SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 7
LIPUTAN6
KejambenarkelakuanGumalangBeatusTambaaliasBeatusini.Gara-garatidakditerimaditegur
karenamembuangpuntungdanabu rokok,Beatustegamengguntinglidahistrinya,Debora
Darmauli br Situmorang.
KejadianitudipaparkanolehJaksa PenuntutUmumdalam(JPU) sidangperdanayangdigelardi
PengadilanNegeri (PN) Simalungun,SumateraUtara,Rabu 2 Februari 2014.
Dalamsurat dakwaanitu,Beatusyang jugapendudukJalanBona-BonaNagori DolokMarlawanitu
mengguntinglidahDeborapada6 November2013.
JaksaJuliusMichael menguraikanpadawaktuituDeboramenegurBeatusyangmembuangpuntung
rokokdan abu di dalamkamar secara sembarangan.Tidakterimadenganteguranitu,Beatusmarah
sehinggaterjadi pertengkaran.
Pertengkaranituberujungpadapenganiayaan.BeatusmemegangmulutDebora.SaatlidahDebora
keluar,Beatusmengguntingnyahinggaberdarah.
"TerdakwakitakenakanUndang-undangKekerasanDalamRumahTanggaNomor23 Tahun2004
Pasal 44 ayat 20 dan 1," kata Julius.
Sedangkan, Deborayangmenjadi saksi bersediaberdamai denganBeatus.Namuntidakmaurujuk
kembali karenaperbuatanBeatusyangselalumemukulnyasejakmerekamenikah3tahun lalu.
(Ant/Eks)
KOMPAS.COM
Jumat,23 Januari 2015 | 15:21 WIB - Seorangiburumah tangga di Bandungan,Kabupaten
Semarang,melaporkansuami,ibumertuadanbapakmertuanyaatastuduhanpenganiayaandan
kekerasandalamrumahtangga(KDRT) ke UnitPerlindunganPerempuandanAnak(PPA) Polres
Semarang,Jumat(22/1/2015)
Kamis,27 November2014 | 15:28 WIB - Seorangpembanturumahtangga bernamamuhimahdi
daerahMenteng,JakartaPusat,melaporkanmajikannyake Polda MetroJaya,karenadi aniayad
siramair panas dandi setrikaolehmajikanny.kamis(27/11/2014)
Rabu,1 Oktober2014 | 19:38 WIB - Api cemburumembuatHendri BayuIrawan(25) nekatmencekik
leheristrinyasendiri,RinaAprilia(24) hinggatewas.PembunuhansadisitudilakukanHendri di
rumah merekadi DusunRejosari,DesaGrabag,KecamatanGrabag, KabupatenMagelang
HAK-HAK SUAMI
Hak-hak suasmi dapat disebutkan pada pokoknya ialah hak ditaati mengenai hal-hal yang
menyangkut hidup perkawinan dan hak memberi peajaran kepada istri dengan cara yang baik
dan layak dengan kedudukan suami-istri
1.Hak ditaati QS. An-nisa ayat 34 mengajarkan bahwa kaum laki-laki (suami) berkewajiban
memimpin kaum perempuan (istri) karna laki-laki memiliki kelebihan atas kaum perempuan
(dari segi kodrat kejadiannya), dan adanya kewajiban laki-laki memberi nafkah untuk
keperluan keluarganya. Dari bagian pertama ayat 34 QS. An- nisa tersebut dapat
diperoleh ketentuan bahwa kewajiban suami memimpin istri itu tidak akan terselenggara
dengan baik apabila istri tidak taat kepada suami. Isi dari pengertian taat adalah :
a.Istri supaya bertempat tinggal bersama suami dirumah yang telah disediakan Istri
berkwajiban memenuhi hak suami bertempat tinggal dirumah yang telah disediakan apabila
memenuhi syarat sebagai berikut:
ntuk istri
dan alat yang diperlukan untuk hidup berumah tangga
jauh dengan tetangga dan penjaga keamanan
b.Taat kepada perintah-perintah suami, kecuali apabila melanggar larangan Allah Istri wajib
memenuhi hak suami, taat kepada perintah-perintahnya apabila memenuhi syarat sebagai
berikut :
-hal yang ada hubungannya dengan kehidupan
rumahtangga. Dengan deamikian apabila misalnya suami memerintahkan istri untuk
membelanjakan harta milik pribadinya sesuai dengan keinginan suami, istri tidak wajib taat
sebab pembe;anjaan milik harta pribadi istri sebenarnya menjadi hak istri yang tidak dapat
dicampuri oleh suami.
memerintahkan istri untuk menjalankan hal-hal yang bertentangan dengan syariat, perintah
itu tidak perlu ditaati.
-kewajibannya yang menjadi hak istri, baik yang bersifat
kebendaaan maupun yang bersifat bukan kebendaan.
c.Berdiam dirumah, tidak keluar kecuali dengan ijin suami Istri wajib beriam dirumah, dan
tidak keluar kecuali dengan ijin suami apabila terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
apabila suami melarang istri menjenguk keluarganya, istri tidak wajib taat. Ia boleh keluar
rumah untuk berkunjung, tetapi tidak boleh bermalam tanpa ijin suami.
d.Tidak menerima masuknya seseorang tanpa ijin suami Hak suami agar istri tidak
menerimamasuknya seseorang tanpa ijinnya, dimaksudkan agar ketentraman hidup rumah
tangga tetap terpelihara. Ketentuan tersebut berlaku apabila orang yang datang itu bukan
mahram istri. Apabila orang yang datang merupakan mahramnya, seperti ayah, saudara,
paman dan sebagainya, dibenarkan dengan menerima kedatangan mereka tanpa ijin suami.
Kewajiban Suami Kewajiban Suami diatur dalam Kompilasi HukumIslambukuItentangHukum
perkawinan pasal 80 yaitu
1.Suami adalah pembimbing, terhadap istri dan rumahtangganya, akan tetap mengenai hal-hal
urusan rumah tangga yang penting-penting diputuskan oleh suami-istri bersama
2.Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah
tangga sesuai dengan kemampuannya
3Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada istrinya dan memberi kessempatan
belajar pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa
4.Sesuai dengan penghasilannya, suami menanggung :
Nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi istri
5.Kewajiban suami terhadap istrinya seperti tersebut pada ayat (4) diatas, mulai berlaku
sesudah adKompilasi HukumIslambukuItentangHukumperkawinana tamkin sempurna dari
istrinya
6.Istri dapat membebaskan suaminya dari keawjiban terhadap dirinya sebagaimana tersebut
pada ayat (4)
7.Kewajiban suami sebagaimana dmaksud ayat (5) gugur apabila istri nusyuz
Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, M.A.,
