SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 10
BAB II
               SISTEM IMUN DAN TEKAYASA GENETIKA


SISTEM IMUN
1. Pengertian Sistim Imun
       Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh
  luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme.
  Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh
  terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing
  lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi
  tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang
  menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan
  juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini
  juga telah dilaporkan meningkatkan risiko terkena beberapa jenis kanker.


2. Fungsi Sistim Imun
  Ada tiga fungsi penting di sistem imun yang sehat
     1) Kemampuannya untuk mengenali benda-benda asing seperti bakteri, virus,
       parasit, jamu, dll. Fungsi ini sangat penting, karena harus bisa
       membedakan mana kawan ( bakteri yang menguntungkan dan sel tubuh
       yang baik ) mana lawan ( virus, bakteri jahat, jamur, parasit, radikal bebas
       dan sel-sel yang bermutasi yang bisa menjadi tumor / kanker ).
     2) Bisa bertindak secara khusus untuk menghadapi serangan masing-masing
       benda asing itu
     3) Sistem imun mengingat penyerang-penyerang asing itu dan dengan cepat
       menolak serangan ulang di masa depan.




3. Pembagian Sistim Imun
Sistim imun dibagi menjadi dua yaitu Sistim imun Non Spesifik dan Sistim
Imun Spesifik.
1) Sistim Imun Non Spesifik
   Perbedaan antara imunitas non spesifik dan spesifik adalah imunitas non
   spesifik berespons dengan cara yang sama pada paparan berikutnya dengan
   mikroba, sedangkan imunitas spesifik akan berespons lebih efisien karena
   adanya memori imunologik.
       Komponen imunitas non spesifik
       Sistem imun non spesifik terdiri dari epitel (sebagai barrier terhadap
       infeksi), sel-sel dalam sirkulasi dan jaringan, serta beberapa protein
       plasma.
   (1) Barrier epitel
       Tempat masuknya mikroba yaitu kulit, saluran gastrointestinal, dan
       saluran pernapasan dilindungi oleh epitel yang berfungsi sebagai barrier
       fisik dan kimiawi terhadap infeksi. Sel epitel memproduksi antibodi
       peptida yang dapat membunuh bakteri. Selain itu, epitel juga
       mengandung limfosit intraepitelial yang mirip dengan sel T namun hanya
       mempunyai        reseptor   antigen   yang   terbatas   jenisnya.   Limfosit
       intraepitelial dapat mengenali lipid atau struktur lain pada mikroba.
       Spesifisitas dan fungsi limfosit ini masih belum jelas.
   (2) Sistem fagosit
       Terdapat 2 jenis fagosit di dalam sirkulasi yaitu neutrofil dan monosit,
       yaitu sel darah yang dapat datang ke tempat infeksi kemudian mengenali
       mikroba intraselular dan memakannya (intracellular killing). Sistem
       fagosit dibahas dalam bab tersendiri (Bab 6).
   (3) Sel Natural Killer (NK)
       Sel natural killer (NK) adalah suatu limfosit yang berespons terhadap
       mikroba intraselular dengan cara membunuh sel yang terinfeksi dan
       memproduksi sitokin untuk mengaktivasi makrofag yaitu IFN-γ. Sel NK
       berjumlah 10% dari total limfosit di darah dan organ limfoid perifer.
   (4) Sistem komplemen
Sistem komplemen merupakan sekumpulan protein dalam sirkulasi yang
      penting dalam pertahanan terhadap mikroba. Banyak protein komplemen
      merupakan enzim proteolitik. Aktivasi komplemen membutuhkan
      aktivasi bertahap enzim-enzim ini yang dinamakan enzymatic cascade.
      Aktivasi komplemen terdiri dari 3 jalur yaitu jalur alternatif, jalur klasik,
      dan jalur lektin. Jalur alternatif dipicu ketika protein komplemen
      diaktivasi di permukaan mikroba dan tidak dapat dikontrol karena
      mikroba tidak mempunyai protein pengatur komplemen (protein ini
      terdapat pada sel tuan rumah). Jalur ini merupakan komponen imunitas
      non spesifik. Jalur klasik dipicu setelah antibodi berikatan dengan
      mikroba atau antigen lain. Jalur ini merupakan komponen humoral pada
      imunitas spesifik. Jalur lektin teraktivasi ketika suatu protein plasma
      yaitu lektin pengikat manosa (mannose-binding lectin) berikatan dengan
      manosa di permukaan mikroba. Lektin tersebut akan mengaktivasi
      protein pada jalur klasik, tetapi karena aktivasinya tidak membutuhkan
      antibodi maka jalur lektin dianggap sebagai bagian dari imunitas non
      spesifik.


2) Sistim Imun Spesifik
   Komponen Sistem Imun Spesifik
   (1) Barier Sel Epitel
       Sel epitel yang utuh merupakan barier fisik terhadap mikroba dari
       lingkungan dan menghasilkan peptida yang berfungsi sebagai antibodi
       natural. Didalam sel epitel barier juga terdapat sel limfosit T dan B,
       tetapi diversitasnya lebih rendah daripada limfosit T dan B pada sistem
       imun spesifik. Sel T limfosit intraepitel akan menghasilkan sitokin,
       mengaktifkan fagositosis dan selanjutnya melisiskan mikroorganisme.
       Sedangkan sel B limfosit intraepitel akan menghasilkan IG M.




