SlideShare una empresa de Scribd logo
MAKALAH KETERAMPILAN BERTANYA
KETERAMPILAN BERTANYA
MAKALAH
Untuk memenuhi matakuliah
Keterampilan Dasar Mengajar
yang dibina oleh Bapak Asim, M.Si.
Oleh
Kelompok V:
1. Alin Eliani (109321420151)
2. Tri Yuliani (109321422595)
3. Agnes Fitriana (109321422619)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
September 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
untuk memenuhi tugas Keterampilan Dasar Mengajar. Makalah ini dapat digunakan sebagai
sumber guna penambah pengetahuan, sebagai bahan diskusi, dan sebagai referensi tambahan
dalam belajar. Makalah ini kami buat sedemikian rupa agar pembaca dapat dengan mudah
mempelajari dan memahami Keterampilan Bertanya secara lebih lanjut.
Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah ini. Segala
upaya telah dilakukan untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik, tak ada gading yang tak
retak namun pasti dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam
menyempurnakan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan
dan wawasan tentang materi Keterampilan Bertanya. Semoga keberhasilan selalu berpihak
pada kita semua.
Malang, 20 Agustus 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah pondasi utama suatu insan. Seseorang akan menjadi bermutu,
berwawasan dan berilmu karena pendidikan. Pendidikan juga dikatakan bermutu apabila
mencetak insan-insan yang bener-benar berpendidikan. Untuk mewujudkan suatu pendidikan
yang bermutu dan berkelas juga harus diperhatikan dari berbagai unsur yang terlibat dalam
proses mendidik tersebut. Pengajar atau pendidik adalah unsur yang sangat berpengaruh dan
berperan penting dalam proses pendidikan tersebut, oleh karena itu perlu adanya pendidik
yang benar-benar profesional.
Dalam mengajar dibutuhkan pendidik yang benar-benar profesional, tidak hanya
dituntut untuk dapat mengajar saja, dan juga menguasai kelas, namun jauh dari itu pendidik
harus memiliki ilmu pengetahuan dan skill yang banyak, sehingga dapat menyampaikan ilmu
yang diajarkannya kepada peserta didik.
Banyak kita temuai terkadang pendidik hanya asal-asalan dalam mengajar, dan tidak
mempunyai keterampilan, namun tetap saja mengajar, sehingga hasilnya tidak maksimal.
Oleh karena itu, perlu keterampilan khusus yang dimiliki oleh seorang pendidik.
Ada banyak sekali keterampilan di dalam mengajar, namun pada pembahasan ini akan
menguraikan tentang keterampilan bertanya yang harus dikuasai oleh pendidik di dalam
mendidik anak-anaknya agar lebih termotivasi didalam belajar.
Pertanyaan untuk murid adalah pertanyaan yang diharapkan akan memberi umpan
balik positif bagi murid. Dengan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh pengajar
dalam proses pembelajaran diharapkan murid terpacu dan tertarik untuk mengikuti proses
belajar mengajar dan tidak hanya itu murid juga tertantang pada suatu pembahasan yang
dilaksanakan. Oleh karena itu pendidik haruslah terampil dalam bertanya.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan bertanya?
2. Apa jenis-jenis keterampilan bertanya?
3. Apa jenis-jenis pertanyaan?
4. Apa hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam mengajukan pertanyaan dalam proses
mengajar pada siswa?
5. Apa kelebihan dan kelemahan dari keterampilan bertanya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi keterampilan bertanya.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis keterampilan bertanya.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pertanyaan.
4. Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam mengajukan pertanyaan
dalam proses mengajar pada siswa.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari keterampilan bertanya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Keterampilan Bertanya
Menurut Brown yang dikutip Udin S. Saud dan Cicih Sutarsih (2007:59),
menyatakan bahwa bertanya adalah setiap pernyataan yang mengkaji atau menciptakan ilmu
pada diri siswa.
Keterampilan bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, yang sekaligus merupakan bagian dari
keberhasilan dalam pengelolaan instruksional dan pengelolaan kelas. Melalui keterampilan
bertanya guru mampu mendeteksi hambatan proses berpikir di kalangan siswa dan sekaligus
dapat memperbaiki dan meningkatkan proses belajar di kalangan siswa (Sofa, 2008).
B. Jenis-Jenis Keterampilan Bertanya
Menurut Albantati (2010), keterampilan bertanya dapat dibedakan menjadi 2
golongan yaitu:
1. Keterampilan Bertanya Dasar
a. Pengertian
Pengertian keterampilan bertanya dasar secara etimologis diuraikan menjadi dua suku
kata yaitu “terampil dan tanya”. Menurut kamus bahasa Indonesia “bertanya” berasal dari
kata “tanya” yang berarti antara lain permintaan keterangan. Sedangkan kata “terampil”
memiliki arti “cakap dalam penyelesaian tugas ataupun mampu dan cekatan”. Dengan
demikian keterampilan bertanya secara sederhana dapat diartikan dengan kecakapan atau
kemampuan seseorang dalam meminta keterangan atau penjelasan dari orang lain atau pihak
yang menjadi lawan bicara.
Menurut John. I. Bolla dalam proses pembalajaran setiap pertanyaan baik berupa
kalimat tanya atau suruhan, yang menuntut respon siswa, sehingga siswa memperoleh
pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berfikir, dimasukkan pertanyaan. Pendapat
serupa dikemukakan oleh G.A. Brown dan R.Edmonson dalam Siti Julaeha, pertanyaan
adalah segala pertanyaan yang menginginkan tanggapan verbal (lisan).
Merujuk pada dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang
diajukan tidak selalu dalam rumusan kalimat tanya, melainkan dalam bentuk suruhan atas
pertanyaan, selain itu dimaksudkan adanya respon siswa.
b. Komponen-Komponen
1) Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat.
Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata
yang dapat dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.
2) Pemberian acuan.
Kadang-kadang guru perlu memberikan acuan yang berupa pertanyaan yang berisi informasi
yang relevan dengan jawaban yang diharapkan.
3) Pemindahan giliran.
Adakalanya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari satu siswa, karena jawaban siswa
benar atau belum memadai.
4) Penyebaran.
Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya dalam pembelajaran, guru perlu menyebarkan
giliran menjawab pertanyaan secara acak.
5) Pemberian waktu berfikir
Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberi waktu untuk
berfikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawab.
6) Pemberian tuntunan
Bila siswa itu menjawab salah atau tidak bisa menjawab pertanyan, guru hendaknya
memberikan tuntunan kepada siswa itu agar dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.
2. Keterampilan Bertanya Lanjut
a. Pengertian
Dalam kegiatan pembelajaran di atas telah dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
keterampilan bertanya dasar adalah pertanyaan pertama atau pembuka untuk mendapatkan
keterangan atau informasi dari siswa. Untuk menindaklanjuti pertanyaan pertama diikuti oleh
pertanyaan berikutnya atau disebut dengan pertanyaan lanjut.
Dengan demikian, pertanyaan lanjut adalah kelanjutan dari pertanyaan pertama
(dasar) yaitu mengorek atau mengungkapkan kemampuan berfikir yang lebih dalam dan
komperehensif dari pihak yang diberi pertanyaan (siswa). Keberhasilan mengembangkan
kemampuan berfikir yang dilakukan melalui bertanya lanjut banyak dipengaruhi oleh hasil
pembelajaran yang dikembangkan melalui pengggunaan pertanyaan dasar.
Kemampuan bertanya lanjut sebagai kelanjutan dari bertanya dasar lebih
mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berfikir, memperbesar partisipasi dan
mendorong lawan bicara agar lebih aktif dan kritis mengembangkan kemampuan berfikirnya.
b. Komponen-Komponen
1) Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab suatu pertanyaan
Pengubahan ini artinya agar seorang guru dalam mengajukan pertanyaan dapat berusaha
mengubah tingkat kognitif siswa dalam menjawab suatu pertanyaan dari tingkat yang rendah
ke tingkat kognitif yang lebih tinggi. Seperti: tingkat pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis maupun tingkat evaluasi.
2) Pengaturan urutan pertanyaan secara tepat
Dalam memberikan urutan pertanyaan seorang guru harus memberikannya secara terurut,
misal: pertama seorang guru mengajukan pertanyaan pemahaman penerapan, analisis, sintesis
dan yang terakhir lanjut ke pertanyaan evaluasi. Selain itu, seorang guru hendaknya
memberikan waktu yang cukup untuk bisa menjawab pertanyaan yang diajukan.
3) Penggunaan pertanyaan pelacak
Ada tujuh teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan oleh seorang guru.
a) Klarifikasi
Jika ada salah satu siswa menjawab pertanyaan guru dengan kalimat yang kurang tepat, maka
guru memberikan pertanyaan pelacak yang meminta siswa untuk menjelaskan atau dengan
kata-kata lain sehingga jawaban siswa menjadi lebih baik atau menyuruh siswa untuk
mengulang jawabannya dengan kata yang lebih lugas.
Contoh: Dapatkah kamu menjelaskan sekali lagi apa yang kamu maksud?
b) Meminta siswa memberikan alasan
Guru dapat meminta siswa untuk memberikan bukti yang menunjang kebenaran suatu
pandangan yang diberikan dalam menjawab pertanyaan. Contoh: Mengapa kamu mengatakan
demikian?
c) Meminta kesepakatan pandangan
