SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 11
1
MUTLAQ DAN MUQAYYAD, AMR DAN NAHY
Disusun Untuk memenuhi tugas matakuliah
Ushul Fiqh & Kaidah
Dosen Pengampu:
Abdul Ghafur, M.E.I
Disusun Oleh:
Kelompok 10
Kholifatu Sa'diyah 22.12.07.29.0771
Milatun ULa 22.12.07.29.0785
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ZAINUL HASAN GENGGONG
TAHUN 2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Segala Puji Bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, shalawat serta salam
kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabat beliau,
serta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, atas karunia dan rahmat yang diberikan kepada penulis, sehingga makalah
ini dapat disusun dan diselesaikan berdasarkan waktu yang telah diberikan. Makalah ini berjudul
“Mutlaq Dan Muqayyad, Amr Dan Nahy”.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu Abdul
Ghafur, M.E.I selaku dosen pengampu mata kuliah Ushul Fiqh & Kaidah yang telah
memberikan pengetahuan kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
penyusun berharap pembaca bisa memberikan kritik dan saran-saran yang membangun dan
memotivasi penyusun untuk lebih baik lagi dalam membuat makalah.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca maupun yang menulis menjadi sarana belajar.
Saran yang membangun dan masukan dari semua pihak demi meningkatkan kualitas makalah ini
selalu kami harapkan.
Kraksaan, 28 Mei 2023
Penyusun
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah. ..................................................................................1
C. Tujuan Masalah.......................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN .....................................................................................2
A. Pengertian mutlaq dan muqayyad ..........................................................2
B. Hukum mutlaq dan muqayyad ...............................................................3
C. Pengertian amr dan nahy ........................................................................4
BAB III : PENUTUP ............................................................................................7
A. KESIMPULAN.......................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan memahami lafal dan ungkapan Al-Qur’an tidak sama bagi setiap orang,
sekalipun penjelasannya begitu jelas dan ayat-ayatnya begitu rinci. Perbedaan antara
kemampuan penalaran adalah sesuatu yang tidak lagi diperdebatkan. Orang awam hanya dapat
memahami arti dan makna yang tampak dari ayat-ayat tersebut secara global.
Selain itu, masalah utama mempelajari ushul-fiqh adalah memahami dan menguasai kaidah-
kaidah bahasa Arab, termasuk Mutlaq dan Muqayyad. Artinya mengungkapkan makna dan lafal
Al-Qur’an sekaligus menafsirkan ayat itu sendiri sedemikian rupa sehingga menjadi makna dari
yang menurunkan Al-Qur’an, yaitu. H. Allah SWT, menjadi semakin jelas. Setiap kali kita
menemukan teks umum Al-Qur’an yang memerlukan penjelasan lebih lanjut, kita menemukan
penjelasannya dalam teks-teks Al-Qur’an lainnya, baik penjelasan terbatas maupun penjelasan
rinci.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian mutlaq dan muqayyad?
2. Apa saja hukum mutlaq dan muqayyad?
3. Apa yang dimaksud amr dan nahy?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian mutlaq dan muqayyad
2. Untuk mengetahui hukum mutlaq dan muqayyad
3. Untuk mengetahui pengertian amr dan nahy
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Mutlaq dan Muqayyad
Secara bahasa, kata muthlaq dapat berarti sesuatu yang tidak dibatasi (mâ khalâ min al-
qayyidi). Mutlaq mengungkapkan makna total menurut jenisnya terlepas dari keumumannya,
karena yang dimaksud adalah inti dari sesuatu tanpa dibatasi oleh yang lain. Jadi, mutlaq hanya
merujuk pada individu. Pada dasarnya, pertanyaan tentang kasus individu masih belum
diketahui. Contoh ayat yang mengandung kalimat mutlaq, pada surah al-Mujadalah:3 ٍ
‫ة‬َ‫ب‬َ‫ق‬ َ‫ر‬ُ‫ْر‬‫ي‬ ِ
‫ر‬ْ‫ح‬َ‫ت‬َ‫ف‬
Yang artinya pada ayat tersebut adalah membebaskan budak bahwasanya memiliki kata umum
atau menyeluruh bisa budak muslim ataupun budak kafir.
Sedangkan Muqayyad adalah satu ungkapan yang khusus untuk mengungkapkan makna
keseluruhan yang di batasi oleh salah satu jenisnya yang terkait oleh sifat tertentu. Contoh:
‫َة‬‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬‫ة‬َ‫ب‬ِ‫ق‬ َ‫ر‬ُ‫ْر‬‫ي‬ ِ‫ر‬ْ‫ح‬َ‫ت‬َ‫ف‬ yang artinya membebaskan budak yang beriman.
Pandangan banyak ulama adalah bahwa ketika suatu dalil ada batasnya, maka mutlakq perlu
mendasarkan pembatasan itu, dan jika tidak ditemukan, maka larangan itu tidak berlaku.
Dengan demikian posisi mutlaq dibiarkan dalam kebebasannya. Muqayyad di sisi lain, adalah
sesuatu yang terbatas atau berdasarkan sesuatu.
B. Hukum Mutlaq dan Muqayyad
Para ulama sepakat bahwa hukum mutlaq adalah mutlaq dipraktikkan berdasarkan
keberadaannya yang mutlaq. Jika ada perintah pertama untuk membebaskan budak secara
mutlaq, maka keharusan untuk membebaskan budak adalah mutlaq. Namun, ketika budak
sahaya yang dibebaskan adalah budak sahaya yang beriman, yang dipraktikkan adalah
muqayyad.
Dalam penegakan hukum, perilaku dapat dilakukan secara bersama-sama atau sendiri-
sendiri. Artinya yang mutlaq berlaku untuk yang mutlaq dan muqayyad berlaku untuk itu.
Seperti amalan membebaskan sahaya sebagai yang mutlaq, artinya mereka harus menjadi budak
sahaya, sedangkan mukmin adalah muqayyad, jadi harus mukmin dan bukan pengikut.
3
Macam-macamnya takhsis ‘am
1. Hukum dan sebabnya sama
Maksudnya adalah muqayyad untuk menjadi penjelasan atau memperjelas mutlaq.
Contoh mutlaq, (QS. Al-Maidah: 3)
ٍِ
‫ير‬ ِ
‫نز‬ ِ‫خ‬ۡ‫ٍٱل‬ُ‫م‬ ۡ
‫ح‬َ‫ل‬ َ‫ٍو‬ُ‫م‬َّ‫د‬‫ٱل‬ َ‫ٍو‬ُ‫ة‬َ‫ت‬ۡ‫ي‬َ‫م‬ۡ‫ٍٱل‬ُ‫م‬ُ‫ك‬ۡ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٍ ۡ
‫ت‬َ‫م‬ ِ
‫ر‬ُ‫ح‬
Artinya : Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah dan daging babi.
Contoh muqayyad, (QS. Al-An'am: 145)
ٍ‫ا‬ً‫م‬َ‫د‬ٍ ْ‫و‬َ‫ٍأ‬ً‫ة‬َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫م‬ٍَ‫ون‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ٍ‫ن‬َ‫ٍأ‬ َّ
‫َّل‬ِ‫إ‬ٍُ‫ه‬ُ‫م‬َ‫ع‬ْ‫ط‬َ‫ي‬ٍ‫م‬ِ‫ع‬‫ا‬َ‫ط‬ٍ ٰ
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٍ‫ا‬ً‫م‬َّ‫ر‬َ‫ح‬ُ‫م‬ٍَّ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ٍَ‫ي‬ ِ‫وح‬ُ‫اٍأ‬َ‫م‬ٍ‫ي‬ِ‫ف‬ٍُ‫د‬ ِ‫ج‬َ‫ٍأ‬ َّ
‫لٍَّل‬ُ‫ق‬
ٍ
ً‫ق‬ْ‫س‬ِ‫ف‬ٍ ْ‫و‬َ‫ٍأ‬ ٌ‫س‬ْ‫ج‬ ِ
‫ٍُر‬‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ٍ‫ير‬ ِ‫نز‬ ِ‫ٍخ‬َ‫م‬ْ‫ح‬َ‫ل‬ٍ ْ‫و‬َ‫اٍأ‬ً‫ح‬‫و‬ُ‫ف‬ْ‫س‬َّ‫م‬
ٍ َ‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ٍ َّ‫ر‬ُ‫ط‬ْ‫ض‬‫ٍا‬ِ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ٍٍِۚ‫ه‬ِ‫ب‬ٍِ َّ
‫ٍَّللا‬ ِ
‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ِ‫ل‬ٍَّ‫ل‬ِ‫ه‬ُ‫اٍأ‬
