1. 2
Deklarasi dari Definisi Fungsi :
Syntax :
tipe Nama_Fungsi ( daftar_argumen )
{
blok pernyataan ;
}
Atau
tipe Nama_Fungsi ( tipe var_1, tipe var_2, … )
{
blok_pernyataan;
};
dimana:
tipe -> tipe data dari return value ( int, float, double, char, void,
signed, unsigned, long, short).
Nama_Fungsi -> nama fungsi sesuai aturan C++.
2. 3
daftar_argumen -> variable input / output.
blok_pernyataan -> kumpulan instruksi.
Contoh :
float Hitung ( float Panjang, float Lebar )
{
float Luas; // Deklarasi variabel lokal
Luas = Panjang * Lebar;
return Luas;
};
atau
float Hitung ( float Panjang, float Lebar )
{
return ( Panjang * Lebar );
};
atau
3. 4
void Hitung ( float Panjang, float Lebar, float *Luas )
{
*Luas = Panjang * Lebar ;
};
Prototipe Fungsi :
Prototipe fungsi adalah deklarasi fungsi yang hanya memiliki
tipe, nama_fungsi, dan daftar_argumen, tetapi tidak memiliki
badan_fungsi.
Prototipe fungsi harus dideklarasikan sebelum
fungsi tersebut dipanggil. Biasanya prototipe fungsi
dideklarasikan sebelum main program (fungsi main()), dan
definisi fungsinya diletakkan setelah main program.
Manfaat dari prototipe fungsi adalah untuk menjamin
tipe argumen yang dilewatkan pada pemanggilan fungsi
benar-benar sesuai.
4. 5
Tanpa adanya prototipe fungsi, amatlah mudah bagi
pemrogram untuk melakukan kesalahan tanpa sengaja dalam
melewatkan argumen. Misalnya, melewatkan argumen
bertipe float pada fungsi yang seharusnya meminta tipe data
int.
Deklarasi Prototipe Fungsi :
tipe Nama_Fungsi ( tipe var_1, tipe var_2, … );
atau
tipe Nama_Fungsi ( tipe , tipe , tipe, … );
Contoh :
void Tampil ( float Panjang, float Lebar );
atau
void Tampil ( float , float );
5. #include <iostream.h>
void CETAK();
void main ()
{
CETAK();
}
void CETAK()
{
cout<<"BELAJAR C++";
}
Fungsi CETAK di-DEKLARASI-kan lebih dahulu,
sebelum fungsi main().
Perhatikan pakai tanda ‘;’ (titik koma)
Kalau tidak pakai titik koma dianggap men-DEFINISI-
kan fungsi
Instruksi memanggil fungsi CETAK
Tulisan ini disebut:
Men-DEFINISI-kan fungsi
Fungsi yang dibuat sendiri
Nama : CETAK
Tipe : void (artinya tanpa tipe)
Dalam fungsi ini ada instruksi untuk mencetak kalimat
“BELAJAR C++”
6
7. 8
Argumen (Function Parameter) :
Argumen merupakan data yang dikirim dari program ke
fungsi dan sebaliknya.
Argumen dipergunakan untuk mengirim / menerima data
yang akan diproses.
Ada 2 jenis cara untuk mengirimkan argumen yaitu:
1. Passing by Value : nilai yang dikirim adalah nilai atau data yang
akan di proses
2. Passing by Reference nilai yang di kirim adalah berupa nilai
pointer (bukan data) yang me refer ke suatu data.
8. 9
Contoh-04
A.
#include<stdio.h>
void CETAK(int T);
main()
{ int A,B,T;
A=5; B=2;
T=A+B;
CETAK(T)
}
void CETAK(int T)
{ printf(“%d”, T);}
Tercetak 7
T disini
disebut
T disini
disebut
13.05 Passing Variable.
Variabel Parameter dan variabel Argument
5 2 7
A B T
7
T
PARAMETER
ARGUMENT
T disini adalah variabel yg nilainya di kirim ke fungsi
cetak (passing value)dan di terima o/ var T dlm
fungsi Cetak
9. 10
Contoh-04
A.
#include<stdio.h>
void CETAK(int T);
main()
{ int A,B,T;
A=5; B=2;
T=A+B;
CETAK(T);
}
void CETAK(int X)
{ printf(“%d”, X);}
Tercetak 7
T disini
disebut
X disini
disebut
13.05 Passing Variable.
Variabel Parameter dan variabel Argument
5 2 7
A B T
7
X
PARAMETER
ARGUMENT
11. 12
Variabel dalam
fungsi main( )
5 2 7
A B T
return(T);
Contoh-05
A. #include<stdio.h>
int JUMLAH(int A, int B);
main()
{ int A,B,T;
A=5; B=2;
T = JUMLAH(A,B);
printf(“%d”, T);
}
int JUMLAH(int A, int B)
{ int T;
T = A+B;
return(T);
}
Tercetak 7
13.06 Nilai yang dihitung oleh Called Function
dapat dikembalikan (return) ke Calling Funtion
Variabel dalam
fungsi JUMLAH
5 2 7
A B T
12. 13
Variabel dalam
fungsi main( )
5 2 7
A B T
return(Z);
B. #include<stdio.h>
int JUMLAH(int A, int B);
main()
{ int A,B,T;
A=5; B=2;
T = JUMLAH(A,B);
printf(“%d”, T);
}
int JUMLAH(int X, int Y)
{ int Z;
Z = X + Y;
return(Z);
}
Tercetak 7
Variabel dalam
fungsi JUMLAH
5 2 7
X Y Z
13. 14
5 2 7
A B T
return(Z);
B. #include<stdio.h>
int JUMLAH(int A, int B);
main()
{ int A,B,T;
A=5; B=2;
T = JUMLAH(A,B);
printf(“%d”, T);
}
int JUMLAH(int X, int Y)
{ int Z;
Z = X + Y;
}
Tercetak 7
5 2 7
X Y Z
Kalau tak ada instruksi return( ),
maka yang di return adalah hasil
perhitungan terakhir
14. 15
D. #include<stdio.h>
int JUMLAH(int A, int B);
main()
{ int A,B,T;
A=5; B=2;
T = JUMLAH(A,B);
printf(“%d”, T);
}
int JUMLAH(int X, int Y)
{ int Z,U;
Z = X+Y;
U = X * Y;
return(Z)
}
Tercetak 7
Yang direturn
adalah nilai Z
15. 16
E. #include<stdio.h>
int JUMLAH(int A, int B);
main()
{ int A,B,T;
A=5; B=2;
T = JUMLAH(A,B);
printf(“%d”, T);
}
int JUMLAH(int X, int Y)
{ int Z,U;
Z = X+Y;
U = X * Y;
}
Tercetak 10
return
nilai U
16. 17
Contoh
-11
#include<iostream.h>
#include<conio.h>
Void saya_ingat();
Void main()
{ int mamamia = 50;
clrscr();
saya_ingat();
saya_ingat();
saya_ingat();
cout<<“main() : mamamia=“<<mamamia<<endl;
}
Void saya_ingat()
Static int mamamia = 77; // variabel statis
Mamamia++;
cout<<“saya_ingat() : mamamia=“<<mamamia<<endl;
}
A.
Tercetak : ?
13.12 Variabel Static
Jika variabel lokal berdiri sebagai variabel statis maka :
•Var tetap hanya dapat diakses pada fungsi yang mendefinisikannya
•Var tidak hilang saat eksekusi fungsi terakhir
•Inisialisasi oleh program akan di lakukan sekali saja selama program dijalankan
Jika variabel eksternal di jadikan sebagai variabel statis variabel ini dapat di akses oleh semua file yang di
definisikan pada file yang sama dengan var eksternal tersebut
17. 18
#include<stdio.h>
int TAMBAH();
main()
{ int i, T;
for (i = 1; i <=5; i++)
{ T = TAMBAH());
printf(“n%d “, T );
}
}
int TAMBAH()
{ static int X=5;
X = X + 2;
return(X);
}
B.
Tercetak : 7
9
11
13
15
13.12 Variabel Static
18. 19
13.12 Variabel Otomatis
Variabel hanya di kenal di dalam fungsi tempat variabel di definisikan
Contoh Program C++ :
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void alpha (); // Prototipe Fungsi
void main()
{ int x = 22; // variabel lokal pada main()
double y = 2.22;
clrscr();
cout << “Pada main() : x =“ << x
<< “y = “ <<y<<endl;
alpha (); // Pemanggilan Fungsi alpha
cout << “Pada main() : x =“ << x
<< “y = “ <<y<<endl;
}
void alpha ( ) // Definisi fungsi alpha()
{
int x = 20; //variabel lokal pada alpha()
double y = 3.14; //variabel lokal pada alpha()
cout << “Pada alpha() : x =“ << x
<< “y = “ <<y<<endl;
}
19. 20
13.12 Variabel Ekternal
Variabel eksternal kebalikan dari variabel Otomatis. Variabel ini di definisikan di luar fungsi manapun atau
disebut juga dengan variabel global
Contoh Program C++ :
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
Int oblada = 550; // variabel eksternal
void tambah(); // Prototipe Fungsi
void main()
{
clrscr();
cout<<oblada<<endl;
tambah();
cout<<oblada<<endl;
tambah();
cout<<oblada<<endl;
}
void tambah () // Definisi Fungsi
{
oblada++; // variabel eksternal dinaikkan
}
20. 21
Inline Function :
Fungsi ini bermanfaat menghemat memori (mengabaikan
peletakan argumen-argumen fungsi dalam stack pada saat
pemanggilan fungsi), dengan cara
menggabungkan fungsi ke dalam program utama.
Inline function disarankan dipakai pada fungsi yang sering
dipanggil dan ukurannya kecil (terdiri dari satu atau dua
pernyataan).
Pembuatan Inline function tersebut dilakukan dengan
cara menambahkan keyword inline di depan tipe
fungsi pada saat mendefinisikan fungsi.
Syntax :
inline tipe Nama_Fungsi ( argumen )
{
blok_pernyataan;
return Nilai;
}
21. 22
Contoh :
inline float Luas ( float Pj, float Lb )
{ return ( Pj * Lb ); }
Contoh Program C++ :
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
inline int jumlah( int x, int y)
{
return ( x + y);
}
void main()
{
clrscr();
for(int i = 1; i<100; i++)
cout<<i<<“.”<<jumlah(i,2*i)<<endl;
}
22. Soal:
1. Buat Program dengan menggunakan fungsi untuk penjumlahan
1….100 dengan output : 1+2+3+4+…..+100 = 2616
2. Buatlah program dengan menggunakan fungsi untuk mencari nilai
Faktorial dengan hasil Output:
Mencari Nilai Faktorial
Masukkan Nilai X:
Nilai Faktorial dari X :
23