SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 12
1
METODE STATISTIKA I
ANALISIS PASCA ANOVA (UJI LANJUT/POST HOC TEST)
(Makalah ini merupakan salah tugas dalam mata kuliah Metode Statistika ISemester IV Tahun
Pelajaran 2012-2013)
Oleh:
Adriana Dwi Ismita 06111008032
Anggun Primadona 06111008005
Dewi Rawani 06111008019
Dwi Kurnia Liztari 06111008034
Nadiah 06111008011
Siti Marfuah 06111008039
Varizka Amelia 06111008033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2013
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………………………….1
Daftar Isi…………………………………………………………………………..........................2
Analisis Pasca Anova (Uji Lanjut/Post Hoc Test)
A. Uji Scheffe…………………………………………………………………………………...3
B. Uji Tukey…………………………..…………………………………………………………7
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...........................12
3
Analisis Pasca Anava
Uji Lanjut (Post Hoc Test)
Penolakan terhadap hipotesis nol dalam perbandingan sejumlah rata-rata berarti kita
menyimpulkan bahwa paling sedikit ada dua buah rata-rata populasi yang berbeda satu
sama lain. Setelah ANAVA menolak hipotesis nol bahwa seluruh kelompok berasal dari
populasi yang sama,persoalan berikutnya adalah kelompok mana yang berasal dari
populasi yang berbeda. Jika peneliti membandingkan tiga buah rata-rata kelompok, maka
terdapat empat kemungkinan atas penolakan hipotesis nol, yaitu yang berbeda hanya
Kelompok 1 dan 2 ( ); kelompok 1 dan 3 ( ); kelompok 2 dan 3 ( );
atau ketiga-tiganya( ). Selain itu, peneliti dapat pula membandingkan rata-
rata dari dua kelompok melawan rata-rata kelompok lainnya.Walaupun banyak hal yang
dapat dilakukan secara statistik, namun peneliti biasanya membatasi analisisnya sesuai
dengan kerangka teoretik yang digunakannya.Banyakteknik yang telah dikembangkan
untuk memecahkan dan menjawab persoalan tersebut. Namun dalam makalah ini hanya
diperkenalkan dua macam teknik yang populer, yaitu uji Scheffe dan Uji Tukey.
A. Uji Scheffe
Pada pokoknya perbandingan ganda melibatkan perhitungan tes t bentuk khusus,
suatu bentuk untuk mana istilah kesalahan didasarkan varians gabungan dari semua
kelompok, tidak hanya kelompok- kelompok yang sedang dibandingkan. T khusus ini
membuat penyesuaian terhadap kenyataan bahwa banyak tes yang dikerjakan. Apabila
ditampilkan beberapa tes, tingkat probabilitas, cenderung meningkat, jika dianggap
sebesar 0,05 sebenarnya ini akan berakhir lebih besar, mungkin 0,09 jika ditampilkan
banyak tes. Jadi, kesempatan untuk memperoleh beda yang signifikan bertambah,
demikian pula kesempatan untuk membuat kesalahan tipe 1.
Mean membanding yang mana yang dibuat seharusnya ditemukan sebelum
peneliti dilaksanakan, bukan sesudahnya dan harus didasarkan pada hipotesis riset. Dari
4
sekian banyak teknik pembanding majemuk yang ada, yang paling sering digunakan
adalah tes scheffe, yang merupakan tes yang sangat konservatif. Tes scheffe cocok untuk
membuat sembarang perbandingan yang melibatkan sekelompok mean. Perhitungan
untuk tes scheffe adalah sangat sederhana dan ukuran sampel tidak harus sama.
Tes scheffe meliputi perhitungan rasio F untuk tiap perbandingan. X1 dan x2,
rumusnya adalah:
dengan
Ppada rumus itu adalah dari analisis varians.
Signifikansi tiap F ditentukan menggunakan tingkat kebebasan (Darmadi, 2011: 292)
Teknik yang dikembangkan oleh Scheffe dapat digunakan untuk menguji
perbedaan dua buah rata-rata secara berpasangan (1 vs 2, 1 vs 3, dan 2 vs 3) dan
perbedaan antara kombinasi rata-rata yang kompleks (seperti [1+2]/2 vs 3). Pada makalah
ini hanya diperkenalkan teknik untuk menguji perbedaan dua buah rata-rata secara
berpasangan. Jika ANAVA dilakukan untuk menguji perbedaan tiga buah rata-rata, maka
hipotesis nol yang hendak diuji oleh uji Scheffe ada tiga buah pasangan sederhana, yaitu :
a. HO : =
b. H0 : =
c. H0 : =
Jika jumlah subjek antar kelompok sama besar (n1=n2=n3) maka rumus uji
Scheffe untuk menguji ketiga hipotesis nol tersebut dapat disederhanakan menjadi
sebagai berikut :
(2.1)
dimana C adalah nilai kontras (perbedaan antara rata-rata yang dibandingkan), MSW
5
adalah rata-rata kuadrat dalam kelompok pada tabel ANAVA , dan n adalah besar sampel
(jumlah subjek).
Rumus(1.1) ekuivalen dengan rumus uji perbedaan dua buah rata-rata (uji-t yang
