SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 15
Menurut bahasa Arab kata aqidah diartikan sebagai
sesuatu yang diikat oleh hati dan jiwa manusia.
Sering pula disebut sebagai hal-hal yang diyakini dan
dipatuhi manusia
Dalam pengertian Terminology, aqidah diartikan
sebagai tashdiq (pembenaran) terhadap sesuatu dan
diyakini tanpa ada keraguan atau kebimbangan,
semakna dengan kata al iman.
Imam Syahid Hasan Al Bana salah seorang ulama
mesir mendefinisikan aqidah sebagai : hal-hal yang
harus dibenarkan oleh hati, tenang bagi jiwa dan
keyakinan yang tidak dapat digoyahkan oleh
keraguan atau bercampur dengan kebimbangan.
Pada kenyataannya kuat atau lemahnya aqidah umat ini
  bermacam-macam ragamnya sesuai dengan kekuatan
  dalil/bukti-bukti yang mereka terima, dan yang mereka
  yakini.
 Ada yang menerima dalil itu dengan talaqqi, lalu diyakini
  secara tradisional. Mereka ini sangat rentan terhadap
  syubhat yang meragukan.
 Ada yang berfikir dan menganalisa dalil yang mereka terima,
  sehingga imannya menjadi semakin bertambah
 Ada pula mereka yang terus menganalisa dan mengamalkan
  apa yang mereka yakini dengan senantiasa meminta
  pertolongan Allah, sehingga ia mendapatkan cahaya
  kebenaran dalam jiwanya (Q.S. 47: 17)
Klasifikasi Aqidah Islamiyyah
 Aqidah Islamiyyah terbagi dalam empat bagian utama,
 yaitu :
al Ilahiyyat (ketuhanan),
an Nubuwat (kenabian),
 ar Ruhaniyyat (alam gaib), dan
 as Sam’iyyat (wahyu).

 Klasifikasi aqidah ini terangkum dalam bagian akhir
 dari surah Al Baqarah/2: 285 atau yang terangkum
 dalam hadits Jibril ketika mendatangi Nabi
 Muhammad dan menanyakan kepadanya tentang
 Iman, Islam, Ihsan dan hari kiamat.
adalah dakwah yang pertama-tama dilakukan para rasul Allah, setelah
  itu baru mereka mengajarkan perintah agama (syariat) yang lain.
    Didalam Al Qur’an, surat Al-A’raf ayat 59, 65, 73 dan 85, tertulis
  beberapa kali ajakan para nabi, “Wahai kaumku, sembahlah Allah,
               sekali-kali tidak ada Tuhan selain-Nya”.

Dengan demikian ilmu Tauhid sebagai ilmu yang menjelaskan aqidah
   yang lurus, merupakan ilmu pokok yang harus dipahami sebaik
   mungkin oleh setiap umat Islam yang ingin memperdalam ilmu
                            agamanya.

