SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 11
TENTANG FIRE ALARM SISTEM
Posted by Muhammad Taufan
Fire Alarm dikenal memiliki 2 (dua) sistem, yaitu:
1. Sistem Konvensional.
2. Sistem Addressable.
Sistem Konvensional: yaitu yang menggunakan kabel isi dua untuk hubungan antar detector ke
detector dan ke Panel. Kabel yang dipakai umumnya kabel listrik NYM 2x1.5mm atau NYMHY
2x1.5mm yang ditarik di dalam pipa conduit semisal EGA atau Clipsal. Pada instalasi yang cukup kritis
kerap dipakai kabel tahan api (FRC=Fire Resistance Cable) dengan ukuran 2x1.5mm, terutama untuk
kabel-kabel yang menuju ke Panel dan sumber listrik 220V. Oleh karena memakai kabel isi dua, maka
instalasi ini disebut dengan 2-Wire Type. Selain itu dikenal pula tipe 3-Wire dan 4-Wire seperti
terlihat pada Gambar di bawah ini.
Pada 2-Wire Type nama terminal pada detectornya adalah L(+) dan Lc(-). Kabel ini dihubungkan
dengan Panel Fire Alarm pada terminal yang berlabel L dan C juga. Hubungan antar detector satu
dengan lainnya dilakukan secara PARALEL dengan syarat TIDAK BOLEH BERCABANG yang berarti harus
ada titik AWAL dan ada titik AKHIR. Perhatikan Gambar di atas.
Titik akhir tarikan kabel disebut dengan istilah End-of-Line (EOL). Di titik inilah detector fire terakhir
dipasang dan di sini pulalah satu loop dinyatakan berakhir (stop). Pada detector terakhir ini dipasang
satu buah EOL Resistor atau EOL Capacitor. Jadi yang benar adalah EOL Resistor ini dipasang di
UJUNG loop, BUKAN di dalam Control Panel dan jumlahnyapun hanya satu EOL Resistor pada setiap
loop. Oleh sebab itu bisa dikatakan 1 Loop = 1 Zone yang ditutup dengan Resistor End of Line (EOL
Resistor).
Adapun tentang istilah konvensional, maka istilah ini untuk membedakannya dengan sistem
Addressable. Pada sistem konvensional, setiap detector hanya berupa kontak listrik biasa, tidak
mengirimkan ID Alamat yang khusus.
3-Wire Type digunakan apabila dikehendaki agar setiap detector memiliki output masing-masing yang
berupa lampu. Contoh aplikasinya, misalkan untuk kamar-kamar hotel dan rumah sakit. Sebuah lampu
indicator -yang disebut Remote Indicating Lamp- dipasang di atas pintu bagian luar setiap kamar dan
akan menyala pada saat detector mendeteksi. Dengan begitu, maka lokasi kebakaran dapat diketahui
orang luar melalui nyala lampu. Wiring diagram serta bentuk lampu indicatornya adalah seperti ini:
4-Wire Type umumnya digunakan pada kebanyakan Smoke Detector 12V agar bisa dihubungkan
dengan Panel Alarm Rumah. Seperti diketahui Panel Alarm Rumah menggunakan sumber 12VDC untuk
menyuplai tegangan ke sensor yang salah satunya bisa berupa Smoke Detector tipe 4-Wire ini. Di sini,
ada 2 kabel yang dipakai sebagai supply +12V dan -12V, sedangkan dua sisanya adalah relay NO - C yang
dihubungkan dengan terminal bertanda ZONE dan COM pada panel alarm. Selain itu tipe 4-wire ini bisa
juga dipakai apabila ada satu atau beberapa Detector "ditugaskan" untuk men-trigger peralatan lain
saat terjadi kebakaran, seperti: mematikan saklar mesin pabrik, menghidupkan mesin pompa air,
mengaktifkan sistem penyemprot air (sprinkler system atau releasing agent) dan sebagainya. Biasanya
detector 4-wire memiliki rentang tegangan antara 12VDC sampai dengan 24VDC.
Sistem Addressable kebanyakan digunakan untuk instalasi Fire Alarm di gedung bertingkat, semisal
hotel, perkantoran, mall dan sejenisnya. Perbedaan paling mendasar dengan sistem konvensional adalah
dalam hal Address (Alamat). Pada sistem ini setiap detector memiliki alamat sendiri-sendiri untuk
menyatakan identitas ID dirinya. Jadi titik kebakaran sudah diketahui dengan pasti, karena panel bisa
menginformasikan deteksi berasal dari detector yang mana. Sedangkan sistem konvensional hanya
menginformasikan deteksi berasal dari Zone atau Loop, tanpa bisa memastikan detector mana yang
mendeteksi, sebab 1 Loop atau Zone bisa terdiri dari 5 bahkan 10 detector, bahkan terkadang lebih.
Agar bisa menginformasikan alamat ID, maka di sini diperlukan sebuah module yang disebut dengan
Monitor Module. Ketentuannya adalah satu module untuk satu, sehingga diperoleh sistem yang benar-
benar addressable (istilahnya fully addressable). Sedangkan addressable detector adalah detector
konvensional yang memiliki module yang built-in. Apabila detector konvensional akan dijadikan
addressable, maka dia harus dihubungkan dulu ke monitor module yang terpisah seperti pada contoh di
bawah ini:
Dengan teknik rotary switch ataupun DIP switch, alamat module detector dapat ditentukan secara
berurutan, misalnya dari 001 sampai dengan 127.
Satu hal yang menyebabkan sistem addressable ini "kalah pemasangannya" dibandingkan dengan sistem
konvensional adalah masalah harga. Lebih-lebih jika menerapkan fully addressable dimana jumlah
module adalah sama dengan jumlah keseluruhan detector, maka cost-nya lumayan mahal. Sebagai "jalan
tengah" ditempuh cara "semi-addressable", yaitu panel dan jaringannya menggunakan Addressable,
hanya saja satu module melayani beberapa detector konvensional.
Dalam panel addressable tidak terdapat terminal Zone L-C, melainkan yang ada adalah terminal Loop.
Dalam satu tarikan loop bisa dipasang sampai dengan 125 - 127 module. Apa artinya? Artinya jumlah
detector-nya bisa sampai 127 titik alias 127 zone fully addressable hanya dalam satu tarikan saja. Jadi
untuk model panel addressable berkapasitas 1-Loop sudah bisa menampung 127 titik detector (=127
zone). Jenis panel addressable 2-Loop artinya bisa menampung 2 x 127 module atau sama dengan 254
zone dan seterusnya.
Jenis-jenis Detector Fire Alarm
1. ROR (Rate of Rise) Heat Detector
Heat detector adalah pendeteksi kenaikan panas. Jenis ROR adalah yang paling banyak digunakan saat
ini, karena selain ekonomis juga aplikasinya luas. Area deteksi sensor bisa mencapai 50m2 untuk
ketinggian plafon 4m. Sedangkan untukplafon lebih tinggi, area deteksinya berkurang menjadi 30m2.
Ketinggian pemasangan max. hendaknya tidak melebihi 8m. ROR banyak digunakan karena detector ini
bekerja berdasarkan kenaikan temperatur secara cepat di satu ruangan kendati masih berupa hembusan
panas. Umumnya pada titik 55oC - 63oC sensor ini sudah aktif dan membunyikan alarm bell kebakaran.
Dengan begitu bahaya kebakaran (diharapkan) tidak sempat meluas ke area lain. ROR sangat ideal untuk
