Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan penganggaran desa yang responsif gender. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa perencanaan penganggaran desa perlu memperhatikan aspek kesetaraan gender dengan melakukan analisis gender dalam setiap tahapnya, memfasilitasi partisipasi masyarakat secara berimbang antara laki-laki dan perempuan, serta mengalokasikan anggaran untuk memenuhi kebutuhan baik laki-laki ma
2. APA ITU PERAN GENDER?
PERAN GENDER adalah
perilaku yang diharapkan dari
seseorang sesuai dengan
gendernya merupakan hasil
konstruksi sosial, bisa
berubah, bisa dipertukarkan,
bergantung masa, berbeda
antara satu kelas dengan kelas
lainnya dan satu tempat
dengan tempat lainnya.
3. APA BEDANYA DENGAN PERAN
KODRATI ?
• PERAN KODRATI merupakan
ketentuan Tuhan, tidak bisa berubah,
tidak bisa dipertukarkan, berlaku
sepanjang masa, dan di mana saja
(haid, hamil, melahirkan, menyusui)
• NAMUN peran gender seringkali
diyakini sebagai peran kodrati sehingga
melahirkan pembagian peran yang
kaku untuk laki-laki dan perempuan
laki-laki pencari nafkah (breadwinner),
sementara perempuan pengelola
rumah tangga (housekeeper)
5. PERAN REPRODUKTIF
• PERAN REPRODUKTIF adalah peran-peran
yang jika dijalankan tidak menghasilkan uang
dan biasanya dilakukan di dalam rumah
• Peran reproduktif meliputi pengasuhan atau
pemeliharaan anak; pekerjaan-pekerjaan rumah
tangga, seperti memasak, menyapu, mencuci
pakaian, dsb; menjamin seluruh anggota
keluarga sehat, kecukupan makan, tidak lelah,
dsb.
6. PERAN REPRODUKTIF…
• Selama ini peran reproduktif dikonstruksikan
secara sosial budaya sebagai tugas dan tanggung
jawab perempuan
• Di banyak Negara Dunia Ketiga, pelabelan bahwa
laki-laki sebagai pencari nafkah utama,
perempuan sebagai pekerja reproduktif sangat
dominan. Pandangan itu tidak pernah berubah
meskipun pada beberapa kasus perempuan
mempunyai peran dalam rumah tangga sebagai
pencari nafkah utama, bahkan satu-satunya
7. LANJUTAN…
• Pada banyak kasus, jika perempuan menjadi
pencari nafkah utama dan laki-laki terpaksa
menganggur, mereka tidak berbalik
menjalankan peran reproduktif menggantikan
perempuan dengan mengasuh anak,
memasak, mencuci, atau jenis-jenis peran
reproduktif lainnya perempuan mengalami
beban berlebihan (double burden)
8. PERAN PRODUKTIF
• PERAN PRODUKTIF adalah peran-peran yang jika
dijalankan akan menghasilkan uang atau upah
langsung atau bentuk upah-upah yang lain
• Peran produktif dapat dilakukan di luar rumah
(guru, buruh perusahaan, pedagang, dsb) atau di
dalam rumah (usaha salon, menjahit, warung di
rumah, dsb) mempunyai nilai tukar (aktual atau
potensial)
9. PERAN KEMASYARAKATAN
• PERAN KEMASYARAKATAN terdiri dari aktivitas
yang dilakukan di tingkat masyarakat
• Peran kemasyarakatan perempuan biasanya
merupakan aktivitas yang digunakan bersama
misalnya pelayanan kesehatan di posyandu,
pengelolaan sampah rumah tangga biasanya tidak
dibayar atau tidak diberi upah dan dilakukan secara
sukarela
• Peran kemasyarakatan laki-laki biasanya pada
tingkatan masyarakat yang diorganisir, misalnya
menjadi kepala desa/lurah, anggota BPD, dsb.
11. Apa yang perlu difahami oleh
masyarakat?
• Memahami konsep gender.
• Memahami konsep dan persyaratan dalam
menyusun anggaran berkeadilan gender.
• Memahami dasar hukum Keadilan dan
Kesetaraan gender.
• Memahami hak untuk terlibat dalam proses
penyusunan anggaran mulai dari perencanaan,
pembahasan, pelaksanaan dan monitoring serta
evaluasi.
• Memahami siklus pengelolaan keuangan daerah
12. PARADIGMA BARU PEMBANGUNAN
Pasal 78 UU NO 6 2014
1) Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup
manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui
pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan
prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal,
serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan
secara berkelanjutan.
