SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 54
RIBA
DALAM PANDANGAN SYARI’AH
ISLAM
Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba
(QS Al Baqarah 275)
Pengertian Riba
• Secara bahasa riba berarti tambahan
(ziyadah).
• Secara istilah berarti tambahan pada
harta yang disyaratkan dalam transaksi
dari dua pelaku akad dalam tukar
menukar antara harta dengan harta.
Pembagian Riba
Imam Hanafi mengatakan bahwa riba itu terbagi
menjadi dua, yaitu riba Al-Fadhl dan riba An-Nasa‘
(Nasi’ah). Sedangkan Imam As-Syafi'i membaginya
menjadi tiga, yaitu riba Al- Fadhl, riba An-Nasa' dan
riba Al-Yadd. Dan Syaikh Mutawally Asy Sya’rawy
menambahkan jenis keempat, yaitu riba Al Qardh.
Semua jenis riba ini diharamkan secara ijma'
berdasarkan nash Al Qur'an dan hadits Nabi"
(Az Zawqir Ala Iqliraaf al Kabaair vol. 2 him. 205).
Secara garis besar bisa dikelompokkan
menjadi dua besar, yaitu riba hutang-piutang
dan riba jual-beli. Kelompok pertama terbagi
lagi menjadi riba qardh dan riba jahiliyah.
Sedangkan kelompok kedua, riba jual-beli,
terbagi menjadi Riba Fadhl dan Riba Nasi’ah
Riba dlm Barter

PEMBAGIAN
RIBA
Riba dlm hutang piutang &
jual beli
Riba Fadhl
Riba Fadhl adalah riba yang terjadi dalam
barter atau tukar menukar benda yang sejenis
tetapi dengan kadar atau takaran yang
berbeda.
Jenis barang yang dipertukarkan itu termasuk
hanya tertentu saja, tidak semua jenis barang.
Barang jenis tertentu itu kemudian sering
disebut dengan "barang ribawi".




“Jangan kalian jual emas dengan emas kecuali
dengan ukuran yang sama, jangan kalian jual
perak dengan perak kecuali dengan ukuran
yang sama dan juallah emas dengan perak
atau perak dengan emas sesuka kalian”. (HR
Bukhari)

Dari Ubadah bin Shamit berkata bahwa
Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wasallam
bersabda : ”Emas dengan emas, perak dengan
perak, gandum dengan gandum, terigu
dengan terigu, korma dengan korma, garam
dengan garam harus sama beratnya dan
tunai. Jika jenisnya berbeda maka juallah
sekehendakmu tetapi harus tunai”
(HR Muslim).
Contoh 1 (emas) :
Barter emas dengan emas hukumnya
haram, bila kadar dan ukurannya
berbeda. Misalnya, emas 10 gram 24
karat tidak boleh ditukar langsung dengan
emas 20 gram 23 karat. Kecuali setelah
dikonversikan terlebih dahulu harga
masing-masing benda itu.
Contoh 2 (Gandum) :
Barter
gandum
dengan
gandum
hukumnya haram, bila kadar dan
ukurannya berbeda. Misalnya, 100 Kg
gandum kualitas nomor satu tidak boleh
ditukar langsung dengan 150 kg gandum
kuliatas nomor dua. Kecuali setelah
dikonversikan terlebih dahulu harga
masing-masing benda itu
Riba Nasi’ah
Riba Nasi’ah disebut juga riba Jahiliyah.
Nasi'ah berasal dari kata nasa' yang artinya
penangguhan. Disebut demikian sebab riba ini
terjadi
karena
adanya
penangguhan
pembayaran. Atau dengan kata lain, hutang
dibayar lebih dari
pokoknya, karena si
peminjam tidak mampu membayar hutangnya
pada waktu yang ditetapkan
Inilah riba yang umumnya kita kenal di
masa sekarang ini. Dimana seseorang
memberi hutang berupa uang kepada
pihak lain, dengan ketentuan bahwa
hutang uang itu harus diganti bukan
hanya pokoknya, tetapi juga dengan
tambahan prosentase bunganya.
Contoh 1 (Kredit Rumah) :
Fulan ingin membangun rumah. Untuk itu
dia meminjam uang kepada bank sebesar
144 juta dengan bunga 13 % pertahun.
Sistem peminjaman seperti ini, yaitu
harus dengan syarat harus dikembalikan
plus bunganya, diharamkan dalam syariat
Islam.
Contoh 2 (Pinjam Uang) :
Fulan meminjam uang sebesar Rp 1 juta
kepada temannya dengan syarat ia harus
mengembalikan uang tersebut disertai
dengan bunganya sebesar sekian persen.
Tambahan yang disyaratkan ini yang
disebut riba Nasi’ah
4 TAHAPAN
PENGHARAMAN
RIBA
TAHAP PERTAMA
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan
agar Dia bertambah pada harta manusia, Maka
riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk mencapai keridhaan
Allah, maka (yang berbuat demikian) Itulah
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).
(QS Ar Ruum 39)
TAHAP KEDUA
“Maka disebabkan kezaliman orang-orang
Yahudi, kami haramkan atas (memakan makanan)
yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi
mereka, dan karena mereka banyak menghalangi
(manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka
memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah
dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan
harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami
telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di
antara mereka itu siksa yang pedih”.
(QS An Nisa’ 160 – 161)
TAHAP KETIGA
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu memakan riba yang (akibatnya pasti
akan) berlipat ganda dan bertakwalah kamu
kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan”.
(QS Ali Imron 130)
CATATAN PENTING
-