Hukum Perdata Islam Indonesia
(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 150-151
Ibid., hlm. 153-154
http://www.academia.edu/8734304/HAK_and_KEWAJIBAN_SUAMI_ISTRI_DALAM_HUKUM_PERKA
WINAN_ISLAM_Disusun_untuk_memenuhi_salah_satu_tugas_mata_kuliah_Hukum_Islam
hak-hakperempuandi bidang
1. Politikdanpemerintahan
2. Terlepas dari itu dalam ketentuan Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 dinyatakan bahwa,
segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerntahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.[2] Ini
menjelaskan bahwa tidak adanya diskriminasi dalam hukum dan pemerintahan yang
ada di Indonesia, tidak terkecuali laki-laki dan perempuan, suku-suku, agama, adat
istiadat maupun ras akan tetapi porsi bagi setiap warga Negara dalam hukum dan
pemerintahan adalah sama.
3. Hal ini diperjelas lagi dalam Pasal 28D ayat (3) UUD 1945 (amandemen II),
setiap warga Negara memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan. Ini
menunjukkan bagi warga Negara apakah laki-laki ataupun perempuan tetap
mempunyai kesempatan yang sama dalam hal pemerintahan.
4. Dalam era reformasi sekarang ini keterlibatan perempuan dalam hal
pemerintahan sudah sangat mewarnai Negara Indonesia, hal ini terbukti dengan
Negara Indonesia sudah pernah dipimpin oleh seorang wanita yakni Megawati
Soekarno Putri sebagai Kepala Negara yang sekaligus sebagai Kepala Pemerintahan.
5. Apabila kita kembali ke sejarah jauh sebelum perempuan-perempuan yang
sekarang berjuang dalam pembangunan bangsa Indonesia sudah terlebih dahulu lahir
putra-putri bangsa yang memiliki keperdulian terhadap bangsa melalui
perjuangannya, seperti dapat kita lihat bagaimana perjuangan Cut Nyak Dien di
Banda Aceh yang berusaha untuk mengusir penjajah kala itu, yang menunjukkan
eksistensi perempuan yang tidak dapat dipandang sebelah mata.
6. Namun untuk zaman modern seperti ini perjuangan perempuan sudah
mengarah pada usaha ikut serta dalam pembangunan Indonesia, hak-hak inilah yang
dimaksudkan dengan hak-hak asasi aktif atau demoratis, adapun dasar hak-hak ini
adalah keyakinan akan kedaulatan rakyat yang menuntut agar rakyat memerintahi
dirinya sendiri dan setiap pemerintah berada di bawah kekuasaan rakyat. Hak-hak itu
disebut aktif karena merupakan suatu aktifitas manusia, yaitu hak untuk ikut
menentukan arah perkembangan masyarakat.[3]
7. Dimulai dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1950 Tentang Pemilu, yaitu
untuk memilih anggota konstituante dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat, hak
memilih diberikan kepada seluruh warga Negara Indonesia yang sudah berumur 18
tahun atau sudah kawin (Pasal 1 Ayat (1)) yang tidak diperkenankan memilih
hanyalah mereka yang tidak terdaftar dalam daftar pemilih.[4] Keterlibatan
perempuan dalam bidang politik sudah ditunjukkan dalam UU tersebut, meskipun
tidak dinyatakan secara jelas, akan tetapi dapat ditarik ratio yang terkandung dalam
Pasal 1 Ayat (1) tersebut.
8. Keterlibatan perempuan dalam bidang politik sebagai motor dalam
pemerintahan juga sangat mendukung perempuan ikut serta didalamnya, hal ini
tercermin dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai
Politik yang menyatakan bahwa, memberikan hak rekrutmen dalam hal pengisian
jabatan politik yang memperhatikan kesetaraan gender. Dalam aturan tersebut
ditetapkan kesetaraan gender dalam artian yang bukan asasi akan tetapi gender yang
ditentukan oleh Undang-Undang.
9. Gender yang di gadang-gadangkan oleh sebagian besar para perempuan telah
banyak menimbulkan kesalah tafsiran, gender dalam Kamus Bahasa Inggris
merupakan jenis kelamin, namun dalam pengertian secara etimologi dapat dipahami
sebagai pembagian peran yang diberikan masyarakat kepada laki-laki dan perempuan
yang oleh karena itu ia akan berbeda dari suatu masyarakat dengan masyarakat yang
lainnya, dari suatu wilayah dengan wilayah lainnya dan juga akan berbeda dari waktu
ke waktu.
10. Dengan demikian gender tersebut bukanlah merupakan hak asasi yang kodrati,
yakni hak-hak yang dibawa sejak lahir akan tetapi ia merupakan hak-hak asasi yang
diberikan kepada individu oleh hukum. Gender yang dimaksudkan disini dapat dilihat
dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pemilu, yakni Pasal
15 huruf d “surat keterangan dari pengurus pusat partai politik tentang penyertaan
keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh perseratus) sesuai
dengan peraturan perundang-undangan”.
11. Namun demikian apabila kita menganalisa ketentuan tersebut telah
menunjukkan dukungan yang sangat kuat dari pemerintah untuk perempuan untuk
ikut dalam pembangunan Negara, ini merupakan sisi positif dari aturan tersebut,
meskipun dalam kenyataannya kuota tersebut tidak semua partai politik peserta
Pemilu tahun 2009 belum dapat memenuhinya, hal ini dapat dipahami karena di
Indonesia minat kaum perempuan dalam perpolitikan belum sama dengan perempuan-
perempuan di Negara barat, jadi meskipun telah ditentukan oleh UU tentang aturan
tersebut masih ada partai yang belum dapat memenuhinya.
12. Disisi yang lain aturan yang sudah ditetapkan tersebut memiliki sisi yang
menurut penulis, karena dengan aturan itu telah memaksa bagi partai politik untuk
memenuhi kuota 30% itu, jadi beberapa partai politik harus memaksakan untuk
terpenuhi terlepas dari apakah perempuan tersebut tertarik atau tidak dengan partai
politik bukanlah merupakan suatu hambatan, karena yang terpenting adalah kuota itu
