5. Terbentuknya Alam Semesta
Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
alam semesta adalah astrnomi. Alam semesta trdiri
dari beberapa bintang- bintang yang beredar
mengikuti suatu pusat yang berupa suatu kabut gas
pijar yang sangat besar, dikelilingi oleh kelompok-
kelompok bintang yang sangat dekat satu sama
lain.
Next
6. Peredaran planet mengelilingi matahari disebut
gerak revolusi, planet – planet disamping mengintari
matahari juga beredar mengelilingi sumbunya, gerak
ini disebut gerak rotasi. Waktu yang diperlukan untuk
satu putaran revolusi disebut kala revolusi (satu tahun).
Untuk bumi kala revolusi atau satu tahunnya 365,25 hari.
Sedangkan waktu yang dibutuhkan oleh suatu planet
beredar mengelilingi sumbunya disebut kala rotasi (satu
hari). Untuk planet bumi kala rotasi atau satu harinya 23
jam 56 menit 4 detik.
7. 1. Teori Ledakan Hebat (Big
Bang)
Georges Lemaitre (1930), teori ini berawal dari
hasil pengamatan terhadap bintang-bintang di langit
selama ratusan tahun. Dari hasil pengamatan yang cermat
ternyata posisi bintang-bintang itu tidak tetap satu
terhadap yang lain, tampak semakin menjauh. Edwin
Hubbel yang menjelaskan bahwa bintang – bintang itu
ternyata berubah warnanya cenderung kearah warna
merah.
next
8. Gambar 1.
Balon karet yang ditiup. Titik- titik hitam pada permukaan karet apabila
ditiup akan saling menjauh.
(B) Teori Ekspansi-kontraksi
Herman Bondi, Thomas Gold dan Fred Hoyle
(1948) mengatakan bahwa alam semesta dalam
keadaan diam hanya mengalami siklus ”masa
ekspansi” (mengembang) dan masa kontraksi
(mengkerut).
9. a. Pengertian Galaksi
Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya
gravitasi yang terdiri atas bintang (dengan segala bentuk
manifestasinya, antara lain bintang neutron dan lubang hitam, gas
dan debu kosmik medium antarbintang, dan kemungkinan
substansi hipotetis yang dikenal dengan materi gelap.
Matahari bersama-sama 9 buah planet yang mengitarinya
merupakan anggota dari sebuah galaksi yang diberi nama Galaksi
Bima Sakti
10. B. Bentuk galaksi
1.Galaksi yang berbentuk spiral (bentuk S)
Galaksi spiral merupakan tipe yang paling umum dikenal orang
Bagian-bagian utama galaksi spiral adalah halo, bidang galaksi (termasuk
lengan spiral), dan bulge (bagian pusat galaksi yang menonjol).
2) Galaksi yang berbentuk elips (bentuk E)
Dibandingkan dengan Galaksi spiral, maka Galaksi bentuk
elips merupakan bangunan yang sederhana karena hanya terdiri:
– Pusat roda
– Selubung yang membungkus pusat
Galaksi elips agak pipih dan kerapatan bintang – bintang pada
pusatnya bergantung gravitasi masanya.
11. 3. Galaksi yang tak beraturan
Galaksi tak beraturan adalah tipe galaksi yang tidak simetri dan
tidak memiliki bentuk khusus, tidak seperti dua tipe galaksi yang
lainnya. Contoh dari galaksi tipe ini adalah Awan Magellan Besar dan
Awan Magellan Kecil, dua buah galaksi tetangga terdekat Bima
Sakti, yang hanya berjarak sekitar 180.000 tahun cahaya dari Bima
Sakti. Galaksi tak beraturan ini banyak mengandung materi antar
bintang yang terdiri dari gas dan debu-debu
12. c. Galaksi Bima Sakti
Bentuk galaksi Bimasakti seperti dua buah piring cekung
yang ditangkupkan, bagian tengahnya tebal dan semakin pipih ke
arah tepi, dan terdapat lengan-lengan spiral di dalamnya. Oleh
karena itu Galaksi kita digolongkan ke dalam galaksi spiral.
Berdasarkan klasifikasi galaksi Hubble, galaksi Bimasakti
termasuk dalam kelas SBbc. Artinya, Galaksi kita adalah galaksi
spiral yang memiliki “bar” atau palang di bagian pusatnya,
dengan kecerlangan bagian pusat yang relatif sama dengan
bagian piringan, dan memiliki struktur lengan spiral yang agak
renggang di bagian piringannya.