Guru memberikan kesempatan kepada siswa-siswa lainnya untuk menyatakan persetujuan
atau penolakan siswa serta memberikan alasan-alasannya terhadap suatu pandangan yang
diungkapkan oleh seorang siswa, dengan maksud agar diperoleh pandangan yang benar dan
dapat diterima oleh semua pihak.
Contoh: Siapa setuju dengan jawaban itu? Mengapa
d) Meminta ketepatan jawaban
Jika jawaban siswa belum tepat guru dapat meminta siswa untuk meninjau kembali jawaban
itu agar diperoleh jawaban yang tepat atau guru dapat menggunakan metode pemberian
pertanyaan dengan sistem bergilir.
e) Meminta jawaban yang lebih relevan
Mengajukan pertanyaan yang memungkinkan siswa menilai kembali jawabannya atau
mengemukakan kembali jawabannya menjadi lebih relevan.
f) Meminta contoh
Jika ada jawaban dari siswa yang kurang jelas maka guru dapat meminta siswa untuk
memberikan ilustrasi atau contoh yang konkret.
Contoh: Dapatkah kamu memberi satu atau beberapa contoh dari jawabanmu?
g) Meminta jawaban yang lebih kompleks
Guru memberikan penjelasan agar jawaban siswa menjadi lebih kompleks dan mampu
menemukan ide-ide penting lainnya.
Contoh: Dapatkah kamu memberikan penjelasan yang lebih luas lagi dari ide yang dikatakan
tadi?
4) Peningkatan terjadinya interaksi
Ada 2 cara guru untuk menghilangkan peranannya sebagai penanya sentral.
 Guru mencegah pertanyaan dijawab langsung oleh seorang siswa tetapi siswa diberi
kesempatan singkat untuk mendiskusikan jawabannya untuk didiskusikan.
 Jika siswa mengajukan pertanyaan, guru tidak segera menjawab pertanyaan dari murid,
tetapi melontarkan kembali pertanyaan tersebut kepada siswa untuk didiskusikan.
Komponen ini akan dapat membantu siswa memberikan komentar yang wajar dan mampu
mengembangkan cara berfikir siswa.
c. Prinsip-Prinsip Keterampilan Bertanya
Prisip-prisip yang harus diperhatikan dalam menggunakan keterampilan bertanya antara
lain:
1) Kehangatan dan keantusiasan
Suasana pembelajaran harus diciptakan dalam kondisi yang menyenangkan, sehingga merasa
nyaman dan betah dalam belajar. Salah satu upaya mengembangkan suasana pembelajarana
yang menyenangkan antara lain yaitu bagaimana pertanyaan yang diajukan memiliiki nuansa
psikologis yang hangat dan mendorong semangat belajar yang tinggi.
2) Memberikan waktu berfikir
Setelah guru mengajukan pertanyaan hendaknya tidak langsung menunjuk salah seorang dari
siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukannya tetapi memberikan kelonggaran (waktu)
kepada siswa untuk memikirkan atau menemukan jawaban atas pertanyaannya.
C. Jenis-Jenis Pertanyaan
Jenis-jenis pertanyaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Klasifikasi Pertanyaan Menurut Taksonomi Bloom
Menurut Beni (2008), Taksonomi Bloom merupakan salah satu cara yang dipakai
dalam merumuskan tujuan pengajaran. Taksonomi ini dapat juga diterapkan untuk
mengklasifikasikan pertanyaan yang diajukan guru di kelas.
Ada tiga kawasan atau disebut juga ranah (domein) yang dikemukan Bloom dan
kawan-kawan dalam taksonomi tersebut ialah: kognitif (yang menyangkut aspek pikir);
afektif (yang menyangkut aspek sikap); psikomotor (yang menyangkut aspek keterampilan).
Dalam kaitannya dengan pertanyaan ini, maka domein yang digunakan ialah kognitif
oleh karena seseorang yang bertanya berarti ia berpikir (aspek pikir yang diutamakan). Untuk
domein kognitif ini ada enam tingkatan, yang masing-masing tingkat dituntut proses berpikir
yang berbeda. Sesuai dengan tingkat kesukarannya dari keenam tingkatan tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua golongan ialah:
a. Pertanyaan kognitif tingkatan yang lebih rendah:
1) pengetahuan (knowledge)
2) pemahaman (comprehension)
3) penerapan (application)
b. Pertanyaan kognitif tingkatan yang lebih tinggi:
1) analisis (analysis)
2) sintesis (synthesis)
3) evaluasi (evaluation)
Dari keenam tingkatan tersebut secara berturut-turut akan diuraikan sebagai berikut:
a. Pertanyaan pengetahuan
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan penalaran dalam kategori yang terendah, yang
hanya menuntut siswa untuk dapat mengungkapkan kembali pengetahuan tentang fakta,
kejadian, definisi dan sebagainya. Siswa hanya dituntut mengingat kembali apa yang
dipelajarinya. Kata-kata yang sering digunakan untuk pertanyaan pengetahuan ini antara lain:
Apa?, Siapa?, Bilamana?, Di mana?, Sebutkan!, Ingatlah istilah, Kemukakan definisi!,
Pasangkan!, Berilah nama!, dan Golongkan!.
b. Pertanyaan pemahaman
Pertanyaan ini meminta untuk menujukkan bahwa ia telah mengerti atau memahami
sesuatu. Ia dikatakan memahami sesuatu berarti ia telah dapat mengorganisasikan dan
mengutarakan kembali apa yang dipelajarinya dengan menggunakan kalimatnya sendiri.
Beberapa kata yang dapat digunakan untuk pertanyaan pemahaman adalah: Bedakanlah,
Terangkan, Simpulkan, Bandingkanlah, Jelaskan dengan kata-katamu sendiri, Terjemahkan,
Ubahlah, Berilah contoh, dan Berikan interpretasi.
c. Pertanyaan penerapan (aplikasi)
Pertanyaan penerapan adalah pertanyaan pertanyaan yang menuntut suatu jawaban
dengan menggunakan informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Siswa dihadapkan pada
pemecahan masalah sederhana dengan menggunakan pengetahuan yang telah dipelajarinya.
Dengan menggunakan konsep, prinsip, aturan, hukum atau proses yang dipelajari
sebelumnya, siswa diharapkan dapat menentukan suatu jawaban yang benar terhadap masalah
itu. Beberapa kata yang sering digunakan untuk pertanyaan penerapan adalah: Gunakanlah,
Tunjukkanlah, Demonstrasikan, Buatlah sesuatu, Carilah hubungan, Tuliskan suatu contoh,
Siapkanlah, dan Klasifikasikanlah.
d. Pertanyaan analisis
Pertanyaan ini merupakan jenjang pertama dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi.
Pertanyaan analisis menuntut siswa untuk berpikir secara mendalam, kritis, bahkan
menciptakan sesuatu yang baru, untuk menjawab pertanyaan analisis, siswa harus mampu
menguraikan sebab-sebab, motif-motif atau mengadakan deduksi (dari suatu
generalisasi/kesimpulan umum/hukum/teori, dicari fakta-faktanya). Oleh karena itu,
pertanyaan analisis tidak hanya mempunyai satu jawaban yang benar, melainkan berbagai
alternatif. Pertanyaan analisis menuntut siswa terlibat dalam proses kognitif sebagai berikut:
1) Menguraikan alasan atau sebab-sebab dari suatu kejadian
2) Mempertimbangkan dan menganalisis inforamsi yang tersedia agar mencapai suatu
kesimpulan atau generalisasi berdasarkan informasi
3) Menganalisis kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan bukti yang menunjang atau
menyangkal kesimpulan/generalisasi itu.
Kata-kata yang sering digunakan dalam pertanyaan analisis adalah: Analisislah,
Kemukakan bukti-bukti, Mengapa, Identifikasikan, Tunjukkanlah sebabnya, dan Berilah
alasan-alasan.
e. Pertanyaan sintesis
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan tingkat tinggi yang menuntut siswa untuk
berpikir orisinil dan kreatif. Dengan pertanyaan ini akan diperoleh kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian atau unsur-unsur agar dapat menjadi suatu kesatuan. Mereka
dituntut untuk dapat mengambil suatu kesimpulan dari informasi yang telah diberikan. Siswa
tidak hanya menerka jawaban, melainkan harus berpikir dengan sungguh-sungguh. Berikut
ini adalah kata-kata yang sering digunakan dalam pertanyaan-pertanyaan sintesis:
Ramalkanlah, Bentuk, Ciptakanlah, Susunlah, Rancanglah, Tulislah, Bagaimana kita dapat
memecahkan, Apa yang terjadi seaindainya, Bagaimana kita dapat memperbaiki, dan
Kembangkan.
f. Pertanyaan evaluasi
Pertanyaan ini menuntut proses berpikir yang paling tinggi dan untuk dapat
menyatakan pendapat atau menilai berbagai ide, karya seni, pemecahan masalah serta alasan-
alasan keputusannya, harus digunakan kriteria-kriteria tertentu. Pertanyaan evaluasi dapat
dikategorikan sebagai berikut:
1) pertanyaan yang meminta siswa memberikan pendapat tentang berbagai persoalan
2) pertanyaan yang menilai suatu ide
3) pertanyaan yang meminta siswa menetapkan suatu cara pemecahan masalah
4) pertanyaan yang meminta siswa menetapkan karya seni terbaik.
2. Pertanyaan Berdasarkan Maksudnya
Menurut Hutasoit (2010), pertanyaan berdasarkan maksudnya, terdiri atas:
a. Pertanyaan permintaan ( compliance question) adalah pertanyaan yang mengharapkan
peserta didik mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pernyataan.
b. Pertanyaan retoris (rhetorical question) adalah pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban,
tetapi dijawab sendiri oleh guru, dengan maksud hanya menyampaikan informasi kepada
peserta didiknya.
c. Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) adalah pertanyaan yang
bermaksud memberi arah atau menuntun peserta didik sehingga dapat menemukan sendiri
jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepadanya. Pertanyaan ini diperlukan jika guru ingin
agar peserta didiknya memperhatikan dengan seksama bagian-bagian tertentu atau pokok inti
dari bahan yang disajikannya.
d. Pertanyaan menggali (probing question) adalah pertanyaan lajutan yang dapat mendorong
peserta didik untuk lebih mendalami jawaban atas pertanyaan yang diajukan sebelumnya.
Jenis pertanyaan ini dimaksudkan untuk mendorong peserta didik meningkatkan kuantitas
dan kualitas jawaban yang diberikan.
3. Pertanyaan Berdasarkan Tujuannya
Menurut Wartono (2003), pertanyaan berdasarkan maksudnya terdiri atas:
