Bab ini membahas tentang sistem imun dan rekayasa genetika. Sistem imun berfungsi melindungi tubuh dari patogen melalui sistem imun spesifik dan nonspesifik. Rekayasa genetika adalah teknik pemindahan gen antar organisme menggunakan plasmid dan enzim untuk mendapatkan produk baru.
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
1. BAB II
SISTEM IMUN DAN TEKAYASA GENETIKA
SISTEM IMUN
1. Pengertian Sistim Imun
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh
luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme.
Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh
terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing
lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi
tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang
menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan
juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini
juga telah dilaporkan meningkatkan risiko terkena beberapa jenis kanker.
2. Fungsi Sistim Imun
Ada tiga fungsi penting di sistem imun yang sehat
1) Kemampuannya untuk mengenali benda-benda asing seperti bakteri, virus,
parasit, jamu, dll. Fungsi ini sangat penting, karena harus bisa
membedakan mana kawan ( bakteri yang menguntungkan dan sel tubuh
yang baik ) mana lawan ( virus, bakteri jahat, jamur, parasit, radikal bebas
dan sel-sel yang bermutasi yang bisa menjadi tumor / kanker ).
2) Bisa bertindak secara khusus untuk menghadapi serangan masing-masing
benda asing itu
3) Sistem imun mengingat penyerang-penyerang asing itu dan dengan cepat
menolak serangan ulang di masa depan.
3. Pembagian Sistim Imun
2. Sistim imun dibagi menjadi dua yaitu Sistim imun Non Spesifik dan Sistim
Imun Spesifik.
1) Sistim Imun Non Spesifik
Perbedaan antara imunitas non spesifik dan spesifik adalah imunitas non
spesifik berespons dengan cara yang sama pada paparan berikutnya dengan
mikroba, sedangkan imunitas spesifik akan berespons lebih efisien karena
adanya memori imunologik.
Komponen imunitas non spesifik
Sistem imun non spesifik terdiri dari epitel (sebagai barrier terhadap
infeksi), sel-sel dalam sirkulasi dan jaringan, serta beberapa protein
plasma.
(1) Barrier epitel
Tempat masuknya mikroba yaitu kulit, saluran gastrointestinal, dan
saluran pernapasan dilindungi oleh epitel yang berfungsi sebagai barrier
fisik dan kimiawi terhadap infeksi. Sel epitel memproduksi antibodi
peptida yang dapat membunuh bakteri. Selain itu, epitel juga
mengandung limfosit intraepitelial yang mirip dengan sel T namun hanya
mempunyai reseptor antigen yang terbatas jenisnya. Limfosit
intraepitelial dapat mengenali lipid atau struktur lain pada mikroba.
Spesifisitas dan fungsi limfosit ini masih belum jelas.
(2) Sistem fagosit
Terdapat 2 jenis fagosit di dalam sirkulasi yaitu neutrofil dan monosit,
yaitu sel darah yang dapat datang ke tempat infeksi kemudian mengenali
mikroba intraselular dan memakannya (intracellular killing). Sistem
fagosit dibahas dalam bab tersendiri (Bab 6).
(3) Sel Natural Killer (NK)
Sel natural killer (NK) adalah suatu limfosit yang berespons terhadap
mikroba intraselular dengan cara membunuh sel yang terinfeksi dan
memproduksi sitokin untuk mengaktivasi makrofag yaitu IFN-γ. Sel NK
berjumlah 10% dari total limfosit di darah dan organ limfoid perifer.
(4) Sistem komplemen
3. Sistem komplemen merupakan sekumpulan protein dalam sirkulasi yang
penting dalam pertahanan terhadap mikroba. Banyak protein komplemen
merupakan enzim proteolitik. Aktivasi komplemen membutuhkan
aktivasi bertahap enzim-enzim ini yang dinamakan enzymatic cascade.
Aktivasi komplemen terdiri dari 3 jalur yaitu jalur alternatif, jalur klasik,
dan jalur lektin. Jalur alternatif dipicu ketika protein komplemen
diaktivasi di permukaan mikroba dan tidak dapat dikontrol karena
mikroba tidak mempunyai protein pengatur komplemen (protein ini
terdapat pada sel tuan rumah). Jalur ini merupakan komponen imunitas
non spesifik. Jalur klasik dipicu setelah antibodi berikatan dengan
mikroba atau antigen lain. Jalur ini merupakan komponen humoral pada
imunitas spesifik. Jalur lektin teraktivasi ketika suatu protein plasma
yaitu lektin pengikat manosa (mannose-binding lectin) berikatan dengan
manosa di permukaan mikroba. Lektin tersebut akan mengaktivasi
protein pada jalur klasik, tetapi karena aktivasinya tidak membutuhkan
antibodi maka jalur lektin dianggap sebagai bagian dari imunitas non
spesifik.
