SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 24
1
I. PRINSIP GELATINISASI
Gelatinisasi adalah peristiwa pengembangan granula pati yang mulanya bersifat
balik. Jika dipanaskan terus menerus hingga mencapai suhu tertentu, pengembangan
granula pati akan bersifat tidak dapat balik dan akan terjadi perubahan struktur granula.
Proses gelatinisasi terjadi karena kerusakan ikatan hidrogen yang berfungsi untuk
mempertahankan struktur dan integritas granula pati. Jumlah fraksi amilosa-amilopektin
sangat berpengaruh pada proses gelatinisasi pati. Amilosa memiliki ukuran yang lebih
kecil dengan struktur tidak bercabang. Sementara amilopektin merupakan molekul
berukuran besar dengan struktur bercabang banyak dan membentuk double helix. Saat
pati dipanaskan, beberapa double helix fraksi amilopektin merenggang dan terlepas
saat ada ikatan hidrogen yang terputus. Jika suhu yang lebih tinggi diberikan, ikatan
hidrogen akan semakin banyak yang terputus, menyebabkan air terserap masuk ke
dalam granula pati. Pada proses ini, molekul amilosa terlepas ke fase air yang
menyelimuti granula, sehingga struktur dari granula pati menjadi lebih terbuka, dan
lebih banyak air yang masuk ke dalam granula, menyebabkan granula membengkak
dan volumenya meningkat. Molekul air kemudian membentuk ikatan hidrogen dengan
gugus hidroksil gula dari molekul amilosa dan amilopektin. Di bagian luar granula,
jumlah air bebas menjadi berkurang, sedangkan jumlah amilosa yang terlepas
meningkat. Molekul amilosa cenderung untuk meninggalkan granula karena strukturnya
lebih pendek dan mudah larut. Mekanisme ini yang menjelaskan bahwa terjadi proses
gelatinisasi pada larutan pati yang dipanaskan.
Setiap jenis pati memiliki karakteristik gelatinisasi yang berbeda-beda.
Gelatinisasi dan sifat pembengkakan dari setiap jenis pati ditentukan oleh struktur
amilopektin, komposisi pati, dan granula. Saat pati dipanaskan dengan air berlebih di
atas suhu gelatinisasinya, granula pati yang memiliki kandungan amilopektin lebih tinggi
akan membengkak lebih besar dibandingkan dengan yang memiliki kandungan yang
lebih rendah. Jenis tepung juga akan memiliki distribusi pertikel yang berbeda. Partikel
yang memiliki ukuran besar, memiliki luas permukaan yang kecil. Sehingga air
memerlukan waktu yang lebih lama untuk diabsorpsi ke dalam partikel pati. Sebaliknya,
2
ukuran partikel lebih kecil akan meningkatkan laju penyerapan air dalam partikel. Di
samping itu, perbedaan sifat gelatinisasi juga dikarenakan distribusi berat granula pati.
Semakin besar berat molekul, gelatinisasi akan terjadi pada suhu yang lebih rendah
dibandingkan dengan yang memiliki berat molekul rendah. Saat larutan pati dipanaskan
di atas suhu gelatinisasinya, pati yang mengandung amilopektin lebih banyak akan
membengkak lebih cepat dibandingkan dengan pati lain dengan kandungan amilosa
yang lebih tinggi.
Tidak seperti gula, pati tidak larut dengan air pada temperatur ruangan, tetapi
harus dipanaskan terlebih dahulu. Pati dan tepung tidak dapat saling menggantikan.
Tepung jagung, contohnya, akan mengandung protein dan mineral sebagai tambahan
dari pati. Pati kentang berasal dari kentang, tetapi tepung kentang berasal dari seluruh
kentang yang dikupas.
Pati merupakan komponen utama pembentuk tekstur pada produk makanan
yang sifatnya thickening (mengentalkan) dan gelling (pembentuk gel). Tepung dan pati
yang umum digunakan berasal dari beras, ketan, terigu, dan singkong. Berbagai
macam tepung atau pati memberikan sifat yang berbeda pada bahan makanan. Tepung
beras membentuk tekstur lembut, memberikan tampilan opaque (tidak bening) setelah
proses pemasakan dan tidak lengket saat dimasak. Tepung beras ketan adalah tepung
yang terbuat dari kultivar beras yang mengandung sejumlah besar amilopektin. Tepung
ketan memiliki viskositas yang lebih tinggi dan memiliki granula pati yang berukuran
lebih kecil dibandingkan dengan tepung beras. Tepung ketan membentuk tekstur yang
kenyal dan agak lengket. Tepung terigu memiliki viskositas suhu panas yang rendah,
menghasilkan gel berwarna opaque dan mudah putus. Tepung tapioka berasal dari
umbi tanaman singkong memberikan kekentalan pada pemasakan yang singkat tetapi
tidak bisa memberikan kekentalan yang cukup setelah dingin.
3
II. BAHAN PENGENTAL DARI BIJI-BIJIAN
1. Tepung Gandum
Bukan merupakan kanji yang murni, biasanya mempunyai kandungan protein
sekitar 10%. Biasanya, tepung berprotein rendah mempunyai lenih banyak kanji dan
merupakan bahan pengental yang lebih baik. Kandungan dari protein membuat tepung
kurang efisien seperti pengental daripada kanji murni. Kanji gandum murni, bisa
digunakan sebagai bahan alternatif. Umumnya, membutuhkan hampir dua kali lipat dari
tepung gandum untuk mengentalkan daripada tepung yang terbuat dari biji-bijian atau
akar-akaran. Tepung, pada umumnya harus dimasak dengan baik. Jika tidak, itu akan
meninggalkan tekstur yang kasar.
2. Tepung Jagung
Tepung ini harus dimasak secara benar, jika tidak itu akan meninggalkan warna
pucat, rasa kasar setelahnya. Tepung ini digunakan untuk mengentalkan custard yang
sebelumnya sudah dicampur dengan sedikit cairan untuk mencegah terjadinya
gumpalan.
4
III. PENGENTAL YANG BERASAL DARI AKAR-AKARAN
1. Potato Flour
Tepung ubi (ground kering kentang) atau kentang kering serpih dapat
ditambahkan ke tepung terigu dalam persentase rendah (biasanya sekitar 3 persen). Itu
dapat membantu dalam retensi kelembaban, bertindak sebagai extender, dan
membantu untuk menjaga roti lembut seperti usia. Tepung ubi mengandung protein 8
persen dan lebih tinggi pada thiamin, riboflavin, dan niasin dari tepung terigu.
2. Tapioka
Berasal dari tanaman singkong, adalah pengental pilihan untuk pai berry juicy,
karena tidak awan warna buah dan mengental indah. Tepung tapioka dan butiran
tapioka instan keduanya bekerja dengan baik, namun, butiran instan mengambil sebuah
terlihat tekstur bulat jika tidak ada cukup cairan disediakan oleh buah jus. Karena
butiran tapioka instan membutuhkan kelembaban untuk membubarkan, mereka tetap
keras pada permukaan kisi-atasnya pai di mana mereka langsung terkena udara kering
oven. Tepung tapioka, karena ditumbuk halus, lebih mudah larut dan merata. Ini
memiliki dua kali penebalan kekuatan tepung.
3. Arrowrootflour
Berasal dari pati umbi tropis diyakini berasal dari Amerika Selatan. Ini memiliki
hampir dua kali penebalan kekuatan tepung, dan benar-benar jelas dan hambar.
5
IV. PERBEDAAN HASIL AKHIR PRODUK YANG MENGGUNAKAN
BAHAN PENGENTAL DARI BIJI-BIJIAN & AKAR-AKARAN
Bahan Pengental dari Biji-Bijian Bahan Pengental dari Akar-Akaran
Berembun saat beku Membeku dan mencair tanpa berembun
Saat didinginkan terlihat keruh Akan encer jika dipanaskan kembali
Akan mengental menjadi gel saat dingin Menebal pada suhu lebih rendah (sekitar
170° F)
Mengental tepat sebelum mendidih dan
dapat dilanjutkan hingga mendidih
Akan lebih mengental saat panad dan
perlahan encer saat dingin
Dapat dipanaskan ulang tanpa takut lebih
encer
Berkisar antara jelas hingga transparan
dan berkilau saat dingin
Dapat mentolerir pengadukan secara
terus-menerus saat panas (sebelum dingin
dan set)
Akan encer jika terlalu banyak diaduk
6
V. BAHAN PENGENTAL LAINNYA
1. Gelatin
Gelatin merupakan campuran antara peptida dengan protein yang diperoleh dari
hidrolisis kolagen yang secara alami terdapat pada tulang atau kulit binatang. Gelatin
komersial biasanya diperoleh dari ikan, sapi, dan babi. Dalam industri pangan, gelatin
luas dipakai sebagai salah satu bahan baku dari permen lunak, jeli, dan es krim.
2. Pati beras
Terkadang ditambahkan ke cookies seperti shortbread untuk membentuk tekstur
yang empuk dan mudah hancur. Tepung ini mempunyai hampir dua kali lipat bahan
pengental daripada tepung gandum.
3. Pati Instan
Diproses khusus (pada dasarnya dimasak) sehingga memiliki kemampuan untuk
mengembang dan mengentalkan cairan yang dingin. Salah satu pati instan yang dijual
dengan merek Clarjel terbuat dari lilin tepung jagung, yang bisa digunakan sebagai
filling dan kue. Pati ini tidak terlalu mengikat asam buah atau cairan dari pati pati
lainnya.
4. Telur
Mengandung enzim yang disebut amilase yang akan memecah patti amilosa.
Saus dan custard yang mengandung telur harus dimasak sampai hampir mendidih
(sampai muncul gelembung) untuk mematikan enzim ini. Pati membuat telur tidak
matang ketika sudah mencapai temperatur yang tinggi.
5. Asam
7
Seperti wine, cuka, atau jus lemon. Menghambat proses pengembangan dan
pengentalan. Jika resep mempunyai kadar asam yang tinggi, asam harus ditambahkan
di akhir. Asam ini harus ditambahkan ketika campuran masih panas, atau kandungan
kekentalannya akan rusak.
6. Gula
Memperlambat pengembangan butiran pati. Jumlah gula yang banyak dapat
mencegah pati dari pengembangan dan pengentalan sehingga memperoleh kandungan
kekentalan yang cukup. Gula juga meningkatkan suhu gelatinisasi pati. Sukrosa dan
laktosa adalah dua gula yang paling mempengaruhi pati.
8
VI. GELATIN
VI.I CARA PEMBUATAN GELATIN
1. Pencucian
Tulang dimasukkan ke dalam ember atau bak dan diaduk-aduk, kemudian airnya
dibuang. Hal ini dilakukan beberapa kali. Pencucian tulang dapat juga dilakukan
penyemprotan air tekanan tinggi agar kotoran-kotoran yang menempel kuat pada tulang
terlepas.
2. Pemotongan
Tulang dipotong-potong dengan kampak sehingga ukurannya menjadi 5-10 cm.
Potongan tulang ini kembali dicuci dengan semprotan air sampai bersih.
3. Perebusan
Potangan yang telah bersih direbus di dalam air mendidih selama 4-5 jam. Kotoran
yang mengambang dan buih dibuang. Setelah itu tulang ditiriskan, kemudian dijemur
atau dikeringkan dengan alat pengering
4. Penggilingan Kasar
Tulang digiling kasar sehingga ukuran menjadi 1-3 cm. Pengecilan ukuran ini dapat
juga dilakukan dengan cara memukul tulang dengan palu.
5. Perendaman di dalam Larutan Kapur
Serpihan tulang direndam di dalam larutan kapur 10%. Setiap 1 kg tulang
membutuhkan 1 liter larutan kapur. Lama perendaman adalah 4~5 minggu. Selama
perendaman, dilakukan pengadukan sekali dua hari. Proses ini akan menyebabkan
ossein yang terdapat pada tulang akan membengkak. Proses ini disebut juga proses
9
membengkakkan ossein”. Setelah itu, tulang dicuci dan disemprot dengan air sehingga
