Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya taqwa dan saling menyayangi sebagai kunci untuk meraih kebahagiaan dan kesejahteraan. Taqwa kepada Allah akan membawa berkah seperti rezeki, kemudahan, ampunan dosa, dan ketaatan akan membuat seseorang menjadi yang paling mulia. Saling menghormati, tidak mengejek, dan tidak mencari kesalahan orang lain juga perlu dilakukan untuk menciptak
(PRILAKU TAAT KEPADA ATURAN,KOMPETITIF DALAM KEBAIKAN DAN KERJA KERAS)
Khutbah
1. Suatu kebahagiaan bagi kita bila kewajiban yang Allah swt bebankan kepada
kita dapat kita laksanakan dengan sebaiknya. Salah satunya adalah ibadah
Ramadhan, khususnya puasa yang baru saja kita selesaikan. Kita berharap
makna-makna penting dari ibadah Ramadhan memberi warna positif dalam
kehidupan kita ke depan, paling tidak hingga Ramadhan tahun yang akan
datang.
Meskipun demikian setelah merenung dan mengevaluasi, kita juga menjadi
sedih karena Ramadhan yang begitu cepat berlalu belum optimal rasanya kita
isi dengan ibadah dan dakwah. Ya Allah, Ya Tuhan kami. Begitu banyak
waktu kami tersita untuk hal-hal yang tidak penting, menghabiskan malam dan
menunggu saat berbuka dengan sesuatu yang sekadar hobi dan hura-hura.
Kurangnya rasa syukur atas rizki juga membuat kami selalu merasa kurang
dengan apa yang sudah engkau berikan sehingga terlalaikanlah diri kami
hingga tidak sedikit orang yang meskipun sedang berpuasa Ramadhan tetap
saja menghalalkan segala cara dalam mendapatkan rizki.
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah swt.
Terwujudnya kehidupan keluarga, masyarakat dan bangsa yang bahagia dan
sejahtera merupakan dambaan semua orang. Untuk mencapainya, diperlukan
usaha yang sungguh-sungguh dari semua pihak. Paling tidak, ada tiga kunci
yang harus kita miliki dan kita laksanakan dalam hidup ini.
Pertama, Taqwa. Pada diri manusia, ada dua potensi sekaligus yang dapat
membuat dirinya menjadi orang yang sangat baik atau sangat buruk, dua
potensi itu adalah sifat taqwa dan sifat fujur (durhaka). Allah swt berfirman:
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan
jiwa itu dan merugilah orang-orang yang mengotorinya” (QS. Asy Syams [91]:8-
10).
Taqwa adalah memelihara diri dari siksa Allah dengan mengikuti segala
perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya dalam situasi dan kondisi yang
bagaimanapun juga, bahkan di manapun seseorang berada. Ketaqwaan kepada
Allah swt merupakan kunci kemuliaan bagi manusia, karenanya setiap
mukmin harus berusaha untuk bertaqwa dengan sebenar-benar ketaqwaan
sehingga hal ini tidak hanya ditekankan kepada umat Nabi Muhammad saw,
tapi juga kepada umat-umat sebelumnya, Allah swt berfirman:
2.
“Dan kepunyaan Allahlah apa yang di langit dan di bumi, dan sungguh Kami
telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan
(juga) kepada kamu; bertaqwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir, maka
(ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah
kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. An Nisa
[4]:131).
Manakala ketaqwaan kepada Allah swt sudah ditunjukkan, maka kebahagiaan
dan kesejahteraan akan diraih manusia dengan diperolehnya jalan keluar atas
persoalan hidup, memperoleh rizki, bahkan rizki yang tidak terduga,
memperoleh kemudahan dari kesulitan dan yang lebih membahagiakan adalah
memperoleh ampunan dan ditutupinya dosa, Allah swt berfirman:
“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-
sangkanya.” (QS Ath Thalaq [65]:2-3).
Pada ayat lain, Allah swt juga berfirman:
“Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan
menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS Thalaq [65]:4).
