Inovasi "amnesti tangki septik bocor" bertujuan meningkatkan akses sanitasi yang layak khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah dengan memberikan tangki septik berstandar dan penyedotan lumpur tinja secara berkala. Inovasi ini diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi yang sehat.
3. Latar Belakang
Pembangunan Kesehatan hanya akan dapat dicapai jika diiringi dengan kemauan,
kesadaran dan kemampuan semua potensi yang ada untuk mewujudkan Kota Sehat. Dorongan dan
dukungan dari seluruh komponen masyarakat akan mempercepat pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan yang sudah dicita-citakan. Pembangunan kesehatan menjadi salah satu indikator
penting keberhasilan pembangunan suatu negara atau daerah.
Kota Malang merupakan kota yang dilintasi lima sungai
besar yakni Sungai Brantas, Amprong, Kalimetro, Bango, dan Lesti. Di
daerah bantaran lima sungai besar itu, terdapat beberapa titik
permukiman kumuh. Bahkan dari 57 kelurahan, 29 di antaranya memiliki
titik kumuh. Data dalam Dokumen SSK Malang 2016 juga menjabarkan
bahwa terdapat penduduk yang melakukan kegiatan BABs mencapai
angka 6,4 persen dari jumlah penduduk. Berdasarkan data dinas
kependudukan dan catatan sipil (dispendukcapil), jumlah penduduk
tahun ini mencapai sekitar 900 ribu orang. Artinya ada sekitar 57 warga
masih BABs.
4. … Lanjutan
Melihat banyaknya pemukiman kumuh serta pembuangan BAB hal tersebut disebabkan salah satunya karena tidak
adanya sanitasi jamban yang layak. Jamban merupakan fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutuskan
mata rantai penularan penyakit. Penggunaan jamban tidak hanya nyaman melainkan juga turut melindungi dan
meningkatkan kesehatan keluarga dan masyarakat. Dengan bertambahnya jumlah penduduk yang tidak sebanding
dengan area pemukiman yang ada, masalah mengenai pembuangan kotoran manusia menjadi meningkat, dilihat dari
segi kesehatan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah pokok untuk sedini mungkin
diatasi (Notoatmodjo, 2003).
Namun belum ada penanganan yang serius terhadap permasalahan yang terjadi. penanganan
sanitasi dan kesehatan lingkungan selama ini hanya bersifat sporadis, hanya berupa himbauan,
sosialisasi dan teguran kepada pihak-pihak yang terindikasi melakukan pencemaran, sehingga tidak
ada penyelesaian masalah secara komprehensif dan visioner. Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan, maka permasalahan ini penting untuk dikaji lebih lanjut secara ilmiah untuk dapat
meminimalisir dan mengurangi terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan yang sangat rentan
terjadi , lokus penelitian ini terletak di wilayah kelurahan Kedungkandang Kota Malang.
5. Selanjutnya kader kesehatan melakukan survei by name by address
dan pendataan calon penerima manfaat. Keberhasilan inovasi ini
yaitu meningkatnya persentase rumah tangga dengan akses sanitasi
layak, akses jamban sehat, dan tersedianya tangki septik aman dari
Inovasi upaya penyelesaian masalah pengelolaan air limbah
domestik dan lumpur tinja. ini yaitu bernama “amnesti tangki
septik bocor. Inovasi ini didasarkan atas prinsip yang mencemar
harus membayar, yang sesuai aturan diberi insentif”sesuai Undang-
Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH).
Konsep Kebijakan
Pelaksanaan inovasi ini melalui tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Pada
tahap persiapan dilakukan FGD secara intensif dan penyusunan Peraturan
Walikota yang akan menjadi dasar pelaksanaan kegiatan. Tahap pelaksanaan
dilakukan launching inovasi amnesti tangki septik bocor diikuti sosialisasi dari
tingkat Kecamatan hingga Kelurahan, kampanye melalui media cetak dan radio,
serta penyusunan database sanitasi untuk menentukan zona prioritas.
6. Pendekatan strategis yang dilakukan dalam pelaksanaan inovasi yaitu :
Memberikan kesempatan kepada masyarakat
non MBR untuk mendaftarakan dan
melakukan penyedotan tinja sesuatu biaya
retribusi yang ditetapkan
Melakukan koordinasi dengan semua pihak
yang terlibat sehingga diperoleh kesamaan
persepsi dalam pelaksanaan inovasi
Memberikan rewards dan punishment bagi
masyarakat yang melapor tangmi septiknya
Mengintensifkan advokasi dan sosialisasi
terkait inovasi kepada masyarakat dam
stakeholders
Optimalisasi IPLT(Instalasi Pembuangan
Lumpur Tinja).
8. Arah
Kebijakan
Arah Kebijakan
Arah Kebijakan
meningkatkan akses sanitasi layak terutama bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan memastikan MBR
sebagai kelompok masyarakat rentan mendapatkan akses
sanitasi aman. Tujuan inovasi ini adalah meningkatkan akses
sanitasi layak. Sasarannya Masyarakat Berpenghasilan
Rendah (MBR). Inovasi ini menjadi jawaban terhadap
permasalahan sanitasi. Khususnya dalam hal pengelolaan air
limbah domestik, lumpur tinja, dan perilaku buang air besar
sembarangan (BABS) di kalangan masyarakat.
10. Capaian yang diharapkan
Peningkatan capaian target universal
access
Berkurangnya percemaran lingkungan,
bantuan yang diberikan kepada MBR
berupa tangki septik berstandar SNI
dan penyedotan tinja berkala
diharapkan secara berkala akan
mengurangi pencemaran lingkungan
Berubahnya perilaku dan pola hidup
masyarakat dari buang air besar
sembarangan menjadi buang air besar
di jamban sehat
Menningkatnya kesadaran masyarakat
akan tangki septik sehat, dan
kewajiban menguras tanki septik
secara berkala.
Berkurangnya angka kesakitan diare di
masyarakat miskin
11. Stakeholders
yang terlibat
berbagai stakeholder yakni seperti LSM, para ahli di beberapa institut
atau perguruan tinggi yang memiliki program studi teknik lingkungan
terdekat seperti ITS, UB, POLINEMA, akademisi, ahli kesehatan, dan
praktisi dari dinas terkait. lembaga-lembaga tingkat kota yang
berbeda (pekerjaan umum, pemberdayaan desa, dinas kesehatan
kabupaten dan dinas perencanaan kabupaten), dan peran serta
masyarakat dalam perencanaan, pembangunan dan pengelolaan
pelayanan sanitasi dan pasokan air bersih.