   (2) Neutrofil dan Makrofag
Ketika terdapat mikroba dalam tubuh, komponen pertama yang bekerja
          adalah neutrofil dan makrofag dengan cara ingesti dan penghancuran
          terhadap mikroba tersebut. Hal ini di karenakan makrofag dan neutrofil
          mempunyai reseptor di permukaannya yang bisa mengenali bahan
          intraselular (DNA), endotoxin dan lipopolisakarida pada mikroba yang
          selanjutnya mengaktifkan aktifitas antimikroba dan sekresi sitokin.
      (3) NK Sel
          NK sel mampu mengenali virus dan komponel internal mikroba. NK sel
          di aktifasi oleh adanya antibodi yang melingkupi sel yang terinfeksi
          virus, bahan intrasel mikroba dan segala jenis sel yang tidak
          mempunyai MCH class I. Selanjutnya NK sel akan menghasilkan
          porifrin dan granenzim untuk merangsang tterjadinya apoptosis.


4. Kegagalan Sistim Imun
   1) Immunodefisiensi
      Adalah sekumpulan keadaan yang berlainan, dimana sistem kekebalan tidak
      berfungsi secara adekuat, sehingga infeksi lebih sering terjadi, lebih sering
      berulang, luar biasa berat dan berlangsung lebih lama dari biasanya.
      Jika suatu infeksi terjadi secara berulang dan berat (pada bayi baru lahir,
      anak-anak maupun dewasa), serta tidak memberikan respon terhadap
      antibiotik, maka kemungkinan masalahnya terletak pada sistem kekebalan.
      Gangguan pada sistem kekebalan juga menyebabkan kanker atau infeksi
      virus, jamur atau bakteri yang tidak biasa.


   2) Autoimun
      Gangguan autoimun adalah kegagalan fungsi sistem kekebalan tubuh yang
      membuat badan menyerang jaringannya sendiri. Sistem imunitas menjaga
      tubuh melawan pada apa yang terlihatnya sebagai bahan asing atau
      berbahaya. Bahan seperti itu termasuk mikro-jasad, parasit (seperti cacing),
      sel kanker, dan malah pencangkokkan organ dan jaringan. Bahan yang bisa
      merangsang respon imunitas disebut antigen. Antigen adalah molekul yang
      mungkin terdapat dalam sel atau di atas permukaan sel (seperti bakteri,
virus, atau sel kanker). Beberapa antigen, seperti molekul serbuk sari atau
  makanan, ada di mereka sendiri.
  Sel sekalipun pada orang yang memiliki jaringan sendiri bisa mempunyai
  antigen. Tetapi, biasanya, sistem imunitas bereaksi hanya terhadap antigen
  dari bahan asing atau berbahaya, tidak terhadap antigen dari orang yang
  memiliki jaringan sendirii. Tetapi, sistem imunitas kadang-kadang rusak,
  menterjemahkan jaringan tubuh sendiri sebagai antibodi asing dan
  menghasilkan (disebut autoantibodi) atau sel imunitas menargetkan dan
  menyerang jaringan tubuh sendiri. Respon ini disebut reaksi autoimun. Hal
  tersebut menghasilkan radang dan kerusakan jaringan. Efek seperti itu
  mungkin     merupakan       gangguan      autoimun,   tetapi     beberapa   orang
  menghasilkan jumlah yang begitu kecil autoantibodi sehingga gangguan
  autoimun tidak terjadi.
  Beberapa ganguan autoimun yang sering terjadi seperti radang sendi
  rheumatoid,      lupus    erythematosus    sistemik   (lupus),    dan   vasculitis,
  diantaranya. Penyakit tambahan yang diyakini berhubungan dengan
  autoimun seperti glomerulonephritis, penyakit Addison, penyakit campuran
  jaringan ikat, sindroma Sjogren, sclerosis sistemik progresif, dan beberapa
  kasus infertilitas.


3) Hipersensitif
  Reaksi hipersensitif merujuk kepada reaksi berlebihan , tidak diinginkan
  (menimbulkan ketidaknyamanan dan kadang-kadang berakibat fatal) dari
  sistem kekebalan tubuh. Pada keadaan normal, mekanisme pertahanan tubuh
  baik humoral maupun selular tergantung pada aktivasi sel B dan sel T.
  Aktivasi berlebihan oleh antigen atau gangguan mekanisme ini, akan
  menimbulkan       suatu    keadaan   imunopatologik      yang     disebut   reaksi
  hipersensitivitas.
REKAYASA GENETIKA

1. Pengertian Rekayasa Genetika
       Rekayasa genetika adalah suatu teknik bioteknologi yang digunakan untuk
  mentransfer gen dari suatu organisme ke organisme lain untuk mendapatkan
  produk baru dengan cara membuat DNA Rekombinan.
  DNA Rekombinan adalah DNA yang urutannya telah direkombinasikan agar
  memiliki sifat- sifat atau fungsi yang kita inginkan sehingga organisme
  penerimanya mengekspresikan sifat atau melakukan fungsi yang kita inginkan.
  Misalnya, kita membuat DNA rekombinan yang memiliki fungsi membuat
  insulin. DNA ini kemudian kita masukan ke dalam bakteri dengan harapan
  bakteri tersebut dapat menghasilkan insulin. DNA rekombinan dilakukan
  melalui penyisipan gen dengan plasmid sebagai vektornya/ “kendaraan
  pemindah”.

Adapun teknik pembuatan DNA rekombinan adalah sebagai berikut :

   1) Teknik mengisolasi DNA;
   2) Teknik memotong DNA dengan menggunakan enzim retriksi endonuklease;
   3) Teknik menggabung/ menyambung DNA dengan menggunakan enzim
      ligase;
   4) Teknik memasukkan DNA kedalam sel hidup (vektor)
   5) Vektor berkembang dengan sisipan DNA yang direkayasa.

