SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 50
SHESANTHI CITRARIANA, M.PHARM. SCI., APT
STIKES DUTA GAMA
Indonesia kaya akan pengetahuan mengenai pengobatan
tradisional. Hampir setiap suku bangsa di Indonesia
memiliki khasanah pengetahuan dan cara tersendiri
mengenai pengobatan tradisional. Sebelum dituliskan ke
dalam naskah kuno, pengetahuan tersebut diturunkan
secara turun-temurun melalui tradisi lisan.
Obat tradisional adalah obat yang turun-temurun
digunakan oleh masyarakat untuk mengobati beberapa
penyakit tertentu dan dapat diperoleh secara bebas di
alam.
 Menurut UU Kesehatan RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan,
dan Sediaan Farmasi.
 Dalam Undang Undang ini yang dimaksud Sediaan Farmasi adalah
obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.
 Dalam Undang-undang ini juga disebutkan bahwa hakekat obat
atau pengertian obat adalah bahan atau campuran yang
dipergunakan untuk diagnosa, mencegah, mengurangi,
menghilangkan atau menyembuhkan penyakit, luka atau kelainan
badaniah dan mental pada manusia atau hewan, mempercantik
badan atau bagian badan manusia.
Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan
tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman
Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 246/Menkes/Per/V/1990, tentang Izin Usaha
Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat
Tradisional.
 Perkembangan selanjutnya obat tradisional kebanyakan berupa
campuran yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sehingga dikenal
dengan obat herbal
 Khusus untuk Obat herbal ada 3 : Jamu, obat herbal
terstandarisasi dan fitofarmaka
 Tiga bidang Ilmu Dasar Utama yang mendasari pengetahuan
tentang obat tradisional dan perkembangannya agar menjadi bahan
obat yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah atau medis
adalah :
 1. Farmakognosi adalah ilmu yang mencakup informasi yang
relevan berkaitan dengan obat-obatan yang berasal dari sumber-
sumber alam seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan
mikroorganisme.
 2. Kimia Medisinal meliputi seluruh pengetahuan specifik tidak
hanya terbatas pada obat sintetik dan perancangannya tetapi dapat
mendasari pengembangan obat tradisional
 3. Farmakologi mempelajari tentang kerja obat dan efeknya masing
masing
 Secara umum bahan obat alami dapat memberikan 4 peran penting
di dalam sistem pengobatan modern khususnya dalam perbekalan
terapeutik mutakhir yaitu
 1. Berperan sebagai obat alami yang sangat efektif
 2. Menyediakan senyawa-senyawa dasar yang menghasilkan
molekulmolekul obat yang tidak terlalu toksik dan aktivitasnya
lebih efektif
 3. Eksplorasi prototipe aktif biologis ke arah obat sintetik yang baru
dan lebih baik atau efektif
 4. Modifikasi bahan-bahan alam inaktif dengan metoda
biologis/kimia menjadi obat-obat poten (metoda QSAR)
Pada dasarnya setelah zat aktif tanaman obat diketahui
pengembangan selanjutnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Pengembangan Obat Modern
 Pengembangan obat tradisional yang kandungan zat aktifnya cukup
besar (>2% ) sehingga mudah diisolasi dan dimurnikan.
 Isolat yang sudah murni inilah siap dikembangkan menjadi obat
modern yang siap diresepkan oleh dokter yang kualitasnya mirip
dengan bahan aktif obat modern.
 Kadar bahan aktif besar sehingga tanaman obat dikatakan sebagai
sumber bahan obat/prekursor (single component).
2. Pengembangan Obat Tradisional
 Pengembangan obat tradisional yang kandungan zat aktif kecil
(Dalam hal ini kandungan kimianya akan banyak jenisnya sehingga
dapat dikatakan sebagai standarisasi ekstrak tanaman obat
(campuran galenik).
 Standarisasi dalam hal ini dapat dilakukan mulai dari bahan baku
obat sampai menjadi sedian Fitofarmaka.
 Ekstrak terstandar (multikomponen/campuran bahan aktif) atau
sediaan fitofarmaka yang mengandung ekstrak terstandar yang
berkhasiat, terjamin kualitasnya, keamanannya serta kemanfaatan
terapinya (JAMU, OHT dan FITOFARMAKA)
 Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk
kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet, seperti gambar berikut ini
:
 Bentuk-bentuk sediaan ini saat ini sudah semakin aman dan
terstandarisasi serta dikemas dengan baik untuk menjaga
keamanan dari sediaan atau produk sediaan atau simplisia
tanaman obat tradisional tersebut seperti gambar berikut ini
 Industri Obat Tradisional (IOT) adalah industri yang memproduksi
obat tradisional dengan total aset diatas Rp. 600.000.000,- (Enam
ratus juta rupiah), tidak termasuk harga tanah dan bangunan.
 Usaha jamu / Racikan adalah suatu usaha peracikan pencampuran
dan atau pengolahan obat tradisional dalam bentuk rajangan,
serbuk, cairan, pilis, tapel atau parem dengan skala kecil, dijual di
suatu tempat tanpa penandaan dan atau merek dagang.
 Obat Tradisional Lisensi adalah obat tradisional asing yang
diproduksi oleh suatu Industri obat tradisional atas persetujuan
dari perusahaan yang bersangkutan dengan memakai merk dan
nama dagang perusahaan tersebut.
 Pilis adalah obat tradisional dalam bentuk padat atau pasta yang
digunakan dengan cara mencoletkan pada dahi.
 Parem adalan obat tradisional dalam bentuk padat, pasta atau
bubur yang digunakan dengan cera melumurkan pada kaki dan
tangan atau pada bagian tubuh lain.
 Tapel adalah obat tradisional dalam bentuk, padat pasta atau bubur
yang digunakan dengan cara melumurkan pada seluruh permukaan
perut.
 Sediaan Galenik adalah ekrtaksi bahan atau campuran bahan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan.
 Bahan tambahan adalah zat yang tidak berkhasiat sebagai obat
yang ditambahkan pada obat tradisional untuk meningkatkan
mutu, termasuk mengawetkan, memberi warna, mengedapkan rasa
dan bau serta memantapkan warna, rasa, bau ataupun konsistensi.
 Pemeliharaan & Pengembangan Pengobatan tradisional sebagai
warisan budaya bangsa (ETNOMEDISINE) terus ditingkatkan dan
didorong pengembangannya melalui penggalian, penelitian,
pengujian dan pengembangan serta penemuan obat-obatan
termasuk budidaya tanaman obat tradisional yang secara medis
