Dokumen tersebut membahas tentang hijrah dari sistem ekonomi kapitalis yang berbasis riba ke sistem ekonomi syariah. Sistem ekonomi kapitalis telah menunjukkan kegagalannya dalam menciptakan kesejahteraan dan keadilan, sehingga umat Islam disarankan untuk segera melakukan perubahan ke sistem ekonomi syariah yang diyakini mampu menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Perbandingan periodesasi ekonomi islam dan ekonomi umum
Hijrah Ekonomi
1. Hijrah dari Sistem Ekonomi Ribawi
Setiap memasuki tahun baru islam ( tahun hijriah ), kita diingatkan pada peristiwa penting
paling bersejarah, yakni Hirahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah yang
terjadi 1434 tahun silam. Dalam sejarah islam, hijrah merupakan peristiwa yang sangat
monumental. Hijrah telah membawa perubahan dan pembaharuan islam dalam membangun
masayrakatnya menjadi sebuah masyarakat yang berperadaban tinggi, berwawasan
keadilan, persaudaraan, kejujuran dengan dilandasi norma norma agama dan senantiasa
berada dalam bingkai syari’ah.
Isma’il al Faruqi menyebutkan bahwasanya hijrah merupakan langkah awal untuk menata
masyarakat muslim yang berperadaban. Jadi hijrah bukanlah sarana untuk mencari suaka
politik atau aksi prihatin karena terdesaknya nabi Muhammad SAW oleh para pembesar
pembesar Quraisy dalam menyebarkan Islam di Mekkah. Akan tetapi hijrah merupakan
sebuah strategi dan taktik jitu yang terencana dan sistematis.
Substansi hijrah merupakan strategi besar dalam membangun peradaban islam. Hal ini
diyakini Hunston Smith dalam bukunya “The Religion Man”, bahwa peristiwa hjrah
merupakan titik balik dari sejarah dunia.
Secara filosofis dampak hijrah sangat penting bagi kehidupan umat manusia. karena hijrah
memiliki arti perubahan, pembaharuan dan reformasi yang luar biasa.
Setelah kita cermati bagaimana arti hijrah sesungguhnya, kiranya umat Islam masa kini
seyogyanya sadar untuk segera melakukan sebuah perubahan mendasar, yakni pembaruan
sistem sekonomi yang telah dijalankan, yang saat ini cengkraman ekonomi kapitalis
semakin menguat. Dengan semangat hijrah, sudah saatnya kita tinggalkan sistem ekonomi
dengan riba sebagai jantungnya ini. Saat ini cengkraman sistem ekonomi kapitalistik
semakin kuat.
Dengan semangat hijrah, sudah saatnya kita tinggalkan sistem eknomi kapitalis dan
konsisten beranjak melangkah maju ke depan menuju sistem ekonomi syari’ah.
2. Dalam konteksnya, ekonomi kapitalis sudah banyak menunjukan kebobrokan. Ia telah
melahirkan kerusakan-kerusakan moril ataupun non moril. Dengan basis laissez faire yang
ribawi, ekonomi kapitalistik menjadikan uang bukan lagi sebagai alat tukar, tapi sudah di
perdagangkan. Ekonomi ini menjadi sangat rakus dan menghancurkan. Faham neo
liberalisme tidak bisa dipertahankan. Rumah yang dibangun Adam Smith kini terancam
runtuh oleh dirinya sendiri.,
Bencana depresi besar yang terjadi di abad 20, membuat trauma bagi hampir seluruh
Negara Negara didunia. Banyak ekonom mempertanyakan kembali kelayakan system ini.
Kebobrokan kapitalisme semakin terlihat pada era 1990-an, menggugah banyak ekonom
barat dan Islam menyatakan bahwa teori ekonomi kapitalis telah mati.
diantara yang paling menonjol adalah ekonom jebolan Oxford University Paul Ormerord
yang menuangkan gugatannya terhadap kapitalisme dalam tulisan berjudul The Death of
Economics. Dalam bukunya, ia menyatakan bahwa saat ini dunia dilanda suatu kecemasan
yang dahsyat karena kurang bisa beroperasinya sistem ekonomi yang memiliki ketahanan
untuk menghadapi setiap gejolak ekonomi.
Buu sejenis juga muncul karya Umar Vadillo, ekonom asal Scotlandia yang menulis buku
”The Ends of Economics” yang mengkritik secara tajam ketidakadilan sistem moneter
kapitalisme. Vadillo menganggap bahwa Kapitalisme justru telah melakukan
”perampokan” terhadap kekayaan negara-negara berkembang melalui sistem moneter fiat
money yang sesungguhnya dalam kacamata syariah adalah riba.
Beberapa tahun terakhir, perekonomian dunia tengah memasuki fase yang tidak stabil,
dengan masa depan yang sangat tidak menentu. Setelah mengalami masa sulit karena
tingginya tingkat inflasi, ekonom dunia kembali mengalami resesi mendalam, tingkat
pengangguran yang parah, ditambah flutuasi nilai tukar yang tidak sehat.