menggunakan variansi gabungan). Sebagaimana biasa, nilai t yang diperoleh kemudian
dibandingkan dengan nilai kritis bagi uji Scheffe(ts) yang ditentukan sebagai berikut :
(2.2)
Dimana k adalah jumlah kelompok dalam ANAVA , dan adalah
nilai pada distribusi F pada tingkat keyakinan dengan derajat kebebasan pembilang
dan derajat kebebasan . (Furqon, 2009:214)
Contoh:
Tabel 1.2
Skor Motivasi Belajar Siswa Dari Tiga Model AMT
Model1 Model 2 Model 3
34
26
33
35
34
33
35
30
37
28
31
30
28
22
24
29
27
22
Rata-rata= 32,50
Variansi=10,70
31,83
11,77
25,33
9,47
*) perangkat data ini diadaptasi dari Kennedy dan Brush(1985,h.94)
Tabel (1.1)
Rangkuman Hasil Analisis Variansi
Sumber Variasi Dk Jumlah kuadrat Rata-rata
kuadrat
F
Antar Kelompok
Dalam Kelomok
3-1
18-3
188,11
159,67
94,06
10,64
8,84
Total 18-1 347,78 - -
6
memberikan hasil ANAVA dari data Tabel (1.2)
Selain itu,diketahui pula rata-rata setiap kelompok yang hendak dibandingkan,yaitu :
kelompok 1 = 32,50
kelompok 2 = 31,83
Kelompok 3 = 25,33
Atas dasar itu, nilai kontras untuk setiap pasangan adalah sebagai berikut:
C1 (1 vs 2) = 32,50 – 31,83 = 0,67
C2 (1 vs 3) = 32,50 – 25,33 = 7,17
C3 (2 vs 3) = 31,83 – 25,33 = 6,50
Dengan demikian , nilai t untuk setiap pasangan tersebut kemudian ditentukan seperti berikut :
t1 =0,67/ [2(10,64)/6] = 0,36
t2 = 7,17/[2(10,64)/6] = 3,81
t3 = 6,50/[2(10,64)/6] = 3,45
Jika perbedaan rata-rata setiap pasangan itu hendak diuji pada tingkat keyakinan 99%( ),
maka nilai F kritis dengan derajat kebebasan 2 (pembilang) dan 15 (penyebut) adalah 6,36. Atas
dasar itu, kita dapat menentukan nilai kritis ts sebagai berikut:
ts= (3-1) 6,36
ts = 3,57
Dari hasil perhitungan diatas ternyata hanya ada satu pasangan yang rata-ratanya berbeda
signifikan, yaitu pasangan kelompok 1 dengan kelompok 3. Nilai t untuk pasangan tersebut
adalah 3,81 yang lebih besar dari nilai kritis uji scheffe (ts = 3,57). Oleh karena itu, hipotesis nol
bahwa rata-rata kedua populasi tersebut adalah sama harus ditolak. Nilai t untuk kedua pasangan
7
lainnya ternyata lebih kecil daripada nilai kritisnya, sehinggga hipotesis nol yang bersangkutan
tidak dapat ditolak. Secara simbolik , kesimpulan tersebut dapat ditulis sebagai berikut :
B. Uji Tukey
Tidak seperti uji Scheffe yang dapat digunakan untuk menguji seluruh jenis perbandingan
rata- rata (sederhana maupun kompleks), uji Tukey yang lengkapnya disebut Tukey’s HSD
(Honestly Significant Difference Test) hanya dapat digunakan untuk menguji seluruh
kemungkinan pasangan sederhana (yang melibatkan dua buah rata-rata). Perbandingan seperti
tidak dapat diuji dengan menggunakanteknik tukey.Karena jumlah kemungkinan
pasangan yang hendak diuji relative sedikit, teknik tukey lebih powerful (cenderung lebih sering
menolak hipotesis nol) daripada teknik Scheffe. Teknik Tukey digunakan dengan cara
membandingkan perbedaan setiap pasangan rata- rata dengan nilai kritis HSD yang (jika jumlah
subjek pada setiap kelompok sama besar) dapat ditentukan sebagai berikut:
Dimana adalah nilai pada distribusi studentized range statistic (lihat daftar F pada lampiran).
Simbol lain pada rumus tersebut memiliki pengertian yang sama seperti pada uji Scheffe(Furqon,
2009: 216). Jika ketiga hipotesis nol tentang pasangan rata- rata pada contoh diatas hendak diuji
dengan teknik tukey pada tingkat keyakinan yang sama maka diperoleh nilai pada
dengan derajat kebebasan dan adalah . Dengan demikan,
HSD= 4,84 (10,46/6)
HSD= 6,45
Selain itu telah diketahui bahwa perbedaan antara rata-rata setiap pasangan adalah sebagai
berikut:
8
Hasil tersebut menunjukkan ada dua buah nilai kontras antara rata- rata setiap
pasangan yang lebih besar daripada nilai kritis HSD. Dengan kata lain, uji Tukey menghasilkan
dua kontras yang signifikan pada , yaitu kontras dan kontras .
Contoh ini sekaligus membuktikan ungkapan di atas bahwa uji Tukey cenderung lebih sering
menolak hipotesis nol daripada uji Scheffe.(Furqon, 2004: 215-216)
Uji Siegel-Tukey
Pengujiannya mudahdilakukan, tetapi yang tidak begitu kuat. Ide dasar uji ini ialah bahwa jika
dua sampel berasal dari populasi yang berbeda hanya dalam varians, sampul dari populasi
dengan varians yang lebih besar akan lebih menyebar dengan nilai ekstrem yang lebih besar. Jika
