SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 8
INFLAMASI
Inflamasi adalah respon jaringan yang bersifat protektif terhadap cedera atau
pengrusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengencerkan, atau
mengurung agen yang menyebabkan cedera itu atau bisa juga didefinisikan
sebagai reaksi jaringan tubuh terhadap invasi mikroorganisme pathogen, atau
terhadap trauma karena luka, terbakar atau bahan kimia. Inflamasi sendiri terbagi
menjadi dua, yaitu inflamasi akut dan inflamasi kronis.
INFLAMASI AKUT
a. Definisi
Inflamasi akut adalah respon cepat akibat adanya jejas dengan
mengirimkan berbagai mediator pertahanan tubuh (leukosit dan protein
plasma) menuju ke tempat jejas. Inflamasi akut ini mulainya cepat, gejalanya
parah, dan pada umumnya berlangsung sebentar, ditandai dengan tanda
tanda klasik yaitu nyeri (dolor), panas (kalor), kemerahan (rubor), bengkak
(tumor), dan hilangnya fungsi (function laesa) dengan proses eksudatif dan
seluler yang dominan.
b. Tanda Tanda Klinis
1. Rubor atau Kemerahan. Ini terjadi pada area yang mengalami infeksi
yang disebabkan karena vasodilatasi vaskuler yang menyebabkan
peningkatan aliran darah ke area yang mengalami infeksi sehingga
menimbulkan warna kemerahan.
2. Calor atau Panas. Peningkatan suhu pada area yang terkena inflamasi
yang bisa dilihat atau dirasakan pada permukaan tubuh, misalnya kulit dan
membran mukosa. Ini terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah
lebih banyak ke area yang mengalami infeksi.
3. Tumor atau Pembengkakan. Pembengkakan ini terjadi karena faktor
akumulasi dari cairan eksudat pada ruang ekstravaskuler.
4. Dolor atau Nyeri. Nyeri disebabkan karena peregangan dan distorsi
jaringan akibat pembengkakan. Bisa juga terjadi karena pelepasan
mediator kimia dari tubuh, misalnya prostaglandin, bradikinin, dan
serotonin.
5. Functio Laesa atau Kehilangam Fungsi. Ini terjadi karena pada tubuh
yang cedera mengalami pembengkakan atau nyeri, jadi fungsi yang
harusnya dijalankan menjadi terganggu.
c. Etiologi
Inflamasi akut ini terjadi bisa disebabkan oleh:
1. Infeksi (bakteri, virus, jamur, parasit) dan mikroba yang beracun
merupakan penyebab yang paling sering dari inflamasi akut. Perbedaan
mikroba yang menginvasi, berbeda pula respon inflamasinya.
2. Nekrosis jaringan ini disebabkan karena adanya faktor dari luar, misalnya
iskemia (berkurangnya aliran darah, penyebab infark dan miokard), trauma,
cedera fisik dan kimia (misalnya cedera termal; suhu yang terlalu panas
atau terlalu dingin).
3. Benda asing yang menempel ditubuh (serpihan, kotoran, jahitan) dapat
menimbulkan peradangan juga karena mereka menyebabkan cedera
jaringan traumatis atau membawa mikroba.
4. Reaksi imun yang berlebihan (dimana juga disebut hipersensitivitas)
adalah reaksi imun yang membahayakan atau menyerang sel individu itu
sendiri. Misalnya penyakit autoimun dan alergi.
d. Patogenesis
Inflamasi akut memiliki 3 komponen utama, yaitu pelebaran pembuluh
darah kecil yang menyebabkan peningkatan aliran darah dan peningkatan
permeabilitas yang memungkinkan protein plasma dan leukosut untuk
meninggalkan sirkulasi (respon vaskuler) dan emigrasi leukosit dari pembuluh
darah kecil, akumulasi pada daerah yang terjadi cedera, dan aktivasinya untuk
menghilangkan agen yang menyerang. Ketika individu terkena agen
berbahaya seperti mikroba, sel sel fagosit yang berada di semua jaringan akan
