Dokumen tersebut membahas mengenai pencatatan berbagai jenis pajak yang harus dilakukan perusahaan seperti pajak penghasilan perusahaan, pajak pihak ketiga, PPN, dan pajak lainnya serta menjelaskan proses pencatatannya.
2. PAJAK PERUSAHAAN
PAJAK PERUSAHAAN
Pajak penghasilan perusahaan
Pajak penghasilan perusahaan
Pajak pihak ketiga
Pajak pihak ketiga
PPN dan PPnBM
PPN dan PPnBM
Pajak Lain
Pajak Lain-
-lain
lain
2
2
Pajak Lain
Pajak Lain-
-lain
lain
3. PAJAK PENGHASILAN
PAJAK PENGHASILAN
Pajak atas penghasilan perusahaan yang
Pajak atas penghasilan perusahaan yang
dipotong oleh pihak ketiga :
dipotong oleh pihak ketiga :
PPh pasal 22
PPh pasal 22
PPh pasal 23
PPh pasal 23
3
3
PPh pasal 23
PPh pasal 23
Pajak penghasilan yang diangsur oleh
Pajak penghasilan yang diangsur oleh
perusahaan
perusahaan
PPh pasal 25
PPh pasal 25
Pajak atas penghasilan perusahaan yang
Pajak atas penghasilan perusahaan yang
diperhitungkan setiap akhir tahun pajak
diperhitungkan setiap akhir tahun pajak
PPh pasal 29
PPh pasal 29
4. PAJAK YANG TELAH DIPOTONG
PAJAK YANG TELAH DIPOTONG
PIHAK LAIN
PIHAK LAIN
Peraturan pajak mengharuskan pihak pembayar
Peraturan pajak mengharuskan pihak pembayar
untuk memotong pajak atas penghasilan yang
untuk memotong pajak atas penghasilan yang
diterima (PPh 23)
diterima (PPh 23)
Penghasilan sewa
Penghasilan sewa
Penghasilan royalty
Penghasilan royalty
Penghasilan jasa, bunga, deviden
Penghasilan jasa, bunga, deviden
4
4
Penghasilan jasa, bunga, deviden
Penghasilan jasa, bunga, deviden
Pajak yang dipotong dapat bersifat final dan
Pajak yang dipotong dapat bersifat final dan
tidak fidak final
tidak fidak final
Pajak final : pajak yang dipotong tidak boleh
Pajak final : pajak yang dipotong tidak boleh
diperhitungkan sebagai kredit pajak dan penghasilan
diperhitungkan sebagai kredit pajak dan penghasilan
tersebut tidak dimasukkan dalam SPT.
tersebut tidak dimasukkan dalam SPT.
Pajak tidak final : potongan pajak dimasukkan
Pajak tidak final : potongan pajak dimasukkan
sebagai kredit pajak dan penghasilannya dimasukkan
sebagai kredit pajak dan penghasilannya dimasukkan
dalam SPT
dalam SPT
5. PAJAK YANG TELAH DIPOTONG
PAJAK YANG TELAH DIPOTONG
PIHAK LAIN
PIHAK LAIN
Pajak final : sering tidak dimasukkan
Pajak final : sering tidak dimasukkan
dalam pencatatan sehingga akan dicatat
dalam pencatatan sehingga akan dicatat
pendapatan sebesar nilai setelah pajak
pendapatan sebesar nilai setelah pajak
Misal untuk pendapatan bunga deposito sering
Misal untuk pendapatan bunga deposito sering
5
5
Misal untuk pendapatan bunga deposito sering
Misal untuk pendapatan bunga deposito sering
langsung dimasukkan setelah pajak
langsung dimasukkan setelah pajak
Pajak tidak final : pajak yang dibayar
Pajak tidak final : pajak yang dibayar
dicatat sebagai pembayaran pajak dimuka
dicatat sebagai pembayaran pajak dimuka
Kas
Kas 940.000
940.000
Pajak dibayar dimuka PPh 23
Pajak dibayar dimuka PPh 23 60.000
60.000
Pendapatan sewa
Pendapatan sewa 1.000.000
1.000.000
6. PAJAK YANG DIANGSUR (PPh 25)
PAJAK YANG DIANGSUR (PPh 25)
Perusahaan setiap bulan harus mengangsur
Perusahaan setiap bulan harus mengangsur
pajak.
pajak.