 Tanpa aqidah yang benar seseorang akan terbenam dalam keraguan
     dan berbagai prasangka, yang lama kelamaan akan menutup
  pandangannya dan menjauhkannya dari jalan hidup kebahagiaan.
   Tanpa aqidah yang lurus seseorang akan mudah dipengaruhi dan
dibuat ragu oleh berbagai informasi yang menyesatkan keimanan kita
Di negri kita penyimpangan akidah bukanlah persoalan dan kasus baru yang kita jumpai. Bahkan i
telah ada sejak negri ini merebut kemerdekaannya dan terbebas dari belenggu penjajahan. Seper
masuknya faham dan ajaran (komunis atheis) yang disisipkan oleh partai yang saat itu legal
bahkan sempat memiliki masa yang cukup diperhitungkan (baca: PKI, pen.). Tapi tampaknya
penyimpangan terhadap akidah akan terus berlangsung sampai kapan pun dalam negri kita,
bahkan ia akan menjadi persoalan atau kasus yang akhirnya dianggap biasa dan sah-sah saja,
hingga tidak peduli jika mereka atau keluarga mereka sendiri telah masuk dan terjerumus ke
dalam lembah kesesatan tersebut. Dan belakangan ini kita saksikan banyak sekali bermunculan
aliran-aliran sesat dan menyesatkan yang sangat meresahkan umat dan menodai ajaran Islam
serta merusak akidah yang benar, seperti kasus nabi palsu; Lia Eden, al-Qiyadah al-Islamiyah, da
baru-baru ini kasus lama yang muncul kembali yakni kasus kelompok dan ajaran sesat Ahmadiya
yang menimbulkan pro-kontra di antara umat Islam bahkan sampai menyebabkan terjadinya
insiden Monas yang sangat miris dan sangat disayangkan karena faktanya pertikaian yang terjad
adalah antara umat Islam itu sendiri. Padahal faham dan ajaran yang dianut oleh kelompok ini
jelas-jelas telah menodai ajaran Islam dan menyimpang dari akidah Islam yang benar, tapi
anehnya masih saja ada sebagian umat Islam dan tokoh-tokoh Islam yang turut membela dan
memperjuangkannya. -Allah yahdihim- dan ironisnya ternyata sebagian umat Islam/ ormas Islam
yang mendukung aksi penolakan dibubarkannya Ahmadiyah disinyalir mendapat sokongan dana
1. Kebodohan,
Karena tidak ada kemauan (dan enggan) untuk mempelajarinya,
sehingga ia tidak bisa mengenal mana yang benar mana yang salah
menurut aqidah Islam. Dalam kehidupan ini manusia belajar
memahami arti kebaikan (haq) dan keburukan (bathil) dari berbagai
sumber, baik dari sumber syariah Islam, dari pergaulan serta dari
kesepakatan umum antar manusia mengenai akhlak (karena sebagian
kebaikan memang sudah ada dalam diri manusia sebagai fitrah).
Namun kebenaran yang mutlak (haq) bersumber dari Allah (syariah
Islam), sedang yang bersumber dari manusia dibatasi akal dan
kepentingan manusia. Akal manusia terbatas, karena itu tidak mampu
memahami secara baik mengapa babi diharamkan.
Demikian juga kepentingan manusia dibatasi nafsunya, misalnya
pendapat kaum liberal bahwa perzinahan dibolehkan asal mau sama
mau. Keterbatasan manusia ini jelas difirmankan Allah SWT dalam Al
Qur’an, surat Al Baqarah ayat 216, “. . . Boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui” .
Fanatik (ta’ashshub) kepada sesuatu yang diwarisi orang tua atau
nenek moyang kita (tradisi), sekalipun hal itu bathil, atau
menolak yang bertentangan dengan tradisi sekalipun itu benar.
Ketahuilah bahwa ketentuan dalam syariah Islam tidak pernah
berubah, sedang kehidupan dan ilmu manusia bisa berubah dari
waktu ke waktu. Karena itu hendaknya kita secara langsung
belajar dan berpedoman pada Qur’an dan Hadits, tidak sekedar
mengikut kebiasaan yang ada tanpa memahami ilmunya.
Disinilah pentingnya mempelajari agama Islam secara benar
untuk meluruskan aqidah maupun syariatnya agar kita tidak
sekedar melakukan ibadah sesuai tradisi (kebiasaan) yang kita
terima di keluarga kita atau di lingkungan kita. Bisa jadi tradisi
(kebiasaan) itu menyimpangkan ilmu akibat membiasnya proses
penyampaian atau penerimaan ilmu, bisa jadi pula karena orang
tua atau kakek kita belajar dari sumber yang salah, atau bisa jadi
pula karena terbatasnya waktu pendidik kita (orang tua atau
guru sekolah) kita dalam menyampaikan ilmu agama secara
lengkap.
Taqlid (mengikuti) secara buta, yaitu
mengikuti pendapat manusia tanpa
menyelidiki seberapa jauh kebenaran dalil
yang ia gunakan. Bila ia mengikuti suatu
imam atau ajaran yang sesat tanpa mau
menyelidikinya, maka jadilah ia penganut
paham yang sesat.
 Ghuluw (berlebihan) dalam mencintai para
 wali atau orang-orang yang shalih, bahkan
 mengangkat derajat mereka dibanding
 manusia lainnya. Termasuk diantara mereka
 misalnya orang yang meminta sesuatu
 melalui ziarah kubur kepada para wali, atau
 mengikuti ajaran seorang shaleh panutannya
 sambil menolak atau meremehkan ajaran
 dari orang sholeh lainnya.
Ghaflah (lalai) terhadap perenungan terhadap
kebesaran dan sifat-sifat Allah di alam jagad raya ini
(ayat-ayat kauniyah) dan yang tertuang
Kitab-Nya (Qur’aniyah). Mereka lebih kagum pada
hasil karya manusia, teknologi, seni dan
kebudayaan ciptaan manusia. Bahkan mereka
menganggap keunggulan dan keindahan karya
manusia itu memang hasil kreasi manusia semata
tanpa campur tangan Allah. Ingatlah firman Allah,
“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa
yang kamu perbuat itu” (QS, As-Shaffat:96)
6. Rumah tangga (keluarga) yang
 hampa dari ajaran Islam,
 yaitu para orang tua yang tidak peduli terhadap
 pendidikan agama Islam bagi anak-anaknya.
 Padahal orang tua mempunyai peranan terbesar
 dalam menentukan lurus tidaknya jalan hidup
 anaknya berdasarkan syariah Islam. Rasulullah
 SAW bersabda, “Setiap bayi dilahirkan dalam
 keadaan fitrah (suci). Orang tuanya lah yang
 kemudian menjadikannya Yahudi, Nasrani atau
 Majusi” (HR. Al-Bukhari).
7. Godaan lingkungan,
yaitu berupa godaan cara dan gaya hidup yang menggunakan
nilai-nilai kebaikan yang tidak sesuai syariah Islam,
termasuk dalam hal ini godaan gaya hidup maksiat yang
menurut standard bangsa barat yang liberal dipandang
sebagai hal yang normal. Umat yang lemah iman dan
ilmunya melihat hal ini wajar-wajar saja dan tidak
berbahaya, sedang ajaran Islam telah menentukan dengan
jelas mana yang benar (haq) dan mana yang salah (bathil).
Sebagai contoh, di kolam renang pria dan wanita dengan
pakaian yang hanya menutup paha atas dan (hingga) dada
sudah dianggap wajar dan sopan menurut masyarakat masa
kini, tapi tidak menurut Islam. Contoh lain, sebagian umat
Islam yang awam menganggap mengucapkan selamat hari
raya agama lain dianggap wajar dan menunjukkan sikap baik
karena menghormati toleransi beragama, padahal berbagai
dalil Qur’an dan Hadits telah melarangnya, dan
keharamannya ditegaskan pula dalam fatwa MUI (Majelis
Ulama Indonesia).