dapat dipertanggungjawabkan .
 ETNOMEDICINE
Etnomdisine merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang
yang harus dikembangkan, dikaji secara ilmiah dan dicatat
/didokumentasikan sebaik mungkin sebelum mengalami kepunahan
atau hilang. Adapun Etnomedicine yang digunakan sebagai acuan
adalah :
 1. Cabe Puyang warisan nenek moyang,
 2. Ayur weda,
 3. Usada Bali,
 4. Atlas tumbuhan obat Indonesia (Dalimarta),
 5. Tumbuhan Obat Indonesia (Hembing), dan
 6. Tumbuhan Berguna Indonesia (Heyne)
 Eksplorasi sumber daya alam atau bahan aktif tanaman obat
tradisional dapat dilakukan dengan cara :
 1. Ektraksi bahan tanaman obat dengan berbagai pelarut.
(Etnomedisine)
 2. Uji farmakologis awal ekstraks
 3. Skrining fitokimia (Uji Kandungan Metabolit Sekunder : Terpen,
Steroid,Flavonoid,Senyawa Fenol, Alkaloid)
 4. Isolasi bahan aktif dan penetapan struktur
 5. Standarisasi sediaan fitofarmaka
 6. Uji farmakologis lanjut isolat
 7. Modifikasi struktur (QSAR)
 8. Teknologi preformulasi untuk uji klinik selanjutnya (1,2,3,4)
 Uji klinik adalah suatu pengujian khasiat obat baru pada manusia,
dimana sebelumnya diawali oleh pengujian pada binatang atau uji
pra klinik. Pada dasarnya uji klinik memastikan efektivitas,
keamanan dan gambaran efek samping yang sering timbul pada
manusia akibat pemberian suatu obat.
 TAHAP UJI KLINIK
 UJI KLINIK FASE I: Fase ini merupakan pengujian suatu obat
baru untuk pertama kalinya pada manusia. Hal yang diteliti di sini
ialah keamanan obat, bukan efetifitasnya dan dilakukan pada
sukarelawan sehat. Tujuan fase ini ialah menentukan besarnya
dosis tunggal yang dapat diterima, artinya yang tidak menimbulkan
efek samping serius. Dosis oral (lewat mulut) yang diberikan
pertama kali pada manusia biasanya 1/50 x dosis minimal yang
menimbulkan efek pada hewan.
 UJI KLINIK FASE II:
 Pada fase ini obat dicobakan untuk pertama kalinya pada
sekelompok kecil penderita yang kelak akan diobati dengan calon
obat. Tujuannya ialah melihat apakah efek farmakologik yang
tampak pada fase I berguna atau tidak untuk pengobatan.
 Fase II ini dilaksanakan oleh orang-orang yang ahli dalam masing-
masing bidang yang terlibat. Mereka harus ikut berperan dalam
membuat protokol penelitian yang harus dinilai terlebih dulu oleh
panitia kode etik lokal. Protokol penelitian harus diikuti dengan
dengan ketat, seleksi penderita harus cermat, dan setiap penderita
harus dimonitor dengan intensif.
 UJI KLINIK FASE III: Uji klinik fase III dilakukan untuk
memastikan bahwa suatu obat-baru benar-benar berkhasiat (sama
dengan penelitian pada akhit fase II) dan untuk mengetahui
kedudukannya dibandingkan dengan obat standar.
 Penelitian ini sekaligus akan menjawab pertanyaanpertanyaan
tentang (1) efeknya bila digunakan secara luas; efek samping lain
yang belum terlihat pada fase II; (2) dan dampak penggunaannya
pada penderita yang tidak diseleksi secara ketat. (3) Uji klinik fase
III dilakukan pada sejumlah besar penderita yang tidak terseleksi
ketat dan dikerjakan oleh orang-orang yang tidak terlalu ahli,
sehingga menyerupai keadaan sebenarnya dalam penggunaan
seharihari dimasyarakat.
 UJI KLINIK FASE IV:
 Fase ini sering disebut post marketing drug surveillance karena
merupakan pengamatan terhadap obat yang telah dipasarkan.
 Fase ini bertujuan menentukan pola penggunaan obat di
masyarakat serta pola efektifitas dan keamanannya pada
penggunaan yang sebenarnya.
 Jamu
 Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional,
misalnya dalam bentuk serbuk seduhan atau cairan yang berisi
seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut
serta digunakan secara tradisional.
 Golongan ini tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan
klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah
digunakan secara turunmenurun selama berpuluh-puluh tahun
bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan
manfaat secara langsung.
 Obat Herbal Terstandar (OHT)
 Obat Herbal Terstandar (OHT) juga tidak sama dengan fitofarmaka.
Obat Herbal Terstandar (OHT) adalah obat tradisional yang berasal
dari ekstrak bahan tumbuhan, hewan maupun mineral.
 Perlu dilakukan uji pra-klinik untuk pembuktian ilmiah mengenai
standar kandungan bahan yang berkhasiat, standar pembuatan
ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat yang higienis dan
uji toksisitas akut.
 Obat Herbal dapat dikatakan sebagai Obat Herbal Terstandarisasi
bila memenuhi kriteria sebagai berikut :
 1. Aman
 2. Klaim khasiat secara ilmiah, melalui uji pra-klinik
 3. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
 4. Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang
digunakan dalam produk jadi.
 Indonesia telah meiliki atau memproduksi sendiri OHT dan telah
telah beredar di masyarakat 17 produk OHT, seperti misalnya :
diapet®, lelap®, kiranti®, dll.
 Fitofarmaka
 Fitofarmaka merupakan jenis obat tradisional yang dapat
disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya
yang telah terstandar dan khasiatnya telah dibuktikan melalui uji
klinis.
 Fitofarmaka dapat diartikan sebagai sediaan obat bahan alam yang
telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan
uji praklinis dan uji klinis bahan baku serta produk jadinya telah di
standarisir
 Fitofarmaka telah melewati standarisasi mutu, baik dalam proses
penanaman tanaman obat, panen, pembuatan simplisis, ekstrak
hingga pengemasan produk, sehingga dapat digunakan sesuai
dengan dosis yang efektif dan tepat
 Indonesia pada saat ini telah memproduksi dan beredar di
masyarakat sebanyak 5 buah fitofarmaka, seperti Nodiar (PT Kimia
Farma), Stimuno (PT Dexa Medica), Rheumaneer PT. Nyonya
Meneer), Tensigard dan X-Gra (PT Phapros).
1. Tahap seleksi calon fitofarmaka
 Proses pemilihan jenis bahan alam yang akan diteliti sebagai calon fitofarmaka
sesuai dengan skala prioritas sebagai berikut :
 Obat alami calon fitofarmaka yang diperkirakan dapat sebagai alternative
pengobatan untuk penyakit-penyakit yang belum ada atau masih belum jelas
pengobatannya.
 Obat alami calon fitofarmaka yang berdasar pengalaman pemakaian empiris