kotoran dan kapur yang menempel pada tulang terbuang.
6. Ekstra Gelatin
Gelatin di dalam tulang diekstrak dengan air panas yang bersuhu 60-1000C. Ekstraksi
yang baik dapat menghasilkan rendemen14-15% (dihitung dari berat tulang). Ekstrasi
dilakukan dengan merendam tulang di dalam air panas.
7. Pengentalan Larutan Gelatin
Larutan gelatin pada wadah pengentalan terus dipanaskan pada suhu 50 C agar lebih
kental dan kadar airnya di bawah 40%.
8. Pencetekan Gelatin
Larutan yang telah kental dan masih panas dituangkan ke dalam cetakan. Gelatin
dibiarkan dingin dan mengeras.
9. Pengeringan Gelatin
Pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Gelatin yang telah mengeras di dalam cetakan dikeringkan di dalam
ruangan yang berdinding kawat agar sirukulasi udara tetap lancar dan tidak
dapat dimasuki oleh serangga dan tikus. Proses ini dilakukan sampai kadar air di
bawah 20%.
2. Gelatin yang telah mengeras dikeluarkan dari cetakan, kemudian dikeringkan
dengan alat pengering pada suhu 50-60 C sampai kadar airnya di bawah 20%.
10. Pengemasan Gelatin
Gelatin yang telah kering dapat dikemas.
10
VI.II PRINSIP KERJA GELATIN
Gelatin adalah salah satu bahan hidrogel dari polimeralami yang dapat
mengalami pembengkakan ketika menyerap air. Gelatin merupakan protein alami
yang di ekstrak dari berbagai jenis binatang,gelatin tidak berbahaya dapat berubah
secara reversible dari sol ke gel dan dapat melindungi koloid. Gelatin dapat bereaksi
dengan cara dilarutkan dulu dengan air hangat.
VI.III JENIS-JENIS GELATIN
1. Gelatin “Type A”
Didapati dengan cara pengasaman, untuk menghasilkan gelatin jenis A (Acid).
Jenis A ini kebanyakannya diperoleh dari kulit babi, tapi ada juga beberapa yang
menggunakan bahan berasal dari tulang. Kulit dari babi muda tidak memerlukan
penggunaan alkali yang intensif karena rangkaian belum terikat kuat. Ia cukup
direndam dalam acid lemah (cair) (HCl) selama sehari untuk dinetralkan dan
setelah itu dicuci berulang kali sehingga asid dan garamnya hilang.
2. Gelatin “Type B”
Cara kedua pula dilakukan untuk menghasilkan gelatin jenis B (Base), yang
mana sumbernya dari kulit tua (keras dan liat) atau pun tulang dari tulang-tulang
dan kulit-kulit hewan seperti lembu, kambing dan kerbau. Mula-mula bahan tersebut
diproses dengan merendamkannya beberapa minggu atau bulan dalam kalsium
hidroksida; maka dengan ini ikatan rangkaian kolagen akan mengembang,
terasing dan terurai. Setelah itu bahan dinetralkan dengan acid sehingga hilang
alkalinya, kemudian dicuci bagi menghilangkan garam yang terbentuk. Setelah itu
barulah dilakukan proses pengekstraskan dan proses yang lain. Gelatin jenis ini
disebut juga sebagai ‘beef bovine’ atau ‘bovine’.
11
VI.IV APLIKASI GELATIN PADA PRODUK PASTRY
Fondant, ganache dan selai atau bahan pelapis yang mengandung bahan dasar
gelatin. panas menggunakan teknik pengolahan dengan cara baking, steaming dan
au bain marie, sedangkan puding dingin diolah dengan cara boiling. Puding panas
dapat disajikan dalam keadaan panas maupun dingin, sedangkan puding dingin,
selalu disajikan dalam keadaan dingin. Produk lain dari patiseri adalah Frozen
Dessert, merupakan dessert yang disajikan dalam keadaan beku. Jenis Frozen
dessert yang paling populer adalah es krim dengan bahan dasar susu, cream, gula,
dan kuning telur, untuk variasi dapat ditambahkan cokelat, buah, kacang dan lain-
lain. Selain jenis es krim ada juga jenis frozen dessert yang lain yaitu shorbert
(sorbet), granita, molded frozen dessert. Ice cream yang baik akan terasa sangat
lembut dan meleleh di dalam mulut. Ice cream dalam pengolahannya dapat diberi
variasi rasa dari bahan yang ditambahkan saat proses pengolahan, seperti
penggunaan buah buahan, cokelat maupun kacang-kacangan. Ice cream dapat
digunakan sebagai pelengkap dan hiasan dalam menyajikan makanan penutup dan
minuman.
Permen (boiled sweet) dan cokelat merupakan salah satu produk pangan yang
digemari. Produk ini termasuk golongan patiseri dengan prinsip pemekatan gula.
Patiseri yang satu ini kaya gula sehingga perlu penanganan khusus (pengolahan
dan penyimpanan). Sebagai produk confectionery, permen dibedakan menjadi dua
golongan berdasarkan bahan bakunya, yaitu sugar confectionery dan chocolate
confectionery. Sesuai dengan namanya, penggolongan itu didasarkan pada jenis
bahan baku utamanya. Sugar confectionery bahan bakunya berbasis gula,
sedangkan chocolate confectionery merupakan permen dengan basis bahan baku
cokelat. Selain itu, penggolongan candy juga dapat didasarkan pada perbedaan
tekstur (hard dan soft) dan cara pengolahannya. Coklat selain dibuat menjadi
permen dapat juga menjadi bahan pengisi dan pelapis.
12
VII. PECTIN
VIII.I TANAMAN YANG MENGANDUNG PEKTIN & EKSTRAKSINYA
Pektin hadir dalam semua tanaman namun isi dan komposisi bervariasi
tergantung pada spesies, varietas, kematangan tanaman, bagian tanaman, jaringan,
dan kondisi pertumbuhan. Pektin lebih tinggi dalam kacang-kacangan dan buah jeruk
dari sereal. Apple , jeruk, sukun, markisa, melon, anggur, coklat, strawberry, pepaya,
tomat, dan apricot. Serta banyak terdapat pada bagian albedo yang membentuk spons
putih pada kulit buah jeruk, markisa, durian, dan jambu biji. Yang dikenal memiliki
tingkat tinggi pectin, umumnya, 60 - 70 persen dari serat makanan dalam buah jeruk
adalah pektin. Sumber-sumber lain dari pektin termasuk pisang, bit, kubis, wortel
(Anonim, 2011b).
Tabel : Daftar sumber makanan pektin sampel dan pengukuran kandungan pektin.
Pektin sumber makanan
Pektin konten
(berat dimakan gram / 100 gram)
Keping jagung 2.5
Wortel 0.8
Persik 0.7
Kacang polong 0.6
Apel 0.5
Kacang 0.4
Kentang 0.3
Sumber: Hallowoy et al. (1983).
VIII.II PRINSIP KERJA PEKTIN
Pektin merupakan segolongan polimer heterosakarida yang diperoleh dari
dinding sel tumbuhan darat. Pertama kali diisolasi oleh Henri Braconnot tahun 1825.
Sebagian besar jaringan tanaman tertentu mengandung pectin. Dalam bentuk ekstrak
13
murni dari bahan tanaman, pectin berupa bubuk berwarna putih kekuningan, hampir
tidak berbau dan dengan rasa getah. Pectin mampu mengubah cairan menjadi gel.
Pektin pada sel tumbuhan merupakan penyusun lamela tengah, lapisan
penyusun awal dinding sel. Penyusun utamanya polimer asam D-galakturonat, yang
berikatan dengan α-1,4-glikosidik. Asam galakturonat memiliki gugus karboksil yang
dapat saling berikatan dengan ion Mg2+ atau Ca2+ sehingga berkas-berkas polimer
“berlekatan” satu sama lain. Garam-garam Mg- atau Ca-pectin dapat membentuk gel,
karena ikatan itu berstruktur amorf (tak terbentuk pasti) yang dapat berkembang saat
molekul air terjerat di antara ruang-ruang. Secara singkat, pectin adalah campuran dari
uronic acid galactose digabungkan dengan metal alcohol.
Pektin mempunyai sifat terdispersi dalam air, dan seperti halnya asam pektat.
Dalam bentuk garam, pektin berfungsi dalam pembuatan jeli dengan gula dan asam.
Pektin dengan kandungan metoksil rendah adalah asam pektinat yang sebagian besar
gugusan karboksilnya bebas tidak teresterkan. Pektin dengan metoksil rendah ini dapat
membentuk gel dengan ion-ion bervalensi dua. Untuk membentuk gel pektin, harus ada
senyawa pendehidrasi (biasanya gula) dan harus ditambahkan asam dengan jumlah
yang cocok.
VIII.III JENIS-JENIS PEKTIN
Mc Cready dan Owen membuat klasifikasi pektin berdasar derajat esterifikasi
dari asam anhidrogalakturonat menjadi tiga jenis yaitu: radip set, slow set dan metoksil
rendah.
1. Rapid set merupakan pektin dengan derajat esterifikasi lebih dari 70% dengan
pH optimum pembentukan gel 3,0-3,4 dan dapat menghasilkan gel yang kuat
dalam waktu yang cepat.
2. Slow set adalah pectin dengan derajat esterifikasi 50% sampai 70% dan akan
membentuk gel dengan pH optimum 2,8-3,1 dalam waktu yang lebih lama
daripada rapid set.
3. Sedangkan metoksil rendah merupakan pektin dengan derajat esterifikasi kurang
dari 50%dan dapat membentuk gel yang baik dengan penambahan kation
bivalen seperti kalsium.
14
Martin glicksman membuat klasififikasi yang lebih sederhana dengan
berdasarkan kadar metoksil dari pektin yaitu:
1. Pektin regular atau pektin metoksil tinggi (pektin MT) dengan kadar metoksil 7
sampai 12%
2. Pektin metoksil rendah (pektin MR) dengan kadar metoksil kurang dari 7%
VIII.IV APLIKASI PEKTIN PADA PRODUK PASTRY
Pektin digunakan sebagai pembentuk jeli, selai, pengental, dan dimanfaatkan
dalam bidang farmasi sebagai obat diare (National Research Development Corporation
2004). Pektin cukup luas dan banyak kegunaannya baik dalam industri pangan maupun
nonpangan. Pektin berkadar metoksil tinggi digunakan untuk pembuatan selai dan jeli
dari buah-buahan, pembuatan kembang gula bermutu tinggi, pengental untuk minuman
dan sirup buah-buahan, serta digunakan dalam emulsi flavor dan saus salad.
Pektin dengan kadar metoksil rendah biasa digunakan dalam pembuatan saus
salad, puding, gel buah-buahan dalam es krim, selai, dan jeli. Pektin berkadar metoksil
rendah efektif digunakan dalam pembentukan gel saus buah-buahan beku karena
stabilitasnya yang tinggi pada proses pembekuan, thawing dan pemanasan, serta
digunakan sebagai penyalut dalam banyak produk pangan.
15
VIII. GUM
VIII.I JENIS-JENIS GUM
1. Carragheen
Berasal dari rumput laut berwarna gelap di lepas pantai Irlandia dan kadang-kadang
disebut lumut Irlandia. Dapat digunakan dengan cara yang sama seperti agar-agar.
2. Microbial Gums
Gum ini penting untuk produksi pangan industri skala besar tapi jarang dipakai
dalam pastry.
VIII.II PRINSIP KERJA GUM
Dapat digunakan sebagai pengental atau penstabil, seperti pati atau gelatin. Dalam
icing tertentu, penambahan gum akan mencegah retak atau lengket. Gum dapat
digunakan dalam kue rendah lemak untuk meningkatkan tekstur dan mencegah
hilangnya kelembaban. Penambahan gum dapat menghambat kristalisasi gula, dan
dapat berfungsi sebagai emulsifier. Gum mencegah weeping (disebut sineresis-
pelepasan cairan dari gel) dari custard yang berbasis telur dan filling fruit pie. Dan
akhirnya, gum digunakan untuk membuat permen karet, zat lunak yang dapat dibentuk
menjadi bunga dekoratif atau bentuk untuk kue pernikahan.
VIII.III APLIKASI GUM PADA PRODUK PASTRY
Digunakan sebagai bahan pengental untuk pembuatan icing, kue rendah lemak,