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pembaharuan dan Modernisasi Dunia Islam
Pembaharuan dan Modernisasi Dunia IslamPembaharuan dan Modernisasi Dunia Islam
Pembaharuan dan Modernisasi Dunia Islambulan purnama
 
Politik Etis
Politik EtisPolitik Etis
Politik EtisNaufal AR
 
Sumpah Pemuda sebagai Tonggak Persatuan dan Kesatuan
Sumpah Pemuda sebagai Tonggak Persatuan dan KesatuanSumpah Pemuda sebagai Tonggak Persatuan dan Kesatuan
Sumpah Pemuda sebagai Tonggak Persatuan dan Kesatuansalim_perdana
 
Sejarah VOC di Indonesia
Sejarah VOC di IndonesiaSejarah VOC di Indonesia
Sejarah VOC di IndonesiaFauzany Azkia
 
Mklah kebudayaan peradaban india
Mklah kebudayaan peradaban indiaMklah kebudayaan peradaban india
Mklah kebudayaan peradaban indiaDewi_Sejarah
 
Ppt makanan halal dan haram
Ppt makanan halal dan haramPpt makanan halal dan haram
Ppt makanan halal dan haramyukbelajar
 
Sejarah Pemberontakan DI/TII (Sejarah Kelas XII Semester 1)
Sejarah Pemberontakan DI/TII (Sejarah Kelas XII Semester 1)Sejarah Pemberontakan DI/TII (Sejarah Kelas XII Semester 1)
Sejarah Pemberontakan DI/TII (Sejarah Kelas XII Semester 1)Khansha Hanak
 
Teori Masalah Sosial dan penyelesaiannya
Teori Masalah Sosial dan penyelesaiannyaTeori Masalah Sosial dan penyelesaiannya
Teori Masalah Sosial dan penyelesaiannyaRivai Anas Amirul Huda
 
Contoh Modul Ajar IPS Kelas 8.docx
Contoh Modul Ajar IPS Kelas 8.docxContoh Modul Ajar IPS Kelas 8.docx
Contoh Modul Ajar IPS Kelas 8.docxDedek27
 
