Makalah ini membahas tentang anatomi dan desain kurikulum. Terdiri dari dua bab utama yaitu komponen kurikulum dan desain kurikulum. Pembahasan komponen kurikulum meliputi tujuan, materi pembelajaran, strategi pembelajaran, organisasi kurikulum, dan evaluasi. Sedangkan desain kurikulum membahas prinsip dan pola pengembangan kurikulum.
1. MAKALAH
ANATOMI DAN DESAIN KURIKULUM
Dosen pengampu:
M Fuad Badaruddin, S.S, M.Pd
Disusun Oleh :
1. Sri Yuliana (20.12.01.20.02.84)
2. Titik Munawwaroh (20.12.01.20.02.88)
3. Rif’atul Husnah (20.12.01.20.02.96)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN
GENGGONG KRAKSAAN PROBOLINGGO
2021
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw
yang telah memberikan seluruh dimensi ilmunya, sehingga kita bisa merasakan
dan mempelajarinya.
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah
Manajemen Kurikulum, Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada ustaduna
M Fuad Badaruddin, S.S M.Pd selaku dosen pengampu yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini belum sempurna dan
memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami
harapkan. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kami dan
pembaca.
Kraksaan, 5 Desember 2021
Penulis
3. iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................1
C. TUJUAN RUMUSAN MASALAH ...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Komponen Kurikulum.......................................................................................................2
B. Desain Kurikulum ............................................................................................................4
BAB III PENUTUP..................................................................................................................8
A. KESIMPULAN...............................................................................................................8
B. KRITIK DAN SARAN...................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu : (1) tujuan (2)
materi (3) strategi, pembelajaran (4) organisasi kurikulum dan (5) evaluasi.
Kelima komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa
dipisahkan.
Kata desain menurut KBBI berarti kerangka bentuk rancangan.
Maka dari itu, kata desain identik digunakan oleh perancang entah itu
perancang busana maupun P-ISSN 2620-861X E-ISSN 2620-8628 49
perancang bangunan. Kata desain juga memiliki artian atau makna yang
dapat digunakan sebagai kata kerja dan kata benda. Dilihat dari bentuk
kata kerja desain sendiri memiliki arti proses untuk menciptakan objek
baru. Sedangkan jika dilihat dari perspektif kata benda, desain sendiri
digunakan untuk menyebut sebuah hasil final dari suatu proses kreatif,
baik wujudnya berupa rencana ataupun sudah menjadi objek nyata.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Komponen kurikulum?
2. Bagaimana Desain kurikulum?
C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui dan mampu memahami tentang komponen kurikulum
2. Mengetahui bagaiman pengembangan desain kurikulum
5. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Komponen Kurikulum
Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu : (1) tujuan (2)
materi (3) strategi, pembelajaran; (4) organisasi kurikulum dan (5)
evaluasi. Kelima komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan
tidak bisa dipisahkan.Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan
tentang masing-masing komponen tersebut.
1. Komponen Tujuan
Mengingat pentingnya pendidikan bagi manusia, hampir di setiap negara
telah mewajibkan para warganya untuk mengikuti kegiatan pendidikan,
melalui berbagai ragam teknis penyelenggaraannya, yang disesuaikan
dengan falsafah negara, keadaan sosial-politik kemampuan sumber daya
dan keadaan lingkungannya masing-masing. Kendati demikian, dalam hal
menentukan tujuan pendidikan pada dasarnya memiliki esensi yang sama.
Tujuan pendidikan secara universal akan menjangkau tiga jenis nilai
utama1
, yaitu, Autonomy Equity; Survival.
2. Materi Pembelajaran
Dalam menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar tidak lepas dari
filsafat dan teori pendidikan dikembangkan. Seperti telah dikemukakan di
atas bahwa pengembangan kurikulum yang didasari filsafat klasik
(perenialisme, essensialisme, eksistensialisme) penguasaan materi
pembelajaran menjadi hal yang utama. Dalam hal ini, materi pembelajaran
disusun secara logis dan sistematis.
Materi pembelajaran yang didasarkan pada filsafat progresivisme lebih
memperhatikan tentang kebutuhan, minat, dan kehidupan peserta didik.
