SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 16
Descargar para leer sin conexión
MAKALAH
METODE DALAM BELAJAR BAHASA KEDUA
Makalah ini disusun untuk meyelesaikan tugas mata kuliah teori belajar bahasa
Dosen pengampu: Hemas Haryas Harjas Susetya, M.Pd
Disusun oleh:
Dewi Ananta NPM 221201460129
Indah Lestari NPM 221201460134
Lailatul Romdhania NPM 22120146013
Rangga Kurniawan NPM 221201460143
PRODI TADRIS BAHASA INDONESIA
FAKULTAS TADRIS UMUM
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG
KRAKSAAN-PROBOLINGGO-JAWA TIMUR
2023
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat allah SWT atas segala rahmat taufik dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah Teori Belajar Bahasa, dengan judul: “Metode
Dalam Belajar Bahasa Kedua”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalaah ini tidak terlepas
dari kekompakan tim kami yang dengan tulus berkontribusi sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk serta saran masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak, terlebih Ibu Dosen Hemas Haryas Harjas
Susetya, M.Pd, selaku dosen pengampu. Kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan maanfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.
3
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR .......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................4
1.3. Tujuan.....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................5
2.1. Metode Tradisional. ................................................................................................5
2.2. Metode-Metode dalam metode tradisional ..............................................................6
2.3. Metode Off-beat......................................................................................................9
2.4. Metode-Metode Dalam Off-bat.............................................................................10
2.5 Metode Kontemporer .............................................................................................12
2.6. Metode dalam Metode Kontemporer.....................................................................12
BAB III KESIMPULAN..............................................................................................15
3.1.Kesimpulan ............................................................................................................15
3.2.Saran ......................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................16
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proses belajar bahasa kedua terjadi setelah seseorang telah memperoleh
dan menguasai bahasa pertama atau merupakan proses seoseorang dalam
mengembangkan keterampilan dalam mengembangkan bahasa kedua. Dalam
metode ini ada tiga yang meliputi, yakni metode tradisional, ofbit, dan
kontemporer. Seseorang harus mampu mengembangkan setiap metode yang
ada pada metode ini, agar menguasainya.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dalam metode tradisional?
2. Apa saja metode dalam metode tradisional?
3. Bagaimana penjelasan tentang metode ofbit dalam bahasa kedua?
4. Metode apa yang digunakan dalam metode ofbit?
5. Bagaimana maksud dari metode kontemporer?
6. Macam apa saja yang mencakup dalam metode kontemporer?
1.3. Tujuan
1. Mendeskripksikan metode-metode dalam belajar bahasa kedua.
2. Membantu pembaca dalam memahami metode yang terdapat dalam
pemerolehan bahasa kedua
3. Mengidentifikasi seorang anak dalam perkembangan pemerolehan
bahasanya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Metode Tradisional.
Metode terjemah (metode tradisional) adalah metode yang sering dipakai
dalam pengajaran bahasa asing. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran
diperlukan adanya struktur metode tradisional ini. Struktur metode tradisional
terdiri atas 4 hal, yakni:
1) Tujuan
1. Membekali siswa dengan kaidah- kaidah kebahasaan dan kemampuan terjemah
untuk menjaga kebenaran bahasa dari kesalahan
2. Membiasakan siswa cermat dalam pengamatan, perbandingan, dan
penyimpulan serta mengembangkan bahasa dan sastra
3. Melatih siswa untuk dapat menirukan dan mencontoh kalimat, ungkapan, dan
mengucapkan kebahasaan dengan benar
4. Mengembangkan kemampuan untuk memahami isi teks dengan baik
5. Membantu siswa agar dapat membaca, menulis, dan menerjemahkan isi teks
dengan baik dan benar (Wahab, 2008).
2) Jenis kegiatan pembelajaran
1. Guru menjelaskan aturan dalam metode tradisional atau tata bahasa ini
2. Guru membandingkan tata bahasa terjemah bahasa asing yang diajarkan dengan
bahasa pertama
3. Mengadakan pelatihan atau kursus yang berhubungan dengan kemampuan tata
bahasa dan terjemah
4. Guru memberikan tugas untuk menghafal kosa kata yang dapat meningkatkan
kemampuan berbahasa siswa.
3) Ciri-ciri
1. Tujuan studi bahasa asing adalah untuk
belajar bahasa agar dapat membaca sastra dalam
bahasa asing. Hal ini untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
intelektual dan disiplin siswa
2. Pengajaran bahasa terdiri atas hafalan kaidah dan fakta tentang tata bahasa agar
dapat dipahami dan menerapkan kaidah morfologi serta sintaksis bahasa asing
3. Proses pembelajaran fokus pada aspek membaca, mengarang, dan terjemah
6
4. Mengajarkan kosa kata melalui studi kamus dan hafalan
5. Pembelajaran tata bahasa diadakan secara deduktif dengan penyajian kaidah
bahasa secara umum
6. Bahasa pertama digunakan sebagai bahasa pengantar dalam menerjemahkan
bahasa kedua yang diasumsi oleh siswa (Nababan, 1993).
4) Peranan Siswa, Guru, dan Bahan Ajar
Siswa diharapkan lebih aktif dalam rangka untuk meningkatkan dan
mengembangkan keterampilan dalam bidang tata bahasa dan terjemah melalui
sumber-sumber bacaan yang berkualitas seperti kamus.
Peran guru sebagai fasilitator supaya dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan
dalam berbahasa. Hal ini dapat dikaitkan dengan bahan ajar yang dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sosial siswa.
Metode ini melihat bahwa bahasa ibu atau bahasa pertama merupakan sistem yang
menjadi landasan atau referensi untuk memperoleh keterampilan bahasa kedua
(Efendi, 2012).
Metode ini sering digunakan untuk pembelajaran bahasa asing. Dasar yang
dijadikan landasan dalam metode ini adalah melalui latihan terjemahan dari
bahasa yang diajarkan ke dalam bahasa ibu atau sebaliknya. Latihan merupakan
metode utama untuk menguasai dan memahami bahasa yang dipelajari. Metode
ini lebih diutamakan pada bahasa tulis. Oleh karena itu tujuan utama metode ini
adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca, mengarang, dan terjemahan.
Faktor penting metode tata bahasa terjemah ( metode tradisional) dalam belajar
bahasa meliputi beberapa hal, diantaranya:
1. Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran sesuai perkembangan zaman
2. Bahan ajar menggunakan media pembelajaran untuk mempermudah proses
pembelajaran
3. Guru dapat menguasai berbagai variasi metode pembelajaran yang menarik,
inovatif, dan menyenangkan untuk memperoleh hasil yang maksimal.
2.2. Metode-Metode dalam metode tradisional
2.2.1. Metode TGT (Team Games Tournament)
Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) merupakan
model pembelajaran kooperatif dengan dibentuk kelompok-kelompok kecil dalam
kelas yang terdiri dari tiga sampai lima siswa yang beragam.
7
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini dikembangkan oleh David De
Vries dan Keath Edward. Dalam pembelajaran model ini siswa memainkan
berbagai permainan dengan anggota tim lain untuk memperoleh poin bagi
kelompoknya. TGT dapat digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran, dari
ilmu eksak, sosial maupun bahasa, dari tingkat pendidikan dasar hingga perguruan