Proposal PKWU Kerajinan Batok Kelapa
Proposal PKWU Kerajinan Batok KelapaProposal PKWU Kerajinan Batok Kelapa
Proposal PKWU Kerajinan Batok KelapaMs Nova
 
kedatangan islam di nusantara
kedatangan islam di nusantarakedatangan islam di nusantara
kedatangan islam di nusantaraDiennisa Thahira
 
Kegagalan orba dalam membangun bidang sosial politik dan ekonomi
Kegagalan orba dalam membangun bidang sosial politik dan ekonomiKegagalan orba dalam membangun bidang sosial politik dan ekonomi
Kegagalan orba dalam membangun bidang sosial politik dan ekonomiRosyidah L
 

La actualidad más candente (20)

Pembaharuan dan Modernisasi Dunia Islam
Pembaharuan dan Modernisasi Dunia IslamPembaharuan dan Modernisasi Dunia Islam
Pembaharuan dan Modernisasi Dunia Islam
 
Politik Etis
Politik EtisPolitik Etis
Politik Etis
 
Sumpah Pemuda sebagai Tonggak Persatuan dan Kesatuan
Sumpah Pemuda sebagai Tonggak Persatuan dan KesatuanSumpah Pemuda sebagai Tonggak Persatuan dan Kesatuan
Sumpah Pemuda sebagai Tonggak Persatuan dan Kesatuan
 
Sifat sifat, mustahil, jaiz allah
Sifat sifat, mustahil, jaiz allahSifat sifat, mustahil, jaiz allah
Sifat sifat, mustahil, jaiz allah
 
Integrasi sosial
Integrasi sosialIntegrasi sosial
Integrasi sosial
 
Sejarah VOC di Indonesia
Sejarah VOC di IndonesiaSejarah VOC di Indonesia
Sejarah VOC di Indonesia
 
Organisasi islam
Organisasi islamOrganisasi islam
Organisasi islam
 
Kebudayaan islam
Kebudayaan islamKebudayaan islam
Kebudayaan islam
 
Mklah kebudayaan peradaban india
Mklah kebudayaan peradaban indiaMklah kebudayaan peradaban india
Mklah kebudayaan peradaban india
 
Ppt makanan halal dan haram
Ppt makanan halal dan haramPpt makanan halal dan haram
Ppt makanan halal dan haram
 
Sejarah Pemberontakan DI/TII (Sejarah Kelas XII Semester 1)
Sejarah Pemberontakan DI/TII (Sejarah Kelas XII Semester 1)Sejarah Pemberontakan DI/TII (Sejarah Kelas XII Semester 1)
Sejarah Pemberontakan DI/TII (Sejarah Kelas XII Semester 1)
 
Materi awal masuknya islam di indonesia
Materi awal masuknya islam di indonesiaMateri awal masuknya islam di indonesia
Materi awal masuknya islam di indonesia
 
Teori Masalah Sosial dan penyelesaiannya
Teori Masalah Sosial dan penyelesaiannyaTeori Masalah Sosial dan penyelesaiannya
Teori Masalah Sosial dan penyelesaiannya
 
Contoh Modul Ajar IPS Kelas 8.docx
Contoh Modul Ajar IPS Kelas 8.docxContoh Modul Ajar IPS Kelas 8.docx
Contoh Modul Ajar IPS Kelas 8.docx
 
Hukum Islam
Hukum IslamHukum Islam
Hukum Islam
 
Peninggalan Sejarah Yunani Kuno
Peninggalan Sejarah Yunani KunoPeninggalan Sejarah Yunani Kuno
Peninggalan Sejarah Yunani Kuno
 
Proposal PKWU Kerajinan Batok Kelapa
Proposal PKWU Kerajinan Batok KelapaProposal PKWU Kerajinan Batok Kelapa
Proposal PKWU Kerajinan Batok Kelapa
 
kedatangan islam di nusantara
kedatangan islam di nusantarakedatangan islam di nusantara
kedatangan islam di nusantara
 
Jurnalistik dakwah
Jurnalistik dakwahJurnalistik dakwah
Jurnalistik dakwah
 
Kegagalan orba dalam membangun bidang sosial politik dan ekonomi
Kegagalan orba dalam membangun bidang sosial politik dan ekonomiKegagalan orba dalam membangun bidang sosial politik dan ekonomi
Kegagalan orba dalam membangun bidang sosial politik dan ekonomi
 

Similar a Urgensii aqidah di era modern

Similar a Urgensii aqidah di era modern (20)