a. Pertanyaan Kognitif
Pertanyaan kognitif adalah pertanyaan yang dilakukan guru kepada siswa dengan tujuan
untuk menguji pengetahuan, pemahaman, dan pendapat siswa tentang materi pelajaran.
Contohnya dalam ilmu fisika: “ Apa yang dimaksud dengan tekanan?”
b. Pertanyaan Performansi
Pertanyaan performansi adalah pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa dengan tujuan
agar siswa melakukan penampilan/performansi sesuai dengan yang dianjurkan guru.
Contonya: “ Bisakah Kamu mengerjakan soal itu di papan tulis?”.
c. Pertanyaan Konsekuensi
Pertanyaan konsekuensi adalah adalah pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa dengan
tujuan agar siswa menjelaskan atau memberikan alas an terhadap tindakan ataupun pendapat
yang telah dikemukakan. Contohnya: “Apa yang terjadi ketika tembaga dan kayu didekatkan
pada sebuah magnet? Mengapa hal tersebut bisa terjadi?”
d. Pertanyaan Eksplorasi
Prtanyaan eksplorasi adalah pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa dengan tujuan
untuk menjajagi sejauh mana pengetahuan dan pengalaman siswa sebelum ia menempuh
pelajaran baru. Contonya: setelah guru selesai menjelaskan tentang besaran dan satuan,
kemudian meberikan pertanyaan “Kecepatan dan usaha termasuk besaran apa?”.
4. Pertanyaan Berdasarkan Sifatnya
Menurut Wartono (2003), pertanyaan berdasarkan sifatnya terdiri atas:
a. Pertanyaan Ingatan
Pertanyaan ingatan adalah pertanyaan yang menghendaki siswa untuk mengenal atau
mengingat kembali apa yang telah dipelajari. “ Ada berapa macam besaran di fisika?”
b. Pertanyaan Pemahaman
Pertanyaan pemahaman adalah pertanyaan yang meminta siswa untuk membuktikan bahwa
mereka telah mempunyai pengertian yang cukup untuk menyusun materi yang telah diketahui
secara mantap. Contihnya: “ Tolomg jelaskan dengan bahasa kamu sendiri, bagaimana proses
terjadinya interferensi pada gelombang cahaya?”.
c. Pertanyaan Analisis
Pertanyaan analisis adalah pertanyaan yang menghendaki siswa untuk berpikir secara kritis
dan mendalam.Biasanya meminta siswa untuk mencari alasan atau sebab dari suatu masalah
atau dapat juga dengan menganalisa suatu informansi. Contohnya: “ Mengapa gas kalau
dipanaskan tekanannya meningkat?”.
d. Pertanyaan Sintesis
Pertanyaan sintesis adalah pertanyaan tingkat tinggi yang meminta siswa untuk menampilkan
pikiran yang murni dan kreatif. Contohnya: “ Apa yang terjadi seandainya dua benda yang
beratnya berbeda dijatuhkan bersama-sama dari gedung yang tinggi?”
e. Pertanyaan Evaluasi
Pertanyaan evaluasi adalah pertanyaan tingkat tinggi berdasarkan proses mental yang terlibat
di dalamnya. Pertanyaan evaluasi tidak memiliki satu jawaban yang benar mutlak dan tidak
mempunyai jawaban tunggal. Contohnya: “ Menurut kalian cara mana yang paling mudah
untuk menyelesaikan soal integral ini?”.
5. Pertanyaan Berdasarkan Caranya
Menurut Wartono (2003), pertanyaan berdasarkan caranya terdiri atas:
a. Pertanyaan Mengarahkan
Pertanyaan mengarahkan adalah pertanyaan yang diberikan guru untuk menuntun siswa
dalam dalam proses berpikir, sehingga siswa dapat menemukan inti permasalahannya.
Contohnya: pada saat guru menerangkan tentang sifat-sifat bayangan pada cermin datar, guru
menyuruh siswa untuk menggambar bayangan benda di depan cermin datar berdasarkan
hukum pemantulan pada cermin datar.
b. Pertanyaan Menggali
Pertanyaan menggali adalah pertanyaan lanjutan yang mendorong siswa untuk lebih
mendalami maksud dari pertanyaan yang diajukan sebelumnya, dan meningkatkan kualitas
dan kuantitas pertanyaan sebelumnya.
c. Pertanyaan Memancing
Pertanyaan memancing adalah pertanyaan yang bertujuan untuk memancing ide-ide siswa
secara original, sehingga siswa dapat memberikan jawaban secara tepat, jujur, benar, tidak
malu, dan takut menjawabnya.
D. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Guru dalam Mengajukan Pertanyaan dalam Proses
Mengajar pada Siswa
1. Tujuan
Tujuan yang dicanangkan guru dalam mengajukan suatu pertanyaan harus jelas.
2. Penyusunan Kata-Kata
Untuk membantu siswa merespon pertanyaan guru, pertanyaan harus disusun dengan kata-
kata yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswanya dan harus memahami bahwa
pembendaharaan kata-kata dan pemahaman terhadap kata-kata antara guru dan siswa
berbeda.
3. Struktur
Selama proses belajar mengajar, sebaiknya guru memberikan informasi yang relevan dengan
tugas atau pertanyaan yang diajukan pada siswa baik sebelum maupun sesudah pertanyaan itu
diajukan.
4. Pemusatan
Pemusatan sangat penting dalam ruang lingkup pertanyaan yang diberikan guru agar
pertanyaan tidak meluas ke topik-topik yang lain yang bukan menjadi tujuan materi yang
diajarkan. Pemusatan lainnya yaitu perhatian terhadap jumlah pertanyaan yang diberikan
pada siswa.
5. Pindah Gilir
Agar respon dari siswa tetap ada dalam proses belajar mengajar, guru dapat melakukan
pindah gilir terhadap pertanyaan yang diajukan, misalnya pertanyaan yang diajukan pada
salah satu siswa belum terjawab, maka guru bisa mengajukannya lagi pada siswa yang lain
dengan pertanyaan yang sama.
6. Distribusi/Penyebaran
Untuk melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar, guru disarankan
mendistribusikan pertanyaan secara acak selama proses belajar mengajar. Pertanyaan dapat
diberikan pada seluruh kelas kemudian baru pada salah satu siswa, dan guru harus berusaha
agar semua siswa mendapat giliran menjawab pertanyaan.
7. Pemberian Waktu
Guru perlu memberikan waktu bagi siswanya untuk berpikir sebelum menemukan jawaban
dari pertanyaan yang diberikan guru.
8. Pemberian Tuntunan
Guru dapat memberikan tuntunan pada siswa untuk meberikan jawaban dengan baik dan
benar, misalnya dengan menanggapi jawaban yang kurang tepat atau jawaban yang salah
yang diberikan siswa.
9. Antusias dan Hangat
Sikap antusias dan hangat yang diberikan guru pada siswa dapat memberikan arti dalam
meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar. Misalnya tidak secara
langsung mengatakan bahwa jawaban si A salah dan langsung mengajukannya pada siswa
lain, akan tetapi memberikan arahan lain yang yang bersifat membantu (Wartono, 2003).
E. Kelebihan dan Kelemahan dari Keterampilan Bertanya
1. Kelebihan
a. Mempererat hubungan keilmuan antara guru dan siswa.
b. Melatih anak-anak mengeluarkan pendapatnya secara merdeka, sehingga pelajaran akan lebih
menarik.
c. Menghilangkan verbalisme, individualisme dan intelektaulisma (Munsyi (1981:70) dalam
Albantati, 2010).
2. Kelemahan
a. Mudah menjurus kepada hal yang tidak dibahas.
b. Bila guru kurang waspada pedebatan beralih kepada sentiment pribadi.
c. Tidak semua anak mengerti dan dapat mengajukan pendapat (Munsyi (1981:70) dalam
Albantati, 2010).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keterampilan bertanya merupakan kemampuan dalam memberikan pertanyaan kepada siswa
agar mencapai sasaran yang tepat dengan maksud antara lain untuk memberikan dorongan
kepada siswa agar mereka mengemukakan pendapat, sekedar apersepsi, atau untuk
mendapatkan umpan balik dari penjelasan yang telah disampaikan. keterampilan ini
merupakan salah satu kunci untuk meningkatakan mutu dan kebermaknaan pembelajaran.
2. Keterampilan bertanya dibedakan menjadi 2, yaitu keterampilan bertanya dasar dan
keterampilan bertanya lanjut.
3. Pertanyaan dapat dibedakan menjadi bermacam-macam, antara lain yaitu: klasifikasi
pertanyaan berdasarkan Taksonomi Bloom, berdasarkan maksudnya, berdasarkan tujuannya,
berdasarkan sifatnya, dan berdasarkan caranya.
4. Hal yang perlu diperhatikan guru dalam mengajukan pertanyaan yaitu sebelum memberi
pertanyaan yaitu tentang tujuan, penysusunan kata-kata, struktur, pemusatan, pindah gilir,
distribusi/penyebaran, pemberian waktu, pemberian tuntunan, antusias, dan hangat.
5. Kelebihan keterampilan bertanya yaitu mempererat hubungan guru dengan murid dan
melatih untuk berpendapat, sedangkan kelemahannya antara lain mudah keluar dari topik
pembicaraan, menimbulkan perdebatan, serta tidak semua siswa mengerti dan dapat
berpendapat.
B. Saran
Dari uraian pembahasan yang telah disebutkan diatas, penulis menyarankan kepada
para pembaca yang akan berprofesi sebagai calon guru agar dapat menguasai keterampilan
bertanya ini, karena keterampilan ini merupakan satu komponen penting di dalam memotivasi
minat belajar anak.
DAFTAR PUSTAKA
Albantati, Fadlie. 2010. Keterampilan Bertanya, (online),
(http://keterampilan-bertanya-fadli_files/navbar.htm, diakses 17 Agustus 2011).
Beni. 2008. Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut, (online),
(http://
KETERAMPILAN%20BERTANYA%20DASAR%20DAN%20LANJUT%20%C2%
AB%20BENI%27S%20WEBLOG_files/jquery.js", diakses 17 Agustus 2011).
Hutasoit, Amelia. 2010. Keterampilan Bertanya, (online),
(http://callmeamel.blogspot.com/2010/07/keterampilan-bertanya.html, diakses 17 Agustus
2011).
Sofa, Pakde. 2008. Keterampilan Bertanya, Mendengar dan Evaluasi
dalam pembelajaran Fisika, (online),
(http://massofa.wordpress.com/2008/02/04/keterampilan-bertanya-mendengar-dan-evaluasi-
dalam-pembelajaran-fisika, diakses 17 Agustus 2011).
Wartono. 2003. Keterampilan Dasar Mengajar. Malang: Universitas Kanjuruhan Malang.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5A(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5A
Nastiti Rahajeng
 
