SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 72
SELEMBAR SAKSI SEJARAH
Pada tahap awal munculnya fotografi di dunia, foto senantiasa
   bertugas sebagai alat dokumentasi, baik dokumetasi
   pribadi atau dokumen resmi sebuah institusi bahkan negara.

Sebagai alat dokumentasi, foto menjadi salah satu hal penggerak
   perubahan dunia, bahkan hingga saat ini. Foto tetap menjadi salah
   satu media untuk merekam                              sebuah
   peristiwa yang terjadi dalam sebuah waktu
   Agar sebuah foto bisa menjadi sebuah media dokumentasi yang
    berisi informasi bisa diketahui oleh banyak pihak,
                                         foto
    membutuhkan sebuah tempat yang bernama media
    massa
   Di dalam media massa inilah foto diolah menjadi sebuah berita
    untuk memberi ide,  gagasan, atau tindakan kepada
    orang lain untuk melakukan perubahan


   Foto yang memuat sebuah berita inilah yang
    acap kali dikenal dengan istilah foto jurnalistik
   Fotojurnalistik menghentikan waktu dan memberi kita gambaran
    nyata bagaimana waktu membentuk sejarah lewat sebuah
    kejadian.

   Fotojurnalistik menghubungkan manusia di seluruh dunia dengan
    bahasa gambarnya yang sesuai dengan fakta. Sehingga
    fotojurnalistik menjadi alat terbaik untuk melaporkan sebuah
    peristiwa yang dialami umat manusia secara ringkas dan efektif

   Dalam dunia fotojurnalistik, efek yang ingin ditimbulkan oleh
    seorang pembuat fotojurnalistik adalah efek sosial dari sebuah efek
    visual yang dibuatnya

   Dan dari dalam sebuah fotojurnalistik yang tercipta tersimpanlah
    sebuah cerita perubahan jaman yang di masa depan akan menjadi
    sebuah sejarah
   JURNALISTIK – JURNALISME :
    kegiatan/pekerjaan mencari, mengumpulkan,
    mengolah dan menyebarkan berita/informasi
    melalui media massa.

   FOTO : potret/gambar yang dibuat dan di
    hasilkan dengan sebuah alat bernama kamera
    dengan tujuan untuk menjadi sebuah alat
    penyimpan informasi (dokumentasi).
   Wilson Hick redaktur senior majalah ‗Life‘ (1937-1950) dalam buku World and Pictures (new
    York, Harper and Brothers, Arno Press 1952, 1972), foto jurnalistik adalah media komunikasi
    verbal dan visual yang hadir bersamaan.

   Henri Cartier-Bresson, salah satu pendiri agen foto terkemuka di dunia Magnum yuang
    terkenal dengan teori ‗Decisive Moment‘ — menjabarkan, ―foto jurnalistik adalah berkisah
    dengan sebuah gambar, melaporkannya dengan sebuah kamera, merekamnya dalam waktu,
    yang seluruhnya berlangsung seketika saat suatu citra tersembut mengungkap sebuah cerita.‖

   Oscar Motuloh dalam sebuah pelatihan fotografi berpendapat fotojurnalistik adalah suatu
    medium sajian informasi untuk menyampaikan beragam bukti visual atas berbagai peristiwa
    kepada masyarakat seluas-luasnnya secara cepat.

   Tokoh fotojurnalistik asal Surabaya Zainuddin Nasution berpendapat, foto jurnalistik adalah
    jenis foto yang digolongkan foto yang bertujuan dalam pemotretannya karena keinginan
    bercerita kepada orang lain. Jadi foto-foto di jenis ini berkepentingan dalam menyampaikan
    pesan (massage) kepada orang lain dengan maksud agar orang lain melakukan sesuatu
    tindakan psikologis.

   Dan banyak pula, yang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan fotojurnalistik itu,
    hanyalah foto-foto yang dihasilkan para wartawan foto saja. Padahal fotojurnalistik,
    sebenarnya mencakup suatu hal yang sangat luas. Foto-foto advetorial, kalender, postcard,
    brosur, dsb, bisa juga dikatakan sebagai jenis fotojurnalistik.
   Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa,
    foto jurnalisik adalah suatu media sajian
    informasi berupa bukti visual (gambar) atas
    berbagai peristiwa yang disampaikan kepada
    masyarakat seluas-luasnya dengan tempo dan
    waktu yang cepat.
Foto Jurnalistik :

Gambar/foto "biasa" yang dipadu dengan kata
  tetapi memiliki nilai berita atau pesan yang
   "layak" untuk diketahui orang banyak dan
       disebarluaskan lewat media massa.

         foto yang punya nilai berita
   (bisa menceritakan kejadian/peristiwa)
   Foto jurnalistik juga harus didukung dengan kata-kata
    yang terangkum dalam kalimat yang disebut dengan teks
    foto / caption foto, dengan tujuan untuk menjelaskan
    gambar dan mengungkapkan pesan atau berita yang
    akan disampaikan ke publik. Jika tanpa teks foto maka
    sebuah foto hanyalah gambar yang bisa dilihat tanpa bisa
    diketahui apa informasi dibaliknya.
   Konsep utama dalam foto jurnalistik sama
    dengan konsep menulis berita, yaitu mempunyai
    unsur 5 W+1H :
       What,
       Who,
       Where,
       When
       Why
       How
   Nilai berita dalam foto tentu berhubungan dengan :
     Aktual
     penting
     Proximity atau kedekatan
     Magnitude (daya tarik)
     Ketokohan (popularitas, terkenal)
     Sesuatu yang gag biasa, jarang terjadi
     Unik
     Human interest (aspek kemanusiaan)
     Empati
     Konflik, kontroversial
     Dramatis
   Menurut World Press Photo Foundation,
    penyelenggara lomba foto tahunan tentang
    fotojurnalistik tingkat dunia mengelompokkan
    fotojurnalistik menjadi beberapa kategori di
    antaranya adalah :
   yang terjadi tanpa perencanaan sebelumnya,
    Contoh: foto bencana, kerusuhuan, teror
    bom, pembunuhan, tabrakan kereta api,
    perkelaian dst.
   Foto yang telah terjadwal sebelumnya (contoh:
    Sidang Umum MPR, Piala dunia, PON, Presiden
    meresmikan bendungan, pembukaan pameran
    perumahan dll. Dalam penyajiannya lebih luas
    mencakup Politik, ekonomi, pertahanan, humor
    dsb
   Adalah sebuah sajian foto tentang manusia
    (orang) yang menjadi sorotan di sebuah berita.
    Kecenderungan yang disajikan lebih ke profil
    atau sosok seseorang . Bisa karena
    kelucuannya, ketokohannya, atau justru salah
    satu dari korban aksi teror, kurban bom dsb.
   Tentang segala aktifitas manusia yang mampu
    menggugah perasaan dalam kesehariannya,
    lebih ke human interest. Contohnya: seorang
    tua yang sedang menggendong beban yang
    berat, pedagang makanan dll.
   Foto yang menggambarkan tentang sosial
    kehidupan masyarakat dengan lingkungan
    hidupnya
   Foto yang dibuat menyangkut seni dan budaya
    secara luas, seperti pertunjukkan balet,
    pertunjukan yang terkait dengan masalah
    budaya dan musik dsb.
   Foto yang menyangkut perkembangan
    teknologi dan ilmu pengetahuan di muka
    bumi. Misalnya penemuan situs purbakala,
    klonning domba, pemotretan organ tubuh,
    proses operasi seorang pasien dsb.
   Foto yang menggambarkan sosok wajah
    seseorang baik secara clouse up maupun
    secama medium shot. Foto ditampilkan karena
    kekhasan pada wajah yang dimilikinya.
   Foto-foto yang dibuat dari peristiwa olahraga
    dari seluruh cabang olehraga apa saja. Baik
    olahraga tradisional maupun olahraga yang
    telah banyak dikenal oleh awam.
Orang yang melakukan pemotretan untuk berita disebut pewarta
   foto bukan fotografer, karena dari segi arti bila ditelaah
   lebih dalam akan ditemukan sebuah pembeda antara pewarta foto
   dan fotografer. Salah satunya adalah ―Hal
                                   terpenting bagi
   seorang pewarta foto adalah berpikir bahwa
   dia adalah seorang wartawan, yang kedua baru
   dia bertindak sebagai seorang fotografer.‖
   Maksud dari kalimat tersebut adalah hal pertama yang dilakukan
   berfikir apakah objek dihadapannya bisa memberikan informasi
   yang laik dan mampu memberikan masukan atau inspirasi
   kepada dunia (lepas dari subjektifitas) hingga terjadinya
   perubahan ataukah tidak dan kemudian mengeksekusi objek
   tersebut dengan teknik foto yang dia kuasai
Dalam buku "Photojournalism, The Visual Approach" menyebutkan ada tiga
    jenjang yang baik sebagai basis seseorang yang akan memilih berkecimpung
    menjadi pewarta foto:
   Pertama, snapshot (pemotretan sekejap), adalah pemotretan yang dilakukan
    dengan cepat karena melihat suatu momen atau aspek menarik. Pemotretan
    ini dilakukan dengan spontan dan reflek yang kuat. Jenjang pertama ini
    masih menyangkut pendekatan yang lebih pribadi.
   Kedua, fotografi sebagai hobi. Dalam tahapan ini fotografer mulai
    menekankan faktor eksperimen dalam pemotretannya, tidak hanya sekedar
    melakukan snapshot saja. Dalam tahap ini biasanya fotografer mulai tertarik
    lebih jauh pada hal-hal yang menyangkut fotografi.
   Ketiga, art photography (fotografi seni), suatu jenjang yang lebih serius.
    Berbagai subyek pemotretan dilihat dengan interpretasi yang luas. Ekspresi
    subyektif terlihat dalam karya-karya pada tahapan ini. Kejelian, improvisasi,
    kreasi dan kepekaan terhadap subyek menjadi basis pada jenjang ini.