tinggi. Pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan pembelajaran yang
melibatkan aktivitas seluruh siswa dari berbagai latar belakang serta melibatkan
peran siswa sebagai pembimbing sesama dan mengandung unsur permainan dan
penguatan (reinforcement). TGT menambahkan suasana kegembiraan yang
diperoleh dari permainan tersebut. Teman dalam satu tim akan saling membantu
dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan
dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain dan memastikan masing-masing
individu telah bertanggung jawab akan tugasnya (Slavin, 2009).
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TGT menurut Davidson
dalam Anita Lie (2002) terdiri dari: 1. Class presentation
2. Teams
3. Games
4. Individual improvement scores
5. Team recognition
Keunggulan pembelajaran tipe TGT adalah adanya turnamen akademik
dalam proses pembelajaran. Dimana setiap anggota kelompok mewakili
kelompoknya untuk melakukan turnamen. Karakteristik TGT yaitu peserta didik
belajar dalam kelompok kecil dimana dalam proses pembelajaran terdapat games
tournament yang nantinya akan ada penghargaan kelompok (Respati, 201).
Aktivitas belajar dengan permainan dalam pembelajaran kooperatif model TGT
memungkinkan peserta didik dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan
tanggung jawab, berani, percaya diri, menghargai sesama, disiplin, kompetitif,
sportif, dan kerja sama.
Suasana pembelajaran yang menyenangkan dapat dirasakan melalui model
pembelajaran kooperatif tipe TGT. Aktivitas belajar dengan permainan yang
8
dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan peserta didik
dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerja
sama, persaingan yang sehat dan keterlibatan belajar
2.2.1. Metode Langsung
Metode langsung (direct method) ini biasanya di tandai dengan
penggunaan bahasa sasaran sebagai alat komunikasi dan pengajaran di dalam
kelas, Dan dengan menghindari penggunaan bahasa pertama. Metode ini
berasumsi bahwa belajar bahasa kedua sama saja dengan belajar bahasa pertama.
Secara linguistik, belajar bahasa ini harus di dasarkan pada fonetik dan tatabahasa
yang terpadu di mantapkan secara ilmiah.
Kemunculan metode ini langsung di awali dengan adanya praktik-praktik
penggunaan metode ilmiah yang di landasi oleh pengajaran bahasa asing ini
berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah, Sama seperti pada proses pemerolehan bahasa
pertama.
Adapun ini beberapa ciri utama dalam metode langsung, Yaitu;
1. Penggunaan kosakata sehari-hari dan sruktur sederhana
2. Tata bahasa yang di ajarkan sesuai dengan situasi
3. Penggunaan objek-objek baru dalam pengajaran yang sama agar timbul
penggunaan bahasa yang baik dan keberanian yang wajar
4. Pengajaran kosakata dan tatabahasa secara lisan
5. Tatabahasa di gambarkan lewat penampilan visual
6. Mendengarkan dan menirukan dengan leluasa sampai bentuk-bentuk tatabahasa
dan kosakata muncul dengan baik
7. Kegiatan ini di laksanakan paling banyak di dalam kelas
8. Beberapa minggu pada awalnya di fokuskan pada ujaran atau ucapan
9. Semua materi pelajaran-bacaan di sajikan secara lisan.
9
2.2.3. Metode Natural
Metode Alamiah disebut ( Natural Method) atau metode natural
demikian karena dalam proses belajar, siswa dibawa ke alam seperti halnya
pelajaran bahasa kepada ibu nya sendiri. Dalam pelaksanakannya, metode ini
tidak jauh berbeda dengan metode lengsHung (direct) dimana guru hanya
menyajikan materi pelajaran langsung dalam bahasa asing tanpa diterjemahkan
sedikitpun, kecuali dalam hal- hal tertentu di mana kamus dan bahasa anak didik
dapat digunakan.
Ciri-ciri Metode Ilmiah
Adapun ciri-ciri dari metode ini antara lain sebagai berikut :
A. Urutan pelajaran mula- mula yang diberikan melalui menyimak/
mendengarkan, baru kemudian percakapan, membaca, menulis dan yang terakhir
baru gramatika.
b. Pelajaran disajikan mula- mula memperkenalkan kata- kata yang sederhana
yang telah diketahui peserta didik, kemudian mempraktikan benda- benda mulai
dari benda- benda yang ada di sekitar kita , dirumah dan di kelas, bahkan
mengenal luar negri.
c. Alat peraga dan kamus yang dapat yang dapat digunakan sewaktu- waktu
sangat diperlukan, misalnya untuk menjelaskan dan mengartikan kata- kata sulit
dalam bahasa asing.
d. Oleh karena itu kemampuan dan kelancaran membaca dan bercakap- cakap
sangat diutamakan dalam metode ini maka pelajaran gramatikal (tata bahasa)
kurang diperhatikan.
e. Menggunakan beberapa pengajar secara bergantian, sehingga anak didik
mendengar bunyi kata dan kalimat dari orang yang berbeda.
2.3. Metode Off-beat
Metode Off-Beat adalah metode timbul tenggelam. Metode Off-Beat
muncul setelah kejatuhan metode audiolingual pada tahun 1960-an. Meskipun
10
demikian, dari metode-metode itu yang mampu bertahan hanya sejumlah kecil.
Dua diantaranya:
2.4. Metode-Metode Dalam Off-bat
2.4.1. Metode Sillent Way
MEMBISU (SILENT WAY) Rasional : Pebelajar Bicara, Guru
Diam ü Dikembangkan oleh Gattegno ü Didasarkan pada nilai yang radikal bahwa
guru menjadi sependiam mungkin, dan sebaliknya pebelajar menerapkan
kecakapannya sendiri untuk menemukan dan mengkreasi bahasanya sendiri. ü
sudut pandang belajar B2 sama dengan belajar B1 Gattegno berargumentasi
bahwa proses B1 dan B2 berbeda, karena pada pada saat belajar B2, pebelajar
telah tahu B1 dan telah memiliki kecakapan kognitif orang dewasa. Akibatnya,
guru harus meletakkan pendekatan natural yang bersifat artifisial, dan untuk
beberapa tujuan langsung dikontrol
2 Pendekatan metode ini diletakkan pada aspek kreatif belajar bahasa ð
belajar dipandang sebagai sebuah proses menemukan dan berkreasi. Pebelajar
menebak sendiri kaidah gramatika dan strukturnya yang inheren dalam situasi
yang dipaparkan pada mereka. Ini sangatlah sulit bagi pebelajar karena guru diam
dan pebelajar memperoleh sedikit sekali data untuk dianalisis. Kediaman guru
sangatlah aneh karena belajar dari model, dari yang dikatakan dan ditulis, sangat
esensial untuk metode lain yang telah dikemukakan
3 Produksi Mendahului Komprehensi Metode silent way menentang
urutan alamiah karena produksi mendahului komprehensi. Guru sedikit berbicara
dan mendorong pebelajar untuk berbicara. Sebagaimana dikemukakan
sebelumnya, ini sangatlah sulit karena pebelajar tidak tahu bagaimana mulai
mengatakan sesuatu. Guru tidak menjadi model berlafal, tetapi menunjukkan
huruf-huruf pada kartu kata, dan menunggu lafal terbaik dari pebelajar di kelas
dan membiarkannya menjadi model. Guru meminta pebelajar untuk berbicara
sebanyak mungkin dan seawal mungkin.
4 Materi Guru menggunakan seperangkat objek fisik tertentu, seperti
balok-balok berwarna yag dibuat khusus untuk menyampaikan makna dan kaidah
gramatika melalui kalimat yang dikonstruksi. Beberapa pebelajar tampak antusias
11
mengikuti metode ini. Meskipun demikian, beberapa peserta yang baik bereaksi
secara negatif untuk menekan keharusan menemukan kaidah gramatika dengan
tanpa kehadiran model ujaran. Meskipun pebelajar diharapkan mampu bekerja
secara kooperatif dan bukan kompetitif (Richard & Rodgers, 1986), karena
mereka tidak bergantung pada guru tetapi pada teman sekelas, kompetisi
seringkali terjadi.
5 Petualangan dengan SW David P. Aline pernah mengikuti kursus
metode silent way di Cina. Dia menemukan bahwa 1 dr 5 peserta sangatlah baik,
yang lain baik, biasa saja (menggantung: tidak baik baik tidak buruk), & 2
berhenti. Metode ini tidak mampu melayani perbedaaan individual dalam gaya
belajar para pesertanya. Selain itu, meskipun para pebelajar didorong untuk
mengambil inisiatif dalam proses belajar, hanya sebagian kecil siswa saja yang
dapat melakukannya tanpa kehadiran guru (dalam pengertian kehadiran kartu,
objek bergerak, dan sebagainya. Meskipun metode ini mungkin berhasil untuk