mencobauntuk mneghilangkan agen agen ini. Pada saatyang samasel fagosit
dan sel sentinen mengenali keberadaan zat asing atau abnormal dengan cara
membebaskan sitokin, lipid messenger dan mediator peradangan lainnya.
Beberapa mediator ini bertindak pada pembuluh darah kecil disekitarnya.
1. Respon Vaskuler
Arteriol tervasodilatasi menyebabkan peningkatan aliran darah pada
daerah tersebut sehingga terasa hangat dan kemerahan. Vasodilatasi ini
diinduksi oleh berbagai mediator kimia, salah satunya adalah histamine.
Peningkatan permeabilitas diikuti dengan keluarnya cairan kaya protein
ke jaringan ekstravaskuler. Akibatnya konsentrasi eritrosit dalam pembuluh
darah meningkat (viskositas meningkat) terjadi dilatasi pada pembukuh
darah kecil yang dipadati eritrosit.
Pada saat vasodilatasi arteriol dan aliran darah bertambah, tekanan
hidrostatik intravaskuler meningkat dan pergerakan cairan ke kapiler
(transudate) cairan ini rendah protein dan akan terjadi ketika ada gangguan
keseimbangan tubuh, tetapi akan segera menghilang. Akibat permeabilitas
membrane yang meningkat memungkinkan cairan kaya protein berpindah
ke interstitium (eksudat). Keluarnya cairan kaya protein menuju interstitium
akan menurunkan tekanan osmotic intravaskuler dan meningkatkan
tekanan osmotic interstitium sehingga terjadilah akumulasi cairan kaya
protein yang disebut edema.
2. Respon Seluler
Emigrasi aktif dari sel sel inflamasi dari intravaskuler menuju tempat
terjadinya jejas.
Ekstravasasi leukosit, terjadi pada tiga tahapan
- Margination. Eritrosit dan leukosit normal mengalir di pembuluh darah,
tetapi karena kecepatan aliran darah melambat, leukosit seolah olah
jatuh ke pinggiran sel
- Pavementing. Neutrofil (leukosit yang palig banyak pada pembuluh
darah) mendekati dinding pembuluh darah
- Adhesion. Keterikatan leukosit ke endothelium pembuluh darah
dimediasi oleh molekul sitokin. Sitokin sendiri diekskresikan oleh sel
sentinel di jaringan sebagai respon terhadap mikroba dan agen
berbahaya. Sitokin ini memastikan bahwa leukosit direkrut ke tempat
dimana rangsangan itu hadir.
Leukosit melakukan emigrasi keluar pembuluh darah dengan cara
kemotaksis, yaitu pergerakan yang dipengaruhi oleh faktor kimia. Terdapat
dua faktor dari kemotaksis itu sendiri, yaitu:
- Faktor endogen.Dari dalam tubuh kita sendiri, misalnya mediator kimia
(leukonutrien, C5a)
- Faktor eksogen. Stimulasi dari luar, misalnya produk dari bakteri atau
bakteri itu sendiri.
Setelah keluar dari jaringan, sel akan memulai tugasnya, yaitu
fagositosis (menelan partikel padat yang berbahaya yang dilakukan oleh
makrofag). Terbagi menjadi tiga tahap, yaitu:
- Recognition and Attachment. Sel fagosit mendekati bakteri karena
mediator kimia yang dikeluarkan oleh bakteri, lalu bakteri dilapisi oleh
opsonin
- Engulfment. Bakteri masuk ke dalam sel, lalu di dalam sel bakteri
bercampur dengan lisosom membentuk fagolisosom. Lisosom
mengandung enzim untuk mencerna bakteri.
- Killing anda Degradation. Setelah dicerna bakteri akan hancur dan
mati.
e. Mediator Kimia
Mediator untuk inflamasi adalah zat zat tertentu yang memulai dan
mengatur reaksi inflamasi. Banyak mediator kimia yang telah diidentifikasi dan
ditetapkan secara terapeutik untuk membatasi inflamasi.
- Mediator yang paling penting pada inflamasi akut ini adalah amina
vasoaktif, produk lipid (prostaglandin dan leukonutrien), sitokin
