SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 10
1
MAKALAH
Hakim,Mahkum Fih, Mahkum’Alaih
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ushul Fqih
Semester IV
Dosen pembimbing:
Marsikhan Manshur, SH. M.Pd.I
Oleh:
Ade Mufti Kholil
Asrorul Mufidah
Mauludin Afif
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUNAN DRAJAT
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAM ISLAM
KRANJI PACIRAN LAMONGAN
2013
2
KATA PENGANTAR
Puji sukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT,atas limpahan rahmat dan
karunianya yang begitu besar,sehinga kami dapat menyelesaikan “makalah” ini pada tepat
waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan baginda Nabi Muhammad SAW yang telah mencerahkan dunia dari kegelapan.
Kami sadar bahwa tulisan makalah ini jauh dari kata sempurna, penulis makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Usul Fiqih di STAIDRA Kranji Paciran
Lamongan. untuk itu kami selalu membuka diri akan kritik dan saran yang membangun bagi
para pembaca untuk melengkapi makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang
membacanya dan dapat menambah pengetahuan didalam lembaran ini.
Lamongan, 28 April 2013
Ttd
Ade Mufti kholil
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………...1
C. Tujuan Masalah………………………………………………………………...1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Hakim………………………………………………………………2
B. Pengertian Mahkum Fih dan syaratnya………………………………………...3
C. Pengertian Mahkum’Alaih dan syaratnya……………………………………..4
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpilan……………………………………………………………………...7
B. Kritik dan Saran…………………………………………………………….….7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….8
4
BAB I
PENDAHULU
A. Latar Belakang
Pembahasan tentang hukum sayara adalah salah satu drai beberapa objek kajian ushul
fiqih. Bahkan tujuan utama dari studi usul fiqih adalah bagai man menyimpilkan hukum syara
dari sumber-semberny. Oleh karena itu begitu penting kedudukan hukum syara dalam kajian
ini, maka lebih dahulu perlu dijelaskan hakikat hukum syara itu sendiri serta berbagai
macanya.
Istilah hukum syara bermakna hukum-hukum yang digali dari syariat islam. Berbicara
tentang hukum syara melibatkan pembicaraan tentang segala sesuatu yang berhubungan
denganya, seperti pembicaraan tentang hakim (pembuat hukum), al-mahkum fih (perbuatan
manusia) dan tentang al-mahkum aliah (mukalaf). Oleh karena itu pada BAB II ini akan
dipaparkan penjelasan tentang hal-hal tersebut.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Hakim?
2. Apa pengertian Mahkum fih dan bagai mana syarat-syaratny?
3. Apa pengertia Mahkum alaih dan bagaimana syarat-syaratnya?
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan pengertian hakim
2. Menjelaskan pengertian mahkum fih dan syaratnya
3. Menjelaskan pengertian mahkum alaih dan syaratnya
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertia Hakim
Kata hakim secara etimologi berarti “orang yang memutuskan hokum”. Dalam istilah
fiqih kata hakim juga dipakai sebagai orang yang memutuskan hokum dipengadilan yang
sama maknanya dengan qadhi. Dalam kajian ushul fiqih, kata hakim berarti pihak penentu
dan pembuat hokum syariat secara hakiki.
Ulama ushul fiqih sepakat bahwa yang menjadi sumber atau pembuat hakiki dari
hokum syariat adalah Allah. Hal itu ditunjukan oleh Al-Qur’an dalam surat al-An’am ayat 57:
…..Menetapkan hokum hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan dia pemberi
keputusan yang paling baik. (QS. Al-An’am:57).1
Yang menjadi perbedaan dikalangan para ulama apakah hokum-hukum Allah atas
perbuatan mukalaf itu mungkin untuk diketahui oleh akal secara langsung tanpa perantara
para Rasul Allah dan kitab-kitabNya. Artnya apakah orang yang tidak pernah mendengar
dakwah para Rasul itu mampu mengetahuai huku-huku Allah atas perbuatannya cukup
dengan rasio,tanpa perantara para rasul dan kitab-kitab Allah atau tidak?memang tidak ada
perbedaan pendapat bahwa al Hakim adalah Allah, tetapi perbedaan pendapat itu pada cara
mengetahui hokum-hukum Allah.
Dalam hal ini par ulama terbagi menjadi tiga mazhab:
1. Mazhab asyariyah yaitu pengikut abu Hasan al Asy’ariy: mengemukakan bahwa akal
tidak bisa mengetahui hokum-hukum Allah atas perbuatan mukalaf kecualai dengan