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranKelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Lilis indah Kurniawati
 
Model pembelajaran yang berpusat pada guru
Model pembelajaran yang berpusat pada guruModel pembelajaran yang berpusat pada guru
Model pembelajaran yang berpusat pada guru
Mitha Ye Es
 
Makalah analisis soal
Makalah analisis soalMakalah analisis soal
Makalah analisis soal
selvyimelia
 
Strategi Pembelajaran Matematika di SD
Strategi Pembelajaran Matematika di SDStrategi Pembelajaran Matematika di SD
Strategi Pembelajaran Matematika di SD
NASuprawoto Sunardjo
 
(17) RPP IPA perubahan makhluk hidup 3A
(17) RPP IPA perubahan makhluk hidup 3A(17) RPP IPA perubahan makhluk hidup 3A
(17) RPP IPA perubahan makhluk hidup 3A
Nastiti Rahajeng
 

La actualidad más candente (20)

(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5A(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5A
 
Tugas tutorial matematika 1
Tugas tutorial matematika 1Tugas tutorial matematika 1
Tugas tutorial matematika 1
 
Makalah permasalan guru dan solusinya
Makalah permasalan guru dan solusinyaMakalah permasalan guru dan solusinya
Makalah permasalan guru dan solusinya
 
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranKelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
 
Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran
 
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum PembelajaranKisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
 
Kekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiri
Kekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiriKekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiri
Kekurangan dan kelebihan menggunakan metode inkuiri
 
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifModul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
 
Model pembelajaran yang berpusat pada guru
Model pembelajaran yang berpusat pada guruModel pembelajaran yang berpusat pada guru
Model pembelajaran yang berpusat pada guru
 
Makalah analisis soal
Makalah analisis soalMakalah analisis soal
Makalah analisis soal
 
RPP Sastra Anak
RPP Sastra AnakRPP Sastra Anak
RPP Sastra Anak
 
pendidikan anak tuna netra
pendidikan anak tuna netrapendidikan anak tuna netra
pendidikan anak tuna netra
 
Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswaLembar observasi siswa
Lembar observasi siswa
 
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
 
Strategi Pembelajaran Matematika di SD
Strategi Pembelajaran Matematika di SDStrategi Pembelajaran Matematika di SD
Strategi Pembelajaran Matematika di SD
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajar
 
Makalah Mikro Teaching (Keterampilan Bertanya)
Makalah Mikro Teaching (Keterampilan Bertanya)Makalah Mikro Teaching (Keterampilan Bertanya)
Makalah Mikro Teaching (Keterampilan Bertanya)
 
Rubrik penilaian
Rubrik penilaianRubrik penilaian
Rubrik penilaian
 
Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaran
 
(17) RPP IPA perubahan makhluk hidup 3A
(17) RPP IPA perubahan makhluk hidup 3A(17) RPP IPA perubahan makhluk hidup 3A
(17) RPP IPA perubahan makhluk hidup 3A
 

Destacado

1. mata kuliah empati, pengantar, pertanyaan, jenis empati
1. mata kuliah empati, pengantar, pertanyaan, jenis empati1. mata kuliah empati, pengantar, pertanyaan, jenis empati
1. mata kuliah empati, pengantar, pertanyaan, jenis empati
tarmizitaher
 
Keterampilan bertanya dasar
Keterampilan bertanya dasarKeterampilan bertanya dasar
Keterampilan bertanya dasar
Trisna Wahyuni
 
Makalah Ketrampilan dasar mengajar
 Makalah Ketrampilan dasar mengajar Makalah Ketrampilan dasar mengajar
Makalah Ketrampilan dasar mengajar
Suci Lintiasri
 
8 keterampilan dasar mengajar
8 keterampilan dasar mengajar8 keterampilan dasar mengajar
8 keterampilan dasar mengajar
Jeny Hardiah
 

Destacado (13)

Strategi bertanya
Strategi bertanyaStrategi bertanya
Strategi bertanya
 
1. mata kuliah empati, pengantar, pertanyaan, jenis empati
1. mata kuliah empati, pengantar, pertanyaan, jenis empati1. mata kuliah empati, pengantar, pertanyaan, jenis empati
1. mata kuliah empati, pengantar, pertanyaan, jenis empati
 
Empati`(modul empati dan motivasi)
Empati`(modul empati dan motivasi)Empati`(modul empati dan motivasi)
Empati`(modul empati dan motivasi)
 
Keterampilan bertanya dasar
Keterampilan bertanya dasarKeterampilan bertanya dasar
Keterampilan bertanya dasar
 
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik)
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik) PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik)
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik)
 
Makalah Ketrampilan dasar mengajar
 Makalah Ketrampilan dasar mengajar Makalah Ketrampilan dasar mengajar
Makalah Ketrampilan dasar mengajar
 
Perilaku Empati
Perilaku EmpatiPerilaku Empati
Perilaku Empati
 
Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan Dasar MengajarKeterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan Dasar Mengajar
 
8 keterampilan dasar mengajar
8 keterampilan dasar mengajar8 keterampilan dasar mengajar
8 keterampilan dasar mengajar
 
ppt media pembelajaran
ppt media pembelajaranppt media pembelajaran
ppt media pembelajaran
 
