Makalah ini membahas teknik pengumpulan data dan analisis data dalam penelitian, meliputi observasi, wawancara, kuesioner, serta analisis deskriptif dan induktif untuk memahami karakteristik data dan menarik kesimpulan.
Tugas semester teknik pengumpulan dan analisis data
1. May 22,
MATA KULIAH: PENELITIAN TP
2012
TUGAS MAKALAH
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
DAN ANALISIS DATA
Dosen Pembina :
Prof. DR. Ungsi A.O. Marmai, M.Ed
Oleh :
RAMADHAYANI/1109874
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
2. May 22,
MATA KULIAH: PENELITIAN TP
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat Nya,
saya dapat menyusun makalah ini dengan baik, tanpa mengalami hambatan yang
berarti. Makalah ini dimaksudkan guna untuk meyempurnakan tugas mata kuliah
Penelitian Teknologi Pendidikan. Hasil makalah ini berupa pembahasan mengenai
Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data.
Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan
untuk mengumpulkan data. Metode bisa dengan melalui angket, wawancara,
pengamatan, tes, dokumentasi dan sebagainya. Data yang telah terkumpul tanpa
dianalisis menjadi tidak bermakna, tidak berarti mejadi data yang mati dan tidak
berbunyi. Oleh karena itu analisis data ini untuk memberi arti, makna dan nilai
yang terkandung dalam data.
Dengan rampungnya makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca guna penyempurnaan makalah ini. Atas perhatiannya, saya ucapkan
terima kasih.
Pekanbaru, 26 Mei 2012
Ramadhayani
3. May 22,
MATA KULIAH: PENELITIAN TP
2012
TEKNIK DAN ALAT PENGUMPULAN
DATA
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data.
1. Teknik Observasi
Teknik observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data di mana
peneliti mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap objek
yang diteliti, baik dalam situasi buatan yang secara khusus diadakan
(laboratorium) maupun dalam situasi alamiah atau sebenarnya (lapangan).
Pelaksanaan observasi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu obervasi langsung,
observasi tidak langsung dan observasi partisipasi. Observasi langsung adalah
observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap objek yang diteliti secara
langsung (tanpa perantara). Observasi tidak langsung adalah observasi yang
dilakukan oleh peneliti terhadap suatu objek melalui perantara, yaitu dengan alat
atau cara tertentu. Observasi partisipasi adalah observasi yang dilakukan oleh
peneliti dengan cara melibatkan diri atau ikut serta dalam kegiatan yang
dilaksanakan oleh individu atau sekelompok orang yang menjadi objek
pengamatan. Alat pengumpulan data dalam teknik ini adalah berupa catatan
informal, daftar cek, skala penilaian, dan pencatatan dengan alat.
Persiapan Observasi:
1. Isi pengamatan : data apa yang akan diamati ?
2. Obyek pengamatan : apa/siapa yang diamati ?
3. Alat pengamatan : pengamatan langsung atau menggunakan alat bantu ?
4. Waktu pengamatan : kapan pengamatan akan dilakukan ?
5. Dokumentasi pengamatan : pencatatan langsung atau menggunakan alat bantu
4. May 22,
MATA KULIAH: PENELITIAN TP
2012
Manfaat Observasi:
1. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks
data dalam keseluruhan situasi sosial. Jadi akan dapat diperoleh pandangan
yang holistik atau menyeluruh.
2. Dengan observasi maka akan diperoleh pangalaman langsung sehingga
memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak
dipengarugi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif
membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.
3. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang kurang atau tidak
diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu,
karena telah dianggap “biasa’ dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam
wawancara.
4. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak
akan diungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif
atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.
5. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi
responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.
6. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan data
yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan
suasana/ situasi sosial yang teliti.
Kelebihan Observasi:
1. Data yang diperoleh up to date terbaru) karena diperoleh dari keadaan yang
terjadi pada saat itu (pada saat berlangsungnya peristiwa tersebut).
2. Data lebih obyektif dan jujur karena obyek yang diteliti atau responden tidak
dapat mempengaruhi pengumpul data (menutup kemungkinan manipulasi).
Kelemahan Observasi:
1. Memerlukan banyak waktu.
2. Tidak dapat digunakan untuk pengumpulan data masa lalu dan masa
mendatang.
5. May 22,
MATA KULIAH: PENELITIAN TP
2012
3. Tidak dapat digunakan untuk pengumpulan data yang berkaitan dengan sikap
dan motivasi serta perilaku responden.