(termasuk juga kemokin) dan produk aktivasi pelengkap.
- Mediator mediator ini disekresesikan oleh sel atau bisa juga dihasilkan
oleh protein plasma
- Mediator yang aktif hanya di produksi untuk merespon stimulus tertentu
- Sebagian besar dari mediator mempunyai siklus hidup pendek
- Satu mediator bisa menstimulasi pengeluaran mediator lainnya.
f. Bentuk Bentuk Inflamasi Akut
1. Inflamasi Serosa
Ditandai dengan eksudasi cairan minim protein ke dalam rongga yang
diciptakan oleh cedera sel, atau bisa juga ke rongga tubuh dilapisi oleh
perioneum, pleura, atau pericardium. Biasanya cairan dalam peradangan
serosa tidak terinfeksi oleh organisme yang merusak dan tidak
mengandung leukosit. Dalam rongga tubuh, cairan mungkin berasal dari
plasma atau sekresi sel mesothelial. Akumulasi cairan dalam rongga ini
disebut efusi. Efusi ini juga terjadi pada kondisi noninflamasi, seperti
berkurangnya aliran daraha pada gagal jantung, atau berkurangnya kadar
protein plasma pada beberapa penyakit ginjal dan hati)
2. Inflamasi Fibrinosa
Akibat peningkatan permeabilitas pembuluh darah yang besar, molekul
besar sperti fibrinogen keluar dai daraah dan fibrin terbentuk dan
disimpang diruang ekstraseluler. Eksudat fibrinous dapat dilarutkan oleh
fibrinolysis dan dibersihkan oleh makrofag. Jika tidak dihilangkan, seiring
waktu dapat menstimulasi pertubuhan fibroblast dan pembuluh darah
sehingga mengakibatkan jaringan parut.
3. Inflamasi Purulent
Ditandai dengan produksi nanah, eksudat yang terdiri dari neutrofil, puing-
puing nekrotik cair, dan cairan edema. Penyebab peradangan purulen
(juga disebut supuratif) yang paling sering adalah infeksi bakteri yang
menyebabkan nekrosis jaringan cair, seperti staphylococci; patogen ini
disebut sebagai bakteri piogenik (nanah). Contoh umum dari peradangan
supuratif akut adalah apendisitis akut. Abses adalah koleksi lokal dari
jaringan inflamasi purulen yang disebabkan oleh supurasi yang terkubur di
jaringan, organ, atau ruang terbatas. Abses memiliki wilayah sentral yang
muncul sebagai massaleukosit nekrotik dan sel-sel jaringan. Biasanya ada
zona neutrofil yang diawetkan di sekitar fokus nekrotik ini, dan di luar
wilayah ini mungkin ada dilatasi pembuluh darah dan proliferasi parenkim
dan fibroblastik, menunjukkan peradangan dan perbaikan kronis. Pada
waktunya, abses bisa menjadi berdinding dan akhirnya digantikan oleh
jaringan ikat.
Inflamasi Purrulen
4. Ulser
Ulkus adalah cacat lokal, atau penggalian, dari permukaan organ atau
jaringan yang dihasilkan oleh peluruhan (shedding) dari jaringan nekrotik
yang meradang. Ulserasi dapat terjadi hanya ketika nekrosis jaringan dan
peradangan yang dihasilkan ada di atau dekat permukaan. Hal ini paling
sering ditemui di (1) mukosa mulut, lambung, usus, atau saluran
genitourinari, dan (2) kulit dan jaringan subkutan ekstremitas bawah pada
orang tua yang memiliki gangguan sirkulasi yang mempengaruhi nekrosis
iskemik yang luas.
Ulkus pada usus 12 jari
Sumber :
Abbas, A.K., Aster, J.C., dan Kumar, V. 2015. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi
9. Singapura: Elsevier Saunders.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Asuhan keperawatan pada pasien dengan abses regio inguinalis
Asuhan keperawatan pada pasien dengan abses regio inguinalisAsuhan keperawatan pada pasien dengan abses regio inguinalis
Asuhan keperawatan pada pasien dengan abses regio inguinalis
Operator Warnet Vast Raha
 