Angsuran diperhitungkan dari pajak tahun
Angsuran diperhitungkan dari pajak tahun
sebelumnya (untuk perusahaan baru ada cara
sebelumnya (untuk perusahaan baru ada cara
6
6
sebelumnya (untuk perusahaan baru ada cara
sebelumnya (untuk perusahaan baru ada cara
perhitungan sendiri)
perhitungan sendiri)
Angsuran pajak akan dicatat sebagai
Angsuran pajak akan dicatat sebagai
pembayaran pajak dimuka dan akan
pembayaran pajak dimuka dan akan
diperhitungkan dalam pajak akhir tahun
diperhitungkan dalam pajak akhir tahun
Pajak dibyr dimuka PPh 25
Pajak dibyr dimuka PPh 25 2.000.000
2.000.000
Kas
Kas 2.000.000
2.000.000
7. PAJAK PERUSAHAAN
PAJAK PERUSAHAAN
Pajak perusahaan secara keseluruhan akan
Pajak perusahaan secara keseluruhan akan
dihitung pada akhir tahun.
dihitung pada akhir tahun.
Pajak penghasilan dihitung dari Penghasilan
Pajak penghasilan dihitung dari Penghasilan
kena pajak dikalikan dengan tarif pajak yang
kena pajak dikalikan dengan tarif pajak yang
7
7
kena pajak dikalikan dengan tarif pajak yang
kena pajak dikalikan dengan tarif pajak yang
berlaku.
berlaku.
Penghasilan kena pajak dihitung dari laba
Penghasilan kena pajak dihitung dari laba
sebelum pajak (dihasilkan dari pembukuan
sebelum pajak (dihasilkan dari pembukuan
akuntansi) kemudian dikoreksi / direkonsiliasi.
akuntansi) kemudian dikoreksi / direkonsiliasi.
Koreksi dan rekonsiliasi fiskal diperlukan karena
Koreksi dan rekonsiliasi fiskal diperlukan karena
terdapat perbedaan aturan antara akuntansi dan
terdapat perbedaan aturan antara akuntansi dan
pajak dalam mengukur pendapatan dan beban.
pajak dalam mengukur pendapatan dan beban.
8. KOREKSI FISKAL
KOREKSI FISKAL
Perbedaan antara pajak dan akuntansi
Perbedaan antara pajak dan akuntansi
diklasifikasikan menjadi dua :
diklasifikasikan menjadi dua :
Perbedaan permanen : perbedaan secara subtantif
Perbedaan permanen : perbedaan secara subtantif
sehingga perbedaan ini selamanya akan muncul
sehingga perbedaan ini selamanya akan muncul
Sumbangan
Sumbangan
8
8
Sumbangan
Sumbangan
Pemberian natura kepada karyawan
Pemberian natura kepada karyawan
Beban yang tidak terkait dengan kegiatan memperoleh,
Beban yang tidak terkait dengan kegiatan memperoleh,
menagih dan memelihara pendapatan
menagih dan memelihara pendapatan
Penghasilan yang telah dikenakan pajak final, dll
Penghasilan yang telah dikenakan pajak final, dll
Perbedaan temporer : perbedaan waktu pengakuan,
Perbedaan temporer : perbedaan waktu pengakuan,
sehingga secara total tidak terjadi perbedaan namun
sehingga secara total tidak terjadi perbedaan namun
pengakuan pendapatan / beban dalam satu periode
pengakuan pendapatan / beban dalam satu periode
terdapat perbedaan.
terdapat perbedaan.
Beban depresiasi / amortisasi
Beban depresiasi / amortisasi
9. PAJAK PENGHASILAN
PAJAK PENGHASILAN
Pajak terutang dalam satu tahun (dalam akuntansi
Pajak terutang dalam satu tahun (dalam akuntansi
disebut beban pajak kini) dihitung dari Penghasilan kena
disebut beban pajak kini) dihitung dari Penghasilan kena
pajak dikalikan dengan tarif.
pajak dikalikan dengan tarif.
Pajak terutang dalam satu tahun pajak ini dikurangi
Pajak terutang dalam satu tahun pajak ini dikurangi
dengan pajak yang telah dibayar dimuka akan
dengan pajak yang telah dibayar dimuka akan
menghasilkan pajak kurang bayar PPh 29.
menghasilkan pajak kurang bayar PPh 29.
