SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 7
Karakterisitik Spesifik Sumber Daya Perikanan

          Ada beberapa faktor yang spesifik dalam upaya memanfaatkan sumberdaya perikanan sehingga
          mengakibatkan upaya-upaya mengelola sumberdaya ini menjadi berbeda dengan sumberdaya hayati
          lain pada umumnya, yaitu faktor-faktor pembatas berupa :
     1.    Organismanya bersifat liar yang pada dasarnya dengan jumlah terbatas
     2.    Organismanya bebas bergerak dan tidak terlihat secara langsung.
          (SIKLUS HIDUP = Perkembang-biakan, Adaptasi Lingkungan, Kebutuhan Fisiologis Spesifik, Feeding/Food
          Habit, Adaptasi).
     3.    Pada daerah tropis, organismanya terdiri dari bermacam-macam spesies sehingga alat tangkap yang
          digunakan juga bermacam-macam menyesuaikan dengan karakteristik spesies yang menjadi sasaran
          penangkapan.
     4.    Keberadaan sumberdayanya bersifat terbuka sehingga dapat dimanfaatkan oleh setiap orang.
          Resultante butir-butir permasalahan atau sifat-sifat tersebut menyebabkan adanya kesulitan dalam
          menetapkan atau menduga besarnya sediaan (stok) ikan yang berada dalam suatu perairan, baik secara
          spasial maupun secara periodik.
          (Penjelasan di atas dapat dikembangkan lagi dengan pendekatan analisis yang lebih mendalam,
          silahkan).

          Komponen-Komponen Kegiatan Dalam Manajemen Sumberdaya Perikanan

          Menurut Pirkenton (1988), kegiatan-kegiatan yang intinya merupakan komponen kegiatan manajemen
          sumberdaya perikanan, meliputi :
     1.    Pengumpulan dan analisa data seluruh variabel yang berkaitan dengan sumberdaya :
1)               Biologi Perikanan (natural history, dinamika populasi)
2)               Produksi (hasil tangkapan, overfishing)
3)               Operasi Penangkapan (jenis alat tangkap, efektifitas, side effect, dll )
4)               Sosial ekonomi (nilai ekonomis, dampak sosial, dll)
5)               Peraturan perundangan perikanan (apakah sudah ada ?, kalau sudah sudah ada - seberapa bagian
          yang sudah dipatuhi ?.
     2.    Penetapan Cara-cara Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan, meliputi :
1)               Waktu penangkapan;
2)               Lokasi penangkapan;
3)               Pelaku penangkapan
     3.    Penetapan alokasi penangkapan, meliputi :
1)               Jumlah ikan yang boleh ditangkap antar nelayan dalam satu kelompok;
2)               Jumlah ikan yang boleh ditangkap antara kelompok nelayan yang berbeda (nelayan lokal, nelayan
          pendatang dan atau nelayan kelompok lain);
3)                Jumlah ikan yang boleh ditangkap antar nelayan yang berbeda alat tangkap dan metode
          penangkapan
     4.    Perlindungan terhadap sumberdaya ikan yang mengalami tekanan ekologis akibat operasi penangkapan
          maupun kejadian alam lainnya, meliputi :
1)               Perlindungan terhadap kuantitas habitat.
2)               Perlindungan terhadap kualitas lingkungan habitat.
5.  Penegakan hukum dan perundang-undangan tentang pengelolaan sumberdaya perikanan, sekaligus
   merupakan umpan balik yang digunakan untuk meningkatkan kualitas hukum dan perundang-undangan.
6. Pengembangan dan perencanaan pengelolaan sumberdaya perikanan dalam jangka panjang yang
   ditempuh melalui evaluasi terhadap program kerja jangka pendek atau yang saat ini sedang
   diimplementasikan.
7. Pengambilan keputusan manajemen sumberdaya perikanan dengan mempertimbangkan pengertian
   yang sempit – yaitu sumberdaya ikan itu sendiri, maupun pengertian yang luas – yaitu sumberdaya ikan
   beserta seluruh aspek yang berpengaruh dan/atau dipengaruhi oleh pemanfaatan ikan tersebut.

     Gulland (1977) mengajukan enam pendekatan (alternatif) dalam manajemen sumberdaya perikanan,
     yaitu :
1.   Pembatasan alat tangkap,
2.   Penutupan daerah penangkapan,
3.   Penutupan musim penangkapan,
4.   Pemberlakuan kuota penangkapan ikan yang dialokasikan menurut alat tangkap, kelompok nelayan,
     atau daerah penangkapan ikan,
5.   Pembatasan ukuran ikan yang menjadi sasaran operasi penangkapan ikan,
6.    Penetapan jumlah kapal serta jumlah hasil tangkapan yang diperbolehkan untuk setiap kapal.

     Sedangkan Retting (1992) mengajukan pendekatan manajemen sumberdaya perikanan seperti berikut :
1.   Pembatasan jumlah ikan yang ditangkap,
2.   Pendekatan tidak langsung dalam mengalokasikan kegiatan penangkapan ikan, seperti :
1)    penutupan musim,
2)    penutupan daerah,
3)    pembatasan jumlah alat tangkap,
3.   Perizinan yang terbatas,
4.   Pendekatan yang bersifat moneter (insentif/reward/punishment), seperti :
1)    royalti, dan
2)    program dukungan finansial,
5.   Hak kepemilikan atas sumberdaya ikan, seperti :
1)    hak ulayat, dan
2)    alokasi jumlah tangkapan yang dipebolehkan (total allowable catch, TAC).
     Pendekatan manajemen menurut Gulland dan Retting di atas nampak sangat bernuansa bioteknis.
     Untuk mengimbangi ini, maka perlu ada pertimbangan instrumen sosial ekonomi. Panayatou (1982)
     mengajukan beberapa pendekatan yang bersifat sosial ekonomis, yaitu :
1.   Penetapan pajak,
2.   Pemberian subsidi,
3.   Pembatasan impor, dan
4.   Promosi ekspor.
5.   DENDA


     Penerapan Fungsi Pengawasan Dalam Manajemen Sumber Daya Perikanan

1.   Monitoring
Diimplementasikan dengan cara Pengisian Logbook/Logsheet (catatan data pemanfatan sumber daya
     ikan) oleh pelaku usaha, kadang-kadang ditempatkan petugas khusus.
-     aspek legal (kuota penangkapan)
-     aspek biological/resources (status pemanfaatan)

2.    Controlling
     Diimplementasi secara langsung MENGGUNAKAN INDRAJA dan secara tidak langsung melalui analisis
     tingkat pemanfaatan berdasarkan data Logbook/Sheet. Pada tingkat yang paling sederhana HASIL
     EVALUASI KERAGAAN POPULASI berdasarkan kriteria atau indikasi overfishing (hasil tangkapan
     menurun/berkurang; ukuran ikan yang tertangkap semakin kecil; dsb).

3.   Surveillance
     Diimplementasikan melalui PATROLI LAPANGAN, PATROLI LAUT, PATROLI DANAU, pengawasan
     penggunaan alat tangkap, dan tindak pelanggaran peraturan penangkapan (seperti penggunaan
     bom/racun/strum/ alat tangkap terlarang lainnya; termasuk pelanggaran perizinan operasi).

4.   Investigation
     Diimplementasikan berupa Tindakan hukum oleh aparat berwenang TNI AL di laut, dan POLRI di
     perairan umum (darat).

5.   Community Base Management
     Diimplementasikan dengan cara :
-    Melibatkan Masyarakat Di Dalam Proses Pengawasan (Masyarakat Pantai, Masyarakat Tinggal di
     Pinggiran Danau/Rawa/Sungai).
-    Accosiation/Cooperative Base Management (kerjasama dgn asosiasi pelaku usaha, koperasi usaha,


     Kontrol Dunia Internasional Terhadap Sumber Daya Perikanan

   Kontrol dunia internasional terhadap keberadaan sumberdaya perikanan termuat dalam Code of
   Conduct for Responsible Fisheries(CCRF), terutama pasal 7 mengenai Manajemen Perikanan, di
   antaranya menyatakan bahwa :
1. Negara harus mengadopsi pendekatan manajemen sumberdaya perikanan yang tepat berdasarkan
   pada bukti dan fakta ilmiah yang tersedia.
2. Pendekatan harus diarahkan untuk mempertahankan atau memulihkan stok ikan pada tingkat
   kemampuan maksimum menghasilkan ikan tanpa merusak lingkungan dan mengganggu stabilitas
   ekonomi (MSY)
   CCRF adalah salah satu kesepakatan dalam konferensi Committe on Fisheries (COFI) ke – 28 FAO di
   Roma pada tanggal 31 Oktober 1995, dan telah tercantum dalam Resolusi PBB Nomor 4 Tahun 1995
   yang secara resmi mengadopsi dokumen CCRF. Resolusi yang sama juga meminta kepada FAO
   berkolaborasi dengan anggota dan organisasi yang relevan untuk menyusun Technical Guidelines yang
   mendukung pelaksanaan dari CCRF tersebut.
   Tatalaksana ini menjadi asas dan standar internasional mengenai pola perilaku bagi praktek yang
   bertanggung jawab, dalam pengusahaan sumberdaya perikanan dengan maksud untuk menjamin
   terlaksananya aspek konservasi, pengelolaan dan pengembangan efektif sumberdaya hayati akuatik
berkenaan dengan pelestarian ekosistem dan keanekaragaman hayati. Tatalaksana ini mengakui arti
     penting aspek gizi, ekonomi, sosial, lingkungan dan budaya yang menyangkut kegiatan perikanan dan
     terkait dengan semua pihak yang berkepertingan yang peduli terhadap sektor perikanan.Tatalaksana ini
     memperhatikan karakteristik biologi sumberdaya perikanan yang terkait dengan lingkungan/habitatnya
     serta menjaga terwujudnya secara adil dan berkelanjutan kepentingan para konsumen maupun
     pengguna hasil pengusahaan perikanan lainnya.
     Pelaksanaan konvensi ini bersifat sukarela.Namun beberapa bagian dari pola perilaku tersebut disusun
     dengan merujuk pada UNCLOS 1982.Standar pola perilaku tersebut juga memuat beberapa ketentuan
     yang mungkin atau bahkan sudah memberikan efek mengikat berdasarkan instrumen hukum lainnya di
     antara peserta, seperti pada "Agreement to Promote Compliance with International Conservation and
     Management Measures by Fishing Vessels on the High Seas (Compliance Agreement 1993J'.Oleh sebab
     itu negara-negara dan semua yang terlibat dalam pengusahaan perikanan didorong untuk
     memberlakukan Tatalaksana ini dan mulai menerapkannya.
     Latar belakang Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF), adalah :
1.      Keprihatinan para pakar perikanan dunia terhadap semakin tidak terkendalinya ancaman terhadap
     sumberdaya ikan.
2.    Issue Lingkungan.
3.    Illegal, Unreported dan Unregulated (IUU) Fishing.
4.    Ikan sebagai sumber pangan bagi penduduk dunia.
5.    Pengelolaan sumberdaya ikan tidak berbasis masyarakat.
6.    Pengelolaan Sumberdaya ikan dan lingkungannya yang tidak mencakup konservasi.
7.     Didukung oleh berbagai konferensi Internasional mengenai perikanan berusaha untuk mewujudkan
     Keprihatinan tersebut,
     Tujuan Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF)
1.    Menetapkan azas sesuai dengan hukum (adat, nasional, dan international), bagi penangkapan ikan dan
     kegiatan perikanan yang bertanggung jawab.
2.    Menetapkan azas dan kriteria kebijakan,
3.    Bersifat sebagai rujukan (himbauan),
4.    Menjadikan tuntunan dalam setiap menghadapi permasalahan,
5.    Memberi kemudahan dalam kerjasama teknis dan pembiayaan,
6.    Meningkatkan kontribusi pangan,
7.    Meningkatkan upaya perlindungan sumberdaya ikan,
8.    Menggalakkan bisnis Perikanan sesuai dengan hukum
9.    Memajukan penelitian,

     Enam (6) Topik yang diatur dalam Tatalaksana ini adalah
1.   Pengelolaan Perikanan;
2.   Operasi Penangkapan;
3.   Pengembangan Akuakultur;
4.   Integrasi Perikanan ke Dalam Pengelolaan Kawasan Pesisir;
5.   Penanganan Pasca Panen dan Perdagangan
6.   Penelitian Perikanan.

     Prinsip-prinsip Umum Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF)
1.       Pelaksanaan hak untuk menangkap ikan bersamaan dengan kewajiban untuk melaksanakan hak
      tersebut secara berkelanjutan dan lestari agar dapat menjamin keberhasilan upaya konservasi dan
      pengelolaannya;
2.      Pengelolaan sumber-sumber perikanan harus menggalakkan upaya untuk mempertahankan kualitas,
      keanekaragaman hayati, dan ketersediaan sumber-sumber perikanan dalam jumlah yang mencukupi
      untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang;
3.     Pengembangan armada perikanan harus mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya sesuai dengan
      kemampuan reproduksi demi keberlanjutan pemanfaatannya;
4.      Perumusan kebijakan dalam pengelolaan perikanan harus didasarkan pada bukti-bukti ilmiah yang
      terbaik, dengan memperhatikan pengetahuan tradisional tentang pengelolaan sumber-sumber
      perikanan serta habitatnya;
5.      Dalam rangka konservasi dan pengelolaan sumber-sumber perikanan, setiap negara dan organisasi
      perikanan regional harus menerapkan prinsip kehati-hatian (precautionary approach) seluas-luasnya;
6.     Alat-alat penangkapan harus dikembangkan sedemikian rupa agar semakin selektif dan aman terhadap
      kelestarian lingkungan hidup sehingga dapat mempertahankan keanekaragaman jenis dan populasinya;
7.     Cara penangkapan ikan, penanganan, pemrosesan, dan pendistribusiannya harus dilakukan sedemikian
      rupa agar dapat mempertahankan nilai kandungan nutrisinya;
8.     Habitat sumber-sumber perikanan yang kritis sedapat mungkin harus dilindungi dan direhabilitasi;
9.      Setiap negara harus mengintegrasikan pengelolaan sumber-sumber perikanannya kedalam kebijakan
      pengelolaan wilayah pesisir;
10.    Setiap negara harus mentaati dan melaksanakan mekanisme Monitoring, Controlling and Surveillance
      (MCS) yang diarahkan pada penataan dan penegakan hukum di bidang konservasi sumber-sumber
      perikanan;
11.      Negara bendera harus mampu melaksanakan pengendalian secara efektif terhadap kapal-kapal
      perikanan yang mengibarkan benderanya guna menjamin pelaksanaan tata laksana ini secara efektif;
12.    Setiap negara harus bekerjasama melalui organisasi regional untuk mengembangkan cara penangkapan
      ikan secara bertanggungjawab, baik di dalam maupun di luar wilayah yurisdiksinya;
13.    Setiap negara harus mengembangkan mekanisme pengambilan keputusan secara transparan dengan
      melibatkan semua pihak yang berkepentingan terhadap pengembangan peraturan dan kebijakan
      pengelolaan di bidang perikanan;
14.     Perdagangan perikanan harus diselenggarakan sesuai dengan prinsip-prinsip, hak, dan kewajiban
      sebagaimana diatur dalam persetujuan World Trade Organization (WT-0);
15.    Apabila terjadi sengketa, setiap negara harus bekerjasama secara damai untuk mencapai penyelesaian
      sementara sesuai dengan persetujuan internasional yang relevan;
16.     Setiap negara harus mengembangkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi melalui
      pendidikan dan latihan, serta melibatkan mereka di dalam proses pengambilan keputusan;
17.   Setiap negara harus menjamin bahwa segala fasilitas dan peralatan perikanan serta lingkungan kerjanya
      memenuhi standar keselamatan internasional;
18.      Setiap negara harus memberikan perlindungan terhadap lahan kehidupan nelayan kecil dengan
      mengingat kontribusinya yang besar terhadap penyediaan kesempatan kerja, sumber penghasilan, dan
      keamanan pangan;
19.      Setiap negara harus mempertimbangkan pengembangan budidaya perikanan untuk menciptakan
      keragaman sumber penghasilan dan bahan makanan.
Sasaran-Sasaran Penting Implementasi Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) di
          Indonesia
     1.    Fisheries Management (Pengelolaan Perikanan)
1)             Memperhatikan prinsip kehati-hatian (precautionary approach) dalam merencanakan pemanfaatan
          sumberdaya ikan.
2)             Menetapkan kerangka hukum – kebijakan.
3)             Menghindari Ghost Fishing atau tertangkapnya ikan oleh alat tangkap yang terbuang / terlantar.
4)             Mengembangkan kerjasama pengelolaan, tukar menukar informasi antar instansi dan Negara.
5)              Memperhatikan kelestarian lingkungan.
     2.    Fishing Operations (Operasi Penangkapan).
6)             Penanganan over fishing atau penangkapan ikan berlebih.
7)             Pengaturan sistem perijinan penangkapan.
8)              Membangun sistem Monitoring Controlling Surveillance (MCS).
   3.      Aquaculture development (Pembangunan Akuakultur)
9)             Menetapkan strategi dan rencana pengembangan budidaya .
10)        Melindungi ekosistem akuatik.
11)         Menjamin keamanan produk budidaya.
   4.       Integration of fisheries into coastal area management (Integrasi Perikanan ke dalam pengelolaan
          kawasan pesisir)
12)         Mengembangkan penelitian dan pengkajian sumberdaya ikan di kawasan pesisir beserta tingkat
          pemanfaatannya.
   5.      Post-harvest practices and trade (Penanganan Pasca Panen dan Perdagangan).
13)         Bekerjasama untuk harmonisasi dalam program sanitasi, prosedur sertitikasi dan lembaga sertifikasi.
14)         Mengembangkan produk value added atau produk yang bernilai tambah.
15)         Mengembangkan perdagangan produk perikanan.
16)         Memperhatikan dampak lingkungan kegiatan pasca panen.
   6.      Fisheries research (Penelitian Perikanan)
17)         Pengembangan penelitian.
18)         Pengembangan pusat data hasil penelitian.
19)         Aliansi kelembagaan internasional.

          Kewajiban Mengikuti Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF)
 1.       Semua Negara yang memanfaatkan sumberdya ikan dan lingkungannya.
 2.       Semua Pelaku Perikanan (baik penangkap dan prosesing).
 3.       Pelabuhan-Pelabuhan Perikanan (kontruksi, pelayanan, inspeksi, dan pelaporan);
 4.       Industri disamping harus menggunakan alat tangkap yang sesuai.
 5.       Peneliti untuk pengembangan alat tangkap yang selektiv.
 6.       Observer program (pendataan diatas kapal).
 7.       Perikanan rakyat, perlu mengantisipasi dampak terhadap lingkungan dan penggunaan energi yang
          efisien.

          Kewajiban Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) Yang Harus Dipenuhi Oleh :
 1.        NEGARA
           Mengambil langkah precautionary (hati-hati) dalam rangka melindungi atau membatasi penangkapan
          ikan sesuai dengan daya dukung sumber.
Menegakkan mekanisme yang efektif untuk monitoring, control, surveillance dan law enforcement .
      Mengambil langkah-langkah konservasi jangka panjang dan pemanfaatan sumberdaya ikan yang lestari.
     2.      PENGUSAHA
      Supaya berperan serta dalam upaya-upaya konservasi, ikut dalam pertemuan-pertemuan yang
     diselenggarakan oleh organisasi pengelolaan perikanan (misalnya FKPPS).
      Ikut serta mensosialisasi dan mempublikasikan langkah-langkah konservasi dan pengelolaan serta
     menjamin pelaksanaan peraturan.
      Membantu mengembangkan kerjasama (lokal, regional) dan koordinasi dalam segala hal yang berkaitan
     dengan perikanan, misalnya menyediakan kesempatan dan fasilitas diatas kapal untuk para peneliti.
     3.      NELAYAN
      Memenuhi ketentuan pengelolaan sumberdaya ikan secara benar.
      Ikut serta mendukung langkah-langkah konservasi dan pengelolaan.
      Membantu pengelola dalam mengembangkan kerjasama pengelolaan, dan berkoordinasi dalam segala
     hal yang berkaitan dengan pengelolaan dan pengembangan perikanan.

     CCRF merekomendasikan agar pendekatan manajemen sumberdaya perikanan diarahkan untuk
     memecahkan persoalan-persoalan berikut :
1.    Kelebihan kapasitas penangkapan ikan,
2.    Ketidak-seimbangan antar kepentingan berbagai pihak dalam memanfaatkan sumberdaya,
3.    Kerusakan habitat, kecenderungan kepunahan jenis ikan tertentu dan turunnya keanekaragaman
     hayati, serta
4.    Kerusakan dan kemunduran mutu lingkungan yang diakibatkan polusi, sampah, dan pembuangan ikan-
     ikan yang murah harganya padahal penting nilai biologinya.
     CRF juga menyarankan agar setiap negara mempromosikan kegiatan-kegiatan konservasi dan
     pengelolaan sumberdaya perikanan serta menjamin pendekatan dan kebijakan setiap negara didukung
     hukum dan UU yang dengan baik didesiminasikan kepada masyarakat.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Pengkajian Stok Ikan
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Pengkajian Stok IkanDINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Pengkajian Stok Ikan
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Pengkajian Stok IkanAmos Pangkatana
 
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...Mujiyanto -
 
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...Cahya Panduputra
 
Pim1221 2 sejarah menangkap ikan
Pim1221 2 sejarah menangkap ikanPim1221 2 sejarah menangkap ikan
Pim1221 2 sejarah menangkap ikanPT. SASA
 
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)Yogga Haw
 
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obatAlat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obatPT. SASA
 
sifat sumberdaya ikan
sifat sumberdaya ikansifat sumberdaya ikan
sifat sumberdaya ikanPT. SASA
 
Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air Aguss Aja
 
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.Rahmadani Dani
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudafirmanahyuda
 
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkunganPim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkunganPT. SASA
 
Sejarah Konservasi Perairan Indonesia
Sejarah Konservasi Perairan IndonesiaSejarah Konservasi Perairan Indonesia
Sejarah Konservasi Perairan IndonesiaLestari Moerdijat
 
Ikan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangIkan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangHendra Wiguna
 
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis IkanKebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis IkanDidi Sadili
 
Presentasi kapal ikan tuna long line
Presentasi kapal ikan tuna long linePresentasi kapal ikan tuna long line
Presentasi kapal ikan tuna long lineYogga Haw
 
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiPeraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiDidi Sadili
 
Ekologi perairan
Ekologi perairan Ekologi perairan
Ekologi perairan yuliaresh
 
PANDUAN MONITORING PADANG LAMUN
PANDUAN MONITORING PADANG LAMUNPANDUAN MONITORING PADANG LAMUN
PANDUAN MONITORING PADANG LAMUNAmos Pangkatana
 

La actualidad más candente (20)

DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Pengkajian Stok Ikan
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Pengkajian Stok IkanDINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Pengkajian Stok Ikan
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Pengkajian Stok Ikan
 
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
 
Sistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidayaSistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidaya
 
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
 
Pim1221 2 sejarah menangkap ikan
Pim1221 2 sejarah menangkap ikanPim1221 2 sejarah menangkap ikan
Pim1221 2 sejarah menangkap ikan
 
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
 
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obatAlat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
 
sifat sumberdaya ikan
sifat sumberdaya ikansifat sumberdaya ikan
sifat sumberdaya ikan
 
Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air
 
Ekosistem pesisir
Ekosistem pesisirEkosistem pesisir
Ekosistem pesisir
 
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
 
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkunganPim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
 
Sejarah Konservasi Perairan Indonesia
Sejarah Konservasi Perairan IndonesiaSejarah Konservasi Perairan Indonesia
Sejarah Konservasi Perairan Indonesia
 
Ikan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangIkan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karang
 
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis IkanKebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
 
Presentasi kapal ikan tuna long line
Presentasi kapal ikan tuna long linePresentasi kapal ikan tuna long line
Presentasi kapal ikan tuna long line
 
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiPeraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
 
Ekologi perairan
Ekologi perairan Ekologi perairan
Ekologi perairan
 
PANDUAN MONITORING PADANG LAMUN
PANDUAN MONITORING PADANG LAMUNPANDUAN MONITORING PADANG LAMUN
PANDUAN MONITORING PADANG LAMUN
 

Destacado

TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMITUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMIBadiuzzaman
 
PROPOSAL TONGKANG PENGOLAH AIR TAWAR (Multi Purpose)
PROPOSAL TONGKANG PENGOLAH AIR TAWAR (Multi Purpose)PROPOSAL TONGKANG PENGOLAH AIR TAWAR (Multi Purpose)
PROPOSAL TONGKANG PENGOLAH AIR TAWAR (Multi Purpose)Ina Riesiana.V
 
MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...
MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...
MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...Badiuzzaman
 
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawlPim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawlPT. SASA
 
Teknologi penangkapan ikan
Teknologi penangkapan ikanTeknologi penangkapan ikan
Teknologi penangkapan ikanshihatin
 
Klasifikasi alat-tangkap
Klasifikasi alat-tangkapKlasifikasi alat-tangkap
Klasifikasi alat-tangkapPT. SASA
 
Ppt mesin dan alat bantu (2013)
Ppt mesin dan alat bantu (2013)Ppt mesin dan alat bantu (2013)
Ppt mesin dan alat bantu (2013)Badiuzzaman
 
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATISALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATISnautika
 
TUGAS MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN (ALAT BANTU PURSE S...
TUGAS MATA KULIAH  MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN  (ALAT BANTU PURSE S...TUGAS MATA KULIAH  MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN  (ALAT BANTU PURSE S...
TUGAS MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN (ALAT BANTU PURSE S...Badiuzzaman
 
Kebijakan perikanan indonesia
Kebijakan perikanan indonesiaKebijakan perikanan indonesia
Kebijakan perikanan indonesiaShanti Paramita J
 
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joranPim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joranPT. SASA
 
Uu 45 tahun 2009 tentang perikanan
Uu 45 tahun 2009 tentang perikananUu 45 tahun 2009 tentang perikanan
Uu 45 tahun 2009 tentang perikananbachrisb
 
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving Cars
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving CarsStudy: The Future of VR, AR and Self-Driving Cars
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving CarsLinkedIn
 
Visual Design with Data
Visual Design with DataVisual Design with Data
Visual Design with DataSeth Familian
 
How to Become a Thought Leader in Your Niche
How to Become a Thought Leader in Your NicheHow to Become a Thought Leader in Your Niche
How to Become a Thought Leader in Your NicheLeslie Samuel
 

Destacado (18)

TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMITUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
 
PROPOSAL TONGKANG PENGOLAH AIR TAWAR (Multi Purpose)
PROPOSAL TONGKANG PENGOLAH AIR TAWAR (Multi Purpose)PROPOSAL TONGKANG PENGOLAH AIR TAWAR (Multi Purpose)
PROPOSAL TONGKANG PENGOLAH AIR TAWAR (Multi Purpose)
 
MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...
MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...
MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...
 
Gillnet(jaring insang)
Gillnet(jaring insang)Gillnet(jaring insang)
Gillnet(jaring insang)
 
Tugas Makalah SDA (Air)
Tugas Makalah SDA (Air)Tugas Makalah SDA (Air)
Tugas Makalah SDA (Air)
 
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawlPim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
 
Teknologi penangkapan ikan
Teknologi penangkapan ikanTeknologi penangkapan ikan
Teknologi penangkapan ikan
 
Klasifikasi alat-tangkap
Klasifikasi alat-tangkapKlasifikasi alat-tangkap
Klasifikasi alat-tangkap
 
Ppt mesin dan alat bantu (2013)
Ppt mesin dan alat bantu (2013)Ppt mesin dan alat bantu (2013)
Ppt mesin dan alat bantu (2013)
 
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATISALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
 
TUGAS MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN (ALAT BANTU PURSE S...
TUGAS MATA KULIAH  MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN  (ALAT BANTU PURSE S...TUGAS MATA KULIAH  MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN  (ALAT BANTU PURSE S...
TUGAS MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN (ALAT BANTU PURSE S...
 
21. penangkapan
21.  penangkapan21.  penangkapan
21. penangkapan
 
Kebijakan perikanan indonesia
Kebijakan perikanan indonesiaKebijakan perikanan indonesia
Kebijakan perikanan indonesia
 
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joranPim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
 
Uu 45 tahun 2009 tentang perikanan
Uu 45 tahun 2009 tentang perikananUu 45 tahun 2009 tentang perikanan
Uu 45 tahun 2009 tentang perikanan
 
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving Cars
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving CarsStudy: The Future of VR, AR and Self-Driving Cars
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving Cars
 
Visual Design with Data
Visual Design with DataVisual Design with Data
Visual Design with Data
 
How to Become a Thought Leader in Your Niche
How to Become a Thought Leader in Your NicheHow to Become a Thought Leader in Your Niche
How to Become a Thought Leader in Your Niche
 

Similar a Karakterisitik manajemen sumberdaya perikanan

2014 09 hut_korpri_rusmiyatun2
2014 09 hut_korpri_rusmiyatun22014 09 hut_korpri_rusmiyatun2
2014 09 hut_korpri_rusmiyatun2Yoga Amanta
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Abida Muttaqiena
 
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairanPengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairanDidi Sadili
 
Sumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaSumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaKaisarDatin
 
1. deskripsi materi mapel dasar program keahlian hmp4 l2_revisi_oktober_2013
1. deskripsi materi mapel dasar program keahlian  hmp4 l2_revisi_oktober_20131. deskripsi materi mapel dasar program keahlian  hmp4 l2_revisi_oktober_2013
1. deskripsi materi mapel dasar program keahlian hmp4 l2_revisi_oktober_2013MULDAN MARTIN, A.Pi., M.Si
 
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi I
Konservasi  dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi IKonservasi  dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi I
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi IDidi Sadili
 
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapanAlat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapanJaya Nugraha
 
2021-07-15_James Abrahamsz_Diskusi Tematik Jaring Nusa KTI.pptx
2021-07-15_James Abrahamsz_Diskusi Tematik Jaring Nusa KTI.pptx2021-07-15_James Abrahamsz_Diskusi Tematik Jaring Nusa KTI.pptx
2021-07-15_James Abrahamsz_Diskusi Tematik Jaring Nusa KTI.pptxMidaSaragihEcoNusaID
 
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN co-management (1&2).pdf
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN co-management (1&2).pdfPENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN co-management (1&2).pdf
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN co-management (1&2).pdfMuhammadSumsanto1
 
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap IkanAnalisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikannautika
 

Similar a Karakterisitik manajemen sumberdaya perikanan (20)

Pikp module11- manaj perikanan1
Pikp module11- manaj perikanan1Pikp module11- manaj perikanan1
Pikp module11- manaj perikanan1
 
Mmpi5203 m1
Mmpi5203 m1Mmpi5203 m1
Mmpi5203 m1
 
1. Perspective_CCRF.pptx
1. Perspective_CCRF.pptx1. Perspective_CCRF.pptx
1. Perspective_CCRF.pptx
 
ppt imor.pptx
ppt imor.pptxppt imor.pptx
ppt imor.pptx
 
2014 09 hut_korpri_rusmiyatun2
2014 09 hut_korpri_rusmiyatun22014 09 hut_korpri_rusmiyatun2
2014 09 hut_korpri_rusmiyatun2
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
 
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairanPengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
 
Pikp module10-hukum & kebij
Pikp module10-hukum & kebijPikp module10-hukum & kebij
Pikp module10-hukum & kebij
 
Sumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaSumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & Jasa
 
Pikp modul06-ss perik tangkap
Pikp modul06-ss perik tangkapPikp modul06-ss perik tangkap
Pikp modul06-ss perik tangkap
 
1. deskripsi materi mapel dasar program keahlian hmp4 l2_revisi_oktober_2013
1. deskripsi materi mapel dasar program keahlian  hmp4 l2_revisi_oktober_20131. deskripsi materi mapel dasar program keahlian  hmp4 l2_revisi_oktober_2013
1. deskripsi materi mapel dasar program keahlian hmp4 l2_revisi_oktober_2013
 
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi I
Konservasi  dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi IKonservasi  dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi I
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi I
 
Analisa regulasi terhadap seafood sustainable consumption di indonesia
Analisa regulasi terhadap seafood sustainable consumption di indonesiaAnalisa regulasi terhadap seafood sustainable consumption di indonesia
Analisa regulasi terhadap seafood sustainable consumption di indonesia
 
12106728.ppt
12106728.ppt12106728.ppt
12106728.ppt
 
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapanAlat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
 
2021-07-15_James Abrahamsz_Diskusi Tematik Jaring Nusa KTI.pptx
2021-07-15_James Abrahamsz_Diskusi Tematik Jaring Nusa KTI.pptx2021-07-15_James Abrahamsz_Diskusi Tematik Jaring Nusa KTI.pptx
2021-07-15_James Abrahamsz_Diskusi Tematik Jaring Nusa KTI.pptx
 
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN co-management (1&2).pdf
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN co-management (1&2).pdfPENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN co-management (1&2).pdf
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN co-management (1&2).pdf
 
Dinamika Stok Ikan
Dinamika Stok IkanDinamika Stok Ikan
Dinamika Stok Ikan
 
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap IkanAnalisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
 

Último

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 

Último (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 

Karakterisitik manajemen sumberdaya perikanan

  • 1. Karakterisitik Spesifik Sumber Daya Perikanan Ada beberapa faktor yang spesifik dalam upaya memanfaatkan sumberdaya perikanan sehingga mengakibatkan upaya-upaya mengelola sumberdaya ini menjadi berbeda dengan sumberdaya hayati lain pada umumnya, yaitu faktor-faktor pembatas berupa : 1. Organismanya bersifat liar yang pada dasarnya dengan jumlah terbatas 2. Organismanya bebas bergerak dan tidak terlihat secara langsung. (SIKLUS HIDUP = Perkembang-biakan, Adaptasi Lingkungan, Kebutuhan Fisiologis Spesifik, Feeding/Food Habit, Adaptasi). 3. Pada daerah tropis, organismanya terdiri dari bermacam-macam spesies sehingga alat tangkap yang digunakan juga bermacam-macam menyesuaikan dengan karakteristik spesies yang menjadi sasaran penangkapan. 4. Keberadaan sumberdayanya bersifat terbuka sehingga dapat dimanfaatkan oleh setiap orang. Resultante butir-butir permasalahan atau sifat-sifat tersebut menyebabkan adanya kesulitan dalam menetapkan atau menduga besarnya sediaan (stok) ikan yang berada dalam suatu perairan, baik secara spasial maupun secara periodik. (Penjelasan di atas dapat dikembangkan lagi dengan pendekatan analisis yang lebih mendalam, silahkan). Komponen-Komponen Kegiatan Dalam Manajemen Sumberdaya Perikanan Menurut Pirkenton (1988), kegiatan-kegiatan yang intinya merupakan komponen kegiatan manajemen sumberdaya perikanan, meliputi : 1. Pengumpulan dan analisa data seluruh variabel yang berkaitan dengan sumberdaya : 1) Biologi Perikanan (natural history, dinamika populasi) 2) Produksi (hasil tangkapan, overfishing) 3) Operasi Penangkapan (jenis alat tangkap, efektifitas, side effect, dll ) 4) Sosial ekonomi (nilai ekonomis, dampak sosial, dll) 5) Peraturan perundangan perikanan (apakah sudah ada ?, kalau sudah sudah ada - seberapa bagian yang sudah dipatuhi ?. 2. Penetapan Cara-cara Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan, meliputi : 1) Waktu penangkapan; 2) Lokasi penangkapan; 3) Pelaku penangkapan 3. Penetapan alokasi penangkapan, meliputi : 1) Jumlah ikan yang boleh ditangkap antar nelayan dalam satu kelompok; 2) Jumlah ikan yang boleh ditangkap antara kelompok nelayan yang berbeda (nelayan lokal, nelayan pendatang dan atau nelayan kelompok lain); 3) Jumlah ikan yang boleh ditangkap antar nelayan yang berbeda alat tangkap dan metode penangkapan 4. Perlindungan terhadap sumberdaya ikan yang mengalami tekanan ekologis akibat operasi penangkapan maupun kejadian alam lainnya, meliputi : 1) Perlindungan terhadap kuantitas habitat. 2) Perlindungan terhadap kualitas lingkungan habitat.
  • 2. 5. Penegakan hukum dan perundang-undangan tentang pengelolaan sumberdaya perikanan, sekaligus merupakan umpan balik yang digunakan untuk meningkatkan kualitas hukum dan perundang-undangan. 6. Pengembangan dan perencanaan pengelolaan sumberdaya perikanan dalam jangka panjang yang ditempuh melalui evaluasi terhadap program kerja jangka pendek atau yang saat ini sedang diimplementasikan. 7. Pengambilan keputusan manajemen sumberdaya perikanan dengan mempertimbangkan pengertian yang sempit – yaitu sumberdaya ikan itu sendiri, maupun pengertian yang luas – yaitu sumberdaya ikan beserta seluruh aspek yang berpengaruh dan/atau dipengaruhi oleh pemanfaatan ikan tersebut. Gulland (1977) mengajukan enam pendekatan (alternatif) dalam manajemen sumberdaya perikanan, yaitu : 1. Pembatasan alat tangkap, 2. Penutupan daerah penangkapan, 3. Penutupan musim penangkapan, 4. Pemberlakuan kuota penangkapan ikan yang dialokasikan menurut alat tangkap, kelompok nelayan, atau daerah penangkapan ikan, 5. Pembatasan ukuran ikan yang menjadi sasaran operasi penangkapan ikan, 6. Penetapan jumlah kapal serta jumlah hasil tangkapan yang diperbolehkan untuk setiap kapal. Sedangkan Retting (1992) mengajukan pendekatan manajemen sumberdaya perikanan seperti berikut : 1. Pembatasan jumlah ikan yang ditangkap, 2. Pendekatan tidak langsung dalam mengalokasikan kegiatan penangkapan ikan, seperti : 1) penutupan musim, 2) penutupan daerah, 3) pembatasan jumlah alat tangkap, 3. Perizinan yang terbatas, 4. Pendekatan yang bersifat moneter (insentif/reward/punishment), seperti : 1) royalti, dan 2) program dukungan finansial, 5. Hak kepemilikan atas sumberdaya ikan, seperti : 1) hak ulayat, dan 2) alokasi jumlah tangkapan yang dipebolehkan (total allowable catch, TAC). Pendekatan manajemen menurut Gulland dan Retting di atas nampak sangat bernuansa bioteknis. Untuk mengimbangi ini, maka perlu ada pertimbangan instrumen sosial ekonomi. Panayatou (1982) mengajukan beberapa pendekatan yang bersifat sosial ekonomis, yaitu : 1. Penetapan pajak, 2. Pemberian subsidi, 3. Pembatasan impor, dan 4. Promosi ekspor. 5. DENDA Penerapan Fungsi Pengawasan Dalam Manajemen Sumber Daya Perikanan 1. Monitoring
  • 3. Diimplementasikan dengan cara Pengisian Logbook/Logsheet (catatan data pemanfatan sumber daya ikan) oleh pelaku usaha, kadang-kadang ditempatkan petugas khusus. - aspek legal (kuota penangkapan) - aspek biological/resources (status pemanfaatan) 2. Controlling Diimplementasi secara langsung MENGGUNAKAN INDRAJA dan secara tidak langsung melalui analisis tingkat pemanfaatan berdasarkan data Logbook/Sheet. Pada tingkat yang paling sederhana HASIL EVALUASI KERAGAAN POPULASI berdasarkan kriteria atau indikasi overfishing (hasil tangkapan menurun/berkurang; ukuran ikan yang tertangkap semakin kecil; dsb). 3. Surveillance Diimplementasikan melalui PATROLI LAPANGAN, PATROLI LAUT, PATROLI DANAU, pengawasan penggunaan alat tangkap, dan tindak pelanggaran peraturan penangkapan (seperti penggunaan bom/racun/strum/ alat tangkap terlarang lainnya; termasuk pelanggaran perizinan operasi). 4. Investigation Diimplementasikan berupa Tindakan hukum oleh aparat berwenang TNI AL di laut, dan POLRI di perairan umum (darat). 5. Community Base Management Diimplementasikan dengan cara : - Melibatkan Masyarakat Di Dalam Proses Pengawasan (Masyarakat Pantai, Masyarakat Tinggal di Pinggiran Danau/Rawa/Sungai). - Accosiation/Cooperative Base Management (kerjasama dgn asosiasi pelaku usaha, koperasi usaha, Kontrol Dunia Internasional Terhadap Sumber Daya Perikanan Kontrol dunia internasional terhadap keberadaan sumberdaya perikanan termuat dalam Code of Conduct for Responsible Fisheries(CCRF), terutama pasal 7 mengenai Manajemen Perikanan, di antaranya menyatakan bahwa : 1. Negara harus mengadopsi pendekatan manajemen sumberdaya perikanan yang tepat berdasarkan pada bukti dan fakta ilmiah yang tersedia. 2. Pendekatan harus diarahkan untuk mempertahankan atau memulihkan stok ikan pada tingkat kemampuan maksimum menghasilkan ikan tanpa merusak lingkungan dan mengganggu stabilitas ekonomi (MSY) CCRF adalah salah satu kesepakatan dalam konferensi Committe on Fisheries (COFI) ke – 28 FAO di Roma pada tanggal 31 Oktober 1995, dan telah tercantum dalam Resolusi PBB Nomor 4 Tahun 1995 yang secara resmi mengadopsi dokumen CCRF. Resolusi yang sama juga meminta kepada FAO berkolaborasi dengan anggota dan organisasi yang relevan untuk menyusun Technical Guidelines yang mendukung pelaksanaan dari CCRF tersebut. Tatalaksana ini menjadi asas dan standar internasional mengenai pola perilaku bagi praktek yang bertanggung jawab, dalam pengusahaan sumberdaya perikanan dengan maksud untuk menjamin terlaksananya aspek konservasi, pengelolaan dan pengembangan efektif sumberdaya hayati akuatik
  • 4. berkenaan dengan pelestarian ekosistem dan keanekaragaman hayati. Tatalaksana ini mengakui arti penting aspek gizi, ekonomi, sosial, lingkungan dan budaya yang menyangkut kegiatan perikanan dan terkait dengan semua pihak yang berkepertingan yang peduli terhadap sektor perikanan.Tatalaksana ini memperhatikan karakteristik biologi sumberdaya perikanan yang terkait dengan lingkungan/habitatnya serta menjaga terwujudnya secara adil dan berkelanjutan kepentingan para konsumen maupun pengguna hasil pengusahaan perikanan lainnya. Pelaksanaan konvensi ini bersifat sukarela.Namun beberapa bagian dari pola perilaku tersebut disusun dengan merujuk pada UNCLOS 1982.Standar pola perilaku tersebut juga memuat beberapa ketentuan yang mungkin atau bahkan sudah memberikan efek mengikat berdasarkan instrumen hukum lainnya di antara peserta, seperti pada "Agreement to Promote Compliance with International Conservation and Management Measures by Fishing Vessels on the High Seas (Compliance Agreement 1993J'.Oleh sebab itu negara-negara dan semua yang terlibat dalam pengusahaan perikanan didorong untuk memberlakukan Tatalaksana ini dan mulai menerapkannya. Latar belakang Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF), adalah : 1. Keprihatinan para pakar perikanan dunia terhadap semakin tidak terkendalinya ancaman terhadap sumberdaya ikan. 2. Issue Lingkungan. 3. Illegal, Unreported dan Unregulated (IUU) Fishing. 4. Ikan sebagai sumber pangan bagi penduduk dunia. 5. Pengelolaan sumberdaya ikan tidak berbasis masyarakat. 6. Pengelolaan Sumberdaya ikan dan lingkungannya yang tidak mencakup konservasi. 7. Didukung oleh berbagai konferensi Internasional mengenai perikanan berusaha untuk mewujudkan Keprihatinan tersebut, Tujuan Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) 1. Menetapkan azas sesuai dengan hukum (adat, nasional, dan international), bagi penangkapan ikan dan kegiatan perikanan yang bertanggung jawab. 2. Menetapkan azas dan kriteria kebijakan, 3. Bersifat sebagai rujukan (himbauan), 4. Menjadikan tuntunan dalam setiap menghadapi permasalahan, 5. Memberi kemudahan dalam kerjasama teknis dan pembiayaan, 6. Meningkatkan kontribusi pangan, 7. Meningkatkan upaya perlindungan sumberdaya ikan, 8. Menggalakkan bisnis Perikanan sesuai dengan hukum 9. Memajukan penelitian, Enam (6) Topik yang diatur dalam Tatalaksana ini adalah 1. Pengelolaan Perikanan; 2. Operasi Penangkapan; 3. Pengembangan Akuakultur; 4. Integrasi Perikanan ke Dalam Pengelolaan Kawasan Pesisir; 5. Penanganan Pasca Panen dan Perdagangan 6. Penelitian Perikanan. Prinsip-prinsip Umum Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF)
  • 5. 1. Pelaksanaan hak untuk menangkap ikan bersamaan dengan kewajiban untuk melaksanakan hak tersebut secara berkelanjutan dan lestari agar dapat menjamin keberhasilan upaya konservasi dan pengelolaannya; 2. Pengelolaan sumber-sumber perikanan harus menggalakkan upaya untuk mempertahankan kualitas, keanekaragaman hayati, dan ketersediaan sumber-sumber perikanan dalam jumlah yang mencukupi untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang; 3. Pengembangan armada perikanan harus mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya sesuai dengan kemampuan reproduksi demi keberlanjutan pemanfaatannya; 4. Perumusan kebijakan dalam pengelolaan perikanan harus didasarkan pada bukti-bukti ilmiah yang terbaik, dengan memperhatikan pengetahuan tradisional tentang pengelolaan sumber-sumber perikanan serta habitatnya; 5. Dalam rangka konservasi dan pengelolaan sumber-sumber perikanan, setiap negara dan organisasi perikanan regional harus menerapkan prinsip kehati-hatian (precautionary approach) seluas-luasnya; 6. Alat-alat penangkapan harus dikembangkan sedemikian rupa agar semakin selektif dan aman terhadap kelestarian lingkungan hidup sehingga dapat mempertahankan keanekaragaman jenis dan populasinya; 7. Cara penangkapan ikan, penanganan, pemrosesan, dan pendistribusiannya harus dilakukan sedemikian rupa agar dapat mempertahankan nilai kandungan nutrisinya; 8. Habitat sumber-sumber perikanan yang kritis sedapat mungkin harus dilindungi dan direhabilitasi; 9. Setiap negara harus mengintegrasikan pengelolaan sumber-sumber perikanannya kedalam kebijakan pengelolaan wilayah pesisir; 10. Setiap negara harus mentaati dan melaksanakan mekanisme Monitoring, Controlling and Surveillance (MCS) yang diarahkan pada penataan dan penegakan hukum di bidang konservasi sumber-sumber perikanan; 11. Negara bendera harus mampu melaksanakan pengendalian secara efektif terhadap kapal-kapal perikanan yang mengibarkan benderanya guna menjamin pelaksanaan tata laksana ini secara efektif; 12. Setiap negara harus bekerjasama melalui organisasi regional untuk mengembangkan cara penangkapan ikan secara bertanggungjawab, baik di dalam maupun di luar wilayah yurisdiksinya; 13. Setiap negara harus mengembangkan mekanisme pengambilan keputusan secara transparan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan terhadap pengembangan peraturan dan kebijakan pengelolaan di bidang perikanan; 14. Perdagangan perikanan harus diselenggarakan sesuai dengan prinsip-prinsip, hak, dan kewajiban sebagaimana diatur dalam persetujuan World Trade Organization (WT-0); 15. Apabila terjadi sengketa, setiap negara harus bekerjasama secara damai untuk mencapai penyelesaian sementara sesuai dengan persetujuan internasional yang relevan; 16. Setiap negara harus mengembangkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi melalui pendidikan dan latihan, serta melibatkan mereka di dalam proses pengambilan keputusan; 17. Setiap negara harus menjamin bahwa segala fasilitas dan peralatan perikanan serta lingkungan kerjanya memenuhi standar keselamatan internasional; 18. Setiap negara harus memberikan perlindungan terhadap lahan kehidupan nelayan kecil dengan mengingat kontribusinya yang besar terhadap penyediaan kesempatan kerja, sumber penghasilan, dan keamanan pangan; 19. Setiap negara harus mempertimbangkan pengembangan budidaya perikanan untuk menciptakan keragaman sumber penghasilan dan bahan makanan.
  • 6. Sasaran-Sasaran Penting Implementasi Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) di Indonesia 1. Fisheries Management (Pengelolaan Perikanan) 1) Memperhatikan prinsip kehati-hatian (precautionary approach) dalam merencanakan pemanfaatan sumberdaya ikan. 2) Menetapkan kerangka hukum – kebijakan. 3) Menghindari Ghost Fishing atau tertangkapnya ikan oleh alat tangkap yang terbuang / terlantar. 4) Mengembangkan kerjasama pengelolaan, tukar menukar informasi antar instansi dan Negara. 5) Memperhatikan kelestarian lingkungan. 2. Fishing Operations (Operasi Penangkapan). 6) Penanganan over fishing atau penangkapan ikan berlebih. 7) Pengaturan sistem perijinan penangkapan. 8) Membangun sistem Monitoring Controlling Surveillance (MCS). 3. Aquaculture development (Pembangunan Akuakultur) 9) Menetapkan strategi dan rencana pengembangan budidaya . 10) Melindungi ekosistem akuatik. 11) Menjamin keamanan produk budidaya. 4. Integration of fisheries into coastal area management (Integrasi Perikanan ke dalam pengelolaan kawasan pesisir) 12) Mengembangkan penelitian dan pengkajian sumberdaya ikan di kawasan pesisir beserta tingkat pemanfaatannya. 5. Post-harvest practices and trade (Penanganan Pasca Panen dan Perdagangan). 13) Bekerjasama untuk harmonisasi dalam program sanitasi, prosedur sertitikasi dan lembaga sertifikasi. 14) Mengembangkan produk value added atau produk yang bernilai tambah. 15) Mengembangkan perdagangan produk perikanan. 16) Memperhatikan dampak lingkungan kegiatan pasca panen. 6. Fisheries research (Penelitian Perikanan) 17) Pengembangan penelitian. 18) Pengembangan pusat data hasil penelitian. 19) Aliansi kelembagaan internasional. Kewajiban Mengikuti Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) 1. Semua Negara yang memanfaatkan sumberdya ikan dan lingkungannya. 2. Semua Pelaku Perikanan (baik penangkap dan prosesing). 3. Pelabuhan-Pelabuhan Perikanan (kontruksi, pelayanan, inspeksi, dan pelaporan); 4. Industri disamping harus menggunakan alat tangkap yang sesuai. 5. Peneliti untuk pengembangan alat tangkap yang selektiv. 6. Observer program (pendataan diatas kapal). 7. Perikanan rakyat, perlu mengantisipasi dampak terhadap lingkungan dan penggunaan energi yang efisien. Kewajiban Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) Yang Harus Dipenuhi Oleh : 1. NEGARA Mengambil langkah precautionary (hati-hati) dalam rangka melindungi atau membatasi penangkapan ikan sesuai dengan daya dukung sumber.
  • 7. Menegakkan mekanisme yang efektif untuk monitoring, control, surveillance dan law enforcement . Mengambil langkah-langkah konservasi jangka panjang dan pemanfaatan sumberdaya ikan yang lestari. 2. PENGUSAHA Supaya berperan serta dalam upaya-upaya konservasi, ikut dalam pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh organisasi pengelolaan perikanan (misalnya FKPPS). Ikut serta mensosialisasi dan mempublikasikan langkah-langkah konservasi dan pengelolaan serta menjamin pelaksanaan peraturan. Membantu mengembangkan kerjasama (lokal, regional) dan koordinasi dalam segala hal yang berkaitan dengan perikanan, misalnya menyediakan kesempatan dan fasilitas diatas kapal untuk para peneliti. 3. NELAYAN Memenuhi ketentuan pengelolaan sumberdaya ikan secara benar. Ikut serta mendukung langkah-langkah konservasi dan pengelolaan. Membantu pengelola dalam mengembangkan kerjasama pengelolaan, dan berkoordinasi dalam segala hal yang berkaitan dengan pengelolaan dan pengembangan perikanan. CCRF merekomendasikan agar pendekatan manajemen sumberdaya perikanan diarahkan untuk memecahkan persoalan-persoalan berikut : 1. Kelebihan kapasitas penangkapan ikan, 2. Ketidak-seimbangan antar kepentingan berbagai pihak dalam memanfaatkan sumberdaya, 3. Kerusakan habitat, kecenderungan kepunahan jenis ikan tertentu dan turunnya keanekaragaman hayati, serta 4. Kerusakan dan kemunduran mutu lingkungan yang diakibatkan polusi, sampah, dan pembuangan ikan- ikan yang murah harganya padahal penting nilai biologinya. CRF juga menyarankan agar setiap negara mempromosikan kegiatan-kegiatan konservasi dan pengelolaan sumberdaya perikanan serta menjamin pendekatan dan kebijakan setiap negara didukung hukum dan UU yang dengan baik didesiminasikan kepada masyarakat.