kita menyusun sampel yang digabungkan dalam urutan dan menempatkan rank 1 untuk
pengamatan terkecil, 2 untuk pengamatan terbesar, 3 untuk terbesar berikutnya, 4 dan 5
berikutnya untuk dua terbesar berikutnya, 6 dan 7 untuk dua terbesar berikutnya, dan seterusnya,
jumlah rank yang diperoleh untuk ppulasi dengan varians yang lebih besar akan menjadi lebih
kecil daripada jika tidak ada perbedaan dalam varians. Pengujian ini tentu tidak akan bekerja
baik jika lokasinya berbeda. Salah satu cara ntuk mengatasi kesulitan ini jika ada indikasi
mengenai perbedaan lokasi ialah ‘meluruskan’ dengan mengurangi seluruh pengamatan pada
sampel dari populasinya dengan perkiraan lokasi yang lebih dari perbedaan lokasi (atau
menambahkan perkiraan ini dengan pengamatan-pengamatan dalam sampel lainnya). Varians
tidak dipengaruhi oleh perubahan lokasi ini, dan kekuatan uji Siegel-Tukey akan meningkat.
(Sprent, 1991:123)
Contoh :
Gunakan uji Siegel-Tukey untu sampel ini
9
29 39 60 78 82 112 125 126 142 156
170 192 224 228 245 246 263 275 276 286
369 370 419 433 454 478 503 756(hal 113)
Buku Umum Buku Statistik
29
39
60
78
82
112
125
170
192
224
263
275
276
286
396
126
142
156
228
245
246
370
419
0,0625
0,1250
0,1875
0,2500
0,3125
0,3750
0,4375
0,4375
0,4375
0,4375
0,0500
0,5625
0,6250
0,6250
0,6250
0,6250
0,6875
0,7500
0,8125
0,8750
0,9375
0,9375
0,9375
0
0
0
0
0
0
0
0,0833
0,1667
0,2500
0,2500
0,2500
0,2500
0,3333
0,4167
0,5000
0,5000
0,5000
0,5000
0,5000
0,5000
0,5833
0,6667
0,0625
0,1250
0,1875
0,2500
0,3125
0,3750
0,4375
0,3542
0,2708
0,1875
0,2500
0,3125
0,3750
0,2917
0,2083
0,1250
0,1875
0,2500
0,3125
0,3750
0,4375
0,3542
0,2708
10
756
433
454
478
503
0,9375
0,9375
0,9375
0,9375
1,0000
0,7500
0,8333
0,9167
1,0000
1,0000
0,1875
0,1042
0,0208
0,0625
0,0000
Hal:127
Formulasi dan asumsi. Kita telah menetapkan dalam table di atas bahwa sebuah perkiraan titik
dari selisih lokasi adalah 133,5. Jika kita menambahkannya pada masing-masing nilai untuk
sampel buku umum, kita memperoleh sampel yang diluruskan.Kita menerapkan ji siegel-tukey
untuk sampel yang diluruskan ini.
Prosedur. Setelah menambahkan 133,5 pada jumlah halaman dari seluruh buku umum dan
menyusun sampel gabungan dalam susunan yang menaik, kita memperoleh nilai dalam tabel di
bawah ini
Nilai
Rank
Nilai
Rank
Nilai
Rank
126
1
245,5
21
419
15
142
4
246
24
419,5
14
156
5
258,5
25
433
11
162,5
8
303,5
28
454
10
172,5
9
325,5
27
478
7
193,5
12
357,5
26
502,5
6
211,5
13
370
23
503
3
211,5
16
396,5
22
889,5
2
228
17
408,5
19
245
20
409,5
18
Di bawah masing-masing nilai kita berikan rank dengan cara seperti yang dijelaskan di atas
untuk uji Siege-Tukey. Nilai-nilai yang digarisbawahi berkaitan dengan buku-buku statistic.
Untuk buku statistic (yang digarisbawahi) m = 12 dan Sm = 140, sedangkan Um = 62, di atas nilai
maksimum untuk nyata pada tingkat 5% pada pengujian satu arah.
11
(Karena Sm + Sn yang jumlah seluruh rank dari 1 sampai m, yaitu ½(m + n) (m+n+1), ini dengan
mudah dibuktikan bahwa
Kesimpulan. Kita tidak menolak hipotesis nol bahwa populasi memiliki varians yang sama.
Komentar. Pada contoh di atas kita telah menyatakan bahwa pengujian teori normal tidak
menolak hipotesis mengenai varians yang sama. Jika pengamatan 756 tidak terjadi pada sampel
buku umum,kita harus mencurigai sebuah kemungkinanvarians yang sama. Hal ini mungkin bisa
dipertimbangkan sebagai outher . Pada uji Siegel-Tukey,pengamatan ini adalah penimbang
terendah, diperoleh dengan bobot yang tidak lebih besar jika pengamatan adalah 370 - setelah
menambahkan 133,5 untuk penyesuaian lokasi akan menjadi 503,5 - nilai sampel gabungan
terbesar untuk sampel-sampel yang diluruskan. Dalam pengertian ini pengujiannya adalah kekar.
Perhatikan kekekaran tidak sama dengan kekuatan. Secara ideal, kita ingin uji secara kekar dan
kuat.Dalam praktek mungkin sulit mencapai ini, jika metode kekekaran cenderung tidak
mempengaruhi nilai ekstrem, dan hal ini sering menjadi perbedaan utama yang menyatakan
sebuah varians yang berbeda. (Sprent, 1991:123-124)
12
DAFTAR PUSTAKA
Furqon.2009. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sprent .1991. Metode Statistika Nonparametric Terapan. Jakarta: UI-Press.
Dramadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
Charro NieZz
 
