter
Istilah
Citizen's Charter
dimana merupakan suatu petunjuk dan
referensi bagi birokrat dalam menjalankan
tugasnya yang berisi hak-hak yang dimiliki
masyarakat dalam suatu pelayanan
Pengembangan customer's charter akan mendorong
bukan hanya perubahan struktur birokrasi, seperti
prosedur pelayanan dan sifat hubungan antara
penyelenggara dan pengguna pelayanan publik, tetapi
nilai, etika dan budaya pelayanan yang selama ini
cenderung melecehkan kedudukan pengguna jasa
tentu tidak dapat dilakukan lagi, mempermudah para
pengguna pelayanan dan siapa saja yang melakukan
peran kontrol seperti civil society organization (CSO)
dan media massa untuk mengawasi jalannya
penyelenggaraan pelayanan publik
IMPLIKASI CITIZEN'S CHARTER
TERHADAP KUALITAS
PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA
Tujuan Diimplementasikannya
Citizen Charter
1. Agar pelayanan publik menjadi lebih RESPONSIF
(kesesuaian antara pelayanan dengan kebutuhan masyarakat)
2. Agar pelayanan publik menjadi lebih TRANSPARAN
(semua spek pelayanan yakni jenis, prosedur, waktu, biaya dan cara
pelayanan, dapat diketahui dengan mudah oleh pengguna layanan)
3. Agar pelayanan publik menjadi lebih AKUNTABEL
(aspek pelayanan dan konteks penyelenggaraannya dinilai baik oleh
pengguna layanan)
Beberapa Sendi-Sendi Pelayanan Yang
Harus Dipertimbangkan Dalam Merumuskan
Citizen’s Charter
1. Kesederhanaan (mudah, lancar, cepat)
2. Kejelasan Dan Kepastian (prosedur, penanggungjawab, biaya, waktu
penyelesaian, hak dan kewajiban)
3. Keamanan (kenyamanan, kepastian, hukum dan penyimpanan)
4. Keterbukaan (informasi terbuka, peduli dan sopan)
5. Efisiensi (waktu dan persyaratan lengkap)
6. Ekonomis (kesederhanaan, mudah, lancar dan cepat)
7. Keadilan Yang Merata (tidak ada perbedaan pelayanan)
8. Ketepatan Waktu (tepat sesuai permohonan)
Gagasan Citizens' Charter (CC) di Indonesia pertama kali
dipopulerkan Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM
yang bekerja sama dengan The Ford Foundation.
Citizens Charter sendiri merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pelayanan publik yang menempatkan
pengguna layanan sebagai pusat perhatian.
Artinya kebutuhan dan kepentingan pengguna layanan harus
menjadi pertimbangan utama dalam keseluruhan proses
penyelenggaraan pelayanan publik.
Beberapa Alasan Mendasar
Perlunya Citizen Charter bagi
Organisasi Publik
1. Citizens' Charter diperlukan untuk memberikan kepastian pelayanan
yang meliputi waktu/ biaya/ prosedur, dan cara pelayanan
2. Citizens' Charter dapat memberikan informasi mengenai hak dan
kewajiban pengguna layanan/penyedia pelayanan, dan stakeholder
lainnya dalam keseluruhan proses penyelenggaraan pelayanan
3. Citizens' Charter memberikan kemudahan bagi pengguna layanan
warga dan stakeholders lainnya untuk mengontrol praktik
penyelenggaraan pelayanan
4. Citizens' Charter mempermudah manajemen pelayanan dalam
memperbaiki kinerja penyelenggaraan pelayanan
5. Citizens' Charter dapat membantu manajemen pelayanan untuk
mengidentifikasikan kebutuhan dan aspirasi pengguna layanan dan
stakeholder lainnya
Perbedaan Citizen's Charter (CC) dengan
Pelayanan Konvensional
Pelayanan Konvensional Citizen Charter
Dirumuskan secara sepihak oleh
pemerintah dan bersifat tertutup serta
sebagai pedoman bagi
penyelenggara pelayanan
Dirumuskan sebagai sebuah
kesepakatan bersama yang bersifat
terbuka
Sebagai alat kontrol pemerintah Sebagai instrumen publik untuk
mengontrol jalannya
penyelenggaraan pelayanan
Prosedur pelayanan yang cenderung
mengatur kewajiban pengguna
layanan dan mengabaikan haknya
Mengatur hak serta hak penyedia
dan pengguna layanan secara
seimbang
Pelayanan publik menjadi urusan
dan tanggung jawab pemerintah
Pelayanan publik menjadi urusan
dan tanggung jawab bersama antara
pemerintah dan warga masyarakat
Terkait dengan eksistensi Citizens' Charter ini, setidaknya
ada 5 (lima) unsur pokok yang keberadaannya sangat
menentukan keberhasilannya, yaitu :
1. Visi Misi dari Instansi Penyedia Pelayanan Publik
2. Standar Pelayanan Publik
3. Alur Pelayanan
4. Unit atau Bagian Pengaduan Masyarakat
5. Survei Pengguna Layanan
Agar citizen's charter sebagai pendekatan yang baru
dalam pelayanan publik dapat diimplementasikan, maka
diperlukan adanya proses pelembagaan karena tata
cara, prosedur dan nilai-nilai yang digunakan sangat
berbeda dengan pelayanan publik yang selama ini
Proses pelembagaan citizen charter ditempuh melalui 4
(empat) tahapan , yaitu :
1. Tahap Promosi
2. Tahap Formulasi
3. Tahap Implementasi
4. Tahap Evaluasi
TAHAP PROMOSI
Pada tahapan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih lanjut
tentang Citizens' Charter serta membangun kesepakatan dengan
pengguna jasa pelayanan/penyedia layanan dan stakeholders lainnya
mengenai perlunya Citizens' Charter dilembagakan.
Adapun kegiatannya antara lain:
1. Diseminasi informasi dilakukan dengan melalui leaflet, iklan layanan
masyarakat dengar pendapat dan pelatihan
2. Jejaring dilakukan dengan cara membangun kontak dengan penyedia
layanan/ pengguna layanan dan stakeholder/ pembentukan forum
Citizens' Charter
3. Monitoring. Indikator keberhasilan pada tahap pertama dapat dinilai dengan:
- Jumlah leaflet yang tersebar
- Frekuensi penayangan per-hari
- Frekuensi dengar pendapat dan jumlah partisipan dalam dengar pendapat
- Terjalinnya kontak dan dialog antar penyedia layanan/pengguna layanan
dan stakeholder
TAHAP FORMULASI
Pada tahapan formulasi bertujuan untuk membuat dokumen Citizens'
Charter. Hal ini diaktulisasikan melalui kegiatan antara lain : penjajakan
kebutuhan dengan cara penilaian cepat, survei pengguna layanan,
fokus grup diskusi (FGD), indepth interview, Validasi dan penyusunan
Citizens' Charter, serta monitoring. Adapun indikator keberhasilan pada
tahap kedua dapat dinilai dari :
1. Daftar identifikasi masalah yang ada, harapan, kebutuhan yang menyangkut
biaya, waktu, sikap dan prosedur
2. Daftar unsur yang perlu dimasukkan ke dalam Citizens Charter
3. Terbentuknya dokumen Citizens Charter
TAHAP IMPLEMENTASI
Pada tahapan implementasi bertujuan guna menyelenggarakan
pelayanan sesuai dengan Citizens' Charter. Adapun kegiatan yang
dilakukan adalah :
1. Sosialisasi dokumen Citizens' Charter yang dapat dilakukan dengan
cara distribusi Citizens' Charter, pemuatan pada media baik cetak
maupun elektronik, talkshow radio dan televisi
2. Pelatihan untuk penyediaan layanan
3. Penerapan pelayanan atas dasar Citizens' Charter
4. Monitoring
- Jumlah dokumen yang tersebar
- Frekuensi pemuatan di media
- Jumlah penyedia layanan yang dilatih
- Penguasaan materi training dan kepatuhan
dengan tujuan Citizens' Charter.
TAHAP EVALUASI
Evaluasi bertujuan untuk mengidentifikaasikan pengalaman yang dapat
dipetik dari penerapan Citizens' Charter dan menilai manfaat
pelembagaan Citizens' Charter bagi perbaikan pelayanan. Sedang
kegiatan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan tujuan tersebut antar
lain survei pengguna layanan, observasi dan fokus grup diskusi.
Adapun indikator keberhasilan dari tahap evaluasi ini adalah :
1. Identifikasi masalah pelembagaan Citizens' Charter
2. Solusi perbaikan
3. Kinerja pelayanan yang lebih baik
MANFAAT CITIZEN’S CHARTER
BAGI PEMERINTAH
1. Memudahkan melakukan evaluasi terhadap kinerja pelayanan
2. Membantu memahami kebutuhan dan aspirasi warga serta stakeholder
mengenai penyelenggaraan pelayanan publik
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa pelayanan publik bukan hanya
tanggung jawab pemerintah tetapi juga menjadi tanggung jawab semua,
termasuk warga masyarakat selaku pengguna layanan
BAGI MASYARAKAT
1. Memberikan jaminan bahwa pelayanan publik akan menjadi lebih responsif
2. Memberi kemudahan kepada masyarakat untuk mengakses informasi
dan sekaligus melakukan kontrol terhadap penyelenggaraan pelayanan
3. Penghargaan terhadap martabat dan kedudukan masyarakat sebagai warga
Negara yang berdaulat (masyarakat sebagai subyek)
PELAYANAN-PUBLIK-Slide-Dosen.ppt

