SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 33
Interferensi dan Difraksi




             MAKALAH
     GELOMBANG DAN OPTIK
       “INTERFERENSI DAN DIFRAKSI”




                 OLEH:

              KELOMPOK V

               Ammase S

           Alifah Nur Rochmah

         Annis Wati Nurul Islami

             Endang Kusmiati

                  Fadly

              Fahri Anshari




    JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS UIN ALAUDDIN MAKASSAR

                2013
Interferensi dan Difraksi



                                             BAB I

                                      PENDAHULUAN

        Pada pembahasan sebelumnya kita telah membahas fenomena fisika seperti pemantulan
dan pembiasan dalam optika yang mana dapat dikategorikan melalui pendekatan optika geometri.
Fenomena fisika dalam optika yang lain seperti interferensi dan difraksi ternyata memerlukan
pendekatan lain untuk menganalisisnya. Dalam pendekatan lain ini kita perlu menelaah cahaya
dari sudut pandang sifat gelombangnya. Studi cahaya dari sifat gelombangnya disebut optika fisis
atau kadang-kadang disebut optika gelombang. Batasan sebuah fenomena optic memerlukan
telaah berdasarkan sifat gelombangnya adalah sebagai berikut.

        Sinar cahaya diperlihatkan tegak lurus muka gelombang, ini seperti yang telah saudara
pelajari tentang prinsip Huygens. Jika bukaan (aperture: lubang tempat lewat cahaya) a sangat
besar dibanding dengan panjang gelombang cahaya yaitu     a   maka cahaya dapat melewati
bukaan sebagai deretan sinar geometris dan bayangan yang tajam dari bukaan akan dapat dilihat
pada layar. Ini adalah daerah dimana cahaya dapat ditelaah dengan optika geometri.

        Karena cahaya merah mempunyai panjang gelombang terpanjang dalam spektrum cahaya
tampak, sekitar 720 nm, sedangkan pada prakteknya ukuran a sering sangat lebih besar dari    
cahaya, maka oleh karena itu optika geometri memainkan peranan penting dalam analisis banyak
problem optik. Jika ukuran a makin lama makin kecil mendekati    , a ~  , maka optika geometri
mulai gagal dapat menjelaskan fenomena optic secara memuaskan. Akibatnya bayangan celah
yang ada pada layar menjadi makin lebar atau dapat dikatakan bayangan obyek menjadi kurang
tajam. Sebagai ganti perambatan cahaya dalam garis lurus menurut optika geometri, sekarang
cahaya dibelokkan ke dalam daerah yang dalam keadaan normal (optika geometri) kita sebut
daerah bayangan (shadow). Pembelokan cahaya ke dalam daerah bayangan setelah melalui suatu
rintangan tersebut dikenal dengan istilah difraksi. Rintangan disini adalah sisi/pinggir bukaan
pada celah. Dalam hal ini difraksi sangat berbeda dengan pembiasan yang merupakan fenomena
pembelokan cahaya antar medium yang berbeda indeks biasnya. Jika bukaan makin kecil a<  ,
maka efek difraksi makin besar, dan karena bukaan sangat kecil, seolah-olah pada celah muncul
sebagai sumber titik, dan cahaya kemudian keluar celah dalam bentuk radial keluar. Jadi makin
besar panjang gelombang maka makin nampak gejala difraksi cahaya yang muncul. Namun
demikian perlu diketahui bahwa cahaya mempunyai panjang gelombang yang kecil sekali
dibanding misalnya suara. Oleh karena itu efek difraksi gelombang suara sangat terasa, sebagai
misal jika kita berada dalam sebuah tempat maka kita masih dapat mendengar suara yang
dihasilkan oleh sumber jauh meskipun lintasan antara sumber tersebut dan kita dibatasi oleh
banyak rintangan seperti gedung-gedung.
Interferensi dan Difraksi



                                            BAB II
                                         PEMBAHASAN

A. Interferensi Gelombang Air
           Ketika dua batu dilemparkan kedalam kolam secara bersamaan, kedua set gelombang
     lingkaran saling berinterferensi, seperti pada gambar. Pada beberapa bagian mereka
     bertemu, puncak dari satu gelombang berulang-ulang bertemu dengan puncak dari
     gelombang yang lain (dan lembah bertemu lembah); ini meupakan interferensi konstruktif
     dan air secara kontinu berosilasi ke atas dan ke bawah dengan amplitudo yang lebih besar
     daripada masing-masing gelombang jika terpisah. Pada tempat yang lainnya, interferensi
     destruktif terjadi ketika air sebenarnya tidak bergerak ke atas ke bawah sama sekali
     sepanjang waktu-tempat ini ialah dimana puncak satu gelombang bertemu dengan lembah
     gelombang yang lainnya, dan sebaliknya. Gambar .. menunjukkan simpangan kedua
     gelombang sebagai fungsi waktu, disamping jumlah mereka, untuk kasus interferensi
     konstruktif.   Untuk dua gelombang semacam itu, kita gunakan istilah fase untuk
     mendeskripsikan posisi relatif dari puncak mereka. Ketika puncak dan lembah bersamaan
     untuk kedua gelombang seperti pada.. untuk interferensi konstruktif, kedua gelombang
     berfase sama. Pada titk-titik dimana interferensi destruktif terjadi (lihat gmbr) puncak satu
     gelombang berulang-ulang bertemu dengan lembah gelombang yang lainnya, dan kedua
     gelombang dikatakan benar-benar berbeda fase atau, lebih tepat lagi, berbeda fase sebesar
     setengah panjang gelombang (yaitu, puncak satu gelombang terjadi setengah panjang
     gelombang di belakang puncak gelombang yang lain). Tentu saja, fase relatif kedua
     gelombang pada air pada gambar .. sebagian besar akan berada pada titik-titik pertengahan
     antara kedua ekstrim ini, yang menghasilkan interferensi destruktif sebagian, sebagaimana
     digambarkan pada ...


B.   Interferensi Gelombang Cahaya
          Interferensi cahaya terjadi jika dua (atau lebih) berkas cahaya kohern dipadukan. Di
     bagian ini kita akan mempelajari interferensi antar duagelombang cahaya kohern.Dua
     berkas cahaya disebut kohern jika kedua cahaya itu memeiliki beda fase tetap. Interferensi
                                                                                                o
     destruktif (saling melemahkan) terjadi jika kedua gelombang cahaya berbeda fase 180 .
     Sedangkan interferensi konstruktif(saling menguatkan) terjadi jika kedua gelombang cahaya
     sefase atau beda fasenya nol. Interferensi destruktif maupun interferensi konstruktif dapat
     diamati pada pola interferensi yang terjadi.Pola interferensi dua cahaya diselidiki oleh
     Fresnel dan Young. Fresnel melakukan percobaan interferensi dengan menggunakan
     rangkaian dua cermin datar untuk menghasilkan dua sumber cahaya kohern dan sebuah
Interferensi dan Difraksi



     sumber cahaya di depan cermin. Young menggunakan celah ganda untuk menghasilkan dua
     sumber cahaya kohern.
     Interferensi Cahaya Adalah perpaduan dari 2 gelombang cahaya.

          Agar hasil interferensinya mempunyai pola yang teratur, kedua gelombang cahaya
     harus koheren, yaitu memiliki frekuensi dan amplitudo yg sama serta selisih fase tetap.




C.   Percobaan Young
              Cahaya adalah gelombang elektromagnetik. Cahaya tampak mempunyai
     panjang gelombang dari 4000 Å sampai dengan 7000 Å. Cahaya sebagai gelombang
     dengan jelas didemonstrasikan pertama kali oleh Thomas Young dengan
     eksperimennya yang terkenal “percobaan celah ganda” pada tahun 1801 – 1803.

              Dasar pemikiran percobaan Young dapat saudara pelajari dari gambar 5.2.
     Cahaya (hampir) monokromatis (satu panjang gelombang) yang dipancarkan dari
     sebuah sumber (misalnya lampu sodium) dikolimasi (untuk mengubahnya menjadi
     berkas sempit) oleh celah sempit S. Celah ini berfungsi sebagai sumber cahaya
     primer. Gelombang yang memancar dari S mengenai dua celah sejajar yaitu celah
     S1 dan S2 yang terpisah sejarak d dan keduanya berjarak sama dari S. S1 dan S2
     bertindak sebagai sumber cahaya/gelombang sekunder koheren dengan amplitude
     yang sama yang meradiasi keluar celah. Pada gambar 5.2, jika kita mengandaikan
     cahaya bukan gelombang maka perjalanan sinar seharusnya mengikuti lintasan
     geometri seperti pada (a), dan pola bayangan yang terjadi di layar yang diharapkan
     seharusnya seperti (b) dimana untuk hanya bayangan dua sinar muncul bayangan
     gelap yang lebar diapit dua frinji terang. Namun demikian dalam eksperimen yang
     sesungguhnya pola distribusi intensitas pada layar muncul banyak frinji gelap dan
Interferensi dan Difraksi



frinji   terang   secara    berselang-seling   seperti   gambar   (c).   Gambar   5.3
memperlihatkan gambaran kualitatif dari pembentukan interferensi.




                           Gambar 5.2. Percobaan celah ganda Young




         Gambar 5.3 Gambaran kualitatif mekanisme interferensi
         Dua kelompok lingkaran konsentris menunjukkan radiasi dari masing-
masing celah.      Jika dua kelompok tersebut berpotongan maka gelombang-
gelombang dari masing-masing celah adalah sefase dan intensitas gelombang
menjadi maksimum. Intensitas minimum terjadi diantara yang maksimum.
Interferensi dan Difraksi



           Gejala interferensi ini tidak lagi dapat diterangkan dengan optika geometri
   dan telaah yang tepat adalah dengan menganggap cahaya sebagai gelombang.
   Percobaan Young telah membuktikan bahwa cahaya mempunyai karakteristik
   gelombang.

D. Analisa Matematik Percobaan Young
           Sekarang kita coba telusuri rumusan matematis untuk interferensi cahaya
   percobaan Young ini. Pada percobaan Young celah ganda berfungsi sebagai sumber
   cahaya baru yang koheren (mempunyai fase sama) karena celah-celah tersebut
   berjarak sama dari sumber cahaya (tidak ada beda lintasan).       Dalam hal ini celah-
   celah tersebut bekerja seolah-olah sebagai sumber cahaya garis daripada sumber
   titik. Oleh sebab itu cahaya yang dipancarkan dari celah-celah ini terdiri dari
   gelombang silindris daripada gelombang bola.        Gambar 5.4 melukiskan variabel-
   variabel yang diperlukan untuk menelaah percobaan Young.




       Gambar 5.4 Penyusunan percobaan celah ganda Young. Dalam praktek ukuran
      D >> d. Pola interferensi dalam bentuk pita (frinji) gelap terang intensitas seperti
                                       pada gambar kanan.

               Jika kita tinjau titik sembarang P, maka intensitas cahaya pada titik itu
       adalah hasil superposisi gelombang cahaya dari celah 1 (atas) dan celah 2
       (bawah). Gelombang dari celah 2 menempuh lintasan x2 lebih jauh daripada
       lintasan x1. Oleh karena itu ada perbedaan lintasan optis antara lintasan 1 dan
       lintasan 2. Adalah perbedaan lintasan ini yang bertanggung jawab untuk adanya
       frinji gelap dan frinji terang dalam interferensi. Perbedaan lintasan ini adalah:
Interferensi dan Difraksi



Perbedaan lintasan = PD = x2 – x1                                      (5.9)
        Pada percobaan yang sesungguhnya jarak layar ke celah D sangat besar
dibandingkan dengan jarak separasi celah d. Oleh karena itu panjang AP dikira-
kira sama dengan x1. Ini ekivalen dengan memutar jarak x1 terhadap titik P
sampai x1 berimpit dengan panjang AP. Busur rotasi ini kira-kira sama dengan
S1A. Oleh karena itu S1A tegak lurus BP dan S2P. Dua segitiga pada gambar 5.4
kita perbesar seperti gambar 5.5. Sudut  adalah sudut yang mendefiniskan
lokasi frinji pada titik P dan sudut PBO segitiga I. Kita menyebut sudut BPO
dengan  , sedangkan sudut POB adalah 90o. Jadi pada segitiga I:

    90o  180o                                                     (5.10)
        Dalam segitiga II, sudut S1BC sama dengan sudut yang sama  dari
segitiga I. Sudut S1CB adalah 90o. Sekarang kita tentukan sudut . Dlam segitiga
II kita mempunyai,

    90 o  180 o                                                   (5.11)

Membandingkan dua persamaan ini maka:

 

Jadi sudut S2S1A sama dengan sudut , oleh karena itu sisi S2A sama dengan
d.sin seperti pada gambar 5.5.




