Sidang skripsi membahas pengaruh penggunaan batu bata merah sebagai pengganti bahan pengisi pada lapisan aspal beton. Tujuannya adalah menganalisis parameter Marshall dan kelayakan batu bata merah. Hasilnya menunjukkan batu bata merah layak digunakan pada kadar aspal optimum 6,25% yang memenuhi spesifikasi.
1. SIDANG SKRIPSI
STUDI ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN
BATU BATA MERAH SEBAGAI PENGGANTI
BAHAN PENGISI PADA LAPIS ASPAL BETON
AC-WC
Wildan Abdurrahman
1903020002
2. Campuran beraspal panas merupakan salah
satu material yang sering dipakai untuk
melapisi permukaan jalan dimana yang
membedakan campuran tersebut adalah
komposisi gradasi agregatnya serta jumlah
kadar aspalnya. Beberapa perusahaan yang
begerak di bidang proyek konstruksi jalan
umumnya menghendaki bahan pengisi yang
mudah didapatkan, ekonomis dan
menggunakan bahan lokal sebagai bahan
alternatif . Penulis mencoba melakukan
penelitian salah satu bahan lokal sebagai
bahan alternatif pengganti bahan pengisi yaitu
batu bata merah. Hal ini didukung dengan
mudahnya mendapatkan batu bata merah di
sekitar kita, batu bata merah memiliki harga
yang ekonomis dan banyak di jual di toko
bangunan
LATAR BELAKANG
3. • Menganalisis pengaruh penggunaan batu bata
merah sebagai bahan pengisi terhadap uji
parameter marshall.
• Menganalisis kelayakan batu bata merah sebagai
material standar bahan pengisi lapis aspal beton
AC-WC.
• Membandingkan bahan pengisi batu bata merah
dengan semen terhadap density dan uji
parameter marshall.
TUJUAN PENELITIAN
4. Sifat Sifat Campuran Beraspal Panas
Sifat-Sifat Campuran
Laston
AC-WC AC-BC AC-Base
Jumlah tumbukan per bidang 75 112
Rasio partikel lolos ayakan 0,075mm dengan kadar aspal efektif
Min 0,6
Maks 1,6
Rongga dalam campuran (VIM) (%)
Min 3,0
Maks 5,0
Rongga dalam agregat (VMA) (%) Min 15 14 13
Rongga terisi aspal (VFA) (%) Min 65 65 65
Stabilitas Marshall (kg) Min 800 1800
Kelelehan Marshall (mm)
Min 2 3
Maks 4 6
Stabilitas Marshall sisa (%) setelah
perendaman selama 24 jam,60°C
Min 90
Ronggadalam campuran(%) pada
kepadatan membal (refusal)
Min 2
(Sumber : Spesifikasi Umum Tahun 2018 Revisi 2 Direktorat Jenderal Bina Marga)
5. Lokasi Penelitian
Penetapan lokasi penelitian merupakan salah
satu unsur yang sangat penting, karena
dengan ketetapan lokasi penelitian dengan
tujuan yang sudah ditetapkan akan
memudahkan penulis untuk menyusun.
Lokasi penelitian ini dilakukan di
Laboratorium PT. Tri Mukti Pratama Putra.
Jalan Prasanggrahan, Kecamatan Indihiang,
Kabupaten Tasikmalaya.