perantara para Rasul dan kitab-kitab Allah. Mazhab ini dikuatkan oleh firman Allah
SWT:
Kami tidak akan mengazab sebelum kami mengutus seorang rasul(QS:al-Israa:15)
2. Mazhab Mu’tazilah,pengikut Washil bin’Athaa’: mengemukakan bahwa akal dapat
menentukan baik dan buruknya suatu pekerjaan sebelum datangnya Rasul dan kitab-
kitabnya.
3. Mazhab Maturidiyah sifatnya netral moderat,mengunakn akal tidak meninggalkan
Nash.2
1
.Satria Efendi.ushul fiqih,cetakan pertam(Jakarta:kencana,2005),hal.68
2
.abdul wahab khalaf, ilmu ushul fiqih,cetakan pertama(Jakarta:pustaka amani,2003),hal.132
6
A. Mahkum fih.
Mahkum Fih adalah perbutan orang mukkalaf sebagai tempat menghubungkan hokum
syara’’’. Misalnya dalam surat al-Maidah Allah berfirman:
Hai orang-orang yang beriman patuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang
ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. ( Yang demikian itu) dengan tidak
menghalalkan berburu ketika kamu sedang melaksanakan haji. Sesunguhnya Allah
menetapkan hukum-hukum yang dikehendakinNya.(QS. Al-maidah/5:1)
Syarat-syarat Mahkum Fih.
Ada beberapa persaratan bagi sahnya suatu perbuatan hokum:
a. Perbuatan itu diketahui secara sempurna dan rinci oleh orang mukallaf
sehingga dengan demikian suatu perintah misalnya, dapat dilaksanakan secara
lengkap seperti yang dikehendaki oleh Allahdan RosulNya. Oleh karena itu
seperti dikemukakan oleh Abdul Wahab Khalaf ayat-ayat al-Qur’an yang
diturunkan secara global baru wajib dilaksanakan setelah ada penjelasan dari
Rosululloh. Misalnya shalat di al-Qur’an secara global baru wajib setelah
adanya penjelasan dari Rosululloh. Demikian pula seperti haji, puasa dan
zakat.
b. Diketahui secara pasti oleh orang mukallaf bahwa perintah itu datang dari
pihak yang berwenang membuat perintah yang dalam hal ini adalah Allah dan
Rosul-Nya.
c. Perbuatan yang diperintahkan atau di larang haruslah berupa perbuatan yang
dalam batas kemampuan manusia untuk melakukan atau meninggalkannya.
Hal itu disebabkan karena tujuan dari perintah atau larangan adalah untuk
ditaati. Oleh sebab itu tidak mungkin ada dalam al-Qur’an dan sunah sebuah
perintah yang mustahil menurut akal untuk dilakukan oleh manusia. Misalnya
perintah terbang tanpa memakai alat.3
Dari sarat ketiga diatas didapatkan 2 ketentuan yaitu:
1. Tidak sah menurut syara’ pembebanan yang mustahil, baik mustahil sebab
perbuatan itu sendiri atau mustahil sebab yang lain.
2. Tidak sah menurutb syara’ membebani seorang mukalaf agar orang lain berbuat
atau meninggalkan suatu perbuatan. Karena melakukan atau meninggalkan
perbuatan orang lain itu adalah tidak mungkin bagi dirinya sendiri.4
3
Satria Efendi, opcit,hal .74-75
4
Abdul Wahab Khalaf, Ilmu ushul fiqih, cetakan pertama( Jakarta: pustaka amani,2003),hal.181-182
7
B. Mahkum Alaih.
Al Mahkum alaih adalah mukalaf yang perbuatanya berhubungan dengan hukm syari’.
Seorang mukalaf dianggap sah menangung beban menurut syara’harus memenuhi dua
syarat;
1) Mukalaf sanggu memahami dalil taklif (pembebanan). Seperti jika dia mampu
memahami nash-nash hukum yang dibebankan kepadanya dari al-qur’an dan sunah
secara langsung atau dengan perantara. Karena orang yang tidak mampu memahami
dali taklif,tentu dia tidak dapat melaksanakan tuntutan itu dan tujuan pembebanan
tidak tercapai. Kemampun memahami dalil taklif hanya dapat terwujud dengan
akal,sedangkan nash dibebankan hanya kepada orang yang berakal. Oleh karena itu
orang gila, anak kecil tidak boleh diberi beban,karena tidak mempunyai akal sebagai
sarana memahami dalil taklif. Begitu juga orang lupa,tidur dan mabuk,karena pada
saat lupa,tidur dan mabuk mereka tidak mampu memahami.
2) Mukalaf adalah ahli dengan sesuatu yang dibebankan kepadanya. Ahli menurut
bahasa artinya layak dan pantas,sedangkan menurut istilah ulama ushul, keahlian itu
terbagi menjadi dua: keahlian wajib dan keahlian melaksanakan.
a) Keahlian wajib adalah kelayakan seseorang untuk mendapatkan hak dan kewajiban.
Keahlian wajib ini berlaku bagi setiap manusia, baik laki-laki maupun
perempuan,karena kelayakan ini didasarkan pada keistimewaan alami pada
manusia. Setiap manusia yang mana saja mempunyai kelyakan wajib. Tidak ada
manusia yang tidak memiliki keahlian wajib,karena keahlian wajib itu sifat
kemanusiannya.
b) Keahlian melaksanakan adalah kelayakan seorang mukalaf agar ucapan dan
