1. MAKALAH BAHASA INDONESIA
DIKSI DAN PENERAPANNYA DALAN KARYA ILMIAH
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Bahasa Indonesia
Disusun oleh : Wawan Ernawan
A1.1400014
PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER
SUMEDANG
2016/2017
2. KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpah Rahmat dan Hidayat-
Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam kepada junjungan Nabi
Besar Muhammad SAW sebagai sosok pribadi muslim yang menjadi suri tauladan, sumber
inspirasi dan motivasi dalam membangun Pendidikan di masa sekarang.
Makalah yang berjudul “Diksi dan Penerapannya Dalam Karya Ilmiah “ ini, sengaja
makalah ini disusun untuk dijadikan sebagai bahan diskusi pada tatap muka perkuliahan
“BAHASA INDONESIA”.
Saya sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini tak luput dari segala
kekurangan dan keterbatasan, baik dari segi penulisan maupun isi dalamnya. Untuk itu, kami
sangat mengharapkan kritik ataupun saran yang bersifat membangun, khususnya dari dosen
mata kuliah Bahasa Indonesia, demi kesempurnaan pembuatan makalah-makalah selanjutnya.
Akhirul kalam, mudah-mudahan makalah ini bermamfaat dan membawa hikmah buat
kita semua, terutama bagi kita semua, Amin.
Sumedang, 6 April 2016
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memang harus diakui, kecenderungn banyak orang semakin
mengesampingkan pentingnya bahasa , terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi.
Terkadang kita oun tidak megetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar,sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering mengalami kesalahan
dalam penggunaan kata, frasa, paragraph, dan wacana. Agar tercipta suatu komunikasi yang
efektif dan efisien, pemahaaman yang baik ihwl penggunaan diksi atau pemilihan kata
dirasakan sangat penting, bahkan mungkin vital, terutama untuk enghindari kesalahpahaman
dalam berkomunikasi.Diksi atau pemilihan kata dalam penerapan karya ilmiah sangatlah
penting, karena kedudukan dalam penulisan karya ilmiah harus tepat agar gagasan bias
tersampaikan kepada para pembaca dan pendengar.
Orang banyak menguasai kosakata akan lebih mudah memilih kata-kata yang tepat
untuk digunakan dalam menyampaikan gagasannya. Orang yang kurang banyak menguasai
kosakata terkadang tidak bias menempatkan kata terutama yang bersinonim, seperti kata
meneliti sama artinya dengan kata menyelidiki, mengamati dan menyedik.Kata-kata
turunannya penelitian, penyelidikan, pengamatan, dan penyidikan.
Maka oleh karena itu, kita harus mampu menguasai bahasa diksi agar cara
penyaringan, pemelihan kata-kata pun dapat mudah untuk diartikan oleh banyak
orang.Hingga banyak orang juga yang nantinya terbiasa denga kosa kata yang telah kita
kuasai, dana banyak orag juga yang mampu menguasai bahasa diksi tersbut.
4. B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Pengertian Diksi (Pilihan Kata
2. Makna Kata dan Jenisnya
3. Kata umum dan Kata Khusus
4. Perubahan Makna Kata
5. Diksi dan kalimat
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian makna kata, diksi, dan gaya bahasa.
2. Mampu menggunakan bahasa dan kata yang tepat dalam penerapan pada karya
ilmiah.
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diksi
Diksi dalam artian yang pertama, merujuk pada pemilihan kata da gaya ekspresi oleh
penulis dn pembicra. Artinya yang kedua adalah enuansi kata, seni bicara yang jelas yang
dapat dipahami oleh pembaca maupun pendengar.
Pilihan kata atau diksi bukan hanya memilih kata-kata yang cock dan tepat untuk
digunakan dalam mengungkapkan gagasan atau ide, tetapi juga menyangkut persoalan
fraseologi (cara memakai bahasa atau kata frsa di dalam konstruksi yang lebih luas, baik
dalam bnetuk tukisan maupun ujaran), ungkapan, dan gaya bahasa.Fraseologi mencakup
persoalan kata-kata dalam mengelompokan atau susunannya, atau menyangkut cara-cara
yang khusus berbentuk ungkpan-ungkapan.Pemilihan gaya bahasa yang akan digunakan pun
merupakan kegiatan memilih kata menyangkut gaya-gaya ungkapan secara individual.
