Dokumen tersebut membahas pengaturan lahan pada jalur rel nonaktif milik PT Kereta Api Indonesia jalur Cirebon-Kadipaten berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 serta penerapan asas fungsi sosial tanah pada lahan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaturan lahan dan penerapan asas fungsi sosial tanah pada lahan milik PT KAI jalur Cirebon-Kad
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Penerapan Asas Fungsi Sosial atas Tanah Pada Lahan Milik PT. KAI
1. PENERAPAN FUNGSI SOSIAL ATAS TANAH PADA LAHAN MILIK
PT. KERETA API INDONESIA YANG BERADA PADA JALUR REL
NON AKTIF CIREBON KADIPATEN BERDASARKAN UNDANG-
UNDANG NO. 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR
POKOK-POKOK AGRARIA DAN UNDANG-UNDANG NO. 23
TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN
Oleh:
Seminar Usulan Penelitian
Yuliani Busra
Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran
110110110364
4. Identifikasi Masalah
Bagaimana pengaturan lahan pada
jalur rel non aktif milik PT KAI
jalur Cirebon-Kadipaten dikaitkan
dengan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2007 tentang
Perkeretaapian?
Bagaimana penerapan asas fungsi
sosial tanah pada lahan milik PT.
KAI jalur rel non aktif Cirebon-
Kadipaten dikaitkan dengan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria?
5. Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaturan
lahan pada jalur rel
non aktif milik PT KAI
jalur Cirebon-Kadipaten
dikaitkan dengan
Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2007 tentang
Perkeretaapian.
Mengetahui penerapan
asas fungsi sosial
tanah pada lahan milik
PT. KAI jalur rel non
aktif Cirebon-Kadipaten
dikaitkan dengan
Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria.
6. Kegunaan Penelitian
Teoretis
Menambah referensi dalam
bidang ilmu hukum pada
umumnya dan bidang hukum
agraria pada khususnya
terutama yang berkaitan
dengan penguasaan serta
pengelolaan lahan milik PT.
Kereta Api Indonesia.
Praktis
Menjadi informasi tambahan
bagi praktisi hukum, PT.
Kereta Api Indonesia, dan
masyarakat luas dalam hal
penguasaan dan pengelolaan
lahan milik PT. Kereta Api
Indonesia baik pada jalur
aktif maupun jalur non-aktif.
9. •PendahuluanBab I
•Tinjauan teoretis asas-asas hukum
tanah, hak menguasai negara dan
penguasaan tanah oleh PT. KAI
Bab II
•Penguasaan lahan milik PT. KAI
oleh masyarakatBab III
Sistematika Penulisan
10. • ANALISIS PENGATURAN LAHAN PADA JALUR NON AKTIF
MILIK PT. KAI JALUR CIREBON-KADIPATEN DIKAITKAN
DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2007 TENTANG
PERKERETAAPIAN DAN PENERAPAN FUNGSI SOSIAL ATAS
TANAH PADA LAHAN MILIK PT. KERETA API INDONESIA
JALUR REL NON AKTIF CIREBON-KADIPATEN BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN
DASAR POKOK-POKOK AGRARIA
Bab IV
•PenutupBab V
Meningkatnya jumlah penduduk mengakibatkan kebutuhan akan tanah juga bertambah. Untuk individu khususnya, dapat dilihat bahwa memperoleh sebidang tanah bukanlah hal yang mudah, dan faktanya banyak lahan-lahan milik PT. Kereta Api Indonesia (KAI) pada jalur-jalur kereta api yang tidak digunakan sesuai tujuan serta sifat haknya (ditelantarkan). Sehingga tidak sedikit masyarakat yang menggunakan lahan-lahan pada jalur-jalur yang ditelantarkan ini untuk membangun rumah dan melakukan kegiatan pertanian.
Adapun jalur Cirebon-Kadipaten (47 km) dibangun oleh salah satu dari 12 perusahaan kereta api swasta pemerintah kolonial Belanda
Sebagaimana yang disebutkan dalam pasal 6 UUPA bahwa semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial, dan terkait dengan fungsi sosial ini, maka sudah sewajarnya bahwa tanah tersebut harus dipelihara baik-baik, agar bertambah kesuburannya serta dicegah kerusakannya.
Penelitian ini mengikuti kerangka pemikiran sebagai berikut
republik Indonesia mempunyai hubungan hukum dengan tanah di seluruh wilayah Indonesia.
Hubungan hukum tersebut dinamakan hak menguasai negara. Hak ini tidak memberikan kewenangan untuk menguasai secara fisik dan menggunakannya seperti hak atas tanah karena sifatnya semata-mata sebagai kewenangan publik sebagaimana yang dirumuskan dalam Pasal 2 UUPA.
Tanah negara adalah tanah-tanah yang dilekati dengan suatu hak, yakni hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai atas tanah negara, hak pengelolaan serta tanah ulayat dan tanah wakaf.
tidak hanya hak milik tetapi semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial. Fungsi sosial atas tanah berarti bahwa hak atas tanah apapun yang ada pada seseorang, tidaklah dapat dibenarkan, bahwa tanahnya itu akan dipergunakan (atau tidak dipergunakan) semata-mata untuk kepentingan pribadinya, apalagi kalau hal itu menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Penggunaan tanah harus disesuaikan dengan keadaannya dan sifat daripada haknya, hingga bermanfaat bagi masyarakat dan negara.
dalam pasal 27 UUPA penyebab hapusnya hak milik salah satunya adalah tanahnya jatuh kepada negara karena diterlantarkan