•

Firman Allah : “… berlipat ganda “ bukan sebagai syarat
haramnya riba (jika tidak berlipat ganda maka tidak
haram –pen) sebagaimana telah kita ketahui bersama
tentang haramnya riba dalam segala hal. Kalimat ini
untuk menunjukkan bahwa akibat riba pastilah akan
berlipat ganda sebagaimana kebiasaan yang berlaku
pada mereka (kaum jahiliyyah) (Fathul Qadir 2/24)
-

•

Firman Allah : “… berlipat ganda “ bukan sebagai
syarat haramnya riba (jika tidak berlipat ganda
maka tidak haram –pen) akan tetapi untuk
mengingatkan dari kebiasaan yang berlaku selama
ini dan juga untuk mengecam kebiasaan itu
di mana jika seseorang meminjamkan uang kepada
orang lain lalu telah jatuh tempo pembayrannya
maka ia akan berkata kepada si penghutang :
“Tambahkan jumlah pengembalian hutangmu
maka akan aku tambah pula waktu jatuh
temponya” (Tafsir Abu Su’ud 1/454)
TAHAP KEEMPAT
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba
tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan
lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya
jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba.
“Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Rabb-nya, lalu terus berhenti
(dari mengambil riba), maka baginya apa
yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Orang yang kembali
(mengambil riba), maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya”.
(QS Al Baqarah 275)
“Allah memusnahkan riba dan
menyuburkan shodaqoh. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang terus
menerus melakukan kekafiran, dan
selalu berbuat dosa”
(QS Al Baqarah 276)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang
belum dipungut) jika kamu orang-orang yang
beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan
(meninggalkan sisa riba), maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan
memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok
hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak
(pula) dianiaya”.
(QS Al Baqarah 277 - 279)
ANCAMAN ALLAH DAN
RASULULLAH 
TERHADAP PELAKU
RIBA
ANCAMAN DARI
HADITS RASULULLAH

Dari Abu Hurairah Radhiyallohu 'Anhu
Rasulullah Shollallohu 'alaihi wasallam
bersabda :“Jauhilah oleh kalian tujuh hal yang
pasti akan menghancurkan kalian ! Apakah
tujuh hal itu ya Rasulullah ? : “Syirik kepada
Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan
Allah kecuali atas dasar kebenaran (al
haq), memakan riba, memakan harta anak
yatim, melarikan diri pada saat perang
berkecamuk, menuduh wanita muslimah
berbuat zina”
(HR. Bukhari & Muslim)



Dari Ibnu Abbas Radhiyallohu
'Anhuma, Rasulullah Shollallohu 'alaihi
wasallam bersabda “Pintu masuk menuju
riba lebih dari tujuh puluh buah, dan riba
yang paling ringan, (hukumnya) adalah
sama seperti seorang laki-laki
menyetubuhi ibunya sedangkan ia
seorang muslim”.
(HR Al Baihaqi dalam Syu’abil Iman
dengan sanad dho’if)
ANCAMAN DARI AL
QUR’AN
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba
tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan
lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya
jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba.
Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Rabb-nya, lalu terus berhenti
(dari mengambil riba), maka baginya apa
yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Orang yang kembali
(mengambil riba), maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya”.
(QS Al Baqarah 275)
"Orang-orang yang memakan harta riba itu tidak
dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang
yang kemasukan syethan, lanta-ran (tekanan)
penyakit gila...." (QS Al Baqarah : 275).
Syaikh Muhammad Ali Ash Shobuni menerangkan
dalam tafsirnya "Dipersamakannya pemakan riba
dengan orang-orang yang kesurupan adalah suatu
ungkapan yang halus sekali, yaitu Allah
memasukkan riba kedalam perut mereka lalu barang
itu
memberatkan
mereka,
sehingga
sempoyongan, jatuh bangun. Hal ini menjadi ciri-ciri
mereka dihari kiamat sehingga semua orang
mengenalnya." (Tafsir Rowa’iul Bayan fi Tafsir Ayat
“Allah memusnahkan riba dan
menyuburkan shodaqoh. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang terus
menerus melakukan kekafiran, dan
selalu berbuat dosa”
(QS Al Baqarah 276)
Adapun lafadz kaffar (
) dan atsim (
) yang
termasuk shighot mubalaghoh (superlatif), yang
artinya menunjukkan kekufuran dan dosa yang
terus-menerus dan besar sekali adalah melukiskan
bahwa keharaman riba itu keras sekali, termasuk
perbuatan orang-orang kafir dan bukan perbuatan
orang-orang Islam.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang
belum dipungut) jika kamu orang-orang yang
beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan
(meninggalkan sisa riba), maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan
memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok
hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak
(pula) dianiaya”. (QS Al Baqarah 277 - 279)
"Kemudian jika kamu tidak mau mengerjakan
(meninggalkan riba) maka ketahuilah bahwa Allah dan
Rasul-Nya akan memerangimu.“ (QS Al Baqarah : 279)

Maksud dari ayat ini bahwasannya apabila seseorang tidak
mau meninggalkan aktifitas riba, maka ketahuilah baginya
berhak untuk diperangi di dunia dan diakhirat kelak akan
dilempar kedalam api neraka,karena melanggar perintah
Allah dan Rasul-Nya.
Lafadz 'harbun' (perang ) dengan bentuk nakiroh adalah
untuk menun-jukkan besarnya masalah ini, lebih-lebih
dengan menisbatkan kepada Allah dan Rasul-Nya. Seolaholah Allah memaklumkan :
'Percayalah akan ada suatu peperangan yang
dahsyat dari Allah dan Rasul-Nya yang tidak
mungkin dapat dikalahkan. Hal ini mengisyaratkan
akibat-akibat yang paling mengenaskan yang pasti
akan dialami oleh para pemakan riba.
Abdullah bin Abbas menerangkan mengenai ayat ini
bahwasannya kelak di hari kiamat akan dikatakan
kepada para pemakan riba :
“Angkatlah senjatamu untuk berperang melawanKu” (Tanwir Al Miqbas ‘an tafsir Ibn Abbas)
Al-’Allamah Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir AsSa’di rahimahullahu berkata : “Allah Subhanahu wa
Ta'ala mengabarkan tentang pemakan riba dan
jeleknya akibat yang mereka tuai. Dikabarkan
bahwa mereka tidak akan bangkit dari kubur mereka
pada hari kebangkitan nanti melainkan ‘seperti
berdirinya orang yang kemasukan setan karena
(tekanan) penyakit gila’. Mereka bangkit dari kubur
dalam keadaan bingung, mabuk, goncang, dan
merasa pasti akan ditimpakan hukuman yang besar
serta bencana yang menyulitkan....” (Taisir Al Karim
Ar Rahman, hal. 117)
KESIMPULAN
TENTANG HUKUMAN
BAGI PELAKU RIBA
1. DIBANGKITKAN DARI KUBUR PADA HARI KIAMAT NANTI
SEPERTI ORANG GILA KARENA KERASUKAN SETAN.
Imam Qatadah rahimahullahu berkata : “Yang demikian itu
merupakan tanda pada hari kiamat bagi orang yang
melakukan riba. Mereka dibangkitkan dalam keadaan
berpenyakit gila.”
Imam Ibnu Hajar menjelaskan : “Manusia pada hari kiamat
nanti keluar dari kubur mereka dengan segera. Namun
pemakan riba menggelembung perutnya, ia ingin segera
keluar dari kuburnya, namun ia terjatuh. Jadilah dia seperti
keberadaan orang yang jatuh bangun kesurupan karena
gila.” (Fathul Bari, 4/396)
2. DIANCAM KEKAL DALAM NERAKA.
“Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu
adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya”. (QS Al Baqarah 275)

3. HARTA YANG DIPEROLEH
DIHILANGKAN BARAKAHNYA.

DARI

RIBA

AKAN

Bila pelakunya menginfakkan sebagian dari harta riba
tersebut, niscaya ia tidak akan diberi pahala, bahkan akan
menjadi bekal bagi dia untuk menuju neraka.
4. ORANG YANG TIDAK SEGERA BERHENTI DARI RIBA
DINYATAKAN OLEH ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA
DENGAN “TERUS MENERUS DALAM KEKAFIRAN DAN DOSA”
“Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam
kekafiran dan selalu berbuat dosa.” (Al-Baqarah: 276)
Imam Asy Syaukani rahimahullahu menafsirkan : “Yakni Allah
Subhanahu wa Ta'ala tidak mencintai setiap orang yang
tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa. Karena
kecintaan itu dikhususkan bagi orang-orang yang bertaubat.
Dalam ayat ini ada ancaman yang berat lagi besar bagi
orang yang melakukan riba, di mana Allah Subhanahu wa
Ta'ala menghukuminya dengan kekafiran dan menyifatinya
dengan selalu berbuat dosa.” (Fathul Qadir, 1/403)
5. MENDAPATKAN PERMUSUHAN DAN SIAP BERPERANG
DENGAN ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA SERTA RASULNYA.

Abdullah bin Abbas menerangkan mengenai ayat ini
bahwasannya kelak di hari kiamat akan dikatakan
kepada para pemakan riba : “Angkatlah senjatamu
untuk berperang melawan-Ku” (Tanwir Al Miqbas
‘an Tafsir Ibn Abbas)
Demikian dinyatakan Al Allamah Asy Syaikh
Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah
dalam Tafsir As Sa’dy atau Taisir Al Kariim Ar
Rahman.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

METODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRIMETODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
Nurul Husna
 
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Marhamah Saleh
 

La actualidad más candente (20)

6. riba
6. riba6. riba
6. riba
 
Riba dalam syariat islam
Riba dalam syariat islamRiba dalam syariat islam
Riba dalam syariat islam
 
Mengenal Riba
Mengenal RibaMengenal Riba
Mengenal Riba
 
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRIMETODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
 
Teori Pemilikan
Teori PemilikanTeori Pemilikan
Teori Pemilikan
 
07 HUKUM RAHN (GADAI)
07 HUKUM RAHN (GADAI)07 HUKUM RAHN (GADAI)
07 HUKUM RAHN (GADAI)
 
Hukum syara
Hukum syaraHukum syara
Hukum syara
 
Hirabah
HirabahHirabah
Hirabah
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
 
Hukum jual beli online
Hukum jual beli onlineHukum jual beli online
Hukum jual beli online
 
Fiqih Muamalah - Pengantar Fiqih Muamalah
Fiqih Muamalah - Pengantar Fiqih MuamalahFiqih Muamalah - Pengantar Fiqih Muamalah
Fiqih Muamalah - Pengantar Fiqih Muamalah
 
05.3 HUKUM JUAL BELI SALAM & ISTISHNA
05.3 HUKUM JUAL BELI SALAM & ISTISHNA05.3 HUKUM JUAL BELI SALAM & ISTISHNA
05.3 HUKUM JUAL BELI SALAM & ISTISHNA
 
Jual beli salam
Jual beli salamJual beli salam
Jual beli salam
 
02.4 AQIDAH PENGUSAHA MUSLIM (TAWAKAL)
02.4 AQIDAH PENGUSAHA MUSLIM (TAWAKAL)02.4 AQIDAH PENGUSAHA MUSLIM (TAWAKAL)
02.4 AQIDAH PENGUSAHA MUSLIM (TAWAKAL)
 
02.2 AKIBAT HARTA HARAM
02.2 AKIBAT HARTA HARAM02.2 AKIBAT HARTA HARAM
02.2 AKIBAT HARTA HARAM
 
Fikih Mahar
Fikih  MaharFikih  Mahar
Fikih Mahar
 
Fiqih Riba
Fiqih RibaFiqih Riba
Fiqih Riba
 
Undang undang muamalat dan perlaksanaan
Undang undang muamalat dan perlaksanaanUndang undang muamalat dan perlaksanaan
Undang undang muamalat dan perlaksanaan
 
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
 
Fiqh Munakahat
Fiqh MunakahatFiqh Munakahat
Fiqh Munakahat
 

Destacado (14)

Perbankan syariah
Perbankan syariahPerbankan syariah
Perbankan syariah
 
Riba
RibaRiba
Riba
 
Digital logic and computer design
Digital logic and computer design Digital logic and computer design
Digital logic and computer design
 
Riba
RibaRiba
Riba
 
Maqashid Syariah
Maqashid SyariahMaqashid Syariah
Maqashid Syariah
 
Makalah perbedaan riba dengan bunga bank
Makalah perbedaan riba dengan bunga bankMakalah perbedaan riba dengan bunga bank
Makalah perbedaan riba dengan bunga bank
 
Riba
RibaRiba
Riba
 
ISB540 - RIBA
ISB540 - RIBAISB540 - RIBA
ISB540 - RIBA
 
Riba’
Riba’Riba’
Riba’
 
Modul iii riba
Modul iii ribaModul iii riba
Modul iii riba
 
Riba dalam perspektif islam
Riba dalam perspektif islamRiba dalam perspektif islam
Riba dalam perspektif islam
 
Riba
RibaRiba
Riba
 
Konsep & Sistem Riba
Konsep & Sistem RibaKonsep & Sistem Riba
Konsep & Sistem Riba
 
Presentasi agama islam..
Presentasi agama islam..Presentasi agama islam..
Presentasi agama islam..
 

Similar a Riba Dalam Pandangan Syari'ah Islam

Albaqarah tafsir
Albaqarah tafsirAlbaqarah tafsir
Albaqarah tafsir
Ayed Wahyu
 

Similar a Riba Dalam Pandangan Syari'ah Islam (20)

Tafsir Ayat Riba
Tafsir Ayat RibaTafsir Ayat Riba
Tafsir Ayat Riba
 
#02# riba dan jenis jenisnya
#02# riba dan jenis jenisnya#02# riba dan jenis jenisnya
#02# riba dan jenis jenisnya
 
riba
ribariba
riba
 
AYAT_AYAT_TENTANG_RIBA.docx
AYAT_AYAT_TENTANG_RIBA.docxAYAT_AYAT_TENTANG_RIBA.docx
AYAT_AYAT_TENTANG_RIBA.docx
 
Konsep riba
Konsep ribaKonsep riba
Konsep riba
 
11. riba
11. riba11. riba
11. riba
 
Materi Riba - Akmal.pptx
Materi Riba - Akmal.pptxMateri Riba - Akmal.pptx
Materi Riba - Akmal.pptx
 
Membangun Bisnis Syariah
 Membangun Bisnis Syariah Membangun Bisnis Syariah
Membangun Bisnis Syariah
 
01. membangun bisnis syariah
01. membangun bisnis syariah01. membangun bisnis syariah
01. membangun bisnis syariah
 
Albaqarah tafsir
Albaqarah tafsirAlbaqarah tafsir
Albaqarah tafsir
 
SLIDE RIBA DARIPADA BANK ISLAM TENTANG RIBA
SLIDE RIBA DARIPADA BANK ISLAM TENTANG RIBASLIDE RIBA DARIPADA BANK ISLAM TENTANG RIBA
SLIDE RIBA DARIPADA BANK ISLAM TENTANG RIBA
 
Elemen haram riba
Elemen haram ribaElemen haram riba
Elemen haram riba
 
Real riba
Real ribaReal riba
Real riba
 
riba gharar and maysir
riba gharar and maysirriba gharar and maysir
riba gharar and maysir
 
ayat muamalat jual beli
ayat muamalat jual beliayat muamalat jual beli
ayat muamalat jual beli
 
Ada Apa dengan riba & utang
Ada Apa dengan riba  & utang Ada Apa dengan riba  & utang
Ada Apa dengan riba & utang
 
elemen_haram_ribadanlain.ppt
elemen_haram_ribadanlain.pptelemen_haram_ribadanlain.ppt
elemen_haram_ribadanlain.ppt
 
Elemen Haram dalam kewangan Islam (Riba, Gharar, Maisir)
Elemen Haram dalam kewangan Islam (Riba, Gharar, Maisir)Elemen Haram dalam kewangan Islam (Riba, Gharar, Maisir)
Elemen Haram dalam kewangan Islam (Riba, Gharar, Maisir)
 
elemen haram riba dan lain dalam takaful.ppt
elemen haram riba dan lain dalam takaful.pptelemen haram riba dan lain dalam takaful.ppt
elemen haram riba dan lain dalam takaful.ppt
 
06.1 HUKUM RIBA
06.1 HUKUM RIBA06.1 HUKUM RIBA
06.1 HUKUM RIBA
 

Más de alhazimy

Tarikh Khilafah (Meluruskan Kerancuan Tentang Perselisihan di Antara Shahabat...
Tarikh Khilafah (Meluruskan Kerancuan Tentang Perselisihan di Antara Shahabat...Tarikh Khilafah (Meluruskan Kerancuan Tentang Perselisihan di Antara Shahabat...
Tarikh Khilafah (Meluruskan Kerancuan Tentang Perselisihan di Antara Shahabat...
alhazimy
 
Tarikh Khilafah (Meluruskan Kerancuan Tentang Perselisihan di Antara Shahabat)
Tarikh Khilafah (Meluruskan Kerancuan Tentang Perselisihan di Antara Shahabat)Tarikh Khilafah (Meluruskan Kerancuan Tentang Perselisihan di Antara Shahabat)
Tarikh Khilafah (Meluruskan Kerancuan Tentang Perselisihan di Antara Shahabat)
alhazimy
 
Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah
Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ahPelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah
Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah
alhazimy
 
Animals in The Holy Qur'an (Homeschooling An Nahl Magelang)
Animals in The Holy Qur'an (Homeschooling An Nahl Magelang)Animals in The Holy Qur'an (Homeschooling An Nahl Magelang)
Animals in The Holy Qur'an (Homeschooling An Nahl Magelang)
alhazimy
 
Fantastic Trip (Abu Izzuddin Al Hazimi)
Fantastic Trip (Abu Izzuddin Al Hazimi)Fantastic Trip (Abu Izzuddin Al Hazimi)
Fantastic Trip (Abu Izzuddin Al Hazimi)
alhazimy
 
My Cookies (Abu Izzuddin Al Hazimi)
My Cookies (Abu Izzuddin Al Hazimi)My Cookies (Abu Izzuddin Al Hazimi)
My Cookies (Abu Izzuddin Al Hazimi)
alhazimy
 

Más de alhazimy (6)

Tarikh Khilafah (Meluruskan Kerancuan Tentang Perselisihan di Antara Shahabat...
Tarikh Khilafah (Meluruskan Kerancuan Tentang Perselisihan di Antara Shahabat...Tarikh Khilafah (Meluruskan Kerancuan Tentang Perselisihan di Antara Shahabat...
Tarikh Khilafah (Meluruskan Kerancuan Tentang Perselisihan di Antara Shahabat...
 
Tarikh Khilafah (Meluruskan Kerancuan Tentang Perselisihan di Antara Shahabat)
Tarikh Khilafah (Meluruskan Kerancuan Tentang Perselisihan di Antara Shahabat)Tarikh Khilafah (Meluruskan Kerancuan Tentang Perselisihan di Antara Shahabat)
Tarikh Khilafah (Meluruskan Kerancuan Tentang Perselisihan di Antara Shahabat)
 
Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah
Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ahPelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah
Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah
 
Animals in The Holy Qur'an (Homeschooling An Nahl Magelang)
Animals in The Holy Qur'an (Homeschooling An Nahl Magelang)Animals in The Holy Qur'an (Homeschooling An Nahl Magelang)
Animals in The Holy Qur'an (Homeschooling An Nahl Magelang)
 
Fantastic Trip (Abu Izzuddin Al Hazimi)
Fantastic Trip (Abu Izzuddin Al Hazimi)Fantastic Trip (Abu Izzuddin Al Hazimi)
Fantastic Trip (Abu Izzuddin Al Hazimi)
 
My Cookies (Abu Izzuddin Al Hazimi)
My Cookies (Abu Izzuddin Al Hazimi)My Cookies (Abu Izzuddin Al Hazimi)
My Cookies (Abu Izzuddin Al Hazimi)
 

Riba Dalam Pandangan Syari'ah Islam

  • 2. Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (QS Al Baqarah 275)
  • 3. Pengertian Riba • Secara bahasa riba berarti tambahan (ziyadah). • Secara istilah berarti tambahan pada harta yang disyaratkan dalam transaksi dari dua pelaku akad dalam tukar menukar antara harta dengan harta.
  • 4. Pembagian Riba Imam Hanafi mengatakan bahwa riba itu terbagi menjadi dua, yaitu riba Al-Fadhl dan riba An-Nasa‘ (Nasi’ah). Sedangkan Imam As-Syafi'i membaginya menjadi tiga, yaitu riba Al- Fadhl, riba An-Nasa' dan riba Al-Yadd. Dan Syaikh Mutawally Asy Sya’rawy menambahkan jenis keempat, yaitu riba Al Qardh. Semua jenis riba ini diharamkan secara ijma' berdasarkan nash Al Qur'an dan hadits Nabi" (Az Zawqir Ala Iqliraaf al Kabaair vol. 2 him. 205).
  • 5. Secara garis besar bisa dikelompokkan menjadi dua besar, yaitu riba hutang-piutang dan riba jual-beli. Kelompok pertama terbagi lagi menjadi riba qardh dan riba jahiliyah. Sedangkan kelompok kedua, riba jual-beli, terbagi menjadi Riba Fadhl dan Riba Nasi’ah
  • 6. Riba dlm Barter PEMBAGIAN RIBA Riba dlm hutang piutang & jual beli
  • 7. Riba Fadhl Riba Fadhl adalah riba yang terjadi dalam barter atau tukar menukar benda yang sejenis tetapi dengan kadar atau takaran yang berbeda. Jenis barang yang dipertukarkan itu termasuk hanya tertentu saja, tidak semua jenis barang. Barang jenis tertentu itu kemudian sering disebut dengan "barang ribawi".
  • 8.   “Jangan kalian jual emas dengan emas kecuali dengan ukuran yang sama, jangan kalian jual perak dengan perak kecuali dengan ukuran yang sama dan juallah emas dengan perak atau perak dengan emas sesuka kalian”. (HR Bukhari)
  • 9.
  • 10. Dari Ubadah bin Shamit berkata bahwa Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda : ”Emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, terigu dengan terigu, korma dengan korma, garam dengan garam harus sama beratnya dan tunai. Jika jenisnya berbeda maka juallah sekehendakmu tetapi harus tunai” (HR Muslim).
  • 11. Contoh 1 (emas) : Barter emas dengan emas hukumnya haram, bila kadar dan ukurannya berbeda. Misalnya, emas 10 gram 24 karat tidak boleh ditukar langsung dengan emas 20 gram 23 karat. Kecuali setelah dikonversikan terlebih dahulu harga masing-masing benda itu.
  • 12. Contoh 2 (Gandum) : Barter gandum dengan gandum hukumnya haram, bila kadar dan ukurannya berbeda. Misalnya, 100 Kg gandum kualitas nomor satu tidak boleh ditukar langsung dengan 150 kg gandum kuliatas nomor dua. Kecuali setelah dikonversikan terlebih dahulu harga masing-masing benda itu
  • 13. Riba Nasi’ah Riba Nasi’ah disebut juga riba Jahiliyah. Nasi'ah berasal dari kata nasa' yang artinya penangguhan. Disebut demikian sebab riba ini terjadi karena adanya penangguhan pembayaran. Atau dengan kata lain, hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan
  • 14. Inilah riba yang umumnya kita kenal di masa sekarang ini. Dimana seseorang memberi hutang berupa uang kepada pihak lain, dengan ketentuan bahwa hutang uang itu harus diganti bukan hanya pokoknya, tetapi juga dengan tambahan prosentase bunganya.
  • 15. Contoh 1 (Kredit Rumah) : Fulan ingin membangun rumah. Untuk itu dia meminjam uang kepada bank sebesar 144 juta dengan bunga 13 % pertahun. Sistem peminjaman seperti ini, yaitu harus dengan syarat harus dikembalikan plus bunganya, diharamkan dalam syariat Islam.
  • 16. Contoh 2 (Pinjam Uang) : Fulan meminjam uang sebesar Rp 1 juta kepada temannya dengan syarat ia harus mengembalikan uang tersebut disertai dengan bunganya sebesar sekian persen. Tambahan yang disyaratkan ini yang disebut riba Nasi’ah
  • 19. “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia bertambah pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). (QS Ar Ruum 39)
  • 21.
  • 22. “Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih”. (QS An Nisa’ 160 – 161)
  • 24. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba yang (akibatnya pasti akan) berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”. (QS Ali Imron 130)
  • 25. CATATAN PENTING - • Firman Allah : “… berlipat ganda “ bukan sebagai syarat haramnya riba (jika tidak berlipat ganda maka tidak haram –pen) sebagaimana telah kita ketahui bersama tentang haramnya riba dalam segala hal. Kalimat ini untuk menunjukkan bahwa akibat riba pastilah akan berlipat ganda sebagaimana kebiasaan yang berlaku pada mereka (kaum jahiliyyah) (Fathul Qadir 2/24)
  • 26. - • Firman Allah : “… berlipat ganda “ bukan sebagai syarat haramnya riba (jika tidak berlipat ganda maka tidak haram –pen) akan tetapi untuk mengingatkan dari kebiasaan yang berlaku selama ini dan juga untuk mengecam kebiasaan itu
  • 27. di mana jika seseorang meminjamkan uang kepada orang lain lalu telah jatuh tempo pembayrannya maka ia akan berkata kepada si penghutang : “Tambahkan jumlah pengembalian hutangmu maka akan aku tambah pula waktu jatuh temponya” (Tafsir Abu Su’ud 1/454)
  • 29.
  • 30. “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
  • 31. “Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Rabb-nya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. (QS Al Baqarah 275)
  • 32. “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan shodaqoh. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang terus menerus melakukan kekafiran, dan selalu berbuat dosa” (QS Al Baqarah 276)
  • 33. “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya”. (QS Al Baqarah 277 - 279)
  • 34. ANCAMAN ALLAH DAN RASULULLAH  TERHADAP PELAKU RIBA
  • 36.
  • 37. Dari Abu Hurairah Radhiyallohu 'Anhu Rasulullah Shollallohu 'alaihi wasallam bersabda :“Jauhilah oleh kalian tujuh hal yang pasti akan menghancurkan kalian ! Apakah tujuh hal itu ya Rasulullah ? : “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali atas dasar kebenaran (al haq), memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri pada saat perang berkecamuk, menuduh wanita muslimah berbuat zina” (HR. Bukhari & Muslim)
  • 39. Dari Ibnu Abbas Radhiyallohu 'Anhuma, Rasulullah Shollallohu 'alaihi wasallam bersabda “Pintu masuk menuju riba lebih dari tujuh puluh buah, dan riba yang paling ringan, (hukumnya) adalah sama seperti seorang laki-laki menyetubuhi ibunya sedangkan ia seorang muslim”. (HR Al Baihaqi dalam Syu’abil Iman dengan sanad dho’if)
  • 41. “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
  • 42. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Rabb-nya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. (QS Al Baqarah 275)
  • 43. "Orang-orang yang memakan harta riba itu tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syethan, lanta-ran (tekanan) penyakit gila...." (QS Al Baqarah : 275). Syaikh Muhammad Ali Ash Shobuni menerangkan dalam tafsirnya "Dipersamakannya pemakan riba dengan orang-orang yang kesurupan adalah suatu ungkapan yang halus sekali, yaitu Allah memasukkan riba kedalam perut mereka lalu barang itu memberatkan mereka, sehingga sempoyongan, jatuh bangun. Hal ini menjadi ciri-ciri mereka dihari kiamat sehingga semua orang mengenalnya." (Tafsir Rowa’iul Bayan fi Tafsir Ayat
  • 44. “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan shodaqoh. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang terus menerus melakukan kekafiran, dan selalu berbuat dosa” (QS Al Baqarah 276)
  • 45. Adapun lafadz kaffar ( ) dan atsim ( ) yang termasuk shighot mubalaghoh (superlatif), yang artinya menunjukkan kekufuran dan dosa yang terus-menerus dan besar sekali adalah melukiskan bahwa keharaman riba itu keras sekali, termasuk perbuatan orang-orang kafir dan bukan perbuatan orang-orang Islam.
  • 46. “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya”. (QS Al Baqarah 277 - 279)
  • 47. "Kemudian jika kamu tidak mau mengerjakan (meninggalkan riba) maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.“ (QS Al Baqarah : 279) Maksud dari ayat ini bahwasannya apabila seseorang tidak mau meninggalkan aktifitas riba, maka ketahuilah baginya berhak untuk diperangi di dunia dan diakhirat kelak akan dilempar kedalam api neraka,karena melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya. Lafadz 'harbun' (perang ) dengan bentuk nakiroh adalah untuk menun-jukkan besarnya masalah ini, lebih-lebih dengan menisbatkan kepada Allah dan Rasul-Nya. Seolaholah Allah memaklumkan :
  • 48. 'Percayalah akan ada suatu peperangan yang dahsyat dari Allah dan Rasul-Nya yang tidak mungkin dapat dikalahkan. Hal ini mengisyaratkan akibat-akibat yang paling mengenaskan yang pasti akan dialami oleh para pemakan riba. Abdullah bin Abbas menerangkan mengenai ayat ini bahwasannya kelak di hari kiamat akan dikatakan kepada para pemakan riba : “Angkatlah senjatamu untuk berperang melawanKu” (Tanwir Al Miqbas ‘an tafsir Ibn Abbas)
  • 49. Al-’Allamah Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir AsSa’di rahimahullahu berkata : “Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan tentang pemakan riba dan jeleknya akibat yang mereka tuai. Dikabarkan bahwa mereka tidak akan bangkit dari kubur mereka pada hari kebangkitan nanti melainkan ‘seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena (tekanan) penyakit gila’. Mereka bangkit dari kubur dalam keadaan bingung, mabuk, goncang, dan merasa pasti akan ditimpakan hukuman yang besar serta bencana yang menyulitkan....” (Taisir Al Karim Ar Rahman, hal. 117)
  • 51. 1. DIBANGKITKAN DARI KUBUR PADA HARI KIAMAT NANTI SEPERTI ORANG GILA KARENA KERASUKAN SETAN. Imam Qatadah rahimahullahu berkata : “Yang demikian itu merupakan tanda pada hari kiamat bagi orang yang melakukan riba. Mereka dibangkitkan dalam keadaan berpenyakit gila.” Imam Ibnu Hajar menjelaskan : “Manusia pada hari kiamat nanti keluar dari kubur mereka dengan segera. Namun pemakan riba menggelembung perutnya, ia ingin segera keluar dari kuburnya, namun ia terjatuh. Jadilah dia seperti keberadaan orang yang jatuh bangun kesurupan karena gila.” (Fathul Bari, 4/396)
  • 52. 2. DIANCAM KEKAL DALAM NERAKA. “Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. (QS Al Baqarah 275) 3. HARTA YANG DIPEROLEH DIHILANGKAN BARAKAHNYA. DARI RIBA AKAN Bila pelakunya menginfakkan sebagian dari harta riba tersebut, niscaya ia tidak akan diberi pahala, bahkan akan menjadi bekal bagi dia untuk menuju neraka.
  • 53. 4. ORANG YANG TIDAK SEGERA BERHENTI DARI RIBA DINYATAKAN OLEH ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA DENGAN “TERUS MENERUS DALAM KEKAFIRAN DAN DOSA” “Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa.” (Al-Baqarah: 276) Imam Asy Syaukani rahimahullahu menafsirkan : “Yakni Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak mencintai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa. Karena kecintaan itu dikhususkan bagi orang-orang yang bertaubat. Dalam ayat ini ada ancaman yang berat lagi besar bagi orang yang melakukan riba, di mana Allah Subhanahu wa Ta'ala menghukuminya dengan kekafiran dan menyifatinya dengan selalu berbuat dosa.” (Fathul Qadir, 1/403)
  • 54. 5. MENDAPATKAN PERMUSUHAN DAN SIAP BERPERANG DENGAN ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA SERTA RASULNYA. Abdullah bin Abbas menerangkan mengenai ayat ini bahwasannya kelak di hari kiamat akan dikatakan kepada para pemakan riba : “Angkatlah senjatamu untuk berperang melawan-Ku” (Tanwir Al Miqbas ‘an Tafsir Ibn Abbas) Demikian dinyatakan Al Allamah Asy Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah dalam Tafsir As Sa’dy atau Taisir Al Kariim Ar Rahman.