Sedangkan yang juga amat membahagiakan ketaqwaan disebutkan oleh Allah
swt:
“Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus
kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya.” (QS
Thalaq [65]:5).
Bila taqwa sudah bisa kita wujudkan dalam hidup ini, maka kita pun akan
menjadi manusia yang paling mulia di hadapan Allah swt:
3. “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu terdiri dari seorang
lelaki dan perempuan dan menjadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-
bangsa supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia di sisi Allah di antara kamu adalah orang yang paling bertaqwa.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al
Hujurat [49]:13).
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah swt.
Kunci Kedua untuk meraih Kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupan
masyarakat adalah saling sayang menyayangi dengan sesama. Di samping
itu keindahan hidup juga bisa dilihat dan dirasakan bila kasih sayang antar
sesama menjelma dalam kehidupan sehari-hari. Paling tidak, ada empat hal
yang harus diwujudkan sebagai cermin dari saling sayang menyayangi antar
sesama kita. Pertama, saling menghormati sehingga tidak ada buruk sangka,
tidak mengejek, dan tidak memanggil dengan panggilan yang buruk, tidak
mencari aib atau kejelekan, serta tidak menggunjing, Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokan
kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokan) lebih baik
dari mereka (yang mengolok-olokan) dan jangan pula wanita wanita-wanita
mengolok-olokan wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita (yang
diperolok-olokan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokan) dan
janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat,
maka mereka itulah orang-orang yang zhalim. Hai orang-orang yang
beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian
prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang
lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah
salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?
Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS Al
Hujurat [49]:11-12).
4. Kedua, Tolong Menolong, ini merupakan sesuatu yang saling dibutuhkan,
sehebat dan sekuat apapun manusia ia membutuhkan pertolongan. Kerjasama
dalam kebaikan, bahkan sedapat mungkin menolongnya bila dalam kesusahan,
meskipun dia sendiri berada dalam kesusahan, dia harus berusaha mencintai
saudaranya sesama muslim sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri, seperti
dalam firman Allah:
“Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa, dan jangan
tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS Al Maidah
[5]:2).
Di dalam satu hadits, Rasul SAWbersabda:
“Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia mencintai saudaranya
seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas).
Di antara maksud ta’awun dalam kebajikan adalah menghilangkan atau paling
tidak mengurangi kesulitan orang lain, bila ini dilakukan, keutamaannya
adalah ia akan dihilangkan kesusahannya oleh Allah Swt dalam kehidupan di
akhirat, bahkan orang yang suka menolong akan mendapatkan pertolongan
dari Allah Swt, Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah akan
menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Barangsiapa menutup aib
seorang muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya di hari kiamat. Allah
selalu menolong seorang hamba selama dia menolong saudaranya.” (HR.
Muslim).
Ketiga, Saling Memberi Nasihat (taushiyah), sehingga seorang muslim yang
hendak melakukan kesalahan akan meninggalkannya, dan bila terlanjur salah,
maka kesalahan itu tidak sampai menjadi kebiasaan. Oleh karena itu, orang
baik membutuhkan nasihat agar ia bisa mempertahankan dan meningkatkan
kebaikan, sedangkan orang yang belum baik membutuhkan nasihat agar
menjadi baik, ini akan mencegah manusia dari kerugian, Allah SWT
berfirman:
”Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih serta nasihat
5. menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya
menetapi kesabaran.” (QS Al Ashr [103]:2-3).
Keempat, Melindungi Keselamatan Harta dan Jiwa sehingga adanya seorang
muslim akan memberikan ketenangan bagi muslim lainnya, Rasulullah saw
bersabda:
“Siapa saja yang melindungi harta benda saudaranya, Allah akan lindungi
wajahnya dari sentuhan api neraka.” (HR. Ahmad).”
Di dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda:
“Seorang mukmin adalah mereka yang mampu memberikan keamanan bagi
mukmin lainnya, baik keamanan diri maupun harta.” (HR. Ahmad, Tirmidzi
dan Hakim).
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah swt.
