SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 52
Selamat Datang
Welcome
Peserta Pelatihan Perpajakan

Lembaga Manajemen Formasi
Dalam Pelatihan Perpajakan:
Tema
: PPh Pasal 21 dan PPh Orang Pribadi
Tempat
: Hotel Blue Sky, Balikpapan
Dasar Hukum
















UU No. 28 Tahun 2007  UU KUP;
UU No. 36 Tahun 2008  UU PPh;
PMK No. 250/PMK.03/2008  By. Jabatan untuk Pegawai Tetap & By. Pensiun untuk
Pensiunan.
PMK No. 252/PMK.03/2008  Juklak Pasal 21 ayat (8) UU PPh.
PMK No. 254/PMK.03/2008  Batasan PTKP Pegawai Harian dan Mingguan serta
Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak Dikenakan Pemotongan PPh;
PER-31/PJ./2009  Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan
PPh Pasal 21/26 sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa dan Kegiatan Orang Pribadi;
PER-57/PJ/2009  Perubahan PER-31/PJ/2009;
PER-32/PJ./2009  Bentuk Formulir SPM PPh Pasal 21 dan/ atau Pasal 26 dan Bukti
Pemotongan PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26;
SE-62/PJ/2009  Pengantar PER-32
PP No. 68 Tahun 2009 PPh Pasal 21 atas Pesangon, Manfaat Pensiun, THT, JHT
PMK No. 16/PMK.03/2010  Tatacara Pemotngan PPh Pasal 21 atas Pesangon,
Manfaat Pensiun, THT, JHT.
LM Formasi
KONSEP DASAR:
RUANG LINGKUP PPh 21/26

1

Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan imbalan lain
dengan nama apapun sehubungan dengan
pekerjaan, jabatan, jasa dan atau kegiatan
yang diterima oleh orang pribadi.

SPDN

PPh Psl 21

SPLN

PPh Psl 26
KONSEP DASAR: KARAKTERISTIK

Kalau duduk diem dapet duit,
berarti passive income.
Hmmm… enaknya

PPh 21 = active income yang
diterima OP sbg SPDN

1
KONSEP DASAR: PEMOTONG PPh Psl 21/26

1








Pemberi Kerja
 Orang pribadi;
 Badan: pusat, cabang, perwakilan atau unit
Bendaharawan atau pemegang kas pemerintah;
Dana pensiun, penyelenggara JAMSOSTEK, atau badan lain yang
membayar uang pensiun dan THT atau JHT;
Penyelenggara kegiatan
BAGAN : Kewajiban Pemotong PPh 21/26

Daftar NPWP

Menghitung &
Memotong PPh

Ps. 2 UU KUP
Bukti
Potong

Saat memenuhi
Syarat subjektif
Dan Objektif

Setor Pajak

Lapor

SPT

Menyimpan
Data

Psl. 28 (11)
UU KUP

Min. 10 thn.
PMK-184/PMK.03/2007
1

KONSEP DASAR:
KEWAJIBAN MEMBUAT BUKTI POTONG
Subjek

Pegawai Tetap

Penghitungan PPh Pasal 21
-

-

Non Pegawai
Tetap

Penghitungan masa;
(Jan-Nov) estimasi;
Penghitungan Masa Pajak
Terakhir (Bulan kary. berhenti
kerja, pindah cabang, atau
Desember) Realisasi

Setiap masa sesuai dengan saat
terutangnya penghasilan.

Pembuatan Bukti Potong
Psl 23 (1) dan (2), PER31/PJ./2009Max. 1 bulan setelah:
- Tahun kalender berakhir;
- Berhenti bekerja;

Setiap kali dilakukannya pemotongan
PPh
1

Konsep Dasar: SETOR DAN LAPOR PAJAK
( PMK-184/PMK.03/2007)

Batas Akhir Penyetoran Pajak (Pasal 3 PMK-184/PMK.03/2007)
 Bila tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak
bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur
nasional, pembayaran atau penyetoran pajak dapat dilakukan pada
hari kerja berikutnya.
Batas Akhir Pelaporan (Pasal 8 PMK-184/PMK.03/2007)
 Bila bertepatan pada hari libur (sabtu atau hari libur nasional),
pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.
Termasuk hari libur:
 Hari yang diliburkan untuk penyelenggaraan Pemilihan Umum yang
ditetapkan oleh Pemerintah dan cuti bersama secara nasional yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
1

KONSEP DASAR: KEWAJIBAN DAN HAK
KARYAWAN



Kewajiban:
♣
♣

♣

Daftar NPWP;
Menyerahkan surat pernyataan jumlah tanggungan kepada
pemberi kerja pada saat mulai kerja/pensiun, dan di awal tahun
takwim;
Menyerahkan BP PPh 21 kepada:






Hak:
♣

Pemotong kantor cabang baru (dipindahkan);
Pemotong tempat kerja baru (Pindah kerja);
Pemotong pajak DP (mulai pensiun tahun berjalan).

Minta bukti potong PPh Pasal 21
1

KONSEP DASAR:
SAAT TERUTANG PPh PASAL 21/26

Pasal 21 PMK-252/PMK.03/2008:


Bagi penerima penghasilan

Saat pembayaran; atau

Saat terutangnya penghasilan yang bersangkutan.



Bagi pemotong PPh  terutang setiap masa, yaitu akhir bulan:

Dilakukannya pembayaran; atau

Terutangnya penghasilan yang bersangkutan (Saat dibebankan
sebagai biaya).
KONSEP DASAR:
TEMPAT TERUTANG PPh PASAL 21

1

Butir 1 SE-23/PJ.43/2000:
•

Pemotong PPh 21/26: Pusat, cabang, BUT, perwakilan atau unit;

•

Pemotongan Pajak tersebut juga dilakukan oleh kantor cabang, perwakilan
atau unit tempat pembayaran imbalan jasa ketenagakerjaan dimaksud
dilakukan yang pada umumnya menunjuk pada tempat pelaksanaan
pekerjaan, jasa dan kegiatan.

•

UU PPh tidak mengatur mekanisme pemusatan (sentralisasi) pemotongan,
penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21.
2

OBJEK PPH 21: MACAM-MACAM
PENGHASILAN

a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik berupa penghasilan
b.
c.

d.
e.
f.

yang bersifat teratur maupun tidak teratur;
Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara teratur berupa
uang pensiun atau penghasilan sejenisnya;
Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan penghasilan
sehubungan dengan pensiun yang diterima secara sekaligus berupa uang pesangon,
uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua atau jaminan hari tua, dan pembayaran
lain yang sejenis;
Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas berupa upah harian, upah
mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah yang dibayarkan secara bulanan;
Imbalan kepada bukan pegawai, seperti: honorarium, komisi, fee, dan imbalan sejenis
dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan;
Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang representasi,
uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk
apapun, dan imbalan sejenis dengan nama apapun.
OBJEK PPH 21: CIRI-CIRI OBJEK PPh PSL 21

2

Ph. yang terkait dengan pekerjaan atau jasa:
 Benefit in cash (tunai);
 Benefit in kinds (non tunai), yang diberikan oleh:
♣
♣




WP yang telah dikenai PPh Final;
WP yang dikenai PPh berdasarkan NPK (deem profit);

Penggantian (reimbursement) yang dibayarkan langsung kepada karyawan—
yang secara substansi merupakan benefit in cash;
Premi asuransi dibayar pemberi kerja (KKJDB).

Ph. Terkait dengan kegiatan:
 Khusus Hadiah:
Diterima atau diperoleh dalam bentuk apapun, Objek PPh Pasal 21.
 Selain hadiah/penghargaan: hanya benefit in cash
2

OBJEK PPH 21:
REIMBURSEMENT DAN PERSYARATANNYA
Penggantian (reimbursement) kepada orang pribadi, tidak dibayarkan kepada pihak
ketiga
Syarat
Reimbursement

Material:
- Tidak ada mark up/mark down;
- Bukti asli diserahkan kepada penanggung beban sebenarnya.
Formal:
- Bukti transaksi atas nama penanggung beban sebenarnya;
- Diatur dalam kontrak.
2

OBJEK PPH 21: ASPEK PAJAK ATAS
REIMBURSEMENT

Taxable income (Objek PPh 21):



Tidak terpenuhi syaratnya;
Dianggap pembayaran tunai kepada karyawan (benefit in cash).

Non Taxable Income (Non Objek PPh 21):



Reimbursement terpenuhi syaratnya;
Kenikmatan untuk karyawan (Benefit in kind).
2

OBJEK PPH 21: PREMI ASURANSI YANG
DITANGGUNG PEMBERI KERJA

Asuransi: Kesehatan, Kecelakaan, Jiwa, Dwiguna, Bea Siswa (KKJDB)

PPh 21

PPh badan

Ditanggung oleh perusahaan

TI

DE

Dipotong dari penghasilan karyawan

TI

-

Pasal 9 (1) UU PPh:
Premi Asuransi (KKJDB) yang dibayar oleh orang pribadi, tidak boleh jadi
pengurang.
2

OBJEK PPH 21: DIKECUALIKAN SBG OBJEK
PPh 21 ATAS IURAN PENSIUN YANG
DITANGGUNG PEMBERI KERJA
Yaitu : Iuran Pensiun kepada Dana Pensiun yang pendiriannya sudah disahkan
Menkeu dan Iuran JHT kepada JAMSOSTEK.
Bagi pemberi kerja bersifat Deductible Expense (DE)
PPh 21

PPh badan

Ditanggung oleh perusahaan

NTI

DE

Dipotong dari penghasilan karyawan

NTI

-
Aspek Pajak atas premi Jamsostek

No.

Keterangan

1.

Tunjangan Hari Tua (THT)

2.

THT – Dipotong dr. kary.

3.

Jaminan Kematian (JK)

4.

Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK)

5.