2) Sistim Imun Spesifik
Komponen Sistem Imun Spesifik
(1) Barier Sel Epitel
Sel epitel yang utuh merupakan barier fisik terhadap mikroba dari
lingkungan dan menghasilkan peptida yang berfungsi sebagai antibodi
natural. Didalam sel epitel barier juga terdapat sel limfosit T dan B,
tetapi diversitasnya lebih rendah daripada limfosit T dan B pada sistem
imun spesifik. Sel T limfosit intraepitel akan menghasilkan sitokin,
mengaktifkan fagositosis dan selanjutnya melisiskan mikroorganisme.
Sedangkan sel B limfosit intraepitel akan menghasilkan IG M.
(2) Neutrofil dan Makrofag
4. Ketika terdapat mikroba dalam tubuh, komponen pertama yang bekerja
adalah neutrofil dan makrofag dengan cara ingesti dan penghancuran
terhadap mikroba tersebut. Hal ini di karenakan makrofag dan neutrofil
mempunyai reseptor di permukaannya yang bisa mengenali bahan
intraselular (DNA), endotoxin dan lipopolisakarida pada mikroba yang
selanjutnya mengaktifkan aktifitas antimikroba dan sekresi sitokin.
(3) NK Sel
NK sel mampu mengenali virus dan komponel internal mikroba. NK sel
di aktifasi oleh adanya antibodi yang melingkupi sel yang terinfeksi
virus, bahan intrasel mikroba dan segala jenis sel yang tidak
mempunyai MCH class I. Selanjutnya NK sel akan menghasilkan
porifrin dan granenzim untuk merangsang tterjadinya apoptosis.
4. Kegagalan Sistim Imun
1) Immunodefisiensi
Adalah sekumpulan keadaan yang berlainan, dimana sistem kekebalan tidak
berfungsi secara adekuat, sehingga infeksi lebih sering terjadi, lebih sering
berulang, luar biasa berat dan berlangsung lebih lama dari biasanya.
Jika suatu infeksi terjadi secara berulang dan berat (pada bayi baru lahir,
anak-anak maupun dewasa), serta tidak memberikan respon terhadap
antibiotik, maka kemungkinan masalahnya terletak pada sistem kekebalan.
Gangguan pada sistem kekebalan juga menyebabkan kanker atau infeksi
virus, jamur atau bakteri yang tidak biasa.
2) Autoimun
Gangguan autoimun adalah kegagalan fungsi sistem kekebalan tubuh yang
membuat badan menyerang jaringannya sendiri. Sistem imunitas menjaga
tubuh melawan pada apa yang terlihatnya sebagai bahan asing atau
berbahaya. Bahan seperti itu termasuk mikro-jasad, parasit (seperti cacing),
sel kanker, dan malah pencangkokkan organ dan jaringan. Bahan yang bisa
merangsang respon imunitas disebut antigen. Antigen adalah molekul yang
mungkin terdapat dalam sel atau di atas permukaan sel (seperti bakteri,
5. virus, atau sel kanker). Beberapa antigen, seperti molekul serbuk sari atau
makanan, ada di mereka sendiri.
Sel sekalipun pada orang yang memiliki jaringan sendiri bisa mempunyai
antigen. Tetapi, biasanya, sistem imunitas bereaksi hanya terhadap antigen
dari bahan asing atau berbahaya, tidak terhadap antigen dari orang yang
memiliki jaringan sendirii. Tetapi, sistem imunitas kadang-kadang rusak,
menterjemahkan jaringan tubuh sendiri sebagai antibodi asing dan
menghasilkan (disebut autoantibodi) atau sel imunitas menargetkan dan
menyerang jaringan tubuh sendiri. Respon ini disebut reaksi autoimun. Hal
tersebut menghasilkan radang dan kerusakan jaringan. Efek seperti itu
mungkin merupakan gangguan autoimun, tetapi beberapa orang
menghasilkan jumlah yang begitu kecil autoantibodi sehingga gangguan
autoimun tidak terjadi.
Beberapa ganguan autoimun yang sering terjadi seperti radang sendi
rheumatoid, lupus erythematosus sistemik (lupus), dan vasculitis,
diantaranya. Penyakit tambahan yang diyakini berhubungan dengan
autoimun seperti glomerulonephritis, penyakit Addison, penyakit campuran
jaringan ikat, sindroma Sjogren, sclerosis sistemik progresif, dan beberapa
kasus infertilitas.