   Dua komponen utama yang terlibat di dalam rekayasa genetika, yaitu plasmid
   dan enzim.

      (1) Plasmid
          Plasmid adalah molekul DNA berantai rangkap dan berbentuk cincin.
          Plasmid ditemukan didalam sel bakteri dan dapat berbiak secara bebas,
          lepas dari kromosom induk. Dalam rekayasa genetika, plasmid berperan
          sebagai vektor (kendaraan) yang digunakan untuk mentransfer dan
          memperbanyak gen asing.
          Keuntungan penggunaan plasmid adalah dapat di pindahkan dari satu sel
          ke sel yang lain, misalnya melalui cara transformasi. Ketika satu gen
          “asing” (biasanya diekstrak dari satu kromosom sel eukariotik) telah
disisipkan ke dalam satu plasmid, ia akan bertindak seperti kendaraaan
   yang mengangkut gen ke dalam sel bakteri. Plasmid yang membawa gen
   tersebut siap di absorpsi dan di replikasikan oleh bakteri sehingga setiap
   anakan sel yang dihasilkan akan mewarisi gen- gen baru. Selanjutnya,
   setiap bakteri didalam kultur gen- gen akan menginstruksi, misalnya
   “hasilkan hormon insulin manusia”.

Adapun beberapa cara pemindahan DNA diantaranya adalah :

      Konjugasi: pemindahan DNA dalam sel bakteri melalui kontak fisik
       antar kedua sel.
      Transformasi: pengambilan DNA oleh bakteri dari lingkungan
       sekitarnya.
      Transduksi: pemindahan DNA daribsatu sel ke sel lainnya melaui
       perantara
(2) Enzim
   Dalam rekayasa genetika dikenal dua macam bahan kimia yang
   berperan penting. Kedua macam bahan kimia tersebut adalah enzim
   pemutus (retriksi endonuklease) dan enzimperekat (ligase).
   Enzim retriksi endonuklease merupakan enzim khusus dari bakteri yang
   berguna sebagai alat pertahanan tubuh. Misalnya untuk melawan DNA
   asing yang menyusup masuk, seperti yang berasal dari virus. Dalam
   dunia rekayasa genetika, enzim tersebut bertindak sebagai gunting
   biologi yang berfungsi untuk memotong/ menggunting rantai DNA pada
   tempat- tempat khusus. Enzim retriksi endonuklease memiliki dua
   keutamaan. Pertama, memiliki fungsi kerja spesifik. Dalam hal ini
   enzim mampu mengenal dan memotong urutan nukleotida tertentu pada
   DNA. Kedua, mampu menghasilkan potongan- potongan runcingketika
   memotong rantai ganda DNA. Fragmen- fragmen yang dihasilkannya
   adalah berupa ujung runcing (ujung lengket) yang terdiri atas untaian
   tunggal. Setiap ujung dari fragmen memiliki bagian yang menjorok
   dengan urutan basa yang dapat dikenali dan dipasangi oleh basa yang
   terletak di ujung untaian lainnya. Misalnya, ujung untaian tunggal
   dengan urutan basa AATT pada satu ujung dan TTAA pada ujung yang
lain. Kedua fragmen tersebut dapat disambungkan sehingga membentuk
         satu untaian nukleotida lagi. Dalam hal ini, enzim ligase berfungsi untuk
         merekatkan dan mempersatukan fragmen- fragmen/ potongan- potongan
         DNA.
2. Teknik- teknik Rekayasa Genetika
  1) Teknik Plasmid Rekayasa Genetika
     Melalui teknk plasmid dalam rekayasa genetika, para ahli dibidang
     bioteknologi dapat mengembangkan tanaman transgenik yang resisten
     terhadap hama dan penyakit, adaptif kekeringan dan kondisi tanah yang tidak
     subur, hewan transgenik dan lain- lain.
  2) Teknik Hibridoma
     Teknik hibridoma adalah penggabungan dua sel dari organisme yang sama
     ataupun dari sel organisme yang berbeda sehingga menghasilkan sel tunggal
     berupa sel hibrid (hibridoma) yang memiliki kombinasi sifat dari kedua sel
     tersebut
     Contoh teknik hibridoma adalah pembuatan antibodi monoklonal. Antibodi
     monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal atau
     sel klon yang hanya mengenal satu jenis antigen.
     Pembentukan antibodi monoklonal dilakukan dengan menggunakan kelinci
     atau tikus. Langkah pertama adalah menginjeksikan antigen ke tubuh kelinci
     atau tikus percobaan, kemudian limpanya dipisahkan. Selanjutnya dilakukan
     peleburan sel- sel limpa dengan sel- sel mieloma (sel- sel kanker). Sekitar
     1% dari sel limpa adalah sel plasma yang menghasilkan antibodi. Sedangkan
     10% sel hibridoma akhir terdiri dari sel yang menghasilkan antibodi. Setiap
     sel hibridoma hanya menghasilkan 1 antibodi.
BAB III
                                 PENUTUP


1.KESIMPULAN

      Sistem Imun
           Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan
      pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu
      organisme. Ada tiga fungsi penting di sistem imun yang sehat yaitu
      Kemampuannya untuk mengenali benda-benda asing, Bisa bertindak secara
      khusus untuk menghadapi serangan masing-masing benda asing itu, dan
      Sistem imun mengingat penyerang-penyerang asing itu dan dengan cepat
      menolak serangan ulang di masa depan. Sistim imun dibagi menjadi dua
      yaitu Sistim imun Non Spesifik dan Sistim Imun Spesifik. Kegagalan sistim
      imun yaitu ada Reaksi Hipersensitif, imunodefisiensi dan autoimun.

Rekayasa Genetika
   Dua komponen utama yang terlibat di dalam rekayasa genetika, yaitu plasmid
   dan enzim.
   (1) Plasmid
                Plasmid adalah molekul DNA berantai rangkap dan berbentuk
       cincin. Plasmid ditemukan didalam sel bakteri dan dapat berbiak secara
       bebas, lepas dari kromosom induk
   (2) Enzim
                Dalam rekayasa genetika dikenal dua macam bahan kimia yang
       berperan penting. Kedua macam bahan kimia tersebut adalah enzim
       pemutus (retriksi endonuklease) dan enzimperekat (ligase).
KATA PENGANTAR




      Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa kami telah
menyelesaikan        tugas   mata kuliah Biologi   dengan   membahas    Dasar-dasar
Imunologi dalam bentuk makalah.
      Makalah ini kami tulis berdasarkan hasil pencarian kami dari beberapa
sumber. isi makalah ini mencakup tentang sejarah imunologi, pengertian
imunologi, fungsi sistem imun, respon imun, jenis-jenis imun, pengertian antigen
dan antibodi, penjelasan sistem komplemen, sel -sel sistem imun dan reaksi
hipersensitivitas.
      Makalah ini di harapkan cukup untuk memberikan pengertian tentang dasar-
dasar imunologi, walaupun tidak secara detail.
Sudah tentu makalah ini masih jauh dari sempurna dan juga masih banyak
kekurangannya. Maka saran, petunjuk pengarahan, dan bimbingan dari berbagai
pihak sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini mendapat Ridho dari Allah SWT, dan bisa bermanfaat bagi
kita semua.




                                                      Pariaman, 13 Februari




                                                             Penulis

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Rekayasa genetika (By DianaSM).ppt
Rekayasa genetika (By DianaSM).pptRekayasa genetika (By DianaSM).ppt
Rekayasa genetika (By DianaSM).ppt
Diana Muliadi
 
Sejarah perkembangan-bioteknologi
Sejarah perkembangan-bioteknologiSejarah perkembangan-bioteknologi
Sejarah perkembangan-bioteknologi
Ady Setiawan
 
03 bioteknologi
03 bioteknologi03 bioteknologi
03 bioteknologi
adysintang
 
Pemanfaatan bioteknologi dalam bidang farmasi
Pemanfaatan bioteknologi dalam bidang farmasiPemanfaatan bioteknologi dalam bidang farmasi
Pemanfaatan bioteknologi dalam bidang farmasi
rabiati
 

La actualidad más candente (16)

BIOTEKNOLOGI_HASIL_PERIKANAN_..pdf
BIOTEKNOLOGI_HASIL_PERIKANAN_..pdfBIOTEKNOLOGI_HASIL_PERIKANAN_..pdf
BIOTEKNOLOGI_HASIL_PERIKANAN_..pdf
 
Kultur jaringan & rekayasa genetika
Kultur jaringan & rekayasa genetikaKultur jaringan & rekayasa genetika
Kultur jaringan & rekayasa genetika
 
Rekayasa genetika (By DianaSM).ppt
Rekayasa genetika (By DianaSM).pptRekayasa genetika (By DianaSM).ppt
Rekayasa genetika (By DianaSM).ppt
 
Sejarah perkembangan-bioteknologi
Sejarah perkembangan-bioteknologiSejarah perkembangan-bioteknologi
Sejarah perkembangan-bioteknologi
 
Bioteknologi (Tugas SMA)
Bioteknologi (Tugas SMA)Bioteknologi (Tugas SMA)
Bioteknologi (Tugas SMA)
 
Sejarah Bioteknologi
Sejarah BioteknologiSejarah Bioteknologi
Sejarah Bioteknologi
 
Hewan Transgenik
Hewan Transgenik Hewan Transgenik
Hewan Transgenik
 
03 bioteknologi
03 bioteknologi03 bioteknologi
03 bioteknologi
 
Rekayasa genetika
Rekayasa  genetikaRekayasa  genetika
Rekayasa genetika
 
Pembuatan nano partikel kitosan dengan keong mas
Pembuatan nano partikel kitosan dengan keong masPembuatan nano partikel kitosan dengan keong mas
Pembuatan nano partikel kitosan dengan keong mas
 
Ppt ipa klmpk 3
Ppt ipa klmpk 3Ppt ipa klmpk 3
Ppt ipa klmpk 3
 
Pemanfaatan bioteknologi dalam bidang farmasi
Pemanfaatan bioteknologi dalam bidang farmasiPemanfaatan bioteknologi dalam bidang farmasi
Pemanfaatan bioteknologi dalam bidang farmasi
 
Bioteknologi kesehatan
Bioteknologi kesehatanBioteknologi kesehatan
Bioteknologi kesehatan
 
Kelompok edelwis 9iSMPN 264 Jakarta "BAB 6 BIOTEKNOLOGI"
Kelompok edelwis 9iSMPN 264 Jakarta "BAB 6 BIOTEKNOLOGI"Kelompok edelwis 9iSMPN 264 Jakarta "BAB 6 BIOTEKNOLOGI"
Kelompok edelwis 9iSMPN 264 Jakarta "BAB 6 BIOTEKNOLOGI"
 
Bioteknologi
BioteknologiBioteknologi
Bioteknologi
 
Bioteknologi dibidang kedokteran
Bioteknologi dibidang kedokteranBioteknologi dibidang kedokteran
Bioteknologi dibidang kedokteran
 

