Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi data sosiologi dan antropologi mengenai fenomena sosial di lingkungan masyarakat setempat, termasuk definisi data kualitatif dan kuantitatif serta data primer dan sekunder. Dokumen ini juga menjelaskan pengertian fenomena sosial dan masalah sosial serta klasifikasi dan kriteria masalah sosial.
1. Identifikasi Data
Sosiologi dan
Antropologi tentang
Fenomena Sosial di
Lingkungan Masyarakat
Setempat
1. Rahmi Putri Ramadhani (121644055)
2. Rizka Andarosita H (121644096)
KELOMPOK 3
3. Muchtar Latif (121644107)
4. Vidia Sobha L P P (121644113)
5. Citra Liza Indriyani (121644251)
3. DATA KUALITATIF: data yang tidak berbentuk angka-angka.
Contohnya, tingkat kenakalan remaja, tingkat kedisiplinan
karyawan, dan tingkat ketahanan masyarakat dalam
menghadapi suatu masalah.
DATA KUANTITATIF: data yang berbentuk angka-angka.
Contohnya, 121 orang tewas daam bencana banjir, 10%
penduduk Indonesia buta aksara, dan 60 % siswa SMA adalah
perempuan.
DATA
DATA PRIMER: data yang diperoleh secara langsung dari objek
penelitian, baik melalui wawancara maupun melalui
observasi/pangamatan.
DATA SEKUNDER: data yang diperoleh dari suatu organisasi
atau perorangan seperti lembaga pemerintah atau lembaga
swadaya masyarakat.
4. PENGERTIAN FENOMENA
SOSIAL
Secara etimologi, fenomena sosial berasal dari dua kata yaitu
fenomena dan sosial.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), fenomena
berarti hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan
dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah.Adapun
pengertian sosial adalah berkenaan dengan masyarakat.
Jadi, secara harfiah fenomena sosial diartikan sebagai hal-hal
yang berkenaan dengan masyarakat yang dapat disaksiakn
dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara
ilmiah.
6. KLASIFIKASI Soerjono Sukanto:
MASALAH
SOSIAL Masalah sosial dari faktor ekonomis,
misalnya kemiskinan, pengangguran.
Masalah sosial dari faktor biologis,
misalnya penyakit menular.
Masalah sosial dari faktor psikologis,
o Kepincangan warisan fisik yang misalnya penyakit saraf bunuh diri dan
diakibatkan oleh pengurangan atau lain-lain.
pembatasan-pembatasan sumber daya
Masalah sosial dari faktor kebudayaan,
alam.
o Warisan sosial, misalnya pertumbuhan
misalnya penceraian, pencurian,
dan berkurangnya penduduk, batasan kenakalan remaja, konflik ras dan lain-
kelahiran, migrasi, angka harapan lain.
hidup, kualitas hidup, pengangguran,
depresi dan lain-lain.
o Kebijakan sosial, misalnya
perencanaan ekonomi, perencanaan
sosial dan lain-lain.
7. KRITERIA MASALAH SOSIAL
Apabila ada 10 orang siswa
dalam suatu ruangan ujian,
menyontek dianggap masalah.
Tetapi di sekolah yang lain
tidak dianggap masalah
meskipun hampir setengah
siswanya berbuat curang
Adanya perbedaan yang mencolok pada saat ujian.
antara nilai-nilai dengan kondisi-
kondisi nyata kehidupan.
8. PENETAPAN
MASALAH
SOSIAL
Masalah Sosial Laten: masalah-masalah
sosial yang terjadi di dalam masyarakat
tetapi masyarakat tidak mengakuinya
sebagai masalah di tengah-tengah mereka.
Masalah Sosial Nyata: masalah sosial yang tumbuh
sebagai akibat terjadinya kepincangan-kepincangan yang
disebabkan tidak sesuainya tindakan dengan norma dan
nilai yang berlaku dalam masyarakat Masalah sosial
nyata diakui oleh masyarakat keberadaannya dan
keyakinan dapat diatasi atau dihilangkan.