Jaminan Perawatan
Kesehatan (JPK)

Besarnya

DE-PPh
Bdn

TI-PPh 21

3,70% Pensiun





2,0% Pensiun



0,30% Asuransi





0,24% Asuransi
/
variasi









variasi

Sifat

Asuransi

Pengurang
Ph. bruto
2 NON OBJEK PPH 21: MACAM-MACAM

PENGHASILAN YANG DIKECUALIKAN DARI
OBJEK PPh PSL. 21



Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan,
kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan beasiswa;



Natura/kenikmatan yang diberikan oleh Wajib Pajak atau oleh pemerintah;



Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan, iuran THT atau iuran JHT kepada badan
penyelenggara THT atau badan penyelenggara JAMSOSTEK yang dibayar oleh
pemberi kerja;



Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung pemberi kerja, termasuk yang
ditanggung oleh pemerintah;



Beasiswa sepanjang memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh Menteri
Keuangan;



Zakat yang diterima orang pribadi dari badan LAZ yang dibentuk & disahkan
pemerintah. Sumbangan Wajib Keagamaan yang diterima oleh OP dari lembaga
keagamaan yang disahkan oleh Pemerintah.
NON OBJEK PPH 21: BEASISWA

PMK No. 246/PMK.03/2008 stdd PMK No.
154/PMK.03/2009:
Beasiswa bukan Objek PPh dengan syarat:
1.
Diterima atau diperoleh WNI dari WP pemberi beasiswa untuk mengikuti
pendidikan formal dan atau non formal yang dilaksanakan di dalam
negeri dan/atau di luar negeri pada tingkat pendidikan dasar, menengah,
dan tinggi;
2.
Penerima beasiswa tidak mempunyai hubungan istimewa dengan
pemilik, komisaris, direktur, atau pengurus dari Wajib Pajak pemberi
beasiswa.
4

PERHITUNGAN PPH PASAL 21: TARIF PAJAK
Pasal 17 huruf a UU PPh No. 36/2008)

Lapisan Penghasilan Kena Pajak

Tarif Pajak
NPW
P

Non NPW
P

sd Rp50.000.000,00

5%

6%

> Rp50.000.000,00 sd Rp250.000.000,00

15%

18%

> Rp250.000.000,00 sd Rp500.000.000,00

25%

30%

> Rp500.000.000,00

30%

36%

Pasal 21 (5a) UU PPh 2008, W
POP yang tidak ber-NPW dikenai tarif lebih tinggi 20%.
P
4

Contoh Penghitungan:

Ph. KP = Rp600 juta
UU PPh 2000

UU PPh 2008

25 juta x 5%

1.250.000,- 50 juta x 5%

2.500.000,-

25 juta x 10%

2.500.000,- -

50 juta x 15%

7.500.000,- 200 juta x 15%

30.000.000,-

100 juta x 25%

25.000.000,- 250 juta x 25%

62.500.000,-

400 juta x 35%

140.000.000,- 100 juta x 30%

30.000.000,-

Jml: 600 juta

176.250.000,- Jml: 600 juta

-

125.000.000,-
4

PERHITUNGAN PPH PASAL 21: MENURUT
PENERIMA PENGHASILAN

Pegawai:
4.1. PPh Psl 21 Pegawai Tetap.
4.2. PPh Psl 21 Pegawai Harian/ Satuan/ Mingguan/ Borongan.
4.3. PPh Psl 21 Mantan Pegawai/ Komisaris Yang Tidak
Merangkap Sebagai Pegawai Tetap/Penarikan Dapen oleh
Pegawai yang masih aktif.
Selain Pegawai:
4.4
PPh Psl 21 Peserta Kegiatan.
4.5
PPh Psl 21 Selain Pegawai Lainnya.
4.1 PEGAWAI TETAP : PENGHASILAN KENA
PAJAK



Pegawai Tetap:
Ph. KP
Ph. Neto



= Ph. Neto – PTKP
= Ph. Bruto – B. Jabatan – Iuran Pensiun/
THT

Penerima Pensiun:
Ph. KP
Ph Neto

= Ph. Neto – PTKP
= Ph. Bruto – B. Pensiun
4.1 PEGAWAI TETAP :
PENGURANG PENGHASILAN








Biaya Jabatan:
♣
5% x Ph. Bruto;
♣
max Rp500.000,- per bulan atau Rp6.000.000,- per tahun;
♣
Bdskn. Jml bulan kerja/perolehan yg sebenarnya.
Biaya Pensiun:
♣
5% x Pensiun;
♣
max. Rp200.000,- per bulan atau Rp2.400.000,- per tahun
♣
Bdskn. Jml bulan perolehan yg sebenarnya.
Iuran pensiun dan JHT ditanggung karyawan;
♣
Dapen yang disahkan Menkeu;
♣
JHT kepada penyelenggara jamsostek.
PTKP
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Besarnya PTKP Pegawai:
UU PPh 2000
Diri WP sendiri

UU PPh 2008

13.200.000,-

15.840.000,-

Status kawin

1.200.000,-

1.320.000,-

Tanggungan

1.200.000,-

1.320.000,-

Maks. Tanggungan

3

 WNI

 Ditentukan menurut kondisi di awal tahun

 WNA

 Bulan saat WNA menjadi SPDN

3
Contoh Penghasilan Tidak Kena Pajak
Sesuai Status WPOP

Status

UU PPh 2000

UU PPh 2008

TK/0

13.200.000,-

15.840.000,-

K/0

14.400.000,-

17.160.000,-

K/1

15.600.000,-

18.480.000,-

K/2

16.800.000,-

19.800.000,-

K/3

18.000.000,-

21.120.000,-
PTKP Pegawai Wanita
STATUS KAWIN

STATUS KAWIN SUAMI TDK
MENERIMA/MEMPEROLEH
PENGHASILAN

STATUS TDK
KAWIN

HANYA UTK DIRI
SENDIRI, YAITU
Rp15.840.000,SETAHUN

- UTK DIRI SENDIRI
- STATUS KAWIN
- TANGGUNGAN MAKS.
3 ORG

- UTK DIRI SENDIRI
- TANGGUNGAN
MAKS 3 ORG

SYARAT

MENUNJUKKAN KET. TERTULIS DARI
PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT
SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN
4.1 PEGAWAI TETAP : KONSEP PENGHITUNGAN

Penghitungan Masa
(Atas Dasar Estimasi Penghasilan Yang Disetahunkan )

Penghitungan Masa pajak terakhir
(Atas Dasar realisasi Penghasilan):
Untuk Masa Pajak:
1. Masa Desember, atau
2. Masa pajak karyawan berhenti bekerja
4.1 PEGAWAI TETAP :
Jan - Nov
Masa
Ph. bruto sebulan / setahun

Des
Masa Terakhir

2.000.000

24.000.000

- Biaya jabatan (5% x Rp2.000.000,-)

100.000

1.200.000

- Iuran THT

100.000

1.200.000

Dikurangi:

Contoh:

Tommy, status TK/0.
Gaji sebulan
Rp2.000.000,Tommy ikut program
pensiun dengan
iuran sebulan
Rp100.000,-

Ph neto sebulan
Perkiraan Ph. neto setahun / real setahun

1.800.000
21.600.000

21.600.000

PTKP

15.840.000

15.840.000

PhKP

5.760.000

5.760.000

PPh 21 setahun

288.000

288.000

PPh 21 sebulan

24.000

Dikurangi:

PPh 21 dipotong/ disetor Jan - Nov
(11 bulan x Rp24.000,- )
PPh 21 terutang Des

264.000
24.000
Penghitungan PPh Pasal 21 Masa

Ph. Bruto
Sebulan

(-)

Pengurang Ph.
Bruto

=

Ph. Neto
Sebulan

Perk. Ph. neto
setahun (x 12) *

(-)

Dikurangi
PTKP

=
Ph. yang
menjadi
Objek PPh
Pasal 21.

B. Jabatan,
Iuran Pensiun,
dan THT.

Ph KP
x trf Psl
17

PPh 21 Sebulan =
PPh 21 setahun /12

PPh 21
Setahun
Perkiraan Penghasilan Neto Setahun
(PPh 21 Masa)

Kewajiban Pajak Subjektif Pegawai Tetap
SPDN

Dimulai/ada Sejak Awal Tahun (Setahun Penuh)

Mulai kerja di awal tahun (Januari)
Perk. Ph. Neto Setahun = Ph neto sebulan x 12

Mulai kerja setelah Januari
Perk. Ph. Neto Sth = Ph neto sebulan x n bln
Ex: Mulai kerja Maret
Perk Ph neto sth = Ph neto 1 bln x 10 bln

Dimulai/ada Setelah Permulaan
/Pertengahan Tahun Pajak (Tdk setahun penuh)

Mulai kerja setelah Januari
Perk. Ph. Neto Sth = Ph neto sebulan x 12 bln
Ex: Mulai kerja Maret
Perk Ph neto sth = Ph neto 1 bln x 12 bln

Disetahunkan

Kewajiban pajak subjektif adalah kewajiban pajak yang melekat pada subjek (diri Wajib Pajak).
Variasi Penghitungan PPh Pasal 21 Masa

-

Bekerja sejak awal tahun
Pegawai menerima rapel
Pegawai menerima bonus
Bekerja di pertengahan tahun:
- Kewajiban pajak subjektif dimulai dari awal tahun;
- Pegawai baru;
- Pegawai pindahan yang membawa 1721 A1 dari tempat
kerja sebelumnya;
- Kewajiban pajak subjektif dimulai setelah awal tahun (pertengahan tahun);
Bekerja sejak awal tahun – Modul hal. 20
(Contoh: Ahmad Zakaria)

Gaji sebulan
Pengurangan:
1. Biaya Jabatan: 5% x Rp2.500.000,2. Iuran pensiun

Rp 2.500.000,Rp 125.000,Rp 100.000,- (+)

Penghasilan neto sebulan
Penghasilan neto setahun adalah
12 x Rp2.275.000,PTKP setahun
- Untuk WP sendiri
Rp15.840.000,- Tambahan WP kawin
Rp 1.320.000,- (+)

Rp 225.000,- ( - )
Rp 2.275.000,Rp27.300.000,-

Rp17.160.000,- ( - )
Rp10.140.000,-

Penghasilan Kena Pajak setahun
PPh Pasal 21 terutang: 5% x Rp10.140.000,- = Rp 507.000,PPh Pasal 21 sebulan: Rp507.000,- : 12
= Rp 42.250,Bila tdk ber-NPWP  PPh 21 = 120% x Rp42.250,-

= Rp50.700,-
PPh 21 Rapel

Rapel = Kenaikan gaji yang berlaku surut

=
PPh 21 Setelah
Kenaikan Gaji
dikurangi
PPh 21 Sebelum
Kenaikan Gaji

Contoh Hal 21:
Gaji Jan: Rp2.500.000,Gaji Jun: Rp3.500.000,- berlaku
surut sejak Jan. (Rapel: 5bln x
Rp1.000.000,-= Rp5.000.000,-)

Gaji
Jumlah Teratur sebulan
Pengurangan:
- Biaya Jabatan
(maksimum Rp500.000,- sebulan)
- Iuran terkait dengan gaji – THT
Jumlah
Ph. neto sebulan
Perkiraan Ph neto setahun =
(12 x Ph neto sebulan)
Dikurangi:
- PTKP: K/0
Ph. Kena Pajak
Ph. Kena Pajak Dibulatkan
PPh Pasal 21 Setahun
PPh Pasal 21 sebulan
PPh 21 (Jan - Mei) seharusnya:
(5 x Rp89.750,-)
PPh 21 yang telah dipotong (Jan - Mei) 2009
(5 x Rp42.250,-)

Sebelum
Kenaikan
2.500.000 (+)
2.500.000

Setelah
Kenaikan
3.500.000 (+)
3.500.000

125.000
100.000 (+)
225.000 (-)
2.275.000

175.000
100.000 (+)
275.000 (-)
3.225.000

27.300.000

38.700.000

17.160.000 (-) 17.160.000 (-)
10.140.000
21.540.000
10.140.000
21.540.000
507.000
1.077.000
42.250
89.750
448.750
211.250
PPh 21 Bonus/Ph Tdk teratur
Ph tdk teratur=
Ph. Peg. tetap selain Ph yang
bersifat teratur, yang diterima sekali
dalam satu tahun atau periode
lainnya, antara lain berupa bonus,
THR, Jaspro, tantiem, gratifikasi,
atau imbalan sejenis lainnya dengan
nama apapun.