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
Dian Arisona
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
agus_budiarto
 

La actualidad más candente (20)

RANCANGAN ACAK KELOMPOK
RANCANGAN ACAK KELOMPOKRANCANGAN ACAK KELOMPOK
RANCANGAN ACAK KELOMPOK
 
Uji mann-whitney
Uji mann-whitneyUji mann-whitney
Uji mann-whitney
 
Statistika Uji Rerata 2 Berpasangan
Statistika Uji Rerata 2 BerpasanganStatistika Uji Rerata 2 Berpasangan
Statistika Uji Rerata 2 Berpasangan
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
 
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasiUji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
RANCANGAN ACAK LENGKAP
RANCANGAN ACAK LENGKAPRANCANGAN ACAK LENGKAP
RANCANGAN ACAK LENGKAP
 
10. hipotesis
10. hipotesis10. hipotesis
10. hipotesis
 
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
 
Met num 2
Met num 2Met num 2
Met num 2
 
Turunan numerik
Turunan numerikTurunan numerik
Turunan numerik
 
Fungsi Kompleks (pada bilangan kompleks)
Fungsi Kompleks (pada bilangan kompleks)Fungsi Kompleks (pada bilangan kompleks)
Fungsi Kompleks (pada bilangan kompleks)
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitas
 
Uji hipotesis rata rata
Uji hipotesis rata rataUji hipotesis rata rata
Uji hipotesis rata rata
 
Normalitas & homogenitas
Normalitas & homogenitasNormalitas & homogenitas
Normalitas & homogenitas
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
 
Beberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuBeberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinu
 
Uji hipotesis 2 rata rata
Uji hipotesis 2 rata rataUji hipotesis 2 rata rata
Uji hipotesis 2 rata rata
 
UJI Z dan UJI T
UJI Z dan UJI TUJI Z dan UJI T
UJI Z dan UJI T
 
Hidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu PolisakaridaHidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu Polisakarida
 

Similar a Pasca anovapost. hoc test.uji lanjut

Nurwulan Anova Baru
Nurwulan Anova BaruNurwulan Anova Baru
Nurwulan Anova Baru
guestbed2c6
 
Anova linda makalah
Anova linda makalahAnova linda makalah
Anova linda makalah
ghavinomum
 
statisitik (1).docx
statisitik (1).docxstatisitik (1).docx
statisitik (1).docx
LaruiHania
 

Similar a Pasca anovapost. hoc test.uji lanjut (20)

Uji lanjut
Uji lanjutUji lanjut
Uji lanjut
 
Analisis komparasi, chi kuadrat, uji t, uji f
Analisis komparasi, chi kuadrat, uji t, uji f Analisis komparasi, chi kuadrat, uji t, uji f
Analisis komparasi, chi kuadrat, uji t, uji f
 
Nurwulan Anova Baru
Nurwulan Anova BaruNurwulan Anova Baru
Nurwulan Anova Baru
 
Pasca anova
Pasca anovaPasca anova
Pasca anova
 
Analisis Variansi (Anava)
Analisis Variansi (Anava)Analisis Variansi (Anava)
Analisis Variansi (Anava)
 
Anova Slide
Anova SlideAnova Slide
Anova Slide
 
Anova Slide
Anova SlideAnova Slide
Anova Slide
 
Anova satu arah
Anova satu arahAnova satu arah
Anova satu arah
 
P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS
P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS
P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS
 
Anova linda makalah
Anova linda makalahAnova linda makalah
Anova linda makalah
 
Anova single factor( one way )
Anova single factor( one way )Anova single factor( one way )
Anova single factor( one way )
 
Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)
Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)
Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)
 
PPT KELOMPOK 1.pptx
PPT KELOMPOK 1.pptxPPT KELOMPOK 1.pptx
PPT KELOMPOK 1.pptx
 
T test
T testT test
T test
 
Anova 1way & uji lanjut
Anova 1way & uji lanjutAnova 1way & uji lanjut
Anova 1way & uji lanjut
 