    photojournalism (pewarta foto) berada pada
    tahap selanjutnya. Artinya dalam mengemban
    profesi tersebut, maka seorang pewarta foto
    dianjurkan menguasai dengan fasih ketiga
    jenjang yang telah disebut tadi
   Perbedaan foto jurnalis adalah
    terletak pada pilihan,
    membuat foto jurnalistik
    berarti memilih foto mana
    yang cocok. Dia mencontohkan
    dalam peristiwa pernikahan,
    dokumentasi berarti
    mengambil/memotret seluruh
    peristiwa. Mulai dari
    penerimaan tamu hingga usai
    acara. Tapi seorang wartawan
    foto hanya mengambil sisi-sisi
    yang dianggap menarik saja.
    Karena memang peristiwa itu
    nantinya akan menjadi pilihan
    wartawan foto untuk dimuat
    di dalam medianya saja.
   1. Naluri Berita
   2. Rasa Ingin Tahu
   3. Pantang Menyerah
   4. Perilaku yang Baik
   5.Kecepatan
   6.Wawasan dan Kreativitas
   7. Tanggung Jawab kepada Perusahaan dan
    Pembaca
   8. Penguasaan teknik Fotojurnalistik
   Teknis Kamera
   Teknis Foto
   Art of view
   Art of sense
   Olah Digital
A. JENIS KAMERA

1. kamera berdasarkan media               2. Jenis kamera berdasarkan
    penangkap cahaya                           mekanisme kerja
   Kamera film                              Kamera single lens reflect
                                             Kamera instan
   Kamera polaroid
   Kamera digital                        3. kamera berdasarkan teknologi
    a.Pocket Camera / Kamera Saku             viewfinder
    b.Prosumer Camera / Kamera Semi          Kamera saku
    Professional                             Kamera TLR
    c.Digital Single Lens Reflex (DSLR)      Kamera SLR (Single Lens Reflect)
    Professional Camera
B. MENU KAMERA
      Setiap kamera memiliki menu/sajian
      dalam bentuk icon-icon dimana
      memiliki fungsi yang penting bagi
      pembuatan foto dan berpengaruh pada
      hasil



C. ISTILAH TEKNIS DASAR
       Penguasaan terhadap pengertian istilah
       teknis dasar sangat membantu dalam
       mengolah foto, contoh diagfragma,
       speed, iso/asa, metering, white balance,
       countinus, sinkronisasi, dll



D. PERLENGKAPAN KAMERA
       1. Lensa (ultra wide 10-16mm, wide 18-
       24mm, tele 70-500mm, fix 50-800mm)
       2. Lampu Flash/blizt
       3. Filter (uv
   Aperture
    Atau yang sering juga disebut dengan difragma atau bukaan lensa adalah
    berfungsi untuk mengatur seberapa besar lensa akan terbuka. Fungsi ini
    lebih tepatnya terletak pada lensa. Logikanya, semakin besar bukaannya,
    maka akan semakin banyak cahaya yang akan masuk. Seperti sebuah
    kran air. Semakin besar kita buka keran tersebut maka akan semakin
    banyak air yang akan keluar.
   Efek Samping dari Aperture
    Seperti obat batuk yang memiliki efek samping, begitu juga dengan
    aperture. Efek sampingnya adalah semakin besar bukaan lensa, maka
    akan semakin kecil daerah fokusnya. Dan sebaliknya. Daerah fokus inilah
    yang biasa dikenal dengan DOF (Depth of Field).
   Shutter Speed
    Atau yang biasa disebut juga dengan speed atau kecepatan rana bertugas
    untuk mengatur berapa lama mirror terbuka lalu menutup kembali untuk
    membatasi berapa banyak cahaya yang akan masuk. Seperti teori keran,
    apabila kita membuka keran terlalu lama, maka wadah penampung air
    tadi akan kelebihan sehingga akan meleber keluar. Kalau dalam kasus
    fotografi, medium akan terbakar.
   Efek Samping dari Shutter Speed
    Seperti berpacaran yang memiliki efek samping, seperti sulit melirik wanita/pria
    lain, begitu juga dengan shutter speed. Semakin cepat shutter speed, maka akan
    gambar akan semakin terlihat diam (freeze). Dan sebaliknya, apabila speed terlalu
    lamban gambar akan terlihat blur dikarenakan gerakan yang terlalu cepat,
    sehingga objek terlihat bergerak sangat cepat.
   ISO atau ASA
    Adalah tingkat sensitifitas medium dalam menerima cahaya. Semakin tinggi
    nilainya, maka akan semakin tingkat sensitifitasnya. Artinya, apabila kita merubah
    nilai ISO atau ASA ini menjadi lebih tinggi, sedangkan aperture dan speednya
    tidak diubah, maka medium akan menerima cahaya lebih banyak. Dan sebaliknya.