3) Hipersensitif
Reaksi hipersensitif merujuk kepada reaksi berlebihan , tidak diinginkan
(menimbulkan ketidaknyamanan dan kadang-kadang berakibat fatal) dari
sistem kekebalan tubuh. Pada keadaan normal, mekanisme pertahanan tubuh
baik humoral maupun selular tergantung pada aktivasi sel B dan sel T.
Aktivasi berlebihan oleh antigen atau gangguan mekanisme ini, akan
menimbulkan suatu keadaan imunopatologik yang disebut reaksi
hipersensitivitas.
6. REKAYASA GENETIKA
1. Pengertian Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika adalah suatu teknik bioteknologi yang digunakan untuk
mentransfer gen dari suatu organisme ke organisme lain untuk mendapatkan
produk baru dengan cara membuat DNA Rekombinan.
DNA Rekombinan adalah DNA yang urutannya telah direkombinasikan agar
memiliki sifat- sifat atau fungsi yang kita inginkan sehingga organisme
penerimanya mengekspresikan sifat atau melakukan fungsi yang kita inginkan.
Misalnya, kita membuat DNA rekombinan yang memiliki fungsi membuat
insulin. DNA ini kemudian kita masukan ke dalam bakteri dengan harapan
bakteri tersebut dapat menghasilkan insulin. DNA rekombinan dilakukan
melalui penyisipan gen dengan plasmid sebagai vektornya/ “kendaraan
pemindah”.
Adapun teknik pembuatan DNA rekombinan adalah sebagai berikut :
1) Teknik mengisolasi DNA;
2) Teknik memotong DNA dengan menggunakan enzim retriksi endonuklease;
3) Teknik menggabung/ menyambung DNA dengan menggunakan enzim
ligase;
4) Teknik memasukkan DNA kedalam sel hidup (vektor)
5) Vektor berkembang dengan sisipan DNA yang direkayasa.
Dua komponen utama yang terlibat di dalam rekayasa genetika, yaitu plasmid
dan enzim.
(1) Plasmid
Plasmid adalah molekul DNA berantai rangkap dan berbentuk cincin.
Plasmid ditemukan didalam sel bakteri dan dapat berbiak secara bebas,
lepas dari kromosom induk. Dalam rekayasa genetika, plasmid berperan
sebagai vektor (kendaraan) yang digunakan untuk mentransfer dan
memperbanyak gen asing.
Keuntungan penggunaan plasmid adalah dapat di pindahkan dari satu sel
ke sel yang lain, misalnya melalui cara transformasi. Ketika satu gen
“asing” (biasanya diekstrak dari satu kromosom sel eukariotik) telah
7. disisipkan ke dalam satu plasmid, ia akan bertindak seperti kendaraaan
yang mengangkut gen ke dalam sel bakteri. Plasmid yang membawa gen
tersebut siap di absorpsi dan di replikasikan oleh bakteri sehingga setiap
anakan sel yang dihasilkan akan mewarisi gen- gen baru. Selanjutnya,
setiap bakteri didalam kultur gen- gen akan menginstruksi, misalnya
“hasilkan hormon insulin manusia”.
Adapun beberapa cara pemindahan DNA diantaranya adalah :
Konjugasi: pemindahan DNA dalam sel bakteri melalui kontak fisik
antar kedua sel.
Transformasi: pengambilan DNA oleh bakteri dari lingkungan
sekitarnya.
Transduksi: pemindahan DNA daribsatu sel ke sel lainnya melaui
perantara
(2) Enzim
Dalam rekayasa genetika dikenal dua macam bahan kimia yang
berperan penting. Kedua macam bahan kimia tersebut adalah enzim
pemutus (retriksi endonuklease) dan enzimperekat (ligase).