sebelumnya dapat berkhasiat dan bermanfaat
 Obat alami calon fitofarmaka yang sangat diharapakan berkhasiat untuk
penyakit-penyakit utama
 Ada/ tidaknya efek keracunan akut (single dose), spectrum toksisitas jika ada,
dan sistem organ yang mana yang paling peka terhadap efek keracunan tersebut
(pra klinik, in vivo)
 Ada/ tidaknya efek farmakologi calon fitofarmaka yang mengarah ke khasiat
terapetik (pra klinik in vivo)
 2. Tahap biological screening calon fitofarmaka
 Pada tahap ini dilakukan analisis kandungan kimia aktif dari tanaman calon
fitofarmaka seperti kandungan flavonoid, alkaloid, steroid, saponin dan terpenoid
 3. Tahap penelitian farmakodinamik calon fitofarmaka
 Tahap ini adalah untuk melihat pengaruh calon fitofarmaka terhadap masing-
masing sistem biologis organ tubuh,
 Pra klinik, in vivo dan in vitro
 Tahap ini dipersyaratkan mutlak, hanya jika diperlukan saja untuk
mengetahui mekanisme kerja yang lebih rinci dari calon fitofarmaka.
 Toksisitas ubkronis
 Toksisitas akut
 Toksisitas khas/ khusus
 Pada saat ini di Indonesia sesuai dengan Permenkes RI
No.760/Menkes/Per/IX/1992 tanggal 4 September 1992
 pengembangan Obat Tradisional dalam hal uji aktivitasnya diarahkan ke
dalam beberapa uji aktivitas diantaranya adalah :
 1. Antelmintik 11. Anti ansietas (anti cemas)
 2. Anti asma 12. Anti diabetes (hipoglikemik)
 3. Anti diare 13. Anti hepatitis kronik
 4. Anti herpes genitalis 14. Anti hiperlipidemia
 5. Anti hipertensi 15. Anti hipertiroidisma
 6. Anti histamine 16 . Anti inflamasi (anti Rematik)
 7. Anti kanker 17. Anti malaria
 8. Anti TBC 18. Antitusif / ekspektoransia
 9. Disentri 19. Dispepsia (gastritis)
Ekstrak daun strobilanthus crispus dan ekstrak daun
sonchus arvensis
Katogeri : Jamu
Indikasi : Nyeri kolik karena batu ginjal atau urin.
Stop Diar merupakan tablet Obat Herbal Terstandard ( OHT ), untuk
mengobati diare, produksi PT. Air Mancur yang dibuat dari bahan-
bahan alami ( tanaman obat ) yang berkhasiat menyembuhkan
diare.
Komposisi
Psidii Folium
Curcuma Domestica Rhizoma
Jasmini Multiflorii Folium
Brugmansiae Folium
Bolus Alba
Virugon Cream ® Konimex, OHT herpes (dompo)
Komposisi
Ekstrak Drymariae setara dengan Drymariae Herba 10%
bahan lain hingga 100%
Indikasi
Membantu dalam pengobatan penyakit Herpes (Dompo) pada kulit.
PT FERRON PAR PHARMACEUTICALS
Diabetadex adalah obat diabetes herbal yang memiliki kandungan
aktif DLBS3233 yang merupakan hasil fraksi bioaktif dari Kayu Manis
dan Bunga Bungur dan sudah teruji klinis mampu menurunkan gula
darah.
 Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) meliputi seluruh aspek
yang menyangkut pembuatan obat tradisional, yang bertujuan untuk menjamin
agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah
ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Mutu produk tergantung dari
bahan awal, proses produksi dan pengawasan mutu, bangunan, peralatan dan
personalia yang menangani.
Proses akhir
(pengemasan
produk jadi)
Sampai dengan
(bangunan, peralatan
dan personalia)
Proses awal
(pemilihan
bahan baku)
Mutu
Produk
 Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau galenik, atau
campuran dari bahan tersebut, yang secara turun menurun telah digunakan
untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
 Bahan awal adalah bahan baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam
pembuatan suatu produk obat tradisional.
 Bahan baku adalah simplisia, sediaan galenik, bahan tambahan atau bahan
lainnya, baik yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, yang berubah
maupun yang tidak berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat tradisional,
walaupun tidak semua bahan tersebut masih terdapat didalam produk ruahan.
 Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat tradisional
yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain
merupakan bahan yang dikeringkan.
 Bahan pengemas adalah semua bahan yang digunakan untuk pengemasan
produk ruahan untuk menghasilkan produk jadi.
 Produk antara adalah bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan satu
atau lebih tahap pengolahan lebih lanjut untuk menjadi produk ruahan.
 Produk ruahan adalah bahan atau campuran bahan yang telah selesai diolah
yang masih memerlukan tahap pengemasan untuk menjadi produk jadi.
 Produk jadi adalah produk yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan
obat tradisional.
 Pembuatan adalah seluruh rangkaian kegiatan yang meliputi pengadaan bahan
awal termasuk penyiapan bahan baku, pengolahan, pengemasan, pengawasan
mutu sampai diperoleh produk jadi yang siap untuk didistribusikan.
 Produksi adalah semua kegiatan pembuatan dimulai dari pengadaan bahan awal
termasuk penyiapan bahan baku, pengolahan, sampai dengan pengemasan untuk
menghasilkan produk jadi.
 Pengolahan adalah seluruh rangkaian kegiatan mulai dari penimbangan bahan
baku sampai dengan dihasilkannya produk ruahan.
 Pengemasan adalah kegiatan mewadahi, membungkus, memberi etiket dan atau
kegiatan lain yang dilakukan terhadap produk ruahan untuk menghasilkan
produk jadi.
 Pengawasan dalam proses adalah pemeriksaan dan pengujian yang ditetapkan
dan dilakukan dalam suatu rangkaian proses produksi, termasuk pemeriksaan
dan pengujian yang dilakukan terhadap lingkungan dan peralatan dalam rangka
menjamin bahwa produk akhir (jadi) memenuhi spesifikasinya.
 Pengawasan mutu (quality control) adalah semua upaya pemeriksaan dan
pengujian selama pembuatan untuk menjamin agar obat tradisional yang
dihasilkan memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Pengolahan Rimpang Kunyit
 Cara tanam
 Waktu pemanenan
 Pengolahan simplisia : Cara sortir, pemotongan, pengeringan, penyerbukan,
 Pengemasan
 Contoh produk-produk
Pengolahan Biji Adas
 Cara tanam
 Waktu pemanenan
 Pengolahan simplisia : Cara sortir, pemotongan, pengeringan, penyerbukan,
 pengemasan
 Contoh produk-produk
Pengolahan Daun Sirih
 Cara tanam
 Waktu pemanenan
 Pengolahan simplisia : Cara sortir, pemotongan, pengeringan, penyerbukan,
 Pengemasan
 Contoh produk-produk