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Modul 1 konsep dan studi kebijakan publik
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publikModul 1 konsep dan studi kebijakan publik
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publikunitpublikasi
 
Peran dan Strategi JFAK Dalam Komunikasi Kebijakan Publik
Peran dan Strategi JFAK Dalam Komunikasi Kebijakan PublikPeran dan Strategi JFAK Dalam Komunikasi Kebijakan Publik
Peran dan Strategi JFAK Dalam Komunikasi Kebijakan PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Seminar isu isu pelayanan publik
Seminar isu isu pelayanan publikSeminar isu isu pelayanan publik
Seminar isu isu pelayanan publikfswardhana134680
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Raja Matridi Aeksalo
 
Budaya birokrasi pelayanan publik
Budaya birokrasi pelayanan publikBudaya birokrasi pelayanan publik
Budaya birokrasi pelayanan publikMuslimin B. Putra
 
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan Tri Widodo W. UTOMO
 
MATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB IMATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB I93220872
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanZakiah dr
 
2 Model Formulasi Kebijakan
2 Model Formulasi Kebijakan2 Model Formulasi Kebijakan
2 Model Formulasi KebijakanMuh Firyal Akbar
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)Tri Widodo W. UTOMO
 
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KIBBLA
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KIBBLAIMPLEMENTASI KEBIJAKAN KIBBLA
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KIBBLAZakiah dr
 

La actualidad más candente (20)

Model implementasi
Model implementasi Model implementasi
Model implementasi
 
Materi Kebijakan publik
Materi Kebijakan publikMateri Kebijakan publik
Materi Kebijakan publik
 
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publik
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publikModul 1 konsep dan studi kebijakan publik
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publik
 
Peran dan Strategi JFAK Dalam Komunikasi Kebijakan Publik
Peran dan Strategi JFAK Dalam Komunikasi Kebijakan PublikPeran dan Strategi JFAK Dalam Komunikasi Kebijakan Publik
Peran dan Strategi JFAK Dalam Komunikasi Kebijakan Publik
 
Seminar isu isu pelayanan publik
Seminar isu isu pelayanan publikSeminar isu isu pelayanan publik
Seminar isu isu pelayanan publik
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
 
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Akuntabilitas
AkuntabilitasAkuntabilitas
Akuntabilitas
 
Pertemuan ke 11 - implementasi kebijakan sosial
Pertemuan ke 11 - implementasi kebijakan sosialPertemuan ke 11 - implementasi kebijakan sosial
Pertemuan ke 11 - implementasi kebijakan sosial
 
Budaya birokrasi pelayanan publik
Budaya birokrasi pelayanan publikBudaya birokrasi pelayanan publik
Budaya birokrasi pelayanan publik
 
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
 
MATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB IMATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB I
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi Kebijakan
 
2 Model Formulasi Kebijakan
2 Model Formulasi Kebijakan2 Model Formulasi Kebijakan
2 Model Formulasi Kebijakan
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
 
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KIBBLA
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KIBBLAIMPLEMENTASI KEBIJAKAN KIBBLA
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KIBBLA
 
Etika administrasi temu 5 6
Etika administrasi temu 5 6Etika administrasi temu 5 6
Etika administrasi temu 5 6
 
Politik dan kebijakan publik
Politik dan kebijakan publikPolitik dan kebijakan publik
Politik dan kebijakan publik
 

Similar a PELAYANAN-PUBLIK-Slide-Dosen.ppt

Reformasi administrasi
Reformasi administrasiReformasi administrasi
Reformasi administrasiLutfianah Lail
 
Pola pikir asn1
Pola pikir asn1Pola pikir asn1
Pola pikir asn1hadiarnowo
 
Presentasi pola pikir asn1
Presentasi pola pikir asn1Presentasi pola pikir asn1
Presentasi pola pikir asn1hadiarnowo
 
pengukuran indeks kinerja pelayanan publik (IKPP) di bontang dan balikpapan
pengukuran indeks kinerja pelayanan publik (IKPP) di bontang dan balikpapanpengukuran indeks kinerja pelayanan publik (IKPP) di bontang dan balikpapan
pengukuran indeks kinerja pelayanan publik (IKPP) di bontang dan balikpapanBidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN
 
KOMITMEN MUTU.pptx
KOMITMEN MUTU.pptxKOMITMEN MUTU.pptx
KOMITMEN MUTU.pptxRahmanAlmira
 
KOMITMEN MUTU.pptx
KOMITMEN MUTU.pptxKOMITMEN MUTU.pptx
KOMITMEN MUTU.pptxRahmanAlmira
 
etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptx
etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptxetikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptx
etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptxLauraGreen887065
 
Pengukuran Kinerja Sebagai Upaya Membangun Pemerintah Daerah Berbasis Manajem...
Pengukuran Kinerja Sebagai Upaya Membangun Pemerintah Daerah Berbasis Manajem...Pengukuran Kinerja Sebagai Upaya Membangun Pemerintah Daerah Berbasis Manajem...
Pengukuran Kinerja Sebagai Upaya Membangun Pemerintah Daerah Berbasis Manajem...Tri Widodo W. UTOMO
 
Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...
Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...
Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...Excruciate Limited
 
Nasionalisme gol iii-part ii
Nasionalisme gol iii-part iiNasionalisme gol iii-part ii
Nasionalisme gol iii-part iihadiarnowo
 
Berorientasi pelayanan-1.pptx
Berorientasi pelayanan-1.pptxBerorientasi pelayanan-1.pptx
Berorientasi pelayanan-1.pptxRivaldiLimbanadi
 
TEKNIK PELAYANAN PRIMA.ppt
TEKNIK PELAYANAN PRIMA.pptTEKNIK PELAYANAN PRIMA.ppt
TEKNIK PELAYANAN PRIMA.pptAhyarMuawwal2
 
Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024
Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024
Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024FahreziAchmad
 
Bkd diy reinventing gov & sistem merit hri
Bkd diy reinventing gov & sistem merit   hriBkd diy reinventing gov & sistem merit   hri
Bkd diy reinventing gov & sistem merit hriharrypujiraharjo
 
Bab 4.pptx
Bab 4.pptxBab 4.pptx
Bab 4.pptxHenraR
 
52384 id-reformasi-manajemen-pelayanan-publik-men (1)
52384 id-reformasi-manajemen-pelayanan-publik-men (1)52384 id-reformasi-manajemen-pelayanan-publik-men (1)
52384 id-reformasi-manajemen-pelayanan-publik-men (1)Mhd Habib
 

Similar a PELAYANAN-PUBLIK-Slide-Dosen.ppt (20)

Reformasi administrasi
Reformasi administrasiReformasi administrasi
Reformasi administrasi
 
Pola pikir asn1
Pola pikir asn1Pola pikir asn1
Pola pikir asn1
 
Presentasi pola pikir asn1
Presentasi pola pikir asn1Presentasi pola pikir asn1
Presentasi pola pikir asn1
 
pengukuran indeks kinerja pelayanan publik (IKPP) di bontang dan balikpapan
pengukuran indeks kinerja pelayanan publik (IKPP) di bontang dan balikpapanpengukuran indeks kinerja pelayanan publik (IKPP) di bontang dan balikpapan
pengukuran indeks kinerja pelayanan publik (IKPP) di bontang dan balikpapan
 
KOMITMEN MUTU.pptx
KOMITMEN MUTU.pptxKOMITMEN MUTU.pptx
KOMITMEN MUTU.pptx
 
KOMITMEN MUTU.pptx
KOMITMEN MUTU.pptxKOMITMEN MUTU.pptx
KOMITMEN MUTU.pptx
 
etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptx
etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptxetikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptx
etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptx
 
Etika profesi PNS
Etika profesi PNSEtika profesi PNS
Etika profesi PNS
 
Pengukuran Kinerja Sebagai Upaya Membangun Pemerintah Daerah Berbasis Manajem...
Pengukuran Kinerja Sebagai Upaya Membangun Pemerintah Daerah Berbasis Manajem...Pengukuran Kinerja Sebagai Upaya Membangun Pemerintah Daerah Berbasis Manajem...
Pengukuran Kinerja Sebagai Upaya Membangun Pemerintah Daerah Berbasis Manajem...
 
Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...
Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...
Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...
 