Destacado

Makalah tekayasa genetika dan sistem imun
Makalah tekayasa genetika dan sistem imunMakalah tekayasa genetika dan sistem imun
Makalah tekayasa genetika dan sistem imun
MJM Networks
 
Sistem imunitas bawaan (non spesifik respon)
Sistem imunitas bawaan (non spesifik respon)Sistem imunitas bawaan (non spesifik respon)
Sistem imunitas bawaan (non spesifik respon)
Welly Andrei
 
Presentation1 otot upload
Presentation1 otot uploadPresentation1 otot upload
Presentation1 otot upload
syahriani612
 
Protein engineering
Protein engineeringProtein engineering
Protein engineering
Siti Julaiha
 

Destacado (7)

Makalah tekayasa genetika dan sistem imun
Makalah tekayasa genetika dan sistem imunMakalah tekayasa genetika dan sistem imun
Makalah tekayasa genetika dan sistem imun
 
Sistem Imun Non-Spesifik
Sistem Imun Non-SpesifikSistem Imun Non-Spesifik
Sistem Imun Non-Spesifik
 
MAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIK
MAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIKMAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIK
MAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIK
 
Sistem imunitas bawaan (non spesifik respon)
Sistem imunitas bawaan (non spesifik respon)Sistem imunitas bawaan (non spesifik respon)
Sistem imunitas bawaan (non spesifik respon)
 
Makalah sistem imun
Makalah  sistem imunMakalah  sistem imun
Makalah sistem imun
 
Presentation1 otot upload
Presentation1 otot uploadPresentation1 otot upload
Presentation1 otot upload
 
Protein engineering
Protein engineeringProtein engineering
Protein engineering
 

Similar a Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika

Similar a Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika (20)

Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 
Makalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andrianiMakalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andriani
 
Makalah imunoglobin lengkap
Makalah imunoglobin lengkapMakalah imunoglobin lengkap
Makalah imunoglobin lengkap
 
Asuhan keperawatan pada sistem imunitas
Asuhan keperawatan pada sistem imunitasAsuhan keperawatan pada sistem imunitas
Asuhan keperawatan pada sistem imunitas
 
Makalah imunologi (2)
Makalah imunologi (2)Makalah imunologi (2)
Makalah imunologi (2)
 
Makalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andrianiMakalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andriani
 
Aplikasi imun
Aplikasi imunAplikasi imun
Aplikasi imun
 
Aplikasi imun
Aplikasi imunAplikasi imun
Aplikasi imun
 
Makalah imunoglobin lengkap
Makalah imunoglobin lengkapMakalah imunoglobin lengkap
Makalah imunoglobin lengkap
 
Makalah sistem imunitas 1
Makalah sistem imunitas 1Makalah sistem imunitas 1
Makalah sistem imunitas 1
 
Makalah imunoglobin 7
Makalah imunoglobin 7Makalah imunoglobin 7
Makalah imunoglobin 7
 
Imunologi kel 16.pptx
Imunologi kel 16.pptxImunologi kel 16.pptx
Imunologi kel 16.pptx
 
Pertahanan tubuh
Pertahanan tubuhPertahanan tubuh
Pertahanan tubuh
 
Sistem imun.ppt
Sistem imun.pptSistem imun.ppt
Sistem imun.ppt
 
kuliahs1s2prinsipdasarsistemimun.ppt
kuliahs1s2prinsipdasarsistemimun.pptkuliahs1s2prinsipdasarsistemimun.ppt
kuliahs1s2prinsipdasarsistemimun.ppt
 
Sistem Imun 2.ppt
Sistem Imun 2.pptSistem Imun 2.ppt
Sistem Imun 2.ppt
 

Más de MJM Networks

Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampelHipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
MJM Networks
 
Handout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrikHandout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrik
MJM Networks
 
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erikFungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
MJM Networks
 
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejanSatuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
MJM Networks
 
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
MJM Networks
 
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalManajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
MJM Networks
 
LEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaLEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan luka
MJM Networks
 
Leaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektifLeaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektif
MJM Networks
 

Más de MJM Networks (20)

Proposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sateProposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sate
 
Leaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhialLeaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhial
 
Ipi299983
Ipi299983Ipi299983
Ipi299983
 
Iman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahIman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allah
 
I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10
 
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampelHipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
 
Handout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrikHandout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrik
 
Funsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaFunsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agama
 
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erikFungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
 
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejanSatuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
 
Tugas jurnal
Tugas jurnalTugas jurnal
Tugas jurnal
 
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
 
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalManajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
 
LEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaLEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan luka
 
Leaflet cacar air
Leaflet cacar airLeaflet cacar air
Leaflet cacar air
 
Sap cacar air
Sap cacar airSap cacar air
Sap cacar air
 
Ppt kehamilan
Ppt kehamilanPpt kehamilan
Ppt kehamilan
 
Leaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektifLeaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektif
 