beberapa tingkat dengan beberapa peserta dengan setting yang sangat terkontrol,
beberapa keberhasilan mungkin tidak mudah diperoleh di luar setting tersebut.
2.4.2. Metode Sugestopedia
Membangkitkan Super Memori dengan Relaksasi Diperkenalkan
oleh Lozanov (1978) dan dikenal dengan "Magic Method" untuk pengajaran
bahasa kedua. Bertujuan untuk membuat pebelajar memasuki wilayah kesadaran
yang kondusif untuk belajar. Bentuk hypermnesia atau super memori dihasilkan
melalui teknik relaksasi yang dibuat untuk membangun kepercayaan pelajar dan
kemudian menghancurkan rintangan antisugestif. Relaksasi dicapai melalui
kegiatan menyimak bagian musik klasik tertentu yang dimainkan dengan tempo
tertentu sehingga mampu membangkitkan kesiapan mental pelajar. Musik yang
terbaik untuk sugestopedia adalah musik instrumental lembut dari dawai.
Menurut Lozanov, Peran Guru dan Klaim Fantastik Pelajar harus diberi
kursi dan ruangan yang nyaman. Kepercayaan diri pelajar dibangun melalui apa
yang dikatakan dan dilakukan guru. Guru memberikan sugesti tertentu kepada
pelajar dan melakukan hal itu dengan otoritas dan kepercayaan diri yang tinggi
pula. Hasilnya : Pelajar B2 dapat belajar 1800 kata, berbicara dalam kerangka
12
kesuluruhan tata bahasa yang esensial dan mampu membaca beberapa teks, hanya
dalam 24 hari. Pada penyajian pertama, pelajar mengikuti membaca. Pada
penyajian kedua dan ketiga, guru membaca dan pebelajar hanya menyimak. Pada
penyajian ketiga itulah music dimainkan dan mendukung terjadinya hypermnesia
dan proses belajar. Sebenarnya, sugestopedia sedikit di atas metode translasi
gramatika dengan musik.
Apa yang dapat kita katakan tentang pengakuan kesuksesan yang luar
biasa yang telah dibuat oleh Lozanov dan sejumlah kecil pendukungnya
(Bancroft, 1972; Stevick, 1976)? Tak ada satu pun kesalahan dengan ide
peningkatan memori. Jika suatu metode pengajaran B2 berjalan dan diakui seperti
sugestopedia, yakni meningkatkan memori melalui relaksasi dan musik, dan
mampu meningkatkan pemerolehan bahasa secara luar biasa hanya dalam
hitungan minggu, tidak seharusnya ditolak. Namun kenyataannya, hampir 30
tahun setelah sugestopedia diperkenalkan dan diujicobakan di beberapa negara,
belum diperoleh bukti yang meyakinkan untuk mendukung pengakuan yang luar
biasa tersebut.
2.5 Metode Kontemporer
Metode Kontemporer adalah metode masa kini, yang relatif natural, relatif
berkembang. Sebenarnya metode ini merupakan inovasi dari metode-metode
terdahulu. Yang mana metode kontemporer meliputi metode respon fisik total,
metode komunikatif, dan pendekatan natural.
2.6. Metode dalam Metode Kontemporer
2.6.1. Metode Respon Fisik Total
Total Physical Response atau TPR adalah sebuah tipe metode yang
sangat
alamiah, meliputi pemahaman tuturan mendahului produksi tuturan, dan itu berarti
mendahului membaca dan menulis. Bahasa target dipakai dalam ruang kelas dan
makna/pengertian diperoleh dari objek-objek dan situasi-situasi yang nyata. Siswa
didorong untuk memasukkan aturan-aturan dalam dirinya dan berbicara ketika
siap.
Sesuai dengan tipe metode yang alamiah, metode ini berhasil hanya dengan
sedikit
siswa (kelas kecil). James Asher, penemu TPR pada 1970, menyatakan bahwa
karakter unik
13
penampilan pembelajar berupa respon aksi fisik ketika para pengajar memberi
perintah
dalam bahasa sasaran.
2.6.2. Metode Komunikatif
Communicative language teaching sengaja diterjemahkan sebagai
metode
komunikatif agar pembicaraan lebih berfokus pada pembelajaran (bukan
pengajaran). Meskipun aplikasi metode sangat ditentukan guru, implementasi di
kelas tetap berfokus
pada siswa. Metode ini adalah metode hakikat bahasa, yakni metode yang kembali
pada
fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Meskipun demikian, untuk mencapai
tujuan
tersebut banyak hal perlu dipersiapkan dan dipelajari dengan baik.
CLT berasumsi awal bahwa para siswa ingin berkomunikasi dan ini
memungkinkan untuk dilakukan. Pembelajaran sering dimulai dengan membaca
secara
silmultan dan mendengarkan dasar dialog dalam kehidupan nyata situasi sehari-
hari,
seperti suatu pertemuan seorang kawan atau membeli sesuatu di sebuah toko.
Tandanya, tidak ada terjemahan dan tidak ada keterangan terkait struktur,
meskipun
metode itu tidak meniadakan bantuan bahasa asli jika siswa merasa perlu sebagai
poin
utama/penting. Hal ini merupakan bergantung total pada situasi dan keinginan
siswa
untuk berkomunikasi dalam situasi tersebut.
Sejak berkomunikasi ditekankan pada pengajaran, telah dikembangkan sebuah
fleksibilitas yang memungkinkan banyak hal masuk ke dalam ruang kelas
sepanjang hal
itu lebih lanjut/ menambah kepandaian komunikasi para siswa. Hal ini bisa
memasukkan
terjemahan dan menerangkan gramatika dalam B1, jika pengajar percaya bahwa
hal ini
akan menguntungkan. Dan seandainya pengajar merasa bahwa teknik
Audiolingual
seperti membagi sebuah frase satu kali mungkin akan membantu siswa dalam
mengerjakan, hal itu pun akan digunakan dalam situasi tersebut.
2.6.3. Metode Pendekatan Natural.
Natural Approach (NA) adalah nama yang diberikan oleh Terrell
dan Krashen
melalui buku yang berjudul New Philosophy of language Teaching dikembangkan
14
di
awal 1980. Hal ini berbeda metode alamiah atau natural method (NM) abad ke-19.
Meskipun NA memiliki sejumlah kemiripan dengan dasar metode tuturan alamiah
seperti
Direct Method dan TPR (ternyata tidak juga baru sesudahnya). NA lebih dari
sekedar
percobaan untuk meyakinkan kaitan antara akuisisi bahasa kedua dengan teknik
inovasi
pembelajaran.
Selain penjelasan di atas, memasuki NA, DM dan TPR, penting dalam
pemahaman pendengaran dan kelambatan produksi tuturan. Kesemua itu
ditekankan
dalam NA. Produksi dilambatkan sampai siswa percaya sudah siap. Gagasannya
adalah
bahwa produksi hanya akan efektif apabila siswa telah menangkap aspek
pengertian
atau pengertian mendahului produksi tuturan pada akuisisi bahasa asli.
15
BAB III
KESIMPULAN
3.1.Kesimpulan
Seseorang Akan memperoleh dan bisa menguasai bahasa kedua jika ia telah
memperoleh bahasa pertama, karena keduanya sangat erat hubungannya, sebagaimana
pendapat yang kami kutip, Bahasa pertama dan bahasa kedua sama-sama memiliki
urgensi dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Semua kegiatan
memerlukan bahasa, tetapi tidak semua bahasa diperlukan dalam setiap kegiatan. Bahasa
merupakan sebuah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer sekaligus konvensional.
Kesewenangan bahasa diterima oleh masyarakat karena adanya kesepakatan bersama,
sehingga hal ini yang menjadikan setiap bahasa memiliki kekhasannya masing-masing.
Pengunaan istilah bahasa pertama perlu dibedakan dengan istilah bahasa ibu. Bahasa
pertama mengacu pada bahasa yang dikuasai anak sejak lahir sedangkan bahasa ibu
mengacu pada bahasa yang dikuasai oleh ibu si anak (sejak lahir). Sebagai contoh ,
seorang ibu yang menguasai bahasa Indonesia sejak lahir tetapi hanya berkomunikasi
dengan anaknya dalam bahasa Inggris menyebabkan bahasa Inggris sebagai bahasa
pertama si anak.
3.2.Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Busri Hasan, Moh Badrih, dkk. (2020). Linguistik Terapan. Batu: Literasi
Nusantara
https://www.google.com/-Metode-metode-off-beat-metode-yg-timbul-
tenggelam.html
https://www.google.com/-Metode-metode-off-beat-metode-yg-timbul-
tenggelam.html
Imam Jaka. (2020). How To Teach Arabic. Malang: Guepedia
Lozanov, 1978, Metode Timbul Tenggelam, -, Diunduh pada 09 maret
Mariyaningsih Nining, Mistina Hidayati. (2018). Bukan Kelas Biasa. Surakarta:
CV Oase Group
Musfiroh, Tadzkirontun. 2016. Psikolinguistik Edukasional. UNY Press.
Musfiroh Tadkiroatun, 2019, Metode off-beat, -, Diunduh Pada 09 maret
Wicaksono Andri, Ahmad Subhan Roza. (2015). Teori Pembelajaran Bahasa.
Yogyakarta: Garudhawaca