2) Pembangunan Desa meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan.
3) Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan
kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan
perdamaian dan keadilan sosial.
13. MENGAPA PENGARUSUTAMAAN
GENDER PENTING
• Untuk mengidentifikasi apakah laki-laki dan perempuan
memperoleh akses yang sama terhadap sumber daya
pembangunan.
• Untuk mengidentifikasi apakah laki-laki dan perempuan
memiliki peluang berpartisipasi yang sama dalam proses
pembangunan, terutama dalam proses pengambilan
keputusan.
• Untuk mengidentifikasi apakah laki-laki dan perempuan
memiliki kontrol yang sama atas sumber daya
pembangunan.
• Untuk mengidentifikasi apakah laki-laki dan perempuan
memperoleh manfaat yang sama dari hasil
pembangunan.
14. PERENCANAAN DESA
Pasal 79 UU NO 6 TAHUN 2019
1) Pemerintah Desa menyusun perencanaan Pembangunan Desa sesuai
dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan
pembangunan Kabupaten/Kota.
2) Perencanaan Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disusun secara berjangka meliputi:
a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka
waktu 6 (enam) tahun; dan
b. Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut
Rencana Kerja Pemerintah Desa, merupakan penjabaran dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun.
3) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja
Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
dengan Peraturan Desa.
4) Peraturan Desa tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa dan Rencana Kerja Pemerintah Desa merupakan satu-satunya
dokumen perencanaan di Desa.
15. PENYUSUNAN RPJM DESA
Pasal 116 PP NO 43 TAHUN 2014
(1) Dalam menyusun RPJM Desa dan RKP Desa, Pemerintah Desa wajib
menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan Desa
secara partisipatif.
(2) Musyawarah perencanaan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diikuti oleh Badan Permusyawaratan Desa dan unsur
masyarakat Desa.
(3) Rancangan RPJM Desa dan rancangan RKP Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dibahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan
Desa.
(4) Rancangan RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling
sedikit memuat penjabaran visi dan misi kepala Desa terpilih dan arah
kebijakan perencanaan pembangunan Desa.
(5) Rancangan RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
memperhatikan arah kebijakan perencanaan pembangunan
kabupaten/kota.
(6) Rancangan RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan
penjabaran dari rancangan RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu)
tahun.
16. Pasal 117
(1) RPJM Desa mengacu pada RPJM kabupaten/kota.
(2) RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memuat visi dan misi kepala Desa, rencana
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan,
pemberdayaan masyarakat, dan arah kebijakan
pembangunan Desa.
(3) RPJM Desa disusun dengan mempertimbangkan kondisi
objektif Desa dan prioritas pembangunan
kabupaten/kota.
(4) RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditetapkan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
bulan terhitung sejak pelantikan kepala Desa.
17. Tahapan Kegiatan Penyusunan RPJM DesaTahapan Kegiatan Penyusunan RPJM Desa
penyusunan
rencana
pembangunan
Desa
Penyusunan
rancangan
RPJM Desa
penyusunan
rencana
pembangunan
Desa
Data Sekunder
- Kemiskinan, sosial,
budaya, Ekonomi
- Gender
- Infrastruktur dasar
penyelarasan
arah kebijakan
perencanaan
pembangunan
kabupaten
• UU 25/2004
• UU 6/2014
• PP 43/2014
• Permendagri 114/2014
• Permendagri 111/2014
Musrenbangdes
RPJM Desa
Data PrimerData Primer
Sosialisasi &
pembentuk
Tim Penyusun
Pengkajian
keadaan
Desa
Musdus
Pembahasan,
Penyepakatan,
Penetapan
Perdes RPJM
Desa
Visi Misi RPJMD
Visi Misi Kades
Musyawarah
Desa
Lokakarya
Desa
Rapat BPD dan
Pemdes
19. Anggaran responsif gender bukan diartikan
pengalokasian anggaran yang diperuntukan
bagi kaum perempuan, melainkan
pengalokasian anggaran yang diharapkan
mampu mewujudkan kesetaraan antara
perempuan dan laki-laki.
20.
21. PERSYARATAN ANGGARAN YANG
RESPONSIF GENDER
• Anggaran yang responsif gender selalu menggunakan
analisa gender, mulai dari perencanaan, pembahasan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dari anggaran
tersebut.
• Anggaran responsif gender yang efektif selalu
dibangun berdasarkan proses konsultasi yang interaktif
antara masyarakat, perempuan dan laki-laki, kalangan
eksekutif dan kalangan legislatif.