perbuatanya diperhitungkan menurut syara. Artinya jika ucapan atau perbuatan itu
menimbulkan akad atau pengelolaan,maka akan diperhitungkan menurut syara,dan
akan berakibat hokum. Jika melaksanakan shalat, puasa, haji atau melaksanakan
suatu kewajiban ,maka yanga dilakukan itu diperhitungkan oleh syara dan gugurlah
kewajiban itu. Jika ia melakukan criminal atas jiwa,harta harga diri orang, maka ia
berdosa akibat tindakanya dan diberi hukuman pada fisik atau hartanya. Keahlian
melaksanakan inilah yang diminta pertanggungjawabanya. Dasar yang ada pada
manusia adalah kemampuan membedakan dengan akal.5
 Keadaan manusia dihubungkan dengan keahlian wajib.
Keadaan manusia jika dihubungkan dengan keahlian wajib itu ada dua:
1. Keahlian wajib yang tidak sempurna; jika mukalaf itu layak mendapatkan hak tetapi
tidak harus menunaikan kewajiban atau sebaliknya. Para ulama memberi contoh pada
janin yang masih berada pada dalam kandungan ibunya. Dia layak mendapatkan
5
Abdul Wahab Khalaf, Op.Cit.hal.188-191
8
hak,karena dia memperoleh bagian waris,menerima wasiat dan berhak mendapatkan
seperempat harata wakaf namun dia tidak wajib melaksanakan kewajiban terhadap
orang lain.jadi, keahlian wajib baginya tidak sempurna.
2. Keahlian wajib yang sempurna;jika mukalaf layak menerima hak dan melaksanakan
kewajiban.
Hal ini dimiliki oleh setiap orang sejak dilahirkan. Yakni sejak usia kanak-kanak,usia
mumayiz,sampai sesudah usia baligh,dalam keadana dan kondisi lingkungan yang
berbagai mana pun,ia memiliki keahlian wajib sempurna.
 Keadaan manusia dihubungkan dengan keahlian melaksanakan.
Manusia dalam hubunganya dengan keahliyan melaksanakan memiliki tiga keadaan;
1. Terkadang tidak memiliki keahlian melaksanakan sama sekali. Keadaan ini dimiliki
oleh anak diwaktu kecil dan orang gila,hal itu karena keduanya tidak memiliki akal
maka tidak memiliki keahlian melaksanakan.
2. Terkadang manusia memiliki keahlian melaksanakan yang tidak sempurna. Yaitu
seseorang mumayiz yang belum sampai usia dewasa. Pengertian ini termasuk bayi
diusia tamyiz sebelum dewasa,termasuk orang yang kurang akal. Karena pada
dasarnya akalnya tidak cacat dan tidak hilang,tetapi akalnya masih lemah dan belum
kuat,maka dia dihukumi seperti bayi yang mumayiz.
3. Terkadang manusia memiliki keahlia melaksanakan yang sempurna, yaitu orang balig
dan berakal.jadi keahlia melaksanakan sempurna itu dibuktikan dengan usia balig dan
akal sehat.6
Halangan-halangan keahliaan ada dua macam:
Pertama : Halangan yang tidak dapat ditolak oleh manusia,dan bukan sekali-kali
datang dengan usahanya.
Kedua : Halangan yang diusahakan manusia, baik oleh diri sendiri maupun orang
alin.
Halangan pertama dinamakan halangan langit, yaitu :gila, setengah gila, lupa, tidur,
pingsan, sakit, haid, nifas dan mati. Halangan kedua halangan yang diusahkan oleh manusia,
ialah: mabuk, berpura-pura, safah, safar, silap atau tak sengaja, hutang, paksaan.7
6
Abdul Wahab Khalaf,2003:192-194
7
.M. Hasbi Ash-shiddieqy,pengantar hukum islam,(Jakarta,bulan bintang 1981),hal 241
9
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
 Hakim: yaitu orang yang menjatuhkan keputusan
 Mahkum fih: yaitu perbuatan mukalaf yang berkaitan dengan hukum
 Mahkum alaih: yaitu mukalaf sebagai pelaku perbuatan yang berkaitan dengan hukum
B.SARAN
Demikianlah yang dapat kami paparkan tentang materi Usul fiqih tentang Hakim,
Mahkum fih dan mahkum alaih yang menjadi pokok bhasan dalam makalh ini. Tentunya
masih banyak banget kekurangan dan kelemahan tentang pengertian tersebut. Oleh karena itu
saran penulis kepada pembaca agar mencari referensi yang lain demi kesempurnaan makalah
yang kami buat.
Kami beharap bagi pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah kami,,semoga makalh ini berguna dan dapat
menambah pengetahuan kita bagi penulis pada khususnya dan juga para pembaca pada
umumnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Khalaf Abdul Wahab.2003. Ilmu Usul Fiqih. Jakarta:Pustaka Amani,Cetakan pertama
Effendi Satria.2005. Usul Fiqih. Jakarta:kencana prenada media grup.Cetakan pertama
Ash-shiddieqy Hasbi.1981.Pengantar Hukum Islam Jilid II.Jakarta:Bulan Bintang.cetakan
keenam.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Marhamah Saleh
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
Moh Yakub
 