   Efek Samping ISO atau ASA
    ISO adalah tingkat sensitifitas sensor (medium), sedangkan ASA adalah tingkat
    sensitifitas film (medium), jadi perbedaannya hanya dimediumnya saja. Tapi
    logikanya sama. Kecuali efek sampingnya. Dimana apabila menggunakan film
    ASA tinggi, maka gambar akan terlihat grainy (berbentuk titik kecil namun
    banyak). Sedangkan penggunaan ISO tinggi akan menghasilkan noise (seperti
    bentuk cacing namun banyak). Sedikit aja udah geli apalagi banyak =)
   White Balance (WB)
    adalah istilah dalam fotografi untuk kalibrasi titik berwarna putih.
    Sebagaimana dijelaskan pada bagian suhu warna / color
    temperature, warna yang dianggap putih dapat bervariasi
    tergantung pada kondisi pencahayaan. Konsep "warna putih"
    menjadi bukan sesuatu yang absolut.
   EXPOSURE
   KOMPOSISI
   ANGLE
   WARNA
   Exposure adalah istilah dalam fotografi yang mengacu
    kepada banyaknya cahaya yang jatuh ke medium (film
    atau sensor gambar) dalam proses pengambilan foto.


Exposure dipengaruhi oleh tujuh hal,
   yaitu:
1.Jenis dan intensitas sumber cahaya
                                       Tiga hal Utama :
2.Respon benda terhadap cahaya
3.Jarak kamera dengan benda            1. ISO
4.Shutter speed.
                                       2. Aperture
5.Bukaan.
6.Ukuran ISO/ASA                       3. Speed Shutter
7.Penggunaan filter tertentu
   Perhatikan : Speed shutter, ISO, dan Diagfragma
    sebelum memotret.
   Gunakan ―P‖ (program) sebelum menggunakan
    ―M‖ (manual) untuk mendapatkan hasil standar
    kamera
   Lakukan eksplorasi tentang metering dan
    ingatlah tentang hasilnya
   Tidak semua foto under/over itu adalah foto
    gagal
   Pengertian
    Komposisi adalah upaya menyusun elemen-elemen
    foto yang esensial seperti bentuk, nada, warna, pola
    dan tekstur di dalam batasan suatu ruang.
   Tujuan
     untuk mengorganisasikan berbagai komponen foto
    yang saling berlainan, menjadi sedemikian rupa
    sehingga gambar tersebut menjadi suatu kesatuan
    yang saling mengisi, serta mendukung satu sama
    lainnya dengan demikian, menjadi enak dipandang
    sehingga estetika foto yang diharapkan
   Kedua. Mengubah dan mencari
                                       sudut pemotretan sehingga
                                       dicapai suatu komposisi yang
   Pertama. Mengatur atau
                                       lebih baik. Ini lebih sering
    memberi pengarahan kepada
                                       dilaksanakan pada
    subjek sedemikian rupa
                                       pemotretan lanskap dan foto-
    sampai mantap untuk
                                       foto arsitektur. Di mana
    memenuhi selera/keinginan
                                       mungkin, penggunaan lensa
    dalam hal komposisi. Di sini
                                       dengan jarak fokus yang lebih
    ia bertindak seperti dan
                                       panjang daripada lensa
    sebagai sutradara dalam
                                       normal; secara material akan
    pembuatan film cerita.
                                       dapat meningkatkan
                                       komposisi melalui ―efek
                                       telephoto‖
   Ketiga. Menunggu saat atau
    momen yang tepat sebelum
    menekan tombol rana. Hal         Keempat. Memperbaiki
    ini dilakukan pada                komposisi pada waktu
    pemotretan olahraga, tarian       mencetak foto. Ini sekarang
    dan foto aksi lainnya yang        lebih mudah dilakukan
    banyak mengandung gerak           karena kamera dan alat
    adegan dan perubahan-             pencetaknya sudah didukung
    perubahan bentuk secara           teknologi digital. Lain halnya
    mendadak di luar dugaan.          dengan film yang harus
    Juga pada pemotretan yang         dilakukan sendiri oleh
    dilakukan di tempat-tempat        fotografer di kamar gelap.
    ramai seperti jalan, pasar
    dan sebagainya.
   Ujud (shape)
   Bentuk (form)
   Pola (pattern)
   Tekstur (texture)
   Kontras (contrast)
   Warna (calour)
   Format Vertikal dan Horizontal
   Posisi Horizon
   perulangan dan Ritme
   Garis Diagonal yang Dinamis
   Rule of Third
   Garis Lengkung dan Curva
   Golden Section
   Segitiga Imajiner
   Berdasarkan Warna
   Berdasarkan Sudut Ambil
   Memanfaatkan Bayangan
   Framing
   Refleksi
   Golden Spiral
   Background dan Foreground
    Perhatikan Titik Point Fokus Berada dimana
    Tempatkan Titik Point Fokus pada fokus
    utama foto
    Pilihlah Point Fokus (one focus or avarage)
    Perhatikan situasi di dalam area view finder,
    apakah ada objek menarik
    Bila perlu arahkan objek pada posisi yang kita
    inginkan
   Angle adalah Teknik pengambilan atau
    penempatan objek agar sempurna di dalam
    foto
   Lebih kepada posisi fotografer saat melakukan
    pengambilan gambar
   Sudut pandang (perspektif) : cara memandang
    suatu situasi
   Warna (colour) yaitu unsur warna yang dapat membedakan
    objek, menentukan mood daripada foto kita, serta
    memberi nilai tambah untuk menyempurnakan daya
    tarik.
   Warna dapat ditimbulkan melalui pilihan pencahayaan
    serta exposure, sedikit underexposing akan memberikan
    hasil yang low-key, dan sedikit overexposing atau
    penggunaan filter warna akan memberikan hasil
    warna yang kontras.
   Idealnya, sebuah foto mempunyai satu subyek utama
    dan satu warna utama, sedang subyek dan warna
    lainnya merupakan pendukung.
   Sebuah komposisi yang warnanya terdiri dari tingkat
    warna sejenis akan menghasilkan foto yang tenang.
Bagi seorang pewarta foto untuk mendapatkan foto berita yang bagus
   dan banyak terkadang si pewarta foto harus melakukan sebuah
   perjalanan. Selain itu foto berita juga bisa didapatkan oleh si
   pewarta foto dari banyaknya informasi yang diterima oleh si
   pewarta foto. Adapun sumber informasi yang bisa di dapat oleh si
   pewarta foto untuk memperoleh informasi antara lain:
1. Agenda
2. Memonitor frekuensi radio
3. Undangan press release
4. Memelihara kontak
5. Mengonsumsi media
6. Bekerjasama dengan rekan
7. Surfing isu di internet
8. Surfing internet
1.   Kemauan : niatan melakukan sesuatu yang diwujudkan
     dengan suatu tindakan atau usaha untuk mencapai tujuan.
2.   Ketrampilan : panjangnya jam terbang dan penguasaan
     terhadap peralatan serta pengetahuan tentang dunia foto
     yang dimiliki seseorang
3.   Seni Melihat : Cara seorang memandang sesuatu dan
     mengimplemtasikannya
4.   Selera seni: pengetahuan atau rasa tentang bagaimana
     membuat foto yang bagus
5.   Subjek : bentuk subjek yang akan difoto akan
     mempengaruhi
6.   Alat : jenis alat yang digunakan pada pemotretan
7.   Penyelesaian : apa yang dilakukan oleh seorang fotografer
     setelah melihat hasil
8.   Jaringan : fotografer social network
9.   Moment : suatu keadaan/situasi yang melibatkan sebuah
     objek yang bisa membuat foto berbicara
1.   Agenda atau Isu
2.   Ide+Imajinasi = KONSEP
3.   Pengumpulan Informasi dan Referensi
4.   Pemahaman medan/kondisi lapangan
5.   Penyatuan perspektif antara si pewarta foto,
     redaktur, dan keinginan pembaca
6.   Peralatan yang tepat dan penguasaan alat
7.   Kesiapan fisik dan mental
8.   Rencana Tambahan (PLAN B)
Dalam kesehariannya, pewarta foto
    dihadapkan dengan jutaan moment
    yang laik untuk dijadikan informasi
    untuk masyarakat sebagai berita.
    Namun keterbatasan halaman (baik
    koran maupun website) menjadikan
    pewarta foto melakukan prioritas mana
    yang harus ia tampilkan terlebih
    dahulu.

