Ringkasan dokumen tersebut adalah: Sistem ekonomi liberal Belanda di Indonesia pada 1870-1900 meliberalisasi kepemilikan tanah dan memungkinkan modal swasta asing untuk berinvestasi dalam sektor pertanian dan pertambangan. Hal ini menyebabkan pertumbuhan pesat perkebunan besar yang dimiliki swasta, tetapi juga mengakibatkan penurunan kesejahteraan penduduk lokal dan ketergantungan ekonomi Indonesia pada Belanda.
Sistem ekonomi liberal pada masa imperialisme belanda
1. Sistem Ekonomi Liberal pada Masa
Imperialsme Belanda 1870-1900
Andri Saputra Sk
Ali Rahmat
Aris Munandar
Ikhsan Al -Kamil
Kelas : XI IPA
T.A : 2013 - 2014
Oleh:
2. 1. Latar Belakang Lahirnya Sistem
Ekonomi Liberal
Pelaksanaan Sistem Tanam Paksa yang telah menimbulkan
penderitaan rakyat pribumi namun memberikan keuntungan
besar bagi Pemerintah Kerajaan Belanda.
Berkembangnya faham liberalisme sebagai akibat dari
Revolusi Perancis dan Revolusi Industri sehingga sistem
Tanam Paksa tidak sesuai lagi untuk diteruskan.
Kemenangan Partai Liberal dalam Parlemen Belanda yang
mendesak Pemerintah Belanda menerapkan sistem ekonomi
liberal di negeri jajahannya (Indonesia). Hal ini dimaksudkan
agar para pengusaha Belanda sebagai pendukung Partai
Liberal, dapat menanamkan modalnya di Indonesia.
AdanyaTraktat Sumatera, 1871, yang memberikan kebebasan
bagi Belanda untuk meluaskan wilayahnya ke Aceh. Sebagai
imbalannya Inggris meminta Belanda menerapkan sistem
ekonomi liberal di Indonesia, agar pengusaha Inggris dapat
menanamkan modalnya di Indonesia.
3. 2. Landasan Sistem Politik Pintu
Terbuka
I. Peraturan tentang pembendaharaan Negara
India-Belanda (Indische Comptabilitetit
Wet). (1867)
II.Undang- Undang Agraria (Agrarische Wet)
(1870)
III.Undang- Undang Gula (Suiker Wet)
IV.Agrische Beskuit yang mengatur lebih rinci
tentang Agraria. (1870)
4. a. Peraturan tentang
pembendaharaan Negara India-
Belanda
Berisi tentang perbendaharaan Negara
Hindia Belanda yang menyebutkan bahwa
dalam menentukan anggaran belanja Hindia
Belanda harus ditetapkan dengan undang-
undang yang disetujui oleh Parlemen Belanda.
5. b. UU Agraria (1870)
• Tanah Indonesia dibedakan menjadi dua macam, yaitu : tanah
rakyat dan tanah pemerintah.
• Tanah rakyat dibedakan atas: tanah milik yang sifatnya
bebas dan tanah untuk keperluan penduduk desa yang
sifatnya bebas.
• Tanah pemerintah adalah tanah yang bukan milik
rakyat, yang dapat dijual atau disewakan untuk dijadikan
perkebunan.
Pasal 1 : Gubernur jenderal tidak boleh menjual tanah.
Pasal 2 : Gubernur jenderal boleh menyewakan tanah
menurut peraturan undang undang.
Pasal 3 : Dengan peraturan undang-undang akan
diberikan tanah-tanah dengan hak erfpacht
yaitu hak pengusaha untuk dapat menyewa
tanah dari gubernemen paling lama 75 tahun,
dan seterusnya.
6. c. UU Gula (Suiker Wet)
Perusahaan-perusahaan gula milik pemerintah akan
dihapus secara bertahap
Pada tahun 1891 semua perusahaan gula milik
pemerintah harus sudah diambil alih oleh swasta.
Sewa hanya dapat dilakukan antara satu sampai dua
tahun.
Uang sewa sebesar hasil dari satu kali panen
petani, kalau tanah itu dikerjakan oleh petani.