ٍ
ٌ‫م‬‫ي‬ ِ‫ح‬َّ‫ٍر‬ٌ‫ور‬ُ‫ف‬َ‫غ‬ٍَ‫َّك‬‫ب‬ َ‫ٍر‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ٍ‫اد‬َ‫ع‬ٍ َ
‫َّل‬ َ‫ٍو‬‫اغ‬َ‫ب‬
Artinya : Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaKu,
sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu
bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi -karena Sesungguhnya semua itu kotor
-atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam Keadaan
terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Dari penjelasan ayat diatas maka sebabnya yang sama, seperti hendak memakan bangkai,
darah dan daging babi. Dan hukumnya sama, seperti mengharamkan memakan darah.
2. Berbeda hukum namun sebabnya sama
Dalam hal ini mutlaq dan muqayyad masing-masing pada tempatnya sendiri.
Contoh muqayyad, (QS. Al-Maidah: 6)
ٍِ‫ق‬ِ‫ف‬‫ا‬ َ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ىٍال‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ٍْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ِ‫د‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ َ‫ٍو‬ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ه‬‫و‬ُ‫ج‬ُ‫واٍو‬ُ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫غ‬‫ا‬َ‫ف‬ٍِ‫ة‬ َ
‫َل‬َّ‫ص‬‫ىٍال‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ٍْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫م‬ُ‫ق‬ٍ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ٍ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫ِينٍَآ‬‫ذ‬َّ‫اٍال‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫اٍأ‬َ‫ي‬
ٍ
‫وا‬ُ‫ر‬َّ‫ه‬َّ‫اط‬َ‫ف‬ٍ‫ا‬ً‫ب‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ٍْ‫م‬ُ‫ت‬‫ن‬ُ‫ك‬ٍ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫ٍۚو‬ٍِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ك‬ْ‫ىٍال‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ٍْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ُ‫ج‬ ْ‫ر‬َ‫أ‬ َ‫ٍو‬ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫س‬‫و‬ُ‫ء‬ُ‫ر‬ِ‫ب‬ٍ‫وا‬ُ‫ح‬َ‫س‬ْ‫ام‬ َ‫و‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah”
Contoh mutlaq.
Rasulullah SAW, bersabda:
“Tayamum ialah sekali mengusap debu untuk muka dan kedua tangan.” (HR. Ammar)
3. Hukum yang sama dan sebab yang berbeda
Mutlaq di sandingkan dengan muqayyad apalagi sebabnya berbeda.
a. Menurut Imam Maliki, Hambali, Syafi’I, jika hukumnya sama tetapi alasannya
berbeda, maka harus dinyatakan mutlak kepada muqayyad tanpa dalil lain lebih
lanjut.
b. Menurut Imam Hanafi, lafaz yang muthlaqtidak dapat dibawa kepada yang
muqayyad,kecuali ada dalil yang mendasarinya.
4
4. Hukum dan sebabnya berbeda
Kebalikannya dari hukum dan sebabnya yang sama, jadi muqayyad tidak menjadi
penjelasan dari mutlaq.
Contoh mutlaq, (QS. Al-Maidah: 38)
ٍُ‫ق‬ ِ
‫ار‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫و‬
‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ي‬ِ‫د‬ْ‫ي‬َ‫واٍأ‬ُ‫ع‬َ‫ط‬ْ‫ق‬‫ا‬َ‫ف‬ٍُ‫ة‬َ‫ق‬ ِ‫ار‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫و‬
Artinya: Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya.
Contoh muqayyad, (QS. Al-Maidah: 6)
ٍَ‫ي‬
ٍْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ه‬‫و‬ُ‫ج‬ُ‫واٍو‬ُ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫غ‬‫ا‬َ‫ف‬ٍِ‫ة‬ َ
‫َل‬َّ‫ص‬‫ىٍال‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ٍْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫م‬ُ‫ق‬ٍ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ٍ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫ٍآ‬َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫اٍال‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫اٍأ‬
ٍِ‫ق‬ِ‫ف‬‫ا‬ َ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ىٍال‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ٍْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ِ‫د‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ َ‫و‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku.
Kedua ayat tersebut di atas memiliki perbedaan baik sebab maupun hukumnya. Dari segi
akal, ayat pertama yang disebutkan adalah tentang pencurian, sedangkan ayat terakhir yang
disebutkan adalah tentang shalat. Begitu juga hukumnya, keduanya sama-sama berbeda.
C. Pengertian Dari Amr dan Nahy
Amr adalah lafazh yang digunakan oleh orang yang berstatus lebih tinggi untuk menuntut
apa yang dilakukan oleh orang yang berstatus lebih rendah. Fi’il amr adalah ucapan yang
menunjukkan perintah untuk melakukan pekerjaan dari atasan kepada bawahan. Jelas dari
pengertian ini bahwa amr tidak hanya ditujukan untuk lafal yang menggunakan Shigat amr,
tetapi juga diberikan dengan semua bentuk kata yang mengandung arti perintah, karena perintah
kadang-kadang menggunakan kata-kata yang bermakna majaz.
Adapun shigat (bentuk-bentuk) lafazh Amr yang digunakan untuk meminta suatu perbuatan
agar dikerjakan adalah :
1. Berbentuk fi'il amr atau perintah langsung
Contoh: (QS. An-Nisa:4)
‫س‬ِ‫واٍالن‬ُ‫ت‬‫آ‬ َ‫و‬
ٍ‫ا‬ً‫ئ‬‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ه‬ٍُ‫ه‬‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ك‬َ‫ف‬ٍ‫ا‬ً‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ٍُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫ٍم‬‫ء‬ْ‫َي‬‫ش‬ٍ ْ‫ن‬َ‫ع‬ٍْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ٍ َ‫ْن‬‫ب‬ِ‫ٍط‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ًٍ‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ح‬ِ‫ن‬ٍ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ق‬ُ‫د‬َ‫ص‬ٍَ‫ء‬‫ا‬ ََ
‫ا‬ً‫ئ‬‫ي‬ ِ
‫ر‬َ‫م‬
Artinya: Dan berikanlah kepada perempuan (dalam perkawinan) mas kawinnya dengan
ikhlas; tetapi jika dengan senang hati mereka memberikan sebagian darinya kepadamu,
terimalah dan nikmatilah pemberiannya dengan senang hati.
5
2. Berbentuk mudhari' yang di ketahui lam amr'
Contoh: (QS. Al-Imron:104)
‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫ٍم‬ ْ‫ن‬ُ‫ك‬َ‫ت‬ْ‫ل‬ َ‫و‬
ٍِ‫ن‬َ‫ع‬ٍ َ‫ن‬ ْ‫و‬َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ َ‫ٍو‬ ِ‫وف‬ُ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ٍ َ‫ون‬ُ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ َ‫ٍو‬ ِ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ْ‫ٍال‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ٍ َ‫ُون‬‫ع‬ْ‫د‬َ‫ي‬ٍ ٌ‫ة‬َّ‫م‬ُ‫ٍأ‬ ْ‫م‬ َُ
‫ون‬ُ‫ح‬ِ‫ل‬ْ‫ف‬ُ‫م‬ْ‫ٍال‬ُ‫م‬ُ‫ه‬ٍَ‫ك‬ِ‫ئ‬َ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬ َ‫ٍو‬ ِ‫ر‬َ‫ك‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ْ‫ال‬
ٍ
Artinya: Hendaklah di antaramu ada segolongan orang yang mengajak kepada kebaikan,
menyuruh orang berbuat yang benar dan melarang perbuatan mungkar. Itulah orang-
orang yang beruntung.
3. Menggunakan isim amr
Contoh: (QS. Al-Maidah:105)
ٍَ‫ي‬
ٍ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ٍْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫د‬َ‫ت‬ْ‫ه‬‫اٍا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ٍَّ‫ل‬َ‫ض‬ٍ ْ‫ن‬َ‫م‬ٍْ‫م‬ُ‫ك‬ُّ‫ر‬ُ‫ض‬َ‫ي‬ٍ َ