2. Teknik Wawancara
Teknik wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun
tidak langsung secara bertatap muka (personal face to face interview) dengan
sumber data (responden). Alat pengumpulan data yang digunakan dalam teknik ini
adalah berupa pedoman (guide sheet) wawancara, yang berisi daftar pertanyaan
yang telah disusun peneliti untuk ditanyakan kepada responden dalam suatu
wawancara. Pertanyaan berstruktur adalah pertanyaan dimana kemungkinan
jawaban responden telah disiapkan oleh pewawancara, sehingga responden tinggal
memilih alternative jawaban yang telah dibuat. Pertanyaan tidak berstruktur
adalah pertanyaan dimana jawabannya tidak perku disiapkan, sehingga responden
bebas mengeluarkan pendapatnya. Oleh karena itu jenis pertanyaan tidak
berstruktur ini disebut pula dengan tipe pertanyaan terbuka (open-onded
question). Pertanyaan campuran adalah campuran antara pertanyaan berstruktur
dan tidak berstruktur.
Sebelum wawancara dimulai:
1. Menerangkan maksud wawancara dikaitkan dengan tujuan penelitian.
2. Menjelaskan mengapa responden dipilih untuk diwawancarai.
3. Menjelaskan identitas dan asal-usul pewawancara.
4. Menjelaskan sifat wawancara: terbuka atau tertutup (rahasia).
Kelebihan teknik wawancara:
1. Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk memotivasi
orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebasa dan terbuka
terhadap pertanyaa-pertanyaan yang diajukan.
2. Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaanpertanyaan
sesuai dengan situasi yang berkembang.
6. May 22,
MATA KULIAH: PENELITIAN TP
2012
3. Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari gerak-
gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.
4. Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu
terjadi.
Kekurangan teknik wawancara:
1. Proses wawancara membutuhkan waktu yang lama, sehingga secara relatif
mahal dibandingkan dengan teknik yang lainnya.
2. Keberhasilan hasil wawancara sangat tergantung dari kepandaian
pewawancara untuk melakukan hubungan antar manusia.
3. Wawancara tidak selalu tepat untuk kondisi-kondisi tenpat yang tertentu,
misalnya di lokasi-lokasi yang ribut dan ramai.
4. Wawancara sangat menganggu kerja dari orang yang diwawancarai bila
waktu yang dimilikinya sangat terbatas.
Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal dalam Sugiyono (2006),
mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk
mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
2. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
3. Mengawali atau membuka alur wawancara
4. Melangsungkan alur wawancara
5. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
6. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
7. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh
Patton dan Molleong dalam Sugiyono (2006) menggolongkan enam jenis
pertanyaan yang saling berkaitan, yaitu:
1. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
2. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
3. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
4. Pertanyaan tentang pengetahuan
7. May 22,
MATA KULIAH: PENELITIAN TP
2012
5. Pertanyaan yang berkenaan dengan indera
6. Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi
Selanjutnya Guba dan Lincoln dalam Molleong dalam Sugiyono (2006)
mengkalsifikasikan jenis-jenis pertanyaan untuk wawancara sebagai berikut:
1. Pertanyaan hipotesis
2. Pertanyaan yang mempersoalkan sesuatu yang ideal dan informan diminta
untuk memberikan respon
3. Pertanyaan yang menantang informan untuk memberikan hipotesis alternative
4. Pertanyaan interpretative
5. Pertanyaan yang memberikan saran
6. Pertanyaan untuk mendapatkan suatu alas an
7. Pertanyaan untuk mendapatkan suatu argumentasi
8. Pertanyaan untuk mendapatkan suatu alas an
9. Pertanyaan untuk mengungkap sumber
10. Pertanyaan yang mengungkapkan kepercayaan terhadap sesuatu
11. Pertanyaan yang mengarahkan
3. Teknik Kuesioner
Kuesioner atau yang juga dikenal sebagai angket merupakan salah satu teknik
pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah
daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan harus diisi oleh
responden. Alat pengumpulan data dengan kuesioner adalah berupa daftar
pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti untuk disampaikan kepada responden
yang jawabannya diisi oleh responden sendiri. Kuesioner berstruktur adalah
kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban, sehingga
responden hanya tinggal member tanda pada jawaban yang dipilih. Bentuk
jawaban kuesioner berstruktur adalah tertutup, artinya pada setiap item sudah
tersedia berbagai alternative jawaban. Kuesioner tidak berstruktur adalah
kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga responden bebas
mengemukakan pendapatnya.