harus terpenuhi.
13. Namun meskipun demikian kiprah perempuan dalam catur perpolitikan sudah
harus disetarakan dengan laki-laki karena, setiap warga Negara memiliki hak yang
sama tanpa memandang jenis kelamin dan yang lain-lain.
14. Aturan lain yang memberikan kesetaraan antara hak laki-laki dan perempuan
adalah dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
Manusia. Yakni pada bagian kesembilan dari pasal 45 sampai dengan pasal 51, yang
mengatur tentang hak wanita. Pasal 46 “Sistim pemilihan umum, kepartaian,
pemilihan anggota badan legislatif dan sistim pengangkatan di bidang eksekutif,
yudikatif, harus menjamin keterwakilan wanita sesuai persyaratan yang ditentukan.[5]
Dan dalam Pasal 49 ayat (1) “Wanita berhak untuk memilih, dipilih, diangkat dalam
pekerjaan, jabatan dan profesi sesuai dengan persyaratan dan peraturan perundang-
undangan
15. A. Bazar Harahap dan Nawangsih Sutardi, Hak Asasi Manusia dan Hukumnya (Edisi
Baru), PERCIRINDO, Jakarta, 2007, hal. 1.
16. [2] Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Perubahan Pertama, Kedua, Ketiga dan
Keempat, Senandung Ilmu Surakarta, Jakarta, 2007, hal. 24.
17. [3] Bambang Sunggono dan Aries Harianto, Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia,
Mandar Maju, Bandung, 2001, hal. 80
18. [4] Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, Jakarta, 1990, hal. 72
19. [5] A. Bazar Harahap dan Nawangsih Sutardi, Op.Cit, hal. 135
20. [6] Ibid
21. A. Bazar Harahap dan Nawangsih Sutardi, Hak Asasi Manusia dan Hukumnya (Edisi
Baru), PERCIRINDO, Jakarta, 2007, hal. 1.
22. [2] Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Perubahan Pertama, Kedua, Ketiga dan
Keempat, Senandung Ilmu Surakarta, Jakarta, 2007, hal. 24.
23. [3] Bambang Sunggono dan Aries Harianto, Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia,
Mandar Maju, Bandung, 2001, hal. 80
24. [4] Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, Jakarta, 1990, hal. 72
25. [5] A. Bazar Harahap dan Nawangsih Sutardi, Op.Cit, hal. 135
26. [6] Ibid
27. A. Bazar Harahap dan Nawangsih Sutardi, Hak Asasi Manusia dan Hukumnya (Edisi
Baru), PERCIRINDO, Jakarta, 2007, hal. 1.
28. [2] Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Perubahan Pertama, Kedua, Ketiga dan
Keempat, Senandung Ilmu Surakarta, Jakarta, 2007, hal. 24.
29. [3] Bambang Sunggono dan Aries Harianto, Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia,
Mandar Maju, Bandung, 2001, hal. 80
30. [4] Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, Jakarta, 1990, hal. 72
31. [5] A. Bazar Harahap dan Nawangsih Sutardi, Op.Cit, hal. 135
32. [6] Ibid
Hak-hak wanita di bidangpolitikdan pemerintahan
 Jaminandalaminstrumen-instrumeninternasional
 Pasal 21 DUHAM butir1 dan 2
 ICCPRPasal 25
 CEDAW Pasal 7 dan Pasal 8
 Pasal 7 Undang-undangNo. 2 Tahun2008 tentangPartai Politik
 UU No.10 Tahun2008 TentangPEMILU
Hak-hak wanita di bidangkewarganegaraan
 Undang-undangKewarganegaraanRImenyatakanbahwakewarganegaraanseoranganak
didasarkanhanyapada kewarganegaraanayahnya( asasiussanguinis)
 DUHAM Pasal 15
 CEDAW Pasal 9
 Konvensi tentangKewarganegaraanWanitaKawin,Pasal 1,2 dan 3
 Konvensi tentangKewarganegaraanWanita,Pasal 1
 AmandemenIIUndang-UndangDasar1945 mengaturtentanghakkewarganegaraanyang
terdapatdi dalam Pasal 28 D (4),
 Pasal 47 UU HAM
Hak-hak wanita di bidangpendidikandan pengajaran
 DUHAM Pasal 26 ayat (1),
 CEDAW Pasal 10,
 Kovenan tentanghak-hakEkonomi Sosial danBudayaPasal 13 ayat (2),
 Konvensi melawandiskriminasidalamPendidikan,Pasal 4(d)
 AmandemenIIUndang-UndangDasar1945 Pasal 28 C ayat (1)
Undang-undangHAM Pasal 48
Hak-hakwanitadi bidang ketenagakerjaan
 DUHAM Pasal 23
 Kovenan Internasional tentanghak-hak Ekonomi Sosial danBudaya, Pasal 6 ayat (1),Pasal
7 dan Pasal 8 ayat 1 butir(a) dan (b),
 Konvensi ILONo.111,Pasal 2
 Konvensi tentangHak-hakPolitikWanita,di dalamPasal 3
 AmandemenIIUndang-UndangDasar1945 Pasal 28 D ayat (2), Pasal 28 E ayat (1), Pasal 49
ayat (1)
 Undang-undangNo.13 Tahun 2003 tentangKetenagakerjaanparagraph 3 tentang
perempuan, yaitupadaPasal 76
 CEDAW Pasal 11 ayat 2 butir(a)
Hak-hak wanita di bidang kesehatan
 Pasal 25 UniversalDeclaration of Human Rights
 Undang-UndangDasar 1945 Pasal 28 H
 Pasal 12 ayat (1) Konvensi Internasional tentangHakEkonomi,Sosial danBudaya
 Pasal 49 ayat (2) Undang-UndangHAM
 Pasal 4 Undang-UndangNo.23 Tahun 1992 tentangkesehatan
Hak-hak wanita untuk melakukan perbuatan hukum
 Pasal 50 Undang-UndangHAM RI
 MenurutHukum Islam,seorangwanitadianggapdewasajikatelahakilbaliq,yaitusetelahia
mendapatmenstruase ( pada usiaantara 13 – 15 tahun )
 hukumadat,seorangwanitatelahdianggapdewasajikasudahberusia15 tahun
 PerdataBarat, seorangwanitatelahdianggapdewasasetelahberusia16 tahun
 Pasal 50 Undang-UndangHAM RI
 MenurutHukum Islam,seorangwanitadianggapdewasajikatelahakilbaliq,yaitusetelahia
mendapatmenstruase ( pada usiaantara 13 – 15 tahun )
 hukumadat,seorangwanitatelahdianggapdewasajikasudahberusia15 tahun
 PerdataBarat, seorangwanitatelahdianggapdewasasetelahberusia16 tahun
Hak-hakwanitadalamikatan/putusnyaperkawinan
 Hak-hakwanitadalamikatan/putusnyaperkawinan
 Undang-UndangNo.1 Tahun1974 tentangPerkawinan,mengenai ikatandanputusnya
perkawinandiaturdi dalamPasal 30, 34, 35-37, dan Pasal 38-41
 Undang-UndangHAM, hak-hakwanitasebagai seorangistri diaturdi dalamPasal 51
 Pasal 51 ayat (1) UU no.39/1999
 Pasal 3 ayat (1) UU no.39/1999
https://fhuiguide.files.wordpress.com/.../kuliah-10-dan-11-hak-perempuan