Contoh RPP untuk siswa dan siswi SMP
Contoh RPP untuk siswa dan siswi SMPContoh RPP untuk siswa dan siswi SMP
Contoh RPP untuk siswa dan siswi SMP
 
RPP MTK Kelas VIII Bangun Ruang
RPP MTK Kelas VIII Bangun RuangRPP MTK Kelas VIII Bangun Ruang
RPP MTK Kelas VIII Bangun Ruang
 
Rpp bab empati dan menghormati
Rpp bab empati dan menghormatiRpp bab empati dan menghormati
Rpp bab empati dan menghormati
 

Similar a Makalah keterampilan bertanya

PPT MODUL 3 PEMBELAJARAN TERPADU KELOMPOK 3.pptx
PPT MODUL 3 PEMBELAJARAN TERPADU KELOMPOK 3.pptxPPT MODUL 3 PEMBELAJARAN TERPADU KELOMPOK 3.pptx
PPT MODUL 3 PEMBELAJARAN TERPADU KELOMPOK 3.pptx
DekaRizki2
 
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Rizki septa wiratna
 
STRATEGI_PEMBELAJARAN_DI_SD.docx
STRATEGI_PEMBELAJARAN_DI_SD.docxSTRATEGI_PEMBELAJARAN_DI_SD.docx
STRATEGI_PEMBELAJARAN_DI_SD.docx
UpiHambuku
 
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar a Makalah keterampilan bertanya (20)

Makalah mikroteach
Makalah mikroteachMakalah mikroteach
Makalah mikroteach
 
Makalah etika dan profesi pendidik
Makalah etika dan profesi pendidikMakalah etika dan profesi pendidik
Makalah etika dan profesi pendidik
 
Modul pembelajaran mikro 1
Modul pembelajaran mikro 1Modul pembelajaran mikro 1
Modul pembelajaran mikro 1
 
Tugas 3 (tasya 2 e)
Tugas 3 (tasya 2 e)Tugas 3 (tasya 2 e)
Tugas 3 (tasya 2 e)
 
Keterampilan dasar mengajar 2 ( Diambil dari modul Strategi Pembelajaran di ...
Keterampilan dasar mengajar 2  ( Diambil dari modul Strategi Pembelajaran di ...Keterampilan dasar mengajar 2  ( Diambil dari modul Strategi Pembelajaran di ...
Keterampilan dasar mengajar 2 ( Diambil dari modul Strategi Pembelajaran di ...
 
Bab 1 modul kb 3 bertanya(1)
Bab 1 modul kb 3 bertanya(1)Bab 1 modul kb 3 bertanya(1)
Bab 1 modul kb 3 bertanya(1)
 
PPT MODUL 3 PEMBELAJARAN TERPADU KELOMPOK 3.pptx
PPT MODUL 3 PEMBELAJARAN TERPADU KELOMPOK 3.pptxPPT MODUL 3 PEMBELAJARAN TERPADU KELOMPOK 3.pptx
PPT MODUL 3 PEMBELAJARAN TERPADU KELOMPOK 3.pptx
 
Modul KB 3 Bertanya
Modul KB 3 BertanyaModul KB 3 Bertanya
Modul KB 3 Bertanya
 
Keterampilan guru yg hrs dikuasai guru
Keterampilan guru yg hrs dikuasai guruKeterampilan guru yg hrs dikuasai guru
Keterampilan guru yg hrs dikuasai guru
 
Makalah Keterampilan Dasar Mengajar
Makalah Keterampilan Dasar MengajarMakalah Keterampilan Dasar Mengajar
Makalah Keterampilan Dasar Mengajar
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Kel. 2 keterampilan menjelaskan dan variasi
Kel. 2 keterampilan menjelaskan dan variasiKel. 2 keterampilan menjelaskan dan variasi
Kel. 2 keterampilan menjelaskan dan variasi
 
Materi Kuliah 3 SBM.pptx
Materi Kuliah 3 SBM.pptxMateri Kuliah 3 SBM.pptx
Materi Kuliah 3 SBM.pptx
 
Etika Profesi_keterampilan dasar guru (8 ket das gur)
Etika Profesi_keterampilan dasar guru (8 ket das gur)Etika Profesi_keterampilan dasar guru (8 ket das gur)
Etika Profesi_keterampilan dasar guru (8 ket das gur)
 
ketrampilan dasar mengajar
ketrampilan dasar mengajarketrampilan dasar mengajar
ketrampilan dasar mengajar
 
keterampilan dasar mengajar
keterampilan dasar mengajarketerampilan dasar mengajar
keterampilan dasar mengajar
 
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
 
STRATEGI_PEMBELAJARAN_DI_SD.docx
STRATEGI_PEMBELAJARAN_DI_SD.docxSTRATEGI_PEMBELAJARAN_DI_SD.docx
STRATEGI_PEMBELAJARAN_DI_SD.docx
 
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
 

Último

PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
PPT Akidah Akhlak (Akhlak Terpuji) GENAP-1.pptx
PPT Akidah Akhlak (Akhlak Terpuji) GENAP-1.pptxPPT Akidah Akhlak (Akhlak Terpuji) GENAP-1.pptx
PPT Akidah Akhlak (Akhlak Terpuji) GENAP-1.pptx
BerbagiKebaikan2
 
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docxUmpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
sapudin2
 

Último (20)

KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJARAKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
 
PPT Tentang Penyusunan Modul Ajar Untuk Guru.pptx
PPT Tentang Penyusunan Modul Ajar Untuk Guru.pptxPPT Tentang Penyusunan Modul Ajar Untuk Guru.pptx
PPT Tentang Penyusunan Modul Ajar Untuk Guru.pptx
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdfBukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
PPT Akidah Akhlak (Akhlak Terpuji) GENAP-1.pptx
PPT Akidah Akhlak (Akhlak Terpuji) GENAP-1.pptxPPT Akidah Akhlak (Akhlak Terpuji) GENAP-1.pptx
PPT Akidah Akhlak (Akhlak Terpuji) GENAP-1.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docxUmpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
 
Teori Sosiologi Emile Durkheim (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Sosiologi Emile Durkheim (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Sosiologi Emile Durkheim (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Sosiologi Emile Durkheim (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 