Aqidah islam
Aqidah islamAqidah islam
Aqidah islam
 
Khurafat
KhurafatKhurafat
Khurafat
 
Khurafat 130420025512-phpapp02
Khurafat 130420025512-phpapp02Khurafat 130420025512-phpapp02
Khurafat 130420025512-phpapp02
 
Aqidah islamiyah
Aqidah islamiyahAqidah islamiyah
Aqidah islamiyah
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
 
2969958-2.ppt
2969958-2.ppt2969958-2.ppt
2969958-2.ppt
 
KONSEP AGAMA.pdf
KONSEP AGAMA.pdfKONSEP AGAMA.pdf
KONSEP AGAMA.pdf
 
Modul PIM 3123 SEM6
Modul PIM 3123 SEM6Modul PIM 3123 SEM6
Modul PIM 3123 SEM6
 
186677588 modul-pim-3112-pengajian-akidah
186677588 modul-pim-3112-pengajian-akidah186677588 modul-pim-3112-pengajian-akidah
186677588 modul-pim-3112-pengajian-akidah
 
Modul pim 3112
Modul pim 3112Modul pim 3112
Modul pim 3112
 
Agama
AgamaAgama
Agama
 
Sekularisme
SekularismeSekularisme
Sekularisme
 
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hariPeran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
 
Prinsip kaidah agama
Prinsip kaidah agama Prinsip kaidah agama
Prinsip kaidah agama
 
Ms islam religi all
Ms islam religi allMs islam religi all
Ms islam religi all
 
Makalah tugas tik
Makalah tugas tikMakalah tugas tik
Makalah tugas tik
 
Makalah tugas tik
Makalah tugas tikMakalah tugas tik
Makalah tugas tik
 
Metodologi Studi Islam.pptx
Metodologi Studi Islam.pptxMetodologi Studi Islam.pptx
Metodologi Studi Islam.pptx
 
Saatnya ahlu-haq-berlaku-jujur
Saatnya ahlu-haq-berlaku-jujurSaatnya ahlu-haq-berlaku-jujur
Saatnya ahlu-haq-berlaku-jujur
 
INTERNALISASI NILAI-NILAI AGAMA DI SEKOLAH.docx
INTERNALISASI NILAI-NILAI AGAMA DI SEKOLAH.docxINTERNALISASI NILAI-NILAI AGAMA DI SEKOLAH.docx
INTERNALISASI NILAI-NILAI AGAMA DI SEKOLAH.docx
 

Último

Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHerman022
 
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptxALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptxPutrielza1
 
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024GilbertFibriyantAdan
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Adam Hiola
 
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEISIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEIGilbertFibriyantAdan
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7Adam Hiola
 

Último (6)

Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
 
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptxALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
 
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEISIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
 