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)Nithayun_
 
Kepegawaian : Peraturan Perkawinan, Laporan Perkawinan, Perceraian, Akibat Pe...
Kepegawaian : Peraturan Perkawinan, Laporan Perkawinan, Perceraian, Akibat Pe...Kepegawaian : Peraturan Perkawinan, Laporan Perkawinan, Perceraian, Akibat Pe...
Kepegawaian : Peraturan Perkawinan, Laporan Perkawinan, Perceraian, Akibat Pe...Shieni Rahmadani Amalia
 
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3N
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3NPROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3N
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3NARZEN MUTAKIN
 
Uu nomor 16 tahun 2004 tentang kejaksaan republik indonesia
Uu nomor 16 tahun 2004 tentang kejaksaan republik indonesiaUu nomor 16 tahun 2004 tentang kejaksaan republik indonesia
Uu nomor 16 tahun 2004 tentang kejaksaan republik indonesiaIndonesia Anti Corruption Forum
 
Uu no. 7 tahun 1989 tentang peradilan agama
Uu no. 7 tahun 1989 tentang peradilan agamaUu no. 7 tahun 1989 tentang peradilan agama
Uu no. 7 tahun 1989 tentang peradilan agamaLegal Akses
 
Kul 3 asas, rukun dan syarat perkawinan islam 1
Kul 3 asas, rukun dan syarat perkawinan islam 1Kul 3 asas, rukun dan syarat perkawinan islam 1
Kul 3 asas, rukun dan syarat perkawinan islam 1Fitri Amalia
 
Artikel wasiat wajibah bagi anak diluar perkawinan yang sah
Artikel wasiat wajibah bagi anak diluar perkawinan yang sahArtikel wasiat wajibah bagi anak diluar perkawinan yang sah
Artikel wasiat wajibah bagi anak diluar perkawinan yang sahmoliiceman
 
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesiaMakalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesiaRahmanzie Share
 
PP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNS
PP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNSPP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNS
PP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNSTrust Tour And Travel
 
Pencegahan perkawinan
Pencegahan perkawinanPencegahan perkawinan
Pencegahan perkawinanOnedy Ozora
 
Makalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usryMakalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usryikafia maulidia
 
Uu tahun 2004 no. 16 tentang kerjaksaan ri
Uu tahun 2004 no. 16 tentang kerjaksaan riUu tahun 2004 no. 16 tentang kerjaksaan ri
Uu tahun 2004 no. 16 tentang kerjaksaan riLegal Akses
 

La actualidad más candente (20)

Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)
 
Surat pernyataan
Surat pernyataanSurat pernyataan
Surat pernyataan
 
Kepegawaian : Peraturan Perkawinan, Laporan Perkawinan, Perceraian, Akibat Pe...
Kepegawaian : Peraturan Perkawinan, Laporan Perkawinan, Perceraian, Akibat Pe...Kepegawaian : Peraturan Perkawinan, Laporan Perkawinan, Perceraian, Akibat Pe...
Kepegawaian : Peraturan Perkawinan, Laporan Perkawinan, Perceraian, Akibat Pe...
 
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3N
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3NPROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3N
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3N
 
Uu nomor 16 tahun 2004 tentang kejaksaan republik indonesia
Uu nomor 16 tahun 2004 tentang kejaksaan republik indonesiaUu nomor 16 tahun 2004 tentang kejaksaan republik indonesia
Uu nomor 16 tahun 2004 tentang kejaksaan republik indonesia
 
Uu no. 7 tahun 1989 tentang peradilan agama
Uu no. 7 tahun 1989 tentang peradilan agamaUu no. 7 tahun 1989 tentang peradilan agama
Uu no. 7 tahun 1989 tentang peradilan agama
 
Kul 3 asas, rukun dan syarat perkawinan islam 1
Kul 3 asas, rukun dan syarat perkawinan islam 1Kul 3 asas, rukun dan syarat perkawinan islam 1
Kul 3 asas, rukun dan syarat perkawinan islam 1
 
KONSEKUENSI KDH MELANGGAR UU ASN
KONSEKUENSI KDH MELANGGAR UU ASNKONSEKUENSI KDH MELANGGAR UU ASN
KONSEKUENSI KDH MELANGGAR UU ASN
 
Slide pp 94 2021-kumham
Slide pp 94 2021-kumhamSlide pp 94 2021-kumham
Slide pp 94 2021-kumham
 
Artikel wasiat wajibah bagi anak diluar perkawinan yang sah
Artikel wasiat wajibah bagi anak diluar perkawinan yang sahArtikel wasiat wajibah bagi anak diluar perkawinan yang sah
Artikel wasiat wajibah bagi anak diluar perkawinan yang sah
 
Makalah pernikahan
Makalah pernikahanMakalah pernikahan
Makalah pernikahan
 
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesiaMakalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
 
Kd 12 materi disiplin pegawai
Kd 12 materi disiplin pegawaiKd 12 materi disiplin pegawai
Kd 12 materi disiplin pegawai
 
PP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNS
PP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNSPP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNS
PP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNS
 
Uu nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan ham
Uu nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan hamUu nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan ham
Uu nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan ham
 
Pencegahan perkawinan
Pencegahan perkawinanPencegahan perkawinan
Pencegahan perkawinan
 
Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 
Makalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usryMakalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usry
 
Uu tahun 2004 no. 16 tentang kerjaksaan ri
Uu tahun 2004 no. 16 tentang kerjaksaan riUu tahun 2004 no. 16 tentang kerjaksaan ri
Uu tahun 2004 no. 16 tentang kerjaksaan ri
 