• Anggaran yang responsif gender, seyogyanya
mencerminkan kebutuhan perempuan dan laki-laki.
24. Kategori Analisa Anggaran Belanja
(Debbie Budlender)
1. Alokasi anggaran belanja khusus (diperuntukkan
bagi pemberdayaan dan peningkatan kualitas
hidup perempuan)
2. Alokasi anggaran belanja (yang rutin
dikeluarkan) untuk meningkatkan kapasitas dan
kesempatan kerja yang setara bagi laki-laki dan
perempuan di pemerintahan
3. Alokasi anggaran belanja umum bagi
pengarusutamaan gender
25. TIGA KATEGORI ANGGARAN BELANJA YANG
RESPONSIF GENDER
Alokasi anggaran belanja
khusus gender ->
diperuntukkan bagi
pemberdayaan dan
peningkatan kualitas
perempuan/laki-laki,
seperti:
• Anggaran untuk
pendidikan
(mengurangi angka
perempuan buta
huruf),
• Anggaran untuk
kesehatan misalnya
mengurangi angka
kematian ibu
melahirkan dan
kesehatan reproduksi
perempuan,
• Anggaran untuk
pemberdayaan
perempuan antara lain
pemberdayaan
ekonomi, sosial dan
politik.
+
Alokasi anggaran belanja
(yang rutin
dikeluarkan) untuk
meningkatkan
kapasitas dan
kesempatan kerja
yang setara bagi laki-
laki dan perempuan
di pemerintahan,
seperti:
• Laki-laki dan perempuan
mendapatkan
kesempatan yang
sama untuk pelatihan
dan peningkatan
eselon kepegawaian
agar mampu
menduduki posisi-
posisi pengambil
kebijakan,
• Penyediaan tempat
penitipan anak,
• dan lain-lain.
+
Alokasi anggaran belanja
umum bagi
pengarusutamaan
gender -> merupakan
anggaran bagi
pengarusutamaan
gender pada semua
program setiap
departemen untuk
melihat akses dan
penerima manfaat
yang sama bagi laki-
laki dan perempuan,
baik di tingkat
nasional, propinsi
atau lokal.
26. Menganalisa Anggaran
Responsif Gender
1. Lihat kebijakan (program) yang dibuat oleh
pemerintah untuk mengatasi persoalan
ketidaksetaraan gender
2. Periksa anggaran yang telah dialokasikan
3. Ukur indikator anggaran kinerjanya
27. INDIKATOR PENGUKURAN ANGGARAN KINERJA
Input (Masukan)
Apakah tolok ukur kinerja berdasarkan tingkat atau besarnya sumber dana,
SDM, material, waktu, teknologi dan sebagainya, yang digunakan untuk
pelaksanaan program atau kegiatan, berdasarkan pemilahan perempuan
dan laki-laki?
Output (Keluaran)
Apakah tolok ukur kinerja berdasarkan produk (barang atau jasa) yang
dihasilkan dari program atau kegiatan dengan masukan yang digunakan
telah sesuai dengan input untuk kepentingan perempuan dan laki-laki?
Outcome (Hasil)
Apakah tolok ukur kinerja berdasarkan tingkat keberhasilan yang dapat dicapai
berdasarkan keluaran program atau kegiatan yang sudah dilaksanakan,
telah sesuai berdasarkan pemilahan laki-laki dan perempuan.
Benefit (Manfaat)
Apakah tolok ukur berdasarkan tingkat pemanfaatan yang dapat dirasakan
sebagai nilai tambah bagi masyarakat (baik laki-laki maupun perempuan)
dan pemerintah daerah dari hasil program dan kegiatan?
Impact
Apakah tolok ukur kinerja berdasarkan dampaknya terhadap kondisi
makro yang ingin dicapai dari manfaat telah dirasakan oleh laki-laki dan
perempuan?