Investor asing wajib mengadakan perjanjian
langsung atau kontrak dengan petani.
7. d. Agrarische Besluit (1870)
Ditetapkan oleh Raja Belanda dan mengatur
hal-hal yang lebih rinci, khususnya tentang
hak kepemilikan tanah dan jenis-jenis hak
penyewaan tanah oleh pihak swasta.
8. e. Berikut ini beberapa perkebunan
asing yang muncul:
Perkebunan tembakau di Deli, Sumatra Utara.
Perkebunan tebu di Jawa Tengah dan Jawa
Timur.
Perkebunan kina di Jawa Barat.
Perkebunan karet di Sumatra Timur.
Perkebunan kelapa sawit di Sumatra Utara.
Perkebunan teh di Jawa Barat dan Sumatra
Utara.
9.
10.
11. 3. PELAKSANAAN SISTEM POLITIK
EKONOMI LIBERAL
Sejak tahun 1870 di Indonesia diterapkan
Imperialisme Modern (Modern Imperialism). sejak
tahun tersebut di Indonesia telah
diterapkan Opendeur Politiek yaitu politik pintu
terbuka terhadap modal-modal swasta asing.
Disamping modal swasta Belanda sendiri, modal
swasta asing lain juga masuk ke Indonesia, seperti
modal dari Inggris, Amerika, Jepang dan Belgia.
Modal-modal swasta asing tersebut tertanam pada
sektor-sektor pertanian dan pertambangan, seperti
karet, teh, kopi, tembakau, tebu, timah dan minyak.
Sehingga perkebunan-perkebunan dibangun secara
luas dan meningkat pesat.
12. 4. Perkembangan Perdagangan
→Kaum liberal eropa mulai menanamkan modalnya di
Indonesia sehingga perkebunan perkebunan swasta
muncul di indonesia, contohnya perusahaan
→Usaha – usaha perkebunan swasta ini mengalami
perkembangan yang sangat pesat antara tahun 1870 –
1885
→Ditunjang dengan adanya pemakian mesin – mesin
pengolahan yang modern serta pembukaan Terusan Suez
pada tahun 1869.
→Untuk melancarkan perkembangan produksi tanaman
ekspor tersebut, maka pemerintah hindia – Belanda
membangun sarana – sarana penunjang seperti:
waduk, saluran irigasi, jalan raya, jalan kereta api, dan
dermaga pelabuhan dengan sistem kerja rodi
13.
14.
15. • Setelah tahun 1885, harga gula dan kopi jatuh
• Sedangkan di Sumatra perkebunan mengalami kesulitan
dalam hal tenaga kerja
• Pemerintah Belanda mengeluarkan undang – undang
“koelie ordonantie” karena perlakuaan pengawasan
terhadap buruh sangat kasar,maka banyak buruh yang
melarikan diri dari perkebunan
• Untuk pekerja-pekerja perkebunan yang melanggar
ketentuan- ketentuan kontrak kerja akan dikenai
“Poenale Sanctie.”
• ketentuan Poenale Sanctie adalah; pekerja-pekerja yang
melarikan diri dari perkebunan-perkebunan Sumatera
Timur dapat ditangkap oleh polisi dan dibawa kembali ke
perkebunan dengan kekerasan jika mereka mengadakan
perlawanan
16. 5. Dampak dari Politik Pintu Terbuka
Memberikan keuntungan yang sangat besar kepada
kaum swasta Belanda dan pemerintah kolonial
Belanda.
Hasil-hasil produksi perkebunan dan pertambangan
mengalir ke negeri Belanda.
Negeri Belanda menjadi pusat perdagangan hasil
dari tanah jajahan.
a. Bagi Belanda
17. b. Bagi Indonesia
Kemerosotan tingkat kesejahteraan penduduk.
Adanya krisis perkebunan.
Menurunnya konsumsi bahan makanan sementara
pertumbuhan penduduk di Jawa pesat
Menurunnya usaha kerajinan rakyat karena kalah
bersaing dengan barang impor dari Eropa
Pengangkutan dengan gerobak menurun
penghasilannya karena adanya pengangkutan
dengan kereta api
Rakyat menderita karena masih menerapkan
kerja rodi dan