8. May 22,
MATA KULIAH: PENELITIAN TP
2012
Secara umum isi dari kuesioner dapat berupa:
1. Pertanyaan tentang fakta
Fakta yang dimaksud di sini adalah sesuatu yang berhubungan dengan
responden, seperti umur, pendidikan, agama. Informasi yang diketahui oleh
responden juga dikategorikan dalam fakta.
2. Pertanyaan tentang pendapat
Menyangkut perasaan dan sikap responden tentang sesuatu.
3. Pertanyaan tentang persepsi diri
Mengenai cara responden menilai sesuatu tentang perilakunya sendiri dalam
hubungannya dengan orang lain atau lingkungan.
Dalam membuat pertanyaan untuk angket setidaknya ada delapan hal yang
harus diperhatikan:
1. Jangan gunakan perkataan sulit
2. Jangan gunakan pertanyaan yang bersifat terlalu umum
3. Hindarkan pertanyaan yang ambigu
4. Jangan gunakan kata yang samar-samar
5. Hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti
6. Hindarkan pertanyaan yang berdasarkan presumasi
7. Jangan membuat pertanyaan yang melakukan responden
8. Hindarkan pertanyaan yang menghendaki ingatan
Keuntungan menggunakan teknik angket antara lain:
1. Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat
dikirimkan melalui pos.
2. Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relatif murah.
3. Angket tidak terlalu mengganggu responden karena pengisiannya ditentukan
oleh responden sendiri sesuai dengan kesediaan waktunya.
9. May 22,
MATA KULIAH: PENELITIAN TP
2012
Adapun kerugiannya antara lain:
1. Jika angket dikirimkan melalui pos maka persentase yang dikembalikan
relatif rendah.
2. Angket tidak dapat digunakan untuk responden yang kurang bisa membaca
dan menulis.
3. Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah dan tidak ada
kesempatan untuk mendapat penjelasan.
10. May 22,
MATA KULIAH: PENELITIAN TP
2012
TEKNIK ANALISIS DATA
1. Pengertian dan Tujuan Analisis Data
Analisis data dapat diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi
informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah
dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan
dengan kegiatan penelitian. Tujuan dilakukannya analisis data, antara lain : (a)
Mendeskripsikan data, biasanya dalam bentuk frekuensi, ukuran tendensi sentral
maupun ukuran dispersi, sehingga dapat dipahami karakteristik datanya. (b)
Membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi, atau
karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik).
Selanjutnya kedua tujuan diatas, dapat diperoleh melalui beberapa langkah atau
prosedur sebagai berikut :
- Tahap mengumpulkan data
- Tahap editing
- Tahap koding
- Tahap tabulasi data
- Tahap pengujian kualitas data
- Tahap mendeskripsikan data
- Tahap pengujian hipotesis
2. Macam Teknik Analisis Data
Teknik alasan data dalam penelitian, dibagi menjadi dua, yaitu teknik
analisis data diskriptif dan teknik analisis data inferensial. Teknik analisis data
penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistic
yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat generalisasi hasil penelitian. Termasuk dalam teknik analisis data
statistic deskriptif antara lain penyajian data melalui table, grafik, diagram,
persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.
11. May 22,
MATA KULIAH: PENELITIAN TP
2012
Sementara itu teknik analisis data inferensial dilakukan dengan statistic
inferensial, yaitu statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan
membuat kesimpulan yang berlaku umum. Cirri data inferensial adalah
digunakannya rumus statistic tertentu (misalnya uji t, uji f, dan lain sebagainya).
Hasil dari perhitungan rumus statistic inilah yang menjadi dasar pembuatan
generalisasi dari sampel bagi populasi. Dengan demikian, statistic inferensial
berfungsi untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel bagi populasi.
Sesuai dengan fungsi tersebut maka statistic inferensial cocok untuk penelitian
sampel (Suharsimi Arikunto, 1993:338).