Más contenido relacionado

Similar a Metode dalam Belajar Bahasa Kedua .pdf

Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Rini Adiani
 
panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-thn-4.pdf
panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-thn-4.pdfpanduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-thn-4.pdf
panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-thn-4.pdf
ssuser182c9c
 
220926449 buku-panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-tahun-4
220926449 buku-panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-tahun-4220926449 buku-panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-tahun-4
220926449 buku-panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-tahun-4
Tamilaarasi Jagan
 
Metodologi pengajaran-bahasa
Metodologi pengajaran-bahasaMetodologi pengajaran-bahasa
Metodologi pengajaran-bahasa
Ai Rahayu
 

Similar a Metode dalam Belajar Bahasa Kedua .pdf (20)

Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdiani
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdianiLaporanptkspeakingsmp13 iisrosdiani
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdiani
 
Teaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audioTeaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audio
 
Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)
 
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
 
Ppt tugas bahasa indonesia
Ppt tugas bahasa indonesiaPpt tugas bahasa indonesia
Ppt tugas bahasa indonesia
 
Bbm 4
Bbm 4Bbm 4
Bbm 4
 
kemahiran mendengar dan bertutur bagi para pelajar
kemahiran mendengar dan bertutur bagi para pelajarkemahiran mendengar dan bertutur bagi para pelajar
kemahiran mendengar dan bertutur bagi para pelajar
 
Rps pendidikan bahasa dan sastra indonesia di kelas rendah
Rps pendidikan bahasa dan sastra indonesia di kelas rendah Rps pendidikan bahasa dan sastra indonesia di kelas rendah
Rps pendidikan bahasa dan sastra indonesia di kelas rendah
 
panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-thn-4.pdf
panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-thn-4.pdfpanduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-thn-4.pdf
panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-thn-4.pdf
 