permen karet, bahan dekorasi untuk kue pernikahan.
16
IX. AGAR-AGAR & ALGINAT
IX.I PROSES PEMBUATAN
IX.I.I PEMBUATAN AGAR-AGAR
Bahan baku:
Rumput laut jenis Gracilaria yang juga dikenal sebagai agar merah, yaitu jenis
Gracilaria alam yang banyak dijumpai di Pantai Selatan P. Jawa dan Bali. Jenis rumput
laut lain yang digunakan adalah rumput laut jenis Gracilaria dari hasil bididaya di
tambak.
Bahan pembantu:
 Air bersih untuk pencucian dan perebusan.
 Kapur tohor atau kapur bubuk (diperoleh dengan menambahkan air ke kapur
gamping) untuk pemucatan rumput laut.
 Kalium khlorida (KCI) teknis untuk proses penjendalan agar-agar.
Cara pembuatan:
1. Pembersihan
Ada tiga perlakuan dalam tahap ini, yaitu perendaman, pencucian, dan sortasi. Rumput
laut agar merah kering direndam dalam air bersih sekitar 2 jam. rumput laut diremas-
remas sambil disortasi untuk memisahkan kotoran (pasir, karang, jenis rumput laut lain,
dsb), kemudian dibilas sampi bersih.
2. Pemucatan
Rendam rumput laut di dalam larutan kapur 0,5% selama 5-10 menit. rumput laut
kemudian dicuci sambil diremas-remas, dibilas dengan air bersih, ditiris dan dijemur di
panas matahari sampai kering. Ketika dijemur tersebut terjadi proses pemucatan
17
sehingga rumput laut menjadi lebih putih. Setelah itu, rumput laut direndam kembali
dengan air bersih selama semalam, dicuci sambil daremas-remas dan dibilas sampai
rumput laut bau kapur.
3. Ekstraksi dengan perebusan.
Ekstraksi agar merah dilakukan dalam dua tahap dengan direbus dengan air dengan
total air perebusan sebanyak 20 kali berat rumput laut kering. Perebusan pertama
dilakukan dengan air perebus 14 kali berat kering selama 2 jam (suhu 850-950C, pH 6-
7) sambil diaduk. Hasil perebusan disaring dengan kain saring dan ampasnya diekstrak
lagi selama 1,0 jam dengan air perebus 6 kali berat rumput laut kering. Hasil perebusan
disaring, ampas dibuang, dan filtratnya dicampurkan ke filtat hasil penyaringan pertama.
Campuran ini lalu diendapkan untuk memisahkan kotoran halus yang masih ada.
4. Penjendalan.
Tambahkan bahan penjendalan (KCI atau KOH0 sambil dipanaskan selama 15 menit
dan terus diaduk. Hasil ekstraksi rumput laut agar merah digunakan bahan penjendal 2-
3% KOH atau KCI. Hasilnya dituang ke dalam pan pencetak dan dibiarkan selama
sampai agar-agar menjendal cukup keras.
5. Pemotongan dan pengepresan.
Kemudian agar-agar yang diperoleh diiris tipis dengan ketebalan 8-10 mm. Tiap irisan
dibungkus kain dan disusun dalam alat pengepres dan dilakukan pengepresan untuk
mengeluarkan air dari agar-agar dengan beban pengepres ditambah secara bertahap.
Pengepresan dihentikan jika lembaran agar-agar dudah cukup tipis. Jika agar-agar
belum cukup tipis, pengepresan dilanjutkan dengan menambahkan beban secara
bertahap.
6. Pengeringan.
18
Dijemur di panas matahari sampai kering berikut kain pembungkusnya. Selama
penjemuran agar-agar dibalik-balik sampai agar benar-benar kering.
7. Sortasi dan pengemasan.
Setelah kering benar, agar-agar dilepas satu persatu dari kain pembungkus. Agar-agar
kering disortasi untuk memisahkan yang rusak, sobek, dan kotor sekaligus dilakukan
pengelompokan mutunya. Agar-agar kering dikemas dalam kantong plastik, atau
tergantung perinitaan pasar.
8. Produk akhir.
Jumlah agar kering yang diperoleh dari hasil pengolahan (rendemen) dipengaruhi oleh
banyak faktor, di antaranya mutu rumput laut yang digunakan. Dari hasil pengolahan
rumput laut agar merah biasany dapat diperoleh rendemen 20-25% dari berat rumput
laut.
IX.I.II PEMBUATAN ALGINAT
1. Pembersihan
Sebelum diolah rumput laut dibersihkan dari kotoran, seperti pasir,batu karang
dll.Pencucian dilakukan dengan cara menyemprotkan air ke rumput laut.
Direndam selama 24 jam dengan air bersih, hingga lunak.
2. Perendaman
Tahapan selanjutnya rumput laut dapat digunakan sebagai bahan baku alginate.
Untuk menghilangkan kotoran yang larut dalam alkali, rumput laut direndam
dalam larutan HCL 0.1 - 0.5% Tujuan perendaman dalam air untuk
mengembalikan kondisi rumput laut seperti pada kondisi awal / segar, lunak
19
sehingga mempermudah proses ekstraksi serta melarutkan zat yang terkandung
dalam rumput laut seperti laminari, manitol,zat warna serta garam garam lain
(KCL
3. Ekstraksi/perebusan
Rumput laut yang sudah diasamkan ( asam Alginat) dicuci dengan menggunakan
air panas 45◦C selama 30 – 60 menit.Setelah itu rumput laut di potong – potong
dan diaktrak dengan larutan Na2CO3 12- 13% pada suhu 60 – 70 ◦C.Tujuannya
untuk mempermudah pemisahan larutan alginat dengan residu, ditambah air
sebanyak 4 kali volume larutan
4. Penyaringan
Larutan alginat dipisahkan dengan menggunakan floating tank untuk
memisahkan kotoran yang terikut dengan larutan alginat
5. Pemutihan/Pemucatan
Setelah bebas dari kotoran, larutan alginat diputihkan dengan menambahkan
larutan NaOH 12% sebanyak 1/10 volume larutan alginat.
6. Pengendapan asam alginat
Tahapan selanjutnya adalah pengendapan dengan menambahkan laruta asam
sulfat (H2SO4) 10% sebanyak 1/10 volume laruitan alginat dan dimasukkan
bersama sama ke dalam tangki koagulasi/pengendapan, gel asam alginat
dipisahkan dari larutan dengan cara filtrasi atau pemisah centrifugal.
7. Pengendapan Natrium alginat
Natrium alginat mengendap pada konsentrasi alcohol diatas 30% yaitu 40%
dengan cara diaduk pelan pelan dan didiamkan hingga mengendap sempurna.
20
Asam alginat diubah menjadi natrium alginat dengan menambahkan NaCO3 dan
metil alcohol.Garam alginat yang terbentuk dipisahkan dari larutan dengan cara
disaring.
8. Pengeringan dan Penepungan
Garam alginat yang sudah dipisahkan dikeringkan diatas para – para dan
selanjutnya dihaluskan sampai menjadi bubuk dengan ukuran 80 m- 100 mesh.
IX.II PRINSIP KERJA
IX.I.I PRINSIP KERJA AGAR-AGAR
Gel terbentuk karena pada saat dipanaskan di air, molekul agar-agar dan air
bergerak bebas. Ketika didinginkan, molekul-molekul agar-agar mulai saling
merapat, memadat dan membentuk kisi-kisi yang mengurung molekul-molekul
air, sehingga terbentuk sistem koloid padat-cair. Kisi-kisi ini dimanfaatkan dalam
elektroforesis gel agarosa untuk menghambat pergerakan molekul objek akibat
perbedaan tegangan antara dua kutub. Kepadatan gel agar-agar juga cukup kuat
untuk menyangga tumbuhan kecil sehingga sangat sering dipakai sebagai media
dalam kultur jaringan.
IX.I.II PRINSIP KERJA ALGINAT
Sifat koloid, membentuk gel, dan hidrofilik menyebabkan senyawa ini banyak
digunakan sebagai emulsifier, pengental, dan stabilizer dalam industri. Sifat
hidrofilik alginat dimanfaatkan untuk mengikat air dalam proses pembekuan
makanan. Pada makanan yang dibekukan, polimer ini mempertahankan jaringan
makanan. Selain itu, polimer ini dapat digunakan sebagai emulsi lemak dalam
pembuatan saus dan mengenyalkan, menjaga tekstur, serta menghasilkan rasa
yang enak dalam pembuatan pudding.
21
IX.III APLIKASI AGAR-AGAR & ALGINAT PADA PRODUK PASTRY
Sebagai bahan pemantap, penstabil, pengemulsi, pengental, pengisi, penjernih,
pembuat gel, dan lain-lain. Agar-agar digunakan untuk meningkatkan viskositas sup
dan saus, serta dalam pembuatan fruit jelly. Di Eropa dan Amerika, agar-agar
digunakan sebagai bahan pengental pada industri es krim, jeli, permen, dan pastry.
Agar-agar juga digunakan dalam pembuatan serbat, es krim, dan keju untuk
mengatur keseimbangan dan memberikan kehalusan.
IX.IV PERBEDAAN PRODUK YANG MENGGUNAKAN AGAR AGAR DAN
ALGINAT
1. Alginat, digunakan pada industri :
o farmasi sebagai emulsifier, stabilizer, suspended agent dalam
pembuatan tablet, kapsul;
o kosmetik : sebagai pengemulsi dalam pembuatan cream, lotion
dan saus.
o makanan : sebagai stabilizer, additive atau ahan tambahan dalam
industri tekstil, kertas, keramik, fotografi dan lainlain;
2. Agar-agar, banyak digunakan pada industri/bidang :
o makanan : sebagai stabilizer, emulsifier, thickener
o mikrobiological : sebagai cultur media
o kosmetik : sebagai pengemulsi.lainnya digunakan sebagai additive
dalam industri kertas, tekstil.
X. PRODUK KHAS DARI THICKENER
XANTHAN GUM
Berfungsi sebagai bahan pengental , memperbaiki tekstur, mencegah pemisahan
emulsi.
22
CMC-Na
Berfungsi sebagai bahan pengental, pengikat pada formula tablet, meningkatkan
viskositas, memperbaiki tekstur. Larut dalam air, stabil terhadap panas adalah salah
satu keunggulan CMC. Cukup dengan konsentrasi kecil, larutan sudah viscous
dibandingkan dengan produk lainnya.
CARRAGENAN
Merupakan polisakarida yang didapat dari hasil ekstraksi red seaweeds. Zat ini
digunakan pada makanan dan industri lain sebagai pengental, lubricants,
suspending agent dan stabilizing agent.
GELLANGUM
Bahan tambahan makanan yang digunakan sebagai pengental, emulsifier agent,
stabilizer agent.
KONJACGUM
Memiliki keistimewaan tanpa pemanis, perasa, pewarna, dan pengawet makanan
serta stabil terhadap pemanasan dan pendinginan. Zat ini sering digunakan untuk
pengental dan memperbaiki tekstur.
POLIMERAKRILIC
Merupakan pengental yang banyak digunakan untuk industri mie, makanan olahan,
frozen foods dengan tingkat kekentalan lebih baik dari CMC Na dan Guar gum,
yang biasa lebih dikenal dengan nama sodium polyacrylate.
MODIFIEDSTARCH
Merupakan pati yang termodifikasi dengan formula khusus sehingga dapat
digunakan untuk semua produk olahan.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://ridwanibnu.blogspot.com/ MEMBUAT AGAR AGAR DARI RUMPUT LAUT
http://id.wikipedia.org/wiki/Gelatin
http://id.wikipedia.org/wiki/Agar-agar
http://suluhminabahari.blogspot.com/2012/07/aneka-produk-dan-olahan-rumput-
laut.html Media Penyuluhan Perikanan: ANEKA PRODUK DAN OLAHAN RUMPUT
LAUT
http://id.wikipedia.org/wiki/Alginat
http://www.scribd.com/doc/94361630/Serat-Optik-Sebagai-Sensor-Kelembaban-
Dengan-Cladding-Gelatin
http://ditaismaini.wordpress.com/category/patiseri/
http://www.ibs-fiber.com/front/index.php/food/food-chemical/241-thickener
Pektin - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kita Membaca: Sumber Pektin
Gelatinisasi Pada Bahan Pangan « Riyadhul's Blog
http://rhenza.wordpress.com/page/4/ Rhenza’s Weblog
http://www.scribd.com/doc/53418714/Manfaat-Alginat-Dalam-Industri-Pangan
http://fandiherlandi.blogspot.com/2013/05/membuat-gelatin.html
http://www.youtube.com/watch?v=6bYIow9pc6M
24
http://www.youtube.com/watch?v=jqOw6kEcwKc