‫ٍَّل‬ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫س‬ُ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫ٍأ‬ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٍ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫ٍآ‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫اٍال‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫اٍأ‬
.َ‫ون‬ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ٍْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ٍ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ٍْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ئ‬ِ‫َب‬‫ن‬ُ‫ي‬َ‫ف‬ٍ‫ا‬ً‫ع‬‫ي‬ِ‫م‬َ‫ج‬ٍْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ع‬ ِ‫ج‬ ْ‫ر‬َ‫م‬ٍِ َّ
‫َّللا‬
ٍ
Artinya: Hai orang yang beriman, Jagalah dirimu sendiri. Orang yang sesat
tidaklah merugikan kamu jika kamu sudah mendapat petunjuk. Kepada Allah kamu
semua akan kembali. Kemudian diberitahukan kepadamu mengenai apa yang sudah
kamu lakukan.
4. Menggunakan isim masdar sebagai pengganti fi’ilnya.
Contoh: (QS. Al-Baqarah:83)
ٍَ‫ىٍو‬َ‫ب‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ِيٍال‬‫ذ‬ َ‫اٍو‬ً‫ن‬‫ا‬َ‫س‬ْ‫ح‬ِ‫إ‬ٍ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫د‬ِ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ َ‫ٍو‬َ َّ
‫ٍَّللا‬ َّ
‫َّل‬ِ‫إ‬ٍ َ‫ُون‬‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ٍ َ
‫ٍَّل‬َ‫ل‬‫ي‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ْر‬‫س‬ِ‫إ‬ٍ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ب‬ٍ َ‫اق‬َ‫ث‬‫ي‬ِ‫َاٍم‬‫ن‬ْ‫ذ‬َ‫خ‬َ‫أ‬ٍْ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫و‬
ٍ ِ
‫اس‬َّ‫ن‬‫ل‬ِ‫ل‬ٍ‫وا‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬ َ‫ٍو‬ ِ‫ين‬ِ‫ك‬‫ا‬َ‫س‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫ىٍو‬َ‫م‬‫َا‬‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ال‬
ٍ
َ‫أ‬ َ‫اٍو‬ً‫ن‬ْ‫س‬ُ‫ح‬
ٍَ‫ُون‬‫ض‬ ِ
‫ر‬ْ‫ع‬ُ‫م‬ٍْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ٍو‬ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫ٍم‬ ً
‫يَل‬ِ‫ل‬َ‫ق‬ٍ َّ
‫َّل‬ِ‫إ‬ٍْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َّ‫ل‬ َ‫َو‬‫ت‬ٍَّ‫م‬ُ‫ث‬ٍَ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫واٍالز‬ُ‫ت‬‫آ‬ َ‫ٍَو‬‫ة‬ َ
‫َل‬َّ‫ص‬‫واٍال‬ُ‫م‬‫ي‬ِ‫ق‬
Artinya: Dan ingatlah ketika Kami menerima ikrar dari Bani Israil; tidak akan
menyembah selain Allah, berbuat baik kepada orang tua dan kerabat, kepada anak yatim
dan orang miskin dan berbudi bahasa kepada semua orang; dirikanlah shalat dan
tunaikanlah zakat. Tetapi, kemudian kamu berbalik, kecuali sebagian kecil di antara
kamu (masih juga) menentang.
5. Menggunakan jumlah kalimat perintah.
Contoh: (QS. Al-Baqarah:228)
ٍَ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ٍ‫ا‬َ‫م‬ٍ َ‫ن‬ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ك‬َ‫ي‬ٍ‫ن‬َ‫أ‬ٍ َّ‫ن‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ٍُّ‫ل‬ ِ‫ح‬َ‫ي‬ٍ َ
‫َّل‬ َ‫ٍۚو‬ٍ‫وء‬ُ‫ر‬ُ‫ق‬ٍَ‫ة‬َ‫ث‬ َ
‫َل‬َ‫ث‬ٍ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ِ‫س‬ُ‫ف‬‫ن‬َ‫أ‬ِ‫ب‬ٍ َ‫ن‬ْ‫ص‬َّ‫ب‬ َ‫ر‬َ‫ت‬َ‫ي‬ٍ ُ‫ات‬َ‫ق‬َّ‫ل‬َ‫ط‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬
ٍِ‫ه‬ِ‫د‬ َ‫ر‬ِ‫ب‬ٍُّ‫ق‬َ‫ح‬َ‫ٍأ‬َّ‫ن‬ُ‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ل‬‫و‬ُ‫ع‬ُ‫ب‬ َ‫ٍۚو‬ٍ ِ
‫ر‬ ِ‫خ‬ ْ
‫ٍاْل‬ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ْ‫ال‬ َ‫ٍو‬ِ َّ
‫اَّلل‬ِ‫ب‬ٍَّ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ٍَّ‫ن‬ُ‫ك‬ٍ‫ن‬ِ‫إ‬ٍَّ‫ن‬ِ‫ه‬ِ‫ام‬َ‫ح‬ ْ‫ر‬َ‫يٍأ‬ِ‫ف‬ٍُ َّ
‫َّللا‬
ٍ
ِ‫ف‬ٍَّ‫ن‬
ٍ‫ي‬
ٍَّ‫ن‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٍِ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ ِ‫لر‬ِ‫ل‬ َ‫ٍۚو‬ٍِ‫وف‬ُ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ٍَّ‫ن‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٍ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ٍُال‬‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫ٍم‬َّ‫ن‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ٍۚو‬ٍ‫ا‬ً‫ح‬ َ
‫َل‬ْ‫ص‬ِ‫إ‬ٍ‫ُوا‬‫د‬‫ا‬ َ‫ر‬َ‫ٍأ‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ٍَ‫ك‬ِ‫ل‬َٰ‫ذ‬
ٍ
ٌ‫م‬‫ي‬ِ‫ك‬َ‫ح‬ٌٍ‫يز‬ ِ
‫ز‬َ‫ع‬ٍُ َّ
‫َّللا‬ َ‫ٍۗو‬ٌٍ‫ة‬َ‫ج‬َ‫ر‬َ‫د‬
ٍ
Artinya: Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali
quru'. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam
6
rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya
berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki
ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut
cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada
isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
6. Menggunakan kata yang bermakna perintah/wajib
Contoh:
Nahy adalah yang dilarang bergerak dari sisi yang lebih tinggi ke sisi yang lebih rendah. Nahy adalah
perintah meninggalkan suatu perbuatan. Ulama ushul fiqih menunjukkan bahwa larangan itu adalah
keharaman atau untuk kemakmuran.
Shigot nahi ada dua jenis yaitu shigot sharih dan shigot zhahir. Shigot sharih adalah fiil mudhari’ yang
didahului lam nahinyah yang berarti jangan, sedangkan shigot zhahir adalah larangan namun dapat
digunakan untuk selainnya. Diantaranya adalah ancaman bagi yang melakukannya.
Beberapa kaidah yang berhubungan dengan larangan:
1. Pada dasarnya larangan menunjukkan kata larangan
2. Suatu larang yang menunjukkan fasad (rusak) perbuatan yang dilarang di kerjakan. Seperti,
larangan menjual bangkai, melakukan sholat ketika berhadas kecil maupun besar.
3. Suatu larangan terhadap suatu perbuatan berarti perintah terhadap kebalikannya.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mutlaq mengungkapkan makna total menurut jenisnya terlepas dari keumumannya,
karena yang dimaksud adalah inti dari sesuatu tanpa dibatasi oleh yang lain. Sedangkan
Muqayyad adalah satu ungkapan yang khusus untuk mengungkapkan makna keseluruhan
yang di batasi oleh salah satu jenisnya yang terkait oleh sifat tertentu.
Dalam penegakan hukum, perilaku dapat dilakukan secara bersama-sama atau sendiri-
sendiri. Artinya yang mutlaq berlaku untuk yang mutlaq dan muqayyad berlaku untuk itu.
Fi’il amr adalah ucapan yang menunjukkan perintah untuk melakukan pekerjaan dari
atasan kepada bawahan. Nahy adalah perintah meninggalkan suatu perbuatan.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://ukminindonesia.id/baca-deskripsi-posts/muqayyad/
https://www.academia.edu/41142899/METODE_ISTINBATH_KAIDAH_AMAR_DAN_NAHI
Munawaroh, Hidayatullah. 2021. Memahami Relasi Mutlaq dan Muqayyad Dalam Tafsir Al-Qur’an.
Sidoarjo: Sekolah tinggi Ilmu Al-Qur’an dan Sains Al-Istilah
Murni, Dewi. 2019. Mutlaq dan Muqayyad. Riau: Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.
Rajiah, Jurnal Pilar, vol. 2, No. 2, Juli 2013.
Sehri, Ahmad. 2020. Analisis Stuktur Makna Fi'il Amr Dalam Al-Qur’an Surah An-Nur. Albariq: Jurnal
Pendidikan Bahasa Arab.

