Cara Menggugurkan Kandungan 082223109953 dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bula...
Methodologi pelatihan
1. PENDEKATAN DAN
METHODOLOGI
Membahas tentang prinsip-prinsip pelaksanaan pekerjaan input
proses dan metode pelaksanaan;
4.1 UMUM
Setelah melakukan pencermatan KAK yang mencakup pemahaman dan tanggapan, pemahaman
terhadap proyek dan pekerjaan konsultan dapat menyimpulkan Pelatihan Managemen Berbasis
Sekolaah sebagai berikut :
1. Sasaran yang dilakukan memberikan kemampuan tenaga pendidikan terutama kepada
masyarakat dalam rangka meningkat kemampuan dalam proses KBM
2. Metode pelatihan yang diterapkan adalah metode pelatihan berbasis
kompetensi/competency Based Training/CBT yang difokuskan pada jenis “Andragogy”
3. Sasaran kelompok Guru bidang Studi dan Guru Kelas .
4. Pekerjaan jasa konsultan ini adalah mempersiapkan tenaga pelatih yang mampu didalam
Pelatihan Pelatihan Pendidikan) sebatas pada memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang
sanitasi berbasis masyarakat dan pengembangan teknis sanitasi yang tersusun dalam instrumen-instrumen
perencanaan dan pelaksanaan suatu kegiatan pelatihan khususnya berkaitan dengan
sanitasi berbasis masyarakat dan teknis sanitasi .
Berdasarkan pencermatan tersebut, konsultan mengidentifikasi kelompok pendidikan :
1. Review instrumen pelatihan dan evaluasi rekomendasi pelatihan yang menekankan pada
dihasilkannya instrumen pelatihan yang dapat dilakukan untuk pelaksanaan pelatihan.
Review instrumen yang berkaitan dengan persiapan desain/sylabus pelatihan menghasilkan
keluaran sesuai dengan KAK.
2. Tersusunya Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pelatihan Pendidikan melalui penyusuman
GBPP.Kurikulum,strategi dan methode yang digunakan, instrumen pengukuran hasil
pelatihan dan indetifikasi materi yang berkaitan dengan sanitasi berbasis masyarakat
3. Pengembangan modul pelatihan dengan memperhatikan terhadap kompetensi dan
kebutuhan pelatihan ,sasaran pelatihan, penyiapan tenaga pelatih ( fasilitator, tenaga alih )
dan penjadwalan serta pelaksanaan pelatihan
4. Evaluasi terhadap instrumen alat ukur pelatihan yang mencakup kemampuan pemahaman
tentang Urban Sanitation Rural Infrastruktur dan teknis sanitasi delam memfasilitasi dan
praktek fasilitasi di lapangan
5. Focus Discusision dan survey lapangan yang diarahkan pada pembahasan methodelogi
teknik fasiltasi dan pengembangan instrumen TNA serta validasi terhadap materi
pelatihan.
Pendidikan Page 1
2. 4.2 Pandangan Dasar,Prinsip,Pendekatan dan Strategi
4.2.1 Pandangan Dasar dan Prinsip
Sasaran akhir dari pekerjaan jasa konsultan adalah dapat terusunnya instrument kegiatan
pelatihan yang sesuai dengan sanitasi berbasis masyarakan yang layak untuk dapat diterapkan
pada fasilitasi tentang kemampuan fasilitasi pemberdayaan masyarakat dan teknik yang
berhubungan dengan sanitasi.Untuk memenuhi kebutuhan hal tersebut, konsultan berpijak
pada pandangan dasar dan prinsip mencakup diantaranya :
i. Pelatihan teknis dengan penetapan metode Pelatihan berbasas kompetensi
/competencyBased Trainng ditujukan pada dua sasaran pemahaman tentang
pengetahuan tentang sanitasi berbasis masyarakat sesuai dengan kegiatan USRI dan
kemampuan dalam memfasilitasi.