10. Penurunan Kualitas Moral • Pertumbuhan penduduk yang relatif
(Demoralisasi) tinggi sehingga mengakibatkan jumlah
pencari kerja tidak sebanding dengan
Dewasa ini banyak dijumpai keadaan lapangan pekerjaan.
dimana kualitas moral warga masyarakat • Menurunnya kewibawaan yang ditandai
yang mengalami penurunan.Hal inilah yang dengan tidak berhasilnya pemerintah
dinamakan demoralisasi. Brooks dan Goble memenuhi tuntutan rakyat.
(1997) mengatakan bahwa demoralisasi • Meningkatnya angka kemiskinan.
berhubungan dengan rendahnya standar • Menurunnya kualitas aparat penegak
moral dan penetapan nilai dan norma dalam hukum , seperti kepolisian, kejaksaan dan
masyarakat. kehakiman.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan • Adanya sikap-sikap negatif, seperti
demoralisasi di kalangan masyarakat malas,boros, tidak disiplin, serta sikap
antara lain: apatis yang akhirnya untuk mencapai
sesuatu dilakukan dengan jalan pintas.
• Krisis ekonomi yang berkepanjangan • Keengganan memahami dan mendalami
ajaran-ajaran agama.
11. 1. Terorisme
Terorisme adalah tindakan yang
membuat kerusakan-kerusakan di dalam
masyarakat dengan tujuan menyebarkan
rasa takut serta mengancam keselamatan
publik.
Tindakan ini muncul salah satunya akibat
adanya rasa ketidakadilan dan pemahaman
keagamaan yang sempit. Tindakan
terorisme dapat dilakukan oleh siapapun
tanpa mengenal suku, ras, dan agama. Motif
yang digunakan pun bermacam-macam.
Contohnya, aksi pelemparan bom molotof
ke kantor DPD salah satu partai politik di
kota Depok (Kompas 23 Mei 2007).
12. 2. Meningkatnya Angka Kemiskinan
Krisis multidimensional yang terjadi
pada tahun 1997 menyebabkan jumlah
penduduk miskin di Indonesia semakin
bertambah. Mengutip data Pusat Statistik,
jumlah penduduk miskin di Indonesia pada
bulan Maret 2006 sebesar 39,05 juta GAMBAR
(17,75%).
Dibandingkan dengan penduduk miskin
pada Februari 2005 yang berjumlah 35,10
juta (15,97%), maka jumlah penduduk
miskin meningkat sebesar 3,95 juta. Hal
ini disebabkan oleh meningkatnya angka
pengangguran, sementara harga-harga
barang di pasaran semakin meningkat.
13. 3.Merebaknya Kasus Perdagangan
Anak
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan lembaganya, terdapat sekitar
200 sampai 300 ribu pekerja seks
komersial (PSK) berusia dibawah 18
tahun.
Terkadang ada orang tua yang
menjual anak mereka karena terhimpit
beban ekonomi. Adapula yang tertipu
Aris Merdeka Sirait, Sekretaris merelakan anak mereka untuk bekerja di
Jenderal Komnas Anak mengemukakan luar kota, dengan harapan memperoleh
bahwa Indonesia merupakan pemasok masa depan yang lebih baik, padahal
perdagangan anak dan wanita mereka dipekerjakan sebagai pekerja
(trafficking) terbesar di Asia Tenggara. seks komersial.
14. 4. Kenakalan Remaja (Delinkuensi)
Kenakalan remaja adalah semua
perbuatan anak remaja (usia belasan
tahun) yang berlawanan dengan
ketertiban umum (nilai dan norma yang
diakui bersama) yang ditujukan pada
orang lain, binatang, dan barang-barang
yang dapat menimbulkan bahaya atau
kerugian pada pihak lain. Contohnya seks
bebas, narkoba, homoseksual. Hal ini
merupakan tindakan penyimpangan yang
tidak sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku di masyarakat.