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaIndra Yudhipratama
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetriFransiska Puteri
 
Makalah farmakognosi minyak atsiri
Makalah farmakognosi minyak atsiriMakalah farmakognosi minyak atsiri
Makalah farmakognosi minyak atsiriDyah Arum Anggraeni
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanuus17F
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINFransiska Puteri
 
Teknologi Fermentasi pada Kecap
Teknologi Fermentasi pada KecapTeknologi Fermentasi pada Kecap
Teknologi Fermentasi pada KecapNuruliswati
 
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliLaporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliKezia Hani Novita
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Awal Rahmad
 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixbintangdamayanti
 
Analisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif KarbohidratAnalisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif Karbohidratvinsencius guntur
 
Reaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilikReaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilikDwi Karyani
 
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan PengawetanPerubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan PengawetanMuhammad Eko
 
Laporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenLaporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenKezia Hani Novita
 
Ppt optimasi pembuatan vco (virgin coconut oil )
Ppt optimasi pembuatan vco (virgin coconut oil )Ppt optimasi pembuatan vco (virgin coconut oil )
Ppt optimasi pembuatan vco (virgin coconut oil )Yuke Puspita
 
Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1
Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1
Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1Nuruliswati
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanMina Audina
 
Isolasi kasein susu
Isolasi kasein susu Isolasi kasein susu
Isolasi kasein susu AgataMelati
 

La actualidad más candente (20)

Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannya
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
 
Kd2 karbohidrat
Kd2 karbohidratKd2 karbohidrat
Kd2 karbohidrat
 
Makalah farmakognosi minyak atsiri
Makalah farmakognosi minyak atsiriMakalah farmakognosi minyak atsiri
Makalah farmakognosi minyak atsiri
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutan
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
 
Teknologi Fermentasi pada Kecap
Teknologi Fermentasi pada KecapTeknologi Fermentasi pada Kecap
Teknologi Fermentasi pada Kecap
 
Vitamin kel 2
Vitamin kel 2Vitamin kel 2
Vitamin kel 2
 
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliLaporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri
 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fix
 
Analisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif KarbohidratAnalisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif Karbohidrat
 
Reaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilikReaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilik
 
Uji Moore
Uji MooreUji Moore
Uji Moore
 
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan PengawetanPerubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
 
Laporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenLaporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofen
 
Ppt optimasi pembuatan vco (virgin coconut oil )
Ppt optimasi pembuatan vco (virgin coconut oil )Ppt optimasi pembuatan vco (virgin coconut oil )
Ppt optimasi pembuatan vco (virgin coconut oil )
 
Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1
Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1
Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
 
Isolasi kasein susu
Isolasi kasein susu Isolasi kasein susu
Isolasi kasein susu
 

Destacado (14)

Baterai lithium
Baterai lithiumBaterai lithium
Baterai lithium
 
Kimia, Gizi, dan Pangan (TPHT)
Kimia, Gizi, dan Pangan (TPHT)Kimia, Gizi, dan Pangan (TPHT)
Kimia, Gizi, dan Pangan (TPHT)
 
Sos nkv
Sos nkv Sos nkv
Sos nkv
 
Perubahan pada pati
Perubahan pada patiPerubahan pada pati
Perubahan pada pati
 
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteriFaktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
 
Analisis karbohidrat
Analisis karbohidratAnalisis karbohidrat
Analisis karbohidrat
 
Pembuatan amilum
Pembuatan amilumPembuatan amilum
Pembuatan amilum
 
Karbohidrat part 2 2014
Karbohidrat part 2 2014Karbohidrat part 2 2014
Karbohidrat part 2 2014
 
Laporan Praktikum Marshmallow
Laporan Praktikum MarshmallowLaporan Praktikum Marshmallow
Laporan Praktikum Marshmallow
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
 
SEMINAR ON MANUFACTURING AND EVALUATION OF CAPSULES…
SEMINAR ON MANUFACTURING AND EVALUATION OF CAPSULES…SEMINAR ON MANUFACTURING AND EVALUATION OF CAPSULES…
SEMINAR ON MANUFACTURING AND EVALUATION OF CAPSULES…
 
Drug abuse speech
Drug abuse speechDrug abuse speech
Drug abuse speech
 
Capsule's
Capsule'sCapsule's
Capsule's
 
Lte Presentation.Ppt
Lte Presentation.PptLte Presentation.Ppt
Lte Presentation.Ppt
 

Similar a Thickener, Starches, Gelatin & Gum

1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx
1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx
1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptxvivianleviana0
 
Laporan Praktikum Mie Basah
Laporan Praktikum Mie BasahLaporan Praktikum Mie Basah
Laporan Praktikum Mie BasahErnalia Rosita
 
Poses Pembuatan Keju dengan Streptococcus dan Lactobacillus
Poses Pembuatan Keju dengan Streptococcus dan LactobacillusPoses Pembuatan Keju dengan Streptococcus dan Lactobacillus
Poses Pembuatan Keju dengan Streptococcus dan LactobacillusDewiBarida
 
materi power point pembelajaran tentang bakery
materi power point  pembelajaran tentang bakerymateri power point  pembelajaran tentang bakery
materi power point pembelajaran tentang bakeryCindyRahayu12
 
Laporan Praktikum Tahu
Laporan Praktikum TahuLaporan Praktikum Tahu
Laporan Praktikum TahuErnalia Rosita
 
Susu konsentrasi -susu_kental-
Susu konsentrasi -susu_kental-Susu konsentrasi -susu_kental-
Susu konsentrasi -susu_kental-Muhammad Luthfan
 
8b18ab864f52429da564f71bfca19046.pptx
8b18ab864f52429da564f71bfca19046.pptx8b18ab864f52429da564f71bfca19046.pptx
8b18ab864f52429da564f71bfca19046.pptxTrisnawati62
 