13. D. Ciri-ciri dan macam-macam Galaksi
Ciri-ciri Galaksi Macam-macam Galaksi
a. Galaksi Bima Sakti
– Galaksi mempunyai cahaya
sendiri bukan cahaya b. Galaksi Andromeda
pantulan c. Galaksi Awan Magelan
– Galaksi-galaksi lainnya dapat (Magellanic Clouds)
dilihat berada di luar galaksi
bimasakti d. Galaksi Dolar perak (Silvery
– Jarak antara galaksi satu Coint)
dengan yang lainnya jutaan e. Galaksi roda biru (Blue Pin
tahun cahaya
Whee) M33
– Galaksi mempunyai bentuk-
bentuk tertentu. f. Galaksi pusaran air
14. Kembali
a. Pengertian tata surya
Tata Surya adalah segala benda langit yang mengitari
matahari. Benda-benda langit itu diantaranya, planet-plenet,
asteroid, komet dan jg debu-debu yang ada dilamgit. Dalam Tata
Surya ada 10 planet, dimana planet tersebut dibedakan menjadi
planet luar dan planet luar. Disebut planet dalam karena planet
tersebut berada didalamlintasan antara Bumi dan Matahari.
15. b. Teori Asal-usul Tata Surya
1. Teori Pasang Surut
Teori pasang surut dikemukakan oleh James Jeans dan Horold
Jeffreys pada tahun 1917
2. Teori Kabut atau Teori Nebula
Beberapa teori yang mendukung teori kabut adalah sebagai berikut :
a. Teori Immanuel Kant
b. Teori Pierre Simon de Laplace
c. Teori Planettisimal
16. 3. Teori Bintang Kembar
4. . Teori Proto Planet
c. Susunan Tata Surya
Tata surya terdiri dari matahari sebagai pusat dan benda-
benda lain seperti planet, satelit, meteor, komet, debu, dan gas antar
planet beredar mengelilinganya.
1. Matahari
Matahari merupakan anggota tata surya yang paling besar.
2. Planet
Planet adalah benda angksa yang mengelilingi matahari pada lintasan
tertentu.
17. Pertama, planet-planet dikelompokkan dengan Bumi sebagai
pembatas, yaitu: planet inferior dan planet superior.
Kedua, planet-planet dikelompokkan dengan lintasan Asteroid
sebagai pembatas, yaitu : planet dalam dan planet luar.
Ketiga, planet-planet dikelompokkan berdasarkan ukuran dan
komposisi bahan penyusunnya, yaitu: planet Terrestrial dan planet
Jovian.
Anggota planet-planet yang diakui sampai saat ini adalah
sebagai berikut: 1)Merkurius, 2)Venus, 3)Bumi, 4)Mars, 5)Jupiter,
6)Saturnus, 6)Uranus, 7) Neptunus.
18. 3. Benda-benda angkasa lain
Selain planet-planet yang mengitari matahari ada juga
benda-benda angkasa lain yang mengitari matahari yaitu:
1. Asteroid
2. Komet (Bintang Berekor)
3. Meteor (Bintang Beralih)
4. Satelit
19. a. Struktur Bumi
Struktur bumi merupakan bagian-bagian yang menjadi
penyusun bumi. Bumi tersusun dari beberapa bagian yang terdiri dari:
Kerak benua, Kerak lautan, Asthenosfera, Litosfera, Mantel atas, Mantel
bawah, Teras Cecair dan Teras Pepejal.
b. Bagian-bagian Stuktur Lapisan Bumi
Bumi merupakan planet dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang
dekat dengan matahari.
1. Kerak Bumi (Crust) 3. Inti Bumi (Barisfer)
2. Selimut (Mantel) 4. Kulit Bumi (Lithosfer)
next
20. c. Hidrosfer
Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi.
Hidrosfer meliputi samudera, laut, sungai, danau, gletser, salju,
air tanah, serta uap air di atmosfer.
1. Samudera-samudera dan laut-laut
2. Sungai
3. Rawa
4. Danau
5. Air Tanah
next
21. d. Atmosfer
1) Pengertian Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk
bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa
2) Lapisan-Lapisan Atmosfer
Atmosfer bumi terdiri dari beberapa lapisan, yaitu
1. troposfer,
2. stratosfer,
3. mesosfer,
4. termosfer,
5. eksosfer.
next
22. b. Stratosfer
Lapisan kedua dari atmosfer adalah stratosfer
Lapisan Stratosfer, mempunyai ciri-ciri:
a. Lapisan stratosfer mempunyai ketebalan sekitar 35 km.
b. Pada lapisan ini terdapat lapisan O (ozon).