B. Makna Kata dan Jenisnya
Yang disebut dengan kata adalah hubungan antara bentuk bahasa dan barang (hal) yang
diacunya. Ada beberapa makana diantaranya :
1. Makna Leksial dan makna Gramatikal
Makna leksikal adalah makna kata secara lepas, tanpa ada kaitan dengan kata
yang lainnya dalam sebuah sttruktus (frasa, klausa, atau kalimat).
Contoh :
Rumah adalah bangunan untuk tempat tinggal manusia.
Makna gramatikal (sruktur) adlah makna baru yang timbul akibat terjadinya
proses gramatika (pengimbuhan, pengulangan, atau pemajemukan)
6. Contoh :
Berumah `mempunyai rumah`
Rumah-rumah `banyak rumah`
Rumah-rumahan `yang menyerupai rumah`
Rumah makan `rumah tempat makan`
Proses morfologis dapat menyebabkan perubahan jenis kata dan timbulnya makna
baru. Misalnya :
a. ‘Sepatu’ termasuk ‘kata benda’ sedangkan ‘bersepatu’ termasuk ‘kata
benda’
b. ‘Bersepatu’ memiliki makna ‘memakai sepatu atau mempunayi sepatu’
Fungsi (a) disebut fungsi gramatikal, sedangkan fungsi (b) disebut fngsi
semantic.
2. Makna Denotatif dan Makna Konotatif
Makna denotatif atau makna referensial adalah makna yang menunjuk langsung
pada acuan atau makna dasarnya. Makna konotatif atau makna
evaluasi/emotifcialah makna tambahan terhadap makna dasarnya yang berupa
nilai rasa atau gambaran tertentu.
Contoh :
a. Merah’warna seperti warna merah’ (denotatif)
Merah ‘berani, dilarang’ (konotasi)
b. Makan hati ‘makan hati lembu/ayam’ (denotasi)
Makan hati ‘susah karena perbuatan orang lain’ (konotasi)
3. Makna kontekstual
Makna kontekstual adalah makna yang ditentukn oleh konteks pemakakaiannya.
Contoh :
7. a. Dian sedang belajar. Kehidupan mereka sedang saja. Dia mendapat nilai
sedang.
b. Kapal yang tenggelam itu sudah mengarang. (seperti karang). Rumah yang
terbkar itu semuanya mengarang. (menjdi arang).
Berdasarkan contoh diatas tampak bahwa makna kata menjadi jelas jk
digunakan pada kalimat.
C. Kata Umum dan Kata Khusus
Kata umum adalah kata-kata yang pemakaiannya da maknanya bersifat umum dan
mencakup bidang yang luas,sedangkan kata khusus adalah kata-kata yang pemakaian dan
maknanya terbatas pada suatu bidang terentu.
D. Perubahan Makna Kata
Bahasa bersifat dinamis sehingga dapat menimbulkan kesulitan bagi pemakai
yang kurang mengikuti perubahannya. Ketepatan suatau kata unutk mewakili atau
KATA UMUM
membawa
melihat
KATA KHUSUS
Menjinjing,
memikul,
mengepit,dsb
Menatap,menoleh
,mengintip,dsb
8. melambangkan suatu benda, peristiwa, sifat, dan keterangan, bergantung pada
maknanya, yakni hubungan antara lamabang bunyi (bnetuk/kata) dengan referennya.
Perubahan makna kata bukan hanya ditentukan oleh erubahan jaman (waktu),
melainkan juga disebabkan oleh tempat bahsa itu tumbuh dan berkembang. Makna
bahasa mula-mula dikenal ole masyarakatnya, tetapi pada suatu waktu akan bergeser
maknanya pada suatu wilayah tertentu, sedangkan masyarakat bahasa pada wilayah
yang lain masih mempertahankan makna yang aslinya.
Oleh karena itu, kita harus berhati hati dalam menggunakan atau memilih kata
apalagi dalam hal-hal yang bersifat ilmiah. Pemakaian kata dengan makna tertentu
harus bersifat nasional (masalah tempat), terkenal, dan semntara berlangsung
(masalah waktu). Para mahasiswa yang membuat karya ilmiah, yang tulisannya bias
dibacadalam taraf nasional harus menggunakan kata yang bersifat nasional, terkenal
dan masih dipakai masyarakat.