ruangan kantor, kamar hotel, rumah sakit, ruang server, ruang arsip, gudang pabrik dan lainnya.
Prinsip kerja ROR sebenarnya hanya saklar bi-metal biasa. Saklar akan kontak saat mendeteksi panas.
Karena tidak memerlukan tegangan (supply), maka bisa dipasang langsung pada panel alarm rumah. Dua
kabelnya dimasukkan ke terminal Zone-Com pada panel alarm. Jika dipasang pada panel Fire Alarm,
maka terminalnya adalah L dan LC. Kedua kabelnya boleh terpasang terbalik, sebab tidak memiliki plus-
minus. Sedangkan sifat kontaknya adalah NO (Normally Open).
2. Fix Temperature
Fix Temperature termasuk juga ke dalam Heat Detector. Berbeda dengan ROR, maka Fix Temperature
baru mendeteksi pada derajat panas yang langsung tinggi. Oleh karena itu cocok ditempatkan pada area
yang lingkungannya memang sudah agak-agak "panas", seperti: ruang genset, basement, dapur-dapur
foodcourt, gudang beratap asbes, bengkel las dan sejenisnya. Alasannya, jika pada area itu dipasang ROR,
maka akan rentan terhadap False Alarm (Alarm Palsu), sebab hembusan panasnya saja sudah bisa
menyebabkan ROR mendeteksi. Area efektif detektor jenis ini adalah 30m2 (pada ketinggian plafon 4m)
atau 15m2 (untuk ketinggian plafon antara 4 - 8m). Seperti halnya ROR, kabel yang diperlukan untuk
detector ini cuma 2, yaitu L dan LC, boleh terbalik dan bisa dipasang langsung pada panel alarm rumah
merk apa saja. Sifat kontaknya adalah NO (Normally Open).
3. Smoke Detector
Smoke Detector mendeteksi asap yang masuk ke dalamnya. Asap memiliki partikel-partikel yang kian
lama semakin memenuhi ruangan smoke (smoke chamber) seiring dengan meningkatnya intensitas
kebakaran. Jika kepadatan asap ini (smoke density) telah melewati ambang batas (threshold), maka
rangkaian elektronik di dalamnya akan aktif. Oleh karena berisi rangkaian elektronik, maka Smoke
memerlukan tegangan. Pada tipe 2-Wire tegangan ini disupply dari panel Fire bersamaan dengan sinyal,
sehingga hanya menggunakan 2 kabel saja. Sedangkan pada tipe 4-Wire (12VDC), maka tegangan plus
minus 12VDC-nya disupply dari panel alarm biasa sementara sinyalnya disalurkan pada dua kabel
sisanya. Area proteksinya mencapai 150m2 untuk ketinggian plafon 4m.
Pertanyaan yang sering diajukan adalah di area mana kita menempatkan Smoke dan di area mana kita
menempatkan Heat. Apabila titik-titiknya sudah ditetapkan secara detail oleh Konsultan Proyek, maka
kita harus mengikuti gambar titik yang diberikan. Namun apabila belum, maka secara umum patokannya
adalah:
Jika diperkirakan di area tersebut saat awal terjadi kebakaran lebih didominasi hembusan panas
ketimbang kepulan asap, maka tempatkanlah Heat Detector. Contoh: ruang filing cabinet, gudang spare
parts dari logam (tanpa kardus), bengkel kerja mekanik dan sejenisnya.
Sebaliknya jika didominasi asap, sebaiknya memasang Smoke. Contoh: ruangan no smoking area yang
beralas karpet (kecuali kamar hotel), gudang kertas, gudang kapas, gudang ban, gudang makanan-
minuman (mamin) dan sejenisnya.
Jenis Smoke Detector:
Ionisation Smoke Detector yang bekerjanya berdasarkan tumbukan partikel asap dengan unsur
radioaktif Am di dalam ruang detector (smoke chamber).
Photoelectric Type Smoke Detector (Optical) yang bekerjanya berdasarkan pembiasan cahaya
lampu LED di dalam ruang detector oleh adanya asap yang masuk dengan kepadatan tertentu.
Smoke Ionisasi cocok untuk mendeteksi asap dari kobaran api yang cepat (fast flaming fires), tetapi jenis
ini lebih mudah terkena false alarm, karena sensitivitasnya yang tinggi. Oleh karenanya lebih cocok untuk
ruang keluarga dan ruangan tidur.
Smoke Optical (Photoelectric) lebih baik untuk mendeteksi asap dari kobaran api kecil, sehingga cocok
untuk di hallway (lorong) dan tempat-tempat rata. Jenis ini lebih tahan terhadap false alarm dan
karenanya boleh diletakkan di dekat dapur.
4. Flame Detector
Flame Detector adalah alat yang sensitif terhadap radiasi sinar ultraviolet yang ditimbulkan oleh nyala
api. Tetapi detector ini tidak bereaksi pada lampu ruangan, infra merah atau sumber cahaya lain yang
tidak ada hubungannya dengan nyala api (flame).
Aplikasi yang disarankan:
-Rumah yang memiliki plafon tinggi: aula, gudang, galeri.
-Tempat yang mudah terbakar: gudang kimia, pompa bensin, pabrik, ruangan mesin, ruang panel listrik.
-Ruang komputer, lorong-lorong dan sebagainya.
Penempatan detector harus bebas dari objek yang menghalangi, tidak dekat dengan lampu mercury,
lampu halogen dan lampu untuk sterilisasi. Juga hindari tempat-tempat yang sering terjadi percikan api
(spark), seperti di bengkel-bengkel las atau bengkel kerja yang mengoperasikan gerinda. Dalam
percobaan singkat, detector ini menunjukkan performa yang sangat bagus. Respon detector terbilang
cepat saat korek api dinyalakan dalam jarak 3 - 4m. Oleh sebab itu, pemasangan di pusat keramaian dan
area publik harus sedikit dicermati. Jangan sampai orang yang hanya menyalakan pemantik api (lighter)
di bawah detector dianggap sebagai kebakaran. Bisa juga dipasang di ruang bebas merokok (No Smoking
Area) asalkan bunyi alarm-nya hanya terjadi di ruangan itu saja sebagai peringatan bagi orang yang
"membandel".
5. Gas Detector
Sesuai dengan namanya detector ini mendeteksi kebocoran gas yang kerap terjadi di rumah tinggal. Alat
ini bisa mendeteksi dua jenis gas, yaitu:
-LPG (El-pi-ji) : Liquefied Petroleum Gas.
-LNG (El-en-ji): Liquefied Natural Gas.
Dari dua jenis gas tersebut, Elpiji-lah yang paling banyak digunakan di rumah-rumah. Perbedaan LPG
dengan LNG adalah: Elpiji lebih berat daripada udara, sehingga apabila bocor, gas akan turun mendekati
lantai (tidak terbang ke udara). Sedangkan LNG lebih ringan daripada udara, sehingga jika terjadi
kebocoran, maka gasnya akan terbang ke udara. Perbedaan sifat gas inilah yang menentukan posisi
detector sebagaimana ilustrasi di bawah ini:
Untuk LPG, maka letak detector adalah di bawah, yaitu sekitar 30 cm dari lantai dengan arah detector
menghadap ke atas. Hal ini dimaksudkan agar saat bocor, gas elpiji yang turun akan masuk ke dalam
ruang detector sehingga dapat terdeteksi. Jarak antara detector dengan sumber kebocoran tidak melebihi
dari 4m.
Untuk LNG, maka pemasangan detectornya adalah tinggi di atas lantai, tepatnya 30cm di bawah
plafon dengan posisi detector menghadap ke bawah. Sesuai dengan sifatnya, maka saat bocor gas ini