268787241 referat-anastesi-pada-sepsis
268787241 referat-anastesi-pada-sepsis268787241 referat-anastesi-pada-sepsis
268787241 referat-anastesi-pada-sepsis
tere rere
 
Antiinflamasi pada Oftalmologi
Antiinflamasi pada OftalmologiAntiinflamasi pada Oftalmologi
Antiinflamasi pada Oftalmologi
AditiaFitri
 

La actualidad más candente (19)

INFLAMASI
INFLAMASIINFLAMASI
INFLAMASI
 
13. radang
13. radang13. radang
13. radang
 
Infeksi 2013
Infeksi 2013Infeksi 2013
Infeksi 2013
 
Anti inflamasi
Anti inflamasiAnti inflamasi
Anti inflamasi
 
Reaksi tubuh terhadap cidera
Reaksi tubuh terhadap cideraReaksi tubuh terhadap cidera
Reaksi tubuh terhadap cidera
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan abses regio inguinalis
Asuhan keperawatan pada pasien dengan abses regio inguinalisAsuhan keperawatan pada pasien dengan abses regio inguinalis
Asuhan keperawatan pada pasien dengan abses regio inguinalis
 
Askep abses
Askep absesAskep abses
Askep abses
 
268787241 referat-anastesi-pada-sepsis
268787241 referat-anastesi-pada-sepsis268787241 referat-anastesi-pada-sepsis
268787241 referat-anastesi-pada-sepsis
 
Mekanisme Respon Imun Inflamasi
Mekanisme Respon Imun InflamasiMekanisme Respon Imun Inflamasi
Mekanisme Respon Imun Inflamasi
 
Radang dan mekanisme proses infeksi
Radang dan mekanisme proses infeksiRadang dan mekanisme proses infeksi
Radang dan mekanisme proses infeksi
 
Imunologi darah
Imunologi darahImunologi darah
Imunologi darah
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan abses mandibula
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan abses mandibulaLaporan pendahuluan asuhan keperawatan abses mandibula
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan abses mandibula
 
Antiinflamasi pada Oftalmologi
Antiinflamasi pada OftalmologiAntiinflamasi pada Oftalmologi
Antiinflamasi pada Oftalmologi
 
Asuhan gangguan muskuloskeletal
Asuhan gangguan muskuloskeletalAsuhan gangguan muskuloskeletal
Asuhan gangguan muskuloskeletal
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Sistem imunitas tubuh akibat penyakit infeksi
Sistem imunitas tubuh akibat penyakit infeksiSistem imunitas tubuh akibat penyakit infeksi
Sistem imunitas tubuh akibat penyakit infeksi
 
Adaptasi sel
Adaptasi selAdaptasi sel
Adaptasi sel
 
Asuhan keperawatan pada pasien ekzema
Asuhan keperawatan pada pasien ekzemaAsuhan keperawatan pada pasien ekzema
Asuhan keperawatan pada pasien ekzema
 
249127395 syok-sepsis
249127395 syok-sepsis249127395 syok-sepsis
249127395 syok-sepsis
 

Similar a Inflamasi farin

Ayu Puspita_12 IPA 2_Imun & Pertahanan Nonspesifik_SMT 4.pptx
Ayu Puspita_12 IPA 2_Imun & Pertahanan Nonspesifik_SMT 4.pptxAyu Puspita_12 IPA 2_Imun & Pertahanan Nonspesifik_SMT 4.pptx
Ayu Puspita_12 IPA 2_Imun & Pertahanan Nonspesifik_SMT 4.pptx
AyuPuspita79
 
