2. 1 2 3 4 5
PERSIAPAN EHRA
PENENTUAN
AREA STUDI
PELATIHAN SUPERVISOR,
ENUMERATOR DAN
PETUGAS ENTRI DATA
PELAKSANAAN
STUDI EHRA
PENGOLAHAN, ANALISA
DATA DAN PELAPORAN
Tahap 1 Tahap 5
Tahap 4
Tahap 3
Tahap 2
LANGKAH-LANGKAH STUDI EHRA
Penerapan
Metodo-
logi EHRA
3. LANGKAH-LANGKAH MELAKUKAN STUDI EHRA
Tentukan
jumlah desa/
kelurahan
area studi
atau tentu-
kan jumlah
responden
Stratifikasi
Desa/Kelu-
rahan
Penentuan
RT Target
Area Studi
Penentuan
Responden
OUTPUT :
1.Jumlah Desa/
Kelurahan Area Studi
2.Strata Desa/ Kelurah-
an
3.Jumlah & Nama Desa/
Kelurahan terpilih
4.RT dan Responden
tiap area studi
Tentukan
desa/
kelurahan
target area
studi
4. • Jumlah responden minimal
tiap kabupaten/kota
400
• Jumlah RT minimal tiap desa
/kelurahan
8
• Jumlah Responden minimal
tiap RT
5
• Jumlah responden minimal
tiap desa/kelurahan
40
• Ibu/Anak Perempuan yang sudah
me-nikah umur antara 18 s/d 60
tahun
Responden
Responden EHRA
6. Desa/Kel. Area Studi
memiliki karakteristik
geografis dan
demografis yang
heterogen
Agar
keanekaragaman
karakteristik tsb.
bermakna dalam
studi
Tidak terambil
hanya pada
kelompok tertentu
saja
Stratifikasi
Desa/Kelurahan
Random
Desa/Kel.
Mengapa dilakukan Stratifikasi Desa/Kelurahan
Stratifikasi Desa/
Kelurahan
dilakukan oleh
Pokja bersama
Camat atau oleh
Camat saja.
7. Apa sih Stratifikasi
Desa/Kelurahan ?
Stratifikasi Desa
Pengelompokan Desa sesuai dengan Strata Desa
atau Tingkat Desa
S
T
U
D
I
E
H
R
A
Strata/Tingkat = Tingkat Resiko
Kesehatan Lingkungan
Masing2 Kriteria mempunyai Bobot Resiko
Kes. Lingk. yang sama yaitu : 1
Desa memenuhi 1 kriteria : Strata 1
Desa memenuhi 2 Kriteria : Strata 2 ; dst.
9. Ilustrasi Stratifikasi Desa / Kelurahan
No. Kecamatan
Desa/
Kelurahan
Kriteria Strata Desa/Kelurahan Strata Desa/
Kelurahan
Padat Miskin DAS Banjir
1. Kec. I Desa I – A + - - + 2
2. Kec. I Desa I – B + + - - 2
3. Kec. I Desa I – C + + - + 3
4. Kec. I Desa I – D - - - - 0
5. Kec. I Desa I – E + + + + 4
6. Kec. I Desa I – F - - + - 1
7. Kec. I Desa I – G - - - + 1
8. Kec. II Desa II – A - - - - 0
9. Kec. II Desa II – B + + + + 4
10. Kec. II Desa II – C - + + + 3
11. Kec. II Desa II – D + + - - 2
12. Kec. II Desa II – E + - - + 2
13. Kec. II Desa II – F + + + - 3
14. Kec. II Desa II – G + + + + 4
15. Kec. II Desa II – H - - - + 1
Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst.
225 Kec. XL Desa XL – Z + + + + 4
10. Strata 0 Strata 1 Strata 2 Strata 3 Strata 4
Desa I – D Desa I – F Desa I – A Desa I – C Desa I – E
Desa II – A Desa I – G Desa I – B Desa II – C Desa II – B
......... Desa II – H Desa II – D Desa II - F Desa II – G
......... ......... Desa II – E ......... Desa XL - Z
......... .......... .......... .......... ..........
.......... .......... .......... .......... ..........
Dst. Dst. Dst. Dst. Dst.