1989 07 peradilan agama
1989 07 peradilan agama1989 07 peradilan agama
1989 07 peradilan agama
 

Similar a Kespro%20contoh%20kdrt

RESUME MODULE 6.docx
RESUME MODULE 6.docxRESUME MODULE 6.docx
RESUME MODULE 6.docxratihmila211
 
LGBT DAN PERSAMAAN HAK (19002).pptx
LGBT DAN PERSAMAAN HAK (19002).pptxLGBT DAN PERSAMAAN HAK (19002).pptx
LGBT DAN PERSAMAAN HAK (19002).pptxantoniustedy
 
Pengertian Warga Negara
Pengertian Warga Negara Pengertian Warga Negara
Pengertian Warga Negara Hilda Ayu
 
Kasus perkawinan adat berdasarkan uu no. 1 thn 1974
Kasus perkawinan adat berdasarkan uu no. 1 thn 1974Kasus perkawinan adat berdasarkan uu no. 1 thn 1974
Kasus perkawinan adat berdasarkan uu no. 1 thn 1974Rizqy Putra
 
Hak dan kewajiban warga negara
Hak dan kewajiban warga negaraHak dan kewajiban warga negara
Hak dan kewajiban warga negaraAsyair26
 
PPT KELAS XI HAM.pptx
PPT KELAS XI  HAM.pptxPPT KELAS XI  HAM.pptx
PPT KELAS XI HAM.pptxErmanSugianto
 
Kelompok 6 hak dan kewajiban warganegara indonesia
Kelompok 6   hak dan kewajiban warganegara indonesiaKelompok 6   hak dan kewajiban warganegara indonesia
Kelompok 6 hak dan kewajiban warganegara indonesiadayurikaperdana19
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARAHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARAAkadusyifa .
 
PKN-KELAS-XII-HAK-DAN-KEWAJIBAN-WARGA-NEGARA.pdf
PKN-KELAS-XII-HAK-DAN-KEWAJIBAN-WARGA-NEGARA.pdfPKN-KELAS-XII-HAK-DAN-KEWAJIBAN-WARGA-NEGARA.pdf
PKN-KELAS-XII-HAK-DAN-KEWAJIBAN-WARGA-NEGARA.pdfNuryonoAdiRahman
 
Handout pegangan guru
Handout pegangan guruHandout pegangan guru
Handout pegangan gurumithayuni
 
RULE OF LAW HAM.pptx
RULE OF LAW HAM.pptxRULE OF LAW HAM.pptx
RULE OF LAW HAM.pptxAnakBaru5
 
TUGAS TIK5 AGSHA
TUGAS TIK5 AGSHATUGAS TIK5 AGSHA
TUGAS TIK5 AGSHAagshaafu
 
Instrumen Hukum HAM Di Indonesia
Instrumen Hukum HAM Di IndonesiaInstrumen Hukum HAM Di Indonesia
Instrumen Hukum HAM Di Indonesiaaliftrigger
 

Similar a Kespro%20contoh%20kdrt (20)

RESUME MODULE 6.docx
RESUME MODULE 6.docxRESUME MODULE 6.docx
RESUME MODULE 6.docx
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
LGBT DAN PERSAMAAN HAK (19002).pptx
LGBT DAN PERSAMAAN HAK (19002).pptxLGBT DAN PERSAMAAN HAK (19002).pptx
LGBT DAN PERSAMAAN HAK (19002).pptx
 
Hukum Perorangan.pptx
Hukum Perorangan.pptxHukum Perorangan.pptx
Hukum Perorangan.pptx
 
Copy of pkn Kelas X
Copy of pkn Kelas XCopy of pkn Kelas X
Copy of pkn Kelas X
 
Ppm iswi-kdrt
Ppm iswi-kdrtPpm iswi-kdrt
Ppm iswi-kdrt
 
Pengertian Warga Negara
Pengertian Warga Negara Pengertian Warga Negara
Pengertian Warga Negara
 
Modul kewarganegaraan gici 2016
Modul kewarganegaraan gici 2016Modul kewarganegaraan gici 2016
Modul kewarganegaraan gici 2016
 
Kasus perkawinan adat berdasarkan uu no. 1 thn 1974
Kasus perkawinan adat berdasarkan uu no. 1 thn 1974Kasus perkawinan adat berdasarkan uu no. 1 thn 1974
Kasus perkawinan adat berdasarkan uu no. 1 thn 1974
 
Hak dan kewajiban warga negara
Hak dan kewajiban warga negaraHak dan kewajiban warga negara
Hak dan kewajiban warga negara
 
PPT KELAS XI HAM.pptx
PPT KELAS XI  HAM.pptxPPT KELAS XI  HAM.pptx
PPT KELAS XI HAM.pptx
 
Kelompok 6 hak dan kewajiban warganegara indonesia
Kelompok 6   hak dan kewajiban warganegara indonesiaKelompok 6   hak dan kewajiban warganegara indonesia
Kelompok 6 hak dan kewajiban warganegara indonesia
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARAHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
 
PKN-KELAS-XII-HAK-DAN-KEWAJIBAN-WARGA-NEGARA.pdf
PKN-KELAS-XII-HAK-DAN-KEWAJIBAN-WARGA-NEGARA.pdfPKN-KELAS-XII-HAK-DAN-KEWAJIBAN-WARGA-NEGARA.pdf
PKN-KELAS-XII-HAK-DAN-KEWAJIBAN-WARGA-NEGARA.pdf
 
Handout pegangan guru
Handout pegangan guruHandout pegangan guru
Handout pegangan guru
 
RULE OF LAW HAM.pptx
RULE OF LAW HAM.pptxRULE OF LAW HAM.pptx
RULE OF LAW HAM.pptx
 
TUGAS TIK5 AGSHA
TUGAS TIK5 AGSHATUGAS TIK5 AGSHA
TUGAS TIK5 AGSHA
 
Makalah 10
Makalah 10Makalah 10
Makalah 10
 
Instrumen Hukum HAM Di Indonesia
Instrumen Hukum HAM Di IndonesiaInstrumen Hukum HAM Di Indonesia
Instrumen Hukum HAM Di Indonesia
 