10. Hasil Pengujian Marshall KAO
Campuran Bahan Pengisi Semen
Hasil Pengujian Marshall KAO
Campuran Bahan Pengisi Batu
Bata Merah
No. Jenis Pengujian Hasil Penguian Spesifikasi Satuan
1 Stabilitas Marshall 996 Min. 800 Kg
2 Pelelehan 3.29 2.0 – 4.0 mm
3 Marshall Quotient 303 - Kg/mm
4 Rongga dalam campuran (VIM) 3.82 3.0 – 5.0 %
5 Rongga dalam Agregat (VMA) 21.51 Min. 15 %
6 Rongga Terisi Aspal (VFA) 82.23 Min. 65 %
7 Kadar Aspal 5.70 - %
8 Kepadatan Membal (PRD) 2.21 Min 2.0 %
9 Berat Jenis 2.274 - g/cc
10 Stabilitas Marshall Sisa 90.20 Min 90.00 %
No. Jenis Pengujian Hasil Penguian Spesifikasi Satuan
1 Stabilitas Marshall 938 Min. 800 Kg
2 Pelelehan 2.12 2.0 – 4.0 mm
3 Marshall Quotient 470 - Kg/mm
4 Rongga dalam campuran (VIM) 3.67 3.0 – 5.0 %
5 Rongga dalam Agregat (VMA) 26.41 Min. 15 %
6 Rongga Terisi Aspal (VFA) 86.08 Min. 65 %
7 Kadar Aspal 6.25 - %
8 Kepadatan Membal (PRD) 3.11 Min 2.0 %
9 Berat Jenis 2.136 - g/cc
10 Stabilitas Marshall Sisa 92.80 Min 90.00 %
11. SARAN
KESIMPULAN
Sesuai dengan permasalahan, tujuan dan pembahasan pada hasil
penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahan pengisi batu bata merah sangat berpengaruh pada saat
pencampuran aspal, bahan pengisi batu bata merah justru
mempunyai daya serap aspal yang tinggi dibanding dengan bahan
pengisi semen. Dan berdasarkan hasil pengujian karakteristik
marshall menggunakan bahan pengisi batu bata merah nilai VIM pada
kadar aspal 5%, 5.5% dan 7% tidak memenuhi spesifikasi diikuti nilai
stabilitas dan flow pada kadar aspal 5% juga tidak memenuhi
spesifikasi Bina Marga 2018 Revisi 2.
2. Dari berbagai pengujian yang telah dilakukan bahwa penggunaan
batu bata merah sebagai bahan pengisi mendapatkan kadar aspal
optimum 6.25%. Pada kadar aspal optimum 6.25% tersebut dilakukan
pengujian karakteristik marshall kembali agar mengetahui kelayakan
yang memenuhi spesifikasi. Dan hasil pengujian kadar aspal optimum
6.25% dengan kadar bahan pengisi 4% dapat memenuhi spesifikasi
Bina Marga 2018 Revisi 2 sehingga penggunaan bahan pengisi batu
bata merah layak untuk digunakan pada campuran lapis aspal beton
AC-WC.
3. Hasil pengujian marshall dari campuran bahan pengisi semen pada
kadar aspal optimum 5.70% mendapatkan hasil density dengan nilai
VIM 3.82%, VMA 21.51%, VFA 82.23% dan untuk hasil uji parameter
marshall mendapatkan nilai stabilitas 996kg, flow 3.29mm dan MQ
303kg/mm. Sedangkan pada campuran bahan pengisi batu bata
merah dengan kadar aspal optimum 6.25% mendapatkan hasil density
dengan nilai VIM 3.67%, VMA 26.41%, VFA 86.08% dan untuk hasil uji
parameter marshall mendapatkan nilai stabilitas 938kg, flow 2.12mm
dan MQ 470kg/mm.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian yang diperoleh
pada penelitian ini, penulis memberikan beberapa saran
untuk melakukan penelitian selanjutnya sebagai berikut:
1. Masih perlu penelitian lebih lanjut mengenai “Pengaruh
Penggunaan Batu Bata Merah Sebagai Pengganti Bahan
Pengisi Pada Lapis Aspal Beton AC-WC”
2. Karena penelitian ini merupakan percobaan pengujian di
laboratorium, maka diperlukan ketelitian dalam
pengukuran bahan-bahan dan pembacaan data-data
yang dihasilkan, penimbangan bahan dan material, dan
perhitungan supaya dapat menghasilkan data-data yang
baik dan benar.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
karakteristik aspal yang dipakai. Karena pada penelitian
ini mengabaikan sifat atau kandungan dari aspal tersebut