Cover andalas
Cover andalasCover andalas
Cover andalas
 
Tinjauan kasus
Tinjauan kasus Tinjauan kasus
Tinjauan kasus
 

Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika

  • 1. BAB II SISTEM IMUN DAN TEKAYASA GENETIKA SISTEM IMUN 1. Pengertian Sistim Imun Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan risiko terkena beberapa jenis kanker. 2. Fungsi Sistim Imun Ada tiga fungsi penting di sistem imun yang sehat 1) Kemampuannya untuk mengenali benda-benda asing seperti bakteri, virus, parasit, jamu, dll. Fungsi ini sangat penting, karena harus bisa membedakan mana kawan ( bakteri yang menguntungkan dan sel tubuh yang baik ) mana lawan ( virus, bakteri jahat, jamur, parasit, radikal bebas dan sel-sel yang bermutasi yang bisa menjadi tumor / kanker ). 2) Bisa bertindak secara khusus untuk menghadapi serangan masing-masing benda asing itu 3) Sistem imun mengingat penyerang-penyerang asing itu dan dengan cepat menolak serangan ulang di masa depan. 3. Pembagian Sistim Imun
  • 2. Sistim imun dibagi menjadi dua yaitu Sistim imun Non Spesifik dan Sistim Imun Spesifik. 1) Sistim Imun Non Spesifik Perbedaan antara imunitas non spesifik dan spesifik adalah imunitas non spesifik berespons dengan cara yang sama pada paparan berikutnya dengan mikroba, sedangkan imunitas spesifik akan berespons lebih efisien karena adanya memori imunologik. Komponen imunitas non spesifik Sistem imun non spesifik terdiri dari epitel (sebagai barrier terhadap infeksi), sel-sel dalam sirkulasi dan jaringan, serta beberapa protein plasma. (1) Barrier epitel Tempat masuknya mikroba yaitu kulit, saluran gastrointestinal, dan saluran pernapasan dilindungi oleh epitel yang berfungsi sebagai barrier fisik dan kimiawi terhadap infeksi. Sel epitel memproduksi antibodi peptida yang dapat membunuh bakteri. Selain itu, epitel juga mengandung limfosit intraepitelial yang mirip dengan sel T namun hanya mempunyai reseptor antigen yang terbatas jenisnya. Limfosit intraepitelial dapat mengenali lipid atau struktur lain pada mikroba. Spesifisitas dan fungsi limfosit ini masih belum jelas. (2) Sistem fagosit Terdapat 2 jenis fagosit di dalam sirkulasi yaitu neutrofil dan monosit, yaitu sel darah yang dapat datang ke tempat infeksi kemudian mengenali mikroba intraselular dan memakannya (intracellular killing). Sistem fagosit dibahas dalam bab tersendiri (Bab 6). (3) Sel Natural Killer (NK) Sel natural killer (NK) adalah suatu limfosit yang berespons terhadap mikroba intraselular dengan cara membunuh sel yang terinfeksi dan memproduksi sitokin untuk mengaktivasi makrofag yaitu IFN-γ. Sel NK berjumlah 10% dari total limfosit di darah dan organ limfoid perifer. (4) Sistem komplemen
  • 3. Sistem komplemen merupakan sekumpulan protein dalam sirkulasi yang penting dalam pertahanan terhadap mikroba. Banyak protein komplemen merupakan enzim proteolitik. Aktivasi komplemen membutuhkan aktivasi bertahap enzim-enzim ini yang dinamakan enzymatic cascade. Aktivasi komplemen terdiri dari 3 jalur yaitu jalur alternatif, jalur klasik, dan jalur lektin. Jalur alternatif dipicu ketika protein komplemen diaktivasi di permukaan mikroba dan tidak dapat dikontrol karena mikroba tidak mempunyai protein pengatur komplemen (protein ini terdapat pada sel tuan rumah). Jalur ini merupakan komponen imunitas non spesifik. Jalur klasik dipicu setelah antibodi berikatan dengan mikroba atau antigen lain. Jalur ini merupakan komponen humoral pada imunitas spesifik. Jalur lektin teraktivasi ketika suatu protein plasma yaitu lektin pengikat manosa (mannose-binding lectin) berikatan dengan manosa di permukaan mikroba. Lektin tersebut akan mengaktivasi protein pada jalur klasik, tetapi karena aktivasinya tidak membutuhkan antibodi maka jalur lektin dianggap sebagai bagian dari imunitas non spesifik. 2) Sistim Imun Spesifik Komponen Sistem Imun Spesifik (1) Barier Sel Epitel Sel epitel yang utuh merupakan barier fisik terhadap mikroba dari lingkungan dan menghasilkan peptida yang berfungsi sebagai antibodi natural. Didalam sel epitel barier juga terdapat sel limfosit T dan B, tetapi diversitasnya lebih rendah daripada limfosit T dan B pada sistem imun spesifik. Sel T limfosit intraepitel akan menghasilkan sitokin, mengaktifkan fagositosis dan selanjutnya melisiskan mikroorganisme. Sedangkan sel B limfosit intraepitel akan menghasilkan IG M. (2) Neutrofil dan Makrofag