Satu hal yang perlu diingat, sebelum memuilih atau menentukan jenis
analisis data yang akan digunakan adalah dengan memperhatikan rumusan
masalah penelitian. Dengan kata lain pemilihan jenis analisis data harus diarahkan
untuk menjawab permasalahan sebagaimana diungkap pada rumusan masalah.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam teknik analisis data penelitian
adalah bahwa istilah deskriptif tidak sama dengan kualitatif. Istilah deskriptif
tidak identik bahwa penelitian itu tidak melibatkan angka-angka atau rumus-
rumus statistika. Jadi sesuai dengan fungsinya, istilah deskriptif ini merupakan
kegiatan untuk menjelaskan berbagai karakteristik data sehingga gambaran dari
data itu terungkap dengan jelas, mendeskripsikan data bisa melalui table, grafik,
diagram, persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.
Sementara istilah kualitatif, berkaitan erat dengan pendekatan dalam
penelitian. Dalam pendekatan penelitian kualitatif, kegiatan analisis data tidak
melibatkan angka-angka atau rumus-rumus statistika, baik pada saat pengumpulan
data maupun pada saat proses pengolahan atau analisis data. Kalaupun ada data
berupa angka-angka yang digunakan, data tersebut bentuknya sudah jadi atau
tidak diolah/dianalisis sendiri oleh peneliti. Data tersebut diperoleh dari pihak lain
yang berupa data sekunder . dengan demikian istilah deskripsi dengan kualitatif
tidaklah sama.
12. May 22,
MATA KULIAH: PENELITIAN TP
2012
3. Terminologi dalam Analisis Data
a) Metode Succesive Interval
Skala pengukuran yang dipilih oleh peneliti berkaitan erat dengan teknik
analisis data yang digunakan. Oleh karena itu setiap skala pengukuran yang tidak
memenuhi syarat dilakukannya suatu teknik analisis tertentu, harus dirubah atau
dikonversi ke dalam skala pengukuran yang sesuai dengan teknik analisis yang
akan digunakan.
Contoh : seorang peneliti menggunakan teknik analisis jalur untuk
mengkaji masalah-masalah yang ditelitinya. Sementara itu tingkat pengukuran
yang digunakan adalah ordinal. Oleh karena analisis jalur mengisyaratkan skala
pengukuran minimal interval, maka peneliti harus menaikkan tingkat pengukuran
ordinal menjadi interval. Salah satu metode konversi data yang sering digunakan
oleh peneliti unutk menaikkan tingkat pengukuran ordinal ke interval adalah
metode successive interval (MSI).
Langkah kerja yang dapat dilakukan untuk menaikkan tingkat pengukuran
dari skala ordinal ke skala interval melalui method of successive interval adalah :
1) Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab (memberikan)
respon terhadap alternative (kategori) jawaban yang tersedia.
2) Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden (n), kemudian
tentukan proporsi untuk setiap alternative jawaban responden tersebut.
3) Jumlah proporsi secara beruntun sehingga keluar proporsi kumulatif untuk
setiap alternative jawaban responden.
4) Dengan menggunakan table distribusi normal baku, hitung nilai z untuk setiap
kategori berdasarkan proporsi kumulatif pada setiap alternative jawaban
responden tadi.
5) Menghitung nilai skala (scale value) untuk setiap nilai z dengan menggunakan
rumus : SV = (Density at lower limit dikurangi Density at upper limit) dibagi
(Area under upper limit dikurangi Area under lower limit).
6) Melakukan tranformasi nilai skala (transformed scale value) dari nilai skala
ordinal ke nilai skala interval, dengan rumus : Y = SVi + |SVMin|. Dengan
catatan, SV yang nilainya kecil atau harga negative terbesar diubah menjadi
sama dengan satu (=1).
13. May 22,
MATA KULIAH: PENELITIAN TP
2012
Menggunakan metode successive interval, langkah kerjanya adalah :
1) Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab atau memberikan
respon terhadap alternative jawaban yang tersedia.
2) Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responen (yaitu n=100).
3) Jumlah proporsi secara beruntun sehingga sehingga di peroleh proporsi
kumulatif (PK).
4) Menentukan nilai z untuk setiap kategori.
5) Menghitung nilai skala (scale value)
SV = Density at lower limit – Density at upper limit
Area under upper limit – Area under lower limit
Keterangan :
Area = daerah kurva
Density = Tinggi kurva
6) Lakukan transformasi nilai skala (transformed scale value) dengan rumus : Y=
SVi + |SVMin|. Ingat : SV yang nilainya kecil atau harga negative terbesar
diubah menjadi sama dengan satu (=1).
b) Komputasi Metode Succesive Internal Melalui Aplikasi Excel
Kegiatan menaikkan jenis skala pengukuran ordinal ke interval, dengan
metode successive interval dapat dioperasikan dengan salah satu program
tambahan pada Microsoft Excel, yaitu program successive interval. Apabila pada
Microsoft Excel belum terdapat program successive interval, maka kita dapat
meng-copy nya, kemudian mengaktifkannya dengan langkah sebagai berikut :
1) Tampilkan lembar kerja (worksheet) dari program Excel.