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Jenis spuit dan ukurannya
Jenis spuit dan ukurannyaJenis spuit dan ukurannya
Jenis spuit dan ukurannya
Ns. Lutfi
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Gina Sakinah
 
Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01
roywidhie
 

La actualidad más candente (20)

farmasetika dasar
farmasetika dasarfarmasetika dasar
farmasetika dasar
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Monitoring efek samping obat (MESO)
Monitoring efek samping obat (MESO) Monitoring efek samping obat (MESO)
Monitoring efek samping obat (MESO)
 
Farmakoterapi pendahuluan
Farmakoterapi pendahuluanFarmakoterapi pendahuluan
Farmakoterapi pendahuluan
 
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
 
Gemacermat
GemacermatGemacermat
Gemacermat
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
 
Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Larutan ( solution )
Larutan ( solution )
 
272444618 beyond-used-date
272444618 beyond-used-date272444618 beyond-used-date
272444618 beyond-used-date
 
Makalah sterilisasi
Makalah sterilisasiMakalah sterilisasi
Makalah sterilisasi
 
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO)Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
 
Jenis spuit dan ukurannya
Jenis spuit dan ukurannyaJenis spuit dan ukurannya
Jenis spuit dan ukurannya
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
Laporan anestesi lokal
Laporan anestesi lokalLaporan anestesi lokal
Laporan anestesi lokal
 
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
 
Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01
 
Spesialite dan Terminologi Kesehatan
Spesialite dan Terminologi KesehatanSpesialite dan Terminologi Kesehatan
Spesialite dan Terminologi Kesehatan
 
Fitofarmaka
FitofarmakaFitofarmaka
Fitofarmaka
 

Similar a Kuliah bahan baku obat tradisional

Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obatFarmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
IbanevBlo
 
pertemuan 2-Gol Obat.pptx hhhhhjhhhhhhhh
pertemuan 2-Gol Obat.pptx hhhhhjhhhhhhhhpertemuan 2-Gol Obat.pptx hhhhhjhhhhhhhh
pertemuan 2-Gol Obat.pptx hhhhhjhhhhhhhh
2022971607
 
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Vina Widya Putri
 

Similar a Kuliah bahan baku obat tradisional (20)