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
Marhamah Saleh
 
Pertemuan i dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalam
Pertemuan i dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalamPertemuan i dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalam
Pertemuan i dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalam
Isa Ansori
 
Presentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agamaPresentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agama
Marhamah Saleh
 

La actualidad más candente (20)

Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
 
MENUNTUT ILMU
MENUNTUT ILMUMENUNTUT ILMU
MENUNTUT ILMU
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
 
PPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan MafhumPPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan Mafhum
 
Pertemuan i dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalam
Pertemuan i dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalamPertemuan i dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalam
Pertemuan i dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalam
 
Naskh mansukh
Naskh mansukhNaskh mansukh
Naskh mansukh
 
ppt aliran dalam ilmu kalam
ppt aliran dalam ilmu kalamppt aliran dalam ilmu kalam
ppt aliran dalam ilmu kalam
 
Ushul fiqh ppt
Ushul fiqh pptUshul fiqh ppt
Ushul fiqh ppt
 
Penerangan ilmu mantiq
Penerangan ilmu mantiqPenerangan ilmu mantiq
Penerangan ilmu mantiq
 
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
 
IJTIHAD
IJTIHADIJTIHAD
IJTIHAD
 
Al Mutazilah
Al MutazilahAl Mutazilah
Al Mutazilah
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
 
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaKaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
 
Takhrij Hadits
Takhrij HaditsTakhrij Hadits
Takhrij Hadits
 
PPT Dzikir Do'a Shalat
PPT Dzikir Do'a ShalatPPT Dzikir Do'a Shalat
PPT Dzikir Do'a Shalat
 
Presentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agamaPresentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agama
 
Ahlussunnah Wal Jama'ah (ASWAJA): Pengertian dan Pokok Ajarannya
Ahlussunnah Wal Jama'ah (ASWAJA): Pengertian dan Pokok AjarannyaAhlussunnah Wal Jama'ah (ASWAJA): Pengertian dan Pokok Ajarannya
Ahlussunnah Wal Jama'ah (ASWAJA): Pengertian dan Pokok Ajarannya
 

Destacado

Makalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhMakalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqh
indah pertiwi
 
Hukum islam di indonesia
Hukum islam di indonesiaHukum islam di indonesia
Hukum islam di indonesia
Dian Bulee
 
Bab i, bab v, daftar pustaka
Bab i, bab v, daftar pustakaBab i, bab v, daftar pustaka
Bab i, bab v, daftar pustaka
Fajar Syafar
 
Sejarah Kodfikas Al Quran
Sejarah Kodfikas Al QuranSejarah Kodfikas Al Quran
Sejarah Kodfikas Al Quran
Rifka Marwani
 
Psikologi gejala gejala psikologis
Psikologi gejala gejala psikologisPsikologi gejala gejala psikologis
Psikologi gejala gejala psikologis
Indra Gunawan
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Abulkhair Abdullah
 
makalah Fiqih ibadah tentang zakat
makalah Fiqih ibadah tentang zakatmakalah Fiqih ibadah tentang zakat
makalah Fiqih ibadah tentang zakat
Wiji Lestari
 

Destacado (20)

Makalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhMakalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqh
 
MAhkum Fih dan Mahkum Alaih
MAhkum Fih dan Mahkum AlaihMAhkum Fih dan Mahkum Alaih
MAhkum Fih dan Mahkum Alaih
 
Makalah Ushul Fiqh As-Sunnah
Makalah Ushul Fiqh As-SunnahMakalah Ushul Fiqh As-Sunnah
Makalah Ushul Fiqh As-Sunnah
 
Mahkum fih & mahkum bih
Mahkum fih  & mahkum bih Mahkum fih  & mahkum bih
Mahkum fih & mahkum bih
 
Makalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besiMakalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besi
 
Hukum islam di indonesia
Hukum islam di indonesiaHukum islam di indonesia
Hukum islam di indonesia
 
Bab i, bab v, daftar pustaka
Bab i, bab v, daftar pustakaBab i, bab v, daftar pustaka
Bab i, bab v, daftar pustaka
 
Silabus fiqih 1
Silabus fiqih 1Silabus fiqih 1
Silabus fiqih 1
 
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
 
Sejarah Kodfikas Al Quran
Sejarah Kodfikas Al QuranSejarah Kodfikas Al Quran
Sejarah Kodfikas Al Quran
 
Makalah q
Makalah qMakalah q
Makalah q
 
Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)
 
Psikologi gejala gejala psikologis
Psikologi gejala gejala psikologisPsikologi gejala gejala psikologis
Psikologi gejala gejala psikologis
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
 
Syarat,rukun,batal puasa
Syarat,rukun,batal puasaSyarat,rukun,batal puasa
Syarat,rukun,batal puasa
 
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat PerdaganganMakalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
 
Silabus ushul fiqih
Silabus ushul fiqihSilabus ushul fiqih
Silabus ushul fiqih
 
Makalah puasa
Makalah puasaMakalah puasa
Makalah puasa
 
makalah Fiqih ibadah tentang zakat
makalah Fiqih ibadah tentang zakatmakalah Fiqih ibadah tentang zakat
makalah Fiqih ibadah tentang zakat
 