Nasionalisme gol iii-part ii
Nasionalisme gol iii-part iiNasionalisme gol iii-part ii
Nasionalisme gol iii-part ii
 
Berorientasi pelayanan-1.pptx
Berorientasi pelayanan-1.pptxBerorientasi pelayanan-1.pptx
Berorientasi pelayanan-1.pptx
 
TEKNIK PELAYANAN PRIMA.ppt
TEKNIK PELAYANAN PRIMA.pptTEKNIK PELAYANAN PRIMA.ppt
TEKNIK PELAYANAN PRIMA.ppt
 
Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024
Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024
Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024
 
Bkd diy reinventing gov & sistem merit hri
Bkd diy reinventing gov & sistem merit   hriBkd diy reinventing gov & sistem merit   hri
Bkd diy reinventing gov & sistem merit hri
 
Bab 4.pptx
Bab 4.pptxBab 4.pptx
Bab 4.pptx
 
52384 id-reformasi-manajemen-pelayanan-publik-men (1)
52384 id-reformasi-manajemen-pelayanan-publik-men (1)52384 id-reformasi-manajemen-pelayanan-publik-men (1)
52384 id-reformasi-manajemen-pelayanan-publik-men (1)
 
Pelayanan prima
Pelayanan primaPelayanan prima
Pelayanan prima
 
Pelayanan prima
Pelayanan primaPelayanan prima
Pelayanan prima
 
BAB 2 - ERSA.doc
BAB 2 - ERSA.docBAB 2 - ERSA.doc
BAB 2 - ERSA.doc
 

Último

mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 

Último (12)

mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 

PELAYANAN-PUBLIK-Slide-Dosen.ppt

  • 2. DUA POLA PEMIKIRAN TERHADAP ADMINISTRASI PUBLIK POLA I (John M. Pfiffner; Leonard D. White; E.H. Litcfiled; Gerald E. Caiden; Felix A. Nigro) administrasi publik sebagai satu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah yakni lembaga eksekutif,bersifat politis POLA II (Gerald E. Caiden & Felix A. Nigro) adm publik lebih luas dari sekedar pembahasan mengenai aktivitas lembaga eksekutif belaka,yakni memberikan pelayanan.
  • 3. PARADIGMA MANAJEMEN PUBLIK Mengalami Evolusi GAYA WEBERIAN MANAJEMEN ILMIAH ALA TAYLOR REINVENTING GOVERNMENT (OSBORNE DAN GAEBLER)
  • 4. PARADIGMA LAMA PARADIGMA BARU BIROKRASI MERUPAKAN PELAKSANA LAYANAN PUBLIK MAKSIMALISASI PELAYANAN PUBLIK ENTREPRENEURIALSHIP (Osborne dan Gaebler, 1999; Abdul Wahab 1999; Thoha dan Dharma, 1999)
  • 5. 1. Memadukan rule governance dan goal governance; 2. Mengembangkan akuntabilitas dan responsibilitas publik di kalangan aparat pemerintah; 3. Revitalisasi nilai-nilai pemerintahan; 4. Netralitas aparat pemerintah; dan 5. Pengembangan budaya birokrasi; AGENDA KEBIJAKAN REFORMASI ADMINISTRASI
  • 7. PARADIGMA PELAYANAN PUBLIK (Janet V. Denhardt dan Robert B. Denhardt (2003) Fase Old Public Administration Fase The New Public Management Fase The New Public Service Model pelayanan sentralistik mekanistik, directiv, manajerialism Model pelayanan yang lebih berorientasi pada prinsip-prinsip pelayanan prima, standar pelayanan Model pelayanan yang lebih berorientasi pada asas demokrasi dan good governance
  • 8. Pengertian Pelayanan Publik (Savas,1987:89) “The delivery of services by a government agency using its own employees” (Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan oleh agen-agen pemerintah melalui para pegawainya) ? ? ? Davidow (1988) “Service is those thing which when added to a product increase its utility or value to the customer” (Pelayanan sendiri adalah hal-hal yang jika diterapkan terhadap suatu produk akan meningkatkan daya atau nilai terhadap pelanggan)
  • 9. Uphoff (1998) merekomendasikan keterlibatan tiga sektor dalam pemberian pelayanan publik Sektor Negara (Government state) Pasar (Market) Non Governmental Organization (NGO)
  • 10. Fandy Tjiptono (1995) Beberapa pengertian kualitas : 1. Kesesuaian dengan persyaratan; 2. Kecocokan untuk pemakaian; 3. Pebaikan berkelanjutan; 4. Bebas dari kerusakan/cacat; 5. Pemenuhan kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat; 6. Melakukan segala sesuatu secara benar; 7. Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan. 1. Ketepatan waktu pelayanan; 2. Akurasi pelayanan; 3. Kesopanan dan keramahan; 4. Kemudahan mendapatkan pelayanan; 5. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan; 6. Atribut pendukung pelayanan lainnya;
  • 11. 10 Dimensi yang harus diperhatikan dalam melihat tolok ukur kualitas pelayanan publik (Zeithaml (1990)) : 1. Tangible; 6.Credibility; 2. Reliable; 7.Security; 3. Responsiveness; 8.Acces; 4. Competence; 9.Communication; 5. Courtesy; 10.Understanding the customer;
  • 12. ORIENTASI PELAYANAN PUBLIK - The Vision of Better Public Service - Put The Customer Firts, Customer as King - Customer Satisfaction - Service First - To Convert Complaining Customers Into Satisfied Customer - Customer – Focused Service - Efficient, Reliable and Responsive Service - Service For and With, not Simply To Customer - The Customer Dimensions : Quality, Access, Choice, Participative Control
  • 13. DIMENSI-DIMENSI ORIENTASI PELAYANAN 1. QUALITY Pelanggan sangat berkepentingan dengan pelayanan yang bermutu. Pelayanan harus berorientasi pada mutu, sehingga perlu didengar dan dilihat pandangan pelanggan serta pengalaman mereka atas mutu pelayanan yang diterimanya 2. ACCESS Pelayanan harus mudah diakses oleh pelanggan : - Letak kantor pelayanan harus sedekat mungkin bisa dijangkau oleh pelanggan - Sifat pisik kantor pelayanan harus cukup representatif agar dapat diberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan - Jam kerja kantor pelayanan harus luas sesuai dengan peluang dan kesempatan pelanggan - Aparat dan sistem pelayanan harus menjamin terpenuhinya kebutuhan kejiwaan dan sosial pelanggan; dan - Pelanggan harus mudah memperoleh dan memahami informasi pelayanan dan organisasi pelayanan
  • 14. 3. CHOICE Pelayanan harus berorientasi pada pilihan dan keinginan pelanggan. Aparat perlu mencermati dan memahami dengan baik dan benar apa yang menjadi pilihan dan keinginan pelanggan dan kemudian berusaha memenuhinya 4. PARTICIPATIVE CONTROL Rakyat mempunyai hak untuk mengawasi dan mengendalikan pelayanan yang mereka terima. Bila ternyata pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan pilihan dan kepentingan mereka maka aparat pelayanan harus mengubah dan memperbaikinya sesuai dengan harapan pelanggan
  • 15. Matrik Penilaian Pelayanan Tingkat Kesulitan Produsen Di Dalam Mengevaluasi Kualitas Tingkat Kesulitan Pengguna Di Dalam Mengevaluasi Kualitas Rendah Tinggi Rendah Mutual Knowledge Producer Knowledge Tinggi Consumer Knowledge Mutual Ignorance Sumber : Kieron Walsh, 1991 (dalam majalah Public Administration)
  • 16. Hakekat Pelayanan Umum (Inpres No. 1 tahun 1995) .Meningkatkan mutu produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah di bidang pelayanan umum; .Mendorong upayamengefektifkan sistem dan tata laksana pelayanan, sehingga pelayanan umum dapat diselenggarakan secara berdaya guna dan berhasil guna; .Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat dalam pembangunan serta dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas;
  • 17. 4 jurang pemisah yang menjadi kendala dalam pelayanan publik (Zeithaml, Valarie A., (1990)) 1.Tidak tahu apa yang sebenarnya diharapkan oleh masyarakat; 2.Pemberian ukuran yang salah dalam pelayanan masyarakat; 3.Keliru penampilan diri dalam pelayanan publik itu sendiri; 4.Ketika membuat perjanjian terlalu berlebihan atau pengobralan;
  • 18. Pengaruh Harapan Pelanggan dengan Kenyataan Dari mulut ke mulut Kebutuhan Pribadi Pengalaman Masa lalu Komunikasi eksternal Harapan Kenyataan Dimensi Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan
  • 19. Beberapa esensi dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang perlu selalu disadari 1. Adanya kewajiban pada hak administrasi negara untuk menjalankan fungsi dan wewenangnya berdasarkan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik dan bersih 2. Pengakuan terhadap hak asasi setiap warga negara atas pemerintahan dan perilaku administratif yang fair 3. Keankearagaman jenis serta lingkup pelaksanaan pelayanan publik di Indonesia sebagai akibat dari adanya keanekaragaman urusan dan kepentingan masyarakat yang harus dipenuhi melalui penyelenggaraan pelayanan publik
  • 20. PENDEKATAN PELAYANAN PUBLIK MELALUI PERFORMANCE MANAGEMENT
  • 22. Amstrong dan Baron (1998) jika anda tidak dapat mendefenisikan apa yang dimaksud dengan performance, maka anda tidak dapat mengukur atau mengelolahnya
  • 23. Bahasan ini mengadopsi (to adopt) pandangan bahwasanya performance dapat dicapai jika mempunyai tiga variabel yang saling berkaitan satu sama lain yakni : behaviour (proses), output, dan outcomes (nilai tambah atau dampak) Pendapat ini telah didukung oleh Bromwich (1990) yang mengungkap bahwa performance berarti behaviour dan hasil, sedangkan behaviour berasal dari si performer (orang yang melakukan pekerjaan). Behaviour, hasil dan value-added merupakan variabel yang tidak dapat terpisahkan dan tergantung satu sama lain
  • 24. Fitzgerald dan Moon (1996) performance merupakan suatu konsepsi yang bersifat multi-dimensi, yang pengukurannya berbeda-beda, tergantung pada berbagai faktor Rogers (1994) menganggap bahwa performance harus didefenisikan sebagai ’outcomes’ (hasil) dari pekerjaan sebab outcomes tersebut memberikan keterkaitan yang paling kuat dengan tujuan strategis dari suatu organisasi, kepuasan pelanggan dan kontribusi ekonomi Campbell (1990) dalam Isaac (2000) berpandangan bahwa performance adalah behaviour dan olehnya itu harus dibedakan dengan outcomes sebab outcomes dapat tercemari oleh faktor sistem, yang berada di luar kontrol performer (orang yang melakukan pekerjaan tersebut)
  • 25. Beberapa faktor yang mempengaruhi Kinerja Pelayanan 1. Faktor Pribadi/individu ketrampilan, rasa percaya diri, motivasi dan komitmen sesorang 2. Faktor Kepemimpinan kualitas dari dorongan, bimbingan/arahan dan dukungan yang diberikan oleh manajer dan team leaders 3. Faktor Tim kualitas dukungan yang diberikan oleh teman/kolega 4. Faktor Sistem Sistem kerja dan fasilitas (alat) yang disediakan oleh lembaga/ organisasi 5. Faktor Kontekstual/Situsional Tekanan dan perubahan-perubahan lingkungan internal dan external
  • 26. Penilaian terhadap performance seseorang Hendaknya tidak hanya mempertimbangkan apa yang telah dilakukan oleh seseorang (hasil) tapi juga mempertimbangkan keadaan yang membuat mereka harus melakukan hal tersebut Proses penilaian juga harus sampai pada performance dari seorang manajer sebagai seorang pemimpin sebab apa yang dilakukan oleh si performer merupakan cerminan dari perilaku sang manajer dalam hal melatih dan membimbing si performer