Makalah keterampilan bertanya

  • 1. MAKALAH KETERAMPILAN BERTANYA KETERAMPILAN BERTANYA MAKALAH Untuk memenuhi matakuliah Keterampilan Dasar Mengajar yang dibina oleh Bapak Asim, M.Si. Oleh Kelompok V: 1. Alin Eliani (109321420151) 2. Tri Yuliani (109321422595) 3. Agnes Fitriana (109321422619) UNIVERSITAS NEGERI MALANG
  • 2. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN FISIKA September 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas Keterampilan Dasar Mengajar. Makalah ini dapat digunakan sebagai sumber guna penambah pengetahuan, sebagai bahan diskusi, dan sebagai referensi tambahan dalam belajar. Makalah ini kami buat sedemikian rupa agar pembaca dapat dengan mudah mempelajari dan memahami Keterampilan Bertanya secara lebih lanjut. Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah ini. Segala upaya telah dilakukan untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik, tak ada gading yang tak retak namun pasti dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam menyempurnakan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang materi Keterampilan Bertanya. Semoga keberhasilan selalu berpihak pada kita semua. Malang, 20 Agustus 2011
  • 3. Penulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah pondasi utama suatu insan. Seseorang akan menjadi bermutu, berwawasan dan berilmu karena pendidikan. Pendidikan juga dikatakan bermutu apabila mencetak insan-insan yang bener-benar berpendidikan. Untuk mewujudkan suatu pendidikan yang bermutu dan berkelas juga harus diperhatikan dari berbagai unsur yang terlibat dalam proses mendidik tersebut. Pengajar atau pendidik adalah unsur yang sangat berpengaruh dan berperan penting dalam proses pendidikan tersebut, oleh karena itu perlu adanya pendidik yang benar-benar profesional. Dalam mengajar dibutuhkan pendidik yang benar-benar profesional, tidak hanya dituntut untuk dapat mengajar saja, dan juga menguasai kelas, namun jauh dari itu pendidik harus memiliki ilmu pengetahuan dan skill yang banyak, sehingga dapat menyampaikan ilmu yang diajarkannya kepada peserta didik. Banyak kita temuai terkadang pendidik hanya asal-asalan dalam mengajar, dan tidak mempunyai keterampilan, namun tetap saja mengajar, sehingga hasilnya tidak maksimal. Oleh karena itu, perlu keterampilan khusus yang dimiliki oleh seorang pendidik. Ada banyak sekali keterampilan di dalam mengajar, namun pada pembahasan ini akan menguraikan tentang keterampilan bertanya yang harus dikuasai oleh pendidik di dalam mendidik anak-anaknya agar lebih termotivasi didalam belajar. Pertanyaan untuk murid adalah pertanyaan yang diharapkan akan memberi umpan balik positif bagi murid. Dengan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh pengajar dalam proses pembelajaran diharapkan murid terpacu dan tertarik untuk mengikuti proses belajar mengajar dan tidak hanya itu murid juga tertantang pada suatu pembahasan yang dilaksanakan. Oleh karena itu pendidik haruslah terampil dalam bertanya.
  • 4. B. Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan bertanya? 2. Apa jenis-jenis keterampilan bertanya? 3. Apa jenis-jenis pertanyaan? 4. Apa hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam mengajukan pertanyaan dalam proses mengajar pada siswa? 5. Apa kelebihan dan kelemahan dari keterampilan bertanya? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi keterampilan bertanya. 2. Untuk mengetahui jenis-jenis keterampilan bertanya. 3. Untuk mengetahui jenis-jenis pertanyaan. 4. Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam mengajukan pertanyaan dalam proses mengajar pada siswa. 5. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari keterampilan bertanya. BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Keterampilan Bertanya Menurut Brown yang dikutip Udin S. Saud dan Cicih Sutarsih (2007:59), menyatakan bahwa bertanya adalah setiap pernyataan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri siswa. Keterampilan bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, yang sekaligus merupakan bagian dari keberhasilan dalam pengelolaan instruksional dan pengelolaan kelas. Melalui keterampilan bertanya guru mampu mendeteksi hambatan proses berpikir di kalangan siswa dan sekaligus dapat memperbaiki dan meningkatkan proses belajar di kalangan siswa (Sofa, 2008). B. Jenis-Jenis Keterampilan Bertanya
  • 5. Menurut Albantati (2010), keterampilan bertanya dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu: 1. Keterampilan Bertanya Dasar a. Pengertian Pengertian keterampilan bertanya dasar secara etimologis diuraikan menjadi dua suku kata yaitu “terampil dan tanya”. Menurut kamus bahasa Indonesia “bertanya” berasal dari kata “tanya” yang berarti antara lain permintaan keterangan. Sedangkan kata “terampil” memiliki arti “cakap dalam penyelesaian tugas ataupun mampu dan cekatan”. Dengan demikian keterampilan bertanya secara sederhana dapat diartikan dengan kecakapan atau kemampuan seseorang dalam meminta keterangan atau penjelasan dari orang lain atau pihak yang menjadi lawan bicara. Menurut John. I. Bolla dalam proses pembalajaran setiap pertanyaan baik berupa kalimat tanya atau suruhan, yang menuntut respon siswa, sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berfikir, dimasukkan pertanyaan. Pendapat serupa dikemukakan oleh G.A. Brown dan R.Edmonson dalam Siti Julaeha, pertanyaan adalah segala pertanyaan yang menginginkan tanggapan verbal (lisan). Merujuk pada dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang diajukan tidak selalu dalam rumusan kalimat tanya, melainkan dalam bentuk suruhan atas pertanyaan, selain itu dimaksudkan adanya respon siswa. b. Komponen-Komponen 1) Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat. Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang dapat dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangannya. 2) Pemberian acuan. Kadang-kadang guru perlu memberikan acuan yang berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan. 3) Pemindahan giliran. Adakalanya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari satu siswa, karena jawaban siswa benar atau belum memadai. 4) Penyebaran. Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya dalam pembelajaran, guru perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak. 5) Pemberian waktu berfikir
  • 6. Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberi waktu untuk berfikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawab. 6) Pemberian tuntunan Bila siswa itu menjawab salah atau tidak bisa menjawab pertanyan, guru hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa itu agar dapat menemukan sendiri jawaban yang benar. 2. Keterampilan Bertanya Lanjut a. Pengertian Dalam kegiatan pembelajaran di atas telah dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan keterampilan bertanya dasar adalah pertanyaan pertama atau pembuka untuk mendapatkan keterangan atau informasi dari siswa. Untuk menindaklanjuti pertanyaan pertama diikuti oleh pertanyaan berikutnya atau disebut dengan pertanyaan lanjut. Dengan demikian, pertanyaan lanjut adalah kelanjutan dari pertanyaan pertama (dasar) yaitu mengorek atau mengungkapkan kemampuan berfikir yang lebih dalam dan komperehensif dari pihak yang diberi pertanyaan (siswa). Keberhasilan mengembangkan kemampuan berfikir yang dilakukan melalui bertanya lanjut banyak dipengaruhi oleh hasil pembelajaran yang dikembangkan melalui pengggunaan pertanyaan dasar. Kemampuan bertanya lanjut sebagai kelanjutan dari bertanya dasar lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berfikir, memperbesar partisipasi dan mendorong lawan bicara agar lebih aktif dan kritis mengembangkan kemampuan berfikirnya. b. Komponen-Komponen 1) Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab suatu pertanyaan Pengubahan ini artinya agar seorang guru dalam mengajukan pertanyaan dapat berusaha mengubah tingkat kognitif siswa dalam menjawab suatu pertanyaan dari tingkat yang rendah ke tingkat kognitif yang lebih tinggi. Seperti: tingkat pemahaman, penerapan, analisis, sintesis maupun tingkat evaluasi. 2) Pengaturan urutan pertanyaan secara tepat Dalam memberikan urutan pertanyaan seorang guru harus memberikannya secara terurut, misal: pertama seorang guru mengajukan pertanyaan pemahaman penerapan, analisis, sintesis dan yang terakhir lanjut ke pertanyaan evaluasi. Selain itu, seorang guru hendaknya memberikan waktu yang cukup untuk bisa menjawab pertanyaan yang diajukan. 3) Penggunaan pertanyaan pelacak Ada tujuh teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan oleh seorang guru.