28. RENCANA ANGGARAN SATUAN KERJA S3 B1.1
Unit Kerja Tahun
Sudin Tenaga Kerja
Kegiatan
Pembinaan Teknologi Tepat Guna dan Pembinaan Wirausaha Baru
Indikator Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja
Masukan Pelatihan dilaksanakan 10 kali, kepada
peserta 1000 orang (laki-laki:: 500
org, perempuan; 500 org), alat dan
bahan pelatihan, dana pelatihan dan
pemberian modal awal peserta,
550 Juta
Tenaga Fasilitator 10
org
Panitia 10 Org
Keluaran Peserta (laki-laki: 500 org, perempuan:
500 org) mengikuti pelatihan TTG
100% peserta ikut
pelatihan
Hasil Peserta pelatihan paham penggunaan TTG
dan wira usaha
75% peserta pelatihan
(300 laki-laki dan 350
perempuan)
Manfaat Peserta pelatihan membuka usaha baru 50% (200 laki-laki dan
300 perempuan)
Dampak Masyarakat (termasuk ibu rumah tangga)
mempunyai penghasilan sendiri dari
lapangan kerja yang mereka ciptakan
25% yang pernah ikut
pelatihan
29. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN S3 B1.1
Unit Kerja Tahun
Sudin Kebersihan 2005
Kegiatan
Pengadaan MCK (Mandi Cuci Kakus)
Indikator Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja
Masukan Dana, SDM (Tenaga Pekerja), Waktu; 10 hari
kerja, MCK yang responsive jender
(dibedakan antara ruang laki-laki dan
perempuan, ruang perempuan tertutup dan
terkunci dari dalam, ada kloset untuk ibu
hamil dan lansia)
500 Juta
Keluaran Terbangunnya MCK yang dapat dierpgunakan
penduduk di desa X
100% MCK sebanyak 10 buah
(3 buah untuk laki-laki dan
7 buah untuk perempuan)
Hasil MCK berfungsi dan dapat digunakan oleh
masyarakat sekitar
75% (350 penduduk laki-laki
dan 600 penduduk
perempuan)
Manfaat Memberikan rasa aman dan nyaman bagi
penggunanya (baik laki-laki dan perempuan)
50% (300 perempuan merasa
nyaman mempergunakan
MCK)
Dampak Peningkatan kesehatan masyarakat, berkurangnya
kasus pelecehan terhadap perempuan
25% dari kasus sebelumnya
30. DRAF DAFTAR KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA
BIDANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
a Menyelenggarakan Pemilihan Kepala Desa;
b Menetapkan organisasi Pemerintah Desa;
c Pengangkatan perangkat desa
d Memfasilitasi pembentukan BPD;
e Membuat Peraturan di Desa
f Merencanakan, melaksanakan, pemantuan dan pengendalian pembangunan desa
g Mengelola Keuangan Desa
h Melakukan Pungutan Desa
i Mengelola Aset Desa
j Penyelangaraan Administrasi dan Arsip Desa
k Melakukan Kerjasama antar desa
l Melakukan Kerjasama dengan pihak ketiga
m Menetapkan batas desa
n Penanggulangan kemiskinan
o Penanggulangan bencana tingkat desa
p Mengelola sistem informasi desa
q Memberikan Rekomendasi
pengembangan hasil-hasil industri Desa;
rekomendasi pemberian ijin investor dibidang industri;
rekomendasi pemberian ijin dalam bidang perindustrian yang ada di desa;
rekomendasi pemberian ijin HO;
rekomendasi penerbitan dan pencabutan badan hukum koperasi;
rekomendasi dan pembinaan dana kredit yang ada di desa;
rekomendasi pemberian kredit program dada koperasi;
rekomendasi pemberian ijin pembangunan sarana sosial;
rekomendasi pemberian ijin pendirian pondok wisata pada kawasan wisata di desa;
rekomendasi pemberian ijin IMB yang berada di jalan desa;
rekomendasi perijinan pembangunan sarana olahraga tingkat desa;
31. BIDANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
Pertanian dan Ketahanan Pangan
a Pengembangan Kelembagaaan Petani lokal
b Pengaturan pemanfaatan air pada tingkat usaha tani;
c Pemasyarakatan pupuk organik;
d Pengembangan lumbung pangan;
f fasilitas modal usaha tani;
g membantu penyediaan benih unggul;
h pengembangan kebun bibit hijauan pakan ternak;
i pembangunan dan pemeliharaan serta pengelolaan saluran untuk budidaya perikanan;
j pemeliharaan irigasi desa;
Kehutanan dan Perkebunan
a pengelolaan hutan desa;
b penghijauan dan , konservasi tanah yang terdiri dari kebun bibit desa yang
c pelestarian hutan desa;
Perindustrian dan Perdagangan
a. pengelolaan lalu lintas ternak yang ada dalam desa;
b. pengelolaan pemasaran hasil industri Desa;
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
a. pengelolaan pasar desa dan tempat pelelangan lkan;
b pengelolaan kelompok usaha ekonomi produktif.
c Mendirikan dan Mengutakan BUMDes
d Memberikan informasi pasar lokal.