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
 
Lap41
Lap41Lap41
Lap41
 
Rini Anova Baru
Rini Anova BaruRini Anova Baru
Rini Anova Baru
 
statisitik (1).docx
statisitik (1).docxstatisitik (1).docx
statisitik (1).docx
 
P8 analisis statistik
P8 analisis statistikP8 analisis statistik
P8 analisis statistik
 

Más de Adriana Dwi Ismita

Pembahasan un matematika sma 2011 paket 12 plus trik superkilat dan logika pr...
Pembahasan un matematika sma 2011 paket 12 plus trik superkilat dan logika pr...Pembahasan un matematika sma 2011 paket 12 plus trik superkilat dan logika pr...
Pembahasan un matematika sma 2011 paket 12 plus trik superkilat dan logika pr...
Adriana Dwi Ismita
 
Tugas mata kuliah perkembangan peserta didik
Tugas mata kuliah perkembangan peserta didikTugas mata kuliah perkembangan peserta didik
Tugas mata kuliah perkembangan peserta didik
Adriana Dwi Ismita
 
Pembahasan soal un matematika sma program ipa 2012 paket b21 zona d
Pembahasan soal un matematika sma program ipa 2012 paket b21 zona dPembahasan soal un matematika sma program ipa 2012 paket b21 zona d
Pembahasan soal un matematika sma program ipa 2012 paket b21 zona d
Adriana Dwi Ismita
 

Más de Adriana Dwi Ismita (20)

Lembar kerja siswa i
Lembar kerja siswa iLembar kerja siswa i
Lembar kerja siswa i
 
Aktivitas siswa
Aktivitas siswaAktivitas siswa
Aktivitas siswa
 
Materi prasyarat
Materi prasyaratMateri prasyarat
Materi prasyarat
 
Materi transformasi
Materi transformasiMateri transformasi
Materi transformasi
 
Syntaxppt
SyntaxpptSyntaxppt
Syntaxppt
 
2.anova satu jalur
2.anova satu jalur2.anova satu jalur
2.anova satu jalur
 
Designresearch zulkardi-sea-dr-2013-unsri-130428004501-phpapp01
Designresearch zulkardi-sea-dr-2013-unsri-130428004501-phpapp01Designresearch zulkardi-sea-dr-2013-unsri-130428004501-phpapp01
Designresearch zulkardi-sea-dr-2013-unsri-130428004501-phpapp01
 
Materi transformasi
Materi transformasiMateri transformasi
Materi transformasi
 
Materi transformasi
Materi transformasiMateri transformasi
Materi transformasi
 
Anova dua jalur
Anova dua jalurAnova dua jalur
Anova dua jalur
 
Anova satu jalur
Anova satu jalurAnova satu jalur
Anova satu jalur
 
Profesionalisme
ProfesionalismeProfesionalisme
Profesionalisme
 
Determinant
DeterminantDeterminant
Determinant
 
Pembahasan un matematika sma 2011 paket 12 plus trik superkilat dan logika pr...
Pembahasan un matematika sma 2011 paket 12 plus trik superkilat dan logika pr...Pembahasan un matematika sma 2011 paket 12 plus trik superkilat dan logika pr...
Pembahasan un matematika sma 2011 paket 12 plus trik superkilat dan logika pr...
 
Tugas mata kuliah perkembangan peserta didik
Tugas mata kuliah perkembangan peserta didikTugas mata kuliah perkembangan peserta didik
Tugas mata kuliah perkembangan peserta didik
 
Tugas mata kuliah geometri
Tugas mata kuliah geometriTugas mata kuliah geometri
Tugas mata kuliah geometri
 
Prokep yang fixx
Prokep yang fixxProkep yang fixx
Prokep yang fixx
 
Pembahasan soal un matematika sma program ipa 2012 paket b21 zona d
Pembahasan soal un matematika sma program ipa 2012 paket b21 zona dPembahasan soal un matematika sma program ipa 2012 paket b21 zona d
Pembahasan soal un matematika sma program ipa 2012 paket b21 zona d
 
Pmri
PmriPmri
Pmri
 
Hipotesis 2 rata rata
Hipotesis 2 rata rataHipotesis 2 rata rata
Hipotesis 2 rata rata
 

Último

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Último (20)