  • 4. Ketika terdapat mikroba dalam tubuh, komponen pertama yang bekerja adalah neutrofil dan makrofag dengan cara ingesti dan penghancuran terhadap mikroba tersebut. Hal ini di karenakan makrofag dan neutrofil mempunyai reseptor di permukaannya yang bisa mengenali bahan intraselular (DNA), endotoxin dan lipopolisakarida pada mikroba yang selanjutnya mengaktifkan aktifitas antimikroba dan sekresi sitokin. (3) NK Sel NK sel mampu mengenali virus dan komponel internal mikroba. NK sel di aktifasi oleh adanya antibodi yang melingkupi sel yang terinfeksi virus, bahan intrasel mikroba dan segala jenis sel yang tidak mempunyai MCH class I. Selanjutnya NK sel akan menghasilkan porifrin dan granenzim untuk merangsang tterjadinya apoptosis. 4. Kegagalan Sistim Imun 1) Immunodefisiensi Adalah sekumpulan keadaan yang berlainan, dimana sistem kekebalan tidak berfungsi secara adekuat, sehingga infeksi lebih sering terjadi, lebih sering berulang, luar biasa berat dan berlangsung lebih lama dari biasanya. Jika suatu infeksi terjadi secara berulang dan berat (pada bayi baru lahir, anak-anak maupun dewasa), serta tidak memberikan respon terhadap antibiotik, maka kemungkinan masalahnya terletak pada sistem kekebalan. Gangguan pada sistem kekebalan juga menyebabkan kanker atau infeksi virus, jamur atau bakteri yang tidak biasa. 2) Autoimun Gangguan autoimun adalah kegagalan fungsi sistem kekebalan tubuh yang membuat badan menyerang jaringannya sendiri. Sistem imunitas menjaga tubuh melawan pada apa yang terlihatnya sebagai bahan asing atau berbahaya. Bahan seperti itu termasuk mikro-jasad, parasit (seperti cacing), sel kanker, dan malah pencangkokkan organ dan jaringan. Bahan yang bisa merangsang respon imunitas disebut antigen. Antigen adalah molekul yang mungkin terdapat dalam sel atau di atas permukaan sel (seperti bakteri,
  • 5. virus, atau sel kanker). Beberapa antigen, seperti molekul serbuk sari atau makanan, ada di mereka sendiri. Sel sekalipun pada orang yang memiliki jaringan sendiri bisa mempunyai antigen. Tetapi, biasanya, sistem imunitas bereaksi hanya terhadap antigen dari bahan asing atau berbahaya, tidak terhadap antigen dari orang yang memiliki jaringan sendirii. Tetapi, sistem imunitas kadang-kadang rusak, menterjemahkan jaringan tubuh sendiri sebagai antibodi asing dan menghasilkan (disebut autoantibodi) atau sel imunitas menargetkan dan menyerang jaringan tubuh sendiri. Respon ini disebut reaksi autoimun. Hal tersebut menghasilkan radang dan kerusakan jaringan. Efek seperti itu mungkin merupakan gangguan autoimun, tetapi beberapa orang menghasilkan jumlah yang begitu kecil autoantibodi sehingga gangguan autoimun tidak terjadi. Beberapa ganguan autoimun yang sering terjadi seperti radang sendi rheumatoid, lupus erythematosus sistemik (lupus), dan vasculitis, diantaranya. Penyakit tambahan yang diyakini berhubungan dengan autoimun seperti glomerulonephritis, penyakit Addison, penyakit campuran jaringan ikat, sindroma Sjogren, sclerosis sistemik progresif, dan beberapa kasus infertilitas. 3) Hipersensitif Reaksi hipersensitif merujuk kepada reaksi berlebihan , tidak diinginkan (menimbulkan ketidaknyamanan dan kadang-kadang berakibat fatal) dari sistem kekebalan tubuh. Pada keadaan normal, mekanisme pertahanan tubuh baik humoral maupun selular tergantung pada aktivasi sel B dan sel T. Aktivasi berlebihan oleh antigen atau gangguan mekanisme ini, akan menimbulkan suatu keadaan imunopatologik yang disebut reaksi hipersensitivitas.
  • 6. REKAYASA GENETIKA 1. Pengertian Rekayasa Genetika Rekayasa genetika adalah suatu teknik bioteknologi yang digunakan untuk mentransfer gen dari suatu organisme ke organisme lain untuk mendapatkan produk baru dengan cara membuat DNA Rekombinan. DNA Rekombinan adalah DNA yang urutannya telah direkombinasikan agar memiliki sifat- sifat atau fungsi yang kita inginkan sehingga organisme penerimanya mengekspresikan sifat atau melakukan fungsi yang kita inginkan. Misalnya, kita membuat DNA rekombinan yang memiliki fungsi membuat insulin. DNA ini kemudian kita masukan ke dalam bakteri dengan harapan bakteri tersebut dapat menghasilkan insulin. DNA rekombinan dilakukan melalui penyisipan gen dengan plasmid sebagai vektornya/ “kendaraan pemindah”. Adapun teknik pembuatan DNA rekombinan adalah sebagai berikut : 1) Teknik mengisolasi DNA; 2) Teknik memotong DNA dengan menggunakan enzim retriksi endonuklease; 3) Teknik menggabung/ menyambung DNA dengan menggunakan enzim ligase; 4) Teknik memasukkan DNA kedalam sel hidup (vektor) 5) Vektor berkembang dengan sisipan DNA yang direkayasa. Dua komponen utama yang terlibat di dalam rekayasa genetika, yaitu plasmid dan enzim. (1) Plasmid Plasmid adalah molekul DNA berantai rangkap dan berbentuk cincin. Plasmid ditemukan didalam sel bakteri dan dapat berbiak secara bebas, lepas dari kromosom induk. Dalam rekayasa genetika, plasmid berperan sebagai vektor (kendaraan) yang digunakan untuk mentransfer dan memperbanyak gen asing. Keuntungan penggunaan plasmid adalah dapat di pindahkan dari satu sel ke sel yang lain, misalnya melalui cara transformasi. Ketika satu gen “asing” (biasanya diekstrak dari satu kromosom sel eukariotik) telah