Penggolongan obat
Penggolongan obatPenggolongan obat
Penggolongan obat
 
DASAR-DASAR KEFARMASIAN X FKK
DASAR-DASAR KEFARMASIAN X FKKDASAR-DASAR KEFARMASIAN X FKK
DASAR-DASAR KEFARMASIAN X FKK
 
Obat bahan alam indonesia
Obat bahan alam indonesiaObat bahan alam indonesia
Obat bahan alam indonesia
 
farmasetika (Penggolongan obat)
farmasetika (Penggolongan obat)farmasetika (Penggolongan obat)
farmasetika (Penggolongan obat)
 
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obatFarmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
 
Kepmenkes 187 2017 formularium ramuan obat tradisional indonesia(1)
Kepmenkes 187 2017 formularium ramuan obat tradisional indonesia(1)Kepmenkes 187 2017 formularium ramuan obat tradisional indonesia(1)
Kepmenkes 187 2017 formularium ramuan obat tradisional indonesia(1)
 
Obat herbal
Obat herbalObat herbal
Obat herbal
 
PPT study.pptx
PPT study.pptxPPT study.pptx
PPT study.pptx
 
Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA
 
Farmakologi dasar AKPER PEMKAB MUNA
Farmakologi dasar  AKPER PEMKAB MUNA Farmakologi dasar  AKPER PEMKAB MUNA
Farmakologi dasar AKPER PEMKAB MUNA
 
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obatFARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
 
Farmakologi dasar
Farmakologi dasarFarmakologi dasar
Farmakologi dasar
 
pengembanganobatherbalfix-141012233944-conversion-gate02-1.pdf
pengembanganobatherbalfix-141012233944-conversion-gate02-1.pdfpengembanganobatherbalfix-141012233944-conversion-gate02-1.pdf
pengembanganobatherbalfix-141012233944-conversion-gate02-1.pdf
 
Kedudukan Farmasi dalam KOTRANAS
Kedudukan Farmasi dalam KOTRANASKedudukan Farmasi dalam KOTRANAS
Kedudukan Farmasi dalam KOTRANAS
 
Jamu Imunitas COVID.pptx
Jamu Imunitas COVID.pptxJamu Imunitas COVID.pptx
Jamu Imunitas COVID.pptx
 
Penelitian ilmiah sebagai upaya saintifikasi herbal
Penelitian ilmiah sebagai upaya saintifikasi herbalPenelitian ilmiah sebagai upaya saintifikasi herbal
Penelitian ilmiah sebagai upaya saintifikasi herbal
 
Pengembangan obat herbal
Pengembangan obat herbalPengembangan obat herbal
Pengembangan obat herbal
 
pertemuan 2-Gol Obat.pptx hhhhhjhhhhhhhh
pertemuan 2-Gol Obat.pptx hhhhhjhhhhhhhhpertemuan 2-Gol Obat.pptx hhhhhjhhhhhhhh
pertemuan 2-Gol Obat.pptx hhhhhjhhhhhhhh
 
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
 
Farmakologi pengertian obat.pdf
Farmakologi   pengertian obat.pdfFarmakologi   pengertian obat.pdf
Farmakologi pengertian obat.pdf
 

Último

kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
cindyrenatasaleleuba
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
NadrohSitepu1
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 

Último (20)

kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 

Kuliah bahan baku obat tradisional

  • 1. SHESANTHI CITRARIANA, M.PHARM. SCI., APT STIKES DUTA GAMA
  • 2. Indonesia kaya akan pengetahuan mengenai pengobatan tradisional. Hampir setiap suku bangsa di Indonesia memiliki khasanah pengetahuan dan cara tersendiri mengenai pengobatan tradisional. Sebelum dituliskan ke dalam naskah kuno, pengetahuan tersebut diturunkan secara turun-temurun melalui tradisi lisan. Obat tradisional adalah obat yang turun-temurun digunakan oleh masyarakat untuk mengobati beberapa penyakit tertentu dan dapat diperoleh secara bebas di alam.
  • 3.  Menurut UU Kesehatan RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, dan Sediaan Farmasi.  Dalam Undang Undang ini yang dimaksud Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.  Dalam Undang-undang ini juga disebutkan bahwa hakekat obat atau pengertian obat adalah bahan atau campuran yang dipergunakan untuk diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan atau menyembuhkan penyakit, luka atau kelainan badaniah dan mental pada manusia atau hewan, mempercantik badan atau bagian badan manusia.
  • 4. Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 246/Menkes/Per/V/1990, tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional.
  • 5.  Perkembangan selanjutnya obat tradisional kebanyakan berupa campuran yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sehingga dikenal dengan obat herbal  Khusus untuk Obat herbal ada 3 : Jamu, obat herbal terstandarisasi dan fitofarmaka
  • 6.  Tiga bidang Ilmu Dasar Utama yang mendasari pengetahuan tentang obat tradisional dan perkembangannya agar menjadi bahan obat yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah atau medis adalah :  1. Farmakognosi adalah ilmu yang mencakup informasi yang relevan berkaitan dengan obat-obatan yang berasal dari sumber- sumber alam seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme.  2. Kimia Medisinal meliputi seluruh pengetahuan specifik tidak hanya terbatas pada obat sintetik dan perancangannya tetapi dapat mendasari pengembangan obat tradisional  3. Farmakologi mempelajari tentang kerja obat dan efeknya masing masing
  • 7.  Secara umum bahan obat alami dapat memberikan 4 peran penting di dalam sistem pengobatan modern khususnya dalam perbekalan terapeutik mutakhir yaitu  1. Berperan sebagai obat alami yang sangat efektif  2. Menyediakan senyawa-senyawa dasar yang menghasilkan molekulmolekul obat yang tidak terlalu toksik dan aktivitasnya lebih efektif  3. Eksplorasi prototipe aktif biologis ke arah obat sintetik yang baru dan lebih baik atau efektif  4. Modifikasi bahan-bahan alam inaktif dengan metoda biologis/kimia menjadi obat-obat poten (metoda QSAR)
  • 8. Pada dasarnya setelah zat aktif tanaman obat diketahui pengembangan selanjutnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Pengembangan Obat Modern  Pengembangan obat tradisional yang kandungan zat aktifnya cukup besar (>2% ) sehingga mudah diisolasi dan dimurnikan.  Isolat yang sudah murni inilah siap dikembangkan menjadi obat modern yang siap diresepkan oleh dokter yang kualitasnya mirip dengan bahan aktif obat modern.  Kadar bahan aktif besar sehingga tanaman obat dikatakan sebagai sumber bahan obat/prekursor (single component).
  • 9. 2. Pengembangan Obat Tradisional  Pengembangan obat tradisional yang kandungan zat aktif kecil (Dalam hal ini kandungan kimianya akan banyak jenisnya sehingga dapat dikatakan sebagai standarisasi ekstrak tanaman obat (campuran galenik).  Standarisasi dalam hal ini dapat dilakukan mulai dari bahan baku obat sampai menjadi sedian Fitofarmaka.  Ekstrak terstandar (multikomponen/campuran bahan aktif) atau sediaan fitofarmaka yang mengandung ekstrak terstandar yang berkhasiat, terjamin kualitasnya, keamanannya serta kemanfaatan terapinya (JAMU, OHT dan FITOFARMAKA)
  • 10.  Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet, seperti gambar berikut ini :
  • 11.  Bentuk-bentuk sediaan ini saat ini sudah semakin aman dan terstandarisasi serta dikemas dengan baik untuk menjaga keamanan dari sediaan atau produk sediaan atau simplisia tanaman obat tradisional tersebut seperti gambar berikut ini
  • 12.  Industri Obat Tradisional (IOT) adalah industri yang memproduksi obat tradisional dengan total aset diatas Rp. 600.000.000,- (Enam ratus juta rupiah), tidak termasuk harga tanah dan bangunan.  Usaha jamu / Racikan adalah suatu usaha peracikan pencampuran dan atau pengolahan obat tradisional dalam bentuk rajangan, serbuk, cairan, pilis, tapel atau parem dengan skala kecil, dijual di suatu tempat tanpa penandaan dan atau merek dagang.  Obat Tradisional Lisensi adalah obat tradisional asing yang diproduksi oleh suatu Industri obat tradisional atas persetujuan dari perusahaan yang bersangkutan dengan memakai merk dan nama dagang perusahaan tersebut.
  • 13.  Pilis adalah obat tradisional dalam bentuk padat atau pasta yang digunakan dengan cara mencoletkan pada dahi.  Parem adalan obat tradisional dalam bentuk padat, pasta atau bubur yang digunakan dengan cera melumurkan pada kaki dan tangan atau pada bagian tubuh lain.  Tapel adalah obat tradisional dalam bentuk, padat pasta atau bubur yang digunakan dengan cara melumurkan pada seluruh permukaan perut.  Sediaan Galenik adalah ekrtaksi bahan atau campuran bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan.  Bahan tambahan adalah zat yang tidak berkhasiat sebagai obat yang ditambahkan pada obat tradisional untuk meningkatkan mutu, termasuk mengawetkan, memberi warna, mengedapkan rasa dan bau serta memantapkan warna, rasa, bau ataupun konsistensi.
  • 14.  Pemeliharaan & Pengembangan Pengobatan tradisional sebagai warisan budaya bangsa (ETNOMEDISINE) terus ditingkatkan dan didorong pengembangannya melalui penggalian, penelitian, pengujian dan pengembangan serta penemuan obat-obatan termasuk budidaya tanaman obat tradisional yang secara medis dapat dipertanggungjawabkan .