Más contenido relacionado

Similar a Mutlaq dan Muqayyad, Amr dan Nahy.docx

Makalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhMakalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqh
indah pertiwi
 
Copy of bab ii2
Copy of bab ii2Copy of bab ii2
Copy of bab ii2
andisalwa
 

Similar a Mutlaq dan Muqayyad, Amr dan Nahy.docx (20)

Nasakh dan Mansukh.pdf
Nasakh dan Mansukh.pdfNasakh dan Mansukh.pdf
Nasakh dan Mansukh.pdf
 
Nasakh dan Mansukh.docx
Nasakh dan Mansukh.docxNasakh dan Mansukh.docx
Nasakh dan Mansukh.docx
 
Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)
 
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
 
Ijtihad dan Madzhab.docx
Ijtihad dan Madzhab.docxIjtihad dan Madzhab.docx
Ijtihad dan Madzhab.docx
 
Ijtihad dan Madzhab .pdf
Ijtihad dan Madzhab .pdfIjtihad dan Madzhab .pdf
Ijtihad dan Madzhab .pdf
 
Mutlaq dan Muqqayyad, Amr dan Nahy.docx
Mutlaq dan Muqqayyad, Amr dan Nahy.docxMutlaq dan Muqqayyad, Amr dan Nahy.docx
Mutlaq dan Muqqayyad, Amr dan Nahy.docx
 