E. Diksi dalam Kalimat
Diksi dalam kalimat adalah pilihan kata yang tepat untuk ditempatkan dalam
kalimat sesuai dengan makna, kesesuaian, kesopanan, dan bisa mewakili maksud atau
gagasan.
Makna kata secara leksikal banyak yang sama, tetapi penggunaannya tidak
sama. Seperti kata penelitian, penyelidikan, pengamatan, dan penyidikan.Kata-kata
tersebut bersinonim (mempunyai arti yang sama), tetapi tidak ditempatkan dalam
kalimat yang sama. Contoh dalam kalimat : “Mahasiswa tingkat akhir harus
mengadakan penelitian untuk membuat karya ilmiah sebagai tugas akhir dalam
studinya”; “Peneyelidikan kasus penggelpan uang Negara di Kejagung sudah
dimulai”; Berdasarkan pengamatan saya barng itu tidak layar pasar; Berdasarkan hasil
penyedikan polisi, ditemukan fakta-fakta yangmemperkuat dia menjadi tersangka.
9. Keempat kata dalam kalimat-kalimat itu tidak bisa ditukar. Seandainya
ditukar, tidak akan sesuai sehingga akan membungungkan pendengar dan pembaca.
Dari segi kesopanan, kata mati, meninggal, gugur, mangkat, wafat, dan puang ke
rahmatulloh, dipilih berdasarkan jenis mahluk, tingkat social, dan waktu. Contoh :
Kucing saya mati sesudah memakan ikan busuk; Ayahnya meninggal tadi malam;
Pahlawanku gugur dimedan laga; Belliau wafat tahun 1425 H. Frase biasa dipakai
dalam beware kematian yang matinya belum lama kira-kira berapa menit atau jam
yang lalu atau beware disurat kabar, seprti “… telah pulang ke rohmatulloh kakek
Jono…”. Dari segi makna, kata Islam dan muslim sering salah penggunaannya dalam
kalimat. Kita pernah mendengar orang berkata, “Setelah menjadi islam dia rajin
bersedekah”. Seharusnya, “Setelah masuk islam dia rajin bersedekah”. Kalau mau
menggunaka kat menjadi maka selanjutnya harus menggunakan kata muslim. Contoh,
“Setelah menjadi muslim dia rajin bersedekah”. Islam adalah nama agama yang
berarti lembaga, sedangkan muslim adalah orang yang beragama Islam. Kata menjadi
tepat dipasangkan dengan orangnya dan kata masuk tepat dipasangkan dengan
lembaganya.
10. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diksi adalah ketepatan pemilihan kata di pengaruhi oleh kemampuan
pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan yang memahami, mengetahui,
menguasai, dan penggunaan kata aktif dan efektif kepada pembaca dan pendengarnya.
Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna
lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat factual. Makan pada kalimat yang
denotatif tidak mengalami perubahan makna.
Makna konotasi adalah makan yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat
sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami perubahan.
Makna umum adalah makna kata-kata yang bersifat umum dan mencakup
bidang yang luas.
Makna khusus adalah makna kata-kata yang bersifat terbatas pada suatu
bidang tertentu.
Perubahan makna kata adalah makna yang bersifat dinamis yang
menimbulkan kesulitan bagi pengguna. Karena perubahan makna ditentukan oleh
perubahan jaman (waktu).
B. Kritik dan Saran
1. Kritik
Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan tata kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya seringkali
masyarakat dihadapkan pada situasi dan kondisi berbahasa yang tidak mendukung.
Maksudnya ialah masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah tata bahasa
11. Indonesia yang baik dan benar dalam komunikasi sehari-hari, masyarakat sering kali
terdikte oleh aturan-aturan tata bahsa yang salah.
2. Saran
Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf hendaknya mengikuti
aturan yang sudah dibakukan. Untuk membaca singkatan kata (termasuk kata asing
selain akronim), begitu juga dengan dalam pemilihan kata (diksi) yang huruf demi
huruf, jika penutur berbahasa Indonesia, pelafalan sesuai dengan lafal huruf bahasa
Indonesia.