9
9
menghasilkan pajak kurang bayar PPh 29.
menghasilkan pajak kurang bayar PPh 29.
PPh 29 merupakan utang pajak penghasilan yang akan
PPh 29 merupakan utang pajak penghasilan yang akan
muncul di neraca perusahaan pada akhir tahun
muncul di neraca perusahaan pada akhir tahun
pelaporan.
pelaporan.
Jurnal yang dibutuhkan adalah
Jurnal yang dibutuhkan adalah
Beban pajak (hasil perhit fiskal)
Beban pajak (hasil perhit fiskal) 20.000.000
20.000.000
Pajak dibayar dimuka (22.23,25)
Pajak dibayar dimuka (22.23,25) 15.000.000
15.000.000
Utang pajak penghasilan (29)
Utang pajak penghasilan (29) 5.000.000
5.000.000
Utang PPh 29 dibayar paling lambat tgl 25 bulan ketiga
Utang PPh 29 dibayar paling lambat tgl 25 bulan ketiga
setelah tahun pajak
setelah tahun pajak
10. AKUNTANSI
AKUNTANSI
PAJAK PENGHASILAN
PAJAK PENGHASILAN
Atas perbedaan temporer yang ada, akan
Atas perbedaan temporer yang ada, akan
diperhitungkan nilai Aktiva / Utang pajak
diperhitungkan nilai Aktiva / Utang pajak
tangguhan.
tangguhan.
Beda temporer x tarif pajak = Aktiva / utang
Beda temporer x tarif pajak = Aktiva / utang
pajak tangguhan
pajak tangguhan
10
10
pajak tangguhan
pajak tangguhan
Jurnal yang dibutuhkan untuk pengakuan aktiva
Jurnal yang dibutuhkan untuk pengakuan aktiva
pajak misalnya
pajak misalnya
Aktiva pajak tangguhan
Aktiva pajak tangguhan 500.000
500.000
Beban / penghasilan pajak
Beban / penghasilan pajak 500.000
500.000
Total beban pajak yang muncul di laba rugi :
Total beban pajak yang muncul di laba rugi :
Pajak kini (pajak terutang menurut SPT)
Pajak kini (pajak terutang menurut SPT)
Ditambah atau dikurangi perubahan dari pajak
Ditambah atau dikurangi perubahan dari pajak
tangguhan yang disebabkan karena adanya
tangguhan yang disebabkan karena adanya
perbedaan temporer
perbedaan temporer
11. PAJAK PENGHASILAN
PAJAK PENGHASILAN
PIHAK KETIGA
PIHAK KETIGA
Atas pembayaran yang dilakukan kepada pihak
Atas pembayaran yang dilakukan kepada pihak
ketiga, jika jumlah yang dibayarkan merupakan
ketiga, jika jumlah yang dibayarkan merupakan
penghasilan kepada pihak lain yang harus
penghasilan kepada pihak lain yang harus
dipotong pajaknya.
dipotong pajaknya.
Perusahaan memiliki kewajiban memotong
Perusahaan memiliki kewajiban memotong
11
11
Perusahaan memiliki kewajiban memotong
Perusahaan memiliki kewajiban memotong
pajak atas penghasilan pihak ketiga.
pajak atas penghasilan pihak ketiga.
Penghasilan tersebut diantaranya :
Penghasilan tersebut diantaranya :
PPh 21 : atas penghasilan yang diterima oleh pekerja
PPh 21 : atas penghasilan yang diterima oleh pekerja
PPh23 : atas penghasilan sewa, royalty, deviden
PPh23 : atas penghasilan sewa, royalty, deviden
PPh26 : atas penghasilan yang diterima oleh WP
PPh26 : atas penghasilan yang diterima oleh WP
Luar Negeri
Luar Negeri
PPh pasal 4 ayat 2 (bunga tabungan, deposito)
PPh pasal 4 ayat 2 (bunga tabungan, deposito)
12. PAJAK PENGHASILAN
PAJAK PENGHASILAN
PIHAK KETIGA
PIHAK KETIGA
Pajak yang dipotong bukan merupakan pajak
Pajak yang dipotong bukan merupakan pajak
perusahaan tetapi pajak pihak ketiga.
perusahaan tetapi pajak pihak ketiga.