Mutlaq Muqayyad
Mutlaq MuqayyadMutlaq Muqayyad
Mutlaq Muqayyad
 
Qawaid fiqh pt 1
Qawaid fiqh  pt 1Qawaid fiqh  pt 1
Qawaid fiqh pt 1
 
Mutlaq dan Muqqayyad, Amr dan Nahy.pdf
Mutlaq dan Muqqayyad, Amr dan Nahy.pdfMutlaq dan Muqqayyad, Amr dan Nahy.pdf
Mutlaq dan Muqqayyad, Amr dan Nahy.pdf
 
MAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docx
MAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docxMAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docx
MAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docx
 
Makalah taqlid
Makalah taqlidMakalah taqlid
Makalah taqlid
 
Qawaid fiqh koleksi pt 1
Qawaid fiqh koleksi pt 1Qawaid fiqh koleksi pt 1
Qawaid fiqh koleksi pt 1
 
Fungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'an
Fungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'anFungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'an
Fungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'an
 
Makalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhMakalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqh
 
Makalah Agama Islam Kelas X. Semester Genap
Makalah Agama Islam Kelas X. Semester GenapMakalah Agama Islam Kelas X. Semester Genap
Makalah Agama Islam Kelas X. Semester Genap
 
Makalah usul fiqih
Makalah usul fiqihMakalah usul fiqih
Makalah usul fiqih
 
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
 
Makalah kaidah ushuliyah
Makalah kaidah ushuliyahMakalah kaidah ushuliyah
Makalah kaidah ushuliyah
 
Copy of bab ii2
Copy of bab ii2Copy of bab ii2
Copy of bab ii2
 

Más de Zukét Printing

Más de Zukét Printing (20)

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
 
Fiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdfFiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdf
 
Fiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docxFiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
 
Integral.docx
Integral.docxIntegral.docx
Integral.docx
 
Integral.pdf
Integral.pdfIntegral.pdf
Integral.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docx
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
 

Último

Último (9)

Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOPresentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 