  • 7. a) Klarifikasi Jika ada salah satu siswa menjawab pertanyaan guru dengan kalimat yang kurang tepat, maka guru memberikan pertanyaan pelacak yang meminta siswa untuk menjelaskan atau dengan kata-kata lain sehingga jawaban siswa menjadi lebih baik atau menyuruh siswa untuk mengulang jawabannya dengan kata yang lebih lugas. Contoh: Dapatkah kamu menjelaskan sekali lagi apa yang kamu maksud? b) Meminta siswa memberikan alasan Guru dapat meminta siswa untuk memberikan bukti yang menunjang kebenaran suatu pandangan yang diberikan dalam menjawab pertanyaan. Contoh: Mengapa kamu mengatakan demikian? c) Meminta kesepakatan pandangan Guru memberikan kesempatan kepada siswa-siswa lainnya untuk menyatakan persetujuan atau penolakan siswa serta memberikan alasan-alasannya terhadap suatu pandangan yang diungkapkan oleh seorang siswa, dengan maksud agar diperoleh pandangan yang benar dan dapat diterima oleh semua pihak. Contoh: Siapa setuju dengan jawaban itu? Mengapa d) Meminta ketepatan jawaban Jika jawaban siswa belum tepat guru dapat meminta siswa untuk meninjau kembali jawaban itu agar diperoleh jawaban yang tepat atau guru dapat menggunakan metode pemberian pertanyaan dengan sistem bergilir. e) Meminta jawaban yang lebih relevan Mengajukan pertanyaan yang memungkinkan siswa menilai kembali jawabannya atau mengemukakan kembali jawabannya menjadi lebih relevan. f) Meminta contoh Jika ada jawaban dari siswa yang kurang jelas maka guru dapat meminta siswa untuk memberikan ilustrasi atau contoh yang konkret. Contoh: Dapatkah kamu memberi satu atau beberapa contoh dari jawabanmu? g) Meminta jawaban yang lebih kompleks Guru memberikan penjelasan agar jawaban siswa menjadi lebih kompleks dan mampu menemukan ide-ide penting lainnya. Contoh: Dapatkah kamu memberikan penjelasan yang lebih luas lagi dari ide yang dikatakan tadi? 4) Peningkatan terjadinya interaksi Ada 2 cara guru untuk menghilangkan peranannya sebagai penanya sentral.
  • 8.  Guru mencegah pertanyaan dijawab langsung oleh seorang siswa tetapi siswa diberi kesempatan singkat untuk mendiskusikan jawabannya untuk didiskusikan.  Jika siswa mengajukan pertanyaan, guru tidak segera menjawab pertanyaan dari murid, tetapi melontarkan kembali pertanyaan tersebut kepada siswa untuk didiskusikan. Komponen ini akan dapat membantu siswa memberikan komentar yang wajar dan mampu mengembangkan cara berfikir siswa. c. Prinsip-Prinsip Keterampilan Bertanya Prisip-prisip yang harus diperhatikan dalam menggunakan keterampilan bertanya antara lain: 1) Kehangatan dan keantusiasan Suasana pembelajaran harus diciptakan dalam kondisi yang menyenangkan, sehingga merasa nyaman dan betah dalam belajar. Salah satu upaya mengembangkan suasana pembelajarana yang menyenangkan antara lain yaitu bagaimana pertanyaan yang diajukan memiliiki nuansa psikologis yang hangat dan mendorong semangat belajar yang tinggi. 2) Memberikan waktu berfikir Setelah guru mengajukan pertanyaan hendaknya tidak langsung menunjuk salah seorang dari siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukannya tetapi memberikan kelonggaran (waktu) kepada siswa untuk memikirkan atau menemukan jawaban atas pertanyaannya. C. Jenis-Jenis Pertanyaan Jenis-jenis pertanyaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Klasifikasi Pertanyaan Menurut Taksonomi Bloom Menurut Beni (2008), Taksonomi Bloom merupakan salah satu cara yang dipakai dalam merumuskan tujuan pengajaran. Taksonomi ini dapat juga diterapkan untuk mengklasifikasikan pertanyaan yang diajukan guru di kelas. Ada tiga kawasan atau disebut juga ranah (domein) yang dikemukan Bloom dan kawan-kawan dalam taksonomi tersebut ialah: kognitif (yang menyangkut aspek pikir); afektif (yang menyangkut aspek sikap); psikomotor (yang menyangkut aspek keterampilan). Dalam kaitannya dengan pertanyaan ini, maka domein yang digunakan ialah kognitif oleh karena seseorang yang bertanya berarti ia berpikir (aspek pikir yang diutamakan). Untuk domein kognitif ini ada enam tingkatan, yang masing-masing tingkat dituntut proses berpikir
  • 9. yang berbeda. Sesuai dengan tingkat kesukarannya dari keenam tingkatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua golongan ialah: a. Pertanyaan kognitif tingkatan yang lebih rendah: 1) pengetahuan (knowledge) 2) pemahaman (comprehension) 3) penerapan (application) b. Pertanyaan kognitif tingkatan yang lebih tinggi: 1) analisis (analysis) 2) sintesis (synthesis) 3) evaluasi (evaluation) Dari keenam tingkatan tersebut secara berturut-turut akan diuraikan sebagai berikut: a. Pertanyaan pengetahuan Pertanyaan ini merupakan pertanyaan penalaran dalam kategori yang terendah, yang hanya menuntut siswa untuk dapat mengungkapkan kembali pengetahuan tentang fakta, kejadian, definisi dan sebagainya. Siswa hanya dituntut mengingat kembali apa yang dipelajarinya. Kata-kata yang sering digunakan untuk pertanyaan pengetahuan ini antara lain: Apa?, Siapa?, Bilamana?, Di mana?, Sebutkan!, Ingatlah istilah, Kemukakan definisi!, Pasangkan!, Berilah nama!, dan Golongkan!. b. Pertanyaan pemahaman Pertanyaan ini meminta untuk menujukkan bahwa ia telah mengerti atau memahami sesuatu. Ia dikatakan memahami sesuatu berarti ia telah dapat mengorganisasikan dan mengutarakan kembali apa yang dipelajarinya dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Beberapa kata yang dapat digunakan untuk pertanyaan pemahaman adalah: Bedakanlah, Terangkan, Simpulkan, Bandingkanlah, Jelaskan dengan kata-katamu sendiri, Terjemahkan, Ubahlah, Berilah contoh, dan Berikan interpretasi. c. Pertanyaan penerapan (aplikasi) Pertanyaan penerapan adalah pertanyaan pertanyaan yang menuntut suatu jawaban dengan menggunakan informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Siswa dihadapkan pada pemecahan masalah sederhana dengan menggunakan pengetahuan yang telah dipelajarinya. Dengan menggunakan konsep, prinsip, aturan, hukum atau proses yang dipelajari sebelumnya, siswa diharapkan dapat menentukan suatu jawaban yang benar terhadap masalah itu. Beberapa kata yang sering digunakan untuk pertanyaan penerapan adalah: Gunakanlah, Tunjukkanlah, Demonstrasikan, Buatlah sesuatu, Carilah hubungan, Tuliskan suatu contoh, Siapkanlah, dan Klasifikasikanlah.
  • 10. d. Pertanyaan analisis Pertanyaan ini merupakan jenjang pertama dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi. Pertanyaan analisis menuntut siswa untuk berpikir secara mendalam, kritis, bahkan menciptakan sesuatu yang baru, untuk menjawab pertanyaan analisis, siswa harus mampu menguraikan sebab-sebab, motif-motif atau mengadakan deduksi (dari suatu generalisasi/kesimpulan umum/hukum/teori, dicari fakta-faktanya). Oleh karena itu, pertanyaan analisis tidak hanya mempunyai satu jawaban yang benar, melainkan berbagai alternatif. Pertanyaan analisis menuntut siswa terlibat dalam proses kognitif sebagai berikut: 1) Menguraikan alasan atau sebab-sebab dari suatu kejadian 2) Mempertimbangkan dan menganalisis inforamsi yang tersedia agar mencapai suatu kesimpulan atau generalisasi berdasarkan informasi 3) Menganalisis kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan bukti yang menunjang atau menyangkal kesimpulan/generalisasi itu. Kata-kata yang sering digunakan dalam pertanyaan analisis adalah: Analisislah, Kemukakan bukti-bukti, Mengapa, Identifikasikan, Tunjukkanlah sebabnya, dan Berilah alasan-alasan. e. Pertanyaan sintesis Pertanyaan ini merupakan pertanyaan tingkat tinggi yang menuntut siswa untuk berpikir orisinil dan kreatif. Dengan pertanyaan ini akan diperoleh kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian atau unsur-unsur agar dapat menjadi suatu kesatuan. Mereka dituntut untuk dapat mengambil suatu kesimpulan dari informasi yang telah diberikan. Siswa tidak hanya menerka jawaban, melainkan harus berpikir dengan sungguh-sungguh. Berikut ini adalah kata-kata yang sering digunakan dalam pertanyaan-pertanyaan sintesis: Ramalkanlah, Bentuk, Ciptakanlah, Susunlah, Rancanglah, Tulislah, Bagaimana kita dapat memecahkan, Apa yang terjadi seaindainya, Bagaimana kita dapat memperbaiki, dan Kembangkan. f. Pertanyaan evaluasi Pertanyaan ini menuntut proses berpikir yang paling tinggi dan untuk dapat menyatakan pendapat atau menilai berbagai ide, karya seni, pemecahan masalah serta alasan- alasan keputusannya, harus digunakan kriteria-kriteria tertentu. Pertanyaan evaluasi dapat dikategorikan sebagai berikut: 1) pertanyaan yang meminta siswa memberikan pendapat tentang berbagai persoalan 2) pertanyaan yang menilai suatu ide 3) pertanyaan yang meminta siswa menetapkan suatu cara pemecahan masalah
  • 11. 4) pertanyaan yang meminta siswa menetapkan karya seni terbaik. 2. Pertanyaan Berdasarkan Maksudnya Menurut Hutasoit (2010), pertanyaan berdasarkan maksudnya, terdiri atas: a. Pertanyaan permintaan ( compliance question) adalah pertanyaan yang mengharapkan peserta didik mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pernyataan. b. Pertanyaan retoris (rhetorical question) adalah pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, tetapi dijawab sendiri oleh guru, dengan maksud hanya menyampaikan informasi kepada peserta didiknya. c. Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) adalah pertanyaan yang bermaksud memberi arah atau menuntun peserta didik sehingga dapat menemukan sendiri jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepadanya. Pertanyaan ini diperlukan jika guru ingin agar peserta didiknya memperhatikan dengan seksama bagian-bagian tertentu atau pokok inti dari bahan yang disajikannya. d. Pertanyaan menggali (probing question) adalah pertanyaan lajutan yang dapat mendorong peserta didik untuk lebih mendalami jawaban atas pertanyaan yang diajukan sebelumnya. Jenis pertanyaan ini dimaksudkan untuk mendorong peserta didik meningkatkan kuantitas dan kualitas jawaban yang diberikan. 3. Pertanyaan Berdasarkan Tujuannya Menurut Wartono (2003), pertanyaan berdasarkan maksudnya terdiri atas: a. Pertanyaan Kognitif Pertanyaan kognitif adalah pertanyaan yang dilakukan guru kepada siswa dengan tujuan untuk menguji pengetahuan, pemahaman, dan pendapat siswa tentang materi pelajaran. Contohnya dalam ilmu fisika: “ Apa yang dimaksud dengan tekanan?” b. Pertanyaan Performansi Pertanyaan performansi adalah pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa dengan tujuan agar siswa melakukan penampilan/performansi sesuai dengan yang dianjurkan guru. Contonya: “ Bisakah Kamu mengerjakan soal itu di papan tulis?”. c. Pertanyaan Konsekuensi Pertanyaan konsekuensi adalah adalah pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa dengan tujuan agar siswa menjelaskan atau memberikan alas an terhadap tindakan ataupun pendapat yang telah dikemukakan. Contohnya: “Apa yang terjadi ketika tembaga dan kayu didekatkan pada sebuah magnet? Mengapa hal tersebut bisa terjadi?” d. Pertanyaan Eksplorasi