KONSEP RADANG dan proses patofisiologi radang.ppt
KONSEP RADANG dan proses patofisiologi radang.pptKONSEP RADANG dan proses patofisiologi radang.ppt
KONSEP RADANG dan proses patofisiologi radang.ppt
TiaraFatmaP
 

Similar a Inflamasi farin (20)

Radang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses InfeksiRadang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses Infeksi
 
ppt peradangan klmpk 7_patologi.pptx
ppt peradangan klmpk 7_patologi.pptxppt peradangan klmpk 7_patologi.pptx
ppt peradangan klmpk 7_patologi.pptx
 
Respon radang.pptx
Respon radang.pptxRespon radang.pptx
Respon radang.pptx
 
KONSEP RADANG.pptx
KONSEP RADANG.pptxKONSEP RADANG.pptx
KONSEP RADANG.pptx
 
inflamasi-120125211417-phpakkkkkkkkkkkkkkpp02.pptx
inflamasi-120125211417-phpakkkkkkkkkkkkkkpp02.pptxinflamasi-120125211417-phpakkkkkkkkkkkkkkpp02.pptx
inflamasi-120125211417-phpakkkkkkkkkkkkkkpp02.pptx
 
Presentation1 Idk 2
Presentation1 Idk 2Presentation1 Idk 2
Presentation1 Idk 2
 
Ayu Puspita_12 IPA 2_Imun & Pertahanan Nonspesifik_SMT 4.pptx
Ayu Puspita_12 IPA 2_Imun & Pertahanan Nonspesifik_SMT 4.pptxAyu Puspita_12 IPA 2_Imun & Pertahanan Nonspesifik_SMT 4.pptx
Ayu Puspita_12 IPA 2_Imun & Pertahanan Nonspesifik_SMT 4.pptx
 
The Lord Of The Immune System : Sistem Imun
The Lord Of The Immune System : Sistem ImunThe Lord Of The Immune System : Sistem Imun
The Lord Of The Immune System : Sistem Imun
 
Makalah leukosit
Makalah leukositMakalah leukosit
Makalah leukosit
 
PPT SISTEM IMUNITAS.pptx
PPT SISTEM IMUNITAS.pptxPPT SISTEM IMUNITAS.pptx
PPT SISTEM IMUNITAS.pptx
 
mekanisme vaskuler pada inflamasi.pptx
mekanisme vaskuler pada inflamasi.pptxmekanisme vaskuler pada inflamasi.pptx
mekanisme vaskuler pada inflamasi.pptx
 
mekanismevaskulerpadainflamasi-221018035356-786621f2.pdf
mekanismevaskulerpadainflamasi-221018035356-786621f2.pdfmekanismevaskulerpadainflamasi-221018035356-786621f2.pdf
mekanismevaskulerpadainflamasi-221018035356-786621f2.pdf
 
proses peradangan pada sistem tubuh manusia
proses peradangan pada sistem tubuh manusiaproses peradangan pada sistem tubuh manusia
proses peradangan pada sistem tubuh manusia
 
Perawatan luka
Perawatan luka Perawatan luka
Perawatan luka
 
PPT PAK YUSUF.pdf
PPT PAK YUSUF.pdfPPT PAK YUSUF.pdf
PPT PAK YUSUF.pdf
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktif
 
Sistem pertahanan tubuh (sistem limfatik)
Sistem pertahanan tubuh (sistem limfatik)Sistem pertahanan tubuh (sistem limfatik)
Sistem pertahanan tubuh (sistem limfatik)
 
infeksi dan imunitas
infeksi dan imunitasinfeksi dan imunitas
infeksi dan imunitas
 
Sistem Pertahanan Tubuh (Materi Biologi)
Sistem Pertahanan Tubuh (Materi Biologi)Sistem Pertahanan Tubuh (Materi Biologi)
Sistem Pertahanan Tubuh (Materi Biologi)
 