Urgensii aqidah di era modern

  • 1.
  • 2.
  • 3. Menurut bahasa Arab kata aqidah diartikan sebagai sesuatu yang diikat oleh hati dan jiwa manusia. Sering pula disebut sebagai hal-hal yang diyakini dan dipatuhi manusia Dalam pengertian Terminology, aqidah diartikan sebagai tashdiq (pembenaran) terhadap sesuatu dan diyakini tanpa ada keraguan atau kebimbangan, semakna dengan kata al iman. Imam Syahid Hasan Al Bana salah seorang ulama mesir mendefinisikan aqidah sebagai : hal-hal yang harus dibenarkan oleh hati, tenang bagi jiwa dan keyakinan yang tidak dapat digoyahkan oleh keraguan atau bercampur dengan kebimbangan.
  • 4. Pada kenyataannya kuat atau lemahnya aqidah umat ini bermacam-macam ragamnya sesuai dengan kekuatan dalil/bukti-bukti yang mereka terima, dan yang mereka yakini.  Ada yang menerima dalil itu dengan talaqqi, lalu diyakini secara tradisional. Mereka ini sangat rentan terhadap syubhat yang meragukan.  Ada yang berfikir dan menganalisa dalil yang mereka terima, sehingga imannya menjadi semakin bertambah  Ada pula mereka yang terus menganalisa dan mengamalkan apa yang mereka yakini dengan senantiasa meminta pertolongan Allah, sehingga ia mendapatkan cahaya kebenaran dalam jiwanya (Q.S. 47: 17)
  • 5. Klasifikasi Aqidah Islamiyyah Aqidah Islamiyyah terbagi dalam empat bagian utama, yaitu : al Ilahiyyat (ketuhanan), an Nubuwat (kenabian),  ar Ruhaniyyat (alam gaib), dan  as Sam’iyyat (wahyu). Klasifikasi aqidah ini terangkum dalam bagian akhir dari surah Al Baqarah/2: 285 atau yang terangkum dalam hadits Jibril ketika mendatangi Nabi Muhammad dan menanyakan kepadanya tentang Iman, Islam, Ihsan dan hari kiamat.
  • 6. adalah dakwah yang pertama-tama dilakukan para rasul Allah, setelah itu baru mereka mengajarkan perintah agama (syariat) yang lain. Didalam Al Qur’an, surat Al-A’raf ayat 59, 65, 73 dan 85, tertulis beberapa kali ajakan para nabi, “Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan selain-Nya”. Dengan demikian ilmu Tauhid sebagai ilmu yang menjelaskan aqidah yang lurus, merupakan ilmu pokok yang harus dipahami sebaik mungkin oleh setiap umat Islam yang ingin memperdalam ilmu agamanya. Tanpa aqidah yang benar seseorang akan terbenam dalam keraguan dan berbagai prasangka, yang lama kelamaan akan menutup pandangannya dan menjauhkannya dari jalan hidup kebahagiaan. Tanpa aqidah yang lurus seseorang akan mudah dipengaruhi dan dibuat ragu oleh berbagai informasi yang menyesatkan keimanan kita
  • 7. Di negri kita penyimpangan akidah bukanlah persoalan dan kasus baru yang kita jumpai. Bahkan i telah ada sejak negri ini merebut kemerdekaannya dan terbebas dari belenggu penjajahan. Seper masuknya faham dan ajaran (komunis atheis) yang disisipkan oleh partai yang saat itu legal bahkan sempat memiliki masa yang cukup diperhitungkan (baca: PKI, pen.). Tapi tampaknya penyimpangan terhadap akidah akan terus berlangsung sampai kapan pun dalam negri kita, bahkan ia akan menjadi persoalan atau kasus yang akhirnya dianggap biasa dan sah-sah saja, hingga tidak peduli jika mereka atau keluarga mereka sendiri telah masuk dan terjerumus ke dalam lembah kesesatan tersebut. Dan belakangan ini kita saksikan banyak sekali bermunculan aliran-aliran sesat dan menyesatkan yang sangat meresahkan umat dan menodai ajaran Islam serta merusak akidah yang benar, seperti kasus nabi palsu; Lia Eden, al-Qiyadah al-Islamiyah, da baru-baru ini kasus lama yang muncul kembali yakni kasus kelompok dan ajaran sesat Ahmadiya yang menimbulkan pro-kontra di antara umat Islam bahkan sampai menyebabkan terjadinya insiden Monas yang sangat miris dan sangat disayangkan karena faktanya pertikaian yang terjad adalah antara umat Islam itu sendiri. Padahal faham dan ajaran yang dianut oleh kelompok ini jelas-jelas telah menodai ajaran Islam dan menyimpang dari akidah Islam yang benar, tapi anehnya masih saja ada sebagian umat Islam dan tokoh-tokoh Islam yang turut membela dan memperjuangkannya. -Allah yahdihim- dan ironisnya ternyata sebagian umat Islam/ ormas Islam yang mendukung aksi penolakan dibubarkannya Ahmadiyah disinyalir mendapat sokongan dana
  • 8.