1
Hummel (Uyoh Sadulloh, 1994)
6. 3
Oleh karena itu, materi pembelajaran harus diambil dari dunia peserta
didik dan oleh peserta didik itu sendiri. Materi pembelajaran yang
didasarkan pada filsafat konstruktivisme, materi pembelajaran dikemas
sedemikian rupa dalam bentuk tema-tema dan topik-topik yang diangkat
dari masalah-masalah sosial yang krusial, misalnya tentang ekonomi,
sosial bahkan tentang alam. Materi pembelajaran yang berlandaskan pada
teknologi pendidikan banyak diambil dari disiplin ilmu, tetapi telah diramu
sedemikian rupa dan diambil hal-hal yang esensialnya saja untuk
mendukung penguasaan suatu kompetensi. Materi pembelajaran atau
kompetensi yang lebih luas dirinci menjadi bagian-bagian atau sub-sub
kompetensi yang lebih kecil dan obyektif.
3. Strategi Pembelajaran
Guru merupakan tokoh sentral di dalam proses pembelajaran dan
dipandang sebagai pusat informasi dan pengetahuan. Sedangkan peserta
didik hanya dianggap sebagai obyek yang secara pasif menerima sejumlah
informasi dari guru. Strategi pembelajaran yang berorientasi pada guru
tersebut mendapat reaksi dari kalangan progresivisme. Pembelajaran
cenderung bersifat kontekstual, metode dan teknik pembelajaran yang
digunakan tidak lagi dalam bentuk penyajian dari guru tetapi lebih bersifat
individual, langsung, dan memanfaatkan proses dinamika kelompok
(kooperatif), seperti: pembelajaran moduler, obeservasi, simulasi atau role
playing, diskusi, dan sejenisnya. Dalam hal ini, guru tidak banyak
melakukan intervensi. Peran guru hanya sebagai fasilitator,
motivator dan guider.
4. Organisasi Kurikulum
Beragamnya pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum
memunculkan terjadinya keragaman dalam mengorgansiasikan kurikulum.
Setidaknya terdapat enam ragam pengorganisasian kurikulum, yaitu:
7. 4
a. Mata pelajaran terpisah (isolated subject); kurikulum terdiri dari
sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang diajarkan
sendiri-sendiri tanpa ada hubungan dengan mata pelajaran lainnya.
Masing-masing diberikan pada waktu tertentu dan tidak
mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta
didik, semua materi diberikan sama
b. Mata pelajaran berkorelasi; korelasi diadakan sebagai upaya untuk
mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata
pelajaran. Prosedur yang ditempuh adalah menyampaikan pokok-
pokok yang saling berkorelasi guna memudahkan peserta didik
memahami pelajaran tertentu.
c. Bidang studi (broad field); yaitu organisasi kurikulum yang berupa
pengumpulan beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki
ciri-ciri yang sama dan dikorelasikan (difungsikan) dalam satu
bidang pengajaran. Salah satu mata pelajaran dapat dijadikan “core
subject”, dan mata pelajaran lainnya dikorelasikan dengan core
tersebut.
d. Program yang berpusat pada anak (child centered), yaitu program
kurikulum yang menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta
didik, bukan pada mata pelajaran.
e. Inti Masalah (core program), yaitu suatu program yang berupa
unit-unit masalah, dimana masalah-masalah diambil dari suatu
mata pelajaran tertentu, dan mata pelajaran lainnya diberikan
melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya memecahkan
masalahnya. Mata pelajaran-mata pelajaran yang menjadi pisau
analisisnya diberikan secara terintegrasi.
f. Ecletic Program, yaitu suatu program yang mencari keseimbangan
antara organisasi kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan
peserta didik.
8. 5
5. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam pengertian
terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat
ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui
kurikulum yang bersangkutan. Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk
memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai
kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada
efektivitas saja, namun juga relevansi, efisiensi, kelaikan (feasibility)
program.
B. Desain Kurikulum
Kata desain menurut KBBI berarti kerangka bentuk; rancangan.