c. Fungsi lapisan ozon,melindungi bumi dari radiasi sinar ultra violet
matahari.
d. Lapisan terluar stratosfer di sebut stratopause, yaitu lapisan yang
membatasi stratosfer dan mesosfer.
e. Faktor penyebab kerusakan lapisan ozon diantaranya, penggunanan
Cloro fluorocarbon (CFC) dihasilkan oleah kulkas, aerosol dan AC.
f. Akibat penipisan ozon, menimbulkan baeberapa penyakit:katarak
mata, kanker kulit,menurunnya kekebalan tubuh dst.
next
23. c. Mesosfer
Batas antara stratosfer dan mesosfer juga ditandai dengan adanya
pembalikan temperatur.
d. Termosfer
Lapisan termosfer ini disebut juga lapisan ionosfer
e. Eksosfer
Lapisan atmosfer yang paling luar disebut dengan “eksosfer” ,dalam
lapisan ini hampr tidak terdapat udara lagi.
24. 2.1 Pengertian Batuan
Batu adalah sejenis bahan yang terdiri daripada mineral dan dikelaskan
menurut komposisi mineral.
2.2 JENIS-JENIS BATUAN
2.2.1 Batuan Igneus
2.2.2 Batuan Enapan
2.2.3 Batuan Metamorfosis
2.2.4 Batuan Sedimen
25. 2.3 BATUAN, GEOLOGI,GEOMORFFOLOGI
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin:
ignis, “api”) adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang
mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses
kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif
(plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif
(vulkanik).
26. 2.4 STRUKTUR BATUAN BEKU
Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku
dibedakan menjadi
1. Batuan Beku Extrusive
2. Intrusive.
Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan
pada tekstur masing masing batuan tersebut
next
27. 2.5. TEKSTUR BATUAN BEKU
Berdasarkan hal di atas tekstur batuan beku dapat dibedakan
berdasarkan :
1. Tingkat kristalisasi
2. Ukuran butir
3. Bentuk kristal
4. Berdasarkan kombinasi bentuk kristalnya
5. Berdasarkan keseragaman antar butirnya
28. 2.6 KLASIFIKASI BATUAN BEKU
Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat
terbentuknya, warna, kimia, tekstur, dan mineraloginya.
2.7 PENGELOMPOKAN BATUAN BEKU
Untuk membedakan berbagai jenis batuan beku yang terdapat di
Bumi, dilakukan berbagai cara pengelompokan terhadap batuan beku
(gambar). Pengelompokan yang didasarkan kepada susunan kimia
batuan, jarang dilakukan
29. 2.8 PENAMAAN BATUAN BEKU
Penamaan batuan beku ditentukan berdasarkan dari
komposisi mineral-mineral utama (ditentukan berdasarkan
persentase volumenya) dan apabila dalam penentuan komposisi
mineralnya sulit ditentukan secara pasti, maka analisis kimia
dapat dilakukan untuk memastikan komposisinya. Yang dimaksud
dengan klasifikasi batuan beku disini adalah semua batuan beku
yang terbentuk seperti yang diuraikan diatas (volkanik, plutonik,
extrusive, dan intrusive).
30. 2.1 Pengertian Mineral
2.1.1 Definisi
Menurut Pramuji dan Bastaman (2009), mineral adalah bahan penyusun
tanah utama yang berasal dari kristalisasi magma, atau terbentuk
sebagai hasil reaksi unsur kimia di dalam tanah
2.1.2 Batasan-Batasan Mineral
2.2 Sifat – Sifat Mineral
Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang
pertama adalah dengan melakukan analisa secara kimiawi, dan yang
kedua yang paling umum dilakukan dengan cara mengenal sifat – sifat
fisiknya
31. 2.3 Penggolongan Mineral
2.3.1 Berdasarkan ukuran dan proses terjadinya
Menurut Moorhause (1959), berdasarkan ukuran dan proses
terjadinya, mineral dalam tanah dapat dikelompokkan menjadi dua
jenis, yaitu mineral primer dan mineral sekunder .
2.3.2 Berdasarkan Susunan Kimiawinya
Berdasarkan senyawa kimiawinya mineral dapat
dikelompokkan menjadi mineral silikat dan mineral non silikat.
32. 2.3.3 Berdasarkan fungsi sebagai pembentuk batuan bumi
Mineral pembentuk batuan dikelompokkan menjadi
empat yaitu:
a. Mineral Silikat
b. Mineral Oksida
c. Mineral sulfida
d. Mineral-mineral Karbonat dan Sulfat