220926449 buku-panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-tahun-4
220926449 buku-panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-tahun-4220926449 buku-panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-tahun-4
220926449 buku-panduan-guru-bahasa-malaysia-sjk-tahun-4
 
Materi M3KB4 - Pengajaran Dokkai, Kaiwa, dan Sakubun
Materi M3KB4 - Pengajaran Dokkai, Kaiwa, dan SakubunMateri M3KB4 - Pengajaran Dokkai, Kaiwa, dan Sakubun
Materi M3KB4 - Pengajaran Dokkai, Kaiwa, dan Sakubun
 
Panduan guru bm sjk tahun 3
Panduan guru bm sjk tahun 3Panduan guru bm sjk tahun 3
Panduan guru bm sjk tahun 3
 
Jurnal ptk
Jurnal ptkJurnal ptk
Jurnal ptk
 
Jurnal ptk
Jurnal ptkJurnal ptk
Jurnal ptk
 
Pg bahasa malaysia_sjk_thn_4
Pg bahasa malaysia_sjk_thn_4Pg bahasa malaysia_sjk_thn_4
Pg bahasa malaysia_sjk_thn_4
 
03.docx
03.docx03.docx
03.docx
 
Metodologi pengajaran-bahasa
Metodologi pengajaran-bahasaMetodologi pengajaran-bahasa
Metodologi pengajaran-bahasa
 
Kajian pendekatan komunikatif
Kajian pendekatan komunikatifKajian pendekatan komunikatif
Kajian pendekatan komunikatif
 
Bmm 3117 penulisan
Bmm 3117 penulisanBmm 3117 penulisan
Bmm 3117 penulisan
 
Bmm 3117 penulisan
Bmm 3117 penulisanBmm 3117 penulisan
Bmm 3117 penulisan
 

Más de Zukét Printing

Más de Zukét Printing (20)

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
 
Fiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdfFiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdf
 
Fiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docxFiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
 
Integral.docx
Integral.docxIntegral.docx
Integral.docx
 
Integral.pdf
Integral.pdfIntegral.pdf
Integral.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docx
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
 

Último

Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
MemenAzmi1
 

Último (11)

Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmasimunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 