Maka dari itu, kata desain identik digunakan oleh perancang entah itu
perancang busana maupun perancang bangunan. Kata desain juga
memiliki artian atau makna yang dapat digunakan sebagai kata kerja dan
kata benda. Dilihat dari bentuk kata kerja desain sendiri memiliki arti
proses untuk menciptakan objek baru. Sedangkan jika dilihat dari
perspektif kata benda, desain sendiri digunakan untuk menyebut sebuah
hasil final dari suatu proses kreatif, baik wujudnya berupa rencana ataupun
sudah menjadi objek nyata. Hamalik berpendapat bahwa desain
merupakan suatu direction yang berfungsi untuk memberi dasar, arahan,
tujuan dan teknik yang ditempuh dalam memulai dan melaksanakan
kegiatan2
. Dalam tulisan ini yang dimaksud dengan desain yaitu suatu
rangkaian pelaksanaan model kurikulum dalam dunia pendidikan.
Mendesain kurikulum dapat dimaknai sebagai kegiatan merangkai
rancangan atau model kurikulum yang sesuai dengan misi dan visi instansi
pendidikan3
. Fred Percivel dan Henry Ellington dalam Hamalik
mengemukakan bahwa Desain kurikulum merupakan pengembangan
2
Oemar Hamalik: 2008
3
Wina Sanjaya: 2010
9. 6
proses perencanaan, validasi, implementasi, dan evaluasi kurikulum4
. Jadi,
yang dimaksud dengan desain pengembangan kurikulum adalah suatu
proses untuk menyusun atau merancang komponen-komponen kurikulum
agar sesuai dengan visi dan misi sekolah yang dalam pengembangannya
melalui proses validasi, implementasi dan evaluasi.
1. Prinsip-prinsip Dasar Pengembangan Desain Kurikulum
Zakiah Daradjat dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam
mengemukakan:
a. Prinsip Relevansi
Prisip relefansi adalah kecocokan atau kesesuaian antara
pendidikan dengan tuntutan kehidupan nyata.
b. Prinsip Efektifitas
Efektifitas dalam hal ini yakni menyangkut tentang sejauh mana
suatu kegiatan yang telah direncanakan dapat terlaksana atau
dijalankan dengan baik. Terdapat dua poin tinjauan efektifitas
dalam dunia pendidikan yaitu, keberhasilan mengajar guru dan
keberhasilan belajar peserta didik.
c. Prinsip Efisiensi
Efisiensi suatu usaha dapat dilihat dari perbandingan antar usaha
yang telah dilakukan dengan hasil yang dicapai.
d. Prinsip Kesinambungan
Yang dimaksud dengan kesinambungan di sini adalah saling
terhubung atau terjalin antara berbagai tingkat dan jenis program
pendidikan.
e. Prinsip Fleksibelitas
Fleksibilitas disini maksudnya adalah tidak kaku, artinya ada
semacam ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan di
dalam bertindak. Fleksibel disini meliputi dua hal yaitu, fleksibel
4
Oemar Hamalik: 2008
10. 7
dalam memilih program pendidikan dan fleksibelitas dalam
mengembangkan program pembelajaran.
2. Pola Desain Pengembangan Kurikulum
a. Subject Centered Design (SCD)
Pola desain kurikulum ini merupakan pola desain tertua dan paling
popular karena paling banyak digunakan. Pola desain ini
sebenarnya merupakan pola perkembangan dari konsep lama yang
lebih menekankan pada pengetahuan, keterampilan dan nilai yang
ingin diturunkan pada generasi berikutnya. Karena pola SCD ini
berfokus pada pengetahuan alias bahan ajar sehingga polanya
bersifat mata pelajaran yang terpisah-pisah (Separated subject
curriculum) juga karena pola ini lebih mengutamakan isi bahan
pelajaran maka organisasi kurikulumnya disebut subject academic.