PPh Pasal 21 Bonus =
PPh 21 atas Ph Bonus
dan gaji – PPh 21 gaji.
Contoh, lihat modul hal.
22

Gaji + Bonus PPh 21 Gaji
Penghasilan teratur
- Gaji
- JKK : 1 %
- JKM : 0,30%
Jml Ph. Bruto teratur sebulan
Jml. Ph Bruto teratur setahun
Bonus
Jml Ph teratur + tdk teratur
Pengurangan:
- Biaya Jabatan (max. Rp6.000.000,- setahun)
- Iuran pensiun setahun
- Iuran terkait dengan gaji – THT
Jumlah
Jml Ph. Neto setahun
Dikurangi: PTKP-- TK/0
Ph. Kena Pajak
Ph. KP dibulatkan
PPh 21 setahun
PPh atas Ph. teratur setahun
PPh 21 atas Bonus saja
PPh 21 sebulan—gaji (Ph teratur)
PPh 21 terutang bulan ini
(Rp190.000,- + Rp61.071,-)

2.750.000 2.750.000
27.500
27.500
8.250
8.250
2.785.750 2.785.750
33.429.000 33.429.000
4.000.000
37.429.000 33.429.000
1.871.450
600.000
660.000
3.131.450
34.297.550
15.840.000
18.457.550
18.457.000
922.850

1.671.450
600.000
660.000
2.931.450
30.497.550
15.840.000
14.657.550
14.657.000
732.850

190.000
61.070
251.070

(+)

(-)
Kerja di Pertengahan Tahun
Penghasilan teratur
Gaji

6.000.000

Jumlah Ph. Bruto sebulan

6.000.000

Pengurangan:
- Biaya Jabatan
(max. Rp500.000,- sebulan)
- Iuran pensiun
Jumlah

Contoh – Hal 25:
Budiyanta (K/0), bekerja pada PT
Xiang Malam sebagai pegawai
tetap sejak 1 September 2009.
Budiyanta menerima gaji
sebulan sebesar Rp6.000.000,dan Budiyanta membayar iuran
pensiun setiap bulan sebesar
Rp150.000,-.

Jml Ph. neto sebulan
Perkiraan Ph. Neto setahun
(4 bln x Ph neto 1 bln)

300.000
150.000

(+)
450.000

(-)

5.550.000
22.200.000

Dikurangi:
- PTKP: K/0

17.160.000

Ph. Kena Pajak

5.040.000

Ph. Kena Pajak Dibulatkan

5.040.000

PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp5.040.000,PPh Pasal 21 sebulan (Rp252.000,- : 4)

252.000
63.000

(-)
Pindahan membawa 1721 A1

Contoh penghitungan PPh 21 cabang baru hal 24

Contoh:
Agus Saparudin pindah ke PT
Nusantara Mandiri di Bandung
bulan Juni 2010, dgn gaji
Rp3.500.000,- dan bayar iuran
pensiun Rp100.000,-.
Agus saparudin membawa 1721
A1 dari tempat kerja
sebelumnya dgn Ph. Neto
sebesar Rp16.125.000,-, dan PPh
21 terutang sebesar
Rp476.250,-.

PPh 21 di tempat yang baru – Masa Pajak Juni
Gaji
Jumlah Ph. neto sebulan /realisasi
Pengurangan:
1.
Biaya Jabatan – sebulan/setahun
(maksimum Rp500.000,- sebulan)
2.
Iuran Pensiun
Jumlah pengurang
Jumlah Ph neto sebulan
Perkiraan Ph neto setahun (7 bln x Rp3.225.000,-)
Ph. neto masa sebelumnya
Ph neto total
Dikurangi:
PTKP – TK/0:
Ph. Kena Pajak (dibulatkan)
PPh Pasal 21 Setahun
5% x Rp22.860.000,PPh 21 masa sebelumnya:
PPh 21 - Setahun tempat kerja baru (1.143.000 - 476.250)
PPh 21 sebulan (666.750,-/7)

3.500.000
3.500.000
175.000
100.000
275.000
3.225.000
22.575.000
16.125.000
38.700.000
15.840.000
22.860.000
1.143.000
476.250
666.750
95.250
Mulai kerja di tengah tahun

(Kewajiban pajak subjektif dimulai setelah bulan Januari)

Contoh – Hal. 26:
David Raisita (K/3) mulai
bekerja 1 September 2009
dengan gaji per bulan
Rp20.000.000,-

Penghasilan
Gaji
Rp 20.000.000,- (+)
Jumlah Ph. Bruto sebulan
Rp 20.000.000,Pengurangan:
Biaya Jabatan
(maksimum Rp500.000,- sebulan)
Rp
500.000,- (-)
Jumlah Ph. neto sebulan
Rp 19.500.000,Jumlah. Ph. neto disetahunkan
Rp 234.000.000,(12 x Rp19.500.000,-)
Dikurangi: PTKP – K/3:
Rp 21.120.000,- (-)
Ph. Kena Pajak Dibulatkan
Rp 212.880.000,PPh Pasal 21 terutang
- 5% x Rp50.000.000,- = Rp 2.500.000,- 15% x Rp162.880.000,- = Rp 24.432.000,- (+)
Jumlah
Rp 26.932.000,PPh Pasal 21 terutang sebulan
Rp 2.244.333,(Rp26.932.000,- : 12 bln)

Bila kewajiban pajak subjektif David Raisita telah ada sejak bulan Januari, maka jumlah Ph. Neto
setahun = 4 x Ph neto sebulan.
Skema Penghitungan PPh 21
Masa Pajak Terakhir

Ph. Bruto real

(( -- )
)

Pengurang Ph.
Bruto real 1 thn

=
=

Ph. Neto real
setahun

(( -- ))

Dikurangi
PTKP
=
=

Ph. yang menjadi
Objek PPh Pasal
21.

B. Jabatan, Iuran
Pensiun, dan THT.

Ph KP

x
x
Trf. Psl 17
Trf. Psl 17

PPh 21 terutang =
PPh 21 setahun – PPh 21 disetor di masa pajak
sebelumnya




PPh 21 Setahun
(real)

Penghitungan PPh 21 di masa pajak terakhir didasarkan pada penghasilan sebenarnya karyawan yang
Penghitungan PPh 21 di masa pajak terakhir didasarkan pada penghasilan sebenarnya karyawan yang
bersangkutan;
bersangkutan;
Ph. Neto Setahun & Ph. Neto Disetahunkan
(Masa terakhir)
Ph Neto Setahun

Realisasi penghasilan
=
Akumulasi penghasilan
dari masa pajak awal
hingga masa pajak
terakhir
Tidak dikali
dengan 12/n
PPh 21 =
Tdk dikali n/12

Ph. Neto Disetahunkan
Realisasi penghasilan
=
Akumulasi penghasilan
dari masa pajak awal
hingga masa pajak terakhir

x 12/n

n = banyaknya bulan masa
kerja
PPh 21 =
Dikali dengan n/12
Ph. Neto Setahun & Ph. Neto Disetahunkan
(Masa terakhir)

Ph Neto Setahun

Kewajiban Pajak
Subjektif ada
sejak awal tahun/
Ada di Indonesia
Sejak Awal Tahun
Termasuk pindah kerja
di pertengahan tahun

Ph. Neto Disetahunkan

Kewajiban Pajak Subjektif
Tidak setahun penuh.
Kewajiban Pjk Subjektif:
- Mulai di tengah tahun (WNA
masuk tengah thn)
- Berakhir di tengah tahun
(Meninggalkan Indonesia
Selamanya – Meninggal dunia)

WNI Broken Period:
- WNI Pindah Cabang
DASAR PENGHITUNGAN
PPh Psl. 21
Kewajiban Pajak Subjektif
Pegawai Tetap SPDN

Setahun Penuh
Setahun Penuh

Tidak setahun penuh

Mulai kerja sejak Januari/
Setelah bulan Januari, termasuk pegawai
yang sebelumnya bekerja pada
pemberi kerja lainnya

Kewajiban pjk subjektif dimulai/berakhir
di tahun berjalan

Jumlah Ph yang sebenarnya diterima/
Diperoleh dalam tahun
takwim/bagian tahun takwim

Jml Ph yang sebenarnya diterima
yang disetahunkan
Variasi Penghitungan PPh 21 Masa Terakhir

- Penghitungan PPh 21 pegawai yang kewajiban pajak subjektifnya setahun penuh:
- Masa terakhir Desember;
- Masa terakhir – Berhenti kerja di tengah tahun;
- Masa terakhir – Pindah cabang di tengah tahun.
- Penghitungan PPh 21 untuk pegawai yang tidak setahun penuh:
- Masa Desember WNA yg mulai kerja di pertengahan tahun;
- Masa terakhir – WNA pergi meninggalkan Indonesia selamanya;
- WNI meninggal dunia di pertengahan tahun;
Penghitungan PPh 21 Masa Terakhir (Masa Desember)
Contoh– Hal 31:
Jaka Lelana, TK/0, bekerja di
PT Lazuardi Internusa dengan
memeroleh gaji dan
tunjangan setiap bulan
sebesar Rp5.500.000,-, dan
membayar iuran pensiun ke
Dapen yang telah disahkan
oleh Menteri Keuangan
setiap bulan Rp200.000,-.
Mulai bulan Juli 2009, Jaka
Lelana memeroleh kenaikan
penghasilan tetap setiap
bulan menjadi Rp7.000.000,-.

Gaji
Jml Ph bruto sebulan / setahun
Pengurangan:
1.
Biaya Jabatan
(maksimum Rp500.000,- sebulan)
2.
Iuran pensiun
Jumlah
Jumlah Ph. neto sebulan / setahun (real)
Jumlah Perkiraan Ph. neto setahun
(12 bulan x Jml. Ph. neto sebulan)
Dikurangi:
- PTKP – TK/0:
Ph. Kena Pajak (Ph KP) Dibulatkan
PPh Pasal 21 Setahun
Trf Psl 17 x PhKP
PPh Pasal 21 sebulan
PPh 21 dipotong s.d November 2009
(6 x Rp185.250,-) + (5 x Rp256.500,-)
PPh 21 dipotong bln Desember 2009

PPh21 Masa
(Jan - Jun)
5.500.000
5.500.000

PPh21 Masa
(Jul - Nov)
7.000.000
7.000.000

75.000.000*
75.000.000

275.000

350.000

3.750.000

200.000
475.000
5.025.000
60.300.000

200.000
550.000
6.450.000
77.400.000

2.400.000
6.150.000
68.850.000

(+)
(-)

15.840.000
44.460.000

15.840.000
61.560.000

15.840.000
53.010.000

(-)

2.223.000
185.250

4.234.000
352.833

2.951.500

1.111.500

1.764.167

2.875.667
75.833

Des - 09
Berhenti Tengah Tahun
Contoh – Hal 26:
Arip Marwanto (TK/0), pegawai pada PT Mahakam. Sejak 1 Oktober 2009, berhenti bekerja. Gaji Arip
Marwanto setiap bulan sebesar Rp3.500.000,- dan iuran pensiun yang dibayar kepada Dana Pensiun
sejumlah Rp100.000,- setiap bulan.
Gaji
Jumlah Ph bruto sebulan / (Jan-Sep)
Pengurangan:
1.
Biaya Jabatan max. Rp500.000,- sebulan
2.
Iuran pensiun
Jumlah
Jumlah Ph. neto sebulan
Est. jml Ph. neto setahun (12 bln x Rp3.225.000,-)
Dikurangi: PTKP – TK/0
Ph. KP Dibulatkan
PPh Pasal 21 Setahun (5% x PhKP dibulatkan)
PPh Pasal 21 sebulan
PPh 21 yang telah dipotong (Jan - Agt) 2009
(8 x Rp95.250,-)
PPh 21 kurang (lebih) bayar

Januari - Agustus
3.500.000
3.500.000
175.000
100.000
275.000
3.225.000
38.700.000
15.840.000
22.860.000
1.143.000
95.250

PPh 21 LB dikembalikan ke Arip oleh PT Mahakam pada saat memberikan 1721 A1

September
3.500.000 31.500.000
31.500.000

100.000

1.575.000
900.000 (+)
2.475.000 (-)
29.025.000
15.840.000 (-)
13.185.000
659.250

762.000
(102.750)
Masa Terakhir Pindah Cabang
Januari

Contoh – Hal 23.:
Agus Saparudin, TK/0 adalah
pegawai PT Nusantara
Mandiri di Jakarta. Sejak 1
Juni 2009 dipindahtugaskan
ke kantor cabang di Bandung
Gaji Agus Saparudin sebesar
Rp3.500.000,- dan
pembayaran iuran pensiun
yang dibayar sendiri sebulan
sejumlah Rp100.000,-.

Jumlah Ph. Bruto gaji sebulan/ realisasi
Pengurangan:
1. Biaya Jabatan (sebulan/setahun)
2. Iuran Pensiun
Jumlah Pengurang
Jumlah Ph neto sebulan / setahun
Jumlah Ph neto setahun: 12 bulan x Rp3.225.000,Ph neto disetahunkan (12/5 x Rp16.125.000,-)
Dikurangi: PTKP – TK/0
Ph. Kena Pajak Dibulatkan
PPh Pasal 21 Setahun (5% x Rp22.860.000,- )
PPh 21 (Jan - Mei) -- disetahunkan:
(5/12 x Rp1.143.000,-)
PPh 21 sebulan
PPh 21 yang telah dipotong (4 x Rp95.250,-)
PPh 21 kurang (lebih) bayar

3.500.000,175.000,100.000,275.000,3.225.000,38.700.000,15.840.000,22.860.000,1.143.000,-

Mei (Masa
Terakhir)
17.500.000,875.000,500.000,1.375.000,16.125.000,38.700.000,15.840.000,22.860.000,1.143.000,476.250,-

95.250,381.000,95.250,-

Secara prinsip, penghitungan ini juga berlaku untuk penghitungan PPh 21 pegawai yang meninggal dunia di tengah
tahun dan ekspatriat yang datang-pergi di pertengahan tahun.
Konsep Penghitungan Masa Pajak Terakhir
PPh 21 atas penghasilan real selama setahun (12 bulan) dikurangi
PPh 21 yang telah dipotong selama 11 bulan (Jan – Nov).
12 – 11 = 1

PPh 21 Kurang Bayar Sebulan
(Desember)
Akankah Lebih Bayar???


Fluktuasi penghasilan




Perbedaan lapisan tarif pengenaan pajak saat
menghitung PPh 21 Masa dan PPh 21 Masa Pajak
Terakhir.

Banyak pegawai keluar di pertengahan tahun


Perbedaan estimasi penghasilan yang disetahunkan
dengan penghasilan sebenarnya.
Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap Estimasi dan
Realisasi

Uraian

2009

Penghitungan Estimasi

11 bulan (Jan s.d Nov)

Basis Penghitungan Realisasi
(Tahunan)

Ph. Januari s.d Desember

PPh Kurang (lebih) bayar di akhir
tahun

PPh 21 Real - Akm. PPh 21 sebulan bdsk
penghitungan Estimasi (Jan - Nov)

Saldo Normal di Akhir Tahun

SPT Desember = Kurang Bayar
5

PPh Pasal 21 atas Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, THT dan JHT
yang Dibayarkan Sekaligus

PP Nomor 68 Tahun 2009:

Uang pesangon;

Uang manfaat pensiun;

THT;

JHT
Berlaku mulai 16 November 2009

Pembayaran uang pesangon, uang manfaat pensiun, THT dan JHT yang
dibayarkan sekaligus sebelum 16 November 2009, ikut PP Nomor 149 Tahun
2000.
5

Tarif PPh Pasal 21--PP No. 68 Tahun 2009
(Pesangon, uang manfaat pensiun, THT, JHT)

Pesangon
Penghasilan

Uang Manfaat Pensiun, THT, JHT
Tarif

Penghasilan

Tarif

s.d. Rp50.000.000,-

0%

s.d. Rp50.000.000,-

0%

> Rp50.000.000,- s.d Rp100.000.000,-

5%

> Rp50.000.000,-

5%

> Rp100.000.000,- s.d Rp500.000.000,-

15%

> Rp500.000.000,-

25%

Dianggap dibayarkan sekaligus:
Uang pesangon, uang manfaat pensiun, THT, JHT yang dibayarkan sebagian atau seluruh
pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu 2 (dua) tahun kalender.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

PPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soalPPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soalYABES HULU
 
Akuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAkuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAdi Jauhari
 
Akuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAAkuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAMahyuni Bjm
 
Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan
Sistem dan Prosedur Penatausahaan PenerimaanSistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan
Sistem dan Prosedur Penatausahaan PenerimaanDeddi Nordiawan
 
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Sidik Abdullah
 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856Sefri Yunita
 
Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212
Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212
Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212Sri Apriyanti Husain
 
PER 03 2022 Faktur Pajak.pptx
PER 03 2022 Faktur Pajak.pptxPER 03 2022 Faktur Pajak.pptx
PER 03 2022 Faktur Pajak.pptxDjonyRosnipa1
 
Natura dan_atau Kenikmatan Sesuai PP 55 2022 (1).pptx
Natura dan_atau Kenikmatan Sesuai PP 55 2022 (1).pptxNatura dan_atau Kenikmatan Sesuai PP 55 2022 (1).pptx
Natura dan_atau Kenikmatan Sesuai PP 55 2022 (1).pptxAdityaBahari
 
Psak 24-imbalan-kerja-revisi-2013-12092014
Psak 24-imbalan-kerja-revisi-2013-12092014Psak 24-imbalan-kerja-revisi-2013-12092014
Psak 24-imbalan-kerja-revisi-2013-12092014Sri Apriyanti Husain
 
Akuntansi Aset lainnya - PEMDA
Akuntansi Aset lainnya - PEMDAAkuntansi Aset lainnya - PEMDA
Akuntansi Aset lainnya - PEMDAMahyuni Bjm
 
Bab. 5 Giro Nasabah; Bab. 6 Tabungan; dan Bab. 7 Deposito
Bab. 5 Giro Nasabah; Bab. 6 Tabungan; dan Bab. 7 DepositoBab. 5 Giro Nasabah; Bab. 6 Tabungan; dan Bab. 7 Deposito
Bab. 5 Giro Nasabah; Bab. 6 Tabungan; dan Bab. 7 DepositoFitri Ayu Kusuma Wijayanti
 
Akuntansi Kas dan Setara Kas PEMDA
Akuntansi Kas dan Setara Kas PEMDAAkuntansi Kas dan Setara Kas PEMDA
Akuntansi Kas dan Setara Kas PEMDAMahyuni Bjm
 
Akuntansi Pembiayaan PEMDA
Akuntansi Pembiayaan PEMDAAkuntansi Pembiayaan PEMDA
Akuntansi Pembiayaan PEMDAMahyuni Bjm
 
Ppt kelompok 3 analisis investasi sektor publik
Ppt kelompok 3 analisis investasi sektor publikPpt kelompok 3 analisis investasi sektor publik
Ppt kelompok 3 analisis investasi sektor publikHennyTriyanaHasibuan
 
pph pasal 24 25 dan 26
pph pasal 24 25 dan 26pph pasal 24 25 dan 26
pph pasal 24 25 dan 26muh wilyam
 

La actualidad más candente (20)

PPh Pasal 25
PPh Pasal 25PPh Pasal 25
PPh Pasal 25
 
PPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soalPPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soal
 
Akuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAkuntansi kewajiban
Akuntansi kewajiban
 
Akuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAAkuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDA
 
Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan
Sistem dan Prosedur Penatausahaan PenerimaanSistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan
Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan
 
PPh 26
PPh 26PPh 26
PPh 26
 
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856
 
Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212
Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212
Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212
 
PER 03 2022 Faktur Pajak.pptx
PER 03 2022 Faktur Pajak.pptxPER 03 2022 Faktur Pajak.pptx
PER 03 2022 Faktur Pajak.pptx
 
Natura dan_atau Kenikmatan Sesuai PP 55 2022 (1).pptx
Natura dan_atau Kenikmatan Sesuai PP 55 2022 (1).pptxNatura dan_atau Kenikmatan Sesuai PP 55 2022 (1).pptx
Natura dan_atau Kenikmatan Sesuai PP 55 2022 (1).pptx
 
Psak 24-imbalan-kerja-revisi-2013-12092014
Psak 24-imbalan-kerja-revisi-2013-12092014Psak 24-imbalan-kerja-revisi-2013-12092014
Psak 24-imbalan-kerja-revisi-2013-12092014
 
Perbedaan PSAK dan SAK ETAP
Perbedaan PSAK dan SAK ETAPPerbedaan PSAK dan SAK ETAP
Perbedaan PSAK dan SAK ETAP
 
anggaran pemerintah
anggaran pemerintahanggaran pemerintah
anggaran pemerintah
 
Akuntansi Aset lainnya - PEMDA
Akuntansi Aset lainnya - PEMDAAkuntansi Aset lainnya - PEMDA
Akuntansi Aset lainnya - PEMDA
 
Bab. 5 Giro Nasabah; Bab. 6 Tabungan; dan Bab. 7 Deposito
Bab. 5 Giro Nasabah; Bab. 6 Tabungan; dan Bab. 7 DepositoBab. 5 Giro Nasabah; Bab. 6 Tabungan; dan Bab. 7 Deposito
Bab. 5 Giro Nasabah; Bab. 6 Tabungan; dan Bab. 7 Deposito
 
Akuntansi Kas dan Setara Kas PEMDA
Akuntansi Kas dan Setara Kas PEMDAAkuntansi Kas dan Setara Kas PEMDA
Akuntansi Kas dan Setara Kas PEMDA
 
Akuntansi Pembiayaan PEMDA
Akuntansi Pembiayaan PEMDAAkuntansi Pembiayaan PEMDA
Akuntansi Pembiayaan PEMDA
 
Ppt kelompok 3 analisis investasi sektor publik
Ppt kelompok 3 analisis investasi sektor publikPpt kelompok 3 analisis investasi sektor publik
Ppt kelompok 3 analisis investasi sektor publik
 
pph pasal 24 25 dan 26
pph pasal 24 25 dan 26pph pasal 24 25 dan 26
pph pasal 24 25 dan 26
 

Destacado

011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21Tobagus Makmun
 
Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21alarif-aholic
 
SPT( SURAT PEMBERITAHUAN)
SPT( SURAT PEMBERITAHUAN)SPT( SURAT PEMBERITAHUAN)
SPT( SURAT PEMBERITAHUAN)Wirodat Az
 
我國電子支付政策對經濟與社會預期效益
我國電子支付政策對經濟與社會預期效益我國電子支付政策對經濟與社會預期效益
我國電子支付政策對經濟與社會預期效益ntuperc
 
Механизация электромонтажных работ
Механизация электромонтажных работМеханизация электромонтажных работ
Механизация электромонтажных работirinaperkina
 
Znaki sygnałowe
Znaki sygnałoweZnaki sygnałowe
Znaki sygnałowespecjohny
 
Hanifa zakia presentation
Hanifa zakia presentationHanifa zakia presentation
Hanifa zakia presentationHanifa Rizqofa
 
Электрические машины постоянного тока
Электрические машины постоянного токаЭлектрические машины постоянного тока
Электрические машины постоянного токаirinaperkina
 
Ремонт и осмотр кабельных линий
Ремонт и осмотр кабельных линийРемонт и осмотр кабельных линий
Ремонт и осмотр кабельных линийirinaperkina
 
Монтаж трансформаторов тока
Монтаж трансформаторов токаМонтаж трансформаторов тока
Монтаж трансформаторов токаirinaperkina
 
服貿重新談判 鄭秀玲6頁 new
服貿重新談判 鄭秀玲6頁 new服貿重新談判 鄭秀玲6頁 new
服貿重新談判 鄭秀玲6頁 newntuperc
 
Conservation and Management of Coastal Resources as a Potential Adaptation St...
Conservation and Management of Coastal Resources as a Potential Adaptation St...Conservation and Management of Coastal Resources as a Potential Adaptation St...
Conservation and Management of Coastal Resources as a Potential Adaptation St...Climate Action Network South Asia
 
Монтаж электрических двигателей
Монтаж электрических двигателейМонтаж электрических двигателей
Монтаж электрических двигателейirinaperkina
 
الرحمـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــه
الرحمـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــهالرحمـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــه
الرحمـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــهالسيد مانجو
 

Destacado (20)

011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21
 
Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21
 
Npwp
NpwpNpwp
Npwp
 
SPT( SURAT PEMBERITAHUAN)
SPT( SURAT PEMBERITAHUAN)SPT( SURAT PEMBERITAHUAN)
SPT( SURAT PEMBERITAHUAN)
 
Hukum pajak slide
Hukum pajak slideHukum pajak slide
Hukum pajak slide
 
我國電子支付政策對經濟與社會預期效益
我國電子支付政策對經濟與社會預期效益我國電子支付政策對經濟與社會預期效益
我國電子支付政策對經濟與社會預期效益
 
Механизация электромонтажных работ
Механизация электромонтажных работМеханизация электромонтажных работ
Механизация электромонтажных работ
 
Znaki sygnałowe
Znaki sygnałoweZnaki sygnałowe
Znaki sygnałowe
 
Hanifa zakia presentation
Hanifa zakia presentationHanifa zakia presentation
Hanifa zakia presentation
 
Электрические машины постоянного тока
Электрические машины постоянного токаЭлектрические машины постоянного тока
Электрические машины постоянного тока
 
Introducing national adaptation plans
Introducing national adaptation plansIntroducing national adaptation plans
Introducing national adaptation plans
 
Southern Voices - CANSA Workshop Brochure
Southern Voices - CANSA Workshop Brochure Southern Voices - CANSA Workshop Brochure
Southern Voices - CANSA Workshop Brochure
 
Ремонт и осмотр кабельных линий
Ремонт и осмотр кабельных линийРемонт и осмотр кабельных линий
Ремонт и осмотр кабельных линий
 
Монтаж трансформаторов тока
Монтаж трансформаторов токаМонтаж трансформаторов тока
Монтаж трансформаторов тока
 
服貿重新談判 鄭秀玲6頁 new
服貿重新談判 鄭秀玲6頁 new服貿重新談判 鄭秀玲6頁 new
服貿重新談判 鄭秀玲6頁 new
 
Conservation and Management of Coastal Resources as a Potential Adaptation St...
Conservation and Management of Coastal Resources as a Potential Adaptation St...Conservation and Management of Coastal Resources as a Potential Adaptation St...
Conservation and Management of Coastal Resources as a Potential Adaptation St...
 
Simple and effective power point presentation
Simple and effective power point presentationSimple and effective power point presentation
Simple and effective power point presentation
 
Монтаж электрических двигателей
Монтаж электрических двигателейМонтаж электрических двигателей
Монтаж электрических двигателей
 
الرحمـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــه
الرحمـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــهالرحمـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــه
الرحمـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــه
 
Crisis and renewal 2014
Crisis and renewal 2014Crisis and renewal 2014
Crisis and renewal 2014
 

Similar a PPh 21 pegawai tetap & pasangan

Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptxSlide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptxIrwanMusic
 
PPH Pasal 21 PTKP Baru
PPH Pasal 21 PTKP BaruPPH Pasal 21 PTKP Baru
PPH Pasal 21 PTKP Barunekzho
 
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...Asep suryadi
 
MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.ppt
MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.pptMATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.ppt
MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.pptHandiPurnomo8
 
PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.ppt
PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.pptPAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.ppt
PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.pptBesarArdhiNugraha
 
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013Almira Agusta
 
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26Myla Rezietha
 
19-12-2021_1. Slide PPh Ps 21- aturan baru.pptx
19-12-2021_1. Slide PPh Ps 21- aturan baru.pptx19-12-2021_1. Slide PPh Ps 21- aturan baru.pptx
19-12-2021_1. Slide PPh Ps 21- aturan baru.pptxIraSinaga7
 
Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26Icha Icha
 
Penggolongan biaya untuk memudahkan koreksi fiskal
Penggolongan biaya untuk memudahkan koreksi fiskalPenggolongan biaya untuk memudahkan koreksi fiskal
Penggolongan biaya untuk memudahkan koreksi fiskalGTSudjoko
 
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.pptCesiliaArum1
 

Similar a PPh 21 pegawai tetap & pasangan (20)

Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptxSlide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
 
kelompok 3.pptx
kelompok 3.pptxkelompok 3.pptx
kelompok 3.pptx
 
kelompok 3.pptx
kelompok 3.pptxkelompok 3.pptx
kelompok 3.pptx
 
PPH Pasal 21 PTKP Baru
PPH Pasal 21 PTKP BaruPPH Pasal 21 PTKP Baru
PPH Pasal 21 PTKP Baru
 
PPh Pasal 21
PPh Pasal 21PPh Pasal 21
PPh Pasal 21
 
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
 
PPh 21
PPh 21PPh 21
PPh 21
 
PPh pasal 21
PPh pasal 21PPh pasal 21
PPh pasal 21
 
MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.ppt
MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.pptMATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.ppt
MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.ppt
 
PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.ppt
PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.pptPAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.ppt
PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.ppt
 
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
 
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
 
Paparan perpajakan Unair
Paparan perpajakan UnairPaparan perpajakan Unair
Paparan perpajakan Unair
 
Tata cara pemotongan pph pasal 21
Tata cara pemotongan pph pasal 21Tata cara pemotongan pph pasal 21
Tata cara pemotongan pph pasal 21
 
19-12-2021_1. Slide PPh Ps 21- aturan baru.pptx
19-12-2021_1. Slide PPh Ps 21- aturan baru.pptx19-12-2021_1. Slide PPh Ps 21- aturan baru.pptx
19-12-2021_1. Slide PPh Ps 21- aturan baru.pptx
 
Materi uts pajak
Materi uts pajakMateri uts pajak
Materi uts pajak
 
Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26
 
Penggolongan biaya untuk memudahkan koreksi fiskal
Penggolongan biaya untuk memudahkan koreksi fiskalPenggolongan biaya untuk memudahkan koreksi fiskal
Penggolongan biaya untuk memudahkan koreksi fiskal
 
Sosialisasi p ph pasal 21
Sosialisasi p ph pasal 21Sosialisasi p ph pasal 21
Sosialisasi p ph pasal 21
 
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
 

Último

Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptzulfikar425966
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanHakamNiazi
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh Cityjaanualu31
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptmuhammadarsyad77
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsunghaechanlee650
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSriHandayani820917
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianHALIABUTRA1
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121tubagus30
 
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptsejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptpebipebriyantimdpl
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisMemahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisGallynDityaManggala
 
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan SosroSistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosromohhmamedd
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okegaluhmutiara
 

Último (18)

Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
 
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptsejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisMemahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
 
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan SosroSistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
 

PPh 21 pegawai tetap & pasangan

  • 1. Selamat Datang Welcome Peserta Pelatihan Perpajakan Lembaga Manajemen Formasi Dalam Pelatihan Perpajakan: Tema : PPh Pasal 21 dan PPh Orang Pribadi Tempat : Hotel Blue Sky, Balikpapan
  • 2. Dasar Hukum            UU No. 28 Tahun 2007  UU KUP; UU No. 36 Tahun 2008  UU PPh; PMK No. 250/PMK.03/2008  By. Jabatan untuk Pegawai Tetap & By. Pensiun untuk Pensiunan. PMK No. 252/PMK.03/2008  Juklak Pasal 21 ayat (8) UU PPh. PMK No. 254/PMK.03/2008  Batasan PTKP Pegawai Harian dan Mingguan serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak Dikenakan Pemotongan PPh; PER-31/PJ./2009  Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21/26 sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa dan Kegiatan Orang Pribadi; PER-57/PJ/2009  Perubahan PER-31/PJ/2009; PER-32/PJ./2009  Bentuk Formulir SPM PPh Pasal 21 dan/ atau Pasal 26 dan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26; SE-62/PJ/2009  Pengantar PER-32 PP No. 68 Tahun 2009 PPh Pasal 21 atas Pesangon, Manfaat Pensiun, THT, JHT PMK No. 16/PMK.03/2010  Tatacara Pemotngan PPh Pasal 21 atas Pesangon, Manfaat Pensiun, THT, JHT. LM Formasi
  • 3. KONSEP DASAR: RUANG LINGKUP PPh 21/26 1 Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan imbalan lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jabatan, jasa dan atau kegiatan yang diterima oleh orang pribadi. SPDN PPh Psl 21 SPLN PPh Psl 26
  • 4. KONSEP DASAR: KARAKTERISTIK Kalau duduk diem dapet duit, berarti passive income. Hmmm… enaknya PPh 21 = active income yang diterima OP sbg SPDN 1
  • 5. KONSEP DASAR: PEMOTONG PPh Psl 21/26 1     Pemberi Kerja  Orang pribadi;  Badan: pusat, cabang, perwakilan atau unit Bendaharawan atau pemegang kas pemerintah; Dana pensiun, penyelenggara JAMSOSTEK, atau badan lain yang membayar uang pensiun dan THT atau JHT; Penyelenggara kegiatan
  • 6. BAGAN : Kewajiban Pemotong PPh 21/26 Daftar NPWP Menghitung & Memotong PPh Ps. 2 UU KUP Bukti Potong Saat memenuhi Syarat subjektif Dan Objektif Setor Pajak Lapor SPT Menyimpan Data Psl. 28 (11) UU KUP Min. 10 thn. PMK-184/PMK.03/2007
  • 7. 1 KONSEP DASAR: KEWAJIBAN MEMBUAT BUKTI POTONG Subjek Pegawai Tetap Penghitungan PPh Pasal 21 - - Non Pegawai Tetap Penghitungan masa; (Jan-Nov) estimasi; Penghitungan Masa Pajak Terakhir (Bulan kary. berhenti kerja, pindah cabang, atau Desember) Realisasi Setiap masa sesuai dengan saat terutangnya penghasilan. Pembuatan Bukti Potong Psl 23 (1) dan (2), PER31/PJ./2009Max. 1 bulan setelah: - Tahun kalender berakhir; - Berhenti bekerja; Setiap kali dilakukannya pemotongan PPh
  • 8. 1 Konsep Dasar: SETOR DAN LAPOR PAJAK ( PMK-184/PMK.03/2007) Batas Akhir Penyetoran Pajak (Pasal 3 PMK-184/PMK.03/2007)  Bila tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, pembayaran atau penyetoran pajak dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. Batas Akhir Pelaporan (Pasal 8 PMK-184/PMK.03/2007)  Bila bertepatan pada hari libur (sabtu atau hari libur nasional), pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. Termasuk hari libur:  Hari yang diliburkan untuk penyelenggaraan Pemilihan Umum yang ditetapkan oleh Pemerintah dan cuti bersama secara nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah.
  • 9. 1 KONSEP DASAR: KEWAJIBAN DAN HAK KARYAWAN  Kewajiban: ♣ ♣ ♣ Daftar NPWP; Menyerahkan surat pernyataan jumlah tanggungan kepada pemberi kerja pada saat mulai kerja/pensiun, dan di awal tahun takwim; Menyerahkan BP PPh 21 kepada:     Hak: ♣ Pemotong kantor cabang baru (dipindahkan); Pemotong tempat kerja baru (Pindah kerja); Pemotong pajak DP (mulai pensiun tahun berjalan). Minta bukti potong PPh Pasal 21
  • 10. 1 KONSEP DASAR: SAAT TERUTANG PPh PASAL 21/26 Pasal 21 PMK-252/PMK.03/2008:  Bagi penerima penghasilan  Saat pembayaran; atau  Saat terutangnya penghasilan yang bersangkutan.  Bagi pemotong PPh  terutang setiap masa, yaitu akhir bulan:  Dilakukannya pembayaran; atau  Terutangnya penghasilan yang bersangkutan (Saat dibebankan sebagai biaya).
  • 11. KONSEP DASAR: TEMPAT TERUTANG PPh PASAL 21 1 Butir 1 SE-23/PJ.43/2000: • Pemotong PPh 21/26: Pusat, cabang, BUT, perwakilan atau unit; • Pemotongan Pajak tersebut juga dilakukan oleh kantor cabang, perwakilan atau unit tempat pembayaran imbalan jasa ketenagakerjaan dimaksud dilakukan yang pada umumnya menunjuk pada tempat pelaksanaan pekerjaan, jasa dan kegiatan. • UU PPh tidak mengatur mekanisme pemusatan (sentralisasi) pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21.
  • 12. 2 OBJEK PPH 21: MACAM-MACAM PENGHASILAN a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik berupa penghasilan b. c. d. e. f. yang bersifat teratur maupun tidak teratur; Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara teratur berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya; Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan penghasilan sehubungan dengan pensiun yang diterima secara sekaligus berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua atau jaminan hari tua, dan pembayaran lain yang sejenis; Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah yang dibayarkan secara bulanan; Imbalan kepada bukan pegawai, seperti: honorarium, komisi, fee, dan imbalan sejenis dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan; Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama apapun.
  • 13. OBJEK PPH 21: CIRI-CIRI OBJEK PPh PSL 21 2 Ph. yang terkait dengan pekerjaan atau jasa:  Benefit in cash (tunai);  Benefit in kinds (non tunai), yang diberikan oleh: ♣ ♣   WP yang telah dikenai PPh Final; WP yang dikenai PPh berdasarkan NPK (deem profit); Penggantian (reimbursement) yang dibayarkan langsung kepada karyawan— yang secara substansi merupakan benefit in cash; Premi asuransi dibayar pemberi kerja (KKJDB). Ph. Terkait dengan kegiatan:  Khusus Hadiah: Diterima atau diperoleh dalam bentuk apapun, Objek PPh Pasal 21.  Selain hadiah/penghargaan: hanya benefit in cash
  • 14. 2 OBJEK PPH 21: REIMBURSEMENT DAN PERSYARATANNYA Penggantian (reimbursement) kepada orang pribadi, tidak dibayarkan kepada pihak ketiga Syarat Reimbursement Material: - Tidak ada mark up/mark down; - Bukti asli diserahkan kepada penanggung beban sebenarnya. Formal: - Bukti transaksi atas nama penanggung beban sebenarnya; - Diatur dalam kontrak.
  • 15. 2 OBJEK PPH 21: ASPEK PAJAK ATAS REIMBURSEMENT Taxable income (Objek PPh 21):   Tidak terpenuhi syaratnya; Dianggap pembayaran tunai kepada karyawan (benefit in cash). Non Taxable Income (Non Objek PPh 21):   Reimbursement terpenuhi syaratnya; Kenikmatan untuk karyawan (Benefit in kind).
  • 16. 2 OBJEK PPH 21: PREMI ASURANSI YANG DITANGGUNG PEMBERI KERJA Asuransi: Kesehatan, Kecelakaan, Jiwa, Dwiguna, Bea Siswa (KKJDB) PPh 21 PPh badan Ditanggung oleh perusahaan TI DE Dipotong dari penghasilan karyawan TI - Pasal 9 (1) UU PPh: Premi Asuransi (KKJDB) yang dibayar oleh orang pribadi, tidak boleh jadi pengurang.
  • 17. 2 OBJEK PPH 21: DIKECUALIKAN SBG OBJEK PPh 21 ATAS IURAN PENSIUN YANG DITANGGUNG PEMBERI KERJA Yaitu : Iuran Pensiun kepada Dana Pensiun yang pendiriannya sudah disahkan Menkeu dan Iuran JHT kepada JAMSOSTEK. Bagi pemberi kerja bersifat Deductible Expense (DE) PPh 21 PPh badan Ditanggung oleh perusahaan NTI DE Dipotong dari penghasilan karyawan NTI -
  • 18. Aspek Pajak atas premi Jamsostek No. Keterangan 1. Tunjangan Hari Tua (THT) 2. THT – Dipotong dr. kary. 3. Jaminan Kematian (JK) 4. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) 5. Jaminan Perawatan Kesehatan (JPK) Besarnya DE-PPh Bdn TI-PPh 21 3,70% Pensiun   2,0% Pensiun  0,30% Asuransi   0,24% Asuransi / variasi     variasi Sifat Asuransi Pengurang Ph. bruto
  • 19. 2 NON OBJEK PPH 21: MACAM-MACAM PENGHASILAN YANG DIKECUALIKAN DARI OBJEK PPh PSL. 21  Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan beasiswa;  Natura/kenikmatan yang diberikan oleh Wajib Pajak atau oleh pemerintah;  Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, iuran THT atau iuran JHT kepada badan penyelenggara THT atau badan penyelenggara JAMSOSTEK yang dibayar oleh pemberi kerja;  Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung pemberi kerja, termasuk yang ditanggung oleh pemerintah;  Beasiswa sepanjang memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh Menteri Keuangan;  Zakat yang diterima orang pribadi dari badan LAZ yang dibentuk & disahkan pemerintah. Sumbangan Wajib Keagamaan yang diterima oleh OP dari lembaga keagamaan yang disahkan oleh Pemerintah.
  • 20. NON OBJEK PPH 21: BEASISWA PMK No. 246/PMK.03/2008 stdd PMK No. 154/PMK.03/2009: Beasiswa bukan Objek PPh dengan syarat: 1. Diterima atau diperoleh WNI dari WP pemberi beasiswa untuk mengikuti pendidikan formal dan atau non formal yang dilaksanakan di dalam negeri dan/atau di luar negeri pada tingkat pendidikan dasar, menengah, dan tinggi; 2. Penerima beasiswa tidak mempunyai hubungan istimewa dengan pemilik, komisaris, direktur, atau pengurus dari Wajib Pajak pemberi beasiswa.
  • 21. 4 PERHITUNGAN PPH PASAL 21: TARIF PAJAK Pasal 17 huruf a UU PPh No. 36/2008) Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak NPW P Non NPW P sd Rp50.000.000,00 5% 6% > Rp50.000.000,00 sd Rp250.000.000,00 15% 18% > Rp250.000.000,00 sd Rp500.000.000,00 25% 30% > Rp500.000.000,00 30% 36% Pasal 21 (5a) UU PPh 2008, W POP yang tidak ber-NPW dikenai tarif lebih tinggi 20%. P
  • 22. 4 Contoh Penghitungan: Ph. KP = Rp600 juta UU PPh 2000 UU PPh 2008 25 juta x 5% 1.250.000,- 50 juta x 5% 2.500.000,- 25 juta x 10% 2.500.000,- - 50 juta x 15% 7.500.000,- 200 juta x 15% 30.000.000,- 100 juta x 25% 25.000.000,- 250 juta x 25% 62.500.000,- 400 juta x 35% 140.000.000,- 100 juta x 30% 30.000.000,- Jml: 600 juta 176.250.000,- Jml: 600 juta - 125.000.000,-
  • 23. 4 PERHITUNGAN PPH PASAL 21: MENURUT PENERIMA PENGHASILAN Pegawai: 4.1. PPh Psl 21 Pegawai Tetap. 4.2. PPh Psl 21 Pegawai Harian/ Satuan/ Mingguan/ Borongan. 4.3. PPh Psl 21 Mantan Pegawai/ Komisaris Yang Tidak Merangkap Sebagai Pegawai Tetap/Penarikan Dapen oleh Pegawai yang masih aktif. Selain Pegawai: 4.4 PPh Psl 21 Peserta Kegiatan. 4.5 PPh Psl 21 Selain Pegawai Lainnya.
  • 24. 4.1 PEGAWAI TETAP : PENGHASILAN KENA PAJAK  Pegawai Tetap: Ph. KP Ph. Neto  = Ph. Neto – PTKP = Ph. Bruto – B. Jabatan – Iuran Pensiun/ THT Penerima Pensiun: Ph. KP Ph Neto = Ph. Neto – PTKP = Ph. Bruto – B. Pensiun
  • 25. 4.1 PEGAWAI TETAP : PENGURANG PENGHASILAN     Biaya Jabatan: ♣ 5% x Ph. Bruto; ♣ max Rp500.000,- per bulan atau Rp6.000.000,- per tahun; ♣ Bdskn. Jml bulan kerja/perolehan yg sebenarnya. Biaya Pensiun: ♣ 5% x Pensiun; ♣ max. Rp200.000,- per bulan atau Rp2.400.000,- per tahun ♣ Bdskn. Jml bulan perolehan yg sebenarnya. Iuran pensiun dan JHT ditanggung karyawan; ♣ Dapen yang disahkan Menkeu; ♣ JHT kepada penyelenggara jamsostek. PTKP
  • 26. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Besarnya PTKP Pegawai: UU PPh 2000 Diri WP sendiri UU PPh 2008 13.200.000,- 15.840.000,- Status kawin 1.200.000,- 1.320.000,- Tanggungan 1.200.000,- 1.320.000,- Maks. Tanggungan 3  WNI  Ditentukan menurut kondisi di awal tahun  WNA  Bulan saat WNA menjadi SPDN 3
  • 27. Contoh Penghasilan Tidak Kena Pajak Sesuai Status WPOP Status UU PPh 2000 UU PPh 2008 TK/0 13.200.000,- 15.840.000,- K/0 14.400.000,- 17.160.000,- K/1 15.600.000,- 18.480.000,- K/2 16.800.000,- 19.800.000,- K/3 18.000.000,- 21.120.000,-
  • 28. PTKP Pegawai Wanita STATUS KAWIN STATUS KAWIN SUAMI TDK MENERIMA/MEMPEROLEH PENGHASILAN STATUS TDK KAWIN HANYA UTK DIRI SENDIRI, YAITU Rp15.840.000,SETAHUN - UTK DIRI SENDIRI - STATUS KAWIN - TANGGUNGAN MAKS. 3 ORG - UTK DIRI SENDIRI - TANGGUNGAN MAKS 3 ORG SYARAT MENUNJUKKAN KET. TERTULIS DARI PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN
  • 29. 4.1 PEGAWAI TETAP : KONSEP PENGHITUNGAN Penghitungan Masa (Atas Dasar Estimasi Penghasilan Yang Disetahunkan ) Penghitungan Masa pajak terakhir (Atas Dasar realisasi Penghasilan): Untuk Masa Pajak: 1. Masa Desember, atau 2. Masa pajak karyawan berhenti bekerja
  • 30. 4.1 PEGAWAI TETAP : Jan - Nov Masa Ph. bruto sebulan / setahun Des Masa Terakhir 2.000.000 24.000.000 - Biaya jabatan (5% x Rp2.000.000,-) 100.000 1.200.000 - Iuran THT 100.000 1.200.000 Dikurangi: Contoh: Tommy, status TK/0. Gaji sebulan Rp2.000.000,Tommy ikut program pensiun dengan iuran sebulan Rp100.000,- Ph neto sebulan Perkiraan Ph. neto setahun / real setahun 1.800.000 21.600.000 21.600.000 PTKP 15.840.000 15.840.000 PhKP 5.760.000 5.760.000 PPh 21 setahun 288.000 288.000 PPh 21 sebulan 24.000 Dikurangi: PPh 21 dipotong/ disetor Jan - Nov (11 bulan x Rp24.000,- ) PPh 21 terutang Des 264.000 24.000
  • 31. Penghitungan PPh Pasal 21 Masa Ph. Bruto Sebulan (-) Pengurang Ph. Bruto = Ph. Neto Sebulan Perk. Ph. neto setahun (x 12) * (-) Dikurangi PTKP = Ph. yang menjadi Objek PPh Pasal 21. B. Jabatan, Iuran Pensiun, dan THT. Ph KP x trf Psl 17 PPh 21 Sebulan = PPh 21 setahun /12 PPh 21 Setahun
  • 32. Perkiraan Penghasilan Neto Setahun (PPh 21 Masa) Kewajiban Pajak Subjektif Pegawai Tetap SPDN Dimulai/ada Sejak Awal Tahun (Setahun Penuh) Mulai kerja di awal tahun (Januari) Perk. Ph. Neto Setahun = Ph neto sebulan x 12 Mulai kerja setelah Januari Perk. Ph. Neto Sth = Ph neto sebulan x n bln Ex: Mulai kerja Maret Perk Ph neto sth = Ph neto 1 bln x 10 bln Dimulai/ada Setelah Permulaan /Pertengahan Tahun Pajak (Tdk setahun penuh) Mulai kerja setelah Januari Perk. Ph. Neto Sth = Ph neto sebulan x 12 bln Ex: Mulai kerja Maret Perk Ph neto sth = Ph neto 1 bln x 12 bln Disetahunkan Kewajiban pajak subjektif adalah kewajiban pajak yang melekat pada subjek (diri Wajib Pajak).
  • 33. Variasi Penghitungan PPh Pasal 21 Masa - Bekerja sejak awal tahun Pegawai menerima rapel Pegawai menerima bonus Bekerja di pertengahan tahun: - Kewajiban pajak subjektif dimulai dari awal tahun; - Pegawai baru; - Pegawai pindahan yang membawa 1721 A1 dari tempat kerja sebelumnya; - Kewajiban pajak subjektif dimulai setelah awal tahun (pertengahan tahun);
  • 34. Bekerja sejak awal tahun – Modul hal. 20 (Contoh: Ahmad Zakaria) Gaji sebulan Pengurangan: 1. Biaya Jabatan: 5% x Rp2.500.000,2. Iuran pensiun Rp 2.500.000,Rp 125.000,Rp 100.000,- (+) Penghasilan neto sebulan Penghasilan neto setahun adalah 12 x Rp2.275.000,PTKP setahun - Untuk WP sendiri Rp15.840.000,- Tambahan WP kawin Rp 1.320.000,- (+) Rp 225.000,- ( - ) Rp 2.275.000,Rp27.300.000,- Rp17.160.000,- ( - ) Rp10.140.000,- Penghasilan Kena Pajak setahun PPh Pasal 21 terutang: 5% x Rp10.140.000,- = Rp 507.000,PPh Pasal 21 sebulan: Rp507.000,- : 12 = Rp 42.250,Bila tdk ber-NPWP  PPh 21 = 120% x Rp42.250,- = Rp50.700,-
  • 35. PPh 21 Rapel Rapel = Kenaikan gaji yang berlaku surut = PPh 21 Setelah Kenaikan Gaji dikurangi PPh 21 Sebelum Kenaikan Gaji Contoh Hal 21: Gaji Jan: Rp2.500.000,Gaji Jun: Rp3.500.000,- berlaku surut sejak Jan. (Rapel: 5bln x Rp1.000.000,-= Rp5.000.000,-) Gaji Jumlah Teratur sebulan Pengurangan: - Biaya Jabatan (maksimum Rp500.000,- sebulan) - Iuran terkait dengan gaji – THT Jumlah Ph. neto sebulan Perkiraan Ph neto setahun = (12 x Ph neto sebulan) Dikurangi: - PTKP: K/0 Ph. Kena Pajak Ph. Kena Pajak Dibulatkan PPh Pasal 21 Setahun PPh Pasal 21 sebulan PPh 21 (Jan - Mei) seharusnya: (5 x Rp89.750,-) PPh 21 yang telah dipotong (Jan - Mei) 2009 (5 x Rp42.250,-) Sebelum Kenaikan 2.500.000 (+) 2.500.000 Setelah Kenaikan 3.500.000 (+) 3.500.000 125.000 100.000 (+) 225.000 (-) 2.275.000 175.000 100.000 (+) 275.000 (-) 3.225.000 27.300.000 38.700.000 17.160.000 (-) 17.160.000 (-) 10.140.000 21.540.000 10.140.000 21.540.000 507.000 1.077.000 42.250 89.750 448.750 211.250
  • 36. PPh 21 Bonus/Ph Tdk teratur Ph tdk teratur= Ph. Peg. tetap selain Ph yang bersifat teratur, yang diterima sekali dalam satu tahun atau periode lainnya, antara lain berupa bonus, THR, Jaspro, tantiem, gratifikasi, atau imbalan sejenis lainnya dengan nama apapun. PPh Pasal 21 Bonus = PPh 21 atas Ph Bonus dan gaji – PPh 21 gaji. Contoh, lihat modul hal. 22 Gaji + Bonus PPh 21 Gaji Penghasilan teratur - Gaji - JKK : 1 % - JKM : 0,30% Jml Ph. Bruto teratur sebulan Jml. Ph Bruto teratur setahun Bonus Jml Ph teratur + tdk teratur Pengurangan: - Biaya Jabatan (max. Rp6.000.000,- setahun) - Iuran pensiun setahun - Iuran terkait dengan gaji – THT Jumlah Jml Ph. Neto setahun Dikurangi: PTKP-- TK/0 Ph. Kena Pajak Ph. KP dibulatkan PPh 21 setahun PPh atas Ph. teratur setahun PPh 21 atas Bonus saja PPh 21 sebulan—gaji (Ph teratur) PPh 21 terutang bulan ini (Rp190.000,- + Rp61.071,-) 2.750.000 2.750.000 27.500 27.500 8.250 8.250 2.785.750 2.785.750 33.429.000 33.429.000 4.000.000 37.429.000 33.429.000 1.871.450 600.000 660.000 3.131.450 34.297.550 15.840.000 18.457.550 18.457.000 922.850 1.671.450 600.000 660.000 2.931.450 30.497.550 15.840.000 14.657.550 14.657.000 732.850 190.000 61.070 251.070 (+) (-)
  • 37. Kerja di Pertengahan Tahun Penghasilan teratur Gaji 6.000.000 Jumlah Ph. Bruto sebulan 6.000.000 Pengurangan: - Biaya Jabatan (max. Rp500.000,- sebulan) - Iuran pensiun Jumlah Contoh – Hal 25: Budiyanta (K/0), bekerja pada PT Xiang Malam sebagai pegawai tetap sejak 1 September 2009. Budiyanta menerima gaji sebulan sebesar Rp6.000.000,dan Budiyanta membayar iuran pensiun setiap bulan sebesar Rp150.000,-. Jml Ph. neto sebulan Perkiraan Ph. Neto setahun (4 bln x Ph neto 1 bln) 300.000 150.000 (+) 450.000 (-) 5.550.000 22.200.000 Dikurangi: - PTKP: K/0 17.160.000 Ph. Kena Pajak 5.040.000 Ph. Kena Pajak Dibulatkan 5.040.000 PPh Pasal 21 terutang 5% x Rp5.040.000,PPh Pasal 21 sebulan (Rp252.000,- : 4) 252.000 63.000 (-)
  • 38. Pindahan membawa 1721 A1 Contoh penghitungan PPh 21 cabang baru hal 24 Contoh: Agus Saparudin pindah ke PT Nusantara Mandiri di Bandung bulan Juni 2010, dgn gaji Rp3.500.000,- dan bayar iuran pensiun Rp100.000,-. Agus saparudin membawa 1721 A1 dari tempat kerja sebelumnya dgn Ph. Neto sebesar Rp16.125.000,-, dan PPh 21 terutang sebesar Rp476.250,-. PPh 21 di tempat yang baru – Masa Pajak Juni Gaji Jumlah Ph. neto sebulan /realisasi Pengurangan: 1. Biaya Jabatan – sebulan/setahun (maksimum Rp500.000,- sebulan) 2. Iuran Pensiun Jumlah pengurang Jumlah Ph neto sebulan Perkiraan Ph neto setahun (7 bln x Rp3.225.000,-) Ph. neto masa sebelumnya Ph neto total Dikurangi: PTKP – TK/0: Ph. Kena Pajak (dibulatkan) PPh Pasal 21 Setahun 5% x Rp22.860.000,PPh 21 masa sebelumnya: PPh 21 - Setahun tempat kerja baru (1.143.000 - 476.250) PPh 21 sebulan (666.750,-/7) 3.500.000 3.500.000 175.000 100.000 275.000 3.225.000 22.575.000 16.125.000 38.700.000 15.840.000 22.860.000 1.143.000 476.250 666.750 95.250
  • 39. Mulai kerja di tengah tahun (Kewajiban pajak subjektif dimulai setelah bulan Januari) Contoh – Hal. 26: David Raisita (K/3) mulai bekerja 1 September 2009 dengan gaji per bulan Rp20.000.000,- Penghasilan Gaji Rp 20.000.000,- (+) Jumlah Ph. Bruto sebulan Rp 20.000.000,Pengurangan: Biaya Jabatan (maksimum Rp500.000,- sebulan) Rp 500.000,- (-) Jumlah Ph. neto sebulan Rp 19.500.000,Jumlah. Ph. neto disetahunkan Rp 234.000.000,(12 x Rp19.500.000,-) Dikurangi: PTKP – K/3: Rp 21.120.000,- (-) Ph. Kena Pajak Dibulatkan Rp 212.880.000,PPh Pasal 21 terutang - 5% x Rp50.000.000,- = Rp 2.500.000,- 15% x Rp162.880.000,- = Rp 24.432.000,- (+) Jumlah Rp 26.932.000,PPh Pasal 21 terutang sebulan Rp 2.244.333,(Rp26.932.000,- : 12 bln) Bila kewajiban pajak subjektif David Raisita telah ada sejak bulan Januari, maka jumlah Ph. Neto setahun = 4 x Ph neto sebulan.
  • 40. Skema Penghitungan PPh 21 Masa Pajak Terakhir Ph. Bruto real (( -- ) ) Pengurang Ph. Bruto real 1 thn = = Ph. Neto real setahun (( -- )) Dikurangi PTKP = = Ph. yang menjadi Objek PPh Pasal 21. B. Jabatan, Iuran Pensiun, dan THT. Ph KP x x Trf. Psl 17 Trf. Psl 17 PPh 21 terutang = PPh 21 setahun – PPh 21 disetor di masa pajak sebelumnya   PPh 21 Setahun (real) Penghitungan PPh 21 di masa pajak terakhir didasarkan pada penghasilan sebenarnya karyawan yang Penghitungan PPh 21 di masa pajak terakhir didasarkan pada penghasilan sebenarnya karyawan yang bersangkutan; bersangkutan;
  • 41. Ph. Neto Setahun & Ph. Neto Disetahunkan (Masa terakhir) Ph Neto Setahun Realisasi penghasilan = Akumulasi penghasilan dari masa pajak awal hingga masa pajak terakhir Tidak dikali dengan 12/n PPh 21 = Tdk dikali n/12 Ph. Neto Disetahunkan Realisasi penghasilan = Akumulasi penghasilan dari masa pajak awal hingga masa pajak terakhir x 12/n n = banyaknya bulan masa kerja PPh 21 = Dikali dengan n/12
  • 42. Ph. Neto Setahun & Ph. Neto Disetahunkan (Masa terakhir) Ph Neto Setahun Kewajiban Pajak Subjektif ada sejak awal tahun/ Ada di Indonesia Sejak Awal Tahun Termasuk pindah kerja di pertengahan tahun Ph. Neto Disetahunkan Kewajiban Pajak Subjektif Tidak setahun penuh. Kewajiban Pjk Subjektif: - Mulai di tengah tahun (WNA masuk tengah thn) - Berakhir di tengah tahun (Meninggalkan Indonesia Selamanya – Meninggal dunia) WNI Broken Period: - WNI Pindah Cabang
  • 43. DASAR PENGHITUNGAN PPh Psl. 21 Kewajiban Pajak Subjektif Pegawai Tetap SPDN Setahun Penuh Setahun Penuh Tidak setahun penuh Mulai kerja sejak Januari/ Setelah bulan Januari, termasuk pegawai yang sebelumnya bekerja pada pemberi kerja lainnya Kewajiban pjk subjektif dimulai/berakhir di tahun berjalan Jumlah Ph yang sebenarnya diterima/ Diperoleh dalam tahun takwim/bagian tahun takwim Jml Ph yang sebenarnya diterima yang disetahunkan
  • 44. Variasi Penghitungan PPh 21 Masa Terakhir - Penghitungan PPh 21 pegawai yang kewajiban pajak subjektifnya setahun penuh: - Masa terakhir Desember; - Masa terakhir – Berhenti kerja di tengah tahun; - Masa terakhir – Pindah cabang di tengah tahun. - Penghitungan PPh 21 untuk pegawai yang tidak setahun penuh: - Masa Desember WNA yg mulai kerja di pertengahan tahun; - Masa terakhir – WNA pergi meninggalkan Indonesia selamanya; - WNI meninggal dunia di pertengahan tahun;
  • 45. Penghitungan PPh 21 Masa Terakhir (Masa Desember) Contoh– Hal 31: Jaka Lelana, TK/0, bekerja di PT Lazuardi Internusa dengan memeroleh gaji dan tunjangan setiap bulan sebesar Rp5.500.000,-, dan membayar iuran pensiun ke Dapen yang telah disahkan oleh Menteri Keuangan setiap bulan Rp200.000,-. Mulai bulan Juli 2009, Jaka Lelana memeroleh kenaikan penghasilan tetap setiap bulan menjadi Rp7.000.000,-. Gaji Jml Ph bruto sebulan / setahun Pengurangan: 1. Biaya Jabatan (maksimum Rp500.000,- sebulan) 2. Iuran pensiun Jumlah Jumlah Ph. neto sebulan / setahun (real) Jumlah Perkiraan Ph. neto setahun (12 bulan x Jml. Ph. neto sebulan) Dikurangi: - PTKP – TK/0: Ph. Kena Pajak (Ph KP) Dibulatkan PPh Pasal 21 Setahun Trf Psl 17 x PhKP PPh Pasal 21 sebulan PPh 21 dipotong s.d November 2009 (6 x Rp185.250,-) + (5 x Rp256.500,-) PPh 21 dipotong bln Desember 2009 PPh21 Masa (Jan - Jun) 5.500.000 5.500.000 PPh21 Masa (Jul - Nov) 7.000.000 7.000.000 75.000.000* 75.000.000 275.000 350.000 3.750.000 200.000 475.000 5.025.000 60.300.000 200.000 550.000 6.450.000 77.400.000 2.400.000 6.150.000 68.850.000 (+) (-) 15.840.000 44.460.000 15.840.000 61.560.000 15.840.000 53.010.000 (-) 2.223.000 185.250 4.234.000 352.833 2.951.500 1.111.500 1.764.167 2.875.667 75.833 Des - 09
  • 46. Berhenti Tengah Tahun Contoh – Hal 26: Arip Marwanto (TK/0), pegawai pada PT Mahakam. Sejak 1 Oktober 2009, berhenti bekerja. Gaji Arip Marwanto setiap bulan sebesar Rp3.500.000,- dan iuran pensiun yang dibayar kepada Dana Pensiun sejumlah Rp100.000,- setiap bulan. Gaji Jumlah Ph bruto sebulan / (Jan-Sep) Pengurangan: 1. Biaya Jabatan max. Rp500.000,- sebulan 2. Iuran pensiun Jumlah Jumlah Ph. neto sebulan Est. jml Ph. neto setahun (12 bln x Rp3.225.000,-) Dikurangi: PTKP – TK/0 Ph. KP Dibulatkan PPh Pasal 21 Setahun (5% x PhKP dibulatkan) PPh Pasal 21 sebulan PPh 21 yang telah dipotong (Jan - Agt) 2009 (8 x Rp95.250,-) PPh 21 kurang (lebih) bayar Januari - Agustus 3.500.000 3.500.000 175.000 100.000 275.000 3.225.000 38.700.000 15.840.000 22.860.000 1.143.000 95.250 PPh 21 LB dikembalikan ke Arip oleh PT Mahakam pada saat memberikan 1721 A1 September 3.500.000 31.500.000 31.500.000 100.000 1.575.000 900.000 (+) 2.475.000 (-) 29.025.000 15.840.000 (-) 13.185.000 659.250 762.000 (102.750)
  • 47. Masa Terakhir Pindah Cabang Januari Contoh – Hal 23.: Agus Saparudin, TK/0 adalah pegawai PT Nusantara Mandiri di Jakarta. Sejak 1 Juni 2009 dipindahtugaskan ke kantor cabang di Bandung Gaji Agus Saparudin sebesar Rp3.500.000,- dan pembayaran iuran pensiun yang dibayar sendiri sebulan sejumlah Rp100.000,-. Jumlah Ph. Bruto gaji sebulan/ realisasi Pengurangan: 1. Biaya Jabatan (sebulan/setahun) 2. Iuran Pensiun Jumlah Pengurang Jumlah Ph neto sebulan / setahun Jumlah Ph neto setahun: 12 bulan x Rp3.225.000,Ph neto disetahunkan (12/5 x Rp16.125.000,-) Dikurangi: PTKP – TK/0 Ph. Kena Pajak Dibulatkan PPh Pasal 21 Setahun (5% x Rp22.860.000,- ) PPh 21 (Jan - Mei) -- disetahunkan: (5/12 x Rp1.143.000,-) PPh 21 sebulan PPh 21 yang telah dipotong (4 x Rp95.250,-) PPh 21 kurang (lebih) bayar 3.500.000,175.000,100.000,275.000,3.225.000,38.700.000,15.840.000,22.860.000,1.143.000,- Mei (Masa Terakhir) 17.500.000,875.000,500.000,1.375.000,16.125.000,38.700.000,15.840.000,22.860.000,1.143.000,476.250,- 95.250,381.000,95.250,- Secara prinsip, penghitungan ini juga berlaku untuk penghitungan PPh 21 pegawai yang meninggal dunia di tengah tahun dan ekspatriat yang datang-pergi di pertengahan tahun.
  • 48. Konsep Penghitungan Masa Pajak Terakhir PPh 21 atas penghasilan real selama setahun (12 bulan) dikurangi PPh 21 yang telah dipotong selama 11 bulan (Jan – Nov). 12 – 11 = 1 PPh 21 Kurang Bayar Sebulan (Desember)
  • 49. Akankah Lebih Bayar???  Fluktuasi penghasilan   Perbedaan lapisan tarif pengenaan pajak saat menghitung PPh 21 Masa dan PPh 21 Masa Pajak Terakhir. Banyak pegawai keluar di pertengahan tahun  Perbedaan estimasi penghasilan yang disetahunkan dengan penghasilan sebenarnya.
  • 50. Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap Estimasi dan Realisasi Uraian 2009 Penghitungan Estimasi 11 bulan (Jan s.d Nov) Basis Penghitungan Realisasi (Tahunan) Ph. Januari s.d Desember PPh Kurang (lebih) bayar di akhir tahun PPh 21 Real - Akm. PPh 21 sebulan bdsk penghitungan Estimasi (Jan - Nov) Saldo Normal di Akhir Tahun SPT Desember = Kurang Bayar
  • 51. 5 PPh Pasal 21 atas Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, THT dan JHT yang Dibayarkan Sekaligus PP Nomor 68 Tahun 2009:  Uang pesangon;  Uang manfaat pensiun;  THT;  JHT Berlaku mulai 16 November 2009 Pembayaran uang pesangon, uang manfaat pensiun, THT dan JHT yang dibayarkan sekaligus sebelum 16 November 2009, ikut PP Nomor 149 Tahun 2000.
  • 52. 5 Tarif PPh Pasal 21--PP No. 68 Tahun 2009 (Pesangon, uang manfaat pensiun, THT, JHT) Pesangon Penghasilan Uang Manfaat Pensiun, THT, JHT Tarif Penghasilan Tarif s.d. Rp50.000.000,- 0% s.d. Rp50.000.000,- 0% > Rp50.000.000,- s.d Rp100.000.000,- 5% > Rp50.000.000,- 5% > Rp100.000.000,- s.d Rp500.000.000,- 15% > Rp500.000.000,- 25% Dianggap dibayarkan sekaligus: Uang pesangon, uang manfaat pensiun, THT, JHT yang dibayarkan sebagian atau seluruh pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu 2 (dua) tahun kalender.