akan naik ke udara sehingga bisa terdeteksi. Jarak dengan sumber kebocoran hendaknya tidak melebihi
8m.
PERINGATAN - Dapur atau ruangan yang dipenuhi oleh bocoran gas adalah sangat
berbahaya dan berpotensi menimbulkan ledakan, karena kedua jenis gas ini amat mudah
terbakar (highly flammable).
Conventional Fire Alarm Control Panel
Tampak luar Panel Fire Alarm umumnya berupa metal kabinet dari bahan yang
kokoh seperti terlihat pada gambar di samping. Pada beberapa tipe ada yang berwarna merah, mungkin
dengan maksud agar bisa dibedakan dengan panel listrik ataupun panel instrumentasi lainnya.
Dalam sistem alarm, panel berfungsi sebagai pusat pengendali semua sistem dan merupakan inti dari
semua sistem alarm. Oleh sebab itu, maka lokasi penempatannya harus direncanakan dengan baik,
terlebih lagi pada sistem Fire Alarm. Syarat utamanya adalah tempatkan panel sejauh mungkin dari
lokasi yang berpotensial menimbulkan kebakaran dan jauh dari campur tangan orang yang tidak berhak.
Perlu diingat, kendati bukan merupakan alat keselamatan, namun sistem Fire Alarm sangat bersangkutan
jiwa manusia, sehingga kekeliruan sekecil apapun sebaiknya diantisipasi sejak dini.
Panel Fire Alarm memiliki kapasitas zone, misalnya 1 Zone, 5 Zone, 10 dan seterusnya. Pemilihan
kapasitas panel disesuaikan dengan banyaknya lokasi yang akan diproteksi, selain tentu saja
pertimbangan soal harga. Di bagian depannya tertera sederetan lampu indikator yang menunjukkan
aktivitas sistem. Kesalahan sekecil apapun akan terdeteksi oleh panel ini, diantaranya:
-Indikator Zone yang menunjukkan Lokasi Kebakaran (Fire) dan kabel putus (Zone Fault).
-Indikator Power untuk memastikan bagus tidaknya pasokan listrik pada sistem.
-Indikator Battery untuk memastikan kondisi baterai masih penuh atau sudah lemah.
-Indikator Attention untuk mengingatkan operator akan adanya posisi switch yang salah.
-Indikator Accumulation untuk menandakan bahwa sesaat lagi akan terjadi deteksi dan sederetan
indikator lainnya.
Panel Fire Alarm tidak memerlukan pengoperasian manual secara rutin, karena secara teknis ia sudah
beroperasi selama 24 jam non-stop. Namun yang diperlukan adalah pengawasan dan pemeliharaan
oleh pekerja yang memang sebaiknya ditunjuk khusus untuk melakukan itu. Setiap kesalahan (trouble)
yang terjadi harus segera dilaporkan dan ditindaklanjuti, sebab kita tidak pernah tahu kapan terjadinya
bahaya kebakaran.
Pengujian berkala perlu dilakukan sedikitnya dua kali dalam setahun guna memastikan
keseluruhan sistem bekerja dengan baik. Untuk menguji sistem diperlukan satu standar operasi yang
benar, jangan sampai menimbulkan kepanikan luar biasa bagi orang-orang di sekitarnya disebabkan oleh
bunyi bell alarm dari sistem yang kita uji.
"Tiga Serangkai" dalam sistem Fire Alarm terdiri dari:
1. Manual Call Point.
2. Indicator Lamp.
3. Fire Bell.
Disebut tiga serangkai, karena ketiganya biasa dipasang di tembok berjajar ke bawah ataupun
ditempatkan dalam satu plat metal yang berada tepat di atas lemari hidran (selang pemadam api).
1. Manual Call Point (MCP)
Fungsi alat ini adalah untuk mengaktifkan sirine tanda kebakaran (Fire Bell) secara manual dengan cara
memecahkan kaca atau plastik transparan di bagian tengahnya. Istilah lain untuk alat ini adalah
Emergency Break Glass. Di dalamnya hanya berupa saklar biasa yang berupa microswitch atau
tombol tekan. Salah satu aspek yang harus diperhatikan adalah soal lokasi penempatannya. Terbaik jika
unit ini diletakkan di lokasi yang:
-sering terlihat oleh banyak orang,
-terlewati oleh orang saat berlarian ke luar bangunan,
-mudah dijangkau.
Untuk menguji fungsi alat ini tidak perlu dengan memecahkan kaca, karena sudah tersedia tongkat atau
kunci khusus, sehingga saklar bisa tertekan tanpa harus memecahkan kaca. Kaca yang telanjur retak atau
pecah bisa diganti dengan yang baru.
Di beberapa tipe ada yang dilengkapi dengan fungsi intercom (TEL). Petugas penguji dapat melakukan
komunikasi dengan penjaga di Panel Control Room dengan memasukkan handset telepon ke dalam jack
pada MCP. Seketika itu juga telepon di panel akan aktif,sehingga kedua orang ini bisa saling
berkomunikasi.
2. Fire Bell
Fire Bell akan membunyikan bunyi alarm kebakaran yang khas. Suaranya cukup nyaring dalam jarak
yang relatif jauh. Tegangan output yang keluar dari dari panel Fire Alarm adalah 24VDC, sehingga jenis
Fire Bell 24VDC-lah yang banyak dipakai saat ini, sekalipun versi 12VDC juga tersedia. Perlu diperhatikan
dalam pemasangan Fire Bell (pada tipe Gong) adalah kedudukan piringan bell terhadap batang pemukul
piringan jangan sampai salah. Jika tidak pas, maka bunyi bell menjadi tidak nyaring. Aturlah kembali
dudukannya dengan cermat sampai bunyi bel terdengar paling nyaring.
3. Indicator Lamp
Indicator lamp adalah lampu yang berfungsi sebagai pertanda aktif-tidaknya sistem Fire Alarm atau
sebagai pertanda adanya kebakaran. Entah kami salah kaprah atau tidak, sebab dalam sebuah situs
dikatakan begini:
"An indicator lamp is a light that indicates whether power is on to a device or even if there is a problem
with a circuit or if something is working properly".
Jadi apabila demikian, maka yang dimaksud dengan Indicator Lamp pada Fire Alarm adalah lampu yang
menunjukkan adanya power pada panel ataupun menunjukkan trouble dan atau kebakaran. Di dalamnya
hanya berupa lampu bohlam (bulb) berdaya 30V/2W atau lampu LED berarus rendah. Oleh karena itu,
dalam sistem yang normal (tidak pada saat kebakaran) seyogianya lampu ini menyala (On). Sebaliknya
apabila lampu mati, ya tentu saja ada trouble pada power. Pada beberapa merk, indikasi kebakaran
dinyatakan dengan lampu indikator yang berkedip-kedip.
4. Remote Indicating Lamp
Berbeda dengan Indicator Lamp, maka Remote Indicating Lamp akan menyala saat terjadi kebakaran.
Ingat kembali pembahasan ini pada Judul Bagian 1. Detector Heat atau Smoke yang akan dihubungkan
dengan unit ini harus ditempatkan pada Mounting Base 3-kabel. Lampu ini dipasang di luar ruangan
tertutup (closed room), seperti ruang panel listrik, ruang genset, ruang pompa dan semisalnya, dengan
maksud agar gejala kebakaran di dalam dapat diketahui oleh orang di luar melalui nyala lampu. Unit ini
bisa juga dipasang di luar kamar hotel (sepanjang hallway), rumah sakit dan ruangan yang semisalnya.
Bersambung pada artikel berikutnya.....