Enzim retriksi endonuklease merupakan enzim khusus dari bakteri yang
berguna sebagai alat pertahanan tubuh. Misalnya untuk melawan DNA
asing yang menyusup masuk, seperti yang berasal dari virus. Dalam
dunia rekayasa genetika, enzim tersebut bertindak sebagai gunting
biologi yang berfungsi untuk memotong/ menggunting rantai DNA pada
tempat- tempat khusus. Enzim retriksi endonuklease memiliki dua
keutamaan. Pertama, memiliki fungsi kerja spesifik. Dalam hal ini
enzim mampu mengenal dan memotong urutan nukleotida tertentu pada
DNA. Kedua, mampu menghasilkan potongan- potongan runcingketika
memotong rantai ganda DNA. Fragmen- fragmen yang dihasilkannya
adalah berupa ujung runcing (ujung lengket) yang terdiri atas untaian
tunggal. Setiap ujung dari fragmen memiliki bagian yang menjorok
dengan urutan basa yang dapat dikenali dan dipasangi oleh basa yang
terletak di ujung untaian lainnya. Misalnya, ujung untaian tunggal
dengan urutan basa AATT pada satu ujung dan TTAA pada ujung yang
8. lain. Kedua fragmen tersebut dapat disambungkan sehingga membentuk
satu untaian nukleotida lagi. Dalam hal ini, enzim ligase berfungsi untuk
merekatkan dan mempersatukan fragmen- fragmen/ potongan- potongan
DNA.
2. Teknik- teknik Rekayasa Genetika
1) Teknik Plasmid Rekayasa Genetika
Melalui teknk plasmid dalam rekayasa genetika, para ahli dibidang
bioteknologi dapat mengembangkan tanaman transgenik yang resisten
terhadap hama dan penyakit, adaptif kekeringan dan kondisi tanah yang tidak
subur, hewan transgenik dan lain- lain.
2) Teknik Hibridoma
Teknik hibridoma adalah penggabungan dua sel dari organisme yang sama
ataupun dari sel organisme yang berbeda sehingga menghasilkan sel tunggal
berupa sel hibrid (hibridoma) yang memiliki kombinasi sifat dari kedua sel
tersebut
Contoh teknik hibridoma adalah pembuatan antibodi monoklonal. Antibodi
monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal atau
sel klon yang hanya mengenal satu jenis antigen.
Pembentukan antibodi monoklonal dilakukan dengan menggunakan kelinci
atau tikus. Langkah pertama adalah menginjeksikan antigen ke tubuh kelinci
atau tikus percobaan, kemudian limpanya dipisahkan. Selanjutnya dilakukan
peleburan sel- sel limpa dengan sel- sel mieloma (sel- sel kanker). Sekitar
1% dari sel limpa adalah sel plasma yang menghasilkan antibodi. Sedangkan
10% sel hibridoma akhir terdiri dari sel yang menghasilkan antibodi. Setiap
sel hibridoma hanya menghasilkan 1 antibodi.
9. BAB III
PENUTUP
1.KESIMPULAN
Sistem Imun
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan
pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu
organisme. Ada tiga fungsi penting di sistem imun yang sehat yaitu
Kemampuannya untuk mengenali benda-benda asing, Bisa bertindak secara
khusus untuk menghadapi serangan masing-masing benda asing itu, dan
Sistem imun mengingat penyerang-penyerang asing itu dan dengan cepat
menolak serangan ulang di masa depan. Sistim imun dibagi menjadi dua
yaitu Sistim imun Non Spesifik dan Sistim Imun Spesifik. Kegagalan sistim
imun yaitu ada Reaksi Hipersensitif, imunodefisiensi dan autoimun.
Rekayasa Genetika
Dua komponen utama yang terlibat di dalam rekayasa genetika, yaitu plasmid
dan enzim.
(1) Plasmid
Plasmid adalah molekul DNA berantai rangkap dan berbentuk
cincin. Plasmid ditemukan didalam sel bakteri dan dapat berbiak secara
bebas, lepas dari kromosom induk
(2) Enzim
Dalam rekayasa genetika dikenal dua macam bahan kimia yang
berperan penting. Kedua macam bahan kimia tersebut adalah enzim
pemutus (retriksi endonuklease) dan enzimperekat (ligase).
10. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa kami telah
menyelesaikan tugas mata kuliah Biologi dengan membahas Dasar-dasar
Imunologi dalam bentuk makalah.
Makalah ini kami tulis berdasarkan hasil pencarian kami dari beberapa
sumber. isi makalah ini mencakup tentang sejarah imunologi, pengertian
imunologi, fungsi sistem imun, respon imun, jenis-jenis imun, pengertian antigen
dan antibodi, penjelasan sistem komplemen, sel -sel sistem imun dan reaksi
hipersensitivitas.
Makalah ini di harapkan cukup untuk memberikan pengertian tentang dasar-
dasar imunologi, walaupun tidak secara detail.
Sudah tentu makalah ini masih jauh dari sempurna dan juga masih banyak
kekurangannya. Maka saran, petunjuk pengarahan, dan bimbingan dari berbagai
pihak sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini mendapat Ridho dari Allah SWT, dan bisa bermanfaat bagi
kita semua.
Pariaman, 13 Februari
Penulis