Tenaga Kerja dan Transmigrasi
a pendataan penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dan sektor non pertanian;
b
pendataan penduduk menurut jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja, pencari kerja, dan tingkat partisipasi
angkatan kerja;
c
pendataan penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan pekerjaan jenis pekerjaan dan
status pekerjaan;
d pendataan penduduk yang bekerja di luar negeri;
e pemberian surat rekomendasi bagi penduduk yang akan bekerja ke luar negeri.
h pelaksanaan penyuluhan tentang keluarga berencana;
i pengelolaan kelompok-kelompok bina keluarga.
32. Kesehatan
a penyuluhan sederhana tentang pemberantasan penyakit menular;
b fasilitasi pengelolaan posyandu;
c pengelolaan dana sehat;
d pengelolaan kegiatan tanaman obat keluarga (toga);
e penyelenggaraan upaya sarana kesehatan tingkat desa;
f penyelenggaraan upaya promosi kesehatan;
g pemantauan penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif di Desa
h pelaksanaan penyuluhan tentang keluarga berencana;
i pengelolaan kelompok-kelompok bina keluarga.
Pendidikan dan Kebudayaan
a Penyelenggaranya kursus-kursus ketrampilan;
b penyelenggaraan pendidikan anak usia dini ( PAUD );
c pendataan warga buta huruf/aksara , Putus Sekolah dan Siswa Miskin.
d Bantuan Siswa Miskin
Sosial
a mengeluarkan surat keterangan miskin;
b Memfasilitasi pengurusan orang terlantar dan difabel;
d
menggali, membina dan mengembangkan bermacam seni, yang upacara adat, dan adat
istiadat yang berlaku di desa;
e pendataan penyandang masalah sosial dan potensi kesejahteraan sosial;
Penataan Ruang
a Penataan tata ruang desa
Permukiman/Perumahan
a pengaturan tata permukiman desa;
b pemberian bantuan pemugaran rumah RTM;
d memfasilitasi pembangunan rumah karena bencana
33. Pekerjaan Umum
a pengelolaan dan pemanfaatan proyek Air Bersih yang ada dalam desa;
b pengelolaan dan pemeliharaan pompanisasi, jaringan irigasi Desa
c pengelolaan embung milik desa
d Perencanaan, Pembangunan, Pemanfaatan dan Perawatan jalan dan jembatan desa;
e pengelolaan sumber daya air di desa;
f memfasilitasi pembangunan dan mengelola tempat Mandi, Cuci dan Kakus (MCK); ( Komunal )
g fasilitasi pembangunan MCK RTM
h Pembangunan Sarana dan Prasarana Pemerintahan Desa
i Pembangunan dan Pemeilharaan SPAL dan Drainase Desa
Lingkungan Hidup
a Pembangunan, pengelolaan dan perawatan penampungan air hujan;
b pemantauan terhadap perusakan lingkungan hidup di desa;
c pelarangan penangkapan ikan dengan bahan dan alat terlarang di perairan umum di wilayah desa.
d Pengaturan, pengendalian, pelestarian lingkungan dan tata guna lahan desa
Pariwisata
a pengelolaan obyek wisata milik desa;
Pertanahan
a penetapan sasaran areal dan lokasi kegiatan pengembangan lahan;
b memberikan surat keterangan hak atas tanah;
c memfasilitasi penyelesaian sengketa tanah tingkat desa;
d penataan dan pemetaan Tata Guna Lahan.