Jumlah Desa 45 75 15 75 15
Persentase 20 % 33 % 7 % 33 % 7 %
Ilustrasi Rekapitulasi
Stratifikasi Desa / Kelurahan
11. Rapat Pokja Sanitasi
Kabupaten/Kota
Ada 2 Pilihan
Pokja Sanitasi Kab/Kota
dalam menetapkan
Desa/Kel. Area Studi EHRA
Seluruh
Desa/Kelurahan
di Kabupaten/Kota
Sebagian
Desa/Kelurahan
di Kabupaten/Kota
Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota
Menyediakan dana
Studi EHRA yang cukup
Bila Desa/Kelurahan
cukup banyak dan
Dana Studi EHRA terbatas
Ditetapkan dengan mempertimbangkan :
1. Kemampuan Anggaran Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota
2. Ketersediaan Sumber Daya Manusia pelaksana Studi EHRA
3. Desa/Kelurahan Prioritas sesuai RTRW Kabupaten/Kota
12. Pokja Sanitasi Kab/Kota menentukan Kebijakan Sampel, berdasarkan :
Kemampuan Anggaran Pokja Sanitasi Kab/Kota
Ketersediaan SDM dan
Prioritas Area Studi
Penentuan Jumlah Desa/Kelurahan Area Studi atau Jumlah Responden
Seluruh
Desa/Kelurahan
Jumlah Desa/Kelurahan
tertentu
Jumlah Responden
tertentu
Penentuan
RT Target Area Studi
Stratifikasi
Desa/Kelurahan
Penentuan Responden
Penentuan Target Area Studi & Responden Studi EHRA
Penentuan Desa/Kelurahan
Target Area Studi
Penentuan
RT Target Area Studi
Penentuan Responden
Random
Random
Random
Random
Random
Proporsi
13. Misalnya : Sebuah Kabupaten memiliki 225 Desa.
Penentuan Jumlah Desa Target Area Studi EHRA
berdasarkan Kebijakan Pokja Kabupaten
Kebijakan 1 :
Pokja menetapkan : Berdasarkan kemampuan anggaran Pokja; Desa Target
Area Studi adalah 25% dari desa se Kabupaten
Kebijakan 2 :
Pokja menetapkan : Berdasarkan RTRW Kabupaten Desa Target Area Studi
misalnya 50 Desa pada 3 Kecamatan di perkotaan
Kebijakan 3 :
Pokja menetapkan : Berdasarkan kemampuan anggaran Pokja; misalnya
Jumlah Responden Studi EHRA ditentukan 5.000 Res-
ponden.
Khusus untuk Kabupaten/Kota yang menetapkan
hanya sebagian Desa/Kelurahannya sebagai Target Area Studi
14. Langkah penentuan sbb :
2. Hitung jumlah desa target area studi : 25% X 225 desa = 56,25 desa;
Dibulatkan jumlah desa target area studi : 56 desa
3. Tentukan jml. desa target area studi pada tiap strata secara proporsional :
Untuk Desa Strata 0 : 25% X Desa Strata 0 = 25% X 45 = 11 Desa
Untuk Desa Strata 1 : 25% X Desa Strata 1 = 25% X 75 = 19 Desa
Dan seterusnya untuk Desa Strata 2, 3 dan 4 sehingga semua desa
target area studi berjumlah 56 desa sudah terbagi secara proporsional
Ilustrasi Kebijakan 1
Penentuan Jumlah Desa Target Area Studi EHRA
25 % dari jumlah desa se Kabupaten
1. Lakukan Stratifikasi Desa se Kabupaten (225 Desa) (ilustrasi Stratifikasi)
15. Strata
Jumlah
Desa
Per Strata
Desa yang diambil
sebagai target area
studi (25%)
Strata 0 45 11
Strata 1 75 19
Strata 2 15 4
Strata 3 75 19
Strata 4 15 4
Jumlah 225 56
Ilustrasi Kebijakan 1
Penentuan Jumlah Desa Target Area Studi EHRA
25 % dari jumlah desa se Kabupaten
Tentukan Nama Desa Target Area Studi di setiap strata
16. Ilustrasi Menentukan Nama Desa Target Area Studi
Misalnya dari Strata 4 ( 4 Desa dari 15 Desa Strata 4 )
dengan cara Random
Urutkan Nama Desa Strata 4 se Kabupaten.
Tentukan Angka Interval (AI).