  • 15.  ETNOMEDICINE Etnomdisine merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang yang harus dikembangkan, dikaji secara ilmiah dan dicatat /didokumentasikan sebaik mungkin sebelum mengalami kepunahan atau hilang. Adapun Etnomedicine yang digunakan sebagai acuan adalah :  1. Cabe Puyang warisan nenek moyang,  2. Ayur weda,  3. Usada Bali,  4. Atlas tumbuhan obat Indonesia (Dalimarta),  5. Tumbuhan Obat Indonesia (Hembing), dan  6. Tumbuhan Berguna Indonesia (Heyne)
  • 16.  Eksplorasi sumber daya alam atau bahan aktif tanaman obat tradisional dapat dilakukan dengan cara :  1. Ektraksi bahan tanaman obat dengan berbagai pelarut. (Etnomedisine)  2. Uji farmakologis awal ekstraks  3. Skrining fitokimia (Uji Kandungan Metabolit Sekunder : Terpen, Steroid,Flavonoid,Senyawa Fenol, Alkaloid)  4. Isolasi bahan aktif dan penetapan struktur  5. Standarisasi sediaan fitofarmaka  6. Uji farmakologis lanjut isolat  7. Modifikasi struktur (QSAR)  8. Teknologi preformulasi untuk uji klinik selanjutnya (1,2,3,4)
  • 17.  Uji klinik adalah suatu pengujian khasiat obat baru pada manusia, dimana sebelumnya diawali oleh pengujian pada binatang atau uji pra klinik. Pada dasarnya uji klinik memastikan efektivitas, keamanan dan gambaran efek samping yang sering timbul pada manusia akibat pemberian suatu obat.  TAHAP UJI KLINIK  UJI KLINIK FASE I: Fase ini merupakan pengujian suatu obat baru untuk pertama kalinya pada manusia. Hal yang diteliti di sini ialah keamanan obat, bukan efetifitasnya dan dilakukan pada sukarelawan sehat. Tujuan fase ini ialah menentukan besarnya dosis tunggal yang dapat diterima, artinya yang tidak menimbulkan efek samping serius. Dosis oral (lewat mulut) yang diberikan pertama kali pada manusia biasanya 1/50 x dosis minimal yang menimbulkan efek pada hewan.
  • 18.  UJI KLINIK FASE II:  Pada fase ini obat dicobakan untuk pertama kalinya pada sekelompok kecil penderita yang kelak akan diobati dengan calon obat. Tujuannya ialah melihat apakah efek farmakologik yang tampak pada fase I berguna atau tidak untuk pengobatan.  Fase II ini dilaksanakan oleh orang-orang yang ahli dalam masing- masing bidang yang terlibat. Mereka harus ikut berperan dalam membuat protokol penelitian yang harus dinilai terlebih dulu oleh panitia kode etik lokal. Protokol penelitian harus diikuti dengan dengan ketat, seleksi penderita harus cermat, dan setiap penderita harus dimonitor dengan intensif.
  • 19.  UJI KLINIK FASE III: Uji klinik fase III dilakukan untuk memastikan bahwa suatu obat-baru benar-benar berkhasiat (sama dengan penelitian pada akhit fase II) dan untuk mengetahui kedudukannya dibandingkan dengan obat standar.  Penelitian ini sekaligus akan menjawab pertanyaanpertanyaan tentang (1) efeknya bila digunakan secara luas; efek samping lain yang belum terlihat pada fase II; (2) dan dampak penggunaannya pada penderita yang tidak diseleksi secara ketat. (3) Uji klinik fase III dilakukan pada sejumlah besar penderita yang tidak terseleksi ketat dan dikerjakan oleh orang-orang yang tidak terlalu ahli, sehingga menyerupai keadaan sebenarnya dalam penggunaan seharihari dimasyarakat.
  • 20.  UJI KLINIK FASE IV:  Fase ini sering disebut post marketing drug surveillance karena merupakan pengamatan terhadap obat yang telah dipasarkan.  Fase ini bertujuan menentukan pola penggunaan obat di masyarakat serta pola efektifitas dan keamanannya pada penggunaan yang sebenarnya.
  • 21.
  • 22.  Jamu  Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk seduhan atau cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional.  Golongan ini tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah digunakan secara turunmenurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung.
  • 23.
  • 24.
  • 25.  Obat Herbal Terstandar (OHT)  Obat Herbal Terstandar (OHT) juga tidak sama dengan fitofarmaka. Obat Herbal Terstandar (OHT) adalah obat tradisional yang berasal dari ekstrak bahan tumbuhan, hewan maupun mineral.  Perlu dilakukan uji pra-klinik untuk pembuktian ilmiah mengenai standar kandungan bahan yang berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat yang higienis dan uji toksisitas akut.
  • 26.  Obat Herbal dapat dikatakan sebagai Obat Herbal Terstandarisasi bila memenuhi kriteria sebagai berikut :  1. Aman  2. Klaim khasiat secara ilmiah, melalui uji pra-klinik  3. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku  4. Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi.  Indonesia telah meiliki atau memproduksi sendiri OHT dan telah telah beredar di masyarakat 17 produk OHT, seperti misalnya : diapet®, lelap®, kiranti®, dll.
  • 27.
  • 28.  Fitofarmaka  Fitofarmaka merupakan jenis obat tradisional yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar dan khasiatnya telah dibuktikan melalui uji klinis.  Fitofarmaka dapat diartikan sebagai sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinis dan uji klinis bahan baku serta produk jadinya telah di standarisir  Fitofarmaka telah melewati standarisasi mutu, baik dalam proses penanaman tanaman obat, panen, pembuatan simplisis, ekstrak hingga pengemasan produk, sehingga dapat digunakan sesuai dengan dosis yang efektif dan tepat
  • 29.  Indonesia pada saat ini telah memproduksi dan beredar di masyarakat sebanyak 5 buah fitofarmaka, seperti Nodiar (PT Kimia Farma), Stimuno (PT Dexa Medica), Rheumaneer PT. Nyonya Meneer), Tensigard dan X-Gra (PT Phapros).
  • 30. 1. Tahap seleksi calon fitofarmaka  Proses pemilihan jenis bahan alam yang akan diteliti sebagai calon fitofarmaka sesuai dengan skala prioritas sebagai berikut :  Obat alami calon fitofarmaka yang diperkirakan dapat sebagai alternative pengobatan untuk penyakit-penyakit yang belum ada atau masih belum jelas pengobatannya.  Obat alami calon fitofarmaka yang berdasar pengalaman pemakaian empiris sebelumnya dapat berkhasiat dan bermanfaat  Obat alami calon fitofarmaka yang sangat diharapakan berkhasiat untuk penyakit-penyakit utama  Ada/ tidaknya efek keracunan akut (single dose), spectrum toksisitas jika ada, dan sistem organ yang mana yang paling peka terhadap efek keracunan tersebut (pra klinik, in vivo)  Ada/ tidaknya efek farmakologi calon fitofarmaka yang mengarah ke khasiat terapetik (pra klinik in vivo)