  • 12. Prtanyaan eksplorasi adalah pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa dengan tujuan untuk menjajagi sejauh mana pengetahuan dan pengalaman siswa sebelum ia menempuh pelajaran baru. Contonya: setelah guru selesai menjelaskan tentang besaran dan satuan, kemudian meberikan pertanyaan “Kecepatan dan usaha termasuk besaran apa?”. 4. Pertanyaan Berdasarkan Sifatnya Menurut Wartono (2003), pertanyaan berdasarkan sifatnya terdiri atas: a. Pertanyaan Ingatan Pertanyaan ingatan adalah pertanyaan yang menghendaki siswa untuk mengenal atau mengingat kembali apa yang telah dipelajari. “ Ada berapa macam besaran di fisika?” b. Pertanyaan Pemahaman Pertanyaan pemahaman adalah pertanyaan yang meminta siswa untuk membuktikan bahwa mereka telah mempunyai pengertian yang cukup untuk menyusun materi yang telah diketahui secara mantap. Contihnya: “ Tolomg jelaskan dengan bahasa kamu sendiri, bagaimana proses terjadinya interferensi pada gelombang cahaya?”. c. Pertanyaan Analisis Pertanyaan analisis adalah pertanyaan yang menghendaki siswa untuk berpikir secara kritis dan mendalam.Biasanya meminta siswa untuk mencari alasan atau sebab dari suatu masalah atau dapat juga dengan menganalisa suatu informansi. Contohnya: “ Mengapa gas kalau dipanaskan tekanannya meningkat?”. d. Pertanyaan Sintesis Pertanyaan sintesis adalah pertanyaan tingkat tinggi yang meminta siswa untuk menampilkan pikiran yang murni dan kreatif. Contohnya: “ Apa yang terjadi seandainya dua benda yang beratnya berbeda dijatuhkan bersama-sama dari gedung yang tinggi?” e. Pertanyaan Evaluasi Pertanyaan evaluasi adalah pertanyaan tingkat tinggi berdasarkan proses mental yang terlibat di dalamnya. Pertanyaan evaluasi tidak memiliki satu jawaban yang benar mutlak dan tidak mempunyai jawaban tunggal. Contohnya: “ Menurut kalian cara mana yang paling mudah untuk menyelesaikan soal integral ini?”. 5. Pertanyaan Berdasarkan Caranya Menurut Wartono (2003), pertanyaan berdasarkan caranya terdiri atas: a. Pertanyaan Mengarahkan Pertanyaan mengarahkan adalah pertanyaan yang diberikan guru untuk menuntun siswa dalam dalam proses berpikir, sehingga siswa dapat menemukan inti permasalahannya. Contohnya: pada saat guru menerangkan tentang sifat-sifat bayangan pada cermin datar, guru
  • 13. menyuruh siswa untuk menggambar bayangan benda di depan cermin datar berdasarkan hukum pemantulan pada cermin datar. b. Pertanyaan Menggali Pertanyaan menggali adalah pertanyaan lanjutan yang mendorong siswa untuk lebih mendalami maksud dari pertanyaan yang diajukan sebelumnya, dan meningkatkan kualitas dan kuantitas pertanyaan sebelumnya. c. Pertanyaan Memancing Pertanyaan memancing adalah pertanyaan yang bertujuan untuk memancing ide-ide siswa secara original, sehingga siswa dapat memberikan jawaban secara tepat, jujur, benar, tidak malu, dan takut menjawabnya. D. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Guru dalam Mengajukan Pertanyaan dalam Proses Mengajar pada Siswa 1. Tujuan Tujuan yang dicanangkan guru dalam mengajukan suatu pertanyaan harus jelas. 2. Penyusunan Kata-Kata Untuk membantu siswa merespon pertanyaan guru, pertanyaan harus disusun dengan kata- kata yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswanya dan harus memahami bahwa pembendaharaan kata-kata dan pemahaman terhadap kata-kata antara guru dan siswa berbeda. 3. Struktur Selama proses belajar mengajar, sebaiknya guru memberikan informasi yang relevan dengan tugas atau pertanyaan yang diajukan pada siswa baik sebelum maupun sesudah pertanyaan itu diajukan. 4. Pemusatan Pemusatan sangat penting dalam ruang lingkup pertanyaan yang diberikan guru agar pertanyaan tidak meluas ke topik-topik yang lain yang bukan menjadi tujuan materi yang diajarkan. Pemusatan lainnya yaitu perhatian terhadap jumlah pertanyaan yang diberikan pada siswa. 5. Pindah Gilir Agar respon dari siswa tetap ada dalam proses belajar mengajar, guru dapat melakukan pindah gilir terhadap pertanyaan yang diajukan, misalnya pertanyaan yang diajukan pada
  • 14. salah satu siswa belum terjawab, maka guru bisa mengajukannya lagi pada siswa yang lain dengan pertanyaan yang sama. 6. Distribusi/Penyebaran Untuk melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar, guru disarankan mendistribusikan pertanyaan secara acak selama proses belajar mengajar. Pertanyaan dapat diberikan pada seluruh kelas kemudian baru pada salah satu siswa, dan guru harus berusaha agar semua siswa mendapat giliran menjawab pertanyaan. 7. Pemberian Waktu Guru perlu memberikan waktu bagi siswanya untuk berpikir sebelum menemukan jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru. 8. Pemberian Tuntunan Guru dapat memberikan tuntunan pada siswa untuk meberikan jawaban dengan baik dan benar, misalnya dengan menanggapi jawaban yang kurang tepat atau jawaban yang salah yang diberikan siswa. 9. Antusias dan Hangat Sikap antusias dan hangat yang diberikan guru pada siswa dapat memberikan arti dalam meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar. Misalnya tidak secara langsung mengatakan bahwa jawaban si A salah dan langsung mengajukannya pada siswa lain, akan tetapi memberikan arahan lain yang yang bersifat membantu (Wartono, 2003). E. Kelebihan dan Kelemahan dari Keterampilan Bertanya 1. Kelebihan a. Mempererat hubungan keilmuan antara guru dan siswa. b. Melatih anak-anak mengeluarkan pendapatnya secara merdeka, sehingga pelajaran akan lebih menarik. c. Menghilangkan verbalisme, individualisme dan intelektaulisma (Munsyi (1981:70) dalam Albantati, 2010). 2. Kelemahan a. Mudah menjurus kepada hal yang tidak dibahas. b. Bila guru kurang waspada pedebatan beralih kepada sentiment pribadi. c. Tidak semua anak mengerti dan dapat mengajukan pendapat (Munsyi (1981:70) dalam Albantati, 2010).
  • 15. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Keterampilan bertanya merupakan kemampuan dalam memberikan pertanyaan kepada siswa agar mencapai sasaran yang tepat dengan maksud antara lain untuk memberikan dorongan kepada siswa agar mereka mengemukakan pendapat, sekedar apersepsi, atau untuk mendapatkan umpan balik dari penjelasan yang telah disampaikan. keterampilan ini merupakan salah satu kunci untuk meningkatakan mutu dan kebermaknaan pembelajaran. 2. Keterampilan bertanya dibedakan menjadi 2, yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. 3. Pertanyaan dapat dibedakan menjadi bermacam-macam, antara lain yaitu: klasifikasi pertanyaan berdasarkan Taksonomi Bloom, berdasarkan maksudnya, berdasarkan tujuannya, berdasarkan sifatnya, dan berdasarkan caranya. 4. Hal yang perlu diperhatikan guru dalam mengajukan pertanyaan yaitu sebelum memberi pertanyaan yaitu tentang tujuan, penysusunan kata-kata, struktur, pemusatan, pindah gilir, distribusi/penyebaran, pemberian waktu, pemberian tuntunan, antusias, dan hangat. 5. Kelebihan keterampilan bertanya yaitu mempererat hubungan guru dengan murid dan melatih untuk berpendapat, sedangkan kelemahannya antara lain mudah keluar dari topik pembicaraan, menimbulkan perdebatan, serta tidak semua siswa mengerti dan dapat berpendapat. B. Saran Dari uraian pembahasan yang telah disebutkan diatas, penulis menyarankan kepada para pembaca yang akan berprofesi sebagai calon guru agar dapat menguasai keterampilan bertanya ini, karena keterampilan ini merupakan satu komponen penting di dalam memotivasi minat belajar anak. DAFTAR PUSTAKA
  • 16. Albantati, Fadlie. 2010. Keterampilan Bertanya, (online), (http://keterampilan-bertanya-fadli_files/navbar.htm, diakses 17 Agustus 2011). Beni. 2008. Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut, (online), (http:// KETERAMPILAN%20BERTANYA%20DASAR%20DAN%20LANJUT%20%C2% AB%20BENI%27S%20WEBLOG_files/jquery.js", diakses 17 Agustus 2011). Hutasoit, Amelia. 2010. Keterampilan Bertanya, (online), (http://callmeamel.blogspot.com/2010/07/keterampilan-bertanya.html, diakses 17 Agustus 2011). Sofa, Pakde. 2008. Keterampilan Bertanya, Mendengar dan Evaluasi dalam pembelajaran Fisika, (online), (http://massofa.wordpress.com/2008/02/04/keterampilan-bertanya-mendengar-dan-evaluasi- dalam-pembelajaran-fisika, diakses 17 Agustus 2011). Wartono. 2003. Keterampilan Dasar Mengajar. Malang: Universitas Kanjuruhan Malang.