  • 27. Peran motivasi dalam model PM (Performance Management) adalah memodifikasi prilaku pekerja saat ini. Perilaku individu (seseorang) dapat disesuaikan secara sistematis untuk memenuhi standard yang diinginkan dengan menggunakan model yang disebut model perubahan tingkat laku ABC (Ayers; 1995 lihat Mwita, 2000)
  • 28. PENDEKATAN DAN MODEL PERUBAHAN TINGKAT LAKU ”ABC” 3 (tiga) elemen tingkah laku ABC Antecedent Behaviour Consequencese Kejadian SEBELUM perilaku berlangsung Kejadian SAAT perilaku berlangsung Kejadian SETELAH perilaku berlangsung
  • 29. Antecedent Daniels (1989) menggambarkan antecedent sebagai orang/manusia, tempat, sesuatu atau suatu kejadian yang ada, sebelum terjadinya suatu behaviour, yang mendorong anda untuk melakukan atau berprilaku seperti saat ini Antecedent tidak mengontrol behaviour dan performance
  • 30. KARAKTER UMUM DARI ANTECEDENT ADALAH BAHWASANYA : 1. Harus selalu datang sebelum prilaku 2. Mengkomunikasikan informasi 3. Antecedent selalu berpasangan dengan consequences 4. Consequences bisa juga menjadi antecedents; dan 5. Antecedents tanpa consequences akan mempunyai efek jangka pendek
  • 31. Daniels merekomendasikan tiga kelas antecedent yang sangat berpengaruh : 1. Yang secara jelas menggambarkan ekspektasi dan performance yang diinginkan (misalnya, tujuan utama, pembagian tugas, akuntabilitas standar-standar dan prioritas) 2. Yang memiliki sejarah diasosiasikan dengan consequence khusus (misalnya peringatan, lampu lalulintas, mobil polisi); dan 3. Perilaku yang terjadi menjelang performance yang diinginkan (misalnya, seorang tua di tetangga yang minta pertolongan, pengunjung yang menanyakan arah)
  • 32. Behaviour Behaviour adalah apa yang anda lihat jika anda mengamati/melihat seseorang bekerja (Ayers, 1995)
  • 34. Ada empat konsekwensi prilaku : dua diantaranya meningkatkan prilaku dan dua lainnya menurunkannya (Daniels, 1989 dalam Isaac, 2000) : Konsekwensi-konsekwensi yang meningkatkan behaviour adalah : 1. Penguatan yang bersifat positif (yang digambarkan dengan R+), seperti memperoleh sesuatu yang anda butuhkan 2. Penguatan yang bersifat negatif (R-) seperti menghindari sesuatu yang anda tidak inginkan Konsekwensi-konsekwensi yang menurunkan behaviour adalah : 1. Memperoleh sesuatu yang anda tidak inginkan (P+), yang disebut hukuman; 2. Tidak memperoleh sesuatu yang anda inginkan (P-), yang disebut extinction
  • 35. Pengembangan Model Managemen Kinerja (Performance Management) dalam Pelayanan Publik di Era Otoda
  • 36. Pengertian Performance Management (PM) NAHT (1991) menggambarkan PM sebagai ”suatu proses yang menghubungkan orang dan pekerjaan dengan strategi dan tujuan lembaga” Penekanan yang diberikan oleh NAHT adalah bahwasanya melalui PM para pekerja : 1. Memiliki kejelasan mengenai apa yang ingin dicapai oleh lembaganya 2. Memahami apa yang diharapkan dari mereka dalam pekerjaan mereka 3. Berhak memperoleh feedback (masukan) secara reguler mengenai apa yang mereka lakukan/bagaimana pekerjaan mereka 4. Memperoleh support secara terus-menerus dari manajer mereka; dan 5. Mempunyai kesempatan untuk menilai prestasi performance mereka secara keseluruhan selama waktu tertentu
  • 37. LGMB (1993) dan the Audit Commission (1995) dalam Mwita (2000) mengadopsi defenisi model PM yang bersifat luas yang meliputi fungsi-fungsi dan proses-proses yang dapat digunakan untuk memenej (mengatur) performance organisasi dan performance individu Fungi-fungsi manajemen yang penting untuk diperhatikan : 1. Mendefenisikan sasaran dan tujuan organisasi dan individu 2. Perencanaan corporate (kolektif) 3. Menghubungkan strategi organisasi dengan tujuan pelayanan dengan pekerjaan dan klien 4. Menghubungkan strategi organisasi dengan tujuan pelayanan dengan pekerjaan dan klien 5. Mengadakan penilaian hasil (kerja) melalui penilaian personil dengan menggunakan indikator performance yang relevan 6. Kesepakatan atau kontrak performance 7. Menggunakan pengetahuan yang diperoleh melalui pelatihan untuk memodifikasi performance attitude 8. Sistem komunikasi internal dan eksternal; dan 9. Pengembangan organisasi (OD) dan review performance
  • 38. Pernyataan Misi - Maksud pendirian - Harapan masyarakat - Nilai-nilai Strategis dan Rencana - Tujuan corporate (comprehensive) - Analisa SWORT - Kebijakan pelatihan, pengembangan dan retention Action Plan - Tujuan operasional - Tanggungjawab dan tugas kunci - Alokasi sumberdaya - Seting target performance - Kontrak kesepakatan dan performance Pengakuan performance - Pengukuran performance - Imbalan dan sanksi - Penilaian terhadap kebutuhan pelatihan Sistem Informasi Akunting Manajemen - Feedback/feedforward loops - Performance information set - Timely availability for planning, decision making and control - Kotak saran Gambar 1 : Model managemen kinerja dalam pelayanan publik (Mwita, 2000)
  • 39. Implikasi model PM dalam pemerintahan daerah Pemerintah daerah membutuhkan alat/cara yang lebih baik dalam menentukan performance dalam kaitannya dengan tujuan (Atkinson dan McCrindell, 1997) Ketika menghubungkan pengukuran performance dan akuntabilitas organisasi, sejumlah penulis telah membuat perbedaan yang penting antara tujuan primer dan sekunder (Atkinson dan McCrindell, 1997) atau hasil dan penentu dari hasil- hasil tersebut (Fitzgerald et al, 1991 dalam Mwita Jhon, 2000)
  • 40. Atkinson et al (1997) menggunakan istilah environmental stakeholders untuk para pelanggan, pemilik dan masyarakat dan istilah process stakeholders bagi para pekerja dan suplier Environmental stakeholder lebih terfokus pada pencapaian tujuan primer, process stakeholder lebih terfokus pada perencanaan, desain, implementasi dan operasi organisasi untuk mencapai tujuan primer tersebut Cara kerja seperti inilah yang disebut sebagai strategic performance measurement system (sistem pengukuran performance strategis)
  • 41. Pemahaman terhadap pelayanan publik (public service) dapat dikatakan berbeda-beda baik disebabkan latar belakang pendidikan, social ekonomi, budaya, maupun pengaruh kedudukan jabatan Orang pada umumnya cenderung mengartikan pelayanan adalah melakukan tugas apa yang diberikan (ditugaskan) Hal ini disebabkan karena sector publik dan sector swasta makin sukar dibedakan dan semakin interdependen (Warella, 2003)
  • 42. 3 (tiga) Kecenderungan arah pelayanan masyarakat masa depan (Agus, 2003) 1. Perubahan ekonomi seperti dari ekonomi berbasis produksi ke berbasis pelayanan 2. Perubahan kondisi ekonomi yang berbarengan dengan perkembangan teknologi (high tech & high touch) diberbagai dimensi membuat semakin penting administrasi publik 3. Penekanan pada pengaruh perubahan lingkungan termasuk orang yang akan memasuki tempat kerja yang baru
  • 43. Organisasi Publik Organisasi Bisnis X Ciri – ciri Organisasi Publik (Kasim, 1993) 1. Organisasi publik tidak sepenuhnya otonomi tetapi dikuasai faktor-faktor eksternal 2. Organisasi publik secara resmi diadakan untuk pelayanan masyarakat 3. Organisasi publik tidak dimaksudkan untuk berkembang menjadi besar sehingga merugikan organisasi publik lain 4. Kesehatan organisasi publik diukur melalui : - Kontribusinya terhadap tujuan politik - Kemampuan mencapai hasil maksimum dengan sumber daya yang tersedia 5. Kualitas pelayanan masyarakat yang buruk akan memberi pengaruh politik yang negatif / merugikan
  • 44. Meskipun organisasi publik memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan organisasi bisnis akan tetapi paradigma baru Administrasi Publik yang dipelopori oleh Ted Gabler dan David Osborne dengan karyanya "Reinventing Government" telah memberikan inspirasi bahwa administrasi publik harus dapat beroperasi layaknya organisasi bisnis, efisien, efektif dan menempatkan masyarakat sebagai stake holder yang harus dilayani dengan sebaik-baiknya
  • 45. Dalam kerangka otonomi daerah dan untuk mewujudkan visi Good Governance maka prinsip pelayanan publik mencakup : 1. Efektif dan Efisien 2. Demokratis: 3. Transparan 4. Taat Hukum 5. Menghargai HAM 6. Responsif 9. Representatif 10. Akuntabel
  • 46. Sedangkan dalam mewujudkan misi pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan masyarakat harus berdasarkan kepada beberapa prinsip pelayanan prima (Islamy, 2002) yaitu : 1. Appropriatness : Setiap jenis, produk, proses dan mutu pelayanan yang disediakan oleh pemerintah harus relevan dan signifikan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat 2. Accessibility : setiap jenis, produk, proses dan mutu pelayanan yang disediakan oleh pemerintah dapat diakses sedekat dan sebanyak mungkin oleh pengguna pelayanan (masyarakat) 3. Continuity : setiap jenis, produk, proses dan mutu pelayanan yang diberikan oleh pemerintah harus secara terus menerus tersedia bagi masyarakat pengguna pelayanan
  • 47. 4. Technicality : Setiap jenis, produk, proses dan mutu pelayanan yang diberikan oleh pemerintah harus ditangani oleh petugas yang benar-benar memiliki kecakapan teknis pelayanan tersebut berdasarkan kejelasan, ketepatan dan kemantapan aturan, system, prosedur, dan instrumen pelayanan baku 5. Profitability : setiap jenis, produk proses dan mutu pelayanan yang diberikan oleh pemerintah harus benar-benar dapat memberikan keuntungan ekonomis dan sosial kepada pemerintah dan masyarakat 6. Equitability : setiap jenis, produk proses dan mutu pelayanan harus tersedia dan dapat diakses dan diberikan secara adil dan merata kepada segenap anggota tanpa terkecuali 7. Transparancy : setiap jenis, produk proses dan mutu pelayanan yang diberikan oleh pemerintah dilakukan secara transparan sehingga masyarkat pengguna pelayanan dapat menggunakan hak dan kewajiban atas pelayanan tersebut dengan baik dan benar