Karena itu ketrampilan / pengetahuan yang bermuara pada ranah psikomatrik, efektif
akan semua itu bertumpu pada kemampuan tentang Pengetahuan dasar ( Cognitif )
ii. Pelatihan teknis dengan penerapan metode Pelatihan Berbasis Kompetensi /
Competency Based Training pada dasar akan berdampak pada kemamupuan
memfasilitasi peserta dan kelompok
iii. Dalam pelatihan ini yang menjadi pokok kompoen alur pelatihan perlu di cermati lebih
cerdas sebagai satu kesatuan sistim terdiri dari masukan instrumental,masukan
lingkungan eksternal dan masukan mentah pelatihan, proses keluaran pelatihan dapat di
gambarkan pada gambar 4.1. Diagram Sebagai kesatuan Suatu sistim
Pendidikan Page 2
3. Gambar 4.1 Diagram Pelatihan Sebagai Suatu Sistem
MASUKAN INSTRUMENTAL
1. Kelompok Pendukung
Fasilitas & Sumber Belajar
Sistem Manajemen dan
Administrasi
Pembiayaan
2. Kelompok Pendukung Utama
Metode & Teknik
(termasuk komunikasi
efektif)
Instruktur/Tenaga Ahli
Pendidikan
Tenaga Ahli Sektor
Bahan Pelatihan
Kurikulum
3. Kelompok Utama
Instruktur, Narasumber
Modul
MASUKAN MENTAH KELUARAN OUTPUT
PELATIHAN
Proses
Pelatihan
MASUKAN LINGKUNGAN
Peserta Training
Mampu
mempraktekkan
Managemen Berbasis
sekolah
Sekolah menerapkan MBS
Kebijakan Pemerintah tentang
penddidikan
Keberhasilan dari MBS
Pendidikan Page 3
4. 4.2.2. Pendekatan
Sesuai dengan sifat Pelatihan MBS yang intinya penyiapan materi pelatihan yang sesuai
dengan sanitasi berbasis masyarakat dan kemampuan melakukan fasilitasi pemberdayaan
masyarakat secara partisifatip,maka konsultan akan menerapkan dua macam pendekatan
yaitu
a. Pendekatan Mikro yang menekankan pada proses kemampuan dasar pada internal
fasiliator misalnya discussion focus
b. Pendekatan makro, terutama kemampuan dalam melakukan tehnik fasilitasi
Untuk mewujud hal tersebut maka pada pendekatan mikro Fasiliatator memiliki kemampuan
dasar yang dapat memdorong dapat terciptanya ketrampilan /pengetahuan tentang sanitasi
berbasis masyarakat secara induvidu dan secara kelompok,pada giliran dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat arti penting sanitasi dalam kehidupan mereka.
Untuk mewujudkan harapan tersebut, maka diperlukan pendekatan :
1. Dua arah, yaitu pendekatan kompetensi dan pendekatan tugas/pekerjaan yang akan
mengarahkan pada kebutuhan keterampilan/pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta
untuk mampu mengerjakan/menyelesaikan tugasnya. Pendekatan tersebut, secara
sederhana dapat ditunjukan dengan Gambar 4.2 Diagram Perumusan Tujuan dalam Proses
Pelatihan.
2. Pendekatan Budaya terutama kemitraan, perlu diterapkan mengingat pelatihan yang
menerapkan metode pelatihan teknis akan terjadi “interaksi” antara instruktur dengan
individu-individu peserta. Keahlian dalam komunikasi secara khusus diperlukan.
3. Konsep yang mendasari pelaksanaan pekerjaan ini adalah konsep “diffusion inovation” ya itu
penyerapan sesuatu yang baru dan dengan senang hati diadopsi oleh perorangan/ individu
atau kelompok, sehingga sistem baru ini menjadi nilai tambah bagi perorangan dan institusi.