         Gambar 5.5 Gambar rinci kaitan sudut-sudut segitiga
Interferensi dan Difraksi



Dengan demikian dapat kita tuliskan panajng lintasan x2 dengan,

x2  x1  d sin                                                           (5.12)

Perbedaan lintasan antara gelombang 1 dan gelombang 2 menjadi,

PD = x2 – x1 = x1  d sin   x1 = d sin                         (5.13)

           Jadi menurut persamaan ini, ada beda lintasan antara gelombang 1 dan
gelombang 2. Jika gelombang sefase ketika bersuperposisi, ada interferensi
konstruktif dan bayangan terang atau frinji terang muncul pada layar. Kita dapat
merumuskan secara matematis untuk pola interferensi gelap terang yang ada
sebagai berikut.

Misalkan dua buah gelombang tersebut adalah harmonik berbentuk sinusoidal:

E1  E 0 sin (kx1  t ),                                                  (5.14)


dan

E2  E0 sin kx2  t ,                                                   (5.15)

           masing-masing untuk gelombang yang berasal dari sumber S1 dan S2.
Menggunakan (5.12) ke persamaan ini maka:

E 2  E0 sin kx1  t  kd sin  .                                       (5.16)


Misalkan  adalah sudut fase dan mengukur bagaimana gelombang 2 bergeser
dari gelombang 1, atau bagaimana gelomnbang 2 tidak sefase dengan
gelombang 1. Oleh sebab itu, misalkan:

kd sin                                                                  (5.17)

dan karena bilangan gelombang adalah k  2 /  , maka:

      2
         d sin                                                          (5.18)
      
Interferensi dan Difraksi



Sudut  ini merupakan perbedaan fase antara gelomabng 1 dan gelombang 2.
Kita sekarang dapat menuliskan gelombang 2 menjadi:

E 2  E0 sin kx1  t   .                                             (5.19)

Resultan gelombang pada titik P sekarang dapat kita tentukan dengan
interferensi gelombang dari celah 1 dan celah 2. Gelomabng resultan pada P
diberikan dengan:

E = E1 + E2                                                               (5.20)

E1  E0 sin kx1  t                                                    (5.21)


E2  E0 sin kx1  t   .                                              (5.22)


Dari identitas trigonometri bahwa sin A + sin B = 2 sin[(A+B)/2)]cos[(A-B)/2]maka
medan total di P adalah:

                                         
 E  E1  E2  2 E0 sin  kx1  t   cos  ,                           (5.24)
                                   2     2
Karena frinji gelap dan terang diamati pada layar, distribusi intensitas cahaya ini
harus ditentukan. Intensitas sebanding dengan kuadrat amplitude gelombang

atau     I   0 cE 2
        (5.25)

Oleh karena itu intensitas di titik sembarang P adalah:

I  4 0 cE02 cos 2 ( / 2) sin 2 (kx1  t   / 2)                      (5.26)

Karena frekuensi cahaya tampak ini tinggi sekali (sekitar 5 x 1014 siklus/detik)
maka mata manusia tidak dapat mengesan efek setiap gelombang ini saat
mengenai layar, namun sebagai gantinya kita hanya melihat nilai rata-ratanya
saja. Rata-rata intensitas pada layar adalah:

I (rata  rata)  4 0 cE0 cos 2 ( / 2)(1 / 2)
                         2
Interferensi dan Difraksi



I (rata  rata)  2 0 cE 0 cos 2 ( / 2)
                          2




Jika I 0  2 0 cE 0 maka:
                   2




I (rata  rata)  I 0 cos 2 ( / 2)                                     (5.27)


             Persamaan ini menyatakan bahwa intensitas pada layar bervariasi
terhadap sudut fase . Namun sudut fase ini adalah:

        2
           d sin                                                     (5.28)
        

Jadi intensitas bervariasi terhadap nilai .

Lokasi frinji terang pada layar dapat ditentukan dengan menyadari bahwa frinji
terang berkaitan dengan intensitas cahaya maksimum. Intensitas I pada
pers.(5.27) akan maksimum bila bagian kosinus adalah maksimum. Ini terjadi
jika sudut  / 2 adalah m  dengan m adalah bilangan bulat. Jadi:

 / 2 = m                   ( m  0,1,2,3, )                       (5.29)

Intensitas rata-rata di P oleh karena itu,

I rata 2  I 0 cos 2 (m )                                              (5.30)


Selanjutnya substitusi (5.28) ke (5.29) menghasilkan

       2
          d sin   m                                                 (5.31)
2       2

Atau frinji terang interferensi terjadi jika memenuhi:

        d sin   m         ( m  0,1,2,3, )                       (5.32)

Lokasi frinji terang ke-m pada layar ditemukan dari geometri gambar 5.4 yaitu

y m  D tan                                                            (5.33)
Interferensi dan Difraksi



Namun demikian, D >>d, sehingga sudut  sangat kecil. Oleh karena itu untuk
pendekatan sudut kecil dapat berlaku:

tan  sin                                                                  (5.34)

Karena itu frinji ke-m pada layar dari titik O sejauh:

                      m
y m  D sin   D                  (frinji terang pada layar)       (5.35)
                       d

Dengan cara yang sama, Frinji gelap pada layar berkaitan dengan intensitas
minimum cahaya, yaitu jika :

                
     (2m  1)             (frinji gelap, m = 1,2,3, …)                      (5.36)
2                2

Substitusi persamaan ini ke pers.(5.27) memberikan:

                      
I  I 0 cos 2 (2m  1)                                                     (5.37)
                      2

Dengan ini maka intensitas nol (frinji gelap) dicapai jika terpenuhi:

       2                    
          d sin   (2m  1)               (m = 1,2,3,…)                    (5.38)
2       2                    2

Atau frinji gelap dicapai jika memenuhi:

                      
d sin   (2m  1)                          ( m = 1,2,3,…)          (5.39)
                      2

Lokasi frinji gelap ke-m pada layar dapat ditentukan dari gambar 5.4 (5.5) yaitu:

                     D(2m  1) 
y m  D sin                               (m = 1,2,3,…)                    (5.40)
                        d      2




          Akibat interferensi ini harus menghasilkan pada layar sebuah pola yang
mengandung deret pita gelap terang (gambar 5.5) yang kita sebut frinji
Interferensi dan Difraksi



        interferensi (interference fringes). Frinji terang pusat (central bright fringe)
        untuk m = 0, disebut frinji orde nol (zero-order fringe); dan pasangan frinji
        terang berikutnya untuk m =  1 disebut frinji orde pertama, dan demikian juga
        untuk orde dua, tiga, dst.

        Eksperimen Young tersebut menampilkan hasil lebih baik untuk bukaan/lebar
        celah yang lebih sempit. Ccelah yang lebih besar merumitkan pola intensitas
        yang ditampilkan pada layar karena efek difraksi.                Jika pembukaan celah
        diperbesar lagi maka pola interferensi lenyap dan kita akan memperoleh dua
        bayangan celah, meskipun agak kabur. Ini karena untuk bukaan celah yang
        besar celah menjadi tidak bertindak sebagai sumber garis.


E.   Interferensi Celah Banyak
               Berbeda dengan percobaan yang dilakukan oleh ftresnell,ypung menggunakan
     dua penghalang .Penghalang yang pertama memiliki               satu lubang     kecil dan kedua
     dilengkapi dengan dua lubang kecil.dengan cara tersebut ,young memperoleh dua sumber
     cahaya      (sekunder)   koheren    yang       monokromatis          dari      sumber    cahaya
     monokromatis.perhatikan gambar.




          Gambar : Percobaan dua celah oleh young dengan S adalah celah tipis panjang.

              Pola interferensi yang dihasilkan oleh kedua percobaan tersebut adalah garis-garis
     terang dan garis- garis gelap pada layar yang silih berganti.garis terang terjadi jika kedua
     sumber      cahaya mengalami    interferensi    yang saling menguatkan         atau interferensi
     maksimum.adapun garis gelap terjadi jiak kedua sumber cahaya mengalami interferensi
     yang saling melemahkan atau interfernsi minimum.Jika kedua sumber cahaya mnemiliki
     amplitudo     yang sama,pada tempat-tempat        terjadinya    interferensi    mi nimum,akan
     terbentuk garis gelap.sebaliknya,jika amplitudo tidak sama,interferensi minimumnya tidak
     gelap sama sekali.
Interferensi dan Difraksi




              Gamabar : interferensi young, interferensi oleh dua celah.

        Perhatikan gambar 2.3.Pada gambar tersebut ,tampak bahwa lensa kolimotor
menghasilkan bekas sejajar.kemudian,berkas cahaya tersebut melewati penghalang yang
memiliki celah ganda sehingga S1 dan S2 dapat dipandang sebagai dua sumber cahaya
monokromatis.setelah keluar dari S 1 dan S2,kedua cahaya digambarkan menuju sebuah
titik A pada layar .sellisih jarak yang ditempuhnya (S2A – S1A) disebut beda lintasan.Ddalam
bentuk matematis,beda lintasan ditulis sebagai berikut.

                              ΔS = S2A – S1A        (2-1)

       Jika jarak S1A dan S2A sangat besar dibandingkan jarak S1A dan S2A sangat besar
dibandingkan jarak S1 ke S2,dengan S1 S2 = d,sinar S1A dan S2A dapat dianggap sejajar dan
selisih jaraknya ΔS = S2B.perhatikan segitiga S1S2B.

                              S2B = S1S2 sin θ = d sin θ

Dengan d adalah jarak antara kedua celah.perhatikan COA.

                              Sinθ =


Jika sudut θ sangat kecil akan didapatkan

                              Sinθ = tan θ=


Jika θ kecil,berarti kecil atau p << l sehingga selisih lintasan yang ditempuh oleh cahaya

dari sumber s2 dan sumber S1 memenuhi persamaan berikut ini.


                     ΔS = S2B = d sin θ =tan θ =
Interferensi dan Difraksi



Sehingga             ΔS =               (2-2)


a. Syarat interferensi maksimum :

   Interferensi maksimum terjadi jika kedua gelombang memiliki fase yg sama (sefase),
   yaitu jika selisih lintasannya sama dgn nol atau bilangan bulat kali panjang gelombang λ.

                     m = 0, 1, 2,….

                     d sin θ = mλ

   Bilangan m disebut orde terang. Untuk m=0 disebut terang pusat, m=1 disebut terang
   ke-1, dst. Karena jarak celah ke layar l jauh lebih besar dari jarak kedua celah d (l >> d),
   maka sudut θ sangat kecil, sehingga sin θ = tan θ = p/l, dengan demikian




   Dengan p adalah jarak terang ke-m ke pusat terang.

   Interferensi maksimum akan terjadi jika kedua gelombang yang tiba di titik A sefase
   atau memiliki fase yang sama.dua gelombang memiliki fase sama jika beda lintasannya
   merupakan bilangan cacah dari panjang gelombang.

                                 ΔS = mλ            (2-3)

                                 Dengan m = 0, 1, 2, 3 ….

                                    ΔS = 0,λ,2λ,3λ,…….