  • 48. 8. Accountability : setiap jenis, produk proses dan mutu pelayanan yang diberikan pemerintah pada akhirnya aparat pemerintah itu mempunyai tugas memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya pada masyarakat 9. Effectiveness and Efficiensy produk : proses dan mutu pelayanan yang diberikan pemerintah harus dilaksanakan secara berhasil guna serta sesuai dengan biaya dan manfaat sebagaimana yang diinginkan oleh masyarakat
  • 49. Untuk dapat meningkatkan pelayanan kepada publik dalam kerangka reformasi, banyak ditentukan oleh sejauhmana pemerintah dapat menyusun sebuah legislasi yang kemudian dapat diterjemahkan dengan tepat oleh para manager publik dalam bentuk perubahan struktur organisasi maupun perubahan bentuk-bentuk layanan Isu-isu desentralisasi juga harus mendapat perhatian khusus, karena desentralisasi akan identik dengan pengurangan anggaran dari pemerintah pusat Setiap aktivitas birokrasi untuk melakukan pelayanan terhadap publik seharusnya mampu untuk menjual ‘performa’ profesionalitas pelayanan yang benar-benar dapat memuaskan publik
  • 50. 2 hal penting guna mendukung reformasi pelayanan publik yang menganut prinsip good governance 1. Perubahan pada internal organisasi 2. Keterlibatan, baik langsung atau tidak, dari institusi kemasyarakatan
  • 51. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perubahan pada internal organisasi 1. Struktur organisasi pemerintah di daerah harus mengalami perubahan, ramping, dan lebih sederhana 2. Melakukan proses teknologisasi Ini dimaksud untuk memotong jalur birokrasi, memudahkan dan mempercepat pengambilan keputusan, dan mengurangi biaya operasional Ini untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan serta mengintegrasikan diri pada jaringan informasi yang lebih luas, melewati batas regional nasional yang sudah jadi tuntutan imperatif dalam sistem perekonomian dan kebudayaan global
  • 52. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam keterlibatan institusi kemasyarakatan 1. Khususnya hubungan dengan belum dimilikinya pengalaman yang memadai, kelompok sipil masyarakat harus membantu proses pembelajaran pemerintah daerah dalam upaya menerapkan konsep good governance 2. Kelompok sipil masyarakat harus berperan sebagai penekan dan pengontrol agar pemerintah daerah memiliki kemauan politik untuk menerapkan atau mempraktikkan good governance
  • 54. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PELAYANAN PUBLIK • Struktur Organisasi • Kemampuan Aparat • Sistem Pelayanan • Sarana Pelayanan (Teknologi Pelayanan)
  • 55. STRUKTUR ORGANISASI Kerangka yang memberikan bentuk dan wujud yang mempunyai hubungan karakteristik-karakteristik, norma-norma dan pola-pola dan berisi tugas dan fungsi yang harus diikuti Anderson (1972); Van Meter dan Van Horn, (1997); Robbins, (1995)
  • 56. Komponen Dalam Struktur Organisasi (Robbins, 1995) • Kompleksitas • Formalitas • Sentralisasi
  • 57. INDIKATOR STRUKTUR ORGANISASI • Tingkat pembagian tugas pokok dan fungsi; • Kejelasan pelaksanaan tuga-tugas antar instansi; • Tingkat hubungan antara atasan dan bawahan
  • 58. KEMAMPUAN APARAT aparat adalah para pelaksana kegiatan dan proses penyelenggaraan pemerintahan negara (Tayibnapis, 1993; Moerdiono 1988) kecakapan yang berhubungan dengan tugas (Handayaningrat, 1986; Bibson, 1991; Soetopo, 1999)
  • 59. INDIKATOR KEMAMPUAN APARAT • Tingkat pendidikan aparat; • Kemapuan penyelesaian pekerjaan sesuai jadwal; • Kemampuan melakukan kerjasama; • Kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan yang dialami organisasi; • Kemampuan dalam menyusun rencana kegiatan; • Kecepatan dalam melaksanakan tugas; • Tingkat kreativitas mencari tata kerja yang terbaik; • Tingkat kemampuan dalam memberikan pertanggungjawabkan kepada atasan; • Tingkat keikutsertaan dalam pelatihan/kursus yang berhubungan dengan bidang tugasnya
  • 60. SISTEM PELAYANAN sistem adalah suatu jaringan yang berhubungan satu sama lain menurut skema atau pola yang bulat untuk menggerakkan suatu fungsi yang utama dalam suatu usaha atau urusan (Prajudi, 1992:89; Pamudji, 1998:89) sistem pelayanan adalah kesatuan yang utuh dari suatu rangkaian pelayanan yang saling terkait, bagian atau anak cabang dari suatu sistem pelayanan terganggu maka akan mengganggu pula keseluruhan pelayanan itu sendiri
  • 61. INDIKATOR KEMAMPUAN SISTEM PELAYANAN • Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan berkait dengan lokasi tempat pelayanan; • Kejelasan informasi tentang pelayanan yang diberikan; • Perlindungan terhadap dampak hasil pelayanan; • Keterkaitan antara struktur organisasi, kemampuan aparat dan sistem pelayanan dengan kualitas pelayanan publik.
  • 62. SARANA PELAYANAN (TEKNOLOGI PELAYAAN) sarana pelayanan merupakan segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga berfungsi sosial dalam rangka kepentingan orang-orang yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja itu (Moenir (2001:19))
  • 63. FUNGSI SARANA PELAYANAN • Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan; • Meningkatkan produktivitas baik barang ataupun jasa; • Kualitas produktivitas baik barang ataupun jasa; • Kualitas produk yang lebih baik / terjamin; • Lebih mudah / sederhana dalam gerak para pelakunya; • Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan; • Menimbulkan perasaan puas pada orang-orang yang berkepentingan, sehingga dapat mengurangi sifat emosional mereka.
  • 65. Penerapan Sistem Kualitas Yang Berfokus Pada Pelanggan Ketidakpedulian Aparatur Dalam Menerapkan Sistem Kualitas Yang Berfokus Pada Pelanggan
  • 66. Perbaikan Kualitas Mengacu pada Kepuasan Total Pelanggan KEPUTUSAN TOTAL PELANGGAN Kualitas Produk Harga Waktu Penyerahan Pengendalian Kualitas Pengendalian Pemasok Pengendalian Hubungan Pelanggan Pengendalian Hubungan Tenaga Kerja Pengendalian Informasi Pengendalian Proses Produksi Pengendalian Finansial Pengendalian Investori Pengendalian Anggaran Dan lain - lain Kebijakan Manajemen Organisasi Manajemen Fungsi Manajemen Gugus Kendali Mutu (QCC) PENGENDALIAN KUALITAS TERPADU Plan (P) Do (D) Study (S) Act (A) P E R B A I K A N Vincent, Gasperz (1997)
  • 67. DIMENSI ATAU ATRIBUT YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PERBAIKAN KUALITAS JASA Gaspersz (1997) 1. Ketepatan waktu pelayanan 2. Akurasi pelayanan 3. Kesopanan dan keramahan 4. Tanggung jawab 5. Kelengkapan 6. Kemudahan mendapat pelayanan 7. Variasi model pelayanan 8. Pelayanan pribadi 9. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan 10. Atribut pendukung pelayanan lainnya
  • 68. BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN 1. Keputusan total pelanggan 2. Menjadikan kualitas sebagai tujuan utama pelayanan 3. Membangun kualitas dalam sebuah proses 4. Menerapkan filosofi, berbicara berdasarkan fakta 5. Menjalin kemitraan baik internal maupun eksternal
  • 69. VARIABEL-VARIABEL PELAYANAN PRIMA Lukman (1998) 1. Pemerintahan yang bertugas melayani 2. Masyarakat yang dilayani pemerintah 3. Kebijaksanaan yang dijadikan landasan pelayanan publik 4. Peralatan atau sarana pelayanan yang canggih 5. Resources yang tersedia untuk diracik dalam bentuk kegiatan pelayanan 6. Kualitas pelayanan yang memuaskan masyarakat sesuai dengan standar dan asas-asas pelayanan masyarakat 7. Manajemen dan kepemimpinan serta organisasi pelayanan masyarakat
  • 70. 5 (LIMA) KOMPONEN LAYANAN SEPENUH HATI Patton (1988) 1. MEMAHAMI EMOSI KITA 2. KOMPETENSI 3. MENGELOLA EMOSI KITA 4. BERSIFAT KREATIF DAN MEMOTIVASI DIRI SENDIRI 5. MENYELARASKAN EMOSI- EMOSI ORANG LAIN
  • 71. CIRI-CIRI SISTEM KUALITAS MODERN Gaspersz (1997) 1. Orientasi Pada Pelanggan 2. Adanya Partisipatif Aktif Yang Dipimpin Oleh Manajemen Puncak (Top Management) 3. Adanya Pemahaman Dari Setiap Orang 4. Aktivitas Yang Berorientasi Pada Tindakan Pencegahan Kerusakan 5. Adanya Suatu Filosofi Yang Menganggap Bahwa Kualitas Merupakan “Jalan Hidup”
  • 72. PENILAIAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DAN STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK
  • 73. PENILAIAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK • kualitas pelayanan sulit diukur, karena ukuran kualitas tersebut yang menentukan bukan provider tetapi terletak pada tanggapan customer. • Sedangkan customer sendiri kebanyakan tidak transparan menyatakan dalam hal baik buruknya pelayanan oleh birokrasi
  • 74. 1. Effectiveness (or Outcome) indicators % reduction in the incidence of a disease resulting from a preventative health program 2. Cost Effectiveness Indicators % reduction in the incidence of a disease resulting from a preventative health program 3. Outputs Measures Number of Development Applications Processed by planning agency 4. Efficiency Indicators Number of employees per megawatt of electricity capacity or production 5. Level of Service Indicators Percentage of on time running for public transport 6. Workload (or Demand) Indicators Waiting lists for public housing or hospital beds Hirarki Kinerja Organisasi Publik Sumber : Adapted from Collins (1987)
  • 75. Pengukuran Produktivitas Menurut Rosen (1993) • Ukuran Kuantitas Output • Ukuran Input • Ukuran Kualitas Output