Mutlaq dan Muqayyad, Amr dan Nahy.docx

  • 1. 1 MUTLAQ DAN MUQAYYAD, AMR DAN NAHY Disusun Untuk memenuhi tugas matakuliah Ushul Fiqh & Kaidah Dosen Pengampu: Abdul Ghafur, M.E.I Disusun Oleh: Kelompok 10 Kholifatu Sa'diyah 22.12.07.29.0771 Milatun ULa 22.12.07.29.0785 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ZAINUL HASAN GENGGONG TAHUN 2022/2023
  • 2. i KATA PENGANTAR Segala Puji Bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabat beliau, serta pengikut beliau hingga akhir zaman. Alhamdulillah, atas karunia dan rahmat yang diberikan kepada penulis, sehingga makalah ini dapat disusun dan diselesaikan berdasarkan waktu yang telah diberikan. Makalah ini berjudul “Mutlaq Dan Muqayyad, Amr Dan Nahy”. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu Abdul Ghafur, M.E.I selaku dosen pengampu mata kuliah Ushul Fiqh & Kaidah yang telah memberikan pengetahuan kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penyusun berharap pembaca bisa memberikan kritik dan saran-saran yang membangun dan memotivasi penyusun untuk lebih baik lagi dalam membuat makalah. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca maupun yang menulis menjadi sarana belajar. Saran yang membangun dan masukan dari semua pihak demi meningkatkan kualitas makalah ini selalu kami harapkan. Kraksaan, 28 Mei 2023 Penyusun i
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................i DAFTAR ISI...........................................................................................................ii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................................1 B. Rumusan Masalah. ..................................................................................1 C. Tujuan Masalah.......................................................................................1 BAB II : PEMBAHASAN .....................................................................................2 A. Pengertian mutlaq dan muqayyad ..........................................................2 B. Hukum mutlaq dan muqayyad ...............................................................3 C. Pengertian amr dan nahy ........................................................................4 BAB III : PENUTUP ............................................................................................7 A. KESIMPULAN.......................................................................................7 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan memahami lafal dan ungkapan Al-Qur’an tidak sama bagi setiap orang, sekalipun penjelasannya begitu jelas dan ayat-ayatnya begitu rinci. Perbedaan antara kemampuan penalaran adalah sesuatu yang tidak lagi diperdebatkan. Orang awam hanya dapat memahami arti dan makna yang tampak dari ayat-ayat tersebut secara global. Selain itu, masalah utama mempelajari ushul-fiqh adalah memahami dan menguasai kaidah- kaidah bahasa Arab, termasuk Mutlaq dan Muqayyad. Artinya mengungkapkan makna dan lafal Al-Qur’an sekaligus menafsirkan ayat itu sendiri sedemikian rupa sehingga menjadi makna dari yang menurunkan Al-Qur’an, yaitu. H. Allah SWT, menjadi semakin jelas. Setiap kali kita menemukan teks umum Al-Qur’an yang memerlukan penjelasan lebih lanjut, kita menemukan penjelasannya dalam teks-teks Al-Qur’an lainnya, baik penjelasan terbatas maupun penjelasan rinci. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pengertian mutlaq dan muqayyad? 2. Apa saja hukum mutlaq dan muqayyad? 3. Apa yang dimaksud amr dan nahy? C. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui pengertian mutlaq dan muqayyad 2. Untuk mengetahui hukum mutlaq dan muqayyad 3. Untuk mengetahui pengertian amr dan nahy
  • 5. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Mutlaq dan Muqayyad Secara bahasa, kata muthlaq dapat berarti sesuatu yang tidak dibatasi (mâ khalâ min al- qayyidi). Mutlaq mengungkapkan makna total menurut jenisnya terlepas dari keumumannya, karena yang dimaksud adalah inti dari sesuatu tanpa dibatasi oleh yang lain. Jadi, mutlaq hanya merujuk pada individu. Pada dasarnya, pertanyaan tentang kasus individu masih belum diketahui. Contoh ayat yang mengandung kalimat mutlaq, pada surah al-Mujadalah:3 ٍ ‫ة‬َ‫ب‬َ‫ق‬ َ‫ر‬ُ‫ْر‬‫ي‬ ِ ‫ر‬ْ‫ح‬َ‫ت‬َ‫ف‬ Yang artinya pada ayat tersebut adalah membebaskan budak bahwasanya memiliki kata umum atau menyeluruh bisa budak muslim ataupun budak kafir. Sedangkan Muqayyad adalah satu ungkapan yang khusus untuk mengungkapkan makna keseluruhan yang di batasi oleh salah satu jenisnya yang terkait oleh sifat tertentu. Contoh: ‫َة‬‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬‫ة‬َ‫ب‬ِ‫ق‬ َ‫ر‬ُ‫ْر‬‫ي‬ ِ‫ر‬ْ‫ح‬َ‫ت‬َ‫ف‬ yang artinya membebaskan budak yang beriman. Pandangan banyak ulama adalah bahwa ketika suatu dalil ada batasnya, maka mutlakq perlu mendasarkan pembatasan itu, dan jika tidak ditemukan, maka larangan itu tidak berlaku. Dengan demikian posisi mutlaq dibiarkan dalam kebebasannya. Muqayyad di sisi lain, adalah sesuatu yang terbatas atau berdasarkan sesuatu. B. Hukum Mutlaq dan Muqayyad Para ulama sepakat bahwa hukum mutlaq adalah mutlaq dipraktikkan berdasarkan keberadaannya yang mutlaq. Jika ada perintah pertama untuk membebaskan budak secara mutlaq, maka keharusan untuk membebaskan budak adalah mutlaq. Namun, ketika budak sahaya yang dibebaskan adalah budak sahaya yang beriman, yang dipraktikkan adalah muqayyad. Dalam penegakan hukum, perilaku dapat dilakukan secara bersama-sama atau sendiri- sendiri. Artinya yang mutlaq berlaku untuk yang mutlaq dan muqayyad berlaku untuk itu. Seperti amalan membebaskan sahaya sebagai yang mutlaq, artinya mereka harus menjadi budak sahaya, sedangkan mukmin adalah muqayyad, jadi harus mukmin dan bukan pengikut.