  • 7. disisipkan ke dalam satu plasmid, ia akan bertindak seperti kendaraaan yang mengangkut gen ke dalam sel bakteri. Plasmid yang membawa gen tersebut siap di absorpsi dan di replikasikan oleh bakteri sehingga setiap anakan sel yang dihasilkan akan mewarisi gen- gen baru. Selanjutnya, setiap bakteri didalam kultur gen- gen akan menginstruksi, misalnya “hasilkan hormon insulin manusia”. Adapun beberapa cara pemindahan DNA diantaranya adalah :  Konjugasi: pemindahan DNA dalam sel bakteri melalui kontak fisik antar kedua sel.  Transformasi: pengambilan DNA oleh bakteri dari lingkungan sekitarnya.  Transduksi: pemindahan DNA daribsatu sel ke sel lainnya melaui perantara (2) Enzim Dalam rekayasa genetika dikenal dua macam bahan kimia yang berperan penting. Kedua macam bahan kimia tersebut adalah enzim pemutus (retriksi endonuklease) dan enzimperekat (ligase). Enzim retriksi endonuklease merupakan enzim khusus dari bakteri yang berguna sebagai alat pertahanan tubuh. Misalnya untuk melawan DNA asing yang menyusup masuk, seperti yang berasal dari virus. Dalam dunia rekayasa genetika, enzim tersebut bertindak sebagai gunting biologi yang berfungsi untuk memotong/ menggunting rantai DNA pada tempat- tempat khusus. Enzim retriksi endonuklease memiliki dua keutamaan. Pertama, memiliki fungsi kerja spesifik. Dalam hal ini enzim mampu mengenal dan memotong urutan nukleotida tertentu pada DNA. Kedua, mampu menghasilkan potongan- potongan runcingketika memotong rantai ganda DNA. Fragmen- fragmen yang dihasilkannya adalah berupa ujung runcing (ujung lengket) yang terdiri atas untaian tunggal. Setiap ujung dari fragmen memiliki bagian yang menjorok dengan urutan basa yang dapat dikenali dan dipasangi oleh basa yang terletak di ujung untaian lainnya. Misalnya, ujung untaian tunggal dengan urutan basa AATT pada satu ujung dan TTAA pada ujung yang
  • 8. lain. Kedua fragmen tersebut dapat disambungkan sehingga membentuk satu untaian nukleotida lagi. Dalam hal ini, enzim ligase berfungsi untuk merekatkan dan mempersatukan fragmen- fragmen/ potongan- potongan DNA. 2. Teknik- teknik Rekayasa Genetika 1) Teknik Plasmid Rekayasa Genetika Melalui teknk plasmid dalam rekayasa genetika, para ahli dibidang bioteknologi dapat mengembangkan tanaman transgenik yang resisten terhadap hama dan penyakit, adaptif kekeringan dan kondisi tanah yang tidak subur, hewan transgenik dan lain- lain. 2) Teknik Hibridoma Teknik hibridoma adalah penggabungan dua sel dari organisme yang sama ataupun dari sel organisme yang berbeda sehingga menghasilkan sel tunggal berupa sel hibrid (hibridoma) yang memiliki kombinasi sifat dari kedua sel tersebut Contoh teknik hibridoma adalah pembuatan antibodi monoklonal. Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal atau sel klon yang hanya mengenal satu jenis antigen. Pembentukan antibodi monoklonal dilakukan dengan menggunakan kelinci atau tikus. Langkah pertama adalah menginjeksikan antigen ke tubuh kelinci atau tikus percobaan, kemudian limpanya dipisahkan. Selanjutnya dilakukan peleburan sel- sel limpa dengan sel- sel mieloma (sel- sel kanker). Sekitar 1% dari sel limpa adalah sel plasma yang menghasilkan antibodi. Sedangkan 10% sel hibridoma akhir terdiri dari sel yang menghasilkan antibodi. Setiap sel hibridoma hanya menghasilkan 1 antibodi.
  • 9. BAB III PENUTUP 1.KESIMPULAN Sistem Imun Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Ada tiga fungsi penting di sistem imun yang sehat yaitu Kemampuannya untuk mengenali benda-benda asing, Bisa bertindak secara khusus untuk menghadapi serangan masing-masing benda asing itu, dan Sistem imun mengingat penyerang-penyerang asing itu dan dengan cepat menolak serangan ulang di masa depan. Sistim imun dibagi menjadi dua yaitu Sistim imun Non Spesifik dan Sistim Imun Spesifik. Kegagalan sistim imun yaitu ada Reaksi Hipersensitif, imunodefisiensi dan autoimun. Rekayasa Genetika Dua komponen utama yang terlibat di dalam rekayasa genetika, yaitu plasmid dan enzim. (1) Plasmid Plasmid adalah molekul DNA berantai rangkap dan berbentuk cincin. Plasmid ditemukan didalam sel bakteri dan dapat berbiak secara bebas, lepas dari kromosom induk (2) Enzim Dalam rekayasa genetika dikenal dua macam bahan kimia yang berperan penting. Kedua macam bahan kimia tersebut adalah enzim pemutus (retriksi endonuklease) dan enzimperekat (ligase).
  • 10. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa kami telah menyelesaikan tugas mata kuliah Biologi dengan membahas Dasar-dasar Imunologi dalam bentuk makalah. Makalah ini kami tulis berdasarkan hasil pencarian kami dari beberapa sumber. isi makalah ini mencakup tentang sejarah imunologi, pengertian imunologi, fungsi sistem imun, respon imun, jenis-jenis imun, pengertian antigen dan antibodi, penjelasan sistem komplemen, sel -sel sistem imun dan reaksi hipersensitivitas. Makalah ini di harapkan cukup untuk memberikan pengertian tentang dasar- dasar imunologi, walaupun tidak secara detail. Sudah tentu makalah ini masih jauh dari sempurna dan juga masih banyak kekurangannya. Maka saran, petunjuk pengarahan, dan bimbingan dari berbagai pihak sangat kami harapkan. Semoga makalah ini mendapat Ridho dari Allah SWT, dan bisa bermanfaat bagi kita semua. Pariaman, 13 Februari Penulis