KONSEP RADANG dan proses patofisiologi radang.ppt
KONSEP RADANG dan proses patofisiologi radang.pptKONSEP RADANG dan proses patofisiologi radang.ppt
KONSEP RADANG dan proses patofisiologi radang.ppt
 

Último

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Último (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

Inflamasi farin

  • 1. INFLAMASI Inflamasi adalah respon jaringan yang bersifat protektif terhadap cedera atau pengrusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengencerkan, atau mengurung agen yang menyebabkan cedera itu atau bisa juga didefinisikan sebagai reaksi jaringan tubuh terhadap invasi mikroorganisme pathogen, atau terhadap trauma karena luka, terbakar atau bahan kimia. Inflamasi sendiri terbagi menjadi dua, yaitu inflamasi akut dan inflamasi kronis. INFLAMASI AKUT a. Definisi Inflamasi akut adalah respon cepat akibat adanya jejas dengan mengirimkan berbagai mediator pertahanan tubuh (leukosit dan protein plasma) menuju ke tempat jejas. Inflamasi akut ini mulainya cepat, gejalanya parah, dan pada umumnya berlangsung sebentar, ditandai dengan tanda tanda klasik yaitu nyeri (dolor), panas (kalor), kemerahan (rubor), bengkak (tumor), dan hilangnya fungsi (function laesa) dengan proses eksudatif dan seluler yang dominan. b. Tanda Tanda Klinis 1. Rubor atau Kemerahan. Ini terjadi pada area yang mengalami infeksi yang disebabkan karena vasodilatasi vaskuler yang menyebabkan peningkatan aliran darah ke area yang mengalami infeksi sehingga menimbulkan warna kemerahan. 2. Calor atau Panas. Peningkatan suhu pada area yang terkena inflamasi yang bisa dilihat atau dirasakan pada permukaan tubuh, misalnya kulit dan membran mukosa. Ini terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke area yang mengalami infeksi. 3. Tumor atau Pembengkakan. Pembengkakan ini terjadi karena faktor akumulasi dari cairan eksudat pada ruang ekstravaskuler. 4. Dolor atau Nyeri. Nyeri disebabkan karena peregangan dan distorsi jaringan akibat pembengkakan. Bisa juga terjadi karena pelepasan mediator kimia dari tubuh, misalnya prostaglandin, bradikinin, dan serotonin. 5. Functio Laesa atau Kehilangam Fungsi. Ini terjadi karena pada tubuh yang cedera mengalami pembengkakan atau nyeri, jadi fungsi yang harusnya dijalankan menjadi terganggu. c. Etiologi Inflamasi akut ini terjadi bisa disebabkan oleh: 1. Infeksi (bakteri, virus, jamur, parasit) dan mikroba yang beracun merupakan penyebab yang paling sering dari inflamasi akut. Perbedaan mikroba yang menginvasi, berbeda pula respon inflamasinya. 2. Nekrosis jaringan ini disebabkan karena adanya faktor dari luar, misalnya iskemia (berkurangnya aliran darah, penyebab infark dan miokard), trauma,
  • 2. cedera fisik dan kimia (misalnya cedera termal; suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin). 3. Benda asing yang menempel ditubuh (serpihan, kotoran, jahitan) dapat menimbulkan peradangan juga karena mereka menyebabkan cedera jaringan traumatis atau membawa mikroba. 4. Reaksi imun yang berlebihan (dimana juga disebut hipersensitivitas) adalah reaksi imun yang membahayakan atau menyerang sel individu itu sendiri. Misalnya penyakit autoimun dan alergi. d. Patogenesis Inflamasi akut memiliki 3 komponen utama, yaitu pelebaran pembuluh darah kecil yang menyebabkan peningkatan aliran darah dan peningkatan permeabilitas yang memungkinkan protein plasma dan leukosut untuk meninggalkan sirkulasi (respon vaskuler) dan emigrasi leukosit dari pembuluh darah kecil, akumulasi pada daerah yang terjadi cedera, dan aktivasinya untuk menghilangkan agen yang menyerang. Ketika individu terkena agen berbahaya seperti mikroba, sel sel fagosit yang berada di semua jaringan akan mencobauntuk mneghilangkan agen agen ini. Pada saatyang samasel fagosit dan sel sentinen mengenali keberadaan zat asing atau abnormal dengan cara membebaskan sitokin, lipid messenger dan mediator peradangan lainnya. Beberapa mediator ini bertindak pada pembuluh darah kecil disekitarnya. 1. Respon Vaskuler Arteriol tervasodilatasi menyebabkan peningkatan aliran darah pada daerah tersebut sehingga terasa hangat dan kemerahan. Vasodilatasi ini diinduksi oleh berbagai mediator kimia, salah satunya adalah histamine. Peningkatan permeabilitas diikuti dengan keluarnya cairan kaya protein ke jaringan ekstravaskuler. Akibatnya konsentrasi eritrosit dalam pembuluh darah meningkat (viskositas meningkat) terjadi dilatasi pada pembukuh darah kecil yang dipadati eritrosit. Pada saat vasodilatasi arteriol dan aliran darah bertambah, tekanan hidrostatik intravaskuler meningkat dan pergerakan cairan ke kapiler (transudate) cairan ini rendah protein dan akan terjadi ketika ada gangguan keseimbangan tubuh, tetapi akan segera menghilang. Akibat permeabilitas membrane yang meningkat memungkinkan cairan kaya protein berpindah ke interstitium (eksudat). Keluarnya cairan kaya protein menuju interstitium akan menurunkan tekanan osmotic intravaskuler dan meningkatkan tekanan osmotic interstitium sehingga terjadilah akumulasi cairan kaya protein yang disebut edema. 2. Respon Seluler Emigrasi aktif dari sel sel inflamasi dari intravaskuler menuju tempat terjadinya jejas. Ekstravasasi leukosit, terjadi pada tiga tahapan
  • 3. - Margination. Eritrosit dan leukosit normal mengalir di pembuluh darah, tetapi karena kecepatan aliran darah melambat, leukosit seolah olah jatuh ke pinggiran sel - Pavementing. Neutrofil (leukosit yang palig banyak pada pembuluh darah) mendekati dinding pembuluh darah - Adhesion. Keterikatan leukosit ke endothelium pembuluh darah dimediasi oleh molekul sitokin. Sitokin sendiri diekskresikan oleh sel sentinel di jaringan sebagai respon terhadap mikroba dan agen berbahaya. Sitokin ini memastikan bahwa leukosit direkrut ke tempat dimana rangsangan itu hadir. Leukosit melakukan emigrasi keluar pembuluh darah dengan cara kemotaksis, yaitu pergerakan yang dipengaruhi oleh faktor kimia. Terdapat dua faktor dari kemotaksis itu sendiri, yaitu: - Faktor endogen.Dari dalam tubuh kita sendiri, misalnya mediator kimia (leukonutrien, C5a) - Faktor eksogen. Stimulasi dari luar, misalnya produk dari bakteri atau bakteri itu sendiri. Setelah keluar dari jaringan, sel akan memulai tugasnya, yaitu fagositosis (menelan partikel padat yang berbahaya yang dilakukan oleh makrofag). Terbagi menjadi tiga tahap, yaitu: - Recognition and Attachment. Sel fagosit mendekati bakteri karena mediator kimia yang dikeluarkan oleh bakteri, lalu bakteri dilapisi oleh opsonin - Engulfment. Bakteri masuk ke dalam sel, lalu di dalam sel bakteri bercampur dengan lisosom membentuk fagolisosom. Lisosom mengandung enzim untuk mencerna bakteri. - Killing anda Degradation. Setelah dicerna bakteri akan hancur dan mati.
  • 4. e. Mediator Kimia Mediator untuk inflamasi adalah zat zat tertentu yang memulai dan mengatur reaksi inflamasi. Banyak mediator kimia yang telah diidentifikasi dan ditetapkan secara terapeutik untuk membatasi inflamasi. - Mediator yang paling penting pada inflamasi akut ini adalah amina vasoaktif, produk lipid (prostaglandin dan leukonutrien), sitokin (termasuk juga kemokin) dan produk aktivasi pelengkap. - Mediator mediator ini disekresesikan oleh sel atau bisa juga dihasilkan oleh protein plasma - Mediator yang aktif hanya di produksi untuk merespon stimulus tertentu - Sebagian besar dari mediator mempunyai siklus hidup pendek - Satu mediator bisa menstimulasi pengeluaran mediator lainnya.
  • 5. f. Bentuk Bentuk Inflamasi Akut 1. Inflamasi Serosa Ditandai dengan eksudasi cairan minim protein ke dalam rongga yang diciptakan oleh cedera sel, atau bisa juga ke rongga tubuh dilapisi oleh perioneum, pleura, atau pericardium. Biasanya cairan dalam peradangan serosa tidak terinfeksi oleh organisme yang merusak dan tidak mengandung leukosit. Dalam rongga tubuh, cairan mungkin berasal dari plasma atau sekresi sel mesothelial. Akumulasi cairan dalam rongga ini disebut efusi. Efusi ini juga terjadi pada kondisi noninflamasi, seperti berkurangnya aliran daraha pada gagal jantung, atau berkurangnya kadar protein plasma pada beberapa penyakit ginjal dan hati)
  • 6. 2. Inflamasi Fibrinosa Akibat peningkatan permeabilitas pembuluh darah yang besar, molekul besar sperti fibrinogen keluar dai daraah dan fibrin terbentuk dan disimpang diruang ekstraseluler. Eksudat fibrinous dapat dilarutkan oleh fibrinolysis dan dibersihkan oleh makrofag. Jika tidak dihilangkan, seiring waktu dapat menstimulasi pertubuhan fibroblast dan pembuluh darah sehingga mengakibatkan jaringan parut. 3. Inflamasi Purulent Ditandai dengan produksi nanah, eksudat yang terdiri dari neutrofil, puing- puing nekrotik cair, dan cairan edema. Penyebab peradangan purulen (juga disebut supuratif) yang paling sering adalah infeksi bakteri yang menyebabkan nekrosis jaringan cair, seperti staphylococci; patogen ini disebut sebagai bakteri piogenik (nanah). Contoh umum dari peradangan supuratif akut adalah apendisitis akut. Abses adalah koleksi lokal dari
  • 7. jaringan inflamasi purulen yang disebabkan oleh supurasi yang terkubur di jaringan, organ, atau ruang terbatas. Abses memiliki wilayah sentral yang muncul sebagai massaleukosit nekrotik dan sel-sel jaringan. Biasanya ada zona neutrofil yang diawetkan di sekitar fokus nekrotik ini, dan di luar wilayah ini mungkin ada dilatasi pembuluh darah dan proliferasi parenkim dan fibroblastik, menunjukkan peradangan dan perbaikan kronis. Pada waktunya, abses bisa menjadi berdinding dan akhirnya digantikan oleh jaringan ikat. Inflamasi Purrulen 4. Ulser Ulkus adalah cacat lokal, atau penggalian, dari permukaan organ atau jaringan yang dihasilkan oleh peluruhan (shedding) dari jaringan nekrotik yang meradang. Ulserasi dapat terjadi hanya ketika nekrosis jaringan dan peradangan yang dihasilkan ada di atau dekat permukaan. Hal ini paling sering ditemui di (1) mukosa mulut, lambung, usus, atau saluran genitourinari, dan (2) kulit dan jaringan subkutan ekstremitas bawah pada orang tua yang memiliki gangguan sirkulasi yang mempengaruhi nekrosis iskemik yang luas. Ulkus pada usus 12 jari Sumber :
  • 8. Abbas, A.K., Aster, J.C., dan Kumar, V. 2015. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 9. Singapura: Elsevier Saunders.