2) Pilih dan klik “Tools” pada menu bar.
3) Pilih dan klik “Add-Ins” pada menu tools.
4) Pilih dan klik “Browse” pada menu Add Ins untuk mencari program successive
interval.
5) Program Succ97 kita pilih kemudian klik tombol “OK”.
14. May 22,
MATA KULIAH: PENELITIAN TP
2012
6) Setelah program successive interval muncul pada menu Add Ins selanjutnya
kita klik kotak dialog successive interval hingga muncul tanda check list, lalu
klik “OK”.
7) Klik “Analize” pada menu bar.
Selanjutnya untuk mengkonversikan skor kategori ordinal di atas ke dalam
skor kategori interval dengan bantuan program successive interval pada Microsoft
Excel, dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1) Input skor yang diperoleh dari lembar kerja (worksheet).
2) Klik “Analize” pada menu bar.
3) Klik “successive interval” pada menu analize.
4) Klik “Drop Down” untuk mengisi Data range pada kotak dialog input, dengan
cara memblok skor yang akan diubah skalanya.
5) Pada kotak dialog diatas, kemudian check list input label in firstn now.
6) Pada option min value isikan/pilih 1 dan pada Max Value isikan/pilih 5. Ingat
pengisian Option Min Value dan Max Value ini, harus disesuaikan dengan
kategori/alternative jawaban angket.
7) Masih pada option, check list Display Summary.
8) Selanjutnya pada output, tentukan cell output, hasilnya akan ditempatkan di sel
mana.
c) Normalitas Data
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu
distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketetapan pemilihan uji
statistic yang akan dipergunakan. Uji parametric misalnya, mengsyaratkan data
harus berdistribusi normal. Apabila distribusi data tidak normal maka disarankan
untuk menggunakan uji nonparametric.Pengujian normalitas ini harus dilakukan
apabila belum ada teori yang menyatakan bahwa variable yang diteliti adalah
normal. Dengan kata lain, apabila ada teori yang menyatakan bahwa suatu
variable yang sedang diteliti normal, maka tidak diperlukan lagi pengujian
normalitas data.
15. May 22,
MATA KULIAH: PENELITIAN TP
2012
Dalam tulisan ini akan dibahas dua macam pengujian, yaitu pengujian
normalitas dengan uji Liliefors dan dengan uji kecocokan Chi Square.
1. Uji Normalitas dengan Liliefors Test
Kelebihan Liliefors Test adalah penggunaan/perhitungannya yang sederhana,
serta cukup kuat (power full) sekalipun dengan ukuran sampel kecil, n=4.
2. Uji Normalitas dengan Chi Square
Salah satu fungsi dari chi square adalah uji kecocokan (goodness of fit). Dalam
uji kecocokan akan dibandingkan antara frekuensi hasil observasi dengan
frekuensi harapan/teoritis.
d) Komputasi Pengujian Normalitas Data Melalui Aplikasi SPSS
Pengujian normalitas data melalui aplikasi SPSS dapat dilakukan dengan
langkah kerja sebagai berikut :
1) Siapkan lembar kerja SPSS.
2) Buat definisi (nama) variable kemudian isikan skor yang diperoleh masing-
masing responden pada variable yang akan diuji normalitasnya.
3) Klik menu Analyze, pilih descriptive, lalu klik explore.
4) Klik Display Plots pada kotak dialog.
5) Klik Plots hingga muncul kotak dialog.
6) Check list Normality plots with test kotak dialog Explore plots, klik continue.
7) Klik variable kinerja yang akan diuji normalitasnya, kemudian klik tombol ►
sehingga variable kinerja masuk ke kotak Dependent list.
8) Klik OK pada kotak dialog.