Kespro%20contoh%20kdrt

  • 1. LIPUTAN6 KejambenarkelakuanGumalangBeatusTambaaliasBeatusini.Gara-garatidakditerimaditegur karenamembuangpuntungdanabu rokok,Beatustegamengguntinglidahistrinya,Debora Darmauli br Situmorang. KejadianitudipaparkanolehJaksa PenuntutUmumdalam(JPU) sidangperdanayangdigelardi PengadilanNegeri (PN) Simalungun,SumateraUtara,Rabu 2 Februari 2014. Dalamsurat dakwaanitu,Beatusyang jugapendudukJalanBona-BonaNagori DolokMarlawanitu mengguntinglidahDeborapada6 November2013. JaksaJuliusMichael menguraikanpadawaktuituDeboramenegurBeatusyangmembuangpuntung rokokdan abu di dalamkamar secara sembarangan.Tidakterimadenganteguranitu,Beatusmarah sehinggaterjadi pertengkaran. Pertengkaranituberujungpadapenganiayaan.BeatusmemegangmulutDebora.SaatlidahDebora keluar,Beatusmengguntingnyahinggaberdarah. "TerdakwakitakenakanUndang-undangKekerasanDalamRumahTanggaNomor23 Tahun2004 Pasal 44 ayat 20 dan 1," kata Julius. Sedangkan, Deborayangmenjadi saksi bersediaberdamai denganBeatus.Namuntidakmaurujuk kembali karenaperbuatanBeatusyangselalumemukulnyasejakmerekamenikah3tahun lalu. (Ant/Eks) KOMPAS.COM Jumat,23 Januari 2015 | 15:21 WIB - Seorangiburumah tangga di Bandungan,Kabupaten Semarang,melaporkansuami,ibumertuadanbapakmertuanyaatastuduhanpenganiayaandan kekerasandalamrumahtangga(KDRT) ke UnitPerlindunganPerempuandanAnak(PPA) Polres Semarang,Jumat(22/1/2015) Kamis,27 November2014 | 15:28 WIB - Seorangpembanturumahtangga bernamamuhimahdi daerahMenteng,JakartaPusat,melaporkanmajikannyake Polda MetroJaya,karenadi aniayad siramair panas dandi setrikaolehmajikanny.kamis(27/11/2014) Rabu,1 Oktober2014 | 19:38 WIB - Api cemburumembuatHendri BayuIrawan(25) nekatmencekik leheristrinyasendiri,RinaAprilia(24) hinggatewas.PembunuhansadisitudilakukanHendri di rumah merekadi DusunRejosari,DesaGrabag,KecamatanGrabag, KabupatenMagelang
  • 2. HAK-HAK SUAMI Hak-hak suasmi dapat disebutkan pada pokoknya ialah hak ditaati mengenai hal-hal yang menyangkut hidup perkawinan dan hak memberi peajaran kepada istri dengan cara yang baik dan layak dengan kedudukan suami-istri 1.Hak ditaati QS. An-nisa ayat 34 mengajarkan bahwa kaum laki-laki (suami) berkewajiban memimpin kaum perempuan (istri) karna laki-laki memiliki kelebihan atas kaum perempuan (dari segi kodrat kejadiannya), dan adanya kewajiban laki-laki memberi nafkah untuk keperluan keluarganya. Dari bagian pertama ayat 34 QS. An- nisa tersebut dapat diperoleh ketentuan bahwa kewajiban suami memimpin istri itu tidak akan terselenggara dengan baik apabila istri tidak taat kepada suami. Isi dari pengertian taat adalah : a.Istri supaya bertempat tinggal bersama suami dirumah yang telah disediakan Istri berkwajiban memenuhi hak suami bertempat tinggal dirumah yang telah disediakan apabila memenuhi syarat sebagai berikut: ntuk istri dan alat yang diperlukan untuk hidup berumah tangga jauh dengan tetangga dan penjaga keamanan b.Taat kepada perintah-perintah suami, kecuali apabila melanggar larangan Allah Istri wajib memenuhi hak suami, taat kepada perintah-perintahnya apabila memenuhi syarat sebagai berikut : -hal yang ada hubungannya dengan kehidupan rumahtangga. Dengan deamikian apabila misalnya suami memerintahkan istri untuk membelanjakan harta milik pribadinya sesuai dengan keinginan suami, istri tidak wajib taat sebab pembe;anjaan milik harta pribadi istri sebenarnya menjadi hak istri yang tidak dapat dicampuri oleh suami. memerintahkan istri untuk menjalankan hal-hal yang bertentangan dengan syariat, perintah itu tidak perlu ditaati. -kewajibannya yang menjadi hak istri, baik yang bersifat kebendaaan maupun yang bersifat bukan kebendaan. c.Berdiam dirumah, tidak keluar kecuali dengan ijin suami Istri wajib beriam dirumah, dan tidak keluar kecuali dengan ijin suami apabila terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut : apabila suami melarang istri menjenguk keluarganya, istri tidak wajib taat. Ia boleh keluar rumah untuk berkunjung, tetapi tidak boleh bermalam tanpa ijin suami. d.Tidak menerima masuknya seseorang tanpa ijin suami Hak suami agar istri tidak menerimamasuknya seseorang tanpa ijinnya, dimaksudkan agar ketentraman hidup rumah tangga tetap terpelihara. Ketentuan tersebut berlaku apabila orang yang datang itu bukan mahram istri. Apabila orang yang datang merupakan mahramnya, seperti ayah, saudara, paman dan sebagainya, dibenarkan dengan menerima kedatangan mereka tanpa ijin suami.
  • 3. Kewajiban Suami Kewajiban Suami diatur dalam Kompilasi HukumIslambukuItentangHukum perkawinan pasal 80 yaitu 1.Suami adalah pembimbing, terhadap istri dan rumahtangganya, akan tetap mengenai hal-hal urusan rumah tangga yang penting-penting diputuskan oleh suami-istri bersama 2.Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya 3Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada istrinya dan memberi kessempatan belajar pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa 4.Sesuai dengan penghasilannya, suami menanggung : Nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi istri 5.Kewajiban suami terhadap istrinya seperti tersebut pada ayat (4) diatas, mulai berlaku sesudah adKompilasi HukumIslambukuItentangHukumperkawinana tamkin sempurna dari istrinya 6.Istri dapat membebaskan suaminya dari keawjiban terhadap dirinya sebagaimana tersebut pada ayat (4) 7.Kewajiban suami sebagaimana dmaksud ayat (5) gugur apabila istri nusyuz Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, M.A., Hukum Perdata Islam Indonesia (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 150-151 Ibid., hlm. 153-154 http://www.academia.edu/8734304/HAK_and_KEWAJIBAN_SUAMI_ISTRI_DALAM_HUKUM_PERKA WINAN_ISLAM_Disusun_untuk_memenuhi_salah_satu_tugas_mata_kuliah_Hukum_Islam hak-hakperempuandi bidang 1. Politikdanpemerintahan 2. Terlepas dari itu dalam ketentuan Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 dinyatakan bahwa, segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerntahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.