b. Learner Centered Design (LCD)
Sebagai usaha untuk menyempurnakan beberapa kelemahan pola
desain kurikulum sebelumnya, maka lahirlah pola kurikulum
Learner Centered Design ini jika pola desain SCD lebih berfokus
pada mata pelajaran dan berkeinginan untuk mempertahankan dan
menurunkan budaya masa lalu, lain halnya dengan pola desain
LCD ini yang lebih berfokus pada peserta didik. Pola desain ini
berlandaskan pada teori modern yang mengatakan bahwa dalam
proses belajar mengajar seyogyanya berfokus pada upaya-upaya
yang akan dilakukan sehingga dapat mengeksplorasi potensi yang
dimiliki oleh peserta didik, sedangkan guru dalam hal ini memiliki
peran sebagai fasilitator yang nantinya akan membimbing sesuai
dengan kebutuhan peserta didik. Peserta didik merupakan makhluk
hidup yang juga memiliki daya dan memiliki potensi untuk
berbuat, berperilaku dan berkembang sendiri. Terdapat dua hal
mendasar yang menjadi ciri utama LCD yang membedakannya
dengan pola desain kurikulum SCD. Pertama, pola desain LCD
berfokus pada pengembangan potensi yang dimiliki peserta didik,
11. 8
bukan pada konten bahan pembelajaran. Kedua, pola desain LCD
dikembangkan Bersama yakni oleh guru dan peserta didik, jadi
LCD memiliki sifat not preplanned (kurikulum tidak
diorganisasikan sebelumnya). Pengorganisasian kurikulum didasari
atas minat, kebutuhan, dan tujuan peserta didik
c. Problem Centered Design (PCD)
Problem Center Design merupakan desain kurikulum yang
berpusat pada problem atau masalah manusia. Desain ini
berlandaskan pada filsafat yang mengutamakan peran manusia
(man centered). Jika learner centered design berfokus pada anak
(peserta didik) secara individual, problem center disusun
sebelumnya (pre planned) isi kurikulum lebih menekankan pada
problem manusia dalam kesatuan suatu masyarakat seperti
perubahan dan problem sosial yang dihadapi peserta didik sesuai
zamannya yakni masa kini maupun yang akan datang. Para
pendidik memiliki asumsi bahwa sebagai makhluk sosial manusia
selalu hidup bersama dan berdampingan, mereka berinteraksi,
berkooperasi dalam memecahkan problem sosial yang mereka
hadapi yang nantinya ditujukan untuk meningkatkan kehidupan
mereka. Konsep ini juga yang menjadi dasar landasan
pengembangan kurikulum ini. Sekuensinya disusun berdasarkan
kebutuhan, kepentingan, dan kemampuan peserta didik5
.
3. Langkah Langkah dalam Menyusun Desain Pengembangan Kurikulum
a. Mengidentifikasi nilai lembaga pendidikan dan kebutuhan para
pengguna pendidikan.
b. Penilaian kebutuhan pembelajaran
c. Menetapkan tujuan kurikulum
d. Pemilihan strategi pendidikan
e. Implementasi kurikulium yang baru
f. Evaluasi dan umpan balik untuk memperbaiku kurikulum
5
Nana Syaodi Sukmadinata: 2012
12. 9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu : (1) tujuan (2)
materi (3) strategi, pembelajaran (4) organisasi kurikulum dan (5) evaluasi.
Kelima komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa
dipisahkan.Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan tentang
masing-masing komponen tersebut.
Kata desain menurut KBBI berarti kerangka bentuk rancangan.
Maka dari itu, kata desain identik digunakan oleh perancang entah itu
perancang busana maupun perancang bangunan. Kata desain juga
memiliki artian atau makna yang dapat digunakan sebagai kata kerja dan
kata benda. Prinsip dasar pengembangan kurikulum meliputi: relevansi,
efisiktifitas, efisiensi, berkesinambungan, dan fleksibelitas. Pola desain
kurikkulum, di antaranya: Subject Centered Design (SCD), Learner
Centered Design (LCD), Problem Centered Design (PCD).
B. KRITIK DAN SARAN
Mengetahui adanya kekurangan baik dari segi bahasa ataupun isi
dalam makalah ini, maka saran dari kami:
1. Mempersiapkan dan mengejakan tugas jauh jauh hari agar hasil
maksimal
2. Memaksimalkan kerjasama antar anggota kelompok
13. 10
DAFTAR PUSTAKA
Darajat, Zakiah,Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016
Sanjaya, Wina, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktek Pengembangan
Kurikulum KTSP. Jakarta: Kencana Media Group, 2010.
Sukmadinata, Nana Syaodi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.
Uyoh Sadulloh.1994. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: P.T. Media Iptek