Introduction to Usul Fiqh :mahkum fih + mahkum alayh
Introduction to Usul Fiqh :mahkum fih + mahkum alayhIntroduction to Usul Fiqh :mahkum fih + mahkum alayh
Introduction to Usul Fiqh :mahkum fih + mahkum alayh
 

Similar a Makalah usul fiqih

Makalah Kelompok 2_Ushul Fiqih.pptx
Makalah Kelompok 2_Ushul Fiqih.pptxMakalah Kelompok 2_Ushul Fiqih.pptx
Makalah Kelompok 2_Ushul Fiqih.pptx
Mfatanj
 
Makalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdf
Makalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdfMakalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdf
Makalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdf
BregedekTutut
 
Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsan
Muli Bluelovers
 
Hakim dan sesuatu yang ada padanya
Hakim dan sesuatu yang ada padanyaHakim dan sesuatu yang ada padanya
Hakim dan sesuatu yang ada padanya
Susand Susand
 
Metode Ijtihad Ushul Fiqh.pdf
Metode Ijtihad Ushul Fiqh.pdfMetode Ijtihad Ushul Fiqh.pdf
Metode Ijtihad Ushul Fiqh.pdf
pamtahpamtah
 

Similar a Makalah usul fiqih (20)

Makalah Kelompok 2_Ushul Fiqih.pptx
Makalah Kelompok 2_Ushul Fiqih.pptxMakalah Kelompok 2_Ushul Fiqih.pptx
Makalah Kelompok 2_Ushul Fiqih.pptx
 
Makalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdf
Makalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdfMakalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdf
Makalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdf
 
Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsan
 
Pembahasan ushul fiqih
Pembahasan ushul fiqihPembahasan ushul fiqih
Pembahasan ushul fiqih
 
Makalah pai
Makalah paiMakalah pai
Makalah pai
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
Hukum makan katak
Hukum makan katakHukum makan katak
Hukum makan katak
 
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahTerminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
 
Hakim dan sesuatu yang ada padanya
Hakim dan sesuatu yang ada padanyaHakim dan sesuatu yang ada padanya
Hakim dan sesuatu yang ada padanya
 
Ushul Fiqh.pptx
Ushul Fiqh.pptxUshul Fiqh.pptx
Ushul Fiqh.pptx
 
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
 
Studi hukum islam
Studi hukum islam Studi hukum islam
Studi hukum islam
 
Studi hukum islam kel.2hhhh
Studi hukum islam kel.2hhhhStudi hukum islam kel.2hhhh
Studi hukum islam kel.2hhhh
 
IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM
 IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM
IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM
 
Islam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu PengetahuanIslam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu Pengetahuan
 
Makalah shi
Makalah shiMakalah shi
Makalah shi
 
Makalah shi
Makalah shiMakalah shi
Makalah shi
 
Bab v-sumber-hukum-islam
Bab v-sumber-hukum-islamBab v-sumber-hukum-islam
Bab v-sumber-hukum-islam
 
Metode Ijtihad Ushul Fiqh.pdf
Metode Ijtihad Ushul Fiqh.pdfMetode Ijtihad Ushul Fiqh.pdf
Metode Ijtihad Ushul Fiqh.pdf
 
Islam dan ilmu Pengetahuan
Islam dan ilmu PengetahuanIslam dan ilmu Pengetahuan
Islam dan ilmu Pengetahuan
 

Más de Ade Mufti Kholil

Makalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkk
Makalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkkMakalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkk
Makalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkk
Ade Mufti Kholil
 
Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02
Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02
Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02
Ade Mufti Kholil
 
Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02
Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02
Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02
Ade Mufti Kholil
 
Ppt kepemimpinan lembaga pendidikan islam
Ppt kepemimpinan lembaga pendidikan islamPpt kepemimpinan lembaga pendidikan islam
Ppt kepemimpinan lembaga pendidikan islam
Ade Mufti Kholil
 
Portovolio design pembelajaran
Portovolio design pembelajaranPortovolio design pembelajaran
Portovolio design pembelajaran
Ade Mufti Kholil
 

Más de Ade Mufti Kholil (11)

Makalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkk
Makalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkkMakalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkk
Makalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkk
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab ii pembahasan
Bab ii pembahasanBab ii pembahasan
Bab ii pembahasan
 
Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02
Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02
Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02
 
Rpp k3&k4
Rpp k3&k4Rpp k3&k4
Rpp k3&k4
 
Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02
Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02
Pembahasankawinc 131110114317-phpapp02
 
Bab ii pembahasan
Bab ii pembahasanBab ii pembahasan
Bab ii pembahasan
 
Ppt kepemimpinan lembaga pendidikan islam
Ppt kepemimpinan lembaga pendidikan islamPpt kepemimpinan lembaga pendidikan islam
Ppt kepemimpinan lembaga pendidikan islam
 
Portovolio design pembelajaran
Portovolio design pembelajaranPortovolio design pembelajaran
Portovolio design pembelajaran
 
Proposal ptk kholil
Proposal ptk kholilProposal ptk kholil
Proposal ptk kholil
 
Makalah nikah beda agama
Makalah nikah beda agamaMakalah nikah beda agama
Makalah nikah beda agama
 

Último

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Último (20)

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 

Makalah usul fiqih

  • 1. 1 MAKALAH Hakim,Mahkum Fih, Mahkum’Alaih Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ushul Fqih Semester IV Dosen pembimbing: Marsikhan Manshur, SH. M.Pd.I Oleh: Ade Mufti Kholil Asrorul Mufidah Mauludin Afif SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUNAN DRAJAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAM ISLAM KRANJI PACIRAN LAMONGAN 2013
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Puji sukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT,atas limpahan rahmat dan karunianya yang begitu besar,sehinga kami dapat menyelesaikan “makalah” ini pada tepat waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan baginda Nabi Muhammad SAW yang telah mencerahkan dunia dari kegelapan. Kami sadar bahwa tulisan makalah ini jauh dari kata sempurna, penulis makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Usul Fiqih di STAIDRA Kranji Paciran Lamongan. untuk itu kami selalu membuka diri akan kritik dan saran yang membangun bagi para pembaca untuk melengkapi makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya dan dapat menambah pengetahuan didalam lembaran ini. Lamongan, 28 April 2013 Ttd Ade Mufti kholil
  • 3. 3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..ii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………………………………………1 B. Rumusan Masalah……………………………………………………………...1 C. Tujuan Masalah………………………………………………………………...1 BAB II : PEMBAHASAN A. Pengertian Hakim………………………………………………………………2 B. Pengertian Mahkum Fih dan syaratnya………………………………………...3 C. Pengertian Mahkum’Alaih dan syaratnya……………………………………..4 BAB III : PENUTUP A. Kesimpilan……………………………………………………………………...7 B. Kritik dan Saran…………………………………………………………….….7 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….8
  • 4. 4 BAB I PENDAHULU A. Latar Belakang Pembahasan tentang hukum sayara adalah salah satu drai beberapa objek kajian ushul fiqih. Bahkan tujuan utama dari studi usul fiqih adalah bagai man menyimpilkan hukum syara dari sumber-semberny. Oleh karena itu begitu penting kedudukan hukum syara dalam kajian ini, maka lebih dahulu perlu dijelaskan hakikat hukum syara itu sendiri serta berbagai macanya. Istilah hukum syara bermakna hukum-hukum yang digali dari syariat islam. Berbicara tentang hukum syara melibatkan pembicaraan tentang segala sesuatu yang berhubungan denganya, seperti pembicaraan tentang hakim (pembuat hukum), al-mahkum fih (perbuatan manusia) dan tentang al-mahkum aliah (mukalaf). Oleh karena itu pada BAB II ini akan dipaparkan penjelasan tentang hal-hal tersebut. B. Rumusan masalah 1. Apa pengertian Hakim? 2. Apa pengertian Mahkum fih dan bagai mana syarat-syaratny? 3. Apa pengertia Mahkum alaih dan bagaimana syarat-syaratnya? C. Tujuan Masalah 1. Menjelaskan pengertian hakim 2. Menjelaskan pengertian mahkum fih dan syaratnya 3. Menjelaskan pengertian mahkum alaih dan syaratnya
  • 5. 5 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertia Hakim Kata hakim secara etimologi berarti “orang yang memutuskan hokum”. Dalam istilah fiqih kata hakim juga dipakai sebagai orang yang memutuskan hokum dipengadilan yang sama maknanya dengan qadhi. Dalam kajian ushul fiqih, kata hakim berarti pihak penentu dan pembuat hokum syariat secara hakiki. Ulama ushul fiqih sepakat bahwa yang menjadi sumber atau pembuat hakiki dari hokum syariat adalah Allah. Hal itu ditunjukan oleh Al-Qur’an dalam surat al-An’am ayat 57: …..Menetapkan hokum hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan dia pemberi keputusan yang paling baik. (QS. Al-An’am:57).1 Yang menjadi perbedaan dikalangan para ulama apakah hokum-hukum Allah atas perbuatan mukalaf itu mungkin untuk diketahui oleh akal secara langsung tanpa perantara para Rasul Allah dan kitab-kitabNya. Artnya apakah orang yang tidak pernah mendengar dakwah para Rasul itu mampu mengetahuai huku-huku Allah atas perbuatannya cukup dengan rasio,tanpa perantara para rasul dan kitab-kitab Allah atau tidak?memang tidak ada perbedaan pendapat bahwa al Hakim adalah Allah, tetapi perbedaan pendapat itu pada cara mengetahui hokum-hukum Allah. Dalam hal ini par ulama terbagi menjadi tiga mazhab: 1. Mazhab asyariyah yaitu pengikut abu Hasan al Asy’ariy: mengemukakan bahwa akal tidak bisa mengetahui hokum-hukum Allah atas perbuatan mukalaf kecualai dengan perantara para Rasul dan kitab-kitab Allah. Mazhab ini dikuatkan oleh firman Allah SWT: Kami tidak akan mengazab sebelum kami mengutus seorang rasul(QS:al-Israa:15) 2. Mazhab Mu’tazilah,pengikut Washil bin’Athaa’: mengemukakan bahwa akal dapat menentukan baik dan buruknya suatu pekerjaan sebelum datangnya Rasul dan kitab- kitabnya. 