Pihak ketiga dapat mengkreditkan pajak yang
Pihak ketiga dapat mengkreditkan pajak yang
telah dipotong jika pajak yang dipotong bukan
telah dipotong jika pajak yang dipotong bukan
12
12
telah dipotong jika pajak yang dipotong bukan
telah dipotong jika pajak yang dipotong bukan
pajak final.
pajak final.
Pencatatan yang dibuat saat memotong pajak
Pencatatan yang dibuat saat memotong pajak
Beban gaji
Beban gaji 1.000.000
1.000.000
Utang PPh 21 karyawan
Utang PPh 21 karyawan 50.000
50.000
Kas
Kas 950.000
950.000
Perusahaan harus menyetorkan dan
Perusahaan harus menyetorkan dan
melaporkan pajak yang dipotong.
melaporkan pajak yang dipotong.
13. PPN
PPN
PPN = pajak pertambahan nilai
PPN = pajak pertambahan nilai
PPN dikenakan atas setiap penyerahan barang
PPN dikenakan atas setiap penyerahan barang
kena pajak yang dilakukan oleh Pengusaha
kena pajak yang dilakukan oleh Pengusaha
Kena Pajak.
Kena Pajak.
13
13
Kena Pajak.
Kena Pajak.
PPN dikenakan pada setiap level distributor
PPN dikenakan pada setiap level distributor
PPN akan ditambahkan dari harga jual,
PPN akan ditambahkan dari harga jual,
sehingga jumlah yang dibayar oleh konsumen
sehingga jumlah yang dibayar oleh konsumen
adalah harga jual ditambah dengan PPN.
adalah harga jual ditambah dengan PPN.
PPN yang dibayar oleh konsumen akan dicatat
PPN yang dibayar oleh konsumen akan dicatat
sebagai PPN keluaran
sebagai PPN keluaran
14. PPN
PPN
Pencatatan saat penjualan
Pencatatan saat penjualan
Piutang dagang
Piutang dagang 330.000
330.000
Penjualan
Penjualan 300.000
300.000
PPN keluaran
PPN keluaran 30.000
30.000
14
14
Pada saat melakukan pembelian barang atau
Pada saat melakukan pembelian barang atau
barang yang yang dipergunakan untuk produksi
barang yang yang dipergunakan untuk produksi
perusahaan harus membayar PPN kepada
perusahaan harus membayar PPN kepada
suplier.
suplier.
PPN yang dibayarkan pada saat pembelian
PPN yang dibayarkan pada saat pembelian
disebut sebagai PPN masukan
disebut sebagai PPN masukan
15. PPN
PPN
Pencatatan saat penjualan
Pencatatan saat penjualan
Piutang dagang
Piutang dagang 330.000
330.000
Penjualan
Penjualan 300.000
300.000
PPN keluaran
PPN keluaran 30.000
30.000
15
15
Pada saat melakukan pembelian barang atau
Pada saat melakukan pembelian barang atau
barang yang yang dipergunakan untuk produksi
barang yang yang dipergunakan untuk produksi
perusahaan harus membayar PPN kepada
perusahaan harus membayar PPN kepada
suplier.
suplier.
PPN yang dibayarkan pada saat pembelian
PPN yang dibayarkan pada saat pembelian
disebut sebagai PPN masukan
disebut sebagai PPN masukan
16. PPN
PPN
Pencatatan yang dilakukan pada saat
Pencatatan yang dilakukan pada saat
melakukan pembelian
melakukan pembelian
Pembelian / persediaan
Pembelian / persediaan 200.000
200.000
Pajak masukan
Pajak masukan 20.000
20.000
16
16
Utang Dagang / kas
Utang Dagang / kas 220.000
220.000
Tidak semua pajak masukan boleh dikreditkan.
Tidak semua pajak masukan boleh dikreditkan.
Jika pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan
Jika pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan
akan langsung dicatat menambah harga
akan langsung dicatat menambah harga
perolehan aktiva
perolehan aktiva
Contoh PPN masukan atas pembelian kendaraan
Contoh PPN masukan atas pembelian kendaraan
direksi.
direksi.
17. PPN
PPN
PPN yang dibayar oleh perusahaan adalah
PPN yang dibayar oleh perusahaan adalah
selisih atas pajak keluaran dengan pajak
selisih atas pajak keluaran dengan pajak
masukan.
masukan.