  • 31.  2. Tahap biological screening calon fitofarmaka  Pada tahap ini dilakukan analisis kandungan kimia aktif dari tanaman calon fitofarmaka seperti kandungan flavonoid, alkaloid, steroid, saponin dan terpenoid  3. Tahap penelitian farmakodinamik calon fitofarmaka  Tahap ini adalah untuk melihat pengaruh calon fitofarmaka terhadap masing- masing sistem biologis organ tubuh,  Pra klinik, in vivo dan in vitro  Tahap ini dipersyaratkan mutlak, hanya jika diperlukan saja untuk mengetahui mekanisme kerja yang lebih rinci dari calon fitofarmaka.  Toksisitas ubkronis  Toksisitas akut  Toksisitas khas/ khusus
  • 32.  Pada saat ini di Indonesia sesuai dengan Permenkes RI No.760/Menkes/Per/IX/1992 tanggal 4 September 1992  pengembangan Obat Tradisional dalam hal uji aktivitasnya diarahkan ke dalam beberapa uji aktivitas diantaranya adalah :  1. Antelmintik 11. Anti ansietas (anti cemas)  2. Anti asma 12. Anti diabetes (hipoglikemik)  3. Anti diare 13. Anti hepatitis kronik  4. Anti herpes genitalis 14. Anti hiperlipidemia  5. Anti hipertensi 15. Anti hipertiroidisma  6. Anti histamine 16 . Anti inflamasi (anti Rematik)  7. Anti kanker 17. Anti malaria  8. Anti TBC 18. Antitusif / ekspektoransia  9. Disentri 19. Dispepsia (gastritis)
  • 33.
  • 34. Ekstrak daun strobilanthus crispus dan ekstrak daun sonchus arvensis Katogeri : Jamu Indikasi : Nyeri kolik karena batu ginjal atau urin.
  • 35. Stop Diar merupakan tablet Obat Herbal Terstandard ( OHT ), untuk mengobati diare, produksi PT. Air Mancur yang dibuat dari bahan- bahan alami ( tanaman obat ) yang berkhasiat menyembuhkan diare. Komposisi Psidii Folium Curcuma Domestica Rhizoma Jasmini Multiflorii Folium Brugmansiae Folium Bolus Alba
  • 36. Virugon Cream ® Konimex, OHT herpes (dompo) Komposisi Ekstrak Drymariae setara dengan Drymariae Herba 10% bahan lain hingga 100% Indikasi Membantu dalam pengobatan penyakit Herpes (Dompo) pada kulit.
  • 37.
  • 38.
  • 39. PT FERRON PAR PHARMACEUTICALS Diabetadex adalah obat diabetes herbal yang memiliki kandungan aktif DLBS3233 yang merupakan hasil fraksi bioaktif dari Kayu Manis dan Bunga Bungur dan sudah teruji klinis mampu menurunkan gula darah.
  • 40.  Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) meliputi seluruh aspek yang menyangkut pembuatan obat tradisional, yang bertujuan untuk menjamin agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Mutu produk tergantung dari bahan awal, proses produksi dan pengawasan mutu, bangunan, peralatan dan personalia yang menangani.
  • 41. Proses akhir (pengemasan produk jadi) Sampai dengan (bangunan, peralatan dan personalia) Proses awal (pemilihan bahan baku) Mutu Produk
  • 42.  Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau galenik, atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun menurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.  Bahan awal adalah bahan baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam pembuatan suatu produk obat tradisional.  Bahan baku adalah simplisia, sediaan galenik, bahan tambahan atau bahan lainnya, baik yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, yang berubah maupun yang tidak berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat tradisional, walaupun tidak semua bahan tersebut masih terdapat didalam produk ruahan.  Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat tradisional yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain merupakan bahan yang dikeringkan.
  • 43.  Bahan pengemas adalah semua bahan yang digunakan untuk pengemasan produk ruahan untuk menghasilkan produk jadi.  Produk antara adalah bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan satu atau lebih tahap pengolahan lebih lanjut untuk menjadi produk ruahan.  Produk ruahan adalah bahan atau campuran bahan yang telah selesai diolah yang masih memerlukan tahap pengemasan untuk menjadi produk jadi.  Produk jadi adalah produk yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan obat tradisional.  Pembuatan adalah seluruh rangkaian kegiatan yang meliputi pengadaan bahan awal termasuk penyiapan bahan baku, pengolahan, pengemasan, pengawasan mutu sampai diperoleh produk jadi yang siap untuk didistribusikan.
  • 44.  Produksi adalah semua kegiatan pembuatan dimulai dari pengadaan bahan awal termasuk penyiapan bahan baku, pengolahan, sampai dengan pengemasan untuk menghasilkan produk jadi.  Pengolahan adalah seluruh rangkaian kegiatan mulai dari penimbangan bahan baku sampai dengan dihasilkannya produk ruahan.  Pengemasan adalah kegiatan mewadahi, membungkus, memberi etiket dan atau kegiatan lain yang dilakukan terhadap produk ruahan untuk menghasilkan produk jadi.  Pengawasan dalam proses adalah pemeriksaan dan pengujian yang ditetapkan dan dilakukan dalam suatu rangkaian proses produksi, termasuk pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan terhadap lingkungan dan peralatan dalam rangka menjamin bahwa produk akhir (jadi) memenuhi spesifikasinya.  Pengawasan mutu (quality control) adalah semua upaya pemeriksaan dan pengujian selama pembuatan untuk menjamin agar obat tradisional yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
  • 45.
  • 46.
  • 47.
  • 48. Pengolahan Rimpang Kunyit  Cara tanam  Waktu pemanenan  Pengolahan simplisia : Cara sortir, pemotongan, pengeringan, penyerbukan,  Pengemasan  Contoh produk-produk
  • 49. Pengolahan Biji Adas  Cara tanam  Waktu pemanenan  Pengolahan simplisia : Cara sortir, pemotongan, pengeringan, penyerbukan,  pengemasan  Contoh produk-produk
  • 50. Pengolahan Daun Sirih  Cara tanam  Waktu pemanenan  Pengolahan simplisia : Cara sortir, pemotongan, pengeringan, penyerbukan,  Pengemasan  Contoh produk-produk