3. Mazhab Maturidiyah sifatnya netral moderat,mengunakn akal tidak meninggalkan Nash.2 1 .Satria Efendi.ushul fiqih,cetakan pertam(Jakarta:kencana,2005),hal.68 2 .abdul wahab khalaf, ilmu ushul fiqih,cetakan pertama(Jakarta:pustaka amani,2003),hal.132
  • 6. 6 A. Mahkum fih. Mahkum Fih adalah perbutan orang mukkalaf sebagai tempat menghubungkan hokum syara’’’. Misalnya dalam surat al-Maidah Allah berfirman: Hai orang-orang yang beriman patuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. ( Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang melaksanakan haji. Sesunguhnya Allah menetapkan hukum-hukum yang dikehendakinNya.(QS. Al-maidah/5:1) Syarat-syarat Mahkum Fih. Ada beberapa persaratan bagi sahnya suatu perbuatan hokum: a. Perbuatan itu diketahui secara sempurna dan rinci oleh orang mukallaf sehingga dengan demikian suatu perintah misalnya, dapat dilaksanakan secara lengkap seperti yang dikehendaki oleh Allahdan RosulNya. Oleh karena itu seperti dikemukakan oleh Abdul Wahab Khalaf ayat-ayat al-Qur’an yang diturunkan secara global baru wajib dilaksanakan setelah ada penjelasan dari Rosululloh. Misalnya shalat di al-Qur’an secara global baru wajib setelah adanya penjelasan dari Rosululloh. Demikian pula seperti haji, puasa dan zakat. b. Diketahui secara pasti oleh orang mukallaf bahwa perintah itu datang dari pihak yang berwenang membuat perintah yang dalam hal ini adalah Allah dan Rosul-Nya. c. Perbuatan yang diperintahkan atau di larang haruslah berupa perbuatan yang dalam batas kemampuan manusia untuk melakukan atau meninggalkannya. Hal itu disebabkan karena tujuan dari perintah atau larangan adalah untuk ditaati. Oleh sebab itu tidak mungkin ada dalam al-Qur’an dan sunah sebuah perintah yang mustahil menurut akal untuk dilakukan oleh manusia. Misalnya perintah terbang tanpa memakai alat.3 Dari sarat ketiga diatas didapatkan 2 ketentuan yaitu: 1. Tidak sah menurut syara’ pembebanan yang mustahil, baik mustahil sebab perbuatan itu sendiri atau mustahil sebab yang lain. 2. Tidak sah menurutb syara’ membebani seorang mukalaf agar orang lain berbuat atau meninggalkan suatu perbuatan. Karena melakukan atau meninggalkan perbuatan orang lain itu adalah tidak mungkin bagi dirinya sendiri.4 3 Satria Efendi, opcit,hal .74-75 4 Abdul Wahab Khalaf, Ilmu ushul fiqih, cetakan pertama( Jakarta: pustaka amani,2003),hal.181-182
  • 7. 7 B. Mahkum Alaih. Al Mahkum alaih adalah mukalaf yang perbuatanya berhubungan dengan hukm syari’. Seorang mukalaf dianggap sah menangung beban menurut syara’harus memenuhi dua syarat; 1) Mukalaf sanggu memahami dalil taklif (pembebanan). Seperti jika dia mampu memahami nash-nash hukum yang dibebankan kepadanya dari al-qur’an dan sunah secara langsung atau dengan perantara. Karena orang yang tidak mampu memahami dali taklif,tentu dia tidak dapat melaksanakan tuntutan itu dan tujuan pembebanan tidak tercapai. Kemampun memahami dalil taklif hanya dapat terwujud dengan akal,sedangkan nash dibebankan hanya kepada orang yang berakal. Oleh karena itu orang gila, anak kecil tidak boleh diberi beban,karena tidak mempunyai akal sebagai sarana memahami dalil taklif. Begitu juga orang lupa,tidur dan mabuk,karena pada saat lupa,tidur dan mabuk mereka tidak mampu memahami. 