Dampaknya tentu saja kehancuran sendi-sendi perekonomian negara-negara berkembang
terbukti dengan ratusan perusahaan kembali gulung tikar, harga barang pokok menjadi
tidak terkendali. Resesi tersebut semakin menyedihkan tatkala kemiskinan merajalela di
3. banyak negara, ketidakadilan sosio-ekonomi, serta tidak mampunya beberapa negara
berkembang untuk membayar kembali hutang mereka, justru hutang mereka tambah
meningkat.
Berkat pengalaman krisis di akhir abad ke-19 yang melahirkan lonjakan jumlah
pengangguran di seluruh dunia, timbul gelombang kesadaran untuk menemukan dan
menggunakan system ekonomi baru yang lebih memiliki implikasi keadilan, pemerataan,
kejujuran, komprehensif, dan efisien. Disinilah system ekonomi syari’ah mengemuka,
karena konstruksinya yang segar dan komprehensif.
Menurut analisa para ekonom, dapat disimpulkan bahwa teori ekonomi telah mati karena
beberapa alasan. Pertama, teori ekonomi Barat (kapitalisme) telah menimbulkan
ketidakadilan ekonomi yang sangat dalam, khususnya karena sistem moneter yang hanya
menguntungkan Barat melalui hegemoni mata uang kertas dan sistem ribawi.
Kedua, Teori ekonomi kapitalisme tidak mampu mengentaskan masalah kemiskinan dan
ketimpangan pendapatan.
Ketiga, teori ekonomi ini tidak mampu menyelaraskan hubungana antara negara-negara di
dunia, terutama antara negara-negara maju dan negara berkembang.
Ekonomi rabbani
Data empiris menunjukan, pemecahan masalah ekonomi dunia selama ini ternyata hanya
bersifat sementara. Untuk memperoleh solusi yang berkesinambungan dan jangka panjang,
seharusnya kita kembali pada epistemology ilmu dasar yaitu al-Qur’an dan Sunnah.
Karena kapitalisme telah gagal dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat, maka menjadi
keharusan bagi umat zaman ini untuk segera medekonstruksi ekonomi kapitalisme dan
kembali bersemangat dalam merekonstruksi ekonomi syari’ah. Karena ekonomi syariah
memiliki keunggulan-keunggulan yang tak dimiliki kapitalisme, ekonomi syari’ah
mewujudkan keadilan, kejujuran, dan kesejahteraan. juga dapat menciptakan kesejahteraan
4. manusia tanpa krisis financial, tanpa penindasan, tanpa kezaliman. Baik antara individu,
kelompok atau negara.
Maka dari itu, sebagai generasi muda penerus bangsa, setelah mengetahui rusaknya
kapitalisme tugas kita adalah menghadirkan master plan system Islam. Selain itu kita juga
membutuhkan road map dan proses step by step untuk mewujudkan sistem Islam itu. Telah
terbukti selama 13 abad sistem ekonomi islam bisa bertahan, tak ada krisis ekonomi saat
itu, bahkan ketika itu umat manusia mengalami kedamaian dan kemakmuran.
Ekonomi syariah menuntun prilaku berekonomi agar memperoleh falah. Perilaku ini terkait
dengan landasan syariah sebagai rujukan moral dalam fitrahnya, yang terbentuk dengan
dasar nilai Ilahiyah .
Di sisi lain, sumber pengetahuan ekonomi konvensional adalah intelegensi dan institusi
akal manusia melalui studi empiris. Perbedaan kedua, terletak pada motif prilaku itu
sendiri. Ekonomi syariah dibangun dan dikembangkan di atas nilai altruism, mementingkan
kepentingan orang lain, sedangkan ekonomi konvensional berdasarkan nilai egoisme, yang
hanya mementingkan diri sendiri.
Banyak sarana untuk membutikan bahwa ekonomi syari’ah bias menjadi system yang
unggul dari kapitalisme. Realita ini terbukti bahwa telah banyak negara-negra dengan
mayoritas non muslim membangun bank syariah dan lebih dari 400 lembaga keuangan
syari’ah telah beroperasi di negara Negara tersebut. Kini banyak perguruan tinggi
mancanegara melakukan kajian tentang ekonomi islam. Bahkan Harvard university yang
terkenal dengan liberal-nya telah mengembangkan kajian ekonomi Islam.
Meski perjalanan ekonomi syari’ah belum tercatat lama, namun dengan semangat tinggi
dari para ekonom muda muslim, kita mampu menciptakan generasi ekonomi rabbani yang
senantiasa selalu berasaskan pada aqidah syari’ah. Eksistensi ekonomi syari’ah makin
memiliki prospek kedepan untuk pembangunan ekonomi lebih maju.
Ekonomi syari’ah telah menjadi post-capitalist dan dianggap sebagai solusi bagi ekonomi
dunia. Dengan begitu semoga peluang ini dapat menjadi barometer untuk kemajuan
5. syari’ah, jangan pernah melepaskan peluang ini demi kemajuan ekonomi syari’ah yang
nantinya akan mewujudkan ekonomi dunia yang adil dan sejahtera, tanpa ada spekulasi.