  • 76. Ukuran Kuantitas Output Dalam membentuk sebuah sistem untuk mengukur kuantitas output, keputusan seringkali mengarah pada bagaimana untuk menghitung unit kerja yang dibedakan berdasarkan kesulitan Pengukuran produktivitas diperlukan untuk menilai spesifikasi apakah produk layanan dapat memuaskan pengguna jasa pelayanan
  • 77. Ukuran Input Untuk mengukur produktivitas, perlu menentukan berapa banyak sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output Produktivitas adalah hubungan antara input dan output
  • 78. Ukuran Kualitas Output Sebuah layanan dikatakan lebih baik jika layanan tersebut lebih akurat, tepat waktu, tahan lama, dapat dipercaya, sesuai, dapat diakses, dan sebagainya
  • 79. Penemuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan level kepuasan klien (Epstein, 1992) 1. Program-program target atau layanan pada tetangga, daerah, atau klien dengan kebutuhan khusus. 2. Realokasi layanan yang sudah ada menurut kebutuhan mereka. 3. Pelajari tentang perubahan yang tidak mahal yang dapat membuat layanan tersebut lebih bermanfaat untuk warga negara atau klien yang sedang dilayani. 4. Pelajari bagaimana kondisi komunitas atau klien dan perubahan persepsi setelah perubahan pelayanan yang diberikan berpengaruh dalam periode waktu tertentu.
  • 80. STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK • Kevin P. Kearns • Turner dan Hulme • Alan Norton
  • 81. Strategi Pelayanan Menurut Kevin P. Kearns • Growth Strategies (Strategi Pertumbuhan) • Retrenchment Strategies (Strategi Meningkatkan Efisiensi) • Stability Strategies (Strategi Stabilisasi) • Collaborative Strategies (Strategi Kolaborasi)
  • 82. Strategi Pelayanan Menurut Turner dan Hulme • Society-centered strategy 1. Social Class analysis 2. Pluralism 3. Public Choice • State-centered strategy
  • 83. Strategi Pelayanan Menurut Alan Norton • Strategi pelaksanaan langsung pelayanan • Indirect or Delegated Strategy
  • 84. Prinsip-prinsip Pelayanan • Appropriateness • Accessibility • Continuity • Technicality • Profitability • Equitability • Transparency • Accountability • Effectiveness And Efficiency
  • 85. PERBAIKAN KUALITAS, STRATEGI, DAN PERANAN PEMERINTAH DALAM PELAYANAN PUBLIK
  • 86. Perbaikan Kualitas 2 (dua) sudut pandang perbaikan kualitas : 1. Pandangan tradisional 2. Pandangan modern
  • 87. 1. Memandang kualitas sebagai isu bisnis Pandangan Tradisional 1. Memandang kualitas sebagai isu teknis Pandangan Modern PANDANGAN TRADISIONAL dan MODERN TENTANG KUALITAS 2. Usaha perbaikan kualitas diarahkan oleh manajer puncak 2. Usaha perbaikan kualitas pada fungsi atau departemen produksi 3. Kualitas mencakup semua fungsi atau departemen dalam organisasi 3. Memfokus kualitas pada fungsi atau departemen produksi 4. Produktivitas dan kualitas merupakan sasaran yang bersesuaian, karena hasil-hasil produktivitas dicapai melalui peningkatan atau perbaikan kualitas 4. Produktivitas dan kualitas merupakan sasaran yang bertentangan 5. Kualitas secara tepat didefinisikan sebagai persyaratan untuk memuaskan pengguna produk. Membandingkan produk terhadap kompotisi dan terhadap produk terbaik di pasar 5. Kualitas didefinisikan sebagai konformasi terhadap spesifikasi atau standar. Membandingkan produk terhadap spesifikasi
  • 88. 6. Kualitas diukur melalui perbaikan proses dan kepuasan pelanggan secara terus menerus dengan menggunakan ukuran-ukuran kualitas berdasarkan pelanggan 6. Kualitas diukur melalui derajat nonkonformasi menggunakan ukuran-ukuran kualitasi internal PANDANGAN TRADISIONAL dan MODERN TENTANG KUALITAS (lanjutan) 7. Kualitas ditentukan melalui desain produk dan dicapai melalui teknik pengendalian yang efektif serta memberikan kepuasan selama masa pakai produk 7. Kualitas dicapai melalui inspeksi secara intensif terhadap produk 8. Kerusakan dicegah sejak awal melalui teknik pengendalian proses yang efektif 8. Beberapa kerusakan atau cacat diizinkan, jika produk telah memenuhi standar kualitas minimum 9. Kualitas adalah bagian dari setiap fungsi dalam semua tahap dari siklus hidup produk 9. Kualitas adalah fungsi terpisah dan berfokus pada evaluasi produksi 10. Manajemen bertanggung jawab untuk kualitas 10. Pekerja dipermalukan apabila menghasilkan kualitas yang jelek 11. Hubungan dengan pemasok bersifat jangka panjang dan berorientasi kualitas 11. Hubungan dengan pemasok bersifat jangka pendek dan berorientasi pada biaya
  • 89. Aspek-Aspek Kunci dari Sistem Kualitas 1. Tanggung Jawab Manajemen 3. Struktur Sistem Kualitas 2. Sumber Daya Material dan Personal 4. Keterkaitan Dengan Pelanggan
  • 90. - Kebijakan kualitas - Tujuan kualitas - Tanggung jawab dan wewenang - Tinjauan ulang manajemen Elemen 1. Tanggung Jawab Manajemen Sub Bagian ELEMEN-ELEMEN MANAJEMEN PELAYANAN - Personel - Motivasi - Pelatihan dan pengembangan - Komunikasi - Sumber daya material 2. Sumber daya material dan personel - Service quality loop - Dokumen dan catatan kualitas - Audit kualitas internal 3. Struktur sistem kualitas - Komunikasi dengan pelanggan 4. Keterkaitan dengan pelanggan - Kualitas dalam riset pasar dan analisis - Obligasi pemasok - Service brief - Manajemen jasa - Kualitas dalam periklanan 5. Proses pemasaran
  • 91. - Tanggung jawab desain - Spesifikasi jasa - Spesifikasi penyerahan jasa - Spesifikasi pengendalian - Kualitas - Tinjauan ulang desain - Validasi dari jasa, penyerahan jasa dan spesifikasi pengendalian kualitas - Pengendalian perubahan disain 6. Proses desain ELEMEN-ELEMEN MANAJEMEN PELAYANAN (lanjutan) - Penilaian pemasok dari kualitas jasa - Penilaian pelanggan dari kualitas jasa - Status jasa - Tindakan korektif untuk non-conforming service - Pengendalian sistem pengukuran 7. Proses penyerahan jasa - Pengumpulan data dan analisis - Metode statistik - Perbaikan kualitas jasa 8. Analisis dan performasi dan perbaikan jasa Sumber : Vincent Gaspersz (1997)
  • 92. STRATEGI PELAYANAN adalah bagian sentral strategi upaya organisasi yang juga meliputi tujuan, manfaat, pasar, teknologi dan sebagainya
  • 93. 2 (DUA) TUJUAN STRATEGI PELAYANAN PUBLIK 1. menciptakan perbedaan yang dapat dilihat dan diukur oleh publik 2. mempunyai dampak yang sesungguhnya pada cara segala hal dilakukan di dalam organisasi
  • 94. MODEL STRATEGI PELAYANAN OLEH DENIS WALKER Strategi Pelayanan Pemantauan Umpan Balik Umpan Balik Wawasan Harapan Pelanggan Unjuk kerja Pesaing Pelayanan Materi Pelayanan Pribadi Mutu Produk Lingkungan Pelayanan Sistem Pelayanan Keahlian Pelayanan dan Pengetahuan Produk Sikap Pelayanan Sistem Manusia Citra yang Diproyeksikan Persepsi Pelanggan Tentang Pelayanan
  • 95. 1. Keperluan dan harapan pelanggannya perludidefinisikan dan diperhatikan secermat-cermatnya 2. Kegiatan pesaing (utamanya pelayanan publik yang lain) apa yang dilakukan perlu selalu diketahui dan dipelajari dengan baik 3. Wawasan tentang masa depan, untuk kepentingan jangka panjang harus ada keberanian bereksperimen dan perubahan-perubahan untuk masa depan Diperlukan Perpaduan pelayanan materi pelayanan pribadi
  • 97. Fungsi pelayanan yang dijalankan pemerintahan modern saat ini tujuan terbentuknya pemerintahan itu sendiri pelayanan kepada masyarakat
  • 98. DIMENSI dan MODEL PEMERINTAHAN DAERAH Community Oriented Enabler Residual Enabling Authority Participatory Democracy Traditional Bureaucratic Authority Representative Democracy STRONG PUBLIC SECTOR EMPHASIS STRONG MARKET EMPHASIS WEAK LOCAL GOVERNMENT STRONG LOCAL GOVERNMENT Market-Oriented Enabler Sumber : Leanch, Stewart & Walsh (1994)
  • 99. PENGEMBANGAN MODEL CITIZEN'S CHARTER DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA
  • 100. Gugus pemikiran lain yang berpengaruh terhadap upaya pembaruan (reformasi) pelayanan publik khususnya di negara Inggris (Oliver dan Drewry, 1996) 1. memperkuat konsumen 2. pemerintahan dengan sistem kontrak 3. membawa politik keluar dari area Layanan publik The Citizen's Charter
  • 101. The Citizen's Charter merupakan salah satu langkah dari reformasi pelayanan publik yang terjadi di Inggris saat Perdana Menteri Margareth Thatcher berada di pusat kebijakan yang berusaha memberikan suara yang lebih besar kepada konsumen layanan publik (Oliver dan Drewry, 1996:26)
  • 102. Langkah-Iangkah yang telah dilakukan sebelum Charter dipublikasikan pada tahun 1991 - peningkatan pilihan sekolah untuk anak-anak mereka yang tersedia bagi orang tua - peningkatan penyewa dalam manajemen perumahan lokal yang dimiliki sendiri dimunculkan secara eksplisit untuk pertama kalinya pada rentang luas aktivitas Layanan publik dalam CHARTER
  • 103. Pada intinya, dalam citizen's charter berusaha memberikan kewenangan dan hak kepada konsumen layanan publik, dalam hal ini adalah masyarkaat sehingga apabila layanan publik yang diberikan oleh pemerintah tersebut dirasakan mengecewakan masyarakat, maka masyarakat dapat menuntut standart pelayanan kepada pemerintah karena telah dilakukan semacam kontrak antara pemerintah dengan publik dalam memberikan pelayanannya (Oliver dan Drewry, 1996)
  • 104. The Citizen's Charter dipresentasikan kepada Parlemen di Inggris oleh Perdana Menteri pada Juli 1991 dan dipublikasikan dalam bentuk Kertas Pemerintah (comman paper) The Citizen's Charter dipresentasikan kepada Parlemen di Inggris oleh Perdana Menteri pada Juli 1991 dan dipublikasikan dalam bentuk Kertas Pemerintah (comman paper)