Contohnya adalah sebagai berikut :
Jumlah total Desa Strata 4 = 15
Jumlah Desa Strata 4 yang akan diambil = 4
Maka angka interval (AI) = Jumlah Total Desa Strata 4 dibagi Jumlah Desa
Strata 4 yang akan diambil. AI = 15/4 = 3,75 pembulatan AI = 4
Tentukan Desa Strata 4 Pertama yang akan diambil :
Ambil secara acak angka 1 – 4 (angka random). Mis : angka random adalah 2.
Maka Desa Strata 4 nomor urut 2 terpilih sebagai Desa Strata 4 ke-1
Pilih Desa Strata 4 berikutnya :
Caranya : 2 + 4= 6. Maka Desa Strata 4 nomor urut 6 terpilih sebagai Desa Strata 4
ke-2 ; demikian seterusnya sampai diperoleh sebanyak 4 Desa Strata 4
Lokasi Area Studi
17. Kecamatan
memiliki Desa
Strata 4
Desa
Strata 4
No. Urut
Desa
Strata 4
Desa
Strata 4
Terpilih
I Desa I - 1 1
Desa I - 2 2 Desa/Kel. Ke -1
Desa I - 3 3
.............. ..............
Desa I - 6 6 Desa/Kel. Ke -2
II Desa II -1 7
.............. ..............
Desa II -4 10 Desa/Kel. Ke -3
Desa II - 5 11
III Desa III - 1 12
Desa III - 2 13
Desa III - 3 14 Desa/Kel. Ke -4
Desa III - 4 15
Ilustrasi Penentuan Desa Target Area Studi
dari Desa Strata 4
18. Desa
Strata 4
Lokasi ke :
Nomor
Desa
Strata 4
Desa
Strata 4
terpilih
1 2 Desa I - 2
2 6 Desa I - 6
3 10 Desa II -4
4 14 Desa III - 3
Rekapitulasi Desa Strata 4
yang terpilih sebagai lokasi studi
Demikian juga caranya untuk melakukan random untuk Desa Strata 0,
Strata 1, Strata 2 dan Strata 3.
19. Langkah penentuan sbb :
2. Distribusikan 50 Desa Prioritas sesuai Strata dan hitung persentasenya
dari jumlah desa prioritas ( 50 desa ).
3. Bandingkan dengan proporsi strata dari seluruh desa di Kabupaten.
Bila dalam satu strata, persentase desa prioritas lebih rendah maka
perlu ditambah dengan desa lain dalam strata yang sama dengan
cara random.
Ilustrasi Kebijakan 2
Penentuan Desa Target Area Studi EHRA
berdasarkan RTRW ( mis : 50 Desa Prioritas )
1. Lakukan Stratifikasi Desa se Kabupaten (225 Desa) (ilustrasi Stratifikasi)
Bila dalam satu strata, persentase desa prioritas lebih tinggi maka
perlu dikurangi jumlah desa prioritas secara random.
20. Strata
Desa per
Strata
Desa Prioritas
per Strata
Desa Area
Studi per Strata
Kelebihan /
Kekurangan
Desa per Strata
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Strata 0 45 20 5 10 10 20 5
Strata 1 75 33 20 40 17 33 3
Strata 2 15 7 10 20 3 7 7
Strata 3 75 33 10 20 17 33 7
Strata 4 15 7 5 10 3 7 2
Jumlah 225 100 50 100 50 100
Desa Strata 0 kekurangan 5 desa maka ditambahkan dari sisa desa Stra-
ta 0 yang diambil secara random; demikian juga untuk desa Strata 3
Desa Strata 1 kelebihan 3 desa maka desa prioritas Strata 1 dikurangi 3
desa secara random; demikian juga untuk desa Strata 2 dan Strata 4
Ilustrasi Kebijakan 2
Penentuan Desa Target Area Studi EHRA
berdasarkan RTRW ( mis : 50 Desa Prioritas )
21. Ilustrasi Kebijakan 3
Penentuan Desa Target Area Studi EHRA
Berdasarkan Jumlah Responden
( mis : 5.000 responden )
Langkah penentuan sbb :
1. Tentukan jumlah desa target area studi dengan rumus : Ndk = X/40 ;
Dimana Ndk = Jumlah desa target area studi,
X = jumlah responden yang diambil dalam skala Kabupaten dan
40 = maksimal jumlah responden dalam satu desa target area studi.
2. Dalam contoh ini diperoleh Ndk = 5.000 / 40 = 125
Jadi, dari hitungan ini diperoleh jumlah desa target area studi
sebanyak 125 desa.