Metode dalam Belajar Bahasa Kedua .pdf

  • 1. MAKALAH METODE DALAM BELAJAR BAHASA KEDUA Makalah ini disusun untuk meyelesaikan tugas mata kuliah teori belajar bahasa Dosen pengampu: Hemas Haryas Harjas Susetya, M.Pd Disusun oleh: Dewi Ananta NPM 221201460129 Indah Lestari NPM 221201460134 Lailatul Romdhania NPM 22120146013 Rangga Kurniawan NPM 221201460143 PRODI TADRIS BAHASA INDONESIA FAKULTAS TADRIS UMUM UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG KRAKSAAN-PROBOLINGGO-JAWA TIMUR 2023
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat allah SWT atas segala rahmat taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Teori Belajar Bahasa, dengan judul: “Metode Dalam Belajar Bahasa Kedua” Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalaah ini tidak terlepas dari kekompakan tim kami yang dengan tulus berkontribusi sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk serta saran masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak, terlebih Ibu Dosen Hemas Haryas Harjas Susetya, M.Pd, selaku dosen pengampu. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan maanfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.
  • 3. 3 DAFTAR ISI Contents KATA PENGANTAR .......................................................................................................2 DAFTAR ISI......................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4 1.1. Latar Belakang ........................................................................................................4 1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................4 1.3. Tujuan.....................................................................................................................4 BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................5 2.1. Metode Tradisional. ................................................................................................5 2.2. Metode-Metode dalam metode tradisional ..............................................................6 2.3. Metode Off-beat......................................................................................................9 2.4. Metode-Metode Dalam Off-bat.............................................................................10 2.5 Metode Kontemporer .............................................................................................12 2.6. Metode dalam Metode Kontemporer.....................................................................12 BAB III KESIMPULAN..............................................................................................15 3.1.Kesimpulan ............................................................................................................15 3.2.Saran ......................................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................16
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses belajar bahasa kedua terjadi setelah seseorang telah memperoleh dan menguasai bahasa pertama atau merupakan proses seoseorang dalam mengembangkan keterampilan dalam mengembangkan bahasa kedua. Dalam metode ini ada tiga yang meliputi, yakni metode tradisional, ofbit, dan kontemporer. Seseorang harus mampu mengembangkan setiap metode yang ada pada metode ini, agar menguasainya. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengertian dalam metode tradisional? 2. Apa saja metode dalam metode tradisional? 3. Bagaimana penjelasan tentang metode ofbit dalam bahasa kedua? 4. Metode apa yang digunakan dalam metode ofbit? 5. Bagaimana maksud dari metode kontemporer? 6. Macam apa saja yang mencakup dalam metode kontemporer? 1.3. Tujuan 1. Mendeskripksikan metode-metode dalam belajar bahasa kedua. 2. Membantu pembaca dalam memahami metode yang terdapat dalam pemerolehan bahasa kedua 3. Mengidentifikasi seorang anak dalam perkembangan pemerolehan bahasanya.
  • 5. 5 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Metode Tradisional. Metode terjemah (metode tradisional) adalah metode yang sering dipakai dalam pengajaran bahasa asing. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran diperlukan adanya struktur metode tradisional ini. Struktur metode tradisional terdiri atas 4 hal, yakni: 1) Tujuan 1. Membekali siswa dengan kaidah- kaidah kebahasaan dan kemampuan terjemah untuk menjaga kebenaran bahasa dari kesalahan 2. Membiasakan siswa cermat dalam pengamatan, perbandingan, dan penyimpulan serta mengembangkan bahasa dan sastra 3. Melatih siswa untuk dapat menirukan dan mencontoh kalimat, ungkapan, dan mengucapkan kebahasaan dengan benar 4. Mengembangkan kemampuan untuk memahami isi teks dengan baik 5. Membantu siswa agar dapat membaca, menulis, dan menerjemahkan isi teks dengan baik dan benar (Wahab, 2008). 2) Jenis kegiatan pembelajaran 1. Guru menjelaskan aturan dalam metode tradisional atau tata bahasa ini 2. Guru membandingkan tata bahasa terjemah bahasa asing yang diajarkan dengan bahasa pertama 3. Mengadakan pelatihan atau kursus yang berhubungan dengan kemampuan tata bahasa dan terjemah 4. Guru memberikan tugas untuk menghafal kosa kata yang dapat meningkatkan kemampuan berbahasa siswa. 3) Ciri-ciri 1. Tujuan studi bahasa asing adalah untuk belajar bahasa agar dapat membaca sastra dalam bahasa asing. Hal ini untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan intelektual dan disiplin siswa 2. Pengajaran bahasa terdiri atas hafalan kaidah dan fakta tentang tata bahasa agar dapat dipahami dan menerapkan kaidah morfologi serta sintaksis bahasa asing 3. Proses pembelajaran fokus pada aspek membaca, mengarang, dan terjemah
  • 6. 6 4. Mengajarkan kosa kata melalui studi kamus dan hafalan 5. Pembelajaran tata bahasa diadakan secara deduktif dengan penyajian kaidah bahasa secara umum 6. Bahasa pertama digunakan sebagai bahasa pengantar dalam menerjemahkan bahasa kedua yang diasumsi oleh siswa (Nababan, 1993). 4) Peranan Siswa, Guru, dan Bahan Ajar Siswa diharapkan lebih aktif dalam rangka untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan dalam bidang tata bahasa dan terjemah melalui sumber-sumber bacaan yang berkualitas seperti kamus. Peran guru sebagai fasilitator supaya dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam berbahasa. Hal ini dapat dikaitkan dengan bahan ajar yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sosial siswa. Metode ini melihat bahwa bahasa ibu atau bahasa pertama merupakan sistem yang menjadi landasan atau referensi untuk memperoleh keterampilan bahasa kedua (Efendi, 2012). Metode ini sering digunakan untuk pembelajaran bahasa asing. Dasar yang dijadikan landasan dalam metode ini adalah melalui latihan terjemahan dari bahasa yang diajarkan ke dalam bahasa ibu atau sebaliknya. Latihan merupakan metode utama untuk menguasai dan memahami bahasa yang dipelajari. Metode ini lebih diutamakan pada bahasa tulis. Oleh karena itu tujuan utama metode ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca, mengarang, dan terjemahan. Faktor penting metode tata bahasa terjemah ( metode tradisional) dalam belajar bahasa meliputi beberapa hal, diantaranya: 1. Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran sesuai perkembangan zaman 2. Bahan ajar menggunakan media pembelajaran untuk mempermudah proses pembelajaran 3. Guru dapat menguasai berbagai variasi metode pembelajaran yang menarik, inovatif, dan menyenangkan untuk memperoleh hasil yang maksimal. 2.2. Metode-Metode dalam metode tradisional 2.2.1. Metode TGT (Team Games Tournament) Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) merupakan model pembelajaran kooperatif dengan dibentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas yang terdiri dari tiga sampai lima siswa yang beragam.