4. Manfaat modul yang berkelanjutan dapat diciptakan bila modul yang disusun memiliki ciri
“self instructional”, dalam arti sederhana, mudah dipelajari dan dapat dijadikan pedoman
bagi pelaksanaan tugas pasca pelatihan.
Pembentukan “Organisasi Pembelajaran” (Building Learning Organization) , dapat
memperkuat efektifitas teknis secara berkelanjutan. Dengan arah ini diperlukan
pembentukan Komitmen bersama antara peserta yang terikat dalam satu kesatuan
organisasi/unit kerja. Tidak saja pada saat pelatihan tetapi juga pada pasca pelatihan.
Pertimbangan organisasi yang berciri organisasi pembelajaran akan mampu melakukan
penyesuain setiap saat menghadapi berbagai perubahan.
Pendidikan Page 4
5. Gambar 4.2
Diagram Perumusan Tujuan Proses Pelatihan
Managemen Berbasis
Sekolah
PENJELASAN
KETERAMPILAN/
PENGETAHUAN
Qualified Fasilitator
Taksonomi
Teknik Methode
MBS
Kompetensi
Mampu
Memimplemetasikan
Teori MBS
Analisis Kognitif
Pemahaman
terhadap MBS
TUJUAN INSTRUKSIONAL
Disain Instruksional
Pengembangan Materi/Isi
Implementasi
Evaluasi
Soal
Tes
Ringkasan
Materi/Bahan/Isi
Pendidikan Page 5
6. 4.2.2.2. Pendekatan Makro
Penyusunan Modul harus menghasilkan Modul yang layak, sesuai ddengan kebutuhan menghadapi
berbagai tuntutan yang berkembang dalam lingkungan strategis termasuk
perkembangan/pertumbuhan sosial budaya,politik, khusunya sistem penyelenggaraan pemerintah
dan pembangunan di Propinsi.
Berpihak pada arah tersebut, dalam penyesuaian kurikulum dan program pelatihan OJT, konsultan
akan menerapkan pendekatan.
1. Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan menekankan pada Metode Andrgogi, dimana
peserta tidak hanya memperoleh materi semata namun ikut berperan aktif mengembangkan
pikirannya.
2. Pelaksanaan pelatihan harus mengacu pada sistem yang dilakukan oleh Pusat pendidikan
dan Pelatihan Pegawai Departemen Pekerjaan Umum dengan melakukan Pelatihan berbasis
kompetensi (Competency Based Training / CBT).
3. Modul pelatihan dan modul TOT sesuai kaidah penyusunan modul standar dengan
memasukan unsur-unsur kebutuhan pelatihan yang telah diklarifikasi terlebih dahulu.
Namun demikian, Konsultan menerapkan pendekatan dan prinsip-prinsip untuk menyempurnakan
pendekatan sebagai berikut :
1. Holistik dan Sistematik karena kenyataan komponen-komponen pelatihan pada dasarnya
saling memiliki ketergantungan dan membentuk struktur sitematik serta merupakan sistem
yang lebih besar. Ditunjukkan pada Gambar 4.3 Diagram Pendekatan Umum Penyusunan
Kurikulum.
2. Kurikulum / GBPP serta modul-modulnya harus mampu mengakomodasikan
perubahan/perkembangan yang terjadi dan keragaman situasi dan kondisi daerah, termasuk
perubahan dan perkembangan teknologi bidang pendidikan
3. Kurikulum/GBPP dan Modul termasuk metode pembelajarannya harus mampu menciptakan
kompetensi aparat (individu) dan yang penting mampu mewujudkan sinerji institutisional
sesuai dengan lingkup tugas pokok dan fungsi lembaga-lembaga sektor ini.
Pendidikan Page 6
7. 4. 3 METODOLOGI
Ada dua “output akhir” utama yang harus dihasilkan oleh Konsultan Pelaksana Pe latihan Pendidikan
, yaitu :
1. Modul Pelatihan MBS dan Modul TOT , yang didahului penyusunan kurikulum melalui
proses TNA dan Validasi Modul.