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 

Pasca anovapost. hoc test.uji lanjut

  • 1. 1 METODE STATISTIKA I ANALISIS PASCA ANOVA (UJI LANJUT/POST HOC TEST) (Makalah ini merupakan salah tugas dalam mata kuliah Metode Statistika ISemester IV Tahun Pelajaran 2012-2013) Oleh: Adriana Dwi Ismita 06111008032 Anggun Primadona 06111008005 Dewi Rawani 06111008019 Dwi Kurnia Liztari 06111008034 Nadiah 06111008011 Siti Marfuah 06111008039 Varizka Amelia 06111008033 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2013
  • 2. 2 DAFTAR ISI Halaman Judul…………………………………………………………………………………….1 Daftar Isi…………………………………………………………………………..........................2 Analisis Pasca Anova (Uji Lanjut/Post Hoc Test) A. Uji Scheffe…………………………………………………………………………………...3 B. Uji Tukey…………………………..…………………………………………………………7 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...........................12
  • 3. 3 Analisis Pasca Anava Uji Lanjut (Post Hoc Test) Penolakan terhadap hipotesis nol dalam perbandingan sejumlah rata-rata berarti kita menyimpulkan bahwa paling sedikit ada dua buah rata-rata populasi yang berbeda satu sama lain. Setelah ANAVA menolak hipotesis nol bahwa seluruh kelompok berasal dari populasi yang sama,persoalan berikutnya adalah kelompok mana yang berasal dari populasi yang berbeda. Jika peneliti membandingkan tiga buah rata-rata kelompok, maka terdapat empat kemungkinan atas penolakan hipotesis nol, yaitu yang berbeda hanya Kelompok 1 dan 2 ( ); kelompok 1 dan 3 ( ); kelompok 2 dan 3 ( ); atau ketiga-tiganya( ). Selain itu, peneliti dapat pula membandingkan rata- rata dari dua kelompok melawan rata-rata kelompok lainnya.Walaupun banyak hal yang dapat dilakukan secara statistik, namun peneliti biasanya membatasi analisisnya sesuai dengan kerangka teoretik yang digunakannya.Banyakteknik yang telah dikembangkan untuk memecahkan dan menjawab persoalan tersebut. Namun dalam makalah ini hanya diperkenalkan dua macam teknik yang populer, yaitu uji Scheffe dan Uji Tukey. A. Uji Scheffe Pada pokoknya perbandingan ganda melibatkan perhitungan tes t bentuk khusus, suatu bentuk untuk mana istilah kesalahan didasarkan varians gabungan dari semua kelompok, tidak hanya kelompok- kelompok yang sedang dibandingkan. T khusus ini membuat penyesuaian terhadap kenyataan bahwa banyak tes yang dikerjakan. Apabila ditampilkan beberapa tes, tingkat probabilitas, cenderung meningkat, jika dianggap sebesar 0,05 sebenarnya ini akan berakhir lebih besar, mungkin 0,09 jika ditampilkan banyak tes. Jadi, kesempatan untuk memperoleh beda yang signifikan bertambah, demikian pula kesempatan untuk membuat kesalahan tipe 1. Mean membanding yang mana yang dibuat seharusnya ditemukan sebelum peneliti dilaksanakan, bukan sesudahnya dan harus didasarkan pada hipotesis riset. Dari
  • 4. 4 sekian banyak teknik pembanding majemuk yang ada, yang paling sering digunakan adalah tes scheffe, yang merupakan tes yang sangat konservatif. Tes scheffe cocok untuk membuat sembarang perbandingan yang melibatkan sekelompok mean. Perhitungan untuk tes scheffe adalah sangat sederhana dan ukuran sampel tidak harus sama. Tes scheffe meliputi perhitungan rasio F untuk tiap perbandingan. X1 dan x2, rumusnya adalah: dengan Ppada rumus itu adalah dari analisis varians. Signifikansi tiap F ditentukan menggunakan tingkat kebebasan (Darmadi, 2011: 292) Teknik yang dikembangkan oleh Scheffe dapat digunakan untuk menguji perbedaan dua buah rata-rata secara berpasangan (1 vs 2, 1 vs 3, dan 2 vs 3) dan perbedaan antara kombinasi rata-rata yang kompleks (seperti [1+2]/2 vs 3). Pada makalah ini hanya diperkenalkan teknik untuk menguji perbedaan dua buah rata-rata secara berpasangan. Jika ANAVA dilakukan untuk menguji perbedaan tiga buah rata-rata, maka hipotesis nol yang hendak diuji oleh uji Scheffe ada tiga buah pasangan sederhana, yaitu : a. HO : = b. H0 : = c. H0 : = Jika jumlah subjek antar kelompok sama besar (n1=n2=n3) maka rumus uji Scheffe untuk menguji ketiga hipotesis nol tersebut dapat disederhanakan menjadi sebagai berikut : (2.1) dimana C adalah nilai kontras (perbedaan antara rata-rata yang dibandingkan), MSW