Kependudukan dan Catatan Sipil
a Registrasi Penduduk dan surat keterangan kependudukan
Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat
a Pengadaan sarana dan prasarana keamanan desa (Poskamling dll)
b pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat desa;
c pemantauan kewaspadaan dini terhadap terjadinya kejadian luar biasa
Informasi dan Komunikasi
a pengelolaan data dan informasi kebencanaan skala desa;
b sosialisasi berbagai kebijaksanaan desa
c pembinaan kelompok-kelompok komunikasi sosial;
d pegembangan jaringan informasi dan komunikasi desa dan antar desa;
34. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
a fasilitasi keiukutsertaan RTM dalam program KB
b Penyuluhan KB
c Fasilitasi ketrampilan produktif bagi pra keluarga sejahtera
d penguatan kapasitas bagi penyandang masalah sosial
e fasilitasi bantuan pelayanan kesehatan bagi RTM
Pemuda dan Olahraga
a pengembangan sarana dan prasarana olahraga desa;
b peningkatan sumber daya manusia bidang olahraga;
c penyaluran pemuda berprestasi di bidang olahraga;
d menfasilitasi pembinaan organisasi dan kegiatan pemuda
e pemasyarakatan olah raga;
f penyelenggaraan olahraga tingkat desa;
g pengembangan sarana dan prasarana seni budaya bagi pemuda;
Statistik
a penyusunan profil desa
b pendataan penduduk miskin
Arsip dan Perpustakaan
a Pengadaan dan pengelolaan Perpustakaan Desa;
35. BIDANG PEMBINAAN KEMASYARAKATA DESA
a Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa;
b Penguatan Kapasitas Lembaga Kemasyarakat Desa
c Fasilitasi Penyelenggaraan Lembaga Kemasyarakatan Desa
BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
a
peningkatan keswadayaan dan kegortongroyongan masyarakat desa dalam pembangunan
b
pembentukan dan penguatan kader pemberdayaan masyarakat
c
pembentukan dan penguatan organisasi kemasyarakatan di desa
d
peningkatan peran serta masyarakat dalam kebijakan pemerintahan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
a Pembentukan dan Fasilitasi komite perlindungan anak desa;
b Pembentukan dan peningkatan kapasitas kelompok perempuan
c Pemberdayaan masyarakat berbasis gender
d Pembentukan dan Pembinaan Kelompok Anak
36. UU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG
DESA
UU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG
DESA
PP NO.43 TAHUN 2014 yang telah diubah PP 47 2015 tentang
PEDOMAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
PP NO.43 TAHUN 2014 yang telah diubah PP 47 2015 tentang
PEDOMAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
PP NO.60 TAHUN 2014 yang telah diubah PP No. 22 Tahun
2015 tentang DANA DESA YANG BERSUMBER DARI APBN
PP NO.60 TAHUN 2014 yang telah diubah PP No. 22 Tahun
2015 tentang DANA DESA YANG BERSUMBER DARI APBN
Permendagri No.111/
2014TtgPedoman Penyusunan
Perdes
Permendagri No.111/
2014TtgPedoman Penyusunan
Perdes
Permendagri No.112/
2014TtgTata Cara PILKADES
Permendagri No.112/
2014TtgTata Cara PILKADES
Permendes 1/
2015TtgKewenangan
Desa
Permendes 1/
2015TtgKewenangan
Desa
Permendes No.2/2015
TtgPedoman Musyawarah
Desa
Permendes No.2/2015
TtgPedoman Musyawarah
Desa
Permendagri No.114/
2014TtgPedoman
Pembangunan Desa
Permendagri No.114/
2014TtgPedoman
Pembangunan Desa
Permendes No.3/
2015TtgPedoman
Pendampingan Desa
Permendes No.3/
2015TtgPedoman
Pendampingan Desa
Permendes No.4/2015
TtgPedoman BUM Desa
Permendes No.4/2015
TtgPedoman BUM Desa
Permendagri No.113/ 2014tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan
Desa
Permendagri No.113/ 2014tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan
Desa
Permendes No.5/2015 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa
yang bersumber dari APBN
Permendes No.5/2015 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa
yang bersumber dari APBN
Peraturan Menteri Keuangan No.241/PMK.07/2014 tentang
Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer ke Daerah dan Dana
Desa
Peraturan Menteri Keuangan No.241/PMK.07/2014 tentang
Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer ke Daerah dan Dana
Desa
Peraturan Menteri Keuangan No.250/PMK.07/2014 tentang
Pengalokasian Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Peraturan Menteri Keuangan No.250/PMK.07/2014 tentang
Pengalokasian Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Peraturan Menteri Keuangan No. 93/PMK.07/2015 tentang
Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan,
Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa
Peraturan Menteri Keuangan No. 93/PMK.07/2015 tentang
Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan,
Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa
Permendes No.
1/2016
Permendes No.
9/2016
PMK No. 245 & 49/PMK.07/2016
SKB Mendagri, Menkeu, Mendagri dan Men-Desa
PDT & Transmigrasi ttg percepatan penyaluran,
pengelolaan & Penggunaan DD Thn 2015
Permendagri No.
82/2015
Permendagri No.
83/2015
Permendagri No.
84/2015
Permendagri No.
1/2016
Permendagri No.
44/2016
Permendagri No.
45/2016
Permendagri No.
46/2016
Permendagri No.
Permendes No.
10/2016