Pengolahan Kedelai: Tempe, Tahu, Kembang Tahu, & Kecap
Pengolahan Kedelai: Tempe, Tahu, Kembang Tahu, & KecapPengolahan Kedelai: Tempe, Tahu, Kembang Tahu, & Kecap
Pengolahan Kedelai: Tempe, Tahu, Kembang Tahu, & KecapDreitsohn Franklyn Purba
 
Klasifikasi makanan
Klasifikasi makananKlasifikasi makanan
Klasifikasi makananCikgu Vari
 
Fermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
Fermentasi Keju - Proses Respirasi AnaerobFermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
Fermentasi Keju - Proses Respirasi AnaerobAgung Dwi Julianto
 
Presentasi materi cake dan kue Indonesia.pptx
Presentasi materi cake dan kue Indonesia.pptxPresentasi materi cake dan kue Indonesia.pptx
Presentasi materi cake dan kue Indonesia.pptxNiWayanErniasih
 
Susu - Ilmu Bahan Makanan
Susu - Ilmu Bahan MakananSusu - Ilmu Bahan Makanan
Susu - Ilmu Bahan MakananForza Angg
 

Similar a Thickener, Starches, Gelatin & Gum (20)

1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx
1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx
1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx
 
Laporan Praktikum Mie Basah
Laporan Praktikum Mie BasahLaporan Praktikum Mie Basah
Laporan Praktikum Mie Basah
 
Materi praktek pastry I STP trisakti
Materi  praktek pastry I STP trisaktiMateri  praktek pastry I STP trisakti
Materi praktek pastry I STP trisakti
 
Poses Pembuatan Keju dengan Streptococcus dan Lactobacillus
Poses Pembuatan Keju dengan Streptococcus dan LactobacillusPoses Pembuatan Keju dengan Streptococcus dan Lactobacillus
Poses Pembuatan Keju dengan Streptococcus dan Lactobacillus
 
materi power point pembelajaran tentang bakery
materi power point  pembelajaran tentang bakerymateri power point  pembelajaran tentang bakery
materi power point pembelajaran tentang bakery
 
Laporan Praktikum Tahu
Laporan Praktikum TahuLaporan Praktikum Tahu
Laporan Praktikum Tahu
 
Susu konsentrasi -susu_kental-
Susu konsentrasi -susu_kental-Susu konsentrasi -susu_kental-
Susu konsentrasi -susu_kental-
 
8b18ab864f52429da564f71bfca19046.pptx
8b18ab864f52429da564f71bfca19046.pptx8b18ab864f52429da564f71bfca19046.pptx
8b18ab864f52429da564f71bfca19046.pptx
 
Produk olahan telur
Produk olahan telurProduk olahan telur
Produk olahan telur
 
Pengolahan Kedelai: Tempe, Tahu, Kembang Tahu, & Kecap
Pengolahan Kedelai: Tempe, Tahu, Kembang Tahu, & KecapPengolahan Kedelai: Tempe, Tahu, Kembang Tahu, & Kecap
Pengolahan Kedelai: Tempe, Tahu, Kembang Tahu, & Kecap
 
Klasifikasi makanan
Klasifikasi makananKlasifikasi makanan
Klasifikasi makanan
 
Fermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
Fermentasi Keju - Proses Respirasi AnaerobFermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
Fermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
 
Ppt.pembuatan tempe
Ppt.pembuatan tempePpt.pembuatan tempe
Ppt.pembuatan tempe
 
Cara membuat susu kedelai
Cara membuat susu kedelaiCara membuat susu kedelai
Cara membuat susu kedelai
 
Resep vegetarian
Resep vegetarianResep vegetarian
Resep vegetarian
 
Presentasi materi cake dan kue Indonesia.pptx
Presentasi materi cake dan kue Indonesia.pptxPresentasi materi cake dan kue Indonesia.pptx
Presentasi materi cake dan kue Indonesia.pptx
 
Tape Ketan Hitam
Tape Ketan HitamTape Ketan Hitam
Tape Ketan Hitam
 
Susu - Ilmu Bahan Makanan
Susu - Ilmu Bahan MakananSusu - Ilmu Bahan Makanan
Susu - Ilmu Bahan Makanan
 
PPT MIE TELOR.ppt
PPT MIE TELOR.pptPPT MIE TELOR.ppt
PPT MIE TELOR.ppt
 
Pdf materi keju
Pdf materi kejuPdf materi keju
Pdf materi keju
 

Más de Septi Dwisidi Hapsari

Más de Septi Dwisidi Hapsari (16)

Business plan photocopy atk
Business plan photocopy atkBusiness plan photocopy atk
Business plan photocopy atk
 
Persamaan laju reaksi (Kimia)
Persamaan laju reaksi (Kimia)Persamaan laju reaksi (Kimia)
Persamaan laju reaksi (Kimia)
 
Contoh Soal Matematika Suku Banyak
Contoh Soal Matematika Suku BanyakContoh Soal Matematika Suku Banyak
Contoh Soal Matematika Suku Banyak
 
Kesetimbangan dalam industri
Kesetimbangan dalam industriKesetimbangan dalam industri
Kesetimbangan dalam industri
 
Pidato global warming (Bahasa Indonesia)
Pidato global warming (Bahasa Indonesia)Pidato global warming (Bahasa Indonesia)
Pidato global warming (Bahasa Indonesia)
 
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
 
Hazard analysis critical control point (haccp)
Hazard analysis critical control point (haccp)Hazard analysis critical control point (haccp)
Hazard analysis critical control point (haccp)
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
Larutan penyangga
Larutan penyanggaLarutan penyangga
Larutan penyangga
 
Manage waste into something useful
Manage waste into something usefulManage waste into something useful
Manage waste into something useful
 
Reaksi reaksi dalam larutan asam dan basa
Reaksi   reaksi dalam larutan asam dan basaReaksi   reaksi dalam larutan asam dan basa
Reaksi reaksi dalam larutan asam dan basa
 
Pencemaran dan perubahan lingkungan
Pencemaran dan perubahan lingkunganPencemaran dan perubahan lingkungan
Pencemaran dan perubahan lingkungan
 
Bakteri septi dwisidi hapsari x.a
Bakteri septi dwisidi hapsari x.aBakteri septi dwisidi hapsari x.a
Bakteri septi dwisidi hapsari x.a
 
Protista septi dwisidi hapsari x.a
Protista septi dwisidi hapsari x.aProtista septi dwisidi hapsari x.a
Protista septi dwisidi hapsari x.a
 
Virus by septi dwisidi hapsari x.a
Virus by septi dwisidi hapsari x.aVirus by septi dwisidi hapsari x.a
Virus by septi dwisidi hapsari x.a
 
Amphibia, reptilia & pisces
Amphibia, reptilia & piscesAmphibia, reptilia & pisces
Amphibia, reptilia & pisces
 