2. Penguatan Kapasitas Tenaga Pendidikan
Konsultan memandang kedua output tersebut hasil dari hubungan sistem INPUT-PROSES-OUTPUT,
berlandaskan “Maksud dan Tujuan Pelaksanaan Pekerjaan.
1. Modul-modul Teknis (Tehnik Fasilitasi,Sanitasi Berbasis Masyarakat dan Teknik Sanitasi )
Input
Input dari modul teknis melalui kegiatan Survey TNA Mencakup ;
Modul Tehnik Fasilitasi,Sanitasi Berbasis Masyarakat dan Tehnik Sanitasi merupakan
materi yang berkaitan dengan sejauhmana cara melakukan komunikasi dan menyakinkan
masyarakat terhadap masalah yang harus dipecahkan secara bersama
Kerangka ruang lingkup Modul fasilitasi berkaitan dengan tehnik komunikasi dan
pemberdayaan partisipatif
Kerangka Modul Managemen berbasis sekolah
Hasil Pelaksanaan jasa konsultan pada pelaksanaan Program Pengembangan Sanitasi
Pemukiman/ Perkotaan
Kajian isu -isu berkaitan dengan kampanye yang berkaitan dengan sanitasi berbasi s
masyarakat
Penyiapan Instrument dan Questioner Survey TNA
Proses
Pada dasarnya penyusunan TNA yang mengikuti yang umumnya berlaku,
sederhana,namum harus memperhatikan tentang Pelatihan Urban Sanitation Rural
Infrastruktur pada arahan KAK/TOR dan penjelasan lisan (Aanwijzing ) maka dalam proses
penyusunan Kurilulum dan Modul pelatihan didukung oleh :
Penyusunan Proses Menu melalui Desk Studi dari berbagai dokumen pendukung
terkait ( disusun oleh Konsultan )
Hasil Penyusunan isu tentang sanitasi berbasis masyarakat,tehnik sanitasi dan tehnik
melakukan fasilitasi dengan pendekatan partisipatif.
Hasil proses kedua kelompok “input” dibahas dan dikembangkan di dalam diskusi intensif
menghasilkan penetapan KURIKULUM, GBPP, dan Modul pilihan yang selanjutnya dilakukan
Proses Pengembangan Modul Teknis dan Modul TOT. Secara normatif Bagan Alir Proses
Pengembangan Kurikulum pelatihan dapat dilihat pada Gambar 4.6 sedangkan untuk proses
pengembangan modul secara umum dilaksanakan, seperti dapat dil ihat pada Gambar 3.6 pada
Bab 3 sebelumnya. Namun demikian konsultan memandang bahwa kedua proses
pengembangan kurikulum dan modul tersebut hanya merupakan pendekatan, sedang dalam
pelaksanaanya akan disesuaikan kembali dengan TOR pekerjaan.
Pendidikan Page 7
8. Disamping itu, dalam proses dihasilkan juga Metodelogi Pelatihan sebagai landasan
implementasi pelatihan teknis oleh masing-masing Pemerintah Daerah/Propinsi (sebagai proses
Transfer of Knowledge dari Konsultan) termasuk berbagai pedoman pelaksanaan.
Output
Dari proses yang didukung oleh INPUT tersebut akan dihasilkan OUTPUT. MODUL TEKNIS
terpilih yang akan dikembangkani, sehingga menghasilkan MODUL TEKNIS SEKTOR dan
MODUL TOT layak pakai yang terdiri dari :
GBPP
Pedoman Instruktur
Bahan serahan peserta
Evaluasi dan jawaban evaluasi
Pedoman memakai bahan serahan untuk peserta.
4.4 METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
Penerapan metode dalam pelaksanaan pekerjaan Managemn Berbasis Sekolah dapat dijelaskan
secara rinci pada bagian berikut.