Oleh karena itu ,persamaan interferensi maksimum menjadi


                       = mλ             (2-4)


      Ket:

      d = jarak antar celah

      p = jarak titik pusat interferensi (O) ke garis terang di A

      l = jarak celah ke layar

      λ= panjang gelombang cahaya
Interferensi dan Difraksi



     m=orde intereferensi ( 0,1,2,3.,,,)

          Diititik O,selalu terjadi interferensi maksimum (garis terang ) sehingga disebut
terang pusat atau terang orde nol.syarat terjadinya interferensi maksimum,yaitu berkas
yang dating harus sejajar dan tegak lurus pada bidang celah sehingga S 1 dan S2
merupakan sumber sefase.


     Contoh Soal

1.    Celah ganda yang berjarak 0,100 mm berada 1,20 m dari layar tampilan. Cahaya
      dengan panjang gelombang =500 nm jatuh pada celah dari sumber yang jauh.
      Berapa jarak antar interferensi terang pertama dan kedua pada layar?

Penyelesaian :

Interferensi terang (konstruktif orde pertama m=1)

              m   (1)(500  10 9 m)
sin 1                               5, 00  10 3
               d     1, 00  10 4 m
Ini merupakan sudut kecil, sehingga :


sin 1  1  tan 1 , dengan  dalam satuan radian
Dengan demikian orde pertama akan muncul pada jarak:

 p1  L  (1, 20 m)(5,00 10
Interferensi1terang (konstruktif orde n=2)
                                              -3
                                                   )  6, 00 mm
                       2
p2  L1  L               12, 0 mm
                        d




                                                              P2
                                                                P1
Interferensi dan Difraksi



   Jadi, jarak antara pusat maksimum interferensi terang adalah : (p2 - p1) = 6,00 mm

b. Syarat interferensi minimum

                                                                         o
   Interferensi minimum terjadi jika beda fase kedua gelombang 180 , yaitu jika selisih
   lintasannya sama dgn bilangan ganjil kali setengah λ.

                               m = 1, 2, 3,…..


                               d sin θ = (m- λ


   Bilangan m disebut orde gelap. Tidak ada gelap ke nol. Untuk m=1 disebut gelap ke-1,
   dst. Mengingat sin θ = tan θ = p/l, maka


                                       (m- λ


   Dengan p adalah jarak terang ke-m ke pusat terang. Jarak antara dua garis terang yg
   berurutan sama dgn jarak dua garis gelap berurutan. Jika jarak itu disebut Δp, maka :




           Andaikan kedua gelombang cahaya dari sumber S1 dan S2 yang sampai pada
                                                               o
   layar berlawanan fase,yaitu berbeda sudut fase 180 ,pada layar akan terjadi interferensi
                                                                                     o,
   minimum atau garis-garis gelap.untuk mendapatkan beda fase sebesar 180 kedua
   gelombang     harus merupakan kelipatan bilanagan ganjil             dari setengah panjang
   gelombang. Yaitu


                      ΔS =


                      ΔS = (2m – 1 )           (2-5)


                      Dengan m = 1, 2, 3, 4,…..

        Dengan memasukkan persamaan (2-5) ke dalam persamaan (2-2) akan diperoleh
   persamaan interferensi minimum yang memenuhi persamaan berikut.


                        = (2m-1)                       (2-6)


   Atau dapatkan dituliskan menjadi
Interferensi dan Difraksi



                               =(m- λ                   (2-7)


                  Contoh Soal

         Cahaya monokhromatik dari sumber cahaya yang jauh datang pada sebuah celah
         tunggal yang lebarnya 0,8 mm dan jarak pusat terang ke gelap kedua adalah 1,80 mm
         dan panjang gelombang cahaya 4800 A maka jarak celah ke layar adalah…

         a.     2m             d. 0,5 m
         b.     1,5 m          e. 0,02 m
         c.     1m
         Penyelesaian :

         Diketahui : d = 0,8 mm , p = 1,8 mm, λ= 4800 A = 4,8 x 10-7 m, n = 2

         Ditanyakan : l =….?

         Jawaban :

         d p/l = (2n) ½ λ,     l = d p/ (2n) ½ λ,

     l = 0,8 x 10-3 ( 1,8 x 10-3) / 2 .2. 1/2. 4,8 x 10 -7 = 1,5 meter

F.   Difraksi
         Difraksi adalah suatu peristiwa pembelokan atau pelenturan suatu gelombang
     apabila melalui suatu penghalang atau celah.
     Syarat untuk terjadinya difraksi sama dengan interferensi :
      Gelombangnya harus koheren
      Panjang gelombang lebih kecil dari lebar celah




       Difraksi celah tunggal
Interferensi dan Difraksi



  Pola difraksi yang disebabkan oleh celah tunggal dapat dijelaskan oleh Christian
Huygens. Menurut Huygens setiap bagian celah berfungsi sebagi sumber
gelombang sehingga cahay dari satu bagian celah dapat berinterferensidengan
cahaya dari bagian celah lainnya.

  Pada gambar dibawah ini. Interferensi minimum yang menghasilkan garis gelap
pada layar akan terjadi, jika gelombang 1 dan 3 atau 2 dan 4 berbeda fase ½ , atau
beda lintasannya sebesar setengah panjang gelombang.




                     Gambar Difraksi cahaya pada celah tunggal

 Persamaan interferensi minimum :

                 d sin   m;               m  1, 2, 3,...
  Oleh karena setiap cahaya yang melewati celah lurus sefase, untuk
mendapatkan pola difraksi minimum, beda lintasan dari interferensi minimum tadi
harus dikurangi ½ λ sehingga beda fase antara keduanya menjadi 360 . Dua
gelombang dengan beda fase 1 atau beda sudut fase 360 disebut juga
sefase.

 Persamaan interferensi maksimum dari pola difraksinya :

               d.sin θ =m λ – ½  d sin d.sin θ =( m - ) . λ;



                           d.sin θ =( 2m - ) . λ;

                                    atau

                            d.sin θ =( m - ) . λ;



      Contoh Soal
Interferensi dan Difraksi



Jarak antara dua lampu depan sebuah lampu mobil 122 cm, diamatai oleh
mata yang memiliki diameter pupuil 3 mm, jika panjang gelombang cahaya
yang diterima mata 500 nm, maka jarak mobil paling jauh supaya masih
dapat dibedakan sedabagai dua lampu yang terpisah adalah….

    Penyelesaian :
    Diketahui
    D= 122 cm=1,22 m, D = 3 mm = 0,003 m, λ= 500 nm = 5 x 10 -7
    Ditanya :
    I = …? Jarak antara dua lampu sampai retina mata kita
    d=1,22 λ. i/d
    1,22 = 1,22 . 5 x 10 -7. 1/0,003
    I = 6000 m

 Difraksi Franhofer
    Difraksi dengan sumber cahaya dan layar penerima berada pada jarak yang jauh
    dari benda penyebab difraksi, sehingga muka gelombang tidak lagi diperlakukan
    sebagai bidang sferis, melainkan sebagai bidang datar. (difraksi dimana
    gelombang datang dan yang keluar dari celah tetap planar atau linier).




 Difraksi Celah Banyak (Kisi Difraksi)
    Kisi difraksi (diffraction grating), Suatu kisi difraksi terdiri dari sejumlah besar
    celah sejajar yg serba sama. Kisi umumnya mempunyai goresan mencapai 5000
    goresan per centimeter. Sehingga jarak antara dua celah sangat kecil yaitu
    sekitar
                                 d = 1/5000 = 2 x 10 -4 cm
    Pola distribusi cahaya oleh kisi

    Kondisi untuk maksimum primer dari kisi (terang)
Interferensi dan Difraksi



Kondisi interferensi konstruksi kisi merupakan beda jalan antara sinar dari
pengatur celah besarnya sama dengan satu panjang gelombang  dari beberapa
integral perkalian  :

    d sin   m                    m = 0, 1, 2, 3 . . .
Maximum pada  = 0 (m = 0) disebut maksimum orde-0 (zero-order maximum).
Maximum pada jarak sudut  dengan d·sin =  ( m = 1) disebut maksimum
orde pertama. Maksimum orde ke m adalah jarak sudut m dengan d·sinm =
m




.

Kondisi minimum untuk kisi (gelap)

Kondisi minimum gelombang cahaya dari N celah = 0, dengan :



     Contoh Soal

    1. Sebuah kisi difraksi yang mempunyai 5000 goresan per 1 cm. Kisi tersebut
        di lewati cahaya kuning dari lampu gas Na. Cahaya tersebut mempunyai 2
        garis yang berdekatan dengan panjang gelombang 5890.0 and 5895.9 A
        (dikenal sebagai doublet Na). a) Pada sudut berapakah terjadi orde
        pertama maximum untuk garis cahaya 5890.0 A line? b)Berapakah
        separasi sudut antara maksimum pertama dari kedua garis cahaya Na
        tersebut?

       (a) Jarak kisi d = 1/5000 cm = 20000A

        Jadi maksimum pertama dari garis 5890.0 A terjadi pada :

                               5890
          sin 1      sin 1        sin 1 0.2945  17.12750
                     d          20000
Interferensi dan Difraksi




              (b)      d sin               d cos    
             Jadi :

                                    5895 .9  5890 .0
                                                       0.017 0
                           d cos  20000  cos(17 .1275 )
                                                        0



       2. Laser helium-neon ( = 6328 A) dipakai untuk kalibrasi kisi difraksi. Jika orde
          pertama maksimum terjadi pada 20.50, berapakah jarak antar celah dalam
          kisi difraksi tersebut?

                       m
              d
                      sin 
              m =1,  = 6328 A,  = 20.50

                      1 6328 6238
              d                      17812 A
                      sin 20.50 0.350

G. Teori Difraksi
    DIFRAKSI FRAUNHOFER DAN FRESNEL
             Difraksi yang juga menghasilkan pola interfererensi dikelompokkan dalam
    dua kategori bergantung pada dimana sumber dan layar ditempatkan terhadap
    penyebab difraksi. Bila baik sumber atau layar berada dekat dengan rongga atau
    rintangan, maka muka gelombang menjadi sferis dan polanya menjadi sangat
    kompleks. Ini disebut difraksi Fresnel. Kita misalkan sebuah celah disinari cahaya
    dari sumber dekat dan pola interferensi yang dihasilkan ditangkap oleh layar di
    jarak relatif dekat. Oleh karena itu baik cahaya datang maupun cahaya setelah
    lewat celah mempunyai muka gelombang sfereis (gambar 5.12a). Pola interferensi
    akan berupa pola frinji gelap terang seperti pola interferensi celah ganda Young
    yang lalu, namun dengan intersitas yang makin berkurang terhadap orde frinji. Jika
    baik sumber atau layar berada jauh dari rongga atau rintangan maka polanya
    menjadi lebih sederhana untuk diamati. Cahaya datang dari sumber jauh jatuh ke
    celah dan yang sampai di titik pengamatan dapat digambarkan sebagai gelombang
    bidang (gambar 5.12b) sehingga ini menyangkut apa yang disebut difraksi
    Fraunhofer. Dalam praktek untuk memberikan bentuk gelombang bidang dapat
    digunakan lensa cembung sebelum dan sesudah celah agar diperoleh sinar yang
    paralel. Formulasi matematik difraksi Fresnel dalam hal ini lebih sulit daripada
    difraksi Fraunhofer.
Interferensi dan Difraksi




  Gambar 5.12 Geometri difraksi oleh celah (a) Kasus Fresnel, (b) Kasus Fraunhofer




   Difraksi menurut di atas dapat dinyatakan sebagai difraksi Fraunhofer (dinamakan
   untuk Joseph von Fraunhofer, 1787 – 1826) atau difraksi Fresnel (dinamakan untuk
   Augustin Jean Fresnel, 1788 -1827). Dalam difraksi Fresnel jarak layar dan sumber
   dari celah adalah pada jarak berhingga dan gelombang dari sumber yang jatuh di
   celah mempunyai muka gelombang sfreris. Oleh karena itu difraksi Fresnel disebut
   juga near-field diffraction. Sebaliknya pada difraksi Fraunhofer jarak sumber/layar
   adalah jauh sehingga gelombang yang sampai di celah adalah gelombang bidang.
   Dalam eksperimen kondisi ini dapat dicapai dengan menempatkan sebuah lensa di
   depan celah terhadap sumber. Oleh karena itu difraksi Fraunhofer disebut juga
   far-field diffraction

H. Interferensi oleh lapisan Tipis
            Amatilah oleh anda pemantulan cahaya matahari oleh lapisan minyak di atas
   permukaan air.Dengan melakukan      pengamatan yang teliti ,dapat terlihat garis-garis
   berwarna pada lapisan minyak itu.Spektrum warna ini menunujukkan adanya peristiwa
   interferensi oleh lapisan minyak yang tipis.cahaya yang terpanntul oleh lapisan minyak
   dapat mengalami interferensi maksimum ataupun interferensi minimum.
           Interferensi antara   gelombang yang dipantulkan oleh lapisan atas yang
   diupantulkan oleh lapisan bahwa ditunjukkan pada gambar 2.4
Interferensi dan Difraksi




   Gambar : pemantulan oleh lapisan bahawa dapat menimbulkan interferensi.


Selisih lintasan yang ditempuh oleh sinar dating hingga menjadi sinar pantul ke-1 dan sinar
pantul ke-2 adalah


           ΔS = S2 – S1


           ΔS = n(AB + BC) – AD = n(2AB) – AD ...........................2.8


dengan n adalah indeks bias lapisan tipis.


Jika tebal lapisan adalah d, diperoleh d = AB cos r sehingga AB = d/cos r dan AD = AC sin i,
dengan AC = 2d tan r. Dengan demikian, persamaan (2.8) menjadi:


                     ΔS = 2n


                     ΔS =


Sesuai dengan hukum snelius n sin r = sin I,selisih jarak tempuh kedua sinar menjadi


           ΔS =


           ΔS =


              =
Interferensi dan Difraksi



            ΔS = 2nd cos r                    (2.9)


Agar terjadi interferensi maksimum , ΔS harus merupakan kelipatan dari panjang

gelombang ( λ),tetapi karena sinar pantul B mengalami perubahan fase ,ΔS menjadi,


            ΔS =                                       (2.10)


Interferensi maksimum sinar pantul pada lapisan Tipis akan memenuhi persamaan berikut.


            2nd cos r =                       (2.11)


           Persamaan (2.11) juga dapat dituliskan menjadi


            2nd cos r =                                (2.12)


  Ket :


n = indeks bias lapisan tipis


d = tebal lapisan


r = sudut bias


m =orde interferensi (0,1,2,3…)


λ = panjang gelombang sinar


          Contoh Soal

  Tentukanlah tebal lapisan minimum yang dibutuhkan agar terjadi interferensi
  maksimum pada sebuah lapisan tipis yang memiliki indeks bias 4/3 dengan
  menggunakan panjang gelombang 5.600.


  Penyelesaian:


  Interferensi maksimum pada lapissan tipis mmenuhi persamaan (2.11)
Interferensi dan Difraksi



 Supaya tebal lapisan minimum, m = 0 dan cos r = 1, maka diperoleh




 Adapun untuk memperoleh interferensi minimum, selisih lintasan ΔS kedua sinar pantul

 harus merupakan kelipatan        dan beda fase     sehingga akan diperoleh:


 ΔS = 0, λ, 2λ , 3λ, 4λ …= mλ


 Interferensi minimum dalam arah pantul akan memenuhi persamaan


                                     2nd cos r = mλ ..


        Adapun memperoleh interferensi minimum,selisih lintasan ΔS kedua sinar pantul

 harus merupakan kelipatan      dan beda fase      sehingga akan diperoleh


                   ΔS = 0,λ,2λ,3λ,4λ….=mλ

Dengan demikian ,interferensi minimum dalam arah pantul akan memenuhi persamaan

                   ΔS = 2 nd cos r dan ΔS = mλ

                         2 nd cos r = mλ                 (2-13)


       Contoh Soal

 Tentukanlah tebal lapisan minimum yang dibutuhkan agar terjadi interferensi
 maksimum pada sebuah lapisan tipis yang memiliki indeks bias 4/3 dengan
 menggunakan panjang gelombang 5.600.


 Penyelesaian:


 Interferensi maksimum pada lapissan tipis mmenuhi persamaan (2.11)
Interferensi dan Difraksi



Supaya tebal lapisan minimum, m = 0 dan cos r = 1, maka diperoleh




Adapun untuk memperoleh interferensi minimum, selisih lintasan ΔS kedua sinar pantul

harus merupakan kelipatan             dan beda fase           sehingga akan diperoleh:


ΔS = 0, λ, 2λ , 3λ, 4λ …= mλ


Interferensi minimum dalam arah pantul akan memenuhi persamaan


                      2nd cos r = mλ ....................................


         INTERFERENSI CAHAYA DARI LAPISAN MINYAK

     Kita sering mengamati bahwa lapisan minyak oli pada permukaan air
terlihat berwarna-warni (gambar 5.6). Kita juga sering melihat lapisan
berwarna-warni pada permukaan gelembung sabun. Juga sering kamera-kamera
yang baik mempunyai lensa-lensa yang dilapisi material tertentu agar
meminimalkan pantulan cahaya dari lensa. Gejala ini akibat dari interferensi
yang dipantulkan ke mata kita dari dua permukaan lapisan tipis.




Gambar 5.6 Warna-warni pada permukaan lapisan tipis akibat interferensi

         Pemantulan cahaya dari dua permukaan lapisan transparan tipis
menghasilkan fenomena interferensi yang mudah untuk di amati.                             Untuk
menginterpretasikan fenomena ini kita lihat gambar 5.7 seperti di bawah ini.
Interferensi dan Difraksi




     Gambar 5.7 Interferensi dalam lapisan tipis, yang diamati dengan pantulan




        Cahaya monokromatis dari titik S jatuh pada lapisan tipis dan dipantulkan
yang lalu ditangkap oleh lensa konvergen untuk membentuk bayangan lapisan pada
layar a. Misal sinar SPA dipantulkan pada titik P lapisan bagian , dan sinar SCEPB
yang melewati titik yang sama P setelah dipantulkan oleh lapisan sebelah bawah di
E. Lensa L membawa dua sinar menyatu lagi (difokuskan) di P’, yang merupakan
bayangan P. Panjang lintasan optis P dan P’ sama, oleh sebab itu dua sinar sampai di
P’ dengan beda fase yang sama yang mereka punyai di P. Untuk menghitung beda
                                                                                ___
fase ini kita lihat panjang lintasan optis dua sinar dari S ke P adalah  1  n0 SP dan
         ___     ___   ___
 2  n0 SC  n(CE  EP ) dengan n0 adalah indeks bias medium dimana lapisan
tipis berada (jika udara n0 = 1) dan n adalah indeks bias lapisan tipis. Oleh sebab itu,

                                       ____   ____    ____     ____
                        2   1  n0 ( SP  SC )  n(CE  EP )
Interferensi dan Difraksi



         Misalkan tebal lapisan adalah d, dan  serta  ' adalah sudut dating dan

sudut pantul sinar SC. Dengan hukum Snellius pembiasan dimana (n0sin  =nsin  ' )
                                                                             ____
dan memandang bahwa, karena lapisan sangat tipis, maka PC sangat kecil
                  ___
dibandingkan SC , sebagai pendekatan yang baik,

         ____   ____           ____
    n0 ( SP  SC )  n0 PC sin   2dn0 tan  ' sin 
                                               sin 2  '
                                        2nd
                                               cos '

   dan

      ____      ____
                           2dn
    n(CE  EP ) 
                          cos  '

   Oleh sebab itu kita mempunyai relasi matematis,


                    sin 2  '  1 
                    cos '  cos '   2dn cos '
     2   1  2dn                                                                   (5.41)
                                    

   Beda fase yang berkaitan dengan beda lintasan optis ini seperti bahasan
   sebelumnya adalah 2 ( 2   1 ) / 0 dengan 0 adalah panjang gelombang di

   vakum. Ada, bagaimanapun juga, beda fase tambahan sebesar  karena fakta
   bahwa sinar SPA dipantulkan pada permukaan lapisan atas jika indeks bais
   berubah dari n0 ke n, sementara sinar SCEPB dipantulkan oleh lapisan tipis
   bagian bawah, simana indeks bias berubah dari n ke n0. Jadi dua sinar terpantul
   bertemu di P dan sekali lagi bertemu di P’ dengan beda fase  sebesar,


                                                      2nd cos '    1
      2 ( 2   1 ) / 0   atau   2 
                                                                                      (5.42a)
                                                           0       2
                                                                      

   Khususnya,           jika   lensa   ditempatkan         begitu   sedemikian      hingga   agar
   mengumpulkan sinar-sinar yang dipantulkan oleh lapisan dalam arah hampir
   tegak lurus, maka cos ' sangat kecil sehingga persamaan tersebut direduksi

   menjadi,
Interferensi dan Difraksi



          2nd    1
  2 
                                                                             (5.42b)
          0     2
                   

Interferensi dua sinar pada P’ akan menghasilkan intensitas maksimum jika 
bernilai kelipatan bulat dari 2 , yaitu jika kondisi di bawah ini tercapai:



2nd           1
       m      ,            m = 0,1,2,…                                        (5.43)
 0           2

Interferensi akan menghasilkan intensitas minimum jika  adalah perkalian
ganjil dari , yaitu jika,

2nd
      m                     m = 0,1,2,3,…                                      (5.44)
 0

Jika kita ambil   0 / n sebagai panjang gelombang di dalam lapisan, maka

kita dapat menyatakan kembali persamaan menjadi

                                                    
Interferensi maksimum :              d  (2m  1)                     (5.45a)
                                                    4

                                             
Inaterferensi minimum :              d m                             (5.45b)
                                             2

         Jika ketebalan lapisan tidak sama dari satu titik ke titik dimana-mana,
maka bayangan lapisan yang ditampilkan oleh lensa pada layar juga akan
memperlihatkan kecerahan yang berbeda dari satu titik-ke titik yang lain
tersebut. Jika ada variasi ketebalan, seperti gambar 5.8, maka banyak garis
                                                        
muncul pada tempat-tempat untuk d  (2m  1)                dipenuhi. Ini seperti pada
                                                        4
cincin Newton yang akan saudara sebentar lagi pelajari.
Interferensi dan Difraksi




Gambar 5.8 Lapisan dielektrik dengan variasi ketebalan dapat
menyebabkan interferensi.
Interferensi dan Difraksi



                                         BAB III

                                       PENUTUP

A. Kesimpulan
            Kesimpulan yang dapat ditarik pada makalah ini adalah :
   1.   Pada gelombang air bertemu di puncak dari satu gelombang berulang-ulang bertemu
        dengan puncak dari gelombang yang lain (dan lembah bertemu lembah); ini
        meupakan interferensi konstruktif dan air secara kontinu berosilasi ke atas dan ke
        bawah dengan amplitudo yang lebih besar daripada masing-masing gelombang jika
        terpisah. Pada tempat yang lainnya, interferensi destruktif terjadi ketika air
        sebenarnya tidak bergerak ke atas ke bawah sama sekali sepanjang waktu-tempat ini
        ialah dimana puncak satu gelombang bertemu dengan lembah gelombang yang
        lainnya, dan sebaliknya.
   2.   Interferensi cahaya terjadi jika dua (atau lebih) berkas cahaya kohern dipadukan, Dua
        berkas cahaya disebut kohern jika kedua cahaya itu memeiliki beda fase tetap.
        Interferensi destruktif (saling melemahkan) terjadi jika kedua gelombang cahaya
        berbeda fase 180o. Sedangkan interferensi konstruktif(saling menguatkan) terjadi jika
        kedua gelombang cahaya sefase atau beda fasenya nol.
   3.   Dasar pemikiran percobaan Young dapat saudara pelajari dari gambar 5.2.