Kunci ketiga untuk meraih kebahagiaan dan kesejahteraan adalah
melaksanakan Tanggung jawab. Kehidupan yang baik akan terwujud
manakala masing-masing orang, sebagai apapun dia dan di manapun berada
dapat menunjukkan rasa tanggungjawab, baik sebagai pribadi, keluarga,
masyarakat maupun bangsa. Karena itu, harus kita sadari bahwa banyak
sebutan yang ada pada diri kita, dibalik itu ada kewajiban yang harus kita
tunaikan, sebutan sebagai suami, istri, orang tua, anak, pengurus masjid hingga
pemimpin dan pejabat pada setiap tingkatannya. Namun, yang amat kita
sayangkan adalah banyak orang yang tidak bertanggung jawab sehingga
terjadi kekacauan dan kesengsaraan, padahal segala sesuatu akan dimintai
pertanggungjawaban, Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS Al Isra [17]:36)
Dalam kehidupan pribadi dan keluarga, masing-masing orang bertanggung
jawab hingga ke akhirat nanti, karenanya Allah swt menegaskan kepada kita
agar jaga dirimu dan keluargamu dari api neraka. Bahkan dalam konteks
kepemimpinan, kita juga memahami bahwa Rasulullah saw pernah bersabda
yang menyebutkan bahwa setiap kita adalah pemimpin dan akan dimintai
pertanggungjawaban tentang kepemimpinan itu. Karena itu, pemimpin yang
bertaqwa kepada Allah swt amat kita butuhkan dalam hidup ini.
6. Dengan demikian, setiap kita harus berusaha untuk terus berjuang
mengembangkan kehidupan yang baik dan sejahtera, meskipun kendala yang
kita hadapi sangat besar.
Agenda Harian
Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat
timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan
1. Agenda pada sepertiga malam akhir
a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di
dalamnya,
b. Menunaikan shalat witir
c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh
Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3
malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku
kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan
barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari
Muslim)
2. Agenda Setelah Terbit Fajar
a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh
“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan,
berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada
tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)
b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat
Rasulullah saw bersabda:
“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)
“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul
huwallahu ahad”.
7. c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.
Rasulullah saw bersabda:
“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan
mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)
“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan
cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)
d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat
Rasulullah saw bersabda:
“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)
e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir
waktu pagi
Dalam hadits nabi disebutkan:
” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang
ke kuning-kuningan”. (Muslim)
Agenda prioritas
Membaca Al-Quran.
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen
sesuai kemampuannya untuk selalu:
- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali
- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali
- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan
berlimpah insya Allah.
3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat
Rasulullah saw bersabda:
“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika
matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah,
menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang
ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap
langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari
jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)
4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah
Rasulullah saw bersabda:
“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya
sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)
8. Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:
“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan
baginya jalan menuju surga”. (Muslim)
d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari
Allah berfirman :
“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)
Rasulullah saw bersabda:
“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah
dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .
5. Agenda saat shalat Zhuhur
a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di
Masjid khususnya bagi laki-laki
b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur
Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan
membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).
6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar
a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat
Ashar secara berjamaah di masjid
b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)
Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan
atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan
shahih)
c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah
Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.
Agenda prioritas:
Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:
- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali
- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali
9. - Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang
berlimpah insya Allah.
7. Agenda sebelum Maghrib
a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran
b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media
c. Menyibukkan diri dengan doa
Rasulullah saw bersabda:
“Doa adalah ibadah”
8. Agenda setelah terbenam matahari
a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib
b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)
c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat
d. Membaca dzikir sore
e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid
Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-
rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-
langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”.
(Muslim)
9. Agenda pada waktu shalat Isya
a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di
masjid
b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat
c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim
d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid
e. Dakwah melalui media atau lainnya
f. Melakukan mudzakarah
g. Menghafal Al-Quran
Agenda prioritas
Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:
10. - Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali
- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali
- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan
berlimpah insya Allah.
Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan
yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini
bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam