3. VISI Terciptanya pengawasan pemilu yang efektif dan efisien melalui pengawas pemilu yang berintegritas dan professional untuk mewujudkan pemilu yang demokratis • 3
8. PENGAWASAN PEMILU Kegiatan mengamati, mengkaji, memeriksa dan menilai proses penyelenggaraan pemilu sesuai peraturan perundang-undangan (Peraturan Bawaslu No 4/2008) • 5
9. STRATEGI PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM Problem potensial Preemptive Skenario building PENCEGAHAN Problem latent PENGAWASAN YANG EFEKTIF Panwas Preventive Rapid respons Problem mencuat Represive Sistem penanganan Problem terbuka PENGAWASAN PARTISIPATIF
10.
11. Pre-emptive = menciptakan kondisi yang dapat mencegah terjadinya pelanggaran (peserta menjadi takut untuk melakukan pelanggaran), misalnya dengan mempublikasikan ancaman sanksi atas pelanggaran, informasikan bahwa Panwaslu akan memelototi semua tahapan dan semua peserta pemilu.
12.
13.
14. Strategi Pengawasan Identifikasi Titik Rawan dan Pelanggaran: Identifikasi dan petakan titik rawan pelanggaran di daerah pengawasan masing-masing Pengawas Pemilu. Pencegahan: Mencegah kemungkinan terjadinya kekacauan, kecurangan atau pelanggaran dalam tahapan kampanye Pemilu, dengan cara menyampaikan masukan kepada KPU/KPU Prov/KPU Kab/Kota sebagai pembuat peraturan teknis Pemilu dan penggerak serta pengendali Pemilu. Peringatan: Memperingatkan kemungkinan terjadinya kekacauan, kecurangan atau pelanggaran dalam tahapan kampanye Pemilu, dengan cara memberitahukan secara tertutup (melalui surat khusus) dan atau secara terbuka (melalui media massa) kepada KPU dan jajarannya agar mereka segera mengambil tindakan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekacauan, kecurangan atau pelanggaran tersebut. Pelaporan: Melaporkan dan atau menindaklanjuti peristiwa kekacauan, kecurangan atau pelanggaran dalam dalam tahapan kampanye Pemilu, kepada lembaga yang berwenang agar mereka cepat bertindak sesuai dengan kapasitas hukum yang dimilikinya.
16. TAHAPAN PILPRES Penyusunan Daftar Pemilih; PendaftaranBakalPasanganCalon; Penetapan Pasangan Calon; Masa Kampanye; Masa tenang; Pemungutan dan penghitungan suara; PenetapanhasilPemilu Presiden dan Wakil Presiden; dan Pengucapan sumpah/janji Presiden dan Wakil Presiden.
17. Aspekpenting non-tahapan yang perludiawasi Pengadaandandistribusilogistik Pelaporandanakampanye Penyusunanregulasi KPU
19. PRIORITAS PENGAWASAN PRIORITAS PENGAWASAN BERDASARKAN ISU Netralitasdanimparsialitaspejabatdan PNS di KBRI Netralitasdanimparsialitas PPLN Kepatuhan PPLN kepadaketentuanperaturan PRIORITAS PENGAWASAN BERDASARKAN TAHAPAN Tahapkampanye Tahappemungutandanpenghitungansuara Tahaprekapitulasisuara
20. DASAR HUKUM UU Nomor 42 tahun 2008 Peraturan KPU nomor 28 tahun 2009 tentangPedomanTeknisKampanyePemilupresidendanWakilpresidentahun 2009 Peraturan KPU nomor 14 tahun 2009 tentangPenyusunanDaftarPemilihTetap PP nomor 14 tahun 2009 tentang Tata Cara bagiPejabat Negara DalamMelakukanKampanyePemilu Peraturan KPU nomor 31 tahun 2008 tentangKodeEtikPenyelenggaraPemilu
21. PROBLEMATIKA PENGAWASAN DI LUAR NEGERI KeterbatasanpersonelPengawas LN Luasnyawilayah yang harusdiawasi Terbatasnyainstrumenpenegakanhukumpemilu Terbatasnyakerangkahukum yang mengaturtentangteknispenyelenggaraanpilpresdi LN
48. BAB XIX KETENTUAN PIDANA Pasal 207 Setiapanggota KPU, KPU provinsi, KPU kabupaten/kota, PPK, PPS, dan PPLN yang tidakmenindaklanjutitemuanBawaslu, Panwasluprovinsi, Panwaslukabupaten/kota, Panwaslukecamatan, PengawasPemiluLapangan, danPengawasPemiluLuarNegeridalammelakukanenyusunandanpengumumanDaftarPemilihSementara, perbaikanDaftarPemilihSementara, penetapanDaftarPemilihTetap, yang merugikanWarga Negara Indonesia yang memilikihakpilihsebagaimanadimaksuddalamPasal 32 ayat (2), dipidanadenganpidanapenjara paling singkat 6 (enam) bulandan paling lama 36 (tigapuluhenam) bulandandenda paling sedikit Rp6.000.000,00 (enamjuta rupiah) dan paling banyak Rp36.000.000,00 (tigapuluhenamjuta rupiah). Pasal 249 Ketuadananggota KPPS/KPPSLN yang dengansengajatidakmembuatdan/ataumenandatanganiberitaacaraperolehansuaraPasanganCalon, dipidanadenganpidanapenjara paling singkat12 (dua belas) bulan dan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan dan denda paling sedikit Rp6.000.000,00 (enam juta rupiah) dan paling banyak Rp12.000.000,00 (duabelasjuta rupiah).
49. Pasal 258 KetuadananggotaBawaslu, Panwasluprovinsi, Panwaslukabupaten/kota, Panwaslukecamatan, PengawasPemiluLapangan, atauPengawasPemiluLuarNegeri yang dengansengaja tidak menindaklanjuti temuan dan/atau laporan pelanggaranPemiluPresidendanWakilPresiden yang dilakukanolehanggota KPU, KPU provinsi, KPU kabupaten/kota, PPK, PPS/PPLN, dan/atau KPPS/KPPSLN dalamsetiaptahapanpenyelenggaraanPemiluPresidendanWakilPresiden, dipidanadengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan dan denda paling sedikit Rp3.000.000,00 (tigajuta rupiah) dan paling banyak Rp36.000.000,00 (tigapuluhenamjuta rupiah). Pasal 250 Setiap KPPS/KPPSLN yang dengansengajatidakmemberikansalinansatueksemplarberita acara pemungutan dan penghitungansuaradan/atausertifikathasilpenghitungansuarakepadasaksiPasanganCalon, PengawasPemiluLapangan, PengawasPemiluLuarNegeri, PPS, PPLN, dan PPK melalui PPS sebagaimanadimaksuddalamPasal 139 ayat (2) danayat (3), dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan dan denda paling sedikit Rp3.000.000,00 (tigajuta rupiah) dan paling banyak Rp12.000.000,00 (duabelasjuta rupiah).
50. Pasal 251 Setiap KPPS/KPPSLN yang tidakmenjaga, mengamankankeutuhankotaksuara, danmenyerahkankotaksuaratersegel yang berisisuratsuara, beritaacarapemungutansuara, dansertifikathasilpenghitungansuara, kepada PPK melalui PPS ataukepada PPLN bagi KPPSLN padahari yang samasebagaimanadimaksuddalamPasal 139 ayat (4) danayat (5), dipidanadenganpidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 18 (delapanbelas) bulandandenda paling sedikit Rp6.000.000,00 (enamjuta rupiah) dan paling banyak Rp18.000.000,00 (delapanbelasjuta rupiah).