  • 7. 7 Model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini dikembangkan oleh David De Vries dan Keath Edward. Dalam pembelajaran model ini siswa memainkan berbagai permainan dengan anggota tim lain untuk memperoleh poin bagi kelompoknya. TGT dapat digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran, dari ilmu eksak, sosial maupun bahasa, dari tingkat pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan pembelajaran yang melibatkan aktivitas seluruh siswa dari berbagai latar belakang serta melibatkan peran siswa sebagai pembimbing sesama dan mengandung unsur permainan dan penguatan (reinforcement). TGT menambahkan suasana kegembiraan yang diperoleh dari permainan tersebut. Teman dalam satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain dan memastikan masing-masing individu telah bertanggung jawab akan tugasnya (Slavin, 2009). Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TGT menurut Davidson dalam Anita Lie (2002) terdiri dari: 1. Class presentation 2. Teams 3. Games 4. Individual improvement scores 5. Team recognition Keunggulan pembelajaran tipe TGT adalah adanya turnamen akademik dalam proses pembelajaran. Dimana setiap anggota kelompok mewakili kelompoknya untuk melakukan turnamen. Karakteristik TGT yaitu peserta didik belajar dalam kelompok kecil dimana dalam proses pembelajaran terdapat games tournament yang nantinya akan ada penghargaan kelompok (Respati, 201). Aktivitas belajar dengan permainan dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan peserta didik dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, berani, percaya diri, menghargai sesama, disiplin, kompetitif, sportif, dan kerja sama. Suasana pembelajaran yang menyenangkan dapat dirasakan melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Aktivitas belajar dengan permainan yang
  • 8. 8 dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan peserta didik dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerja sama, persaingan yang sehat dan keterlibatan belajar 2.2.1. Metode Langsung Metode langsung (direct method) ini biasanya di tandai dengan penggunaan bahasa sasaran sebagai alat komunikasi dan pengajaran di dalam kelas, Dan dengan menghindari penggunaan bahasa pertama. Metode ini berasumsi bahwa belajar bahasa kedua sama saja dengan belajar bahasa pertama. Secara linguistik, belajar bahasa ini harus di dasarkan pada fonetik dan tatabahasa yang terpadu di mantapkan secara ilmiah. Kemunculan metode ini langsung di awali dengan adanya praktik-praktik penggunaan metode ilmiah yang di landasi oleh pengajaran bahasa asing ini berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah, Sama seperti pada proses pemerolehan bahasa pertama. Adapun ini beberapa ciri utama dalam metode langsung, Yaitu; 1. Penggunaan kosakata sehari-hari dan sruktur sederhana 2. Tata bahasa yang di ajarkan sesuai dengan situasi 3. Penggunaan objek-objek baru dalam pengajaran yang sama agar timbul penggunaan bahasa yang baik dan keberanian yang wajar 4. Pengajaran kosakata dan tatabahasa secara lisan 5. Tatabahasa di gambarkan lewat penampilan visual 6. Mendengarkan dan menirukan dengan leluasa sampai bentuk-bentuk tatabahasa dan kosakata muncul dengan baik 7. Kegiatan ini di laksanakan paling banyak di dalam kelas 8. Beberapa minggu pada awalnya di fokuskan pada ujaran atau ucapan 9. Semua materi pelajaran-bacaan di sajikan secara lisan.
  • 9. 9 2.2.3. Metode Natural Metode Alamiah disebut ( Natural Method) atau metode natural demikian karena dalam proses belajar, siswa dibawa ke alam seperti halnya pelajaran bahasa kepada ibu nya sendiri. Dalam pelaksanakannya, metode ini tidak jauh berbeda dengan metode lengsHung (direct) dimana guru hanya menyajikan materi pelajaran langsung dalam bahasa asing tanpa diterjemahkan sedikitpun, kecuali dalam hal- hal tertentu di mana kamus dan bahasa anak didik dapat digunakan. Ciri-ciri Metode Ilmiah Adapun ciri-ciri dari metode ini antara lain sebagai berikut : A. Urutan pelajaran mula- mula yang diberikan melalui menyimak/ mendengarkan, baru kemudian percakapan, membaca, menulis dan yang terakhir baru gramatika. b. Pelajaran disajikan mula- mula memperkenalkan kata- kata yang sederhana yang telah diketahui peserta didik, kemudian mempraktikan benda- benda mulai dari benda- benda yang ada di sekitar kita , dirumah dan di kelas, bahkan mengenal luar negri. c. Alat peraga dan kamus yang dapat yang dapat digunakan sewaktu- waktu sangat diperlukan, misalnya untuk menjelaskan dan mengartikan kata- kata sulit dalam bahasa asing. d. Oleh karena itu kemampuan dan kelancaran membaca dan bercakap- cakap sangat diutamakan dalam metode ini maka pelajaran gramatikal (tata bahasa) kurang diperhatikan. e. Menggunakan beberapa pengajar secara bergantian, sehingga anak didik mendengar bunyi kata dan kalimat dari orang yang berbeda. 2.3. Metode Off-beat Metode Off-Beat adalah metode timbul tenggelam. Metode Off-Beat muncul setelah kejatuhan metode audiolingual pada tahun 1960-an. Meskipun
  • 10. 10 demikian, dari metode-metode itu yang mampu bertahan hanya sejumlah kecil. Dua diantaranya: 2.4. Metode-Metode Dalam Off-bat 2.4.1. Metode Sillent Way MEMBISU (SILENT WAY) Rasional : Pebelajar Bicara, Guru Diam ü Dikembangkan oleh Gattegno ü Didasarkan pada nilai yang radikal bahwa guru menjadi sependiam mungkin, dan sebaliknya pebelajar menerapkan kecakapannya sendiri untuk menemukan dan mengkreasi bahasanya sendiri. ü sudut pandang belajar B2 sama dengan belajar B1 Gattegno berargumentasi bahwa proses B1 dan B2 berbeda, karena pada pada saat belajar B2, pebelajar telah tahu B1 dan telah memiliki kecakapan kognitif orang dewasa. Akibatnya, guru harus meletakkan pendekatan natural yang bersifat artifisial, dan untuk beberapa tujuan langsung dikontrol 2 Pendekatan metode ini diletakkan pada aspek kreatif belajar bahasa ð belajar dipandang sebagai sebuah proses menemukan dan berkreasi. Pebelajar menebak sendiri kaidah gramatika dan strukturnya yang inheren dalam situasi yang dipaparkan pada mereka. Ini sangatlah sulit bagi pebelajar karena guru diam dan pebelajar memperoleh sedikit sekali data untuk dianalisis. Kediaman guru sangatlah aneh karena belajar dari model, dari yang dikatakan dan ditulis, sangat esensial untuk metode lain yang telah dikemukakan 3 Produksi Mendahului Komprehensi Metode silent way menentang urutan alamiah karena produksi mendahului komprehensi. Guru sedikit berbicara dan mendorong pebelajar untuk berbicara. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, ini sangatlah sulit karena pebelajar tidak tahu bagaimana mulai mengatakan sesuatu. Guru tidak menjadi model berlafal, tetapi menunjukkan huruf-huruf pada kartu kata, dan menunggu lafal terbaik dari pebelajar di kelas dan membiarkannya menjadi model. Guru meminta pebelajar untuk berbicara sebanyak mungkin dan seawal mungkin. 4 Materi Guru menggunakan seperangkat objek fisik tertentu, seperti balok-balok berwarna yag dibuat khusus untuk menyampaikan makna dan kaidah gramatika melalui kalimat yang dikonstruksi. Beberapa pebelajar tampak antusias