Pajak keluaran pajak masukan = perusahaan harus
Pajak keluaran pajak masukan = perusahaan harus
membayar
membayar
17
17
membayar
membayar
Pajak keluaran pajak masukan = perusahaan dapat
Pajak keluaran pajak masukan = perusahaan dapat
meminta restitusi / kompensasi (diperhitungkan pada
meminta restitusi / kompensasi (diperhitungkan pada
pajak periode berikutnya).
pajak periode berikutnya).
PPN dibayar dan dilaporkan untuk setiap masa
PPN dibayar dan dilaporkan untuk setiap masa
(bulan, maks 3 bulan), yaitu pada tgl 15 dan 20
(bulan, maks 3 bulan), yaitu pada tgl 15 dan 20
pada masa berikutnya.
pada masa berikutnya.
18. PPN
PPN
Pencatatan yang dilakukan pada saat
Pencatatan yang dilakukan pada saat
pengakuan utang:
pengakuan utang:
PPN keluaran
PPN keluaran 30.000
30.000
PPN masukan
PPN masukan 20.000
20.000
Utang PPN
Utang PPN 10.000
10.000
18
18
Pencatatan yang dilakukan pada saat
Pencatatan yang dilakukan pada saat
pembayaran utang
pembayaran utang
Utang PPN
Utang PPN 10.000
10.000
Kas
Kas 10.000
10.000
Jika PPN masukan lebih besar perusahaan
Jika PPN masukan lebih besar perusahaan
mengajukan permohonan untuk restitusi. Fiskus
mengajukan permohonan untuk restitusi. Fiskus
akan melakukan pemeriksaan sebelum
akan melakukan pemeriksaan sebelum
mengabulkan permohonan restitusi.
mengabulkan permohonan restitusi.
19. PPnBM
PPnBM
PPnBM = Pajak penjualan Barang Mewah
PPnBM = Pajak penjualan Barang Mewah
Dikenakan hanya satu kali yaitu pada :
Dikenakan hanya satu kali yaitu pada :
Produsen penghasil barang mewah
Produsen penghasil barang mewah
Importir barang mewah
Importir barang mewah
PPnBM tidak boleh dikreditkan dengan pajak
PPnBM tidak boleh dikreditkan dengan pajak
19
19
PPnBM tidak boleh dikreditkan dengan pajak
PPnBM tidak boleh dikreditkan dengan pajak
yang lain.
yang lain.
PPnBM akan ditambahkan dari harga jual yang
PPnBM akan ditambahkan dari harga jual yang
telah ditetapkan oleh produsen atau importir
telah ditetapkan oleh produsen atau importir
Jumlah pajak yang dibayar oleh pembeli akan
Jumlah pajak yang dibayar oleh pembeli akan
dicatat sebagai utang PPnBM.
dicatat sebagai utang PPnBM.
Utang PPnBM dibayarkan ke kas negara dan
Utang PPnBM dibayarkan ke kas negara dan
dilaporkan kepada fiskus.
dilaporkan kepada fiskus.
20. PAJAK LAIN
PAJAK LAIN
Pajak lain yang ada dalam perusahaan :
Pajak lain yang ada dalam perusahaan :
PBB : pajak bumi dan bangunan dikenakan atas bumi
PBB : pajak bumi dan bangunan dikenakan atas bumi
dan bangunan dibayar setiap tahun.
dan bangunan dibayar setiap tahun.
BPHTB : bea perolehan hak atas tanah dan
BPHTB : bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan dikenakan pada pembeli saat melakukan
bangunan dikenakan pada pembeli saat melakukan
20
20
bangunan dikenakan pada pembeli saat melakukan
bangunan dikenakan pada pembeli saat melakukan
pengalihan hak.
pengalihan hak.
Pajak reklame : termasuk pajak daerah
Pajak reklame : termasuk pajak daerah
Pajak lain ini akan dicatat sebagai beban pada
Pajak lain ini akan dicatat sebagai beban pada
saat terjadinya. Untuk BPHTB akan dicatat
saat terjadinya. Untuk BPHTB akan dicatat
menambah harga perolehan dari tanah dan
menambah harga perolehan dari tanah dan
bangunan yang dibeli
bangunan yang dibeli