3. Distribusikan 125 desa tersebut dalam setiap strata secara proporsional.
22. Strata
Jumlah &
Persentase Desa
tiap Strata
Jumlah Desa
yang diambil
sebagai Desa
Target Area Studi
Jumlah % Jumlah %
Strata 0 45 20 25 20
Strata 1 75 33 41 33
Strata 2 15 7 9 7
Strata 3 75 33 41 33
Strata 4 15 7 9 7
Jumlah 225 100 125 100
Tentukan Nama Desa Target Area Studi di setiap strata
Ilustrasi Kebijakan 3
Penentuan Desa Target Area Studi EHRA
Berdasarkan Jumlah Responden
( mis : 5.000 responden )
23. Penentuan
RT Target Area Studi
Urutkan RT per RW per Desa/Kelurahan.
Tentukan Angka Interval (AI).
Contohnya adalah sebagai berikut :
Jumlah total RT di desa/kelurahan : 58
Jumlah RT yang akan diambil : 8
Maka angka interval (AI) = Jumlah Total RT dibagi jumlah RT
yang diambil. AI = 58/8 = 7,25 pembulatan AI = 7
Tentukan RT Pertama yang akan diambil
Ambil secara acak angka 1 – 7 (angka random). Mis : angka random adalah 3.
Maka RT nomor urut 3 terpilih sebagai RT ke-1
Pilih RT berikutnya :
Caranya : 3 + 7= 10. Maka RT nomor urut 10 terpilih sbg RT ke-2 ; demikian seterusnya
sampai diperoleh sebanyak 8 RT Lokasi Area Studi
24. RW RT No. Urut RT terpilih
I 1 1
2 2
3 3 RT Lokasi ke -1
........... ..............
II 1 7
........... ..............
4 10 RT Lokasi ke -2
5 11
III 1 12
........... ..............
6 17 RT Lokasi ke -3
IV 1 19
2 20
.......... .... ........ .............................
VIII 1 52 RT Lokasi ke -8
.......... .... ........ .............................
7 58
Ilustrasi Pemilihan RT
25. Rekapitulasi RT terpilih sbg. lokasi studi
RT Lokasi ke : No. Urut RT RT terpilih
1 3 RT 3, RW I
2 10 RT 4, RW II
3 17 RT 6, RW III
..................... .....................
.
......................
...................... .....................
.
.......................
8 52 RT 1, RW VIII
Demikian juga caranya untuk melakukan random RT untuk
Desa/Kelurahan yang lain.
26. Penentuan Responden
Sebagai contoh misalnya : pada RT 4 RW II.
Urutkan nomer rumah di RT 4 RW. II
Tentukan Angka Interval (AI).
Contohnya adalah sebagai berikut :
Jumlah total rumah di RT 4 RW II : 30
Jumlah responden yang akan diambil : 5
Maka angka interval (AI) = Jumlah Total Rumah dibagi jumlah
Responden yang diambil. AI = 30/5 = 6 AI = 6
Tentukan Responden Pertama yang akan diambil
Ambil secara acak angka 1 – 6 (angka random). Mis : angka random adalah 5.
Maka Responden nomor urut rumah 5 terpilih sebagai Responden ke-1
Pilih Responden berikutnya :
Caranya : 5 + 6= 11. Maka Responden nomor urut rumah 11 terpilih sbg Responden ke-2;
demikian seterusnya sampai diperoleh sebanyak 5 Responden di RT 4 RW II
Notas del editor
Bapak dan IBU, mari sama-sama kita bahas tentang Responden atau sampel dari Studi EHRA :
Jumlah responden/sampel minimal tiap kabupaten/kota adalah 400 responden (ada rumus & ketentuan cara menentukan jumlah sampel)
Jumlah RT minimal tiap desa/kelurahan adalah 8 RT.
Jumlah Responden/Sampel untuk tiap RT adalah 5 responden.
Jumlah responden minimal untuk tiap desa/kelurahan adalah 40 responden.
Responden dalam Studi EHRA adalah : Ibu atau anak perempuan yang sudah menikah umur antara 18 s/d 60 tahun.
Tampilan 1 :
Bapak dan Ibu, mari kita coba bahas tentang Metodologi EHRA 2015 yang sedikit berbeda dengan metodologi EHRA sebelumnya.
Tampilan 2 :
Tahun 2012 s/d 2013 kita menggunakan metodologi Cluster Random Sampling yang kita anggap paling tepat dan semua desa/kelurahan harus kita clustering sebelum kita melangkah ketahapan selanjutnya.