  • 6. 3 Macam-macamnya takhsis ‘am 1. Hukum dan sebabnya sama Maksudnya adalah muqayyad untuk menjadi penjelasan atau memperjelas mutlaq. Contoh mutlaq, (QS. Al-Maidah: 3) ٍِ ‫ير‬ ِ ‫نز‬ ِ‫خ‬ۡ‫ٍٱل‬ُ‫م‬ ۡ ‫ح‬َ‫ل‬ َ‫ٍو‬ُ‫م‬َّ‫د‬‫ٱل‬ َ‫ٍو‬ُ‫ة‬َ‫ت‬ۡ‫ي‬َ‫م‬ۡ‫ٍٱل‬ُ‫م‬ُ‫ك‬ۡ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٍ ۡ ‫ت‬َ‫م‬ ِ ‫ر‬ُ‫ح‬ Artinya : Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah dan daging babi. Contoh muqayyad, (QS. Al-An'am: 145) ٍ‫ا‬ً‫م‬َ‫د‬ٍ ْ‫و‬َ‫ٍأ‬ً‫ة‬َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫م‬ٍَ‫ون‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ٍ‫ن‬َ‫ٍأ‬ َّ ‫َّل‬ِ‫إ‬ٍُ‫ه‬ُ‫م‬َ‫ع‬ْ‫ط‬َ‫ي‬ٍ‫م‬ِ‫ع‬‫ا‬َ‫ط‬ٍ ٰ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٍ‫ا‬ً‫م‬َّ‫ر‬َ‫ح‬ُ‫م‬ٍَّ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ٍَ‫ي‬ ِ‫وح‬ُ‫اٍأ‬َ‫م‬ٍ‫ي‬ِ‫ف‬ٍُ‫د‬ ِ‫ج‬َ‫ٍأ‬ َّ ‫لٍَّل‬ُ‫ق‬ ٍ ً‫ق‬ْ‫س‬ِ‫ف‬ٍ ْ‫و‬َ‫ٍأ‬ ٌ‫س‬ْ‫ج‬ ِ ‫ٍُر‬‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ٍ‫ير‬ ِ‫نز‬ ِ‫ٍخ‬َ‫م‬ْ‫ح‬َ‫ل‬ٍ ْ‫و‬َ‫اٍأ‬ً‫ح‬‫و‬ُ‫ف‬ْ‫س‬َّ‫م‬ ٍ َ‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ٍ َّ‫ر‬ُ‫ط‬ْ‫ض‬‫ٍا‬ِ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ٍٍِۚ‫ه‬ِ‫ب‬ٍِ َّ ‫ٍَّللا‬ ِ ‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ِ‫ل‬ٍَّ‫ل‬ِ‫ه‬ُ‫اٍأ‬ ٍ ٌ‫م‬‫ي‬ ِ‫ح‬َّ‫ٍر‬ٌ‫ور‬ُ‫ف‬َ‫غ‬ٍَ‫َّك‬‫ب‬ َ‫ٍر‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ٍ‫اد‬َ‫ع‬ٍ َ ‫َّل‬ َ‫ٍو‬‫اغ‬َ‫ب‬ Artinya : Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaKu, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi -karena Sesungguhnya semua itu kotor -atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam Keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Dari penjelasan ayat diatas maka sebabnya yang sama, seperti hendak memakan bangkai, darah dan daging babi. Dan hukumnya sama, seperti mengharamkan memakan darah. 2. Berbeda hukum namun sebabnya sama Dalam hal ini mutlaq dan muqayyad masing-masing pada tempatnya sendiri. Contoh muqayyad, (QS. Al-Maidah: 6) ٍِ‫ق‬ِ‫ف‬‫ا‬ َ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ىٍال‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ٍْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ِ‫د‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ َ‫ٍو‬ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ه‬‫و‬ُ‫ج‬ُ‫واٍو‬ُ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫غ‬‫ا‬َ‫ف‬ٍِ‫ة‬ َ ‫َل‬َّ‫ص‬‫ىٍال‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ٍْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫م‬ُ‫ق‬ٍ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ٍ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫ِينٍَآ‬‫ذ‬َّ‫اٍال‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫اٍأ‬َ‫ي‬ ٍ ‫وا‬ُ‫ر‬َّ‫ه‬َّ‫اط‬َ‫ف‬ٍ‫ا‬ً‫ب‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ٍْ‫م‬ُ‫ت‬‫ن‬ُ‫ك‬ٍ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫ٍۚو‬ٍِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ك‬ْ‫ىٍال‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ٍْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ُ‫ج‬ ْ‫ر‬َ‫أ‬ َ‫ٍو‬ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫س‬‫و‬ُ‫ء‬ُ‫ر‬ِ‫ب‬ٍ‫وا‬ُ‫ح‬َ‫س‬ْ‫ام‬ َ‫و‬ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah” Contoh mutlaq. Rasulullah SAW, bersabda: “Tayamum ialah sekali mengusap debu untuk muka dan kedua tangan.” (HR. Ammar) 3. Hukum yang sama dan sebab yang berbeda Mutlaq di sandingkan dengan muqayyad apalagi sebabnya berbeda. a. Menurut Imam Maliki, Hambali, Syafi’I, jika hukumnya sama tetapi alasannya berbeda, maka harus dinyatakan mutlak kepada muqayyad tanpa dalil lain lebih lanjut. b. Menurut Imam Hanafi, lafaz yang muthlaqtidak dapat dibawa kepada yang muqayyad,kecuali ada dalil yang mendasarinya.
  • 7. 4 4. Hukum dan sebabnya berbeda Kebalikannya dari hukum dan sebabnya yang sama, jadi muqayyad tidak menjadi penjelasan dari mutlaq. Contoh mutlaq, (QS. Al-Maidah: 38) ٍُ‫ق‬ ِ ‫ار‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ي‬ِ‫د‬ْ‫ي‬َ‫واٍأ‬ُ‫ع‬َ‫ط‬ْ‫ق‬‫ا‬َ‫ف‬ٍُ‫ة‬َ‫ق‬ ِ‫ار‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫و‬ Artinya: Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya. Contoh muqayyad, (QS. Al-Maidah: 6) ٍَ‫ي‬ ٍْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ه‬‫و‬ُ‫ج‬ُ‫واٍو‬ُ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫غ‬‫ا‬َ‫ف‬ٍِ‫ة‬ َ ‫َل‬َّ‫ص‬‫ىٍال‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ٍْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫م‬ُ‫ق‬ٍ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ٍ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫ٍآ‬َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫اٍال‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫اٍأ‬ ٍِ‫ق‬ِ‫ف‬‫ا‬ َ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ىٍال‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ٍْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ِ‫د‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ َ‫و‬ Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku. Kedua ayat tersebut di atas memiliki perbedaan baik sebab maupun hukumnya. Dari segi akal, ayat pertama yang disebutkan adalah tentang pencurian, sedangkan ayat terakhir yang disebutkan adalah tentang shalat. Begitu juga hukumnya, keduanya sama-sama berbeda. C. Pengertian Dari Amr dan Nahy Amr adalah lafazh yang digunakan oleh orang yang berstatus lebih tinggi untuk menuntut apa yang dilakukan oleh orang yang berstatus lebih rendah. Fi’il amr adalah ucapan yang menunjukkan perintah untuk melakukan pekerjaan dari atasan kepada bawahan. Jelas dari pengertian ini bahwa amr tidak hanya ditujukan untuk lafal yang menggunakan Shigat amr, tetapi juga diberikan dengan semua bentuk kata yang mengandung arti perintah, karena perintah kadang-kadang menggunakan kata-kata yang bermakna majaz. Adapun shigat (bentuk-bentuk) lafazh Amr yang digunakan untuk meminta suatu perbuatan agar dikerjakan adalah : 1. Berbentuk fi'il amr atau perintah langsung Contoh: (QS. An-Nisa:4) ‫س‬ِ‫واٍالن‬ُ‫ت‬‫آ‬ َ‫و‬ ٍ‫ا‬ً‫ئ‬‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ه‬ٍُ‫ه‬‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ك‬َ‫ف‬ٍ‫ا‬ً‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ٍُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫ٍم‬‫ء‬ْ‫َي‬‫ش‬ٍ ْ‫ن‬َ‫ع‬ٍْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ٍ َ‫ْن‬‫ب‬ِ‫ٍط‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ًٍ‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ح‬ِ‫ن‬ٍ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ق‬ُ‫د‬َ‫ص‬ٍَ‫ء‬‫ا‬ ََ ‫ا‬ً‫ئ‬‫ي‬ ِ ‫ر‬َ‫م‬ Artinya: Dan berikanlah kepada perempuan (dalam perkawinan) mas kawinnya dengan ikhlas; tetapi jika dengan senang hati mereka memberikan sebagian darinya kepadamu, terimalah dan nikmatilah pemberiannya dengan senang hati.