  • 105. Tema-tema dalam The Citizen's Charter (Oliver dan Drewry, 1996:28) 1. Standar yang /ebih tinggi : publikasi, dan bahasa yang jelas, standar layanan, pengawasan yang lebih kuat dan independen, sebuah skema "tanda charter" untuk mengidentifikasi lembaga-lembaga yang ada melalui term charter/dana; 2. Keterbukaan : menghilangkan kekaburan tatanan organisasional, biaya layanan, dsb; staf diidentifikasi melalui nama-namanya; 3. Informasi : publikasi secara reguler mengenai target-target kinerja dan seberapa bagus mereka dipenuhi; 4. Non-diskriminasi : layanan yang tersedia apapun ras maupun jenis kelaminnya; brosur yang dicetak dalam bahasa-bahasa minoritas yang dibutuhkan; 5. Daya respon : kepekaan yang lebih besar terhadap kebutuhan konsumen; konsumen diminta pendapatnya mengenai layanan yang diberikan; 6. Keluhan : tingkat responden terhadap keluhan yang lebih bagus (termasuk sebuah sistem mediator lokal yang terkait dengan penanganan klaim-klaim minor), penyembuhan yang memadai, termasuk kompensasi yang tepat
  • 106. Dalam perkembangannya kebijakan publik yang menyentuh banyak dimensi mendorong pelayanan publik untuk menerapkan customer's charter Istilah Customer's Charter Istilah Citizen's Charter dimana merupakan suatu petunjuk dan referensi bagi birokrat dalam menjalankan tugasnya yang berisi hak-hak yang dimiliki masyarakat dalam suatu pelayanan
  • 107. Pengembangan customer's charter akan mendorong bukan hanya perubahan struktur birokrasi, seperti prosedur pelayanan dan sifat hubungan antara penyelenggara dan pengguna pelayanan publik, tetapi nilai, etika dan budaya pelayanan yang selama ini cenderung melecehkan kedudukan pengguna jasa tentu tidak dapat dilakukan lagi, mempermudah para pengguna pelayanan dan siapa saja yang melakukan peran kontrol seperti civil society organization (CSO) dan media massa untuk mengawasi jalannya penyelenggaraan pelayanan publik
  • 108. IMPLIKASI CITIZEN'S CHARTER TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA
  • 109. Tujuan Diimplementasikannya Citizen Charter 1. Agar pelayanan publik menjadi lebih RESPONSIF (kesesuaian antara pelayanan dengan kebutuhan masyarakat) 2. Agar pelayanan publik menjadi lebih TRANSPARAN (semua spek pelayanan yakni jenis, prosedur, waktu, biaya dan cara pelayanan, dapat diketahui dengan mudah oleh pengguna layanan) 3. Agar pelayanan publik menjadi lebih AKUNTABEL (aspek pelayanan dan konteks penyelenggaraannya dinilai baik oleh pengguna layanan)
  • 110. Beberapa Sendi-Sendi Pelayanan Yang Harus Dipertimbangkan Dalam Merumuskan Citizen’s Charter 1. Kesederhanaan (mudah, lancar, cepat) 2. Kejelasan Dan Kepastian (prosedur, penanggungjawab, biaya, waktu penyelesaian, hak dan kewajiban) 3. Keamanan (kenyamanan, kepastian, hukum dan penyimpanan) 4. Keterbukaan (informasi terbuka, peduli dan sopan) 5. Efisiensi (waktu dan persyaratan lengkap) 6. Ekonomis (kesederhanaan, mudah, lancar dan cepat) 7. Keadilan Yang Merata (tidak ada perbedaan pelayanan) 8. Ketepatan Waktu (tepat sesuai permohonan)
  • 111. Gagasan Citizens' Charter (CC) di Indonesia pertama kali dipopulerkan Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM yang bekerja sama dengan The Ford Foundation. Citizens Charter sendiri merupakan suatu pendekatan penyelenggaraan pelayanan publik yang menempatkan pengguna layanan sebagai pusat perhatian. Artinya kebutuhan dan kepentingan pengguna layanan harus menjadi pertimbangan utama dalam keseluruhan proses penyelenggaraan pelayanan publik.
  • 112. Beberapa Alasan Mendasar Perlunya Citizen Charter bagi Organisasi Publik 1. Citizens' Charter diperlukan untuk memberikan kepastian pelayanan yang meliputi waktu/ biaya/ prosedur, dan cara pelayanan 2. Citizens' Charter dapat memberikan informasi mengenai hak dan kewajiban pengguna layanan/penyedia pelayanan, dan stakeholder lainnya dalam keseluruhan proses penyelenggaraan pelayanan 3. Citizens' Charter memberikan kemudahan bagi pengguna layanan warga dan stakeholders lainnya untuk mengontrol praktik penyelenggaraan pelayanan 4. Citizens' Charter mempermudah manajemen pelayanan dalam memperbaiki kinerja penyelenggaraan pelayanan 5. Citizens' Charter dapat membantu manajemen pelayanan untuk mengidentifikasikan kebutuhan dan aspirasi pengguna layanan dan stakeholder lainnya
  • 113. Perbedaan Citizen's Charter (CC) dengan Pelayanan Konvensional Pelayanan Konvensional Citizen Charter Dirumuskan secara sepihak oleh pemerintah dan bersifat tertutup serta sebagai pedoman bagi penyelenggara pelayanan Dirumuskan sebagai sebuah kesepakatan bersama yang bersifat terbuka Sebagai alat kontrol pemerintah Sebagai instrumen publik untuk mengontrol jalannya penyelenggaraan pelayanan Prosedur pelayanan yang cenderung mengatur kewajiban pengguna layanan dan mengabaikan haknya Mengatur hak serta hak penyedia dan pengguna layanan secara seimbang Pelayanan publik menjadi urusan dan tanggung jawab pemerintah Pelayanan publik menjadi urusan dan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan warga masyarakat
  • 114. Terkait dengan eksistensi Citizens' Charter ini, setidaknya ada 5 (lima) unsur pokok yang keberadaannya sangat menentukan keberhasilannya, yaitu : 1. Visi Misi dari Instansi Penyedia Pelayanan Publik 2. Standar Pelayanan Publik 3. Alur Pelayanan 4. Unit atau Bagian Pengaduan Masyarakat 5. Survei Pengguna Layanan
  • 115. Agar citizen's charter sebagai pendekatan yang baru dalam pelayanan publik dapat diimplementasikan, maka diperlukan adanya proses pelembagaan karena tata cara, prosedur dan nilai-nilai yang digunakan sangat berbeda dengan pelayanan publik yang selama ini
  • 116. Proses pelembagaan citizen charter ditempuh melalui 4 (empat) tahapan , yaitu : 1. Tahap Promosi 2. Tahap Formulasi 3. Tahap Implementasi 4. Tahap Evaluasi
  • 117. TAHAP PROMOSI Pada tahapan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih lanjut tentang Citizens' Charter serta membangun kesepakatan dengan pengguna jasa pelayanan/penyedia layanan dan stakeholders lainnya mengenai perlunya Citizens' Charter dilembagakan. Adapun kegiatannya antara lain: 1. Diseminasi informasi dilakukan dengan melalui leaflet, iklan layanan masyarakat dengar pendapat dan pelatihan 2. Jejaring dilakukan dengan cara membangun kontak dengan penyedia layanan/ pengguna layanan dan stakeholder/ pembentukan forum Citizens' Charter 3. Monitoring. Indikator keberhasilan pada tahap pertama dapat dinilai dengan: - Jumlah leaflet yang tersebar - Frekuensi penayangan per-hari - Frekuensi dengar pendapat dan jumlah partisipan dalam dengar pendapat - Terjalinnya kontak dan dialog antar penyedia layanan/pengguna layanan dan stakeholder
  • 118. TAHAP FORMULASI Pada tahapan formulasi bertujuan untuk membuat dokumen Citizens' Charter. Hal ini diaktulisasikan melalui kegiatan antara lain : penjajakan kebutuhan dengan cara penilaian cepat, survei pengguna layanan, fokus grup diskusi (FGD), indepth interview, Validasi dan penyusunan Citizens' Charter, serta monitoring. Adapun indikator keberhasilan pada tahap kedua dapat dinilai dari : 1. Daftar identifikasi masalah yang ada, harapan, kebutuhan yang menyangkut biaya, waktu, sikap dan prosedur 2. Daftar unsur yang perlu dimasukkan ke dalam Citizens Charter 3. Terbentuknya dokumen Citizens Charter
  • 119. TAHAP IMPLEMENTASI Pada tahapan implementasi bertujuan guna menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan Citizens' Charter. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah : 1. Sosialisasi dokumen Citizens' Charter yang dapat dilakukan dengan cara distribusi Citizens' Charter, pemuatan pada media baik cetak maupun elektronik, talkshow radio dan televisi 2. Pelatihan untuk penyediaan layanan 3. Penerapan pelayanan atas dasar Citizens' Charter 4. Monitoring - Jumlah dokumen yang tersebar - Frekuensi pemuatan di media - Jumlah penyedia layanan yang dilatih - Penguasaan materi training dan kepatuhan dengan tujuan Citizens' Charter.
  • 120. TAHAP EVALUASI Evaluasi bertujuan untuk mengidentifikaasikan pengalaman yang dapat dipetik dari penerapan Citizens' Charter dan menilai manfaat pelembagaan Citizens' Charter bagi perbaikan pelayanan. Sedang kegiatan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan tujuan tersebut antar lain survei pengguna layanan, observasi dan fokus grup diskusi. Adapun indikator keberhasilan dari tahap evaluasi ini adalah : 1. Identifikasi masalah pelembagaan Citizens' Charter 2. Solusi perbaikan 3. Kinerja pelayanan yang lebih baik
  • 121. MANFAAT CITIZEN’S CHARTER BAGI PEMERINTAH 1. Memudahkan melakukan evaluasi terhadap kinerja pelayanan 2. Membantu memahami kebutuhan dan aspirasi warga serta stakeholder mengenai penyelenggaraan pelayanan publik 3. Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa pelayanan publik bukan hanya tanggung jawab pemerintah tetapi juga menjadi tanggung jawab semua, termasuk warga masyarakat selaku pengguna layanan BAGI MASYARAKAT 1. Memberikan jaminan bahwa pelayanan publik akan menjadi lebih responsif 2. Memberi kemudahan kepada masyarakat untuk mengakses informasi dan sekaligus melakukan kontrol terhadap penyelenggaraan pelayanan 3. Penghargaan terhadap martabat dan kedudukan masyarakat sebagai warga Negara yang berdaulat (masyarakat sebagai subyek)