  • 9. 1. Kebodohan, Karena tidak ada kemauan (dan enggan) untuk mempelajarinya, sehingga ia tidak bisa mengenal mana yang benar mana yang salah menurut aqidah Islam. Dalam kehidupan ini manusia belajar memahami arti kebaikan (haq) dan keburukan (bathil) dari berbagai sumber, baik dari sumber syariah Islam, dari pergaulan serta dari kesepakatan umum antar manusia mengenai akhlak (karena sebagian kebaikan memang sudah ada dalam diri manusia sebagai fitrah). Namun kebenaran yang mutlak (haq) bersumber dari Allah (syariah Islam), sedang yang bersumber dari manusia dibatasi akal dan kepentingan manusia. Akal manusia terbatas, karena itu tidak mampu memahami secara baik mengapa babi diharamkan. Demikian juga kepentingan manusia dibatasi nafsunya, misalnya pendapat kaum liberal bahwa perzinahan dibolehkan asal mau sama mau. Keterbatasan manusia ini jelas difirmankan Allah SWT dalam Al Qur’an, surat Al Baqarah ayat 216, “. . . Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” .
  • 10. Fanatik (ta’ashshub) kepada sesuatu yang diwarisi orang tua atau nenek moyang kita (tradisi), sekalipun hal itu bathil, atau menolak yang bertentangan dengan tradisi sekalipun itu benar. Ketahuilah bahwa ketentuan dalam syariah Islam tidak pernah berubah, sedang kehidupan dan ilmu manusia bisa berubah dari waktu ke waktu. Karena itu hendaknya kita secara langsung belajar dan berpedoman pada Qur’an dan Hadits, tidak sekedar mengikut kebiasaan yang ada tanpa memahami ilmunya. Disinilah pentingnya mempelajari agama Islam secara benar untuk meluruskan aqidah maupun syariatnya agar kita tidak sekedar melakukan ibadah sesuai tradisi (kebiasaan) yang kita terima di keluarga kita atau di lingkungan kita. Bisa jadi tradisi (kebiasaan) itu menyimpangkan ilmu akibat membiasnya proses penyampaian atau penerimaan ilmu, bisa jadi pula karena orang tua atau kakek kita belajar dari sumber yang salah, atau bisa jadi pula karena terbatasnya waktu pendidik kita (orang tua atau guru sekolah) kita dalam menyampaikan ilmu agama secara lengkap.
  • 11. Taqlid (mengikuti) secara buta, yaitu mengikuti pendapat manusia tanpa menyelidiki seberapa jauh kebenaran dalil yang ia gunakan. Bila ia mengikuti suatu imam atau ajaran yang sesat tanpa mau menyelidikinya, maka jadilah ia penganut paham yang sesat.
  • 12.  Ghuluw (berlebihan) dalam mencintai para wali atau orang-orang yang shalih, bahkan mengangkat derajat mereka dibanding manusia lainnya. Termasuk diantara mereka misalnya orang yang meminta sesuatu melalui ziarah kubur kepada para wali, atau mengikuti ajaran seorang shaleh panutannya sambil menolak atau meremehkan ajaran dari orang sholeh lainnya.
  • 13. Ghaflah (lalai) terhadap perenungan terhadap kebesaran dan sifat-sifat Allah di alam jagad raya ini (ayat-ayat kauniyah) dan yang tertuang Kitab-Nya (Qur’aniyah). Mereka lebih kagum pada hasil karya manusia, teknologi, seni dan kebudayaan ciptaan manusia. Bahkan mereka menganggap keunggulan dan keindahan karya manusia itu memang hasil kreasi manusia semata tanpa campur tangan Allah. Ingatlah firman Allah, “Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu” (QS, As-Shaffat:96)
  • 14. 6. Rumah tangga (keluarga) yang hampa dari ajaran Islam, yaitu para orang tua yang tidak peduli terhadap pendidikan agama Islam bagi anak-anaknya. Padahal orang tua mempunyai peranan terbesar dalam menentukan lurus tidaknya jalan hidup anaknya berdasarkan syariah Islam. Rasulullah SAW bersabda, “Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Orang tuanya lah yang kemudian menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi” (HR. Al-Bukhari).
  • 15. 7. Godaan lingkungan, yaitu berupa godaan cara dan gaya hidup yang menggunakan nilai-nilai kebaikan yang tidak sesuai syariah Islam, termasuk dalam hal ini godaan gaya hidup maksiat yang menurut standard bangsa barat yang liberal dipandang sebagai hal yang normal. Umat yang lemah iman dan ilmunya melihat hal ini wajar-wajar saja dan tidak berbahaya, sedang ajaran Islam telah menentukan dengan jelas mana yang benar (haq) dan mana yang salah (bathil). Sebagai contoh, di kolam renang pria dan wanita dengan pakaian yang hanya menutup paha atas dan (hingga) dada sudah dianggap wajar dan sopan menurut masyarakat masa kini, tapi tidak menurut Islam. Contoh lain, sebagian umat Islam yang awam menganggap mengucapkan selamat hari raya agama lain dianggap wajar dan menunjukkan sikap baik karena menghormati toleransi beragama, padahal berbagai dalil Qur’an dan Hadits telah melarangnya, dan keharamannya ditegaskan pula dalam fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia).