Dokumen tersebut membahas tentang kekudusan jemaat Kristus yang dapat dicapai melalui pemisahan dan disiplin anggota jemaat. Ada beberapa ajaran yang merusak kekudusan jemaat seperti baptisan bayi, doa singkat bertobat, dan kepercayaan gampangan karena memasukkan anggota yang belum lahir kembali. Jemaat perlu menjaga kemurnian ajarannya untuk mempertahankan kekudusan.
Pedang roh edisi_77: Pelayanan Wanita Yang Menyenangkan Allah
Kekudusan jemaat - versi layar
1. KEKUDUSAN
JEMAAT
Tuhan menghendaki agar jemaat Kristus
kudus (Ef. 5:27), sebab Dia kudus (I Pet.1:16).
Kekudusan jemaat Kristus adalah faktor utama
yang Tuhan dambakan dari tubuhNya. Kudus
artinya terpisah dari dosa/kecemaran. Kekudusan
jemaat dapat dilakukan dengan menerapkan
“Separasi (Pemisahan)” dan “Disiplin” jemaat :
I. Separasi (Pemisahan) Jemaat
A. Secara Jemaat
1. Terhadap keyakinan atau ajaran
agama lain. Jemaat lokal harus
memisahkan diri dari persekutuan
dengan ajaran agama apapun (II Kor.
6:15-16).
2. Terhadap jemaat lokal lain yang
berbeda ajaran. Tubuh Kristus bersatu
dalam kebenaran bukan dalam
kesesatan (Yoh.17:22). Jemaat lokal
tidak bersekutu dengan jemaat yang
berbeda ajaran.
2. 3. Terhadap pemerintah. Jemaat sebagai
warga negara yang baik, taat
pemerintah (tertib dan bayar pajak)
Rom.13:1. Tetapi dalam hal
kepercayaan, negara tidak boleh
mencampuri iman jemaat.
4. Terhadap bantuan. Jemaat lokal
membiayai sendiri kebutuhan
pelayanan jemaat. Jemaat lokal tidak
menerima bantuan dari pemerintah,
agama lain atau dari jemaat lokal lain
yang berbeda ajaran (3 Yoh.1:7; Ams
21:27). Ini bukan soal “menolak
kebaikan hati orang lain”, tetapi ini
mengenai ajaran yang harus diterapkan
jemaat. Jemaat lokal hanya menerima
bantuan dari jemaat lokal lain yang
satu ajaran (Roma 15:26).
B. Secara Pribadi
1. Terhadap pertemanan yang buruk.
Orang percaya sebagai ciptaan baru
harus menjauhkan diri dari pergaulan
yang jahat (I Kor. 15:33). Dia harus
menyadari bahwa imannya yang benar
itu dapat terkikis oleh pergaulan yang
buruk.
3. 2. Terhadap kecemaran pribadi.
Orang percaya masih bisa jatuh dalam
dosa karena itulah Tuhan perintahkan
agar mengejar kekudusan (Ibr.12:14).
Orang yang telah dilahirkan kembali
tidak mungkin memiliki candu.
II. Disiplin jemaat (Ibrani 12:10)
Kekudusan jemaat lokal dapat
dipertahankan, jika jemaat menerapkan disiplin
terhadap anggota yang melanggar aturan. Jemaat
lokal memiliki aturan untuk ditaati, sebagaimana
sebuah keluarga atau negara memiliki aturan
untuk dilakukan bersama, demikian juga halnya
dengan jemaat Kristus.
Jemaat lokal yang kudus menerapkan
disiplin bagi jemaat yang melanggar aturan
jemaat (I Kor.5:5,8). Bahkan Tuhan mendisiplin
orang yang Dia akui sebagai anak (Ibr.12:6-8),
orang yang tidak didisiplin Tuhan, adalah anak
gampangan.
Angota jemaat yang tidak menerima
pendisiplinan dari jemaat biasanya adalah orang
percaya yang tidak mau dididik dengan benar.
Sikap seperti ini mencemari kekudusan jemaat,
karena itulah orang seperti ini harus dikeluarkan
dari keanggotaan jemaat.
4. Agar kekudusan tubuh Kristus dapat
dijaga dengan baik, sebaiknya jumlah
keanggotaan dalam jemaat lokal dibatasi, agar
gembala dapat mengenal dan memperhatikan
semua anggota jemaat. Prinsip penggembalaan
harus diterapkan “Gembala mengenal jemaat dan
jemaat mengenal gembala”.
Ada beberapa ajaran-ajaran yang merusak
kekudusan jemaat lokal secara progresif,
beberapa diantaranya:
I. Baptisan Bayi
Salah satu ajaran yang merusak kekudusan jemaat
yang paling tua adalah baptisan bayi. Ajaran ini
percaya bahwa baptisan dapat menyelamatkan.
Ajaran baptisan bayi menyebabkan:
Penganiayaan terhadap orang percaya.
Sejarah mencatat, jutaan orang percaya mati
dibunuh karena tidak percaya akan ajaran
baptisan bayi. Anehnya, orang Kristen
sekarang menganggap enteng perihal
kesesatan baptisan bayi ini.
Menghasilkan orang Kristen tanpa
pertobatan. Orang-orang seperti ini merasa
sudah diselamatkan sejak bayi. Tetapi, kalau
5. mereka jujur dapatkah bayi bertobat? Apakah
bayi bisa percaya? Tahukah bayi mengapa
dia dibaptis? Jawaban atas ketiga pertanyaan
itu adalah, TIDAK! Lalu, atas dasar apa
mereka tetap berpegang pada hal itu?
Membuat orang masuk neraka. Baptisan
dipercaya dapat menyelamatkan karena itulah
bayi dibaptis agar mereka selamat jika mereka
mati sebelum dewasa. Tetapi ini tidak benar,
karena baptisan tidak nyelamatkan siapapun,
baptisan adalah tanda pertobatan (Mat.3:11)
bukan syarat seseorang diselamatkan.
II. Doa orang bertobat
Doa singkat (Quick Prayerism) “orang
bertobat” yang diajarkan oleh banyak
pengkhotbah, ditulis dalam buku-buku
penginjilan adalah ajaran yang merusak jemaat,
karena selain tidak ada praktek seperti itu dalam
Alkitab, hal ini juga sedang memberi harapan
palsu pada orang yang hanya sekedar ikut-ikutan
saja.
Praktek (Quick Prayerism) doa singkat
orang bertobat ini dipelopori oleh mereka yang
berpandangan “bertobat dan percaya Tuhan Yesus
itu mudah”. Bertobat cukup dimulut saja tanpa
perlu pembuktian terhadap jemaat. Cukup ikuti
6. doa yang diucapkan oleh pembimbingnya,
maka Anda sudah selamat. Praktek doa singkat
yang sifatnya hafalan dan ikut-ikutan ini merusak
kekudusan jemaat lokal.
III. Easy believism
Ajaran ini (Easy belivism) dapat kita
sebut sebagai Iman gampangan. Mereka
mengajarkan percaya itu mudah. Kerena beriman
itu mudah maka, saat seseorang berkata dia
percaya Tuhan Yesus, orang itu sudah boleh
dianggap orang percaya dan boleh dibaptis dan
masuk menjadi anggota jemaat lokal, tanpa harus
dibuktikan dahulu imannya.
Pengakuan percaya yang belum
dibuktikan lewat tindakan iman seperti itu
menghasilkan: anggota jemaat yang masih candu
“sesuatu”, datang berjemaat jika lagi dalam
suasana hati senang, tidak rela berkorban (kikir),
tidak tunduk, intinya orang yang belum lahir
kembali menjadi anggota jemaat.
Pengakuan percaya seseorang haruslah
dibuktikan oleh tindakan iman yang dapat
dilihat oleh jemaat, setelah itu dia boleh diterima
menjadi anggota jemaat. Jemaat-jemaat lokal
7. Perjanjian baru membuktikan iman mereka saat
percaya Yesus, melalui tekanan dan
penganiayaan dari kaum Yudaisme dan kaum
pagan Romawi.
Inilah ketiga ragi (ajaran yang merusak)
yang mengkhamiri kekudusan Jemaat lokal.
Penyusupan ragi ini semakin halus saat makin
lihainya si Iblis dalam hal menyusup masuk untuk
merusak kekudusan jemaat. Dari ketiga ragi di
atas, tujuannya hanya satu yaitu memasukkan
orang yang belum lahir kembali (belum kudus) ke
dalam jemaat.
Beberapa gembala jemaat berkata, hanya
70% jemaatnya yang akan masuk sorga, yang lain
menyebut 60% dan gembala lain menyebut 80%
dari jemaatnya yang sudah lahir kembali
sementara yang belum lahir kembali 20%.
Apakah para gembala ini tahu pokok
permasalahan mereka? Siapa yang mengizinkan
seseorang menjadi anggota jemaat? Tentu saja
mereka. Lalu mengapa mengijinkan yang 20% itu
menjadi jemaat, padahal mereka tahu mereka
belum kudus (belum lahir kembali).
Di sinilah akar permasalahannya. Jemaat
lokal sekarang tidak peduli dengan kekudusan
jemaat, mereka hanya sibuk dengan jumlah
8. jemaat, padahal yang paling Tuhan inginkan
adalah kekudusan jemaat-Nya. Cara untuk
memutuskan ragi itu adalah dengan menjauhkan
ajaran baptisan bayi, doa singkat yang ikut-ikutan
dan kepercayaan gampangan, dari jemaat lokal.
Jemaat Kristus Alkitabiah
Ditulis oleh:
Ranto Vaber Simamora
Jika Anda memerlukan Doa atau
Pendalaman Alkitab (PA) silakan
hubungi:
081220411850
081808620079
www.Alkitabiah.org