  • 5. 5 adalah rata-rata kuadrat dalam kelompok pada tabel ANAVA , dan n adalah besar sampel (jumlah subjek). Rumus(1.1) ekuivalen dengan rumus uji perbedaan dua buah rata-rata (uji-t yang menggunakan variansi gabungan). Sebagaimana biasa, nilai t yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai kritis bagi uji Scheffe(ts) yang ditentukan sebagai berikut : (2.2) Dimana k adalah jumlah kelompok dalam ANAVA , dan adalah nilai pada distribusi F pada tingkat keyakinan dengan derajat kebebasan pembilang dan derajat kebebasan . (Furqon, 2009:214) Contoh: Tabel 1.2 Skor Motivasi Belajar Siswa Dari Tiga Model AMT Model1 Model 2 Model 3 34 26 33 35 34 33 35 30 37 28 31 30 28 22 24 29 27 22 Rata-rata= 32,50 Variansi=10,70 31,83 11,77 25,33 9,47 *) perangkat data ini diadaptasi dari Kennedy dan Brush(1985,h.94) Tabel (1.1) Rangkuman Hasil Analisis Variansi Sumber Variasi Dk Jumlah kuadrat Rata-rata kuadrat F Antar Kelompok Dalam Kelomok 3-1 18-3 188,11 159,67 94,06 10,64 8,84 Total 18-1 347,78 - -
  • 6. 6 memberikan hasil ANAVA dari data Tabel (1.2) Selain itu,diketahui pula rata-rata setiap kelompok yang hendak dibandingkan,yaitu : kelompok 1 = 32,50 kelompok 2 = 31,83 Kelompok 3 = 25,33 Atas dasar itu, nilai kontras untuk setiap pasangan adalah sebagai berikut: C1 (1 vs 2) = 32,50 – 31,83 = 0,67 C2 (1 vs 3) = 32,50 – 25,33 = 7,17 C3 (2 vs 3) = 31,83 – 25,33 = 6,50 Dengan demikian , nilai t untuk setiap pasangan tersebut kemudian ditentukan seperti berikut : t1 =0,67/ [2(10,64)/6] = 0,36 t2 = 7,17/[2(10,64)/6] = 3,81 t3 = 6,50/[2(10,64)/6] = 3,45 Jika perbedaan rata-rata setiap pasangan itu hendak diuji pada tingkat keyakinan 99%( ), maka nilai F kritis dengan derajat kebebasan 2 (pembilang) dan 15 (penyebut) adalah 6,36. Atas dasar itu, kita dapat menentukan nilai kritis ts sebagai berikut: ts= (3-1) 6,36 ts = 3,57 Dari hasil perhitungan diatas ternyata hanya ada satu pasangan yang rata-ratanya berbeda signifikan, yaitu pasangan kelompok 1 dengan kelompok 3. Nilai t untuk pasangan tersebut adalah 3,81 yang lebih besar dari nilai kritis uji scheffe (ts = 3,57). Oleh karena itu, hipotesis nol bahwa rata-rata kedua populasi tersebut adalah sama harus ditolak. Nilai t untuk kedua pasangan
  • 7. 7 lainnya ternyata lebih kecil daripada nilai kritisnya, sehinggga hipotesis nol yang bersangkutan tidak dapat ditolak. Secara simbolik , kesimpulan tersebut dapat ditulis sebagai berikut : B. Uji Tukey Tidak seperti uji Scheffe yang dapat digunakan untuk menguji seluruh jenis perbandingan rata- rata (sederhana maupun kompleks), uji Tukey yang lengkapnya disebut Tukey’s HSD (Honestly Significant Difference Test) hanya dapat digunakan untuk menguji seluruh kemungkinan pasangan sederhana (yang melibatkan dua buah rata-rata). Perbandingan seperti tidak dapat diuji dengan menggunakanteknik tukey.Karena jumlah kemungkinan pasangan yang hendak diuji relative sedikit, teknik tukey lebih powerful (cenderung lebih sering menolak hipotesis nol) daripada teknik Scheffe. Teknik Tukey digunakan dengan cara membandingkan perbedaan setiap pasangan rata- rata dengan nilai kritis HSD yang (jika jumlah subjek pada setiap kelompok sama besar) dapat ditentukan sebagai berikut: Dimana adalah nilai pada distribusi studentized range statistic (lihat daftar F pada lampiran). Simbol lain pada rumus tersebut memiliki pengertian yang sama seperti pada uji Scheffe(Furqon, 2009: 216). Jika ketiga hipotesis nol tentang pasangan rata- rata pada contoh diatas hendak diuji dengan teknik tukey pada tingkat keyakinan yang sama maka diperoleh nilai pada dengan derajat kebebasan dan adalah . Dengan demikan, HSD= 4,84 (10,46/6) HSD= 6,45 Selain itu telah diketahui bahwa perbedaan antara rata-rata setiap pasangan adalah sebagai berikut:
  • 8. 8 Hasil tersebut menunjukkan ada dua buah nilai kontras antara rata- rata setiap pasangan yang lebih besar daripada nilai kritis HSD. Dengan kata lain, uji Tukey menghasilkan dua kontras yang signifikan pada , yaitu kontras dan kontras . Contoh ini sekaligus membuktikan ungkapan di atas bahwa uji Tukey cenderung lebih sering menolak hipotesis nol daripada uji Scheffe.