Dokumen tersebut memberikan informasi tentang hak konsumen dan upaya yang dapat dilakukan konsumen untuk melindungi haknya apabila mengalami pelanggaran, seperti pengaduan ke lembaga perlindungan konsumen, menggunakan jalur hukum pidana, perdata atau administrasi, serta tidak diam saja untuk mencegah terjadinya pelanggaran di masa depan.
1. Menjadi Pembela
Kepentingan Sendiri
terhadap pelanggaran konsumen
Hari Dermanto
Penggiat Bantuan Hukum Struktural
2. Presumtio iures de iure
Ignorante legs est lata culpa
Putusan MA No. 645 K/Sip/1970
tanggal 10 februari 1971, dimana MA
menyatakan ketidaktahuan terhadap
hukum bukan merupakan alasan
pemaaf.
3. Pernahkah anda menemukan
• Di tempat parkir : kami tidak
bertanggungjawab terhadap kehilangan
barang-barang saudara
• Di toko buku : membuka segel ini berarti
membeli
• Dalam perdagangan: Kami tidak
bertanggungjawab terhadap barang yang
sudah anda beli, atau menolak
pengembalian barang yang sudah dibeli
4. Lanjut…
• Pelayanan pemerintah : anda diminta
membayar sesuatu tetapi tidak terdapat
bukti pembayaran, atau tidak mendapatkan
kembalian (angsulan).
• Membeli rumah : tidak sesuai dengan yang
dijanjikan, misal belum ada fasilitas listrik
dan air, ukuran tanah tidak sesuai.
• Celuller : penyedotan pulsa tanpa ada
pemberitahuan, atau layanan tidak dapat
dihentikan
5. Tahukah bahwa Hal tersebut
dilarang undang-undang, sbb:
• Terhadap pengalihan tanggungjawab
penyedia jasa kepada konsumen (poin 1-3)
Silahkan buka pasal 18 jo pasal 62 ayat (1) UU
No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen
• Terkait dengan praktek 4-6, bisa dikategorikan
sebagai perbuatan curang silahkan buka pasal
383,kitab undang-undang hukum pidana.
6. Apa Yang Anda Lakukan jika
persoalan tersebut menimpa???
• Membiarkan keadaan tersebut menimpa
anda?
• Melakukan sesuatu, Seperti apa?
• Apapun pilihan yang anda ambil akan
memberikan konsekuensi.
7. Jika Diam, Maka Anda….
• Melegitimasi (membenarkan) pelanggaran /
kejahatan yang dilakukan oleh penyedia jasa.
• Turut serta melanggengkan pelanggaran /
kejahatan terhadap konsumen.
• Pelanggaran/kejahatan terhadap konsumen
akan terjadi secara terus menerus, terhadap
anda, orang tua anda, tetangga anda, anak
bahkan tujuh keturunan anda.
8. Jika bicara, maka Anda
• Berperan dalam menciptakan hubungan yang
baik antara penyedia jasa dengan pengguna
jasa (konsumen)
• Turut serta menghentikan tindakan
kejahatan/pelanggaran oleh penyedia jasa
• Menghentikan praktek kejahatan/
pelanggaran terhadap konsumen bukan hanya
pada diri anda, melainkan pada saudara,
teman, orang tua, anak, cucu atau mereka
yang tidak mengenal anda sekalipun.
9. Yang Harus Anda Lakukan Untuk
Bicara
• Memperkuat diri dengan informasi terkait
permasalahan yang anda hadapi, kemudian
melakukan upaya penyelesaian sendiri, atau
• Melakukan pengaduan ke Lembaga
Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat
(di Balikpapan terdapat Lembaga
Perlindungan Konsumen atau lembaga
bantuan hukum) untuk mendapatkan
pendampingan dalam menyelesaiakan
persoalan yang anda hadapi.
10. Upaya Hukum
• Dalam persoalan yang berhubungan dengan
hak konsumen terdapat beberapa upaya
hukum yakni Pidana, Perdata dan
Administrasi.
• Upaya pidana:korban dapat melaporkan
perbuatan tersebut kepada pihak kepolisian,
• Upaya hukum perdata:
a. Non Litigasi :Mengirimkan Somasi, Gugatan
perorangan ataupun kelompok, legal standing
ataupun;
11. l
b. Alternatif penyelesaian sengketa melalui
badan penyelesaian sengketa konsumen
(BPSK)
Upaya Hukum Administrasi:
- Melaporkan perbuatan yang dilakukan
penyedia jasa kepada organisasi yang
menaunginya. Misal jika yang melakukan
pelanggaran adalah developer laporkan
kepada REI (Real Estate Indonesia), jika yang
melakukan Notaris maka laporkan perbuatan
tersebut kepada organisasi notaris dan
seterusnya
12. • Jika yang melakukan pelanggaran adalah PNS
laporkan kepada atasanya
• Sanksi administrasi terhadap penyedia jasa
umumnya adalah:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara kegeiatan;
c. pembatasan kegiatan usaha dan/atau profesi;
d. pembekuan izin usaha dan/atau profesi;
e. pencabutan izin usaha dan/atau profesi.
13. Penutup
Barang siapa tidak berani dia tidak bakal
menang, Maju semua harus dimulai dengan
berani! Pemberani-pemberani memenangkan
tiga perempat dunia. (Pramoedya Ananta
Toer)
Hukum adalah alat untuk menegakan
kedaulatan, Siapa Memahami Hukum dia
Berdaulat. (Hari Dermanto)