16. May 22,
MATA KULIAH: PENELITIAN TP
2012
e) Homogenitas Data
Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya
variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas variansi
digunakan untuk membandingkan dua buah peubah bebas. Pengujian homogenitas
data dengan uji barlett adalah untuk melihat apakah variansi-variansi k buah
kelompok peubah bebas yang banyaknya data perkelompok bias berbeda dan
diambil secara acak dari data populasi masing-masing yang berdistribusi normal,
berbeda atau tidak.
f) Komputasi Pengujian Homogenitas Data Melalui Aplikasi SPSS
Pengujian homogenitas data melalui aplikasi SPSS dapat dilakukan dengan
langkah kerja sebagai berikut :
1. Siapkan lembar kerja SPSS.
2. Buat definisi variable kemudian isikan skor yang diperoleh masing-masing
responden pada variable yang akan diuji homogenitasnya.
3. Klik menu analyze, pilih compare means, lalu klik one way anova.
4. Klik options pada kotak dialog.
5. Check list homogeneity of varians pada kotak dialog, klik continue.
6. Klik variable X, kemudian klik tombol ► sehingga variable X masuk ke kotak
dependent list. Klik variable Y kemudian klik tombol► sehingga variable Y
masuk ke kotak independent list.
7. Klik OK pada kotak dialog.
g) Linieritas Data
Pemeriksaan kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol,
bahwa regresi linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier.
17. May 22,
MATA KULIAH: PENELITIAN TP
2012
h) Komputasi Pengujian Linieritas Data Melalui Aplikasi SPSS
Pengujian linieritas data melalui aplikasi SPSS dapat diilakukan dengan
langkah kerja sebagai berikut :
1. Siapkan lembar kerja SPSS
2. Buat definisi variable kemudian isikan skor yang diperleh masing-masing
responden pada variable-variabel yang akan diuji linieritasnya.
3. Klik menu analyze, pilih compare means, lalu klik means.
4. Klik option pada kotak dialog
5. Check list (P) test for linearity pada kotak dialog means options, klik continue.
6. Klik variable X, kemudian klik ► sehingga variable X masuk ke kotak
dependent list. Klik variable Y kemudian klik tombol ► sehingga variable Y
masuk ke kotak independent list.
7. Klik OK pada kotak dialog.
i) Hipotesis
Hipotesis (hypothesis) berasal dari bahasa yunani, hupo = sementara ; dan
thesis = pernyataan atau dugaan. Hipotesis dibedakan menjadi dua, yaitu hipotesis
penelitian (research hypothesis) dan hipotesis statistic (statistical hypothesis).
Hipotesis penelitian, sifatnya proposisional (verbal), karna itu hipotesis penelitian
tidak bias diuji secara empirical. Pengujian hipotesis memiliki tiga arah, yaitu
pengujian satu arah kesebelah kanan, pengujian satu arah kesebelah kiri, dan
pengujian dua arah kesebelah kanan dan kesebelah kiri.
j) Tingkat Kepercayaan dan Tingkat Signifikansi
Salah satu tujuan penelitian adalah membuat kesimpulan (induksi) atau
melakukan generalisasi tentang karakteristik populasi berdasarkan karakteristik
sample. Proses pengambilan kesimpulan mengandung dua hal, yaitu membuat
estimasi nilai parameter dan menguji hipotesis (membuat keputusan mengenai
nilai parameter). Karena membuat estimasi dan / atau menguji hipotesis hanya
berdasarkan pada informasi data sample, sedang sifat sample bagaimanapun juga
tidak akan persis sama dengan populasi, maka diperlukan criteria atau standar
tertentu untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam membuat
18. May 22,
MATA KULIAH: PENELITIAN TP
2012
estimasi maupun dalam menguji hipotesis. Kriteria tersebut dalam statistika
disebut sebagai tingkat kepercayaan (confidence level) dan tingkat signifikansi
(significance level).
k) Nilai dan Daerah Kritis
Nilai kritis adalah nilai table pada suatu distribusi yang dijadikan nilai
pembanding dari nilai hitung uji statistic tertentu, apakah hipotesis diterima atau
ditolak. Sementara daerah kritis adalah daerah penolakan hipotesis. Hipotesis
yang diterima atau ditolak dalam pengujian hipotesis adalah hipotesis nol. Letak
nilai dan daerah kritis dapat ditentukan berdasarkan arah pengujian hipotesis /
searah dengan arah pengujian hipotesis.
19. May 22,
MATA KULIAH: PENELITIAN TP
2012
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek Edidi
Revisi 2010. Jakarta: PT. Rineka Cipta
-------------------------. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Muhidin,Sambas Ali; Maman Abdurahman. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan
Jalur dalam Penelitian. Bandung : CV Pustaka Setia.
Riduwan.2007. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. 2007. Bandung:
Alfabeta