Selain itu, di dalam satu daerah, pewarta
    foto tak hanya ada satu, dimana berarti
    ada puluhan bahkan ratusan karya foto
    yang akan tercipta dari satu tempat
    yang memiliki moment. Penyebabnya
    adalah :

1.   Ide setiap orang berbeda
2.   Pengambilan keputusan
3.   Pengalaman dan jam terbang si perwata
     foto
4.   Ekspolrasi medan
5.   Pengetahuan
6.   Mengerti dan memahami aturan
   Observasi situasi : Melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang
    berkaitan dengan hasil akhir foto yang diharapkan. Contoh:
    meninjau spot (lokasi) foto, memeriksa exposure, jatuh cahaya,
   Mengumpulkan informasi : bertanya seputar kegiatan/peristiwa
    dengan dasar 5W1H dengan maksud agar menstimulasi otak agar
    memunculkan ide/konsep foto dan mereka-reka pergerakan saat
    pengambilan gambar
   Menentukan lokasi pengambilan foto dan alternatifnya
   Mempersiapkan alat utama (kamera) dan alat tambahan (flash,
    trigger, battrey, lensa, raincoat, dll)
   Berdiri di area paling dekat dengan lokasi utama/tempat kejadian
   Ambil satu-lima foto/format foto – horizontal (landsacpe) atau
    Vertical (potrait)
   Meminta ijin kepada objek foto atau orang sekitar, agar si
    pemotret bisa memiliki dasar hukum dalam melakukan tugasnya.
   Ikuti aturan dan berhati-hati
Syarat yang paling utama dalam fotojurnalistik adalah foto harus mencerminkan etika
    atau norma hukum, baik dari segi pembuatannya maupun penyiarannya. Di
    Indonesia, etika yang mengaturnya ada pada kode etik jurnalistik :

   Pasal 2 berisi pertanggungjawaban yang antara lain : wartawan Indonesia tidak
    menyiarkan hal-hal yang sifatnya destruktif dan dapat merugikan bangsa dan Negara,
    hal-hal yang dapat menimbulkan kekacauan, hal-hal yang dapat menyinggung
    perasaan susila, agama, kepercayaan atau keyakinan seseorang atau sesuatu golongan
    yang dilindungi undang-undang.

   Sementara pasal 3 berisi cara pemberitaan dan menyatakan pendapat, antara lain
    disebutkan bahwa wartawan Indonesia menempuh jalan dan cara yang jujur untuk
    memperoleh bahan-bahan berita. Wartawam Indonesia meneliti kebenaran suatu
    berita atau keterangan sebelum menyiarkannya dengan juga memperhatikan
    kredibilitas sumber berita. Didalam menyusun berita , wartwan Indonesia
    membedakan antara kejadian (fakta) dan pendapat (opini).

    Inti dari dua pasal tersebut adalah :
    1. Sesuai kenyataan bukan opini
    2. Menceritakan kebenaran permasalahan apa adanya, bukan memunculkan
    permasalahan baru
    3. Bersifat inovatif bukan destruktif
    4. Bukan rekayasa
    5. Adanya perubahan

Más contenido relacionado

La actualidad más candente (7)

Buku kelas 3
Buku kelas 3Buku kelas 3
Buku kelas 3
 
ASAS FOTOGRAFI
ASAS FOTOGRAFIASAS FOTOGRAFI
ASAS FOTOGRAFI
 
Dasar-dasar Fotografi
Dasar-dasar FotografiDasar-dasar Fotografi
Dasar-dasar Fotografi
 
Fotografi
FotografiFotografi
Fotografi
 
Buku Kelas #8
Buku Kelas #8Buku Kelas #8
Buku Kelas #8
 
Belajar Asas Fotografi Digital
Belajar Asas Fotografi DigitalBelajar Asas Fotografi Digital
Belajar Asas Fotografi Digital
 
Asas fotografi
Asas fotografi Asas fotografi
Asas fotografi
 

Similar a Foto jurnalistik - saksi sejarah

fdokumen.com_01-foto-jurnalistik.pdf
fdokumen.com_01-foto-jurnalistik.pdffdokumen.com_01-foto-jurnalistik.pdf
fdokumen.com_01-foto-jurnalistik.pdffandy40
 
Materi ajar fotografi.pptx
Materi ajar fotografi.pptxMateri ajar fotografi.pptx
Materi ajar fotografi.pptxhudriyah1
 
JURNALISTIK Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
JURNALISTIK  Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik JURNALISTIK  Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
JURNALISTIK Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik phebtwo Ayy
 
KONSEP_JURNALISME.ppt
KONSEP_JURNALISME.pptKONSEP_JURNALISME.ppt
KONSEP_JURNALISME.pptssusercf9fa9
 
KONSEP_JURNALISME.ppt
KONSEP_JURNALISME.pptKONSEP_JURNALISME.ppt
KONSEP_JURNALISME.pptJulius100794
 
Pengenalan Fotografi (4) Jenis Fotografi Lainnya dan Tugas Siswa - SMK NU Bal...
Pengenalan Fotografi (4) Jenis Fotografi Lainnya dan Tugas Siswa - SMK NU Bal...Pengenalan Fotografi (4) Jenis Fotografi Lainnya dan Tugas Siswa - SMK NU Bal...
Pengenalan Fotografi (4) Jenis Fotografi Lainnya dan Tugas Siswa - SMK NU Bal...SMK Nahdlatul Ulama Balikpapan
 
98436942 07-apresiasi-dalam-fotografi
98436942 07-apresiasi-dalam-fotografi98436942 07-apresiasi-dalam-fotografi
98436942 07-apresiasi-dalam-fotografiSyuheir Zawawi
 
pert 11 humas.pptxsefrduhtrFJFGDhtrsrthGFD124
pert 11 humas.pptxsefrduhtrFJFGDhtrsrthGFD124pert 11 humas.pptxsefrduhtrFJFGDhtrsrthGFD124
pert 11 humas.pptxsefrduhtrFJFGDhtrsrthGFD124YuliaIya1
 
Materi-Mata-Kuliah-Jurnalistik.ppt
Materi-Mata-Kuliah-Jurnalistik.pptMateri-Mata-Kuliah-Jurnalistik.ppt
Materi-Mata-Kuliah-Jurnalistik.pptCHANNELTG1
 
Teknik penulisan berita dan Feature bagi Praktisi Humas
Teknik penulisan berita dan Feature bagi Praktisi HumasTeknik penulisan berita dan Feature bagi Praktisi Humas
Teknik penulisan berita dan Feature bagi Praktisi HumasIndiwan Seto wahyu wibowo
 
Materi mata-kuliah-jurnalistik unsera
Materi mata-kuliah-jurnalistik unseraMateri mata-kuliah-jurnalistik unsera
Materi mata-kuliah-jurnalistik unseraAMAR MAHARDIKA
 

Similar a Foto jurnalistik - saksi sejarah (20)

fdokumen.com_01-foto-jurnalistik.pdf
fdokumen.com_01-foto-jurnalistik.pdffdokumen.com_01-foto-jurnalistik.pdf
fdokumen.com_01-foto-jurnalistik.pdf
 
Materi ajar fotografi.pptx
Materi ajar fotografi.pptxMateri ajar fotografi.pptx
Materi ajar fotografi.pptx
 
JURNALISTIK Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
JURNALISTIK  Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik JURNALISTIK  Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
JURNALISTIK Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
 
KONSEP_JURNALISME.ppt
KONSEP_JURNALISME.pptKONSEP_JURNALISME.ppt
KONSEP_JURNALISME.ppt
 
KONSEP_JURNALISME.ppt
KONSEP_JURNALISME.pptKONSEP_JURNALISME.ppt
KONSEP_JURNALISME.ppt
 
Hakikat Jurnalistik
Hakikat JurnalistikHakikat Jurnalistik
Hakikat Jurnalistik
 
John Parlyn Halomoan Sinaga
John Parlyn Halomoan SinagaJohn Parlyn Halomoan Sinaga
John Parlyn Halomoan Sinaga
 
Desain Grafis Percetakan menganalisis ilmu fotografi
Desain Grafis Percetakan menganalisis ilmu fotografiDesain Grafis Percetakan menganalisis ilmu fotografi
Desain Grafis Percetakan menganalisis ilmu fotografi
 
Pengenalan Fotografi (4) Jenis Fotografi Lainnya dan Tugas Siswa - SMK NU Bal...
Pengenalan Fotografi (4) Jenis Fotografi Lainnya dan Tugas Siswa - SMK NU Bal...Pengenalan Fotografi (4) Jenis Fotografi Lainnya dan Tugas Siswa - SMK NU Bal...
Pengenalan Fotografi (4) Jenis Fotografi Lainnya dan Tugas Siswa - SMK NU Bal...
 
Teknik penulisan berita dan feature
Teknik penulisan berita dan featureTeknik penulisan berita dan feature
Teknik penulisan berita dan feature
 
98436942 07-apresiasi-dalam-fotografi
98436942 07-apresiasi-dalam-fotografi98436942 07-apresiasi-dalam-fotografi
98436942 07-apresiasi-dalam-fotografi
 
Makalah fotografi 1
Makalah fotografi 1Makalah fotografi 1
Makalah fotografi 1
 
pert 11 humas.pptxsefrduhtrFJFGDhtrsrthGFD124
pert 11 humas.pptxsefrduhtrFJFGDhtrsrthGFD124pert 11 humas.pptxsefrduhtrFJFGDhtrsrthGFD124
pert 11 humas.pptxsefrduhtrFJFGDhtrsrthGFD124
 
Materi-Mata-Kuliah-Jurnalistik.ppt
Materi-Mata-Kuliah-Jurnalistik.pptMateri-Mata-Kuliah-Jurnalistik.ppt
Materi-Mata-Kuliah-Jurnalistik.ppt
 
Teknik penulisan berita oleh Indiwan seto wahyu wibowo
Teknik penulisan berita oleh Indiwan seto wahyu wibowoTeknik penulisan berita oleh Indiwan seto wahyu wibowo
Teknik penulisan berita oleh Indiwan seto wahyu wibowo
 
Teknik penulisan berita dan Feature bagi Praktisi Humas
Teknik penulisan berita dan Feature bagi Praktisi HumasTeknik penulisan berita dan Feature bagi Praktisi Humas
Teknik penulisan berita dan Feature bagi Praktisi Humas
 
Photography jurnalistik
Photography jurnalistikPhotography jurnalistik
Photography jurnalistik
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
Materi mata-kuliah-jurnalistik unsera
Materi mata-kuliah-jurnalistik unseraMateri mata-kuliah-jurnalistik unsera
Materi mata-kuliah-jurnalistik unsera
 
Dasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistikDasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistik
 

Último

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 

Último (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 

Foto jurnalistik - saksi sejarah

  • 2.
  • 3.
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 8. Pada tahap awal munculnya fotografi di dunia, foto senantiasa bertugas sebagai alat dokumentasi, baik dokumetasi pribadi atau dokumen resmi sebuah institusi bahkan negara. Sebagai alat dokumentasi, foto menjadi salah satu hal penggerak perubahan dunia, bahkan hingga saat ini. Foto tetap menjadi salah satu media untuk merekam sebuah peristiwa yang terjadi dalam sebuah waktu
  • 9. Agar sebuah foto bisa menjadi sebuah media dokumentasi yang berisi informasi bisa diketahui oleh banyak pihak, foto membutuhkan sebuah tempat yang bernama media massa  Di dalam media massa inilah foto diolah menjadi sebuah berita untuk memberi ide, gagasan, atau tindakan kepada orang lain untuk melakukan perubahan  Foto yang memuat sebuah berita inilah yang acap kali dikenal dengan istilah foto jurnalistik
  • 10. Fotojurnalistik menghentikan waktu dan memberi kita gambaran nyata bagaimana waktu membentuk sejarah lewat sebuah kejadian.  Fotojurnalistik menghubungkan manusia di seluruh dunia dengan bahasa gambarnya yang sesuai dengan fakta. Sehingga fotojurnalistik menjadi alat terbaik untuk melaporkan sebuah peristiwa yang dialami umat manusia secara ringkas dan efektif  Dalam dunia fotojurnalistik, efek yang ingin ditimbulkan oleh seorang pembuat fotojurnalistik adalah efek sosial dari sebuah efek visual yang dibuatnya  Dan dari dalam sebuah fotojurnalistik yang tercipta tersimpanlah sebuah cerita perubahan jaman yang di masa depan akan menjadi sebuah sejarah
  • 11. JURNALISTIK – JURNALISME : kegiatan/pekerjaan mencari, mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan berita/informasi melalui media massa.  FOTO : potret/gambar yang dibuat dan di hasilkan dengan sebuah alat bernama kamera dengan tujuan untuk menjadi sebuah alat penyimpan informasi (dokumentasi).
  • 12. Wilson Hick redaktur senior majalah ‗Life‘ (1937-1950) dalam buku World and Pictures (new York, Harper and Brothers, Arno Press 1952, 1972), foto jurnalistik adalah media komunikasi verbal dan visual yang hadir bersamaan.  Henri Cartier-Bresson, salah satu pendiri agen foto terkemuka di dunia Magnum yuang terkenal dengan teori ‗Decisive Moment‘ — menjabarkan, ―foto jurnalistik adalah berkisah dengan sebuah gambar, melaporkannya dengan sebuah kamera, merekamnya dalam waktu, yang seluruhnya berlangsung seketika saat suatu citra tersembut mengungkap sebuah cerita.‖  Oscar Motuloh dalam sebuah pelatihan fotografi berpendapat fotojurnalistik adalah suatu medium sajian informasi untuk menyampaikan beragam bukti visual atas berbagai peristiwa kepada masyarakat seluas-luasnnya secara cepat.  Tokoh fotojurnalistik asal Surabaya Zainuddin Nasution berpendapat, foto jurnalistik adalah jenis foto yang digolongkan foto yang bertujuan dalam pemotretannya karena keinginan bercerita kepada orang lain. Jadi foto-foto di jenis ini berkepentingan dalam menyampaikan pesan (massage) kepada orang lain dengan maksud agar orang lain melakukan sesuatu tindakan psikologis.  Dan banyak pula, yang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan fotojurnalistik itu, hanyalah foto-foto yang dihasilkan para wartawan foto saja. Padahal fotojurnalistik, sebenarnya mencakup suatu hal yang sangat luas. Foto-foto advetorial, kalender, postcard, brosur, dsb, bisa juga dikatakan sebagai jenis fotojurnalistik.
  • 13. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, foto jurnalisik adalah suatu media sajian informasi berupa bukti visual (gambar) atas berbagai peristiwa yang disampaikan kepada masyarakat seluas-luasnya dengan tempo dan waktu yang cepat.
  • 14. Foto Jurnalistik : Gambar/foto "biasa" yang dipadu dengan kata tetapi memiliki nilai berita atau pesan yang "layak" untuk diketahui orang banyak dan disebarluaskan lewat media massa. foto yang punya nilai berita (bisa menceritakan kejadian/peristiwa)
  • 15. Foto jurnalistik juga harus didukung dengan kata-kata yang terangkum dalam kalimat yang disebut dengan teks foto / caption foto, dengan tujuan untuk menjelaskan gambar dan mengungkapkan pesan atau berita yang akan disampaikan ke publik. Jika tanpa teks foto maka sebuah foto hanyalah gambar yang bisa dilihat tanpa bisa diketahui apa informasi dibaliknya.
  • 16.
  • 17. Konsep utama dalam foto jurnalistik sama dengan konsep menulis berita, yaitu mempunyai unsur 5 W+1H :  What,  Who,  Where,  When  Why  How
  • 18. Nilai berita dalam foto tentu berhubungan dengan :  Aktual  penting  Proximity atau kedekatan  Magnitude (daya tarik)  Ketokohan (popularitas, terkenal)  Sesuatu yang gag biasa, jarang terjadi  Unik  Human interest (aspek kemanusiaan)  Empati  Konflik, kontroversial  Dramatis
  • 19. Menurut World Press Photo Foundation, penyelenggara lomba foto tahunan tentang fotojurnalistik tingkat dunia mengelompokkan fotojurnalistik menjadi beberapa kategori di antaranya adalah :
  • 20. yang terjadi tanpa perencanaan sebelumnya, Contoh: foto bencana, kerusuhuan, teror bom, pembunuhan, tabrakan kereta api, perkelaian dst.
  • 21.
  • 22. Foto yang telah terjadwal sebelumnya (contoh: Sidang Umum MPR, Piala dunia, PON, Presiden meresmikan bendungan, pembukaan pameran perumahan dll. Dalam penyajiannya lebih luas mencakup Politik, ekonomi, pertahanan, humor dsb
  • 23.
  • 24. Adalah sebuah sajian foto tentang manusia (orang) yang menjadi sorotan di sebuah berita. Kecenderungan yang disajikan lebih ke profil atau sosok seseorang . Bisa karena kelucuannya, ketokohannya, atau justru salah satu dari korban aksi teror, kurban bom dsb.
  • 25.
  • 26. Tentang segala aktifitas manusia yang mampu menggugah perasaan dalam kesehariannya, lebih ke human interest. Contohnya: seorang tua yang sedang menggendong beban yang berat, pedagang makanan dll.
  • 27.
  • 28. Foto yang menggambarkan tentang sosial kehidupan masyarakat dengan lingkungan hidupnya
  • 29.
  • 30. Foto yang dibuat menyangkut seni dan budaya secara luas, seperti pertunjukkan balet, pertunjukan yang terkait dengan masalah budaya dan musik dsb.
  • 31.
  • 32. Foto yang menyangkut perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di muka bumi. Misalnya penemuan situs purbakala, klonning domba, pemotretan organ tubuh, proses operasi seorang pasien dsb.
  • 33.
  • 34. Foto yang menggambarkan sosok wajah seseorang baik secara clouse up maupun secama medium shot. Foto ditampilkan karena kekhasan pada wajah yang dimilikinya.
  • 35.
  • 36. Foto-foto yang dibuat dari peristiwa olahraga dari seluruh cabang olehraga apa saja. Baik olahraga tradisional maupun olahraga yang telah banyak dikenal oleh awam.
  • 37.
  • 38. Orang yang melakukan pemotretan untuk berita disebut pewarta foto bukan fotografer, karena dari segi arti bila ditelaah lebih dalam akan ditemukan sebuah pembeda antara pewarta foto dan fotografer. Salah satunya adalah ―Hal terpenting bagi seorang pewarta foto adalah berpikir bahwa dia adalah seorang wartawan, yang kedua baru dia bertindak sebagai seorang fotografer.‖ Maksud dari kalimat tersebut adalah hal pertama yang dilakukan berfikir apakah objek dihadapannya bisa memberikan informasi yang laik dan mampu memberikan masukan atau inspirasi kepada dunia (lepas dari subjektifitas) hingga terjadinya perubahan ataukah tidak dan kemudian mengeksekusi objek tersebut dengan teknik foto yang dia kuasai
  • 39. Dalam buku "Photojournalism, The Visual Approach" menyebutkan ada tiga jenjang yang baik sebagai basis seseorang yang akan memilih berkecimpung menjadi pewarta foto:  Pertama, snapshot (pemotretan sekejap), adalah pemotretan yang dilakukan dengan cepat karena melihat suatu momen atau aspek menarik. Pemotretan ini dilakukan dengan spontan dan reflek yang kuat. Jenjang pertama ini masih menyangkut pendekatan yang lebih pribadi.  Kedua, fotografi sebagai hobi. Dalam tahapan ini fotografer mulai menekankan faktor eksperimen dalam pemotretannya, tidak hanya sekedar melakukan snapshot saja. Dalam tahap ini biasanya fotografer mulai tertarik lebih jauh pada hal-hal yang menyangkut fotografi.  Ketiga, art photography (fotografi seni), suatu jenjang yang lebih serius. Berbagai subyek pemotretan dilihat dengan interpretasi yang luas. Ekspresi subyektif terlihat dalam karya-karya pada tahapan ini. Kejelian, improvisasi, kreasi dan kepekaan terhadap subyek menjadi basis pada jenjang ini. photojournalism (pewarta foto) berada pada tahap selanjutnya. Artinya dalam mengemban profesi tersebut, maka seorang pewarta foto dianjurkan menguasai dengan fasih ketiga jenjang yang telah disebut tadi
  • 40. Perbedaan foto jurnalis adalah terletak pada pilihan, membuat foto jurnalistik berarti memilih foto mana yang cocok. Dia mencontohkan dalam peristiwa pernikahan, dokumentasi berarti mengambil/memotret seluruh peristiwa. Mulai dari penerimaan tamu hingga usai acara. Tapi seorang wartawan foto hanya mengambil sisi-sisi yang dianggap menarik saja. Karena memang peristiwa itu nantinya akan menjadi pilihan wartawan foto untuk dimuat di dalam medianya saja.
  • 41.
  • 42.
  • 43. 1. Naluri Berita  2. Rasa Ingin Tahu  3. Pantang Menyerah  4. Perilaku yang Baik  5.Kecepatan  6.Wawasan dan Kreativitas  7. Tanggung Jawab kepada Perusahaan dan Pembaca  8. Penguasaan teknik Fotojurnalistik
  • 44. Teknis Kamera  Teknis Foto  Art of view  Art of sense  Olah Digital
  • 45. A. JENIS KAMERA 1. kamera berdasarkan media 2. Jenis kamera berdasarkan penangkap cahaya mekanisme kerja  Kamera film  Kamera single lens reflect  Kamera instan  Kamera polaroid  Kamera digital 3. kamera berdasarkan teknologi a.Pocket Camera / Kamera Saku viewfinder b.Prosumer Camera / Kamera Semi  Kamera saku Professional  Kamera TLR c.Digital Single Lens Reflex (DSLR)  Kamera SLR (Single Lens Reflect) Professional Camera
  • 46. B. MENU KAMERA Setiap kamera memiliki menu/sajian dalam bentuk icon-icon dimana memiliki fungsi yang penting bagi pembuatan foto dan berpengaruh pada hasil C. ISTILAH TEKNIS DASAR Penguasaan terhadap pengertian istilah teknis dasar sangat membantu dalam mengolah foto, contoh diagfragma, speed, iso/asa, metering, white balance, countinus, sinkronisasi, dll D. PERLENGKAPAN KAMERA 1. Lensa (ultra wide 10-16mm, wide 18- 24mm, tele 70-500mm, fix 50-800mm) 2. Lampu Flash/blizt 3. Filter (uv
  • 47. Aperture Atau yang sering juga disebut dengan difragma atau bukaan lensa adalah berfungsi untuk mengatur seberapa besar lensa akan terbuka. Fungsi ini lebih tepatnya terletak pada lensa. Logikanya, semakin besar bukaannya, maka akan semakin banyak cahaya yang akan masuk. Seperti sebuah kran air. Semakin besar kita buka keran tersebut maka akan semakin banyak air yang akan keluar.  Efek Samping dari Aperture Seperti obat batuk yang memiliki efek samping, begitu juga dengan aperture. Efek sampingnya adalah semakin besar bukaan lensa, maka akan semakin kecil daerah fokusnya. Dan sebaliknya. Daerah fokus inilah yang biasa dikenal dengan DOF (Depth of Field).
  • 48. Shutter Speed Atau yang biasa disebut juga dengan speed atau kecepatan rana bertugas untuk mengatur berapa lama mirror terbuka lalu menutup kembali untuk membatasi berapa banyak cahaya yang akan masuk. Seperti teori keran, apabila kita membuka keran terlalu lama, maka wadah penampung air tadi akan kelebihan sehingga akan meleber keluar. Kalau dalam kasus fotografi, medium akan terbakar.  Efek Samping dari Shutter Speed Seperti berpacaran yang memiliki efek samping, seperti sulit melirik wanita/pria lain, begitu juga dengan shutter speed. Semakin cepat shutter speed, maka akan gambar akan semakin terlihat diam (freeze). Dan sebaliknya, apabila speed terlalu lamban gambar akan terlihat blur dikarenakan gerakan yang terlalu cepat, sehingga objek terlihat bergerak sangat cepat.
  • 49. ISO atau ASA Adalah tingkat sensitifitas medium dalam menerima cahaya. Semakin tinggi nilainya, maka akan semakin tingkat sensitifitasnya. Artinya, apabila kita merubah nilai ISO atau ASA ini menjadi lebih tinggi, sedangkan aperture dan speednya tidak diubah, maka medium akan menerima cahaya lebih banyak. Dan sebaliknya.  Efek Samping ISO atau ASA ISO adalah tingkat sensitifitas sensor (medium), sedangkan ASA adalah tingkat sensitifitas film (medium), jadi perbedaannya hanya dimediumnya saja. Tapi logikanya sama. Kecuali efek sampingnya. Dimana apabila menggunakan film ASA tinggi, maka gambar akan terlihat grainy (berbentuk titik kecil namun banyak). Sedangkan penggunaan ISO tinggi akan menghasilkan noise (seperti bentuk cacing namun banyak). Sedikit aja udah geli apalagi banyak =)
  • 50. White Balance (WB) adalah istilah dalam fotografi untuk kalibrasi titik berwarna putih. Sebagaimana dijelaskan pada bagian suhu warna / color temperature, warna yang dianggap putih dapat bervariasi tergantung pada kondisi pencahayaan. Konsep "warna putih" menjadi bukan sesuatu yang absolut.
  • 51. EXPOSURE  KOMPOSISI  ANGLE  WARNA
  • 52. Exposure adalah istilah dalam fotografi yang mengacu kepada banyaknya cahaya yang jatuh ke medium (film atau sensor gambar) dalam proses pengambilan foto. Exposure dipengaruhi oleh tujuh hal, yaitu: 1.Jenis dan intensitas sumber cahaya Tiga hal Utama : 2.Respon benda terhadap cahaya 3.Jarak kamera dengan benda 1. ISO 4.Shutter speed. 2. Aperture 5.Bukaan. 6.Ukuran ISO/ASA 3. Speed Shutter 7.Penggunaan filter tertentu
  • 53.
  • 54. Perhatikan : Speed shutter, ISO, dan Diagfragma sebelum memotret.  Gunakan ―P‖ (program) sebelum menggunakan ―M‖ (manual) untuk mendapatkan hasil standar kamera  Lakukan eksplorasi tentang metering dan ingatlah tentang hasilnya  Tidak semua foto under/over itu adalah foto gagal
  • 55.
  • 56. Pengertian Komposisi adalah upaya menyusun elemen-elemen foto yang esensial seperti bentuk, nada, warna, pola dan tekstur di dalam batasan suatu ruang.  Tujuan untuk mengorganisasikan berbagai komponen foto yang saling berlainan, menjadi sedemikian rupa sehingga gambar tersebut menjadi suatu kesatuan yang saling mengisi, serta mendukung satu sama lainnya dengan demikian, menjadi enak dipandang sehingga estetika foto yang diharapkan
  • 57. Kedua. Mengubah dan mencari sudut pemotretan sehingga dicapai suatu komposisi yang  Pertama. Mengatur atau lebih baik. Ini lebih sering memberi pengarahan kepada dilaksanakan pada subjek sedemikian rupa pemotretan lanskap dan foto- sampai mantap untuk foto arsitektur. Di mana memenuhi selera/keinginan mungkin, penggunaan lensa dalam hal komposisi. Di sini dengan jarak fokus yang lebih ia bertindak seperti dan panjang daripada lensa sebagai sutradara dalam normal; secara material akan pembuatan film cerita. dapat meningkatkan komposisi melalui ―efek telephoto‖
  • 58. Ketiga. Menunggu saat atau momen yang tepat sebelum menekan tombol rana. Hal  Keempat. Memperbaiki ini dilakukan pada komposisi pada waktu pemotretan olahraga, tarian mencetak foto. Ini sekarang dan foto aksi lainnya yang lebih mudah dilakukan banyak mengandung gerak karena kamera dan alat adegan dan perubahan- pencetaknya sudah didukung perubahan bentuk secara teknologi digital. Lain halnya mendadak di luar dugaan. dengan film yang harus Juga pada pemotretan yang dilakukan sendiri oleh dilakukan di tempat-tempat fotografer di kamar gelap. ramai seperti jalan, pasar dan sebagainya.
  • 59. Ujud (shape)  Bentuk (form)  Pola (pattern)  Tekstur (texture)  Kontras (contrast)  Warna (calour)
  • 60. Format Vertikal dan Horizontal  Posisi Horizon  perulangan dan Ritme  Garis Diagonal yang Dinamis  Rule of Third  Garis Lengkung dan Curva  Golden Section  Segitiga Imajiner  Berdasarkan Warna  Berdasarkan Sudut Ambil  Memanfaatkan Bayangan  Framing  Refleksi  Golden Spiral  Background dan Foreground
  • 61. Perhatikan Titik Point Fokus Berada dimana  Tempatkan Titik Point Fokus pada fokus utama foto  Pilihlah Point Fokus (one focus or avarage)  Perhatikan situasi di dalam area view finder, apakah ada objek menarik  Bila perlu arahkan objek pada posisi yang kita inginkan
  • 62.
  • 63. Angle adalah Teknik pengambilan atau penempatan objek agar sempurna di dalam foto  Lebih kepada posisi fotografer saat melakukan pengambilan gambar  Sudut pandang (perspektif) : cara memandang suatu situasi
  • 64.
  • 65. Warna (colour) yaitu unsur warna yang dapat membedakan objek, menentukan mood daripada foto kita, serta memberi nilai tambah untuk menyempurnakan daya tarik.  Warna dapat ditimbulkan melalui pilihan pencahayaan serta exposure, sedikit underexposing akan memberikan hasil yang low-key, dan sedikit overexposing atau penggunaan filter warna akan memberikan hasil warna yang kontras.  Idealnya, sebuah foto mempunyai satu subyek utama dan satu warna utama, sedang subyek dan warna lainnya merupakan pendukung.  Sebuah komposisi yang warnanya terdiri dari tingkat warna sejenis akan menghasilkan foto yang tenang.
  • 66.
  • 67. Bagi seorang pewarta foto untuk mendapatkan foto berita yang bagus dan banyak terkadang si pewarta foto harus melakukan sebuah perjalanan. Selain itu foto berita juga bisa didapatkan oleh si pewarta foto dari banyaknya informasi yang diterima oleh si pewarta foto. Adapun sumber informasi yang bisa di dapat oleh si pewarta foto untuk memperoleh informasi antara lain: 1. Agenda 2. Memonitor frekuensi radio 3. Undangan press release 4. Memelihara kontak 5. Mengonsumsi media 6. Bekerjasama dengan rekan 7. Surfing isu di internet 8. Surfing internet
  • 68. 1. Kemauan : niatan melakukan sesuatu yang diwujudkan dengan suatu tindakan atau usaha untuk mencapai tujuan. 2. Ketrampilan : panjangnya jam terbang dan penguasaan terhadap peralatan serta pengetahuan tentang dunia foto yang dimiliki seseorang 3. Seni Melihat : Cara seorang memandang sesuatu dan mengimplemtasikannya 4. Selera seni: pengetahuan atau rasa tentang bagaimana membuat foto yang bagus 5. Subjek : bentuk subjek yang akan difoto akan mempengaruhi 6. Alat : jenis alat yang digunakan pada pemotretan 7. Penyelesaian : apa yang dilakukan oleh seorang fotografer setelah melihat hasil 8. Jaringan : fotografer social network 9. Moment : suatu keadaan/situasi yang melibatkan sebuah objek yang bisa membuat foto berbicara
  • 69. 1. Agenda atau Isu 2. Ide+Imajinasi = KONSEP 3. Pengumpulan Informasi dan Referensi 4. Pemahaman medan/kondisi lapangan 5. Penyatuan perspektif antara si pewarta foto, redaktur, dan keinginan pembaca 6. Peralatan yang tepat dan penguasaan alat 7. Kesiapan fisik dan mental 8. Rencana Tambahan (PLAN B)
  • 70. Dalam kesehariannya, pewarta foto dihadapkan dengan jutaan moment yang laik untuk dijadikan informasi untuk masyarakat sebagai berita. Namun keterbatasan halaman (baik koran maupun website) menjadikan pewarta foto melakukan prioritas mana yang harus ia tampilkan terlebih dahulu. Selain itu, di dalam satu daerah, pewarta foto tak hanya ada satu, dimana berarti ada puluhan bahkan ratusan karya foto yang akan tercipta dari satu tempat yang memiliki moment. Penyebabnya adalah : 1. Ide setiap orang berbeda 2. Pengambilan keputusan 3. Pengalaman dan jam terbang si perwata foto 4. Ekspolrasi medan 5. Pengetahuan 6. Mengerti dan memahami aturan
  • 71. Observasi situasi : Melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan hasil akhir foto yang diharapkan. Contoh: meninjau spot (lokasi) foto, memeriksa exposure, jatuh cahaya,  Mengumpulkan informasi : bertanya seputar kegiatan/peristiwa dengan dasar 5W1H dengan maksud agar menstimulasi otak agar memunculkan ide/konsep foto dan mereka-reka pergerakan saat pengambilan gambar  Menentukan lokasi pengambilan foto dan alternatifnya  Mempersiapkan alat utama (kamera) dan alat tambahan (flash, trigger, battrey, lensa, raincoat, dll)  Berdiri di area paling dekat dengan lokasi utama/tempat kejadian  Ambil satu-lima foto/format foto – horizontal (landsacpe) atau Vertical (potrait)  Meminta ijin kepada objek foto atau orang sekitar, agar si pemotret bisa memiliki dasar hukum dalam melakukan tugasnya.  Ikuti aturan dan berhati-hati
  • 72. Syarat yang paling utama dalam fotojurnalistik adalah foto harus mencerminkan etika atau norma hukum, baik dari segi pembuatannya maupun penyiarannya. Di Indonesia, etika yang mengaturnya ada pada kode etik jurnalistik :  Pasal 2 berisi pertanggungjawaban yang antara lain : wartawan Indonesia tidak menyiarkan hal-hal yang sifatnya destruktif dan dapat merugikan bangsa dan Negara, hal-hal yang dapat menimbulkan kekacauan, hal-hal yang dapat menyinggung perasaan susila, agama, kepercayaan atau keyakinan seseorang atau sesuatu golongan yang dilindungi undang-undang.  Sementara pasal 3 berisi cara pemberitaan dan menyatakan pendapat, antara lain disebutkan bahwa wartawan Indonesia menempuh jalan dan cara yang jujur untuk memperoleh bahan-bahan berita. Wartawam Indonesia meneliti kebenaran suatu berita atau keterangan sebelum menyiarkannya dengan juga memperhatikan kredibilitas sumber berita. Didalam menyusun berita , wartwan Indonesia membedakan antara kejadian (fakta) dan pendapat (opini). Inti dari dua pasal tersebut adalah : 1. Sesuai kenyataan bukan opini 2. Menceritakan kebenaran permasalahan apa adanya, bukan memunculkan permasalahan baru 3. Bersifat inovatif bukan destruktif 4. Bukan rekayasa 5. Adanya perubahan