Último

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 

Último (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 

Thickener, Starches, Gelatin & Gum

  • 1. 1 I. PRINSIP GELATINISASI Gelatinisasi adalah peristiwa pengembangan granula pati yang mulanya bersifat balik. Jika dipanaskan terus menerus hingga mencapai suhu tertentu, pengembangan granula pati akan bersifat tidak dapat balik dan akan terjadi perubahan struktur granula. Proses gelatinisasi terjadi karena kerusakan ikatan hidrogen yang berfungsi untuk mempertahankan struktur dan integritas granula pati. Jumlah fraksi amilosa-amilopektin sangat berpengaruh pada proses gelatinisasi pati. Amilosa memiliki ukuran yang lebih kecil dengan struktur tidak bercabang. Sementara amilopektin merupakan molekul berukuran besar dengan struktur bercabang banyak dan membentuk double helix. Saat pati dipanaskan, beberapa double helix fraksi amilopektin merenggang dan terlepas saat ada ikatan hidrogen yang terputus. Jika suhu yang lebih tinggi diberikan, ikatan hidrogen akan semakin banyak yang terputus, menyebabkan air terserap masuk ke dalam granula pati. Pada proses ini, molekul amilosa terlepas ke fase air yang menyelimuti granula, sehingga struktur dari granula pati menjadi lebih terbuka, dan lebih banyak air yang masuk ke dalam granula, menyebabkan granula membengkak dan volumenya meningkat. Molekul air kemudian membentuk ikatan hidrogen dengan gugus hidroksil gula dari molekul amilosa dan amilopektin. Di bagian luar granula, jumlah air bebas menjadi berkurang, sedangkan jumlah amilosa yang terlepas meningkat. Molekul amilosa cenderung untuk meninggalkan granula karena strukturnya lebih pendek dan mudah larut. Mekanisme ini yang menjelaskan bahwa terjadi proses gelatinisasi pada larutan pati yang dipanaskan. Setiap jenis pati memiliki karakteristik gelatinisasi yang berbeda-beda. Gelatinisasi dan sifat pembengkakan dari setiap jenis pati ditentukan oleh struktur amilopektin, komposisi pati, dan granula. Saat pati dipanaskan dengan air berlebih di atas suhu gelatinisasinya, granula pati yang memiliki kandungan amilopektin lebih tinggi akan membengkak lebih besar dibandingkan dengan yang memiliki kandungan yang lebih rendah. Jenis tepung juga akan memiliki distribusi pertikel yang berbeda. Partikel yang memiliki ukuran besar, memiliki luas permukaan yang kecil. Sehingga air memerlukan waktu yang lebih lama untuk diabsorpsi ke dalam partikel pati. Sebaliknya,
  • 2. 2 ukuran partikel lebih kecil akan meningkatkan laju penyerapan air dalam partikel. Di samping itu, perbedaan sifat gelatinisasi juga dikarenakan distribusi berat granula pati. Semakin besar berat molekul, gelatinisasi akan terjadi pada suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan yang memiliki berat molekul rendah. Saat larutan pati dipanaskan di atas suhu gelatinisasinya, pati yang mengandung amilopektin lebih banyak akan membengkak lebih cepat dibandingkan dengan pati lain dengan kandungan amilosa yang lebih tinggi. Tidak seperti gula, pati tidak larut dengan air pada temperatur ruangan, tetapi harus dipanaskan terlebih dahulu. Pati dan tepung tidak dapat saling menggantikan. Tepung jagung, contohnya, akan mengandung protein dan mineral sebagai tambahan dari pati. Pati kentang berasal dari kentang, tetapi tepung kentang berasal dari seluruh kentang yang dikupas. Pati merupakan komponen utama pembentuk tekstur pada produk makanan yang sifatnya thickening (mengentalkan) dan gelling (pembentuk gel). Tepung dan pati yang umum digunakan berasal dari beras, ketan, terigu, dan singkong. Berbagai macam tepung atau pati memberikan sifat yang berbeda pada bahan makanan. Tepung beras membentuk tekstur lembut, memberikan tampilan opaque (tidak bening) setelah proses pemasakan dan tidak lengket saat dimasak. Tepung beras ketan adalah tepung yang terbuat dari kultivar beras yang mengandung sejumlah besar amilopektin. Tepung ketan memiliki viskositas yang lebih tinggi dan memiliki granula pati yang berukuran lebih kecil dibandingkan dengan tepung beras. Tepung ketan membentuk tekstur yang kenyal dan agak lengket. Tepung terigu memiliki viskositas suhu panas yang rendah, menghasilkan gel berwarna opaque dan mudah putus. Tepung tapioka berasal dari umbi tanaman singkong memberikan kekentalan pada pemasakan yang singkat tetapi tidak bisa memberikan kekentalan yang cukup setelah dingin.
  • 3. 3 II. BAHAN PENGENTAL DARI BIJI-BIJIAN 1. Tepung Gandum Bukan merupakan kanji yang murni, biasanya mempunyai kandungan protein sekitar 10%. Biasanya, tepung berprotein rendah mempunyai lenih banyak kanji dan merupakan bahan pengental yang lebih baik. Kandungan dari protein membuat tepung kurang efisien seperti pengental daripada kanji murni. Kanji gandum murni, bisa digunakan sebagai bahan alternatif. Umumnya, membutuhkan hampir dua kali lipat dari tepung gandum untuk mengentalkan daripada tepung yang terbuat dari biji-bijian atau akar-akaran. Tepung, pada umumnya harus dimasak dengan baik. Jika tidak, itu akan meninggalkan tekstur yang kasar. 2. Tepung Jagung Tepung ini harus dimasak secara benar, jika tidak itu akan meninggalkan warna pucat, rasa kasar setelahnya. Tepung ini digunakan untuk mengentalkan custard yang sebelumnya sudah dicampur dengan sedikit cairan untuk mencegah terjadinya gumpalan.
  • 4. 4 III. PENGENTAL YANG BERASAL DARI AKAR-AKARAN 1. Potato Flour Tepung ubi (ground kering kentang) atau kentang kering serpih dapat ditambahkan ke tepung terigu dalam persentase rendah (biasanya sekitar 3 persen). Itu dapat membantu dalam retensi kelembaban, bertindak sebagai extender, dan membantu untuk menjaga roti lembut seperti usia. Tepung ubi mengandung protein 8 persen dan lebih tinggi pada thiamin, riboflavin, dan niasin dari tepung terigu. 2. Tapioka Berasal dari tanaman singkong, adalah pengental pilihan untuk pai berry juicy, karena tidak awan warna buah dan mengental indah. Tepung tapioka dan butiran tapioka instan keduanya bekerja dengan baik, namun, butiran instan mengambil sebuah terlihat tekstur bulat jika tidak ada cukup cairan disediakan oleh buah jus. Karena butiran tapioka instan membutuhkan kelembaban untuk membubarkan, mereka tetap keras pada permukaan kisi-atasnya pai di mana mereka langsung terkena udara kering oven. Tepung tapioka, karena ditumbuk halus, lebih mudah larut dan merata. Ini memiliki dua kali penebalan kekuatan tepung. 3. Arrowrootflour Berasal dari pati umbi tropis diyakini berasal dari Amerika Selatan. Ini memiliki hampir dua kali penebalan kekuatan tepung, dan benar-benar jelas dan hambar.
  • 5. 5 IV. PERBEDAAN HASIL AKHIR PRODUK YANG MENGGUNAKAN BAHAN PENGENTAL DARI BIJI-BIJIAN & AKAR-AKARAN Bahan Pengental dari Biji-Bijian Bahan Pengental dari Akar-Akaran Berembun saat beku Membeku dan mencair tanpa berembun Saat didinginkan terlihat keruh Akan encer jika dipanaskan kembali Akan mengental menjadi gel saat dingin Menebal pada suhu lebih rendah (sekitar 170° F) Mengental tepat sebelum mendidih dan dapat dilanjutkan hingga mendidih Akan lebih mengental saat panad dan perlahan encer saat dingin Dapat dipanaskan ulang tanpa takut lebih encer Berkisar antara jelas hingga transparan dan berkilau saat dingin Dapat mentolerir pengadukan secara terus-menerus saat panas (sebelum dingin dan set) Akan encer jika terlalu banyak diaduk
  • 6. 6 V. BAHAN PENGENTAL LAINNYA 1. Gelatin Gelatin merupakan campuran antara peptida dengan protein yang diperoleh dari hidrolisis kolagen yang secara alami terdapat pada tulang atau kulit binatang. Gelatin komersial biasanya diperoleh dari ikan, sapi, dan babi. Dalam industri pangan, gelatin luas dipakai sebagai salah satu bahan baku dari permen lunak, jeli, dan es krim. 2. Pati beras Terkadang ditambahkan ke cookies seperti shortbread untuk membentuk tekstur yang empuk dan mudah hancur. Tepung ini mempunyai hampir dua kali lipat bahan pengental daripada tepung gandum. 3. Pati Instan Diproses khusus (pada dasarnya dimasak) sehingga memiliki kemampuan untuk mengembang dan mengentalkan cairan yang dingin. Salah satu pati instan yang dijual dengan merek Clarjel terbuat dari lilin tepung jagung, yang bisa digunakan sebagai filling dan kue. Pati ini tidak terlalu mengikat asam buah atau cairan dari pati pati lainnya. 4. Telur Mengandung enzim yang disebut amilase yang akan memecah patti amilosa. Saus dan custard yang mengandung telur harus dimasak sampai hampir mendidih (sampai muncul gelembung) untuk mematikan enzim ini. Pati membuat telur tidak matang ketika sudah mencapai temperatur yang tinggi. 5. Asam
  • 7. 7 Seperti wine, cuka, atau jus lemon. Menghambat proses pengembangan dan pengentalan. Jika resep mempunyai kadar asam yang tinggi, asam harus ditambahkan di akhir. Asam ini harus ditambahkan ketika campuran masih panas, atau kandungan kekentalannya akan rusak. 6. Gula Memperlambat pengembangan butiran pati. Jumlah gula yang banyak dapat mencegah pati dari pengembangan dan pengentalan sehingga memperoleh kandungan kekentalan yang cukup. Gula juga meningkatkan suhu gelatinisasi pati. Sukrosa dan laktosa adalah dua gula yang paling mempengaruhi pati.
  • 8. 8 VI. GELATIN VI.I CARA PEMBUATAN GELATIN 1. Pencucian Tulang dimasukkan ke dalam ember atau bak dan diaduk-aduk, kemudian airnya dibuang. Hal ini dilakukan beberapa kali. Pencucian tulang dapat juga dilakukan penyemprotan air tekanan tinggi agar kotoran-kotoran yang menempel kuat pada tulang terlepas. 2. Pemotongan Tulang dipotong-potong dengan kampak sehingga ukurannya menjadi 5-10 cm. Potongan tulang ini kembali dicuci dengan semprotan air sampai bersih. 3. Perebusan Potangan yang telah bersih direbus di dalam air mendidih selama 4-5 jam. Kotoran yang mengambang dan buih dibuang. Setelah itu tulang ditiriskan, kemudian dijemur atau dikeringkan dengan alat pengering 4. Penggilingan Kasar Tulang digiling kasar sehingga ukuran menjadi 1-3 cm. Pengecilan ukuran ini dapat juga dilakukan dengan cara memukul tulang dengan palu. 5. Perendaman di dalam Larutan Kapur Serpihan tulang direndam di dalam larutan kapur 10%. Setiap 1 kg tulang membutuhkan 1 liter larutan kapur. Lama perendaman adalah 4~5 minggu. Selama perendaman, dilakukan pengadukan sekali dua hari. Proses ini akan menyebabkan ossein yang terdapat pada tulang akan membengkak. Proses ini disebut juga proses