(Furqon, 2004: 215-216) Uji Siegel-Tukey Pengujiannya mudahdilakukan, tetapi yang tidak begitu kuat. Ide dasar uji ini ialah bahwa jika dua sampel berasal dari populasi yang berbeda hanya dalam varians, sampul dari populasi dengan varians yang lebih besar akan lebih menyebar dengan nilai ekstrem yang lebih besar. Jika kita menyusun sampel yang digabungkan dalam urutan dan menempatkan rank 1 untuk pengamatan terkecil, 2 untuk pengamatan terbesar, 3 untuk terbesar berikutnya, 4 dan 5 berikutnya untuk dua terbesar berikutnya, 6 dan 7 untuk dua terbesar berikutnya, dan seterusnya, jumlah rank yang diperoleh untuk ppulasi dengan varians yang lebih besar akan menjadi lebih kecil daripada jika tidak ada perbedaan dalam varians. Pengujian ini tentu tidak akan bekerja baik jika lokasinya berbeda. Salah satu cara ntuk mengatasi kesulitan ini jika ada indikasi mengenai perbedaan lokasi ialah ‘meluruskan’ dengan mengurangi seluruh pengamatan pada sampel dari populasinya dengan perkiraan lokasi yang lebih dari perbedaan lokasi (atau menambahkan perkiraan ini dengan pengamatan-pengamatan dalam sampel lainnya). Varians tidak dipengaruhi oleh perubahan lokasi ini, dan kekuatan uji Siegel-Tukey akan meningkat. (Sprent, 1991:123) Contoh : Gunakan uji Siegel-Tukey untu sampel ini
  • 9. 9 29 39 60 78 82 112 125 126 142 156 170 192 224 228 245 246 263 275 276 286 369 370 419 433 454 478 503 756(hal 113) Buku Umum Buku Statistik 29 39 60 78 82 112 125 170 192 224 263 275 276 286 396 126 142 156 228 245 246 370 419 0,0625 0,1250 0,1875 0,2500 0,3125 0,3750 0,4375 0,4375 0,4375 0,4375 0,0500 0,5625 0,6250 0,6250 0,6250 0,6250 0,6875 0,7500 0,8125 0,8750 0,9375 0,9375 0,9375 0 0 0 0 0 0 0 0,0833 0,1667 0,2500 0,2500 0,2500 0,2500 0,3333 0,4167 0,5000 0,5000 0,5000 0,5000 0,5000 0,5000 0,5833 0,6667 0,0625 0,1250 0,1875 0,2500 0,3125 0,3750 0,4375 0,3542 0,2708 0,1875 0,2500 0,3125 0,3750 0,2917 0,2083 0,1250 0,1875 0,2500 0,3125 0,3750 0,4375 0,3542 0,2708
  • 10. 10 756 433 454 478 503 0,9375 0,9375 0,9375 0,9375 1,0000 0,7500 0,8333 0,9167 1,0000 1,0000 0,1875 0,1042 0,0208 0,0625 0,0000 Hal:127 Formulasi dan asumsi. Kita telah menetapkan dalam table di atas bahwa sebuah perkiraan titik dari selisih lokasi adalah 133,5. Jika kita menambahkannya pada masing-masing nilai untuk sampel buku umum, kita memperoleh sampel yang diluruskan.Kita menerapkan ji siegel-tukey untuk sampel yang diluruskan ini. Prosedur. Setelah menambahkan 133,5 pada jumlah halaman dari seluruh buku umum dan menyusun sampel gabungan dalam susunan yang menaik, kita memperoleh nilai dalam tabel di bawah ini Nilai Rank Nilai Rank Nilai Rank 126 1 245,5 21 419 15 142 4 246 24 419,5 14 156 5 258,5 25 433 11 162,5 8 303,5 28 454 10 172,5 9 325,5 27 478 7 193,5 12 357,5 26 502,5 6 211,5 13 370 23 503 3 211,5 16 396,5 22 889,5 2 228 17 408,5 19 245 20 409,5 18 Di bawah masing-masing nilai kita berikan rank dengan cara seperti yang dijelaskan di atas untuk uji Siege-Tukey. Nilai-nilai yang digarisbawahi berkaitan dengan buku-buku statistic. Untuk buku statistic (yang digarisbawahi) m = 12 dan Sm = 140, sedangkan Um = 62, di atas nilai maksimum untuk nyata pada tingkat 5% pada pengujian satu arah.
  • 11. 11 (Karena Sm + Sn yang jumlah seluruh rank dari 1 sampai m, yaitu ½(m + n) (m+n+1), ini dengan mudah dibuktikan bahwa Kesimpulan. Kita tidak menolak hipotesis nol bahwa populasi memiliki varians yang sama. Komentar. Pada contoh di atas kita telah menyatakan bahwa pengujian teori normal tidak menolak hipotesis mengenai varians yang sama. Jika pengamatan 756 tidak terjadi pada sampel buku umum,kita harus mencurigai sebuah kemungkinanvarians yang sama. Hal ini mungkin bisa dipertimbangkan sebagai outher . Pada uji Siegel-Tukey,pengamatan ini adalah penimbang terendah, diperoleh dengan bobot yang tidak lebih besar jika pengamatan adalah 370 - setelah menambahkan 133,5 untuk penyesuaian lokasi akan menjadi 503,5 - nilai sampel gabungan terbesar untuk sampel-sampel yang diluruskan. Dalam pengertian ini pengujiannya adalah kekar. Perhatikan kekekaran tidak sama dengan kekuatan. Secara ideal, kita ingin uji secara kekar dan kuat.Dalam praktek mungkin sulit mencapai ini, jika metode kekekaran cenderung tidak mempengaruhi nilai ekstrem, dan hal ini sering menjadi perbedaan utama yang menyatakan sebuah varians yang berbeda. (Sprent, 1991:123-124)
  • 12. 12 DAFTAR PUSTAKA Furqon.2009. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sprent .1991. Metode Statistika Nonparametric Terapan. Jakarta: UI-Press. Dramadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.