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Fire, flame & smoke detectors
Fire, flame & smoke detectorsFire, flame & smoke detectors
Fire, flame & smoke detectorsAkaash Sahoo
 
soft starter insallation & maintenance
soft starter insallation & maintenance  soft starter insallation & maintenance
soft starter insallation & maintenance Akilan36
 
Fire alarm , detection and suppression system
Fire alarm , detection and suppression systemFire alarm , detection and suppression system
Fire alarm , detection and suppression systemKamran Hassan
 
Water Mist Systems - Akshay Jangam.
Water Mist Systems - Akshay Jangam. Water Mist Systems - Akshay Jangam.
Water Mist Systems - Akshay Jangam. Akshay Jangam
 
Intro to basic fire alarm technology
Intro to basic fire alarm technologyIntro to basic fire alarm technology
Intro to basic fire alarm technologyArman Nasar
 
Prosedur darurat kebakaran
Prosedur darurat kebakaranProsedur darurat kebakaran
Prosedur darurat kebakaranSatrio Adi
 
Fire Detection and Alarm Systems
Fire Detection and Alarm SystemsFire Detection and Alarm Systems
Fire Detection and Alarm SystemsJ.T.A.JONES
 
12. battery charging and testing is20
12. battery charging and testing is2012. battery charging and testing is20
12. battery charging and testing is20Md Hafizi Mohamad
 
Fm 200 system - working and isolation method
Fm 200 system - working and isolation method Fm 200 system - working and isolation method
Fm 200 system - working and isolation method Simon Paul
 
Fundamental training on Fire Detection & Alarm System
Fundamental training on Fire Detection & Alarm SystemFundamental training on Fire Detection & Alarm System
Fundamental training on Fire Detection & Alarm SystemSabrul Jamil
 
Buku papan suis utama
Buku papan suis utama Buku papan suis utama
Buku papan suis utama Ezuan Atok
 

La actualidad más candente (20)

Sistem pemadam api jenis Co2 system
Sistem pemadam api jenis Co2 systemSistem pemadam api jenis Co2 system
Sistem pemadam api jenis Co2 system
 
Fire, flame & smoke detectors
Fire, flame & smoke detectorsFire, flame & smoke detectors
Fire, flame & smoke detectors
 
soft starter insallation & maintenance
soft starter insallation & maintenance  soft starter insallation & maintenance
soft starter insallation & maintenance
 
Fire alarm , detection and suppression system
Fire alarm , detection and suppression systemFire alarm , detection and suppression system
Fire alarm , detection and suppression system
 
Smoke detector
Smoke detectorSmoke detector
Smoke detector
 
Water Mist Systems - Akshay Jangam.
Water Mist Systems - Akshay Jangam. Water Mist Systems - Akshay Jangam.
Water Mist Systems - Akshay Jangam.
 
Bomba
BombaBomba
Bomba
 
Sprinkler system
Sprinkler system Sprinkler system
Sprinkler system
 
Intro to basic fire alarm technology
Intro to basic fire alarm technologyIntro to basic fire alarm technology
Intro to basic fire alarm technology
 
Prosedur darurat kebakaran
Prosedur darurat kebakaranProsedur darurat kebakaran
Prosedur darurat kebakaran
 
Fire Detection and Alarm Systems
Fire Detection and Alarm SystemsFire Detection and Alarm Systems
Fire Detection and Alarm Systems
 
Fm 200 schematic
Fm 200 schematicFm 200 schematic
Fm 200 schematic
 
12. battery charging and testing is20
12. battery charging and testing is2012. battery charging and testing is20
12. battery charging and testing is20
 
Fire safety
Fire safety Fire safety
Fire safety
 
Fm 200 system - working and isolation method
Fm 200 system - working and isolation method Fm 200 system - working and isolation method
Fm 200 system - working and isolation method
 
Pemeriksaan Visual Sistem kenderaaan
Pemeriksaan Visual Sistem kenderaaanPemeriksaan Visual Sistem kenderaaan
Pemeriksaan Visual Sistem kenderaaan
 
Fundamental training on Fire Detection & Alarm System
Fundamental training on Fire Detection & Alarm SystemFundamental training on Fire Detection & Alarm System
Fundamental training on Fire Detection & Alarm System
 
Topik 8 kilat
Topik 8 kilatTopik 8 kilat
Topik 8 kilat
 
Foam water sprinkler
Foam water sprinklerFoam water sprinkler
Foam water sprinkler
 
Buku papan suis utama
Buku papan suis utama Buku papan suis utama
Buku papan suis utama
 

Similar a Tentang fire alarm sistem

Macam-Macam alarm kebakaran
Macam-Macam  alarm kebakaran Macam-Macam  alarm kebakaran
Macam-Macam alarm kebakaran Ali Must Can
 
Materi_Pelatihan_Pemadam_Kebakaran_Alat_Proteksi_Pada_Bangunan.pptx
Materi_Pelatihan_Pemadam_Kebakaran_Alat_Proteksi_Pada_Bangunan.pptxMateri_Pelatihan_Pemadam_Kebakaran_Alat_Proteksi_Pada_Bangunan.pptx
Materi_Pelatihan_Pemadam_Kebakaran_Alat_Proteksi_Pada_Bangunan.pptxfahmifs1
 
Simple Fire Alarm - How To Make Simple Fire Alarm
Simple Fire Alarm - How To Make Simple Fire AlarmSimple Fire Alarm - How To Make Simple Fire Alarm
Simple Fire Alarm - How To Make Simple Fire Alarmimratulshh
 
Materi pelatihan alarm & pemercik
Materi pelatihan alarm & pemercikMateri pelatihan alarm & pemercik
Materi pelatihan alarm & pemercikEko Kiswanto
 
Pertemuan 10 Mikrotik dan IOT MQ-2 .pptx
Pertemuan 10 Mikrotik dan  IOT MQ-2 .pptxPertemuan 10 Mikrotik dan  IOT MQ-2 .pptx
Pertemuan 10 Mikrotik dan IOT MQ-2 .pptxDedeSuarnaRamdhani1
 
Alat detektor api
Alat detektor apiAlat detektor api
Alat detektor apiwilardo123
 
RTU POLBAN Sistem Pendeteksi Kebakaran
RTU POLBAN Sistem Pendeteksi KebakaranRTU POLBAN Sistem Pendeteksi Kebakaran
RTU POLBAN Sistem Pendeteksi KebakaranHanaNuraini2
 
POLBAN Fire Alarm System Menggunakan Arduino Uno+LabView Link
POLBAN Fire Alarm System Menggunakan Arduino Uno+LabView LinkPOLBAN Fire Alarm System Menggunakan Arduino Uno+LabView Link
POLBAN Fire Alarm System Menggunakan Arduino Uno+LabView LinkIkmalUdin1
 
Polban Fire Alarm System Menggunakan Arduino Uno+LabView Link
Polban Fire Alarm System Menggunakan Arduino Uno+LabView LinkPolban Fire Alarm System Menggunakan Arduino Uno+LabView Link
Polban Fire Alarm System Menggunakan Arduino Uno+LabView LinkRyanArisyandiSaputra
 
Fire Alarm System Menggunakan Arduino Uno+LabView Link
Fire Alarm System Menggunakan Arduino Uno+LabView LinkFire Alarm System Menggunakan Arduino Uno+LabView Link
Fire Alarm System Menggunakan Arduino Uno+LabView LinkIkmalUdin1
 