  • 9. 9 membengkakkan ossein”. Setelah itu, tulang dicuci dan disemprot dengan air sehingga kotoran dan kapur yang menempel pada tulang terbuang. 6. Ekstra Gelatin Gelatin di dalam tulang diekstrak dengan air panas yang bersuhu 60-1000C. Ekstraksi yang baik dapat menghasilkan rendemen14-15% (dihitung dari berat tulang). Ekstrasi dilakukan dengan merendam tulang di dalam air panas. 7. Pengentalan Larutan Gelatin Larutan gelatin pada wadah pengentalan terus dipanaskan pada suhu 50 C agar lebih kental dan kadar airnya di bawah 40%. 8. Pencetekan Gelatin Larutan yang telah kental dan masih panas dituangkan ke dalam cetakan. Gelatin dibiarkan dingin dan mengeras. 9. Pengeringan Gelatin Pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara: 1. Gelatin yang telah mengeras di dalam cetakan dikeringkan di dalam ruangan yang berdinding kawat agar sirukulasi udara tetap lancar dan tidak dapat dimasuki oleh serangga dan tikus. Proses ini dilakukan sampai kadar air di bawah 20%. 2. Gelatin yang telah mengeras dikeluarkan dari cetakan, kemudian dikeringkan dengan alat pengering pada suhu 50-60 C sampai kadar airnya di bawah 20%. 10. Pengemasan Gelatin Gelatin yang telah kering dapat dikemas.
  • 10. 10 VI.II PRINSIP KERJA GELATIN Gelatin adalah salah satu bahan hidrogel dari polimeralami yang dapat mengalami pembengkakan ketika menyerap air. Gelatin merupakan protein alami yang di ekstrak dari berbagai jenis binatang,gelatin tidak berbahaya dapat berubah secara reversible dari sol ke gel dan dapat melindungi koloid. Gelatin dapat bereaksi dengan cara dilarutkan dulu dengan air hangat. VI.III JENIS-JENIS GELATIN 1. Gelatin “Type A” Didapati dengan cara pengasaman, untuk menghasilkan gelatin jenis A (Acid). Jenis A ini kebanyakannya diperoleh dari kulit babi, tapi ada juga beberapa yang menggunakan bahan berasal dari tulang. Kulit dari babi muda tidak memerlukan penggunaan alkali yang intensif karena rangkaian belum terikat kuat. Ia cukup direndam dalam acid lemah (cair) (HCl) selama sehari untuk dinetralkan dan setelah itu dicuci berulang kali sehingga asid dan garamnya hilang. 2. Gelatin “Type B” Cara kedua pula dilakukan untuk menghasilkan gelatin jenis B (Base), yang mana sumbernya dari kulit tua (keras dan liat) atau pun tulang dari tulang-tulang dan kulit-kulit hewan seperti lembu, kambing dan kerbau. Mula-mula bahan tersebut diproses dengan merendamkannya beberapa minggu atau bulan dalam kalsium hidroksida; maka dengan ini ikatan rangkaian kolagen akan mengembang, terasing dan terurai. Setelah itu bahan dinetralkan dengan acid sehingga hilang alkalinya, kemudian dicuci bagi menghilangkan garam yang terbentuk. Setelah itu barulah dilakukan proses pengekstraskan dan proses yang lain. Gelatin jenis ini disebut juga sebagai ‘beef bovine’ atau ‘bovine’.
  • 11. 11 VI.IV APLIKASI GELATIN PADA PRODUK PASTRY Fondant, ganache dan selai atau bahan pelapis yang mengandung bahan dasar gelatin. panas menggunakan teknik pengolahan dengan cara baking, steaming dan au bain marie, sedangkan puding dingin diolah dengan cara boiling. Puding panas dapat disajikan dalam keadaan panas maupun dingin, sedangkan puding dingin, selalu disajikan dalam keadaan dingin. Produk lain dari patiseri adalah Frozen Dessert, merupakan dessert yang disajikan dalam keadaan beku. Jenis Frozen dessert yang paling populer adalah es krim dengan bahan dasar susu, cream, gula, dan kuning telur, untuk variasi dapat ditambahkan cokelat, buah, kacang dan lain- lain. Selain jenis es krim ada juga jenis frozen dessert yang lain yaitu shorbert (sorbet), granita, molded frozen dessert. Ice cream yang baik akan terasa sangat lembut dan meleleh di dalam mulut. Ice cream dalam pengolahannya dapat diberi variasi rasa dari bahan yang ditambahkan saat proses pengolahan, seperti penggunaan buah buahan, cokelat maupun kacang-kacangan. Ice cream dapat digunakan sebagai pelengkap dan hiasan dalam menyajikan makanan penutup dan minuman. Permen (boiled sweet) dan cokelat merupakan salah satu produk pangan yang digemari. Produk ini termasuk golongan patiseri dengan prinsip pemekatan gula. Patiseri yang satu ini kaya gula sehingga perlu penanganan khusus (pengolahan dan penyimpanan). Sebagai produk confectionery, permen dibedakan menjadi dua golongan berdasarkan bahan bakunya, yaitu sugar confectionery dan chocolate confectionery. Sesuai dengan namanya, penggolongan itu didasarkan pada jenis bahan baku utamanya. Sugar confectionery bahan bakunya berbasis gula, sedangkan chocolate confectionery merupakan permen dengan basis bahan baku cokelat. Selain itu, penggolongan candy juga dapat didasarkan pada perbedaan tekstur (hard dan soft) dan cara pengolahannya. Coklat selain dibuat menjadi permen dapat juga menjadi bahan pengisi dan pelapis.
  • 12. 12 VII. PECTIN VIII.I TANAMAN YANG MENGANDUNG PEKTIN & EKSTRAKSINYA Pektin hadir dalam semua tanaman namun isi dan komposisi bervariasi tergantung pada spesies, varietas, kematangan tanaman, bagian tanaman, jaringan, dan kondisi pertumbuhan. Pektin lebih tinggi dalam kacang-kacangan dan buah jeruk dari sereal. Apple , jeruk, sukun, markisa, melon, anggur, coklat, strawberry, pepaya, tomat, dan apricot. Serta banyak terdapat pada bagian albedo yang membentuk spons putih pada kulit buah jeruk, markisa, durian, dan jambu biji. Yang dikenal memiliki tingkat tinggi pectin, umumnya, 60 - 70 persen dari serat makanan dalam buah jeruk adalah pektin. Sumber-sumber lain dari pektin termasuk pisang, bit, kubis, wortel (Anonim, 2011b). Tabel : Daftar sumber makanan pektin sampel dan pengukuran kandungan pektin. Pektin sumber makanan Pektin konten (berat dimakan gram / 100 gram) Keping jagung 2.5 Wortel 0.8 Persik 0.7 Kacang polong 0.6 Apel 0.5 Kacang 0.4 Kentang 0.3 Sumber: Hallowoy et al. (1983). VIII.II PRINSIP KERJA PEKTIN Pektin merupakan segolongan polimer heterosakarida yang diperoleh dari dinding sel tumbuhan darat. Pertama kali diisolasi oleh Henri Braconnot tahun 1825. Sebagian besar jaringan tanaman tertentu mengandung pectin. Dalam bentuk ekstrak
  • 13. 13 murni dari bahan tanaman, pectin berupa bubuk berwarna putih kekuningan, hampir tidak berbau dan dengan rasa getah. Pectin mampu mengubah cairan menjadi gel. Pektin pada sel tumbuhan merupakan penyusun lamela tengah, lapisan penyusun awal dinding sel. Penyusun utamanya polimer asam D-galakturonat, yang berikatan dengan α-1,4-glikosidik. Asam galakturonat memiliki gugus karboksil yang dapat saling berikatan dengan ion Mg2+ atau Ca2+ sehingga berkas-berkas polimer “berlekatan” satu sama lain. Garam-garam Mg- atau Ca-pectin dapat membentuk gel, karena ikatan itu berstruktur amorf (tak terbentuk pasti) yang dapat berkembang saat molekul air terjerat di antara ruang-ruang. Secara singkat, pectin adalah campuran dari uronic acid galactose digabungkan dengan metal alcohol. Pektin mempunyai sifat terdispersi dalam air, dan seperti halnya asam pektat. Dalam bentuk garam, pektin berfungsi dalam pembuatan jeli dengan gula dan asam. Pektin dengan kandungan metoksil rendah adalah asam pektinat yang sebagian besar gugusan karboksilnya bebas tidak teresterkan. Pektin dengan metoksil rendah ini dapat membentuk gel dengan ion-ion bervalensi dua. Untuk membentuk gel pektin, harus ada senyawa pendehidrasi (biasanya gula) dan harus ditambahkan asam dengan jumlah yang cocok. VIII.III JENIS-JENIS PEKTIN Mc Cready dan Owen membuat klasifikasi pektin berdasar derajat esterifikasi dari asam anhidrogalakturonat menjadi tiga jenis yaitu: radip set, slow set dan metoksil rendah. 1. Rapid set merupakan pektin dengan derajat esterifikasi lebih dari 70% dengan pH optimum pembentukan gel 3,0-3,4 dan dapat menghasilkan gel yang kuat dalam waktu yang cepat. 2. Slow set adalah pectin dengan derajat esterifikasi 50% sampai 70% dan akan membentuk gel dengan pH optimum 2,8-3,1 dalam waktu yang lebih lama daripada rapid set. 3. Sedangkan metoksil rendah merupakan pektin dengan derajat esterifikasi kurang dari 50%dan dapat membentuk gel yang baik dengan penambahan kation bivalen seperti kalsium.
  • 14. 14 Martin glicksman membuat klasififikasi yang lebih sederhana dengan berdasarkan kadar metoksil dari pektin yaitu: 1. Pektin regular atau pektin metoksil tinggi (pektin MT) dengan kadar metoksil 7 sampai 12% 2. Pektin metoksil rendah (pektin MR) dengan kadar metoksil kurang dari 7% VIII.IV APLIKASI PEKTIN PADA PRODUK PASTRY Pektin digunakan sebagai pembentuk jeli, selai, pengental, dan dimanfaatkan dalam bidang farmasi sebagai obat diare (National Research Development Corporation 2004). Pektin cukup luas dan banyak kegunaannya baik dalam industri pangan maupun nonpangan. Pektin berkadar metoksil tinggi digunakan untuk pembuatan selai dan jeli dari buah-buahan, pembuatan kembang gula bermutu tinggi, pengental untuk minuman dan sirup buah-buahan, serta digunakan dalam emulsi flavor dan saus salad. Pektin dengan kadar metoksil rendah biasa digunakan dalam pembuatan saus salad, puding, gel buah-buahan dalam es krim, selai, dan jeli. Pektin berkadar metoksil rendah efektif digunakan dalam pembentukan gel saus buah-buahan beku karena stabilitasnya yang tinggi pada proses pembekuan, thawing dan pemanasan, serta digunakan sebagai penyalut dalam banyak produk pangan.
  • 15. 15 VIII. GUM VIII.I JENIS-JENIS GUM 1. Carragheen Berasal dari rumput laut berwarna gelap di lepas pantai Irlandia dan kadang-kadang disebut lumut Irlandia. Dapat digunakan dengan cara yang sama seperti agar-agar. 2. Microbial Gums Gum ini penting untuk produksi pangan industri skala besar tapi jarang dipakai dalam pastry. VIII.II PRINSIP KERJA GUM Dapat digunakan sebagai pengental atau penstabil, seperti pati atau gelatin. Dalam icing tertentu, penambahan gum akan mencegah retak atau lengket. Gum dapat digunakan dalam kue rendah lemak untuk meningkatkan tekstur dan mencegah hilangnya kelembaban. Penambahan gum dapat menghambat kristalisasi gula, dan dapat berfungsi sebagai emulsifier. Gum mencegah weeping (disebut sineresis- pelepasan cairan dari gel) dari custard yang berbasis telur dan filling fruit pie. Dan akhirnya, gum digunakan untuk membuat permen karet, zat lunak yang dapat dibentuk menjadi bunga dekoratif atau bentuk untuk kue pernikahan. VIII.III APLIKASI GUM PADA PRODUK PASTRY Digunakan sebagai bahan pengental untuk pembuatan icing, kue rendah lemak, permen karet, bahan dekorasi untuk kue pernikahan.
  • 16. 16 IX. AGAR-AGAR & ALGINAT IX.I PROSES PEMBUATAN IX.I.I PEMBUATAN AGAR-AGAR Bahan baku: Rumput laut jenis Gracilaria yang juga dikenal sebagai agar merah, yaitu jenis Gracilaria alam yang banyak dijumpai di Pantai Selatan P. Jawa dan Bali. Jenis rumput laut lain yang digunakan adalah rumput laut jenis Gracilaria dari hasil bididaya di tambak. Bahan pembantu:  Air bersih untuk pencucian dan perebusan.  Kapur tohor atau kapur bubuk (diperoleh dengan menambahkan air ke kapur gamping) untuk pemucatan rumput laut.  Kalium khlorida (KCI) teknis untuk proses penjendalan agar-agar. Cara pembuatan: 1. Pembersihan Ada tiga perlakuan dalam tahap ini, yaitu perendaman, pencucian, dan sortasi. Rumput laut agar merah kering direndam dalam air bersih sekitar 2 jam. rumput laut diremas- remas sambil disortasi untuk memisahkan kotoran (pasir, karang, jenis rumput laut lain, dsb), kemudian dibilas sampi bersih. 2. Pemucatan Rendam rumput laut di dalam larutan kapur 0,5% selama 5-10 menit. rumput laut kemudian dicuci sambil diremas-remas, dibilas dengan air bersih, ditiris dan dijemur di panas matahari sampai kering. Ketika dijemur tersebut terjadi proses pemucatan
  • 17. 17 sehingga rumput laut menjadi lebih putih. Setelah itu, rumput laut direndam kembali dengan air bersih selama semalam, dicuci sambil daremas-remas dan dibilas sampai rumput laut bau kapur. 3. Ekstraksi dengan perebusan. Ekstraksi agar merah dilakukan dalam dua tahap dengan direbus dengan air dengan total air perebusan sebanyak 20 kali berat rumput laut kering. Perebusan pertama dilakukan dengan air perebus 14 kali berat kering selama 2 jam (suhu 850-950C, pH 6- 7) sambil diaduk. Hasil perebusan disaring dengan kain saring dan ampasnya diekstrak lagi selama 1,0 jam dengan air perebus 6 kali berat rumput laut kering. Hasil perebusan disaring, ampas dibuang, dan filtratnya dicampurkan ke filtat hasil penyaringan pertama. Campuran ini lalu diendapkan untuk memisahkan kotoran halus yang masih ada. 4. Penjendalan. Tambahkan bahan penjendalan (KCI atau KOH0 sambil dipanaskan selama 15 menit dan terus diaduk. Hasil ekstraksi rumput laut agar merah digunakan bahan penjendal 2- 3% KOH atau KCI. Hasilnya dituang ke dalam pan pencetak dan dibiarkan selama sampai agar-agar menjendal cukup keras. 5. Pemotongan dan pengepresan. Kemudian agar-agar yang diperoleh diiris tipis dengan ketebalan 8-10 mm. Tiap irisan dibungkus kain dan disusun dalam alat pengepres dan dilakukan pengepresan untuk mengeluarkan air dari agar-agar dengan beban pengepres ditambah secara bertahap. Pengepresan dihentikan jika lembaran agar-agar dudah cukup tipis. Jika agar-agar belum cukup tipis, pengepresan dilanjutkan dengan menambahkan beban secara bertahap. 6. Pengeringan.
  • 18. 18 Dijemur di panas matahari sampai kering berikut kain pembungkusnya. Selama penjemuran agar-agar dibalik-balik sampai agar benar-benar kering. 7. Sortasi dan pengemasan. Setelah kering benar, agar-agar dilepas satu persatu dari kain pembungkus. Agar-agar kering disortasi untuk memisahkan yang rusak, sobek, dan kotor sekaligus dilakukan pengelompokan mutunya. Agar-agar kering dikemas dalam kantong plastik, atau tergantung perinitaan pasar. 8. Produk akhir. Jumlah agar kering yang diperoleh dari hasil pengolahan (rendemen) dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya mutu rumput laut yang digunakan. Dari hasil pengolahan rumput laut agar merah biasany dapat diperoleh rendemen 20-25% dari berat rumput laut. IX.I.II PEMBUATAN ALGINAT 1. Pembersihan Sebelum diolah rumput laut dibersihkan dari kotoran, seperti pasir,batu karang dll.Pencucian dilakukan dengan cara menyemprotkan air ke rumput laut. Direndam selama 24 jam dengan air bersih, hingga lunak. 2. Perendaman Tahapan selanjutnya rumput laut dapat digunakan sebagai bahan baku alginate. Untuk menghilangkan kotoran yang larut dalam alkali, rumput laut direndam dalam larutan HCL 0.1 - 0.5% Tujuan perendaman dalam air untuk mengembalikan kondisi rumput laut seperti pada kondisi awal / segar, lunak
  • 19. 19 sehingga mempermudah proses ekstraksi serta melarutkan zat yang terkandung dalam rumput laut seperti laminari, manitol,zat warna serta garam garam lain (KCL 3. Ekstraksi/perebusan Rumput laut yang sudah diasamkan ( asam Alginat) dicuci dengan menggunakan air panas 45◦C selama 30 – 60 menit.Setelah itu rumput laut di potong – potong dan diaktrak dengan larutan Na2CO3 12- 13% pada suhu 60 – 70 ◦C.Tujuannya untuk mempermudah pemisahan larutan alginat dengan residu, ditambah air sebanyak 4 kali volume larutan 4. Penyaringan Larutan alginat dipisahkan dengan menggunakan floating tank untuk memisahkan kotoran yang terikut dengan larutan alginat 5. Pemutihan/Pemucatan Setelah bebas dari kotoran, larutan alginat diputihkan dengan menambahkan larutan NaOH 12% sebanyak 1/10 volume larutan alginat. 6. Pengendapan asam alginat Tahapan selanjutnya adalah pengendapan dengan menambahkan laruta asam sulfat (H2SO4) 10% sebanyak 1/10 volume laruitan alginat dan dimasukkan bersama sama ke dalam tangki koagulasi/pengendapan, gel asam alginat dipisahkan dari larutan dengan cara filtrasi atau pemisah centrifugal. 7. Pengendapan Natrium alginat Natrium alginat mengendap pada konsentrasi alcohol diatas 30% yaitu 40% dengan cara diaduk pelan pelan dan didiamkan hingga mengendap sempurna.
  • 20. 20 Asam alginat diubah menjadi natrium alginat dengan menambahkan NaCO3 dan metil alcohol.Garam alginat yang terbentuk dipisahkan dari larutan dengan cara disaring. 8. Pengeringan dan Penepungan Garam alginat yang sudah dipisahkan dikeringkan diatas para – para dan selanjutnya dihaluskan sampai menjadi bubuk dengan ukuran 80 m- 100 mesh. IX.II PRINSIP KERJA IX.I.I PRINSIP KERJA AGAR-AGAR Gel terbentuk karena pada saat dipanaskan di air, molekul agar-agar dan air bergerak bebas. Ketika didinginkan, molekul-molekul agar-agar mulai saling merapat, memadat dan membentuk kisi-kisi yang mengurung molekul-molekul air, sehingga terbentuk sistem koloid padat-cair. Kisi-kisi ini dimanfaatkan dalam elektroforesis gel agarosa untuk menghambat pergerakan molekul objek akibat perbedaan tegangan antara dua kutub. Kepadatan gel agar-agar juga cukup kuat untuk menyangga tumbuhan kecil sehingga sangat sering dipakai sebagai media dalam kultur jaringan. IX.I.II PRINSIP KERJA ALGINAT Sifat koloid, membentuk gel, dan hidrofilik menyebabkan senyawa ini banyak digunakan sebagai emulsifier, pengental, dan stabilizer dalam industri. Sifat hidrofilik alginat dimanfaatkan untuk mengikat air dalam proses pembekuan makanan. Pada makanan yang dibekukan, polimer ini mempertahankan jaringan makanan. Selain itu, polimer ini dapat digunakan sebagai emulsi lemak dalam pembuatan saus dan mengenyalkan, menjaga tekstur, serta menghasilkan rasa yang enak dalam pembuatan pudding.
  • 21. 21 IX.III APLIKASI AGAR-AGAR & ALGINAT PADA PRODUK PASTRY Sebagai bahan pemantap, penstabil, pengemulsi, pengental, pengisi, penjernih, pembuat gel, dan lain-lain. Agar-agar digunakan untuk meningkatkan viskositas sup dan saus, serta dalam pembuatan fruit jelly. Di Eropa dan Amerika, agar-agar digunakan sebagai bahan pengental pada industri es krim, jeli, permen, dan pastry. Agar-agar juga digunakan dalam pembuatan serbat, es krim, dan keju untuk mengatur keseimbangan dan memberikan kehalusan. IX.IV PERBEDAAN PRODUK YANG MENGGUNAKAN AGAR AGAR DAN ALGINAT 1. Alginat, digunakan pada industri : o farmasi sebagai emulsifier, stabilizer, suspended agent dalam pembuatan tablet, kapsul; o kosmetik : sebagai pengemulsi dalam pembuatan cream, lotion dan saus. o makanan : sebagai stabilizer, additive atau ahan tambahan dalam industri tekstil, kertas, keramik, fotografi dan lainlain; 2. Agar-agar, banyak digunakan pada industri/bidang : o makanan : sebagai stabilizer, emulsifier, thickener o mikrobiological : sebagai cultur media o kosmetik : sebagai pengemulsi.lainnya digunakan sebagai additive dalam industri kertas, tekstil. X. PRODUK KHAS DARI THICKENER XANTHAN GUM Berfungsi sebagai bahan pengental , memperbaiki tekstur, mencegah pemisahan emulsi.
  • 22. 22 CMC-Na Berfungsi sebagai bahan pengental, pengikat pada formula tablet, meningkatkan viskositas, memperbaiki tekstur. Larut dalam air, stabil terhadap panas adalah salah satu keunggulan CMC. Cukup dengan konsentrasi kecil, larutan sudah viscous dibandingkan dengan produk lainnya. CARRAGENAN Merupakan polisakarida yang didapat dari hasil ekstraksi red seaweeds. Zat ini digunakan pada makanan dan industri lain sebagai pengental, lubricants, suspending agent dan stabilizing agent. GELLANGUM Bahan tambahan makanan yang digunakan sebagai pengental, emulsifier agent, stabilizer agent. KONJACGUM Memiliki keistimewaan tanpa pemanis, perasa, pewarna, dan pengawet makanan serta stabil terhadap pemanasan dan pendinginan. Zat ini sering digunakan untuk pengental dan memperbaiki tekstur. POLIMERAKRILIC Merupakan pengental yang banyak digunakan untuk industri mie, makanan olahan, frozen foods dengan tingkat kekentalan lebih baik dari CMC Na dan Guar gum, yang biasa lebih dikenal dengan nama sodium polyacrylate. MODIFIEDSTARCH Merupakan pati yang termodifikasi dengan formula khusus sehingga dapat digunakan untuk semua produk olahan.
  • 23. 23 DAFTAR PUSTAKA http://ridwanibnu.blogspot.com/ MEMBUAT AGAR AGAR DARI RUMPUT LAUT http://id.wikipedia.org/wiki/Gelatin http://id.wikipedia.org/wiki/Agar-agar http://suluhminabahari.blogspot.com/2012/07/aneka-produk-dan-olahan-rumput- laut.html Media Penyuluhan Perikanan: ANEKA PRODUK DAN OLAHAN RUMPUT LAUT http://id.wikipedia.org/wiki/Alginat http://www.scribd.com/doc/94361630/Serat-Optik-Sebagai-Sensor-Kelembaban- Dengan-Cladding-Gelatin http://ditaismaini.wordpress.com/category/patiseri/ http://www.ibs-fiber.com/front/index.php/food/food-chemical/241-thickener Pektin - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Kita Membaca: Sumber Pektin Gelatinisasi Pada Bahan Pangan « Riyadhul's Blog http://rhenza.wordpress.com/page/4/ Rhenza’s Weblog http://www.scribd.com/doc/53418714/Manfaat-Alginat-Dalam-Industri-Pangan http://fandiherlandi.blogspot.com/2013/05/membuat-gelatin.html http://www.youtube.com/watch?v=6bYIow9pc6M