Diskusi intensif Team EHRA PIU-AE dengan beberapa pihak ahli statistic menghasilkan keputusan :
Bahwa Metodologi EHRA yang tepat adalah : Stratified Random Sampling ( yang akan kita bahas setelah ini )
Bahwa Kab/Kota yang menetapkan seluruh desa/kelurahannya sebagai Target Area Survey tidak perlu melakukan Stratifikasi Desa/Kelurahan dan langsung melakukan Random RT dan Random Responden per RT terpilih.
Tampilan 1 :
Bapak dan Ibu mari sama-sama kita bahas perlunya dilakukan Stratifikasi Desa/Kelurahan
Tampilan 2 :
Desa/Kelurahan Area Studi biasanya mempunyai karakteristik geografis dan demografis yang beragam/bervariasi atau
heterogen.
Agar keanekaragaman karakteristik tersebut tetap bermakna dalam studi, juga agar tidak terambil sebagai desa target
area survey hanya pada kelompok desa tertentu maka dibuatlah Stratifikasi Desa/Kelurahan kemudian baru dilakukan
Random untuk menentukan Desa Target Area Survey-nya.
Tampilan 3 :
Stratifikasi Desa/Kelurahan dilakukan oleh Pokja Sanitasi Kab/Kota bersama Camat atau oleh Camat saja ( karena Kecamatanlah yang paling tahu kondisi desa/kelurahannya ).
Tampilan 1 :
Bapak Ibu sekalian, apa sih Stratifikasi Desa/Kelurahan itu ?
Dari paparan yang terdahulu, kira-kira siapa yang bisa menyimpulkan apa itu “ Stratifikasi Desa/kelurahan “ ?
Tampilan 2 :.
Stratifikasi Desa adalah : Pengelompokan Desa sesuai dengan Strata Desa atau Tingkat Desa.
Tampilan 3 :
Dalam Studi EHRA :
Strata/Tingkat adalah Tingkat Resiko Kesehatan Lingkungan
Masing-masing kriteria mempunyai Bobot Resiko Kesehatan Lingkungan yang sama yaitu : 1 (satu).
Dengan demikian maka :
Desa yang memenuhi 1 kriteria = Desa Strata 1
Desa yang memenuhi 2 kriteria = Desa Strata 2 ; dst.
Tampilan 1 :
Ada 4 Kriteria Penetapan Strata Desa/Kelurahan.
Kriteria Strata ini juga dari faktor geografis dan demografis.
Ada nggak Bapak Ibu yang masih ingat dengan Kriteria yang kita pakai untuk melakukan Klastering Desa/Kelurahan
pada tahun lalu ?
Bila ada yang masih ingat; untuk Stratifikasi Desa/Kelurahan kita saat ini juga menggunakan kriteria yang sama.
Tampilan 2 :
Kriteria Pertama “ Kepadatan Penduduk “ adalah Jumlah Penduduk per Luas Wilayah ( dalam hal ini Jumlah
Penduduk Desa dibagi dengan Luas Wilayah Desa ).
Data bisa dicari di BPS ( Badan Pusat Statistik Kab/Kota ).
Tampilan 3 :
Angka Kemiskinan dengan rumus demikian ini, datanya bisa dicari di Badan Pemberdayaan Masyarakat/Bapermas Kab/Kota.
Tampilan 4 :
Daerah Aliran Sungai yang potensial dijadikan MCK dan tempat masyarakat membuang sampah;
Data bisa dicari di Perusahaan Jasa Tirta, PU Pengairan atau Dinas Kesehatan.
Tampilan 5 :
Daerah Banjir : kondisi dimana banjir didesa itu cukup sering dan sudah mengganggu aktifitas penduduk.
Data bisa dicari di Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Hyperlink :
Tampilan 1 :
Ini adalah : Ilustrasi Stratifikasi Desa/Kelurahan; sebagai berikut :
Tampilan 2 :
Didalam Tabel ini terlihat :
Yang punya 2 Kriteria berarti Strata 2
Yang punya 3 Kriteria berarti Strata 3; dan seterusnya.
Tampilan 3 :
Ini adalah : Ilustrasi Rakapitulasi dari Stratifikasi Desa/Kelurahan
Tampilan 4 :
Didalam Matrik ini dikumpulan nama-nama desa/kelurahan yang stratanya sama, dijumlah dan dipersentasekan.