Fire Alarm System using Arduino uno + Labview
Fire Alarm System using Arduino uno + LabviewFire Alarm System using Arduino uno + Labview
Fire Alarm System using Arduino uno + LabviewHanaNuraini2
 
Fire Alarm System Using Arduino UNO + LabView
Fire Alarm System Using Arduino UNO + LabViewFire Alarm System Using Arduino UNO + LabView
Fire Alarm System Using Arduino UNO + LabViewRyanArisyandiSaputra
 
K3 fire detector&fire extinguiesher group2
K3 fire detector&fire extinguiesher group2K3 fire detector&fire extinguiesher group2
K3 fire detector&fire extinguiesher group2Adella Nasution
 
bab 6-SENSOR INFRA RED dan sensor suhu.pptx
bab 6-SENSOR INFRA RED dan sensor suhu.pptxbab 6-SENSOR INFRA RED dan sensor suhu.pptx
bab 6-SENSOR INFRA RED dan sensor suhu.pptxDewiNovita25
 
Laporan sepringkler (1)
Laporan sepringkler (1)Laporan sepringkler (1)
Laporan sepringkler (1)Dyan Hatining
 
sensor cahaya tarwin 13708259014
sensor cahaya tarwin 13708259014sensor cahaya tarwin 13708259014
sensor cahaya tarwin 13708259014kemenag
 
Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Sertifikasi lokasi berbahaya untuk peralatan li...
Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Sertifikasi lokasi berbahaya untuk peralatan li...Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Sertifikasi lokasi berbahaya untuk peralatan li...
Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Sertifikasi lokasi berbahaya untuk peralatan li...Ariyandi Yuda Prahara
 

Similar a Tentang fire alarm sistem (20)

Macam-Macam alarm kebakaran
Macam-Macam  alarm kebakaran Macam-Macam  alarm kebakaran
Macam-Macam alarm kebakaran
 
Materi_Pelatihan_Pemadam_Kebakaran_Alat_Proteksi_Pada_Bangunan.pptx
Materi_Pelatihan_Pemadam_Kebakaran_Alat_Proteksi_Pada_Bangunan.pptxMateri_Pelatihan_Pemadam_Kebakaran_Alat_Proteksi_Pada_Bangunan.pptx
Materi_Pelatihan_Pemadam_Kebakaran_Alat_Proteksi_Pada_Bangunan.pptx
 
Simple Fire Alarm - How To Make Simple Fire Alarm
Simple Fire Alarm - How To Make Simple Fire AlarmSimple Fire Alarm - How To Make Simple Fire Alarm
Simple Fire Alarm - How To Make Simple Fire Alarm
 
Robot pemadam api 1
Robot pemadam api 1Robot pemadam api 1
Robot pemadam api 1
 
Technology sensor slide
Technology sensor slideTechnology sensor slide
Technology sensor slide
 
Materi pelatihan alarm & pemercik
Materi pelatihan alarm & pemercikMateri pelatihan alarm & pemercik
Materi pelatihan alarm & pemercik
 
Pertemuan 10 Mikrotik dan IOT MQ-2 .pptx
Pertemuan 10 Mikrotik dan  IOT MQ-2 .pptxPertemuan 10 Mikrotik dan  IOT MQ-2 .pptx
Pertemuan 10 Mikrotik dan IOT MQ-2 .pptx
 
Alat detektor api
Alat detektor apiAlat detektor api
Alat detektor api
 
RTU POLBAN Sistem Pendeteksi Kebakaran
RTU POLBAN Sistem Pendeteksi KebakaranRTU POLBAN Sistem Pendeteksi Kebakaran
RTU POLBAN Sistem Pendeteksi Kebakaran
 
POLBAN Fire Alarm System Menggunakan Arduino Uno+LabView Link
POLBAN Fire Alarm System Menggunakan Arduino Uno+LabView LinkPOLBAN Fire Alarm System Menggunakan Arduino Uno+LabView Link
POLBAN Fire Alarm System Menggunakan Arduino Uno+LabView Link
 
Polban Fire Alarm System Menggunakan Arduino Uno+LabView Link
Polban Fire Alarm System Menggunakan Arduino Uno+LabView LinkPolban Fire Alarm System Menggunakan Arduino Uno+LabView Link
Polban Fire Alarm System Menggunakan Arduino Uno+LabView Link
 
MCFA
MCFAMCFA
MCFA
 
Fire Alarm System Menggunakan Arduino Uno+LabView Link
Fire Alarm System Menggunakan Arduino Uno+LabView LinkFire Alarm System Menggunakan Arduino Uno+LabView Link
Fire Alarm System Menggunakan Arduino Uno+LabView Link
 
Fire Alarm System using Arduino uno + Labview
Fire Alarm System using Arduino uno + LabviewFire Alarm System using Arduino uno + Labview
Fire Alarm System using Arduino uno + Labview
 
Fire Alarm System Using Arduino UNO + LabView
Fire Alarm System Using Arduino UNO + LabViewFire Alarm System Using Arduino UNO + LabView
Fire Alarm System Using Arduino UNO + LabView
 
K3 fire detector&fire extinguiesher group2
K3 fire detector&fire extinguiesher group2K3 fire detector&fire extinguiesher group2
K3 fire detector&fire extinguiesher group2
 
bab 6-SENSOR INFRA RED dan sensor suhu.pptx
bab 6-SENSOR INFRA RED dan sensor suhu.pptxbab 6-SENSOR INFRA RED dan sensor suhu.pptx
bab 6-SENSOR INFRA RED dan sensor suhu.pptx
 
Laporan sepringkler (1)
Laporan sepringkler (1)Laporan sepringkler (1)
Laporan sepringkler (1)
 
sensor cahaya tarwin 13708259014
sensor cahaya tarwin 13708259014sensor cahaya tarwin 13708259014
sensor cahaya tarwin 13708259014
 
Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Sertifikasi lokasi berbahaya untuk peralatan li...
Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Sertifikasi lokasi berbahaya untuk peralatan li...Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Sertifikasi lokasi berbahaya untuk peralatan li...
Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Sertifikasi lokasi berbahaya untuk peralatan li...
 

Más de its

Silabus multimedia
Silabus multimediaSilabus multimedia
Silabus multimediaits
 
Panduan instalasi opensuse 11.2 versi server gui
Panduan instalasi opensuse 11.2 versi server guiPanduan instalasi opensuse 11.2 versi server gui
Panduan instalasi opensuse 11.2 versi server guiits
 
Firewall di-ubuntu
Firewall di-ubuntuFirewall di-ubuntu
Firewall di-ubuntuits
 
Pembaharuan serdos-2013-tot
Pembaharuan serdos-2013-totPembaharuan serdos-2013-tot
Pembaharuan serdos-2013-totits
 
Oop dengan java
Oop dengan javaOop dengan java
Oop dengan javaits
 
Ad hoc routing
Ad hoc routingAd hoc routing
Ad hoc routingits
 

Más de its (6)

Silabus multimedia
Silabus multimediaSilabus multimedia
Silabus multimedia
 
Panduan instalasi opensuse 11.2 versi server gui
Panduan instalasi opensuse 11.2 versi server guiPanduan instalasi opensuse 11.2 versi server gui
Panduan instalasi opensuse 11.2 versi server gui
 
Firewall di-ubuntu
Firewall di-ubuntuFirewall di-ubuntu
Firewall di-ubuntu
 
Pembaharuan serdos-2013-tot
Pembaharuan serdos-2013-totPembaharuan serdos-2013-tot
Pembaharuan serdos-2013-tot
 
Oop dengan java
Oop dengan javaOop dengan java
Oop dengan java
 
Ad hoc routing
Ad hoc routingAd hoc routing
Ad hoc routing
 

Último

MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 

Último (20)

MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 

Tentang fire alarm sistem

  • 1. TENTANG FIRE ALARM SISTEM Posted by Muhammad Taufan Fire Alarm dikenal memiliki 2 (dua) sistem, yaitu: 1. Sistem Konvensional. 2. Sistem Addressable. Sistem Konvensional: yaitu yang menggunakan kabel isi dua untuk hubungan antar detector ke detector dan ke Panel. Kabel yang dipakai umumnya kabel listrik NYM 2x1.5mm atau NYMHY 2x1.5mm yang ditarik di dalam pipa conduit semisal EGA atau Clipsal. Pada instalasi yang cukup kritis kerap dipakai kabel tahan api (FRC=Fire Resistance Cable) dengan ukuran 2x1.5mm, terutama untuk kabel-kabel yang menuju ke Panel dan sumber listrik 220V. Oleh karena memakai kabel isi dua, maka instalasi ini disebut dengan 2-Wire Type. Selain itu dikenal pula tipe 3-Wire dan 4-Wire seperti terlihat pada Gambar di bawah ini. Pada 2-Wire Type nama terminal pada detectornya adalah L(+) dan Lc(-). Kabel ini dihubungkan dengan Panel Fire Alarm pada terminal yang berlabel L dan C juga. Hubungan antar detector satu dengan lainnya dilakukan secara PARALEL dengan syarat TIDAK BOLEH BERCABANG yang berarti harus ada titik AWAL dan ada titik AKHIR. Perhatikan Gambar di atas.
  • 2. Titik akhir tarikan kabel disebut dengan istilah End-of-Line (EOL). Di titik inilah detector fire terakhir dipasang dan di sini pulalah satu loop dinyatakan berakhir (stop). Pada detector terakhir ini dipasang satu buah EOL Resistor atau EOL Capacitor. Jadi yang benar adalah EOL Resistor ini dipasang di UJUNG loop, BUKAN di dalam Control Panel dan jumlahnyapun hanya satu EOL Resistor pada setiap loop. Oleh sebab itu bisa dikatakan 1 Loop = 1 Zone yang ditutup dengan Resistor End of Line (EOL Resistor). Adapun tentang istilah konvensional, maka istilah ini untuk membedakannya dengan sistem Addressable. Pada sistem konvensional, setiap detector hanya berupa kontak listrik biasa, tidak mengirimkan ID Alamat yang khusus. 3-Wire Type digunakan apabila dikehendaki agar setiap detector memiliki output masing-masing yang berupa lampu. Contoh aplikasinya, misalkan untuk kamar-kamar hotel dan rumah sakit. Sebuah lampu indicator -yang disebut Remote Indicating Lamp- dipasang di atas pintu bagian luar setiap kamar dan akan menyala pada saat detector mendeteksi. Dengan begitu, maka lokasi kebakaran dapat diketahui orang luar melalui nyala lampu. Wiring diagram serta bentuk lampu indicatornya adalah seperti ini: 4-Wire Type umumnya digunakan pada kebanyakan Smoke Detector 12V agar bisa dihubungkan dengan Panel Alarm Rumah. Seperti diketahui Panel Alarm Rumah menggunakan sumber 12VDC untuk menyuplai tegangan ke sensor yang salah satunya bisa berupa Smoke Detector tipe 4-Wire ini. Di sini, ada 2 kabel yang dipakai sebagai supply +12V dan -12V, sedangkan dua sisanya adalah relay NO - C yang dihubungkan dengan terminal bertanda ZONE dan COM pada panel alarm. Selain itu tipe 4-wire ini bisa juga dipakai apabila ada satu atau beberapa Detector "ditugaskan" untuk men-trigger peralatan lain saat terjadi kebakaran, seperti: mematikan saklar mesin pabrik, menghidupkan mesin pompa air, mengaktifkan sistem penyemprot air (sprinkler system atau releasing agent) dan sebagainya. Biasanya detector 4-wire memiliki rentang tegangan antara 12VDC sampai dengan 24VDC. Sistem Addressable kebanyakan digunakan untuk instalasi Fire Alarm di gedung bertingkat, semisal hotel, perkantoran, mall dan sejenisnya. Perbedaan paling mendasar dengan sistem konvensional adalah dalam hal Address (Alamat). Pada sistem ini setiap detector memiliki alamat sendiri-sendiri untuk menyatakan identitas ID dirinya. Jadi titik kebakaran sudah diketahui dengan pasti, karena panel bisa menginformasikan deteksi berasal dari detector yang mana. Sedangkan sistem konvensional hanya menginformasikan deteksi berasal dari Zone atau Loop, tanpa bisa memastikan detector mana yang mendeteksi, sebab 1 Loop atau Zone bisa terdiri dari 5 bahkan 10 detector, bahkan terkadang lebih. Agar bisa menginformasikan alamat ID, maka di sini diperlukan sebuah module yang disebut dengan Monitor Module. Ketentuannya adalah satu module untuk satu, sehingga diperoleh sistem yang benar- benar addressable (istilahnya fully addressable). Sedangkan addressable detector adalah detector konvensional yang memiliki module yang built-in. Apabila detector konvensional akan dijadikan
  • 3. addressable, maka dia harus dihubungkan dulu ke monitor module yang terpisah seperti pada contoh di bawah ini: Dengan teknik rotary switch ataupun DIP switch, alamat module detector dapat ditentukan secara berurutan, misalnya dari 001 sampai dengan 127. Satu hal yang menyebabkan sistem addressable ini "kalah pemasangannya" dibandingkan dengan sistem konvensional adalah masalah harga. Lebih-lebih jika menerapkan fully addressable dimana jumlah module adalah sama dengan jumlah keseluruhan detector, maka cost-nya lumayan mahal. Sebagai "jalan tengah" ditempuh cara "semi-addressable", yaitu panel dan jaringannya menggunakan Addressable, hanya saja satu module melayani beberapa detector konvensional. Dalam panel addressable tidak terdapat terminal Zone L-C, melainkan yang ada adalah terminal Loop. Dalam satu tarikan loop bisa dipasang sampai dengan 125 - 127 module. Apa artinya? Artinya jumlah detector-nya bisa sampai 127 titik alias 127 zone fully addressable hanya dalam satu tarikan saja. Jadi untuk model panel addressable berkapasitas 1-Loop sudah bisa menampung 127 titik detector (=127 zone). Jenis panel addressable 2-Loop artinya bisa menampung 2 x 127 module atau sama dengan 254 zone dan seterusnya. Jenis-jenis Detector Fire Alarm 1. ROR (Rate of Rise) Heat Detector