2) Mukalaf adalah ahli dengan sesuatu yang dibebankan kepadanya. Ahli menurut bahasa artinya layak dan pantas,sedangkan menurut istilah ulama ushul, keahlian itu terbagi menjadi dua: keahlian wajib dan keahlian melaksanakan. a) Keahlian wajib adalah kelayakan seseorang untuk mendapatkan hak dan kewajiban. Keahlian wajib ini berlaku bagi setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan,karena kelayakan ini didasarkan pada keistimewaan alami pada manusia. Setiap manusia yang mana saja mempunyai kelyakan wajib. Tidak ada manusia yang tidak memiliki keahlian wajib,karena keahlian wajib itu sifat kemanusiannya. b) Keahlian melaksanakan adalah kelayakan seorang mukalaf agar ucapan dan perbuatanya diperhitungkan menurut syara. Artinya jika ucapan atau perbuatan itu menimbulkan akad atau pengelolaan,maka akan diperhitungkan menurut syara,dan akan berakibat hokum. Jika melaksanakan shalat, puasa, haji atau melaksanakan suatu kewajiban ,maka yanga dilakukan itu diperhitungkan oleh syara dan gugurlah kewajiban itu. Jika ia melakukan criminal atas jiwa,harta harga diri orang, maka ia berdosa akibat tindakanya dan diberi hukuman pada fisik atau hartanya. Keahlian melaksanakan inilah yang diminta pertanggungjawabanya. Dasar yang ada pada manusia adalah kemampuan membedakan dengan akal.5  Keadaan manusia dihubungkan dengan keahlian wajib. Keadaan manusia jika dihubungkan dengan keahlian wajib itu ada dua: 1. Keahlian wajib yang tidak sempurna; jika mukalaf itu layak mendapatkan hak tetapi tidak harus menunaikan kewajiban atau sebaliknya. Para ulama memberi contoh pada janin yang masih berada pada dalam kandungan ibunya. Dia layak mendapatkan 5 Abdul Wahab Khalaf, Op.Cit.hal.188-191
  • 8. 8 hak,karena dia memperoleh bagian waris,menerima wasiat dan berhak mendapatkan seperempat harata wakaf namun dia tidak wajib melaksanakan kewajiban terhadap orang lain.jadi, keahlian wajib baginya tidak sempurna. 2. Keahlian wajib yang sempurna;jika mukalaf layak menerima hak dan melaksanakan kewajiban. Hal ini dimiliki oleh setiap orang sejak dilahirkan. Yakni sejak usia kanak-kanak,usia mumayiz,sampai sesudah usia baligh,dalam keadana dan kondisi lingkungan yang berbagai mana pun,ia memiliki keahlian wajib sempurna.  Keadaan manusia dihubungkan dengan keahlian melaksanakan. Manusia dalam hubunganya dengan keahliyan melaksanakan memiliki tiga keadaan; 1. Terkadang tidak memiliki keahlian melaksanakan sama sekali. Keadaan ini dimiliki oleh anak diwaktu kecil dan orang gila,hal itu karena keduanya tidak memiliki akal maka tidak memiliki keahlian melaksanakan. 2. Terkadang manusia memiliki keahlian melaksanakan yang tidak sempurna. Yaitu seseorang mumayiz yang belum sampai usia dewasa. Pengertian ini termasuk bayi diusia tamyiz sebelum dewasa,termasuk orang yang kurang akal. Karena pada dasarnya akalnya tidak cacat dan tidak hilang,tetapi akalnya masih lemah dan belum kuat,maka dia dihukumi seperti bayi yang mumayiz. 3. Terkadang manusia memiliki keahlia melaksanakan yang sempurna, yaitu orang balig dan berakal.jadi keahlia melaksanakan sempurna itu dibuktikan dengan usia balig dan akal sehat.6 Halangan-halangan keahliaan ada dua macam: Pertama : Halangan yang tidak dapat ditolak oleh manusia,dan bukan sekali-kali datang dengan usahanya. Kedua : Halangan yang diusahakan manusia, baik oleh diri sendiri maupun orang alin. Halangan pertama dinamakan halangan langit, yaitu :gila, setengah gila, lupa, tidur, pingsan, sakit, haid, nifas dan mati. Halangan kedua halangan yang diusahkan oleh manusia, ialah: mabuk, berpura-pura, safah, safar, silap atau tak sengaja, hutang, paksaan.7 6 Abdul Wahab Khalaf,2003:192-194 7 .M. Hasbi Ash-shiddieqy,pengantar hukum islam,(Jakarta,bulan bintang 1981),hal 241
  • 9. 9 BAB III PENUTUP A.KESIMPULAN  Hakim: yaitu orang yang menjatuhkan keputusan  Mahkum fih: yaitu perbuatan mukalaf yang berkaitan dengan hukum  Mahkum alaih: yaitu mukalaf sebagai pelaku perbuatan yang berkaitan dengan hukum B.SARAN Demikianlah yang dapat kami paparkan tentang materi Usul fiqih tentang Hakim, Mahkum fih dan mahkum alaih yang menjadi pokok bhasan dalam makalh ini. Tentunya masih banyak banget kekurangan dan kelemahan tentang pengertian tersebut. Oleh karena itu saran penulis kepada pembaca agar mencari referensi yang lain demi kesempurnaan makalah yang kami buat. Kami beharap bagi pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah kami,,semoga makalh ini berguna dan dapat menambah pengetahuan kita bagi penulis pada khususnya dan juga para pembaca pada umumnya.
  • 10. 10 DAFTAR PUSTAKA Khalaf Abdul Wahab.2003. Ilmu Usul Fiqih. Jakarta:Pustaka Amani,Cetakan pertama Effendi Satria.2005. Usul Fiqih. Jakarta:kencana prenada media grup.Cetakan pertama Ash-shiddieqy Hasbi.1981.Pengantar Hukum Islam Jilid II.Jakarta:Bulan Bintang.cetakan keenam.