4.4.1. Tahap Persiapan
1. Mobilisasi
Mobilisasi personil terutama profesional staff/tenaga ahli utama, termasuk juga tenaga sub-profesional
staff dan tenaga-tenaga pendukung. Bersamaan dengan mobilisasi tenaga ahli
dilkaukan berbagai persiapan sarana dan prasarana pendukung antara lain :
Persiapan Dukungan Administrasi (surat menyurat dll)
Persiapan Dukungan Teknis (penyiapan kantor dan peralatan kantor)
Kegiatan ini dilakukan secara simultan dengan alokasi waktu selama 3 hari kerja sampai
dengan selesainya semua mobilisasi personil dan peralatan yang dibutuhkan
2. Inventaris dan Pengumpulan Data
Inventaris dan pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data, laporan dan informasi
tambahan. Secara detil jenis dan jumlah data yang telah dikumpulkan sebagai berikut :
No Jenis Data/Laporan Jumlah
1. Laporan Pelaksanaan Training Need Assesment (TNA) dan usulan
desain/sylabus serta materi Pelatihan calon fasilitator
1 set
2. Laporan Pelaksanaan MBS 1 set
3. Laporan Akhir Peserta MBS 1 set
3. Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi akan dilakukan dengan pihak ekternal dalam hal ini dengan pihak
dilingkungan Satker dan UPKD Pendidikan, serta Tim Teknis. Secara khusus koordinasi juga
akan dilakukan melalui komunikasi awal (surat menyurat dan komunikasi telepon) dengan
aparat Pemerintah di 4 (empat) Propinsi yaitu ; Kalbar dan Sulteng 7 Daerah Optimalisasi.
Pendidikan Page 8
9. Kegiatan koordinasi ini dilakukan dalam rapat Koordinasi yang dipersiapkan dan
diselenggarakan oleh Konsultan dengan alokasi waktu 1 hari kerja. Konsultan dan negosiasi
pada saat awal pelaksanaan pekerjaan.
Kegiatan ini penting dilakukan mengingat keterbatasan waktu dan banyaknya kegiatan yang
harus dilakukan, terutama banyaknya pihak yang terlibat dalam kegiatan ini, baik ditingkat
satker dan kegiatan kelompok sasaran di tingkat daerah.
4. Penyusunan laporan Pendahuluan
Dalam tahap persiapan ini akan disusun Laporan Pendahuluan sebagaimana diharapkan
dalam TOR pekerjaan. Laporan Pendahuluan akan disusun dan dikembangkan dari usulan
teknis, data dan informasi lain/baru serta masukan hasil diskusi laporan pendahuluan
dengan Tim/Direksi Pekerjaan yang ditunjuk oleh Pihak Pejabat Pembuat Komitmen.
Laporan Pendahuluan ini akan diserahkan pada 2 (dua) minggu sejak SPMK diterbitkan
setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan dari tim Teknis/Direksi pekerjaan dalam
Forum Diskusi laporan Pendahuluan.
4.4.2. Tahap Pelaksanaan
1. Review Modul dan Evaluasi Rekomendasi Pelatihan
Identifikasi dan Kajian Data, Kegiatan ini merupakan dasar dari kegiatan dalam penyusunan
kurikulum /GBPP Modul Pelatihan yang dilaksanakan. Tahap awal dari kegiatan ini adalah
melakukan inventaris data-data yang berhunungan dengan pelaksanaan pekerjaan (dalam
penyusunan proposal ini konsultan telah melakukan identifikasi dan pengumpulan data
sebagian besar data dan informasi diperoleh dalam TOR).