  • 8. 5 2. Berbentuk mudhari' yang di ketahui lam amr' Contoh: (QS. Al-Imron:104) ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫ٍم‬ ْ‫ن‬ُ‫ك‬َ‫ت‬ْ‫ل‬ َ‫و‬ ٍِ‫ن‬َ‫ع‬ٍ َ‫ن‬ ْ‫و‬َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ َ‫ٍو‬ ِ‫وف‬ُ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ٍ َ‫ون‬ُ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ َ‫ٍو‬ ِ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ْ‫ٍال‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ٍ َ‫ُون‬‫ع‬ْ‫د‬َ‫ي‬ٍ ٌ‫ة‬َّ‫م‬ُ‫ٍأ‬ ْ‫م‬ َُ ‫ون‬ُ‫ح‬ِ‫ل‬ْ‫ف‬ُ‫م‬ْ‫ٍال‬ُ‫م‬ُ‫ه‬ٍَ‫ك‬ِ‫ئ‬َ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬ َ‫ٍو‬ ِ‫ر‬َ‫ك‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ٍ Artinya: Hendaklah di antaramu ada segolongan orang yang mengajak kepada kebaikan, menyuruh orang berbuat yang benar dan melarang perbuatan mungkar. Itulah orang- orang yang beruntung. 3. Menggunakan isim amr Contoh: (QS. Al-Maidah:105) ٍَ‫ي‬ ٍ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ٍْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫د‬َ‫ت‬ْ‫ه‬‫اٍا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ٍَّ‫ل‬َ‫ض‬ٍ ْ‫ن‬َ‫م‬ٍْ‫م‬ُ‫ك‬ُّ‫ر‬ُ‫ض‬َ‫ي‬ٍ َ ‫ٍَّل‬ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫س‬ُ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫ٍأ‬ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٍ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫ٍآ‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫اٍال‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫اٍأ‬ .َ‫ون‬ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ٍْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ٍ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ٍْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ئ‬ِ‫َب‬‫ن‬ُ‫ي‬َ‫ف‬ٍ‫ا‬ً‫ع‬‫ي‬ِ‫م‬َ‫ج‬ٍْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ع‬ ِ‫ج‬ ْ‫ر‬َ‫م‬ٍِ َّ ‫َّللا‬ ٍ Artinya: Hai orang yang beriman, Jagalah dirimu sendiri. Orang yang sesat tidaklah merugikan kamu jika kamu sudah mendapat petunjuk. Kepada Allah kamu semua akan kembali. Kemudian diberitahukan kepadamu mengenai apa yang sudah kamu lakukan. 4. Menggunakan isim masdar sebagai pengganti fi’ilnya. Contoh: (QS. Al-Baqarah:83) ٍَ‫ىٍو‬َ‫ب‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ِيٍال‬‫ذ‬ َ‫اٍو‬ً‫ن‬‫ا‬َ‫س‬ْ‫ح‬ِ‫إ‬ٍ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫د‬ِ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ َ‫ٍو‬َ َّ ‫ٍَّللا‬ َّ ‫َّل‬ِ‫إ‬ٍ َ‫ُون‬‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ٍ َ ‫ٍَّل‬َ‫ل‬‫ي‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ْر‬‫س‬ِ‫إ‬ٍ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ب‬ٍ َ‫اق‬َ‫ث‬‫ي‬ِ‫َاٍم‬‫ن‬ْ‫ذ‬َ‫خ‬َ‫أ‬ٍْ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ ٍ ِ ‫اس‬َّ‫ن‬‫ل‬ِ‫ل‬ٍ‫وا‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬ َ‫ٍو‬ ِ‫ين‬ِ‫ك‬‫ا‬َ‫س‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫ىٍو‬َ‫م‬‫َا‬‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ال‬ ٍ َ‫أ‬ َ‫اٍو‬ً‫ن‬ْ‫س‬ُ‫ح‬ ٍَ‫ُون‬‫ض‬ ِ ‫ر‬ْ‫ع‬ُ‫م‬ٍْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ٍو‬ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫ٍم‬ ً ‫يَل‬ِ‫ل‬َ‫ق‬ٍ َّ ‫َّل‬ِ‫إ‬ٍْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َّ‫ل‬ َ‫َو‬‫ت‬ٍَّ‫م‬ُ‫ث‬ٍَ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫واٍالز‬ُ‫ت‬‫آ‬ َ‫ٍَو‬‫ة‬ َ ‫َل‬َّ‫ص‬‫واٍال‬ُ‫م‬‫ي‬ِ‫ق‬ Artinya: Dan ingatlah ketika Kami menerima ikrar dari Bani Israil; tidak akan menyembah selain Allah, berbuat baik kepada orang tua dan kerabat, kepada anak yatim dan orang miskin dan berbudi bahasa kepada semua orang; dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Tetapi, kemudian kamu berbalik, kecuali sebagian kecil di antara kamu (masih juga) menentang. 5. Menggunakan jumlah kalimat perintah. Contoh: (QS. Al-Baqarah:228) ٍَ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ٍ‫ا‬َ‫م‬ٍ َ‫ن‬ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ك‬َ‫ي‬ٍ‫ن‬َ‫أ‬ٍ َّ‫ن‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ٍُّ‫ل‬ ِ‫ح‬َ‫ي‬ٍ َ ‫َّل‬ َ‫ٍۚو‬ٍ‫وء‬ُ‫ر‬ُ‫ق‬ٍَ‫ة‬َ‫ث‬ َ ‫َل‬َ‫ث‬ٍ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ِ‫س‬ُ‫ف‬‫ن‬َ‫أ‬ِ‫ب‬ٍ َ‫ن‬ْ‫ص‬َّ‫ب‬ َ‫ر‬َ‫ت‬َ‫ي‬ٍ ُ‫ات‬َ‫ق‬َّ‫ل‬َ‫ط‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ٍِ‫ه‬ِ‫د‬ َ‫ر‬ِ‫ب‬ٍُّ‫ق‬َ‫ح‬َ‫ٍأ‬َّ‫ن‬ُ‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ل‬‫و‬ُ‫ع‬ُ‫ب‬ َ‫ٍۚو‬ٍ ِ ‫ر‬ ِ‫خ‬ ْ ‫ٍاْل‬ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ْ‫ال‬ َ‫ٍو‬ِ َّ ‫اَّلل‬ِ‫ب‬ٍَّ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ٍَّ‫ن‬ُ‫ك‬ٍ‫ن‬ِ‫إ‬ٍَّ‫ن‬ِ‫ه‬ِ‫ام‬َ‫ح‬ ْ‫ر‬َ‫يٍأ‬ِ‫ف‬ٍُ َّ ‫َّللا‬ ٍ ِ‫ف‬ٍَّ‫ن‬ ٍ‫ي‬ ٍَّ‫ن‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٍِ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ ِ‫لر‬ِ‫ل‬ َ‫ٍۚو‬ٍِ‫وف‬ُ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ٍَّ‫ن‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٍ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ٍُال‬‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫ٍم‬َّ‫ن‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ٍۚو‬ٍ‫ا‬ً‫ح‬ َ ‫َل‬ْ‫ص‬ِ‫إ‬ٍ‫ُوا‬‫د‬‫ا‬ َ‫ر‬َ‫ٍأ‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ٍَ‫ك‬ِ‫ل‬َٰ‫ذ‬ ٍ ٌ‫م‬‫ي‬ِ‫ك‬َ‫ح‬ٌٍ‫يز‬ ِ ‫ز‬َ‫ع‬ٍُ َّ ‫َّللا‬ َ‫ٍۗو‬ٌٍ‫ة‬َ‫ج‬َ‫ر‬َ‫د‬ ٍ Artinya: Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam
  • 9. 6 rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 6. Menggunakan kata yang bermakna perintah/wajib Contoh: Nahy adalah yang dilarang bergerak dari sisi yang lebih tinggi ke sisi yang lebih rendah. Nahy adalah perintah meninggalkan suatu perbuatan. Ulama ushul fiqih menunjukkan bahwa larangan itu adalah keharaman atau untuk kemakmuran. Shigot nahi ada dua jenis yaitu shigot sharih dan shigot zhahir. Shigot sharih adalah fiil mudhari’ yang didahului lam nahinyah yang berarti jangan, sedangkan shigot zhahir adalah larangan namun dapat digunakan untuk selainnya. Diantaranya adalah ancaman bagi yang melakukannya. Beberapa kaidah yang berhubungan dengan larangan: 1. Pada dasarnya larangan menunjukkan kata larangan 2. Suatu larang yang menunjukkan fasad (rusak) perbuatan yang dilarang di kerjakan. Seperti, larangan menjual bangkai, melakukan sholat ketika berhadas kecil maupun besar. 3. Suatu larangan terhadap suatu perbuatan berarti perintah terhadap kebalikannya.
  • 10. 7 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Mutlaq mengungkapkan makna total menurut jenisnya terlepas dari keumumannya, karena yang dimaksud adalah inti dari sesuatu tanpa dibatasi oleh yang lain. Sedangkan Muqayyad adalah satu ungkapan yang khusus untuk mengungkapkan makna keseluruhan yang di batasi oleh salah satu jenisnya yang terkait oleh sifat tertentu. Dalam penegakan hukum, perilaku dapat dilakukan secara bersama-sama atau sendiri- sendiri. Artinya yang mutlaq berlaku untuk yang mutlaq dan muqayyad berlaku untuk itu. Fi’il amr adalah ucapan yang menunjukkan perintah untuk melakukan pekerjaan dari atasan kepada bawahan. Nahy adalah perintah meninggalkan suatu perbuatan.
  • 11. 8 DAFTAR PUSTAKA https://ukminindonesia.id/baca-deskripsi-posts/muqayyad/ https://www.academia.edu/41142899/METODE_ISTINBATH_KAIDAH_AMAR_DAN_NAHI Munawaroh, Hidayatullah. 2021. Memahami Relasi Mutlaq dan Muqayyad Dalam Tafsir Al-Qur’an. Sidoarjo: Sekolah tinggi Ilmu Al-Qur’an dan Sains Al-Istilah Murni, Dewi. 2019. Mutlaq dan Muqayyad. Riau: Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Rajiah, Jurnal Pilar, vol. 2, No. 2, Juli 2013. Sehri, Ahmad. 2020. Analisis Stuktur Makna Fi'il Amr Dalam Al-Qur’an Surah An-Nur. Albariq: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab.