Dokumen tersebut membahas tentang gangguan imunitas khususnya penyakit polio. Polio disebabkan oleh virus polio yang menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Vaksinasi polio merupakan cara pencegahan utama dengan memberikan vaksin oral polio vaccine atau inactivated polio vaccine sejak bayi.
4. POLIO => penyakit paralisis/lumpuh yang
disebabkan oleh virus, yang kebanyakan
menyerang bagian kaki/tulang belakang.
Kasus terbanyak -> biasanya menyerang anak-
anak, namun bukan berarti orang dewasa bisa
bebas dari penyakit polio.
5. Penyebab -> Poliovirus (PV).
Virus ini masuk melalui mulut dan hidung, kemudian
berkembangbiak di dalam tenggorokan dan saluran
pencernaan.
Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke
sistem saraf pusat, hingga menyebabkan melemahnya otot
bahkan kelumpuhan (paralisis).
6.
7. Paling umum, polivirus melekat pada dan
menginfeksi sel-sel usus, berlipatganda, dan
dikeluarkan dalam feces dari individu yang
terinfeksi. Jarang, pada 2% dari kasus-kasus,
virus menyebar dari sistim percernaan ke sistim
syaraf dan menyebabkan penyakit kelumpuhan.
PENYEBARAN => disebar dengan cara "oral-
fecal". Infeksi dari orang ke orang terjadi dengan
kontak lender oral (mulut, hidung, dll), dahak,
feces, yang terinfeksi atau dengan makanan dan
air yang terkontaminasi oleh feces dari individu
lain yang terinfeksi.
8. Polio Non-paralisis
-> menyebabkan demam,
muntah, sakit perut, lesu,
dan sensitif. Terjadi kram
otot pada leher dan
punggung, otot terasa
lembek jika disentuh.
Polio Paralisis Spinal
-> menyerang saraf tulang belakang,
menghancurkan sel tanduk anterior yang
mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot
tungkai.
Pada penderita yang tidak memiliki
kekebalan/belum divaksinasi, virus akan
menyerang seluruh bagian batang saraf tulang
belakang dan batang otak.
Penderita yang sudah memiliki kekebalan biasanya
terjadi kelumpuhan pada kaki.
1
2
9. Polio Bulbar
disebabkan -> tidak adanya kekebalan alami
sehingga batang otak ikut terserang.
Batang otak mengatur pernapasan dan saraf
kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai syaraf
yang mengontrol pergerakan bola mata; hal yang
berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata,
gusi, dan otot muka; mengatur pendengaran;
saraf yang membantu proses menelan dan
berbagai fungsi di kerongkongan; pergerakan
lidah dan rasa; dan saraf yang mengirim sinyal
ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf
tambahan yang mengatur pergerakan leher.
Sudah bisa dibayangkan jenis polio ini
menyebabkan kematian.
3
10. Masa inkubasi virus polio biasanya berkisar 3-
35 hari.
Gejala umum serangan polivirus -> pengidap
mendadak lumpuh pada salah satu anggota
gerak setelah demam selama 2-5 hari.
11. POLIO NON PARALISIS
Demam
Muntah
Sakit perut
Lesu
Kram otot pada
leher serta
punggung
Otot terasa lembek
jika disentuh
POLIO PARALISIS SPINAL
Sudah punya kekebalan
-> biasanya akan terjadi
kelumpuhan pada kaki.
Belum memiliki
kekebalan/belum
divaksinasi -> biasanya
akan menyerang ke
seluruh bagian saraf
tulang belakang dan
batang otak sehingga bisa
mengakibatkan
kelumpuhan seluruh
anggota gerak badan.
12. POLIO BULBAR
Polio ini akan menyerang saraf yang
berhubungan dengan pergerakan bola
mata, muka, pendengaran, proses menelan
dan berbagai fungsi di kerongkongan,
pergerakan lidah dan rasa, serta saraf
tambahan yang mengirim sinyal ke
jantung, usus, paru-paru, dan pengatur
pergerakan leher.
Jika penderita tidak dibantu dengan alat
bantu pernafasan, jenis polio ini bisa
menyebabkan kematian
13. Ada 2 jenis vaksin, di Indonesia yang umum
diberikan adalah vaksin sabin (kuman yang
dilemahkan). Cara pemberiannya melalui
mulut.
Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru
lahir/berumur beberapa hari/selanjutnya
diberikan setiap 4-6 minggu.
Pemberian vaksin polio dapat dilakukan
bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B,
dan DPT.
Pemberian imunisasi polio dapat
menimbulkan kekebalan aktif terhadap
penyakit poliomyelitis.
Pengobatan
15. Pemberian -> dengan cara menyuntikannya atau dengan
cara meneteskan vaksin polio ke dalam mulut, mulut (Oral
Poliomyelitis Vaccine/OPV).
Untuk saat ini cara yang paling banyak digunakan adalah
dengan cara tetes ke mulut.
Selain lebih murah dan mudah, cara ini juga merupakan
cara yang paling mendekati rute penyakit polio di dalam
tubuh.
16. Inactived
Poliomyelitis Vaccine
(IPV)
IPV dihasilkan => membiakkan virus dalam media
pembiakkan, kemudian dibuat tidak aktif
(inactivated) -> pemanasan/bahan kimia.
Karena IPV tidak hidup dan tidak dapat replikasi
maka vaksin ini tidak dapat menyebabkan penyakit
polio walaupun diberikan pada anak dengan daya
tahan tubuh yang lemah.
Vaksin yang dibuat oleh Aventis Pasteur.
Penyimpanan : pada suhu 2-80C, tidak boleh
dibekukan.
Pemberian vaksin => suntikan, dosis 0,5 ml, 4x
berturut-turut, interval 2 bulan.
Pengobatan
17. Oral Polio Vaccine (OPV)
Jenis vaksin virus polio paling sering dipakai
di Indonesia.
Pemberiannya : meneteskan cairan melalui
mulut.
Terbuat dari virus liar (wild) hidup yang
dilemahkan.
OPV di Indonesia dibuat oleh PT Biofarma
Bandung.
Virus dalam vaksin ini setelah diberikan 2
tetes akan menempatkan diri di usus dan
memacu pembentukan antibodi baik dalam
darah maupun dalam dinding luar lapisan
usus yang mengakibatkan pertahan lokal
terhadap virus polio liar yang akan masuk.
Pengobatan
18. Vaksinasi dosis pertama, dapat terlindungi
secara cepat, sedangkan dosis berikutnya
akan memberikan perlindungan jangka
panjang.
Vaksin ini diberikan pada bayi baru lahir,
2,4,6,18, bulan, dan 5 tahun.
Imunisasi ulang dapat diberikan sebelum
anak masuk sekolah (5-6 tahun) dan saat
meninggalkan sekolah dasar (12 thun).
Cara vaksinasi -> meneteskan vaksin polio
sebanyak dua tetes langsung ke dalam
mulut anak.
Imunisasi tidak boleh diberikan pada anak
yang sedang diare berat, efek samping
dapat berupa kejang.
Oral
Polio
Vaccine
(OPV)
19. Keadaan kekebalan tubuh yang rendah atau tinggal
serumah dengan pasien yang memiliki kekebalanm tubuh
yang rendah misalnya : penyakit steroid, kanker dan
kemoterapi.
Muntah atau diare berat pemberian faksin di tunda.
Inveksi HIV/kontak langsung dengan HIV serumah.
Ada alergi terhadap neomisin, streptomisin, polimiksin-B.
Demam > 38,5 C, pemeberian vaksin ditunda.
20.
21. Mari laksanakan
“Gerakan Pencegahan” !
Virus polio sangat menular dan tak bisa
disembuhkan.
Virus ini menyerang seluruh tubuh (termasuk otot
dan sistem saraf) dan bisa menyebabkan
kelemahan otot yang sifatnya permanen dan
kelumpuhan total dalam hitungan jam saja.
Penularan => dari mulut yaitu percikan air liur,
dari tinja penderita polio.
22. Imunisasi polio yang biasanya dilakukan saat bayi/anak-
anak.
Vaksin polio ada 2 jenis yaitu vaksin salk (vaksin virus polio
yang tidak aktif), dan vaksin sabin (vaksin virus polio yang
aktif).
Bila memasak air harus mendidih dengan sempurna. Suhu
tinggi dapat cepat mematikan virus polio. Sebaliknya,
keadaan beku/suhu yang rendah virus ini bisa bertahan
hidup bertahun-tahun.
Biasakan menjalani pola hidup yang sehat.
Sanitasi yang baik dan bersih.