Konsultan akan melakukan Desk Study dimana didalam kegiatan ini konsultan akan
melakukan mereview modul bahan pelatihan dan mendapatkan gambaran konsep
mengenai modul teknis dari sisi format maupun substansi modul , Sehingga akan
mendapatkan gambaran mengenai pelaksanaan pelatihan-pelatihan teknis selanjutnya. Hal
ini tentunya akan bermanfaat bagi konsultan dalam merumuskan metodelogi pelatihan
yang tepat bagi pelatihan MBS yang akan dilakukan konsultan dalam tahapan kegiatan ini.
Sebagai langkah awal dalam penyaiapn tahapan pelaksanaan konsultan telah menyusun
konsep panduan pelaksanaan pelatihan.
Pelaksanaan Evaluasi Program Pelatihan meliputi :
1. Perancangan , terdiri dari penentuan (i) sub sistem, (II) tujuan, (III) data, (IV) metode
dan (V) instrumen.
2. Pelaksanaan meliputi; (I) perencanaan evaluasi, (II) pelaksanaan evaluasi, (III)
pengolahan hasil evaluasi
3. Pelaporan meliputi; (I) menentukan jenis laporan, (II) menyusun isi laporan dan (III)
persentasi laporan.
Proses Pengembangan evaluasi Pelatihan dapat digambarkan sebagaimana pada
Gambar 4.9
Pendidikan Page 9
10. Perancangan
1. Penentuan Sub-sistem
2. Penetuan Tujuan
3. Penentuan Data
4. Penentuan Metode
5. Penentuan
Instrumen
h
Pelaksanaan
1. Perencanaa
Pengumpulan Data
2. Pelaksanaan
Pengumpulan Data
3. Pengolaan Data
Sumber, Sarana dan Prasarana
5. Finalisasi Modul dan Instrument Pelatihan
Pelaporan
1. Menentukan Jenis
Laporan
2. Menyusun Isi
laporan dan,
3. Presentasi
Laporan
Penyempurnaan modul kegiatan pelatihan Urban Sanitation Rural Infrastruktur akan
dilakukan dengan mempertimbangkan masukan dan rekomendasi yang berkaitan dengan
materi yang akan dilatihkan.
6. Pelaporan
Disamping penyusunan laporan pendahuluan, konsultan juga menyusun beberapa
pelaporan diantaranya :
Draft Laporan Akhir
Draft laporan akhir ini dibuat untuk mengambarkan tentang seluruh kegiatan yang telah
dilakukan serta hasil akhir sementara yang telah dicapai oleh konsultan.Draft laporan
akhir ini merupakan bahan diskusi dengan Tim Teknis /Proyek dan CPCO sebelum
difinalkan menjadi laporan akhir.
Laporan Akhir
Sebagai gambaran atas pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan,maka laporan akhir
juga mencakup keseluruhan hasil kegiatan pelatihan dan evaluasi pasca pelaksanaan
pelatihan serta rekomendasi. Jumlah laporan akhir akan ditentukan sesuai dengan laporan
pelatihan yang sebelumnya dilakukan.
Laporan Pendukung/ Teknis
Pendidikan Page 10
11. Laporan pendukung / teknis lainnya disusun konsultan dalam rangka melaporkan hasil
pelaksanaan suatu kegiatan yang merupakan kegiatan Teknis konsultan,Jenis- jenis
kegiatan laporan ini antara lain :
Laporan Pelaksanaan pelatihan sebanyak 5 kopy
Laporan Pelaksanaan Praktek Lapangan sebanyak 5 kopy
Produk Teknis Lainnya
Produk teknis lainnya menyangkut hasil kegiatan konsultan yang ditampilkan dalam suatu
produk diantaranya seperti : modul Materi Pelatihan, Bahan – bahan kelengkapan pelatihan
seperti Kurikulum /GBPP,Sylabus, Hand Out, Lefleat,Transparan pelatihan dan lain lain.
7. Penyempurnaan modul kegiatan pelatihan Urban Sanitation Rural Infrastruktur akan
dilakukan dengan mempertimbangkan
Pendidikan Page 11