  • 11. 11 mengikuti metode ini. Meskipun demikian, beberapa peserta yang baik bereaksi secara negatif untuk menekan keharusan menemukan kaidah gramatika dengan tanpa kehadiran model ujaran. Meskipun pebelajar diharapkan mampu bekerja secara kooperatif dan bukan kompetitif (Richard & Rodgers, 1986), karena mereka tidak bergantung pada guru tetapi pada teman sekelas, kompetisi seringkali terjadi. 5 Petualangan dengan SW David P. Aline pernah mengikuti kursus metode silent way di Cina. Dia menemukan bahwa 1 dr 5 peserta sangatlah baik, yang lain baik, biasa saja (menggantung: tidak baik baik tidak buruk), & 2 berhenti. Metode ini tidak mampu melayani perbedaaan individual dalam gaya belajar para pesertanya. Selain itu, meskipun para pebelajar didorong untuk mengambil inisiatif dalam proses belajar, hanya sebagian kecil siswa saja yang dapat melakukannya tanpa kehadiran guru (dalam pengertian kehadiran kartu, objek bergerak, dan sebagainya. Meskipun metode ini mungkin berhasil untuk beberapa tingkat dengan beberapa peserta dengan setting yang sangat terkontrol, beberapa keberhasilan mungkin tidak mudah diperoleh di luar setting tersebut. 2.4.2. Metode Sugestopedia Membangkitkan Super Memori dengan Relaksasi Diperkenalkan oleh Lozanov (1978) dan dikenal dengan "Magic Method" untuk pengajaran bahasa kedua. Bertujuan untuk membuat pebelajar memasuki wilayah kesadaran yang kondusif untuk belajar. Bentuk hypermnesia atau super memori dihasilkan melalui teknik relaksasi yang dibuat untuk membangun kepercayaan pelajar dan kemudian menghancurkan rintangan antisugestif. Relaksasi dicapai melalui kegiatan menyimak bagian musik klasik tertentu yang dimainkan dengan tempo tertentu sehingga mampu membangkitkan kesiapan mental pelajar. Musik yang terbaik untuk sugestopedia adalah musik instrumental lembut dari dawai. Menurut Lozanov, Peran Guru dan Klaim Fantastik Pelajar harus diberi kursi dan ruangan yang nyaman. Kepercayaan diri pelajar dibangun melalui apa yang dikatakan dan dilakukan guru. Guru memberikan sugesti tertentu kepada pelajar dan melakukan hal itu dengan otoritas dan kepercayaan diri yang tinggi pula. Hasilnya : Pelajar B2 dapat belajar 1800 kata, berbicara dalam kerangka
  • 12. 12 kesuluruhan tata bahasa yang esensial dan mampu membaca beberapa teks, hanya dalam 24 hari. Pada penyajian pertama, pelajar mengikuti membaca. Pada penyajian kedua dan ketiga, guru membaca dan pebelajar hanya menyimak. Pada penyajian ketiga itulah music dimainkan dan mendukung terjadinya hypermnesia dan proses belajar. Sebenarnya, sugestopedia sedikit di atas metode translasi gramatika dengan musik. Apa yang dapat kita katakan tentang pengakuan kesuksesan yang luar biasa yang telah dibuat oleh Lozanov dan sejumlah kecil pendukungnya (Bancroft, 1972; Stevick, 1976)? Tak ada satu pun kesalahan dengan ide peningkatan memori. Jika suatu metode pengajaran B2 berjalan dan diakui seperti sugestopedia, yakni meningkatkan memori melalui relaksasi dan musik, dan mampu meningkatkan pemerolehan bahasa secara luar biasa hanya dalam hitungan minggu, tidak seharusnya ditolak. Namun kenyataannya, hampir 30 tahun setelah sugestopedia diperkenalkan dan diujicobakan di beberapa negara, belum diperoleh bukti yang meyakinkan untuk mendukung pengakuan yang luar biasa tersebut. 2.5 Metode Kontemporer Metode Kontemporer adalah metode masa kini, yang relatif natural, relatif berkembang. Sebenarnya metode ini merupakan inovasi dari metode-metode terdahulu. Yang mana metode kontemporer meliputi metode respon fisik total, metode komunikatif, dan pendekatan natural. 2.6. Metode dalam Metode Kontemporer 2.6.1. Metode Respon Fisik Total Total Physical Response atau TPR adalah sebuah tipe metode yang sangat alamiah, meliputi pemahaman tuturan mendahului produksi tuturan, dan itu berarti mendahului membaca dan menulis. Bahasa target dipakai dalam ruang kelas dan makna/pengertian diperoleh dari objek-objek dan situasi-situasi yang nyata. Siswa didorong untuk memasukkan aturan-aturan dalam dirinya dan berbicara ketika siap. Sesuai dengan tipe metode yang alamiah, metode ini berhasil hanya dengan sedikit siswa (kelas kecil). James Asher, penemu TPR pada 1970, menyatakan bahwa karakter unik
  • 13. 13 penampilan pembelajar berupa respon aksi fisik ketika para pengajar memberi perintah dalam bahasa sasaran. 2.6.2. Metode Komunikatif Communicative language teaching sengaja diterjemahkan sebagai metode komunikatif agar pembicaraan lebih berfokus pada pembelajaran (bukan pengajaran). Meskipun aplikasi metode sangat ditentukan guru, implementasi di kelas tetap berfokus pada siswa. Metode ini adalah metode hakikat bahasa, yakni metode yang kembali pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Meskipun demikian, untuk mencapai tujuan tersebut banyak hal perlu dipersiapkan dan dipelajari dengan baik. CLT berasumsi awal bahwa para siswa ingin berkomunikasi dan ini memungkinkan untuk dilakukan. Pembelajaran sering dimulai dengan membaca secara silmultan dan mendengarkan dasar dialog dalam kehidupan nyata situasi sehari- hari, seperti suatu pertemuan seorang kawan atau membeli sesuatu di sebuah toko. Tandanya, tidak ada terjemahan dan tidak ada keterangan terkait struktur, meskipun metode itu tidak meniadakan bantuan bahasa asli jika siswa merasa perlu sebagai poin utama/penting. Hal ini merupakan bergantung total pada situasi dan keinginan siswa untuk berkomunikasi dalam situasi tersebut. Sejak berkomunikasi ditekankan pada pengajaran, telah dikembangkan sebuah fleksibilitas yang memungkinkan banyak hal masuk ke dalam ruang kelas sepanjang hal itu lebih lanjut/ menambah kepandaian komunikasi para siswa. Hal ini bisa memasukkan terjemahan dan menerangkan gramatika dalam B1, jika pengajar percaya bahwa hal ini akan menguntungkan. Dan seandainya pengajar merasa bahwa teknik Audiolingual seperti membagi sebuah frase satu kali mungkin akan membantu siswa dalam mengerjakan, hal itu pun akan digunakan dalam situasi tersebut. 2.6.3. Metode Pendekatan Natural. Natural Approach (NA) adalah nama yang diberikan oleh Terrell dan Krashen melalui buku yang berjudul New Philosophy of language Teaching dikembangkan
  • 14. 14 di awal 1980. Hal ini berbeda metode alamiah atau natural method (NM) abad ke-19. Meskipun NA memiliki sejumlah kemiripan dengan dasar metode tuturan alamiah seperti Direct Method dan TPR (ternyata tidak juga baru sesudahnya). NA lebih dari sekedar percobaan untuk meyakinkan kaitan antara akuisisi bahasa kedua dengan teknik inovasi pembelajaran. Selain penjelasan di atas, memasuki NA, DM dan TPR, penting dalam pemahaman pendengaran dan kelambatan produksi tuturan. Kesemua itu ditekankan dalam NA. Produksi dilambatkan sampai siswa percaya sudah siap. Gagasannya adalah bahwa produksi hanya akan efektif apabila siswa telah menangkap aspek pengertian atau pengertian mendahului produksi tuturan pada akuisisi bahasa asli.
  • 15. 15 BAB III KESIMPULAN 3.1.Kesimpulan Seseorang Akan memperoleh dan bisa menguasai bahasa kedua jika ia telah memperoleh bahasa pertama, karena keduanya sangat erat hubungannya, sebagaimana pendapat yang kami kutip, Bahasa pertama dan bahasa kedua sama-sama memiliki urgensi dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Semua kegiatan memerlukan bahasa, tetapi tidak semua bahasa diperlukan dalam setiap kegiatan. Bahasa merupakan sebuah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer sekaligus konvensional. Kesewenangan bahasa diterima oleh masyarakat karena adanya kesepakatan bersama, sehingga hal ini yang menjadikan setiap bahasa memiliki kekhasannya masing-masing. Pengunaan istilah bahasa pertama perlu dibedakan dengan istilah bahasa ibu. Bahasa pertama mengacu pada bahasa yang dikuasai anak sejak lahir sedangkan bahasa ibu mengacu pada bahasa yang dikuasai oleh ibu si anak (sejak lahir). Sebagai contoh , seorang ibu yang menguasai bahasa Indonesia sejak lahir tetapi hanya berkomunikasi dengan anaknya dalam bahasa Inggris menyebabkan bahasa Inggris sebagai bahasa pertama si anak. 3.2.Saran
  • 16. 16 DAFTAR PUSTAKA Busri Hasan, Moh Badrih, dkk. (2020). Linguistik Terapan. Batu: Literasi Nusantara https://www.google.com/-Metode-metode-off-beat-metode-yg-timbul- tenggelam.html https://www.google.com/-Metode-metode-off-beat-metode-yg-timbul- tenggelam.html Imam Jaka. (2020). How To Teach Arabic. Malang: Guepedia Lozanov, 1978, Metode Timbul Tenggelam, -, Diunduh pada 09 maret Mariyaningsih Nining, Mistina Hidayati. (2018). Bukan Kelas Biasa. Surakarta: CV Oase Group Musfiroh, Tadzkirontun. 2016. Psikolinguistik Edukasional. UNY Press. Musfiroh Tadkiroatun, 2019, Metode off-beat, -, Diunduh Pada 09 maret Wicaksono Andri, Ahmad Subhan Roza. (2015). Teori Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: Garudhawaca