[2] Ini menjelaskan bahwa tidak adanya diskriminasi dalam hukum dan pemerintahan yang ada di Indonesia, tidak terkecuali laki-laki dan perempuan, suku-suku, agama, adat istiadat maupun ras akan tetapi porsi bagi setiap warga Negara dalam hukum dan pemerintahan adalah sama. 3. Hal ini diperjelas lagi dalam Pasal 28D ayat (3) UUD 1945 (amandemen II), setiap warga Negara memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan. Ini menunjukkan bagi warga Negara apakah laki-laki ataupun perempuan tetap mempunyai kesempatan yang sama dalam hal pemerintahan. 4. Dalam era reformasi sekarang ini keterlibatan perempuan dalam hal pemerintahan sudah sangat mewarnai Negara Indonesia, hal ini terbukti dengan Negara Indonesia sudah pernah dipimpin oleh seorang wanita yakni Megawati Soekarno Putri sebagai Kepala Negara yang sekaligus sebagai Kepala Pemerintahan.
  • 4. 5. Apabila kita kembali ke sejarah jauh sebelum perempuan-perempuan yang sekarang berjuang dalam pembangunan bangsa Indonesia sudah terlebih dahulu lahir putra-putri bangsa yang memiliki keperdulian terhadap bangsa melalui perjuangannya, seperti dapat kita lihat bagaimana perjuangan Cut Nyak Dien di Banda Aceh yang berusaha untuk mengusir penjajah kala itu, yang menunjukkan eksistensi perempuan yang tidak dapat dipandang sebelah mata. 6. Namun untuk zaman modern seperti ini perjuangan perempuan sudah mengarah pada usaha ikut serta dalam pembangunan Indonesia, hak-hak inilah yang dimaksudkan dengan hak-hak asasi aktif atau demoratis, adapun dasar hak-hak ini adalah keyakinan akan kedaulatan rakyat yang menuntut agar rakyat memerintahi dirinya sendiri dan setiap pemerintah berada di bawah kekuasaan rakyat. Hak-hak itu disebut aktif karena merupakan suatu aktifitas manusia, yaitu hak untuk ikut menentukan arah perkembangan masyarakat.[3] 7. Dimulai dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1950 Tentang Pemilu, yaitu untuk memilih anggota konstituante dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat, hak memilih diberikan kepada seluruh warga Negara Indonesia yang sudah berumur 18 tahun atau sudah kawin (Pasal 1 Ayat (1)) yang tidak diperkenankan memilih hanyalah mereka yang tidak terdaftar dalam daftar pemilih.[4] Keterlibatan perempuan dalam bidang politik sudah ditunjukkan dalam UU tersebut, meskipun tidak dinyatakan secara jelas, akan tetapi dapat ditarik ratio yang terkandung dalam Pasal 1 Ayat (1) tersebut. 8. Keterlibatan perempuan dalam bidang politik sebagai motor dalam pemerintahan juga sangat mendukung perempuan ikut serta didalamnya, hal ini tercermin dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik yang menyatakan bahwa, memberikan hak rekrutmen dalam hal pengisian jabatan politik yang memperhatikan kesetaraan gender. Dalam aturan tersebut ditetapkan kesetaraan gender dalam artian yang bukan asasi akan tetapi gender yang ditentukan oleh Undang-Undang. 9. Gender yang di gadang-gadangkan oleh sebagian besar para perempuan telah banyak menimbulkan kesalah tafsiran, gender dalam Kamus Bahasa Inggris merupakan jenis kelamin, namun dalam pengertian secara etimologi dapat dipahami sebagai pembagian peran yang diberikan masyarakat kepada laki-laki dan perempuan yang oleh karena itu ia akan berbeda dari suatu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya, dari suatu wilayah dengan wilayah lainnya dan juga akan berbeda dari waktu ke waktu. 10. Dengan demikian gender tersebut bukanlah merupakan hak asasi yang kodrati, yakni hak-hak yang dibawa sejak lahir akan tetapi ia merupakan hak-hak asasi yang diberikan kepada individu oleh hukum. Gender yang dimaksudkan disini dapat dilihat dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pemilu, yakni Pasal 15 huruf d “surat keterangan dari pengurus pusat partai politik tentang penyertaan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh perseratus) sesuai dengan peraturan perundang-undangan”. 11. Namun demikian apabila kita menganalisa ketentuan tersebut telah menunjukkan dukungan yang sangat kuat dari pemerintah untuk perempuan untuk
  • 5. ikut dalam pembangunan Negara, ini merupakan sisi positif dari aturan tersebut, meskipun dalam kenyataannya kuota tersebut tidak semua partai politik peserta Pemilu tahun 2009 belum dapat memenuhinya, hal ini dapat dipahami karena di Indonesia minat kaum perempuan dalam perpolitikan belum sama dengan perempuan- perempuan di Negara barat, jadi meskipun telah ditentukan oleh UU tentang aturan tersebut masih ada partai yang belum dapat memenuhinya. 12. Disisi yang lain aturan yang sudah ditetapkan tersebut memiliki sisi yang menurut penulis, karena dengan aturan itu telah memaksa bagi partai politik untuk memenuhi kuota 30% itu, jadi beberapa partai politik harus memaksakan untuk terpenuhi terlepas dari apakah perempuan tersebut tertarik atau tidak dengan partai politik bukanlah merupakan suatu hambatan, karena yang terpenting adalah kuota itu harus terpenuhi. 