  • 4. Heat detector adalah pendeteksi kenaikan panas. Jenis ROR adalah yang paling banyak digunakan saat ini, karena selain ekonomis juga aplikasinya luas. Area deteksi sensor bisa mencapai 50m2 untuk ketinggian plafon 4m. Sedangkan untukplafon lebih tinggi, area deteksinya berkurang menjadi 30m2. Ketinggian pemasangan max. hendaknya tidak melebihi 8m. ROR banyak digunakan karena detector ini bekerja berdasarkan kenaikan temperatur secara cepat di satu ruangan kendati masih berupa hembusan panas. Umumnya pada titik 55oC - 63oC sensor ini sudah aktif dan membunyikan alarm bell kebakaran. Dengan begitu bahaya kebakaran (diharapkan) tidak sempat meluas ke area lain. ROR sangat ideal untuk ruangan kantor, kamar hotel, rumah sakit, ruang server, ruang arsip, gudang pabrik dan lainnya. Prinsip kerja ROR sebenarnya hanya saklar bi-metal biasa. Saklar akan kontak saat mendeteksi panas. Karena tidak memerlukan tegangan (supply), maka bisa dipasang langsung pada panel alarm rumah. Dua kabelnya dimasukkan ke terminal Zone-Com pada panel alarm. Jika dipasang pada panel Fire Alarm, maka terminalnya adalah L dan LC. Kedua kabelnya boleh terpasang terbalik, sebab tidak memiliki plus- minus. Sedangkan sifat kontaknya adalah NO (Normally Open). 2. Fix Temperature Fix Temperature termasuk juga ke dalam Heat Detector. Berbeda dengan ROR, maka Fix Temperature baru mendeteksi pada derajat panas yang langsung tinggi. Oleh karena itu cocok ditempatkan pada area yang lingkungannya memang sudah agak-agak "panas", seperti: ruang genset, basement, dapur-dapur foodcourt, gudang beratap asbes, bengkel las dan sejenisnya. Alasannya, jika pada area itu dipasang ROR, maka akan rentan terhadap False Alarm (Alarm Palsu), sebab hembusan panasnya saja sudah bisa menyebabkan ROR mendeteksi. Area efektif detektor jenis ini adalah 30m2 (pada ketinggian plafon 4m) atau 15m2 (untuk ketinggian plafon antara 4 - 8m). Seperti halnya ROR, kabel yang diperlukan untuk detector ini cuma 2, yaitu L dan LC, boleh terbalik dan bisa dipasang langsung pada panel alarm rumah merk apa saja. Sifat kontaknya adalah NO (Normally Open). 3. Smoke Detector Smoke Detector mendeteksi asap yang masuk ke dalamnya. Asap memiliki partikel-partikel yang kian lama semakin memenuhi ruangan smoke (smoke chamber) seiring dengan meningkatnya intensitas kebakaran. Jika kepadatan asap ini (smoke density) telah melewati ambang batas (threshold), maka
  • 5. rangkaian elektronik di dalamnya akan aktif. Oleh karena berisi rangkaian elektronik, maka Smoke memerlukan tegangan. Pada tipe 2-Wire tegangan ini disupply dari panel Fire bersamaan dengan sinyal, sehingga hanya menggunakan 2 kabel saja. Sedangkan pada tipe 4-Wire (12VDC), maka tegangan plus minus 12VDC-nya disupply dari panel alarm biasa sementara sinyalnya disalurkan pada dua kabel sisanya. Area proteksinya mencapai 150m2 untuk ketinggian plafon 4m. Pertanyaan yang sering diajukan adalah di area mana kita menempatkan Smoke dan di area mana kita menempatkan Heat. Apabila titik-titiknya sudah ditetapkan secara detail oleh Konsultan Proyek, maka kita harus mengikuti gambar titik yang diberikan. Namun apabila belum, maka secara umum patokannya adalah: Jika diperkirakan di area tersebut saat awal terjadi kebakaran lebih didominasi hembusan panas ketimbang kepulan asap, maka tempatkanlah Heat Detector. Contoh: ruang filing cabinet, gudang spare parts dari logam (tanpa kardus), bengkel kerja mekanik dan sejenisnya. Sebaliknya jika didominasi asap, sebaiknya memasang Smoke. Contoh: ruangan no smoking area yang beralas karpet (kecuali kamar hotel), gudang kertas, gudang kapas, gudang ban, gudang makanan- minuman (mamin) dan sejenisnya. Jenis Smoke Detector: Ionisation Smoke Detector yang bekerjanya berdasarkan tumbukan partikel asap dengan unsur radioaktif Am di dalam ruang detector (smoke chamber). Photoelectric Type Smoke Detector (Optical) yang bekerjanya berdasarkan pembiasan cahaya lampu LED di dalam ruang detector oleh adanya asap yang masuk dengan kepadatan tertentu. Smoke Ionisasi cocok untuk mendeteksi asap dari kobaran api yang cepat (fast flaming fires), tetapi jenis ini lebih mudah terkena false alarm, karena sensitivitasnya yang tinggi. Oleh karenanya lebih cocok untuk ruang keluarga dan ruangan tidur. Smoke Optical (Photoelectric) lebih baik untuk mendeteksi asap dari kobaran api kecil, sehingga cocok untuk di hallway (lorong) dan tempat-tempat rata. Jenis ini lebih tahan terhadap false alarm dan karenanya boleh diletakkan di dekat dapur. 4. Flame Detector Flame Detector adalah alat yang sensitif terhadap radiasi sinar ultraviolet yang ditimbulkan oleh nyala api. Tetapi detector ini tidak bereaksi pada lampu ruangan, infra merah atau sumber cahaya lain yang tidak ada hubungannya dengan nyala api (flame). Aplikasi yang disarankan: -Rumah yang memiliki plafon tinggi: aula, gudang, galeri. -Tempat yang mudah terbakar: gudang kimia, pompa bensin, pabrik, ruangan mesin, ruang panel listrik. -Ruang komputer, lorong-lorong dan sebagainya.
  • 6. Penempatan detector harus bebas dari objek yang menghalangi, tidak dekat dengan lampu mercury, lampu halogen dan lampu untuk sterilisasi. Juga hindari tempat-tempat yang sering terjadi percikan api (spark), seperti di bengkel-bengkel las atau bengkel kerja yang mengoperasikan gerinda. Dalam percobaan singkat, detector ini menunjukkan performa yang sangat bagus. Respon detector terbilang cepat saat korek api dinyalakan dalam jarak 3 - 4m. Oleh sebab itu, pemasangan di pusat keramaian dan area publik harus sedikit dicermati. Jangan sampai orang yang hanya menyalakan pemantik api (lighter) di bawah detector dianggap sebagai kebakaran. Bisa juga dipasang di ruang bebas merokok (No Smoking Area) asalkan bunyi alarm-nya hanya terjadi di ruangan itu saja sebagai peringatan bagi orang yang "membandel". 5. Gas Detector Sesuai dengan namanya detector ini mendeteksi kebocoran gas yang kerap terjadi di rumah tinggal. Alat ini bisa mendeteksi dua jenis gas, yaitu: -LPG (El-pi-ji) : Liquefied Petroleum Gas. -LNG (El-en-ji): Liquefied Natural Gas. Dari dua jenis gas tersebut, Elpiji-lah yang paling banyak digunakan di rumah-rumah. Perbedaan LPG dengan LNG adalah: Elpiji lebih berat daripada udara, sehingga apabila bocor, gas akan turun mendekati lantai (tidak terbang ke udara). Sedangkan LNG lebih ringan daripada udara, sehingga jika terjadi kebocoran, maka gasnya akan terbang ke udara. Perbedaan sifat gas inilah yang menentukan posisi detector sebagaimana ilustrasi di bawah ini: Untuk LPG, maka letak detector adalah di bawah, yaitu sekitar 30 cm dari lantai dengan arah detector menghadap ke atas. Hal ini dimaksudkan agar saat bocor, gas elpiji yang turun akan masuk ke dalam
  • 7. ruang detector sehingga dapat terdeteksi. Jarak antara detector dengan sumber kebocoran tidak melebihi dari 4m. Untuk LNG, maka pemasangan detectornya adalah tinggi di atas lantai, tepatnya 30cm di bawah plafon dengan posisi detector menghadap ke bawah. Sesuai dengan sifatnya, maka saat bocor gas ini akan naik ke udara sehingga bisa terdeteksi. Jarak dengan sumber kebocoran hendaknya tidak melebihi 8m. PERINGATAN - Dapur atau ruangan yang dipenuhi oleh bocoran gas adalah sangat berbahaya dan berpotensi menimbulkan ledakan, karena kedua jenis gas ini amat mudah terbakar (highly flammable). Conventional Fire Alarm Control Panel Tampak luar Panel Fire Alarm umumnya berupa metal kabinet dari bahan yang kokoh seperti terlihat pada gambar di samping. Pada beberapa tipe ada yang berwarna merah, mungkin dengan maksud agar bisa dibedakan dengan panel listrik ataupun panel instrumentasi lainnya. Dalam sistem alarm, panel berfungsi sebagai pusat pengendali semua sistem dan merupakan inti dari semua sistem alarm. Oleh sebab itu, maka lokasi penempatannya harus direncanakan dengan baik, terlebih lagi pada sistem Fire Alarm. Syarat utamanya adalah tempatkan panel sejauh mungkin dari lokasi yang berpotensial menimbulkan kebakaran dan jauh dari campur tangan orang yang tidak berhak. Perlu diingat, kendati bukan merupakan alat keselamatan, namun sistem Fire Alarm sangat bersangkutan jiwa manusia, sehingga kekeliruan sekecil apapun sebaiknya diantisipasi sejak dini.
  • 8. Panel Fire Alarm memiliki kapasitas zone, misalnya 1 Zone, 5 Zone, 10 dan seterusnya. Pemilihan kapasitas panel disesuaikan dengan banyaknya lokasi yang akan diproteksi, selain tentu saja pertimbangan soal harga. Di bagian depannya tertera sederetan lampu indikator yang menunjukkan aktivitas sistem. Kesalahan sekecil apapun akan terdeteksi oleh panel ini, diantaranya: -Indikator Zone yang menunjukkan Lokasi Kebakaran (Fire) dan kabel putus (Zone Fault). -Indikator Power untuk memastikan bagus tidaknya pasokan listrik pada sistem. -Indikator Battery untuk memastikan kondisi baterai masih penuh atau sudah lemah. -Indikator Attention untuk mengingatkan operator akan adanya posisi switch yang salah. -Indikator Accumulation untuk menandakan bahwa sesaat lagi akan terjadi deteksi dan sederetan indikator lainnya. Panel Fire Alarm tidak memerlukan pengoperasian manual secara rutin, karena secara teknis ia sudah beroperasi selama 24 jam non-stop. Namun yang diperlukan adalah pengawasan dan pemeliharaan oleh pekerja yang memang sebaiknya ditunjuk khusus untuk melakukan itu. Setiap kesalahan (trouble) yang terjadi harus segera dilaporkan dan ditindaklanjuti, sebab kita tidak pernah tahu kapan terjadinya bahaya kebakaran. Pengujian berkala perlu dilakukan sedikitnya dua kali dalam setahun guna memastikan keseluruhan sistem bekerja dengan baik. Untuk menguji sistem diperlukan satu standar operasi yang benar, jangan sampai menimbulkan kepanikan luar biasa bagi orang-orang di sekitarnya disebabkan oleh bunyi bell alarm dari sistem yang kita uji. "Tiga Serangkai" dalam sistem Fire Alarm terdiri dari: 1. Manual Call Point. 2. Indicator Lamp. 3. Fire Bell. Disebut tiga serangkai, karena ketiganya biasa dipasang di tembok berjajar ke bawah ataupun ditempatkan dalam satu plat metal yang berada tepat di atas lemari hidran (selang pemadam api). 1. Manual Call Point (MCP) Fungsi alat ini adalah untuk mengaktifkan sirine tanda kebakaran (Fire Bell) secara manual dengan cara memecahkan kaca atau plastik transparan di bagian tengahnya. Istilah lain untuk alat ini adalah Emergency Break Glass. Di dalamnya hanya berupa saklar biasa yang berupa microswitch atau tombol tekan. Salah satu aspek yang harus diperhatikan adalah soal lokasi penempatannya. Terbaik jika unit ini diletakkan di lokasi yang: -sering terlihat oleh banyak orang, -terlewati oleh orang saat berlarian ke luar bangunan, -mudah dijangkau. Untuk menguji fungsi alat ini tidak perlu dengan memecahkan kaca, karena sudah tersedia tongkat atau kunci khusus, sehingga saklar bisa tertekan tanpa harus memecahkan kaca. Kaca yang telanjur retak atau pecah bisa diganti dengan yang baru. Di beberapa tipe ada yang dilengkapi dengan fungsi intercom (TEL). Petugas penguji dapat melakukan
  • 9. komunikasi dengan penjaga di Panel Control Room dengan memasukkan handset telepon ke dalam jack pada MCP. Seketika itu juga telepon di panel akan aktif,sehingga kedua orang ini bisa saling berkomunikasi. 2. Fire Bell Fire Bell akan membunyikan bunyi alarm kebakaran yang khas. Suaranya cukup nyaring dalam jarak yang relatif jauh. Tegangan output yang keluar dari dari panel Fire Alarm adalah 24VDC, sehingga jenis Fire Bell 24VDC-lah yang banyak dipakai saat ini, sekalipun versi 12VDC juga tersedia. Perlu diperhatikan dalam pemasangan Fire Bell (pada tipe Gong) adalah kedudukan piringan bell terhadap batang pemukul piringan jangan sampai salah. Jika tidak pas, maka bunyi bell menjadi tidak nyaring. Aturlah kembali dudukannya dengan cermat sampai bunyi bel terdengar paling nyaring. 3. Indicator Lamp Indicator lamp adalah lampu yang berfungsi sebagai pertanda aktif-tidaknya sistem Fire Alarm atau sebagai pertanda adanya kebakaran. Entah kami salah kaprah atau tidak, sebab dalam sebuah situs dikatakan begini: "An indicator lamp is a light that indicates whether power is on to a device or even if there is a problem with a circuit or if something is working properly". Jadi apabila demikian, maka yang dimaksud dengan Indicator Lamp pada Fire Alarm adalah lampu yang menunjukkan adanya power pada panel ataupun menunjukkan trouble dan atau kebakaran. Di dalamnya hanya berupa lampu bohlam (bulb) berdaya 30V/2W atau lampu LED berarus rendah. Oleh karena itu, dalam sistem yang normal (tidak pada saat kebakaran) seyogianya lampu ini menyala (On). Sebaliknya apabila lampu mati, ya tentu saja ada trouble pada power. Pada beberapa merk, indikasi kebakaran
  • 10. dinyatakan dengan lampu indikator yang berkedip-kedip. 4. Remote Indicating Lamp Berbeda dengan Indicator Lamp, maka Remote Indicating Lamp akan menyala saat terjadi kebakaran. Ingat kembali pembahasan ini pada Judul Bagian 1. Detector Heat atau Smoke yang akan dihubungkan dengan unit ini harus ditempatkan pada Mounting Base 3-kabel. Lampu ini dipasang di luar ruangan tertutup (closed room), seperti ruang panel listrik, ruang genset, ruang pompa dan semisalnya, dengan maksud agar gejala kebakaran di dalam dapat diketahui oleh orang di luar melalui nyala lampu. Unit ini bisa juga dipasang di luar kamar hotel (sepanjang hallway), rumah sakit dan ruangan yang semisalnya.
  • 11. Bersambung pada artikel berikutnya.....