   4.   Percobaan celah ganda Young dengan baik dapat menampilkan gejala fisika
        interferensi gelombang. Percobaan ini sekaligus membuktikan bahwa cahaya
        mempunyai sifat/perilaku gelombang dimana fenomena interferensinya dengan
        mudah dianalisis dari panjang gelombang cahayanya. Pola interferensi adalah frinji-
        frinji gelap terang dengan jarak antar frinji memenuhi kaitan:
Interferensi dan Difraksi



                   m
        ym  D                (frinji   terang     pada   layar,   m    =     1,2,3,..)    dan
                    d
                 D(2m  1) 
        ym                  (frinji gelap pada layar, m = 1,2,3,…) Frinji terang pusat
                    d      2
        (central bright fringe) untuk m = 0, disebut frinji orde nol (zero-order fringe); dan
        pasangan frinji terang berikutnya untuk m =  1 disebut frinji orde pertama, dan
        demikian juga untuk orde dua, tiga, dst.
   5.   Difraksi adalah suatu peristiwa pembelokan atau pelenturan suatu gelombang apabila
        melalui suatu penghalang atau celah. Syarat untuk terjadinya difraksi sama dengan
        interferensi : Gelombangnya harus koheren dan Panjang gelombang lebih kecil dari
        lebar celah.
   6.   Difraksi yang juga menghasilkan pola interfererensi dikelompokkan dalam dua
        kategori bergantung pada dimana sumber dan layar ditempatkan terhadap penyebab
        difraksi. Bila baik sumber atau layar berada dekat dengan rongga atau rintangan,
        maka muka gelombang menjadi sferis dan polanya menjadi sangat kompleks. Ini
        disebut difraksi Fresnel. Jika baik sumber atau layar berada jauh dari rongga atau
        rintangan maka polanya menjadi lebih sederhana untuk diamati. Cahaya datang dari
        sumber jauh jatuh ke celah dan yang sampai di titik pengamatan dapat digambarkan
        sebagai gelombang bidang sehingga ini menyangkut apa yang disebut difraksi
        Fraunhofer.
   7.   pemantulan cahaya matahari oleh lapisan minyak di atas permukaan air.Dengan
        melakukan pengamatan yang teliti ,dapat terlihat garis-garis berwarna pada lapisan
        minyak itu.Spektrum warna ini menunujukkan adanya peristiwa interferensi oleh
        lapisan minyak yang tipis.cahaya yang terpanntul       oleh lapisan minyak        dapat
        mengalami interferensi maksimum ataupun interferensi minimum.
B. Saran
        Adapun saran yang dapat kami berikan pada makalah ini adalah sebagai berikut :

            a.    Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
            b.    Makalah ini masih banayak terdapat kekurangan didalamnya maka kami
                  dari pihak pemakalah membutuhkan saran dari pihak bapak/ibu dosen serta
                  teman-teman sekalia agar makalah kami kedepan dapat lebih baik.
Interferensi dan Difraksi

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnetumammuhammad27
 
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanDifraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanSMA Negeri 9 KERINCI
 
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)Khoirul Ummah
 
Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)kemenag
 
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak Milikan
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak MilikanLaporan Resmi Percobaan Tetes Minyak Milikan
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak MilikanLatifatul Hidayah
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2keynahkhun
 
Bab 5 sistem kerangka non inersia
Bab 5 sistem kerangka non inersiaBab 5 sistem kerangka non inersia
Bab 5 sistem kerangka non inersiaSyaRi EL-nahLy
 
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)SMP IT Putra Mataram
 
Model atom bohr(eksitasi elektron)
Model atom bohr(eksitasi elektron)Model atom bohr(eksitasi elektron)
Model atom bohr(eksitasi elektron)SMA Negeri 9 KERINCI
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoffumammuhammad27
 
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatAhmad Faisal Harish
 
081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertzFakhrun Nisa
 

La actualidad más candente (20)

Laporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek FotolistrikLaporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
 
Efek zeeman
Efek zeemanEfek zeeman
Efek zeeman
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
 
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanDifraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
 
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
 
Persamaan Schrodinger
Persamaan SchrodingerPersamaan Schrodinger
Persamaan Schrodinger
 
Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)
 
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak Milikan
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak MilikanLaporan Resmi Percobaan Tetes Minyak Milikan
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak Milikan
 
4.hukum gauss
4.hukum gauss4.hukum gauss
4.hukum gauss
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
 
Fisika Matematika 2
Fisika Matematika 2Fisika Matematika 2
Fisika Matematika 2
 
Bab 5 sistem kerangka non inersia
Bab 5 sistem kerangka non inersiaBab 5 sistem kerangka non inersia
Bab 5 sistem kerangka non inersia
 
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
 
Model atom bohr(eksitasi elektron)
Model atom bohr(eksitasi elektron)Model atom bohr(eksitasi elektron)
Model atom bohr(eksitasi elektron)
 
PERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLERPERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLER
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
 
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
 
Gerak parabola
Gerak parabolaGerak parabola
Gerak parabola
 
Fisika Zat Padat
Fisika Zat PadatFisika Zat Padat
Fisika Zat Padat
 
081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz
 

Destacado

Interferensi Celah Ganda (Microwave)
Interferensi Celah Ganda (Microwave)Interferensi Celah Ganda (Microwave)
Interferensi Celah Ganda (Microwave)AyuShaleha
 
Makalah fisika interferensi dan difraksi cahaya 12 SMA
Makalah fisika interferensi dan difraksi cahaya 12 SMAMakalah fisika interferensi dan difraksi cahaya 12 SMA
Makalah fisika interferensi dan difraksi cahaya 12 SMAAnnisa Triana
 
Jaringan Wireless di Dunia Berkembang Bagian 2
Jaringan Wireless di Dunia Berkembang Bagian 2Jaringan Wireless di Dunia Berkembang Bagian 2
Jaringan Wireless di Dunia Berkembang Bagian 2Panggih Supraja
 
Laporan fisika ii. kisi difraksi
Laporan fisika ii. kisi difraksiLaporan fisika ii. kisi difraksi
Laporan fisika ii. kisi difraksiTommy Rumba
 
Laporan Praktikum Oseanografi : "Wave Rose" Studi Kasus "Aplikasi Tabel Numer...
Laporan Praktikum Oseanografi : "Wave Rose" Studi Kasus "Aplikasi Tabel Numer...Laporan Praktikum Oseanografi : "Wave Rose" Studi Kasus "Aplikasi Tabel Numer...
Laporan Praktikum Oseanografi : "Wave Rose" Studi Kasus "Aplikasi Tabel Numer...Nur Rohim
 
1. sma kelas xii rpp kd 3.1;4.1;4.10 gelop (karlina 1308233) final
1. sma kelas xii rpp kd 3.1;4.1;4.10 gelop (karlina 1308233) final1. sma kelas xii rpp kd 3.1;4.1;4.10 gelop (karlina 1308233) final
1. sma kelas xii rpp kd 3.1;4.1;4.10 gelop (karlina 1308233) finaleli priyatna laidan
 
Prinsip kemagnetan listrik
Prinsip kemagnetan listrikPrinsip kemagnetan listrik
Prinsip kemagnetan listrikAndam Antariksa
 
Difraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-XDifraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-Xnail fisika
 
Makalah fisika magnet
Makalah fisika magnetMakalah fisika magnet
Makalah fisika magnetAnnis Kenny
 
Laporan praktikum or01 nila ulya (1206258452)
Laporan praktikum or01 nila ulya (1206258452)Laporan praktikum or01 nila ulya (1206258452)
Laporan praktikum or01 nila ulya (1206258452)university of Indonesia
 
Rpp gelombang bunyi dan cahaya
Rpp gelombang bunyi dan cahayaRpp gelombang bunyi dan cahaya
Rpp gelombang bunyi dan cahayaJoko Wahyono
 
Contoh Makalah Fisika Magnet
Contoh Makalah Fisika MagnetContoh Makalah Fisika Magnet
Contoh Makalah Fisika MagnetHendri saputra
 
Smart solution un fisika sma 2013 (skl 4 indikator 4.4 interferensi dan difra...
Smart solution un fisika sma 2013 (skl 4 indikator 4.4 interferensi dan difra...Smart solution un fisika sma 2013 (skl 4 indikator 4.4 interferensi dan difra...
Smart solution un fisika sma 2013 (skl 4 indikator 4.4 interferensi dan difra...Catur Prasetyo
 
RPP Fisika SMA Kelas XII
RPP Fisika SMA Kelas XIIRPP Fisika SMA Kelas XII
RPP Fisika SMA Kelas XIIDiva Pendidikan
 
Kelompok 5 fisika - interferensi gelombang cahaya
Kelompok 5 fisika - interferensi gelombang cahayaKelompok 5 fisika - interferensi gelombang cahaya
Kelompok 5 fisika - interferensi gelombang cahayaIsna Nina Bobo
 
Ppt interferensi gelombang
Ppt interferensi gelombangPpt interferensi gelombang
Ppt interferensi gelombangRini Fakhrunnisa
 

Destacado (20)

Interferensi Celah Ganda (Microwave)
Interferensi Celah Ganda (Microwave)Interferensi Celah Ganda (Microwave)
Interferensi Celah Ganda (Microwave)
 
Interferensi cahaya
Interferensi cahayaInterferensi cahaya
Interferensi cahaya
 
Makalah fisika interferensi dan difraksi cahaya 12 SMA
Makalah fisika interferensi dan difraksi cahaya 12 SMAMakalah fisika interferensi dan difraksi cahaya 12 SMA
Makalah fisika interferensi dan difraksi cahaya 12 SMA
 
02 bab1
02 bab102 bab1
02 bab1
 
Jaringan Wireless di Dunia Berkembang Bagian 2
Jaringan Wireless di Dunia Berkembang Bagian 2Jaringan Wireless di Dunia Berkembang Bagian 2
Jaringan Wireless di Dunia Berkembang Bagian 2
 
Laporan fisika ii. kisi difraksi
Laporan fisika ii. kisi difraksiLaporan fisika ii. kisi difraksi
Laporan fisika ii. kisi difraksi
 
Laporan Praktikum Oseanografi : "Wave Rose" Studi Kasus "Aplikasi Tabel Numer...
Laporan Praktikum Oseanografi : "Wave Rose" Studi Kasus "Aplikasi Tabel Numer...Laporan Praktikum Oseanografi : "Wave Rose" Studi Kasus "Aplikasi Tabel Numer...
Laporan Praktikum Oseanografi : "Wave Rose" Studi Kasus "Aplikasi Tabel Numer...
 
1. sma kelas xii rpp kd 3.1;4.1;4.10 gelop (karlina 1308233) final
1. sma kelas xii rpp kd 3.1;4.1;4.10 gelop (karlina 1308233) final1. sma kelas xii rpp kd 3.1;4.1;4.10 gelop (karlina 1308233) final
1. sma kelas xii rpp kd 3.1;4.1;4.10 gelop (karlina 1308233) final
 
Prinsip kemagnetan listrik
Prinsip kemagnetan listrikPrinsip kemagnetan listrik
Prinsip kemagnetan listrik
 
Makalah interferensi
Makalah interferensiMakalah interferensi
Makalah interferensi
 
Difraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-XDifraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-X
 
Makalah fisika magnet
Makalah fisika magnetMakalah fisika magnet
Makalah fisika magnet
 
Laporan praktikum or01 nila ulya (1206258452)
Laporan praktikum or01 nila ulya (1206258452)Laporan praktikum or01 nila ulya (1206258452)
Laporan praktikum or01 nila ulya (1206258452)
 
Rpp gelombang bunyi dan cahaya
Rpp gelombang bunyi dan cahayaRpp gelombang bunyi dan cahaya
Rpp gelombang bunyi dan cahaya
 
optika fisis
optika fisisoptika fisis
optika fisis
 
Contoh Makalah Fisika Magnet
Contoh Makalah Fisika MagnetContoh Makalah Fisika Magnet
Contoh Makalah Fisika Magnet
 
Smart solution un fisika sma 2013 (skl 4 indikator 4.4 interferensi dan difra...
Smart solution un fisika sma 2013 (skl 4 indikator 4.4 interferensi dan difra...Smart solution un fisika sma 2013 (skl 4 indikator 4.4 interferensi dan difra...
Smart solution un fisika sma 2013 (skl 4 indikator 4.4 interferensi dan difra...
 