13. Namun meskipun demikian kiprah perempuan dalam catur perpolitikan sudah harus disetarakan dengan laki-laki karena, setiap warga Negara memiliki hak yang sama tanpa memandang jenis kelamin dan yang lain-lain. 14. Aturan lain yang memberikan kesetaraan antara hak laki-laki dan perempuan adalah dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia. Yakni pada bagian kesembilan dari pasal 45 sampai dengan pasal 51, yang mengatur tentang hak wanita. Pasal 46 “Sistim pemilihan umum, kepartaian, pemilihan anggota badan legislatif dan sistim pengangkatan di bidang eksekutif, yudikatif, harus menjamin keterwakilan wanita sesuai persyaratan yang ditentukan.[5] Dan dalam Pasal 49 ayat (1) “Wanita berhak untuk memilih, dipilih, diangkat dalam pekerjaan, jabatan dan profesi sesuai dengan persyaratan dan peraturan perundang- undangan 15. A. Bazar Harahap dan Nawangsih Sutardi, Hak Asasi Manusia dan Hukumnya (Edisi Baru), PERCIRINDO, Jakarta, 2007, hal. 1. 16. [2] Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Perubahan Pertama, Kedua, Ketiga dan Keempat, Senandung Ilmu Surakarta, Jakarta, 2007, hal. 24. 17. [3] Bambang Sunggono dan Aries Harianto, Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia, Mandar Maju, Bandung, 2001, hal. 80 18. [4] Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, Jakarta, 1990, hal. 72 19. [5] A. Bazar Harahap dan Nawangsih Sutardi, Op.Cit, hal. 135 20. [6] Ibid 21. A. Bazar Harahap dan Nawangsih Sutardi, Hak Asasi Manusia dan Hukumnya (Edisi Baru), PERCIRINDO, Jakarta, 2007, hal. 1. 22. [2] Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Perubahan Pertama, Kedua, Ketiga dan Keempat, Senandung Ilmu Surakarta, Jakarta, 2007, hal. 24. 23. [3] Bambang Sunggono dan Aries Harianto, Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia, Mandar Maju, Bandung, 2001, hal. 80 24. [4] Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, Jakarta, 1990, hal. 72 25. [5] A. Bazar Harahap dan Nawangsih Sutardi, Op.Cit, hal. 135 26. [6] Ibid 27. A. Bazar Harahap dan Nawangsih Sutardi, Hak Asasi Manusia dan Hukumnya (Edisi Baru), PERCIRINDO, Jakarta, 2007, hal. 1. 28. [2] Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Perubahan Pertama, Kedua, Ketiga dan Keempat, Senandung Ilmu Surakarta, Jakarta, 2007, hal. 24.
  • 6. 29. [3] Bambang Sunggono dan Aries Harianto, Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia, Mandar Maju, Bandung, 2001, hal. 80 30. [4] Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, Jakarta, 1990, hal. 72 31. [5] A. Bazar Harahap dan Nawangsih Sutardi, Op.Cit, hal. 135 32. [6] Ibid Hak-hak wanita di bidangpolitikdan pemerintahan  Jaminandalaminstrumen-instrumeninternasional  Pasal 21 DUHAM butir1 dan 2  ICCPRPasal 25  CEDAW Pasal 7 dan Pasal 8  Pasal 7 Undang-undangNo. 2 Tahun2008 tentangPartai Politik  UU No.10 Tahun2008 TentangPEMILU Hak-hak wanita di bidangkewarganegaraan  Undang-undangKewarganegaraanRImenyatakanbahwakewarganegaraanseoranganak didasarkanhanyapada kewarganegaraanayahnya( asasiussanguinis)  DUHAM Pasal 15  CEDAW Pasal 9  Konvensi tentangKewarganegaraanWanitaKawin,Pasal 1,2 dan 3  Konvensi tentangKewarganegaraanWanita,Pasal 1  AmandemenIIUndang-UndangDasar1945 mengaturtentanghakkewarganegaraanyang terdapatdi dalam Pasal 28 D (4),  Pasal 47 UU HAM Hak-hak wanita di bidangpendidikandan pengajaran  DUHAM Pasal 26 ayat (1),  CEDAW Pasal 10,  Kovenan tentanghak-hakEkonomi Sosial danBudayaPasal 13 ayat (2),  Konvensi melawandiskriminasidalamPendidikan,Pasal 4(d)  AmandemenIIUndang-UndangDasar1945 Pasal 28 C ayat (1) Undang-undangHAM Pasal 48 Hak-hakwanitadi bidang ketenagakerjaan  DUHAM Pasal 23  Kovenan Internasional tentanghak-hak Ekonomi Sosial danBudaya, Pasal 6 ayat (1),Pasal 7 dan Pasal 8 ayat 1 butir(a) dan (b),  Konvensi ILONo.111,Pasal 2  Konvensi tentangHak-hakPolitikWanita,di dalamPasal 3  AmandemenIIUndang-UndangDasar1945 Pasal 28 D ayat (2), Pasal 28 E ayat (1), Pasal 49 ayat (1)  Undang-undangNo.13 Tahun 2003 tentangKetenagakerjaanparagraph 3 tentang perempuan, yaitupadaPasal 76  CEDAW Pasal 11 ayat 2 butir(a)
  • 7. Hak-hak wanita di bidang kesehatan  Pasal 25 UniversalDeclaration of Human Rights  Undang-UndangDasar 1945 Pasal 28 H  Pasal 12 ayat (1) Konvensi Internasional tentangHakEkonomi,Sosial danBudaya  Pasal 49 ayat (2) Undang-UndangHAM  Pasal 4 Undang-UndangNo.23 Tahun 1992 tentangkesehatan Hak-hak wanita untuk melakukan perbuatan hukum  Pasal 50 Undang-UndangHAM RI  MenurutHukum Islam,seorangwanitadianggapdewasajikatelahakilbaliq,yaitusetelahia mendapatmenstruase ( pada usiaantara 13 – 15 tahun )  hukumadat,seorangwanitatelahdianggapdewasajikasudahberusia15 tahun  PerdataBarat, seorangwanitatelahdianggapdewasasetelahberusia16 tahun  Pasal 50 Undang-UndangHAM RI  MenurutHukum Islam,seorangwanitadianggapdewasajikatelahakilbaliq,yaitusetelahia mendapatmenstruase ( pada usiaantara 13 – 15 tahun )  hukumadat,seorangwanitatelahdianggapdewasajikasudahberusia15 tahun  PerdataBarat, seorangwanitatelahdianggapdewasasetelahberusia16 tahun Hak-hakwanitadalamikatan/putusnyaperkawinan  Hak-hakwanitadalamikatan/putusnyaperkawinan  Undang-UndangNo.1 Tahun1974 tentangPerkawinan,mengenai ikatandanputusnya perkawinandiaturdi dalamPasal 30, 34, 35-37, dan Pasal 38-41  Undang-UndangHAM, hak-hakwanitasebagai seorangistri diaturdi dalamPasal 51  Pasal 51 ayat (1) UU no.39/1999  Pasal 3 ayat (1) UU no.39/1999 https://fhuiguide.files.wordpress.com/.../kuliah-10-dan-11-hak-perempuan