RPP Fisika SMA Kelas XII
RPP Fisika SMA Kelas XIIRPP Fisika SMA Kelas XII
RPP Fisika SMA Kelas XII
 
Kelompok 5 fisika - interferensi gelombang cahaya
Kelompok 5 fisika - interferensi gelombang cahayaKelompok 5 fisika - interferensi gelombang cahaya
Kelompok 5 fisika - interferensi gelombang cahaya
 
Ppt interferensi gelombang
Ppt interferensi gelombangPpt interferensi gelombang
Ppt interferensi gelombang
 

Similar a Interferensi dan Difraksi Optik

i/Kelompok 7 optik geometri
i/Kelompok 7 optik geometrii/Kelompok 7 optik geometri
i/Kelompok 7 optik geometriNanda Reda
 
Materi Gelombang Cahaya.pptx
Materi Gelombang Cahaya.pptxMateri Gelombang Cahaya.pptx
Materi Gelombang Cahaya.pptxssuser286a3e
 
Gelombang Cahaya
Gelombang CahayaGelombang Cahaya
Gelombang Cahayaprihase
 
Sifat gelombang elektromagnetik
Sifat gelombang elektromagnetikSifat gelombang elektromagnetik
Sifat gelombang elektromagnetikfahmi sahab
 
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan OptikaInduksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan OptikaRizka Aprilia
 
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)Felice Vallensia
 
Sifat optik material (callister chapter 21)
Sifat optik material (callister chapter 21)Sifat optik material (callister chapter 21)
Sifat optik material (callister chapter 21)Dionisius Kristanto
 
Pertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ssPertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ssadeenurhayati
 
Sifat gelombang dari_partikel
Sifat gelombang dari_partikelSifat gelombang dari_partikel
Sifat gelombang dari_partikelAlfido Zakaria
 

Similar a Interferensi dan Difraksi Optik (20)

Bab 3 cahaya KELAS XII
Bab 3 cahaya KELAS XII Bab 3 cahaya KELAS XII
Bab 3 cahaya KELAS XII
 
i/Kelompok 7 optik geometri
i/Kelompok 7 optik geometrii/Kelompok 7 optik geometri
i/Kelompok 7 optik geometri
 
Gelombang cahaya fisika sma
Gelombang cahaya fisika smaGelombang cahaya fisika sma
Gelombang cahaya fisika sma
 
Tugas go polarisasi
Tugas go polarisasiTugas go polarisasi
Tugas go polarisasi
 
Sifat sifat cahaya
Sifat sifat cahayaSifat sifat cahaya
Sifat sifat cahaya
 
Materi Gelombang Cahaya.pptx
Materi Gelombang Cahaya.pptxMateri Gelombang Cahaya.pptx
Materi Gelombang Cahaya.pptx
 
Gelombang Cahaya
Gelombang CahayaGelombang Cahaya
Gelombang Cahaya
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Sifat gelombang elektromagnetik
Sifat gelombang elektromagnetikSifat gelombang elektromagnetik
Sifat gelombang elektromagnetik
 
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan OptikaInduksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika
 
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)
 
Sifat optik material (callister chapter 21)
Sifat optik material (callister chapter 21)Sifat optik material (callister chapter 21)
Sifat optik material (callister chapter 21)
 
makalah hukum
makalah hukummakalah hukum
makalah hukum
 
tugas1
tugas1tugas1
tugas1
 
Pertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ssPertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ss
 
Optik geometri
Optik geometriOptik geometri
Optik geometri
 
Optik geometri
Optik geometriOptik geometri
Optik geometri
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 
Gejala Gelombang
Gejala GelombangGejala Gelombang
Gejala Gelombang
 
Sifat gelombang dari_partikel
Sifat gelombang dari_partikelSifat gelombang dari_partikel
Sifat gelombang dari_partikel
 

Más de Annis Kenny

RANGKAIAN THEVENIN-NORTHON
RANGKAIAN THEVENIN-NORTHONRANGKAIAN THEVENIN-NORTHON
RANGKAIAN THEVENIN-NORTHONAnnis Kenny
 
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1Annis Kenny
 
Pengertian kapasitor
Pengertian kapasitorPengertian kapasitor
Pengertian kapasitorAnnis Kenny
 
Makalah transistor
Makalah transistorMakalah transistor
Makalah transistorAnnis Kenny
 

Más de Annis Kenny (6)

RANGKAIAN THEVENIN-NORTHON
RANGKAIAN THEVENIN-NORTHONRANGKAIAN THEVENIN-NORTHON
RANGKAIAN THEVENIN-NORTHON
 
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
 
Pengertian kapasitor
Pengertian kapasitorPengertian kapasitor
Pengertian kapasitor
 
Ppt transistor
Ppt transistorPpt transistor
Ppt transistor
 
Makalah transistor
Makalah transistorMakalah transistor
Makalah transistor
 
Gerak Melingkar
Gerak MelingkarGerak Melingkar
Gerak Melingkar
 

Interferensi dan Difraksi Optik

  • 1. Interferensi dan Difraksi MAKALAH GELOMBANG DAN OPTIK “INTERFERENSI DAN DIFRAKSI” OLEH: KELOMPOK V Ammase S Alifah Nur Rochmah Annis Wati Nurul Islami Endang Kusmiati Fadly Fahri Anshari JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2013
  • 2. Interferensi dan Difraksi BAB I PENDAHULUAN Pada pembahasan sebelumnya kita telah membahas fenomena fisika seperti pemantulan dan pembiasan dalam optika yang mana dapat dikategorikan melalui pendekatan optika geometri. Fenomena fisika dalam optika yang lain seperti interferensi dan difraksi ternyata memerlukan pendekatan lain untuk menganalisisnya. Dalam pendekatan lain ini kita perlu menelaah cahaya dari sudut pandang sifat gelombangnya. Studi cahaya dari sifat gelombangnya disebut optika fisis atau kadang-kadang disebut optika gelombang. Batasan sebuah fenomena optic memerlukan telaah berdasarkan sifat gelombangnya adalah sebagai berikut. Sinar cahaya diperlihatkan tegak lurus muka gelombang, ini seperti yang telah saudara pelajari tentang prinsip Huygens. Jika bukaan (aperture: lubang tempat lewat cahaya) a sangat besar dibanding dengan panjang gelombang cahaya yaitu a   maka cahaya dapat melewati bukaan sebagai deretan sinar geometris dan bayangan yang tajam dari bukaan akan dapat dilihat pada layar. Ini adalah daerah dimana cahaya dapat ditelaah dengan optika geometri. Karena cahaya merah mempunyai panjang gelombang terpanjang dalam spektrum cahaya tampak, sekitar 720 nm, sedangkan pada prakteknya ukuran a sering sangat lebih besar dari  cahaya, maka oleh karena itu optika geometri memainkan peranan penting dalam analisis banyak problem optik. Jika ukuran a makin lama makin kecil mendekati  , a ~  , maka optika geometri mulai gagal dapat menjelaskan fenomena optic secara memuaskan. Akibatnya bayangan celah yang ada pada layar menjadi makin lebar atau dapat dikatakan bayangan obyek menjadi kurang tajam. Sebagai ganti perambatan cahaya dalam garis lurus menurut optika geometri, sekarang cahaya dibelokkan ke dalam daerah yang dalam keadaan normal (optika geometri) kita sebut daerah bayangan (shadow). Pembelokan cahaya ke dalam daerah bayangan setelah melalui suatu rintangan tersebut dikenal dengan istilah difraksi. Rintangan disini adalah sisi/pinggir bukaan pada celah. Dalam hal ini difraksi sangat berbeda dengan pembiasan yang merupakan fenomena pembelokan cahaya antar medium yang berbeda indeks biasnya. Jika bukaan makin kecil a<  , maka efek difraksi makin besar, dan karena bukaan sangat kecil, seolah-olah pada celah muncul sebagai sumber titik, dan cahaya kemudian keluar celah dalam bentuk radial keluar. Jadi makin besar panjang gelombang maka makin nampak gejala difraksi cahaya yang muncul. Namun demikian perlu diketahui bahwa cahaya mempunyai panjang gelombang yang kecil sekali dibanding misalnya suara. Oleh karena itu efek difraksi gelombang suara sangat terasa, sebagai misal jika kita berada dalam sebuah tempat maka kita masih dapat mendengar suara yang dihasilkan oleh sumber jauh meskipun lintasan antara sumber tersebut dan kita dibatasi oleh banyak rintangan seperti gedung-gedung.
  • 3. Interferensi dan Difraksi BAB II PEMBAHASAN A. Interferensi Gelombang Air Ketika dua batu dilemparkan kedalam kolam secara bersamaan, kedua set gelombang lingkaran saling berinterferensi, seperti pada gambar. Pada beberapa bagian mereka bertemu, puncak dari satu gelombang berulang-ulang bertemu dengan puncak dari gelombang yang lain (dan lembah bertemu lembah); ini meupakan interferensi konstruktif dan air secara kontinu berosilasi ke atas dan ke bawah dengan amplitudo yang lebih besar daripada masing-masing gelombang jika terpisah. Pada tempat yang lainnya, interferensi destruktif terjadi ketika air sebenarnya tidak bergerak ke atas ke bawah sama sekali sepanjang waktu-tempat ini ialah dimana puncak satu gelombang bertemu dengan lembah gelombang yang lainnya, dan sebaliknya. Gambar .. menunjukkan simpangan kedua gelombang sebagai fungsi waktu, disamping jumlah mereka, untuk kasus interferensi konstruktif. Untuk dua gelombang semacam itu, kita gunakan istilah fase untuk mendeskripsikan posisi relatif dari puncak mereka. Ketika puncak dan lembah bersamaan untuk kedua gelombang seperti pada.. untuk interferensi konstruktif, kedua gelombang berfase sama. Pada titk-titik dimana interferensi destruktif terjadi (lihat gmbr) puncak satu gelombang berulang-ulang bertemu dengan lembah gelombang yang lainnya, dan kedua gelombang dikatakan benar-benar berbeda fase atau, lebih tepat lagi, berbeda fase sebesar setengah panjang gelombang (yaitu, puncak satu gelombang terjadi setengah panjang gelombang di belakang puncak gelombang yang lain). Tentu saja, fase relatif kedua gelombang pada air pada gambar .. sebagian besar akan berada pada titik-titik pertengahan antara kedua ekstrim ini, yang menghasilkan interferensi destruktif sebagian, sebagaimana digambarkan pada ... B. Interferensi Gelombang Cahaya Interferensi cahaya terjadi jika dua (atau lebih) berkas cahaya kohern dipadukan. Di bagian ini kita akan mempelajari interferensi antar duagelombang cahaya kohern.Dua berkas cahaya disebut kohern jika kedua cahaya itu memeiliki beda fase tetap. Interferensi o destruktif (saling melemahkan) terjadi jika kedua gelombang cahaya berbeda fase 180 . Sedangkan interferensi konstruktif(saling menguatkan) terjadi jika kedua gelombang cahaya sefase atau beda fasenya nol. Interferensi destruktif maupun interferensi konstruktif dapat diamati pada pola interferensi yang terjadi.Pola interferensi dua cahaya diselidiki oleh Fresnel dan Young. Fresnel melakukan percobaan interferensi dengan menggunakan rangkaian dua cermin datar untuk menghasilkan dua sumber cahaya kohern dan sebuah
  • 4. Interferensi dan Difraksi sumber cahaya di depan cermin. Young menggunakan celah ganda untuk menghasilkan dua sumber cahaya kohern. Interferensi Cahaya Adalah perpaduan dari 2 gelombang cahaya. Agar hasil interferensinya mempunyai pola yang teratur, kedua gelombang cahaya harus koheren, yaitu memiliki frekuensi dan amplitudo yg sama serta selisih fase tetap. C. Percobaan Young Cahaya adalah gelombang elektromagnetik. Cahaya tampak mempunyai panjang gelombang dari 4000 Å sampai dengan 7000 Å. Cahaya sebagai gelombang dengan jelas didemonstrasikan pertama kali oleh Thomas Young dengan eksperimennya yang terkenal “percobaan celah ganda” pada tahun 1801 – 1803. Dasar pemikiran percobaan Young dapat saudara pelajari dari gambar 5.2. Cahaya (hampir) monokromatis (satu panjang gelombang) yang dipancarkan dari sebuah sumber (misalnya lampu sodium) dikolimasi (untuk mengubahnya menjadi berkas sempit) oleh celah sempit S. Celah ini berfungsi sebagai sumber cahaya primer. Gelombang yang memancar dari S mengenai dua celah sejajar yaitu celah S1 dan S2 yang terpisah sejarak d dan keduanya berjarak sama dari S. S1 dan S2 bertindak sebagai sumber cahaya/gelombang sekunder koheren dengan amplitude yang sama yang meradiasi keluar celah. Pada gambar 5.2, jika kita mengandaikan cahaya bukan gelombang maka perjalanan sinar seharusnya mengikuti lintasan geometri seperti pada (a), dan pola bayangan yang terjadi di layar yang diharapkan seharusnya seperti (b) dimana untuk hanya bayangan dua sinar muncul bayangan gelap yang lebar diapit dua frinji terang. Namun demikian dalam eksperimen yang sesungguhnya pola distribusi intensitas pada layar muncul banyak frinji gelap dan
  • 5. Interferensi dan Difraksi frinji terang secara berselang-seling seperti gambar (c). Gambar 5.3 memperlihatkan gambaran kualitatif dari pembentukan interferensi. Gambar 5.2. Percobaan celah ganda Young Gambar 5.3 Gambaran kualitatif mekanisme interferensi Dua kelompok lingkaran konsentris menunjukkan radiasi dari masing- masing celah. Jika dua kelompok tersebut berpotongan maka gelombang- gelombang dari masing-masing celah adalah sefase dan intensitas gelombang menjadi maksimum. Intensitas minimum terjadi diantara yang maksimum.
  • 6. Interferensi dan Difraksi Gejala interferensi ini tidak lagi dapat diterangkan dengan optika geometri dan telaah yang tepat adalah dengan menganggap cahaya sebagai gelombang. Percobaan Young telah membuktikan bahwa cahaya mempunyai karakteristik gelombang. D. Analisa Matematik Percobaan Young Sekarang kita coba telusuri rumusan matematis untuk interferensi cahaya percobaan Young ini. Pada percobaan Young celah ganda berfungsi sebagai sumber cahaya baru yang koheren (mempunyai fase sama) karena celah-celah tersebut berjarak sama dari sumber cahaya (tidak ada beda lintasan). Dalam hal ini celah- celah tersebut bekerja seolah-olah sebagai sumber cahaya garis daripada sumber titik. Oleh sebab itu cahaya yang dipancarkan dari celah-celah ini terdiri dari gelombang silindris daripada gelombang bola. Gambar 5.4 melukiskan variabel- variabel yang diperlukan untuk menelaah percobaan Young. Gambar 5.4 Penyusunan percobaan celah ganda Young. Dalam praktek ukuran D >> d. Pola interferensi dalam bentuk pita (frinji) gelap terang intensitas seperti pada gambar kanan. Jika kita tinjau titik sembarang P, maka intensitas cahaya pada titik itu adalah hasil superposisi gelombang cahaya dari celah 1 (atas) dan celah 2 (bawah). Gelombang dari celah 2 menempuh lintasan x2 lebih jauh daripada lintasan x1. Oleh karena itu ada perbedaan lintasan optis antara lintasan 1 dan lintasan 2. Adalah perbedaan lintasan ini yang bertanggung jawab untuk adanya frinji gelap dan frinji terang dalam interferensi. Perbedaan lintasan ini adalah:
  • 7. Interferensi dan Difraksi Perbedaan lintasan = PD = x2 – x1 (5.9) Pada percobaan yang sesungguhnya jarak layar ke celah D sangat besar dibandingkan dengan jarak separasi celah d. Oleh karena itu panjang AP dikira- kira sama dengan x1. Ini ekivalen dengan memutar jarak x1 terhadap titik P sampai x1 berimpit dengan panjang AP. Busur rotasi ini kira-kira sama dengan S1A. Oleh karena itu S1A tegak lurus BP dan S2P. Dua segitiga pada gambar 5.4 kita perbesar seperti gambar 5.5. Sudut  adalah sudut yang mendefiniskan lokasi frinji pada titik P dan sudut PBO segitiga I. Kita menyebut sudut BPO dengan  , sedangkan sudut POB adalah 90o. Jadi pada segitiga I:     90o  180o (5.10) Dalam segitiga II, sudut S1BC sama dengan sudut yang sama  dari segitiga I. Sudut S1CB adalah 90o. Sekarang kita tentukan sudut . Dlam segitiga II kita mempunyai,     90 o  180 o (5.11) Membandingkan dua persamaan ini maka:   Jadi sudut S2S1A sama dengan sudut , oleh karena itu sisi S2A sama dengan d.sin seperti pada gambar 5.5. Gambar 5.5 Gambar rinci kaitan sudut-sudut segitiga
  • 8. Interferensi dan Difraksi Dengan demikian dapat kita tuliskan panajng lintasan x2 dengan, x2  x1  d sin  (5.12) Perbedaan lintasan antara gelombang 1 dan gelombang 2 menjadi, PD = x2 – x1 = x1  d sin   x1 = d sin  (5.13) Jadi menurut persamaan ini, ada beda lintasan antara gelombang 1 dan gelombang 2. Jika gelombang sefase ketika bersuperposisi, ada interferensi konstruktif dan bayangan terang atau frinji terang muncul pada layar. Kita dapat merumuskan secara matematis untuk pola interferensi gelap terang yang ada sebagai berikut. Misalkan dua buah gelombang tersebut adalah harmonik berbentuk sinusoidal: E1  E 0 sin (kx1  t ), (5.14) dan E2  E0 sin kx2  t , (5.15) masing-masing untuk gelombang yang berasal dari sumber S1 dan S2. Menggunakan (5.12) ke persamaan ini maka: E 2  E0 sin kx1  t  kd sin  . (5.16) Misalkan  adalah sudut fase dan mengukur bagaimana gelombang 2 bergeser dari gelombang 1, atau bagaimana gelomnbang 2 tidak sefase dengan gelombang 1. Oleh sebab itu, misalkan: kd sin    (5.17) dan karena bilangan gelombang adalah k  2 /  , maka: 2  d sin  (5.18) 
  • 9. Interferensi dan Difraksi Sudut  ini merupakan perbedaan fase antara gelomabng 1 dan gelombang 2. Kita sekarang dapat menuliskan gelombang 2 menjadi: E 2  E0 sin kx1  t   . (5.19) Resultan gelombang pada titik P sekarang dapat kita tentukan dengan interferensi gelombang dari celah 1 dan celah 2. Gelomabng resultan pada P diberikan dengan: E = E1 + E2 (5.20) E1  E0 sin kx1  t  (5.21) E2  E0 sin kx1  t   . (5.22) Dari identitas trigonometri bahwa sin A + sin B = 2 sin[(A+B)/2)]cos[(A-B)/2]maka medan total di P adalah:     E  E1  E2  2 E0 sin  kx1  t   cos  , (5.24)  2 2 Karena frinji gelap dan terang diamati pada layar, distribusi intensitas cahaya ini harus ditentukan. Intensitas sebanding dengan kuadrat amplitude gelombang atau I   0 cE 2 (5.25) Oleh karena itu intensitas di titik sembarang P adalah: I  4 0 cE02 cos 2 ( / 2) sin 2 (kx1  t   / 2) (5.26) Karena frekuensi cahaya tampak ini tinggi sekali (sekitar 5 x 1014 siklus/detik) maka mata manusia tidak dapat mengesan efek setiap gelombang ini saat mengenai layar, namun sebagai gantinya kita hanya melihat nilai rata-ratanya saja. Rata-rata intensitas pada layar adalah: I (rata  rata)  4 0 cE0 cos 2 ( / 2)(1 / 2) 2
  • 10. Interferensi dan Difraksi I (rata  rata)  2 0 cE 0 cos 2 ( / 2) 2 Jika I 0  2 0 cE 0 maka: 2 I (rata  rata)  I 0 cos 2 ( / 2) (5.27) Persamaan ini menyatakan bahwa intensitas pada layar bervariasi terhadap sudut fase . Namun sudut fase ini adalah: 2  d sin  (5.28)  Jadi intensitas bervariasi terhadap nilai . Lokasi frinji terang pada layar dapat ditentukan dengan menyadari bahwa frinji terang berkaitan dengan intensitas cahaya maksimum. Intensitas I pada pers.(5.27) akan maksimum bila bagian kosinus adalah maksimum. Ini terjadi jika sudut  / 2 adalah m  dengan m adalah bilangan bulat. Jadi:  / 2 = m ( m  0,1,2,3, ) (5.29) Intensitas rata-rata di P oleh karena itu, I rata 2  I 0 cos 2 (m ) (5.30) Selanjutnya substitusi (5.28) ke (5.29) menghasilkan  2  d sin   m (5.31) 2 2 Atau frinji terang interferensi terjadi jika memenuhi: d sin   m ( m  0,1,2,3, ) (5.32) Lokasi frinji terang ke-m pada layar ditemukan dari geometri gambar 5.4 yaitu y m  D tan  (5.33)
  • 11. Interferensi dan Difraksi Namun demikian, D >>d, sehingga sudut  sangat kecil. Oleh karena itu untuk pendekatan sudut kecil dapat berlaku: tan  sin  (5.34) Karena itu frinji ke-m pada layar dari titik O sejauh: m y m  D sin   D (frinji terang pada layar) (5.35) d Dengan cara yang sama, Frinji gelap pada layar berkaitan dengan intensitas minimum cahaya, yaitu jika :    (2m  1) (frinji gelap, m = 1,2,3, …) (5.36) 2 2 Substitusi persamaan ini ke pers.(5.27) memberikan:   I  I 0 cos 2 (2m  1)  (5.37)  2 Dengan ini maka intensitas nol (frinji gelap) dicapai jika terpenuhi:  2   d sin   (2m  1) (m = 1,2,3,…) (5.38) 2 2 2 Atau frinji gelap dicapai jika memenuhi:  d sin   (2m  1) ( m = 1,2,3,…) (5.39) 2 Lokasi frinji gelap ke-m pada layar dapat ditentukan dari gambar 5.4 (5.5) yaitu: D(2m  1)  y m  D sin   (m = 1,2,3,…) (5.40) d 2 Akibat interferensi ini harus menghasilkan pada layar sebuah pola yang mengandung deret pita gelap terang (gambar 5.5) yang kita sebut frinji
  • 12. Interferensi dan Difraksi interferensi (interference fringes). Frinji terang pusat (central bright fringe) untuk m = 0, disebut frinji orde nol (zero-order fringe); dan pasangan frinji terang berikutnya untuk m =  1 disebut frinji orde pertama, dan demikian juga untuk orde dua, tiga, dst. Eksperimen Young tersebut menampilkan hasil lebih baik untuk bukaan/lebar celah yang lebih sempit. Ccelah yang lebih besar merumitkan pola intensitas yang ditampilkan pada layar karena efek difraksi. Jika pembukaan celah diperbesar lagi maka pola interferensi lenyap dan kita akan memperoleh dua bayangan celah, meskipun agak kabur. Ini karena untuk bukaan celah yang besar celah menjadi tidak bertindak sebagai sumber garis. E. Interferensi Celah Banyak Berbeda dengan percobaan yang dilakukan oleh ftresnell,ypung menggunakan dua penghalang .Penghalang yang pertama memiliki satu lubang kecil dan kedua dilengkapi dengan dua lubang kecil.dengan cara tersebut ,young memperoleh dua sumber cahaya (sekunder) koheren yang monokromatis dari sumber cahaya monokromatis.perhatikan gambar. Gambar : Percobaan dua celah oleh young dengan S adalah celah tipis panjang. Pola interferensi yang dihasilkan oleh kedua percobaan tersebut adalah garis-garis terang dan garis- garis gelap pada layar yang silih berganti.garis terang terjadi jika kedua sumber cahaya mengalami interferensi yang saling menguatkan atau interferensi maksimum.adapun garis gelap terjadi jiak kedua sumber cahaya mengalami interferensi yang saling melemahkan atau interfernsi minimum.Jika kedua sumber cahaya mnemiliki amplitudo yang sama,pada tempat-tempat terjadinya interferensi mi nimum,akan terbentuk garis gelap.sebaliknya,jika amplitudo tidak sama,interferensi minimumnya tidak gelap sama sekali.
  • 13. Interferensi dan Difraksi Gamabar : interferensi young, interferensi oleh dua celah. Perhatikan gambar 2.3.Pada gambar tersebut ,tampak bahwa lensa kolimotor menghasilkan bekas sejajar.kemudian,berkas cahaya tersebut melewati penghalang yang memiliki celah ganda sehingga S1 dan S2 dapat dipandang sebagai dua sumber cahaya monokromatis.setelah keluar dari S 1 dan S2,kedua cahaya digambarkan menuju sebuah titik A pada layar .sellisih jarak yang ditempuhnya (S2A – S1A) disebut beda lintasan.Ddalam bentuk matematis,beda lintasan ditulis sebagai berikut. ΔS = S2A – S1A (2-1) Jika jarak S1A dan S2A sangat besar dibandingkan jarak S1A dan S2A sangat besar dibandingkan jarak S1 ke S2,dengan S1 S2 = d,sinar S1A dan S2A dapat dianggap sejajar dan selisih jaraknya ΔS = S2B.perhatikan segitiga S1S2B. S2B = S1S2 sin θ = d sin θ Dengan d adalah jarak antara kedua celah.perhatikan COA. Sinθ = Jika sudut θ sangat kecil akan didapatkan Sinθ = tan θ= Jika θ kecil,berarti kecil atau p << l sehingga selisih lintasan yang ditempuh oleh cahaya dari sumber s2 dan sumber S1 memenuhi persamaan berikut ini. ΔS = S2B = d sin θ =tan θ =
  • 14. Interferensi dan Difraksi Sehingga ΔS = (2-2) a. Syarat interferensi maksimum : Interferensi maksimum terjadi jika kedua gelombang memiliki fase yg sama (sefase), yaitu jika selisih lintasannya sama dgn nol atau bilangan bulat kali panjang gelombang λ. m = 0, 1, 2,…. d sin θ = mλ Bilangan m disebut orde terang. Untuk m=0 disebut terang pusat, m=1 disebut terang ke-1, dst. Karena jarak celah ke layar l jauh lebih besar dari jarak kedua celah d (l >> d), maka sudut θ sangat kecil, sehingga sin θ = tan θ = p/l, dengan demikian Dengan p adalah jarak terang ke-m ke pusat terang. Interferensi maksimum akan terjadi jika kedua gelombang yang tiba di titik A sefase atau memiliki fase yang sama.dua gelombang memiliki fase sama jika beda lintasannya merupakan bilangan cacah dari panjang gelombang. ΔS = mλ (2-3) Dengan m = 0, 1, 2, 3 …. ΔS = 0,λ,2λ,3λ,……. Oleh karena itu ,persamaan interferensi maksimum menjadi = mλ (2-4) Ket: d = jarak antar celah p = jarak titik pusat interferensi (O) ke garis terang di A l = jarak celah ke layar λ= panjang gelombang cahaya
  • 15. Interferensi dan Difraksi m=orde intereferensi ( 0,1,2,3.,,,) Diititik O,selalu terjadi interferensi maksimum (garis terang ) sehingga disebut terang pusat atau terang orde nol.syarat terjadinya interferensi maksimum,yaitu berkas yang dating harus sejajar dan tegak lurus pada bidang celah sehingga S 1 dan S2 merupakan sumber sefase. Contoh Soal 1. Celah ganda yang berjarak 0,100 mm berada 1,20 m dari layar tampilan. Cahaya dengan panjang gelombang =500 nm jatuh pada celah dari sumber yang jauh. Berapa jarak antar interferensi terang pertama dan kedua pada layar? Penyelesaian : Interferensi terang (konstruktif orde pertama m=1) m (1)(500  10 9 m) sin 1    5, 00  10 3 d 1, 00  10 4 m Ini merupakan sudut kecil, sehingga : sin 1  1  tan 1 , dengan  dalam satuan radian Dengan demikian orde pertama akan muncul pada jarak: p1  L  (1, 20 m)(5,00 10 Interferensi1terang (konstruktif orde n=2) -3 )  6, 00 mm 2 p2  L1  L  12, 0 mm d P2 P1
  • 16. Interferensi dan Difraksi Jadi, jarak antara pusat maksimum interferensi terang adalah : (p2 - p1) = 6,00 mm b. Syarat interferensi minimum o Interferensi minimum terjadi jika beda fase kedua gelombang 180 , yaitu jika selisih lintasannya sama dgn bilangan ganjil kali setengah λ. m = 1, 2, 3,….. d sin θ = (m- λ Bilangan m disebut orde gelap. Tidak ada gelap ke nol. Untuk m=1 disebut gelap ke-1, dst. Mengingat sin θ = tan θ = p/l, maka (m- λ Dengan p adalah jarak terang ke-m ke pusat terang. Jarak antara dua garis terang yg berurutan sama dgn jarak dua garis gelap berurutan. Jika jarak itu disebut Δp, maka : Andaikan kedua gelombang cahaya dari sumber S1 dan S2 yang sampai pada o layar berlawanan fase,yaitu berbeda sudut fase 180 ,pada layar akan terjadi interferensi o, minimum atau garis-garis gelap.untuk mendapatkan beda fase sebesar 180 kedua gelombang harus merupakan kelipatan bilanagan ganjil dari setengah panjang gelombang. Yaitu ΔS = ΔS = (2m – 1 ) (2-5) Dengan m = 1, 2, 3, 4,….. Dengan memasukkan persamaan (2-5) ke dalam persamaan (2-2) akan diperoleh persamaan interferensi minimum yang memenuhi persamaan berikut. = (2m-1) (2-6) Atau dapatkan dituliskan menjadi
  • 17. Interferensi dan Difraksi =(m- λ (2-7) Contoh Soal Cahaya monokhromatik dari sumber cahaya yang jauh datang pada sebuah celah tunggal yang lebarnya 0,8 mm dan jarak pusat terang ke gelap kedua adalah 1,80 mm dan panjang gelombang cahaya 4800 A maka jarak celah ke layar adalah… a. 2m d. 0,5 m b. 1,5 m e. 0,02 m c. 1m Penyelesaian : Diketahui : d = 0,8 mm , p = 1,8 mm, λ= 4800 A = 4,8 x 10-7 m, n = 2 Ditanyakan : l =….? Jawaban : d p/l = (2n) ½ λ, l = d p/ (2n) ½ λ, l = 0,8 x 10-3 ( 1,8 x 10-3) / 2 .2. 1/2. 4,8 x 10 -7 = 1,5 meter F. Difraksi Difraksi adalah suatu peristiwa pembelokan atau pelenturan suatu gelombang apabila melalui suatu penghalang atau celah. Syarat untuk terjadinya difraksi sama dengan interferensi :  Gelombangnya harus koheren  Panjang gelombang lebih kecil dari lebar celah Difraksi celah tunggal
  • 18. Interferensi dan Difraksi Pola difraksi yang disebabkan oleh celah tunggal dapat dijelaskan oleh Christian Huygens. Menurut Huygens setiap bagian celah berfungsi sebagi sumber gelombang sehingga cahay dari satu bagian celah dapat berinterferensidengan cahaya dari bagian celah lainnya. Pada gambar dibawah ini. Interferensi minimum yang menghasilkan garis gelap pada layar akan terjadi, jika gelombang 1 dan 3 atau 2 dan 4 berbeda fase ½ , atau beda lintasannya sebesar setengah panjang gelombang. Gambar Difraksi cahaya pada celah tunggal Persamaan interferensi minimum : d sin   m; m  1, 2, 3,... Oleh karena setiap cahaya yang melewati celah lurus sefase, untuk mendapatkan pola difraksi minimum, beda lintasan dari interferensi minimum tadi harus dikurangi ½ λ sehingga beda fase antara keduanya menjadi 360 . Dua gelombang dengan beda fase 1 atau beda sudut fase 360 disebut juga sefase. Persamaan interferensi maksimum dari pola difraksinya : d.sin θ =m λ – ½  d sin d.sin θ =( m - ) . λ; d.sin θ =( 2m - ) . λ; atau d.sin θ =( m - ) . λ; Contoh Soal
  • 19. Interferensi dan Difraksi Jarak antara dua lampu depan sebuah lampu mobil 122 cm, diamatai oleh mata yang memiliki diameter pupuil 3 mm, jika panjang gelombang cahaya yang diterima mata 500 nm, maka jarak mobil paling jauh supaya masih dapat dibedakan sedabagai dua lampu yang terpisah adalah…. Penyelesaian : Diketahui D= 122 cm=1,22 m, D = 3 mm = 0,003 m, λ= 500 nm = 5 x 10 -7 Ditanya : I = …? Jarak antara dua lampu sampai retina mata kita d=1,22 λ. i/d 1,22 = 1,22 . 5 x 10 -7. 1/0,003 I = 6000 m  Difraksi Franhofer Difraksi dengan sumber cahaya dan layar penerima berada pada jarak yang jauh dari benda penyebab difraksi, sehingga muka gelombang tidak lagi diperlakukan sebagai bidang sferis, melainkan sebagai bidang datar. (difraksi dimana gelombang datang dan yang keluar dari celah tetap planar atau linier).  Difraksi Celah Banyak (Kisi Difraksi) Kisi difraksi (diffraction grating), Suatu kisi difraksi terdiri dari sejumlah besar celah sejajar yg serba sama. Kisi umumnya mempunyai goresan mencapai 5000 goresan per centimeter. Sehingga jarak antara dua celah sangat kecil yaitu sekitar d = 1/5000 = 2 x 10 -4 cm Pola distribusi cahaya oleh kisi Kondisi untuk maksimum primer dari kisi (terang)
  • 20. Interferensi dan Difraksi Kondisi interferensi konstruksi kisi merupakan beda jalan antara sinar dari pengatur celah besarnya sama dengan satu panjang gelombang  dari beberapa integral perkalian  : d sin   m m = 0, 1, 2, 3 . . . Maximum pada  = 0 (m = 0) disebut maksimum orde-0 (zero-order maximum). Maximum pada jarak sudut  dengan d·sin =  ( m = 1) disebut maksimum orde pertama. Maksimum orde ke m adalah jarak sudut m dengan d·sinm = m . Kondisi minimum untuk kisi (gelap) Kondisi minimum gelombang cahaya dari N celah = 0, dengan : Contoh Soal 1. Sebuah kisi difraksi yang mempunyai 5000 goresan per 1 cm. Kisi tersebut di lewati cahaya kuning dari lampu gas Na. Cahaya tersebut mempunyai 2 garis yang berdekatan dengan panjang gelombang 5890.0 and 5895.9 A (dikenal sebagai doublet Na). a) Pada sudut berapakah terjadi orde pertama maximum untuk garis cahaya 5890.0 A line? b)Berapakah separasi sudut antara maksimum pertama dari kedua garis cahaya Na tersebut? (a) Jarak kisi d = 1/5000 cm = 20000A Jadi maksimum pertama dari garis 5890.0 A terjadi pada :  5890   sin 1  sin 1  sin 1 0.2945  17.12750 d 20000
  • 21. Interferensi dan Difraksi (b) d sin     d cos     Jadi :  5895 .9  5890 .0     0.017 0 d cos  20000  cos(17 .1275 ) 0 2. Laser helium-neon ( = 6328 A) dipakai untuk kalibrasi kisi difraksi. Jika orde pertama maksimum terjadi pada 20.50, berapakah jarak antar celah dalam kisi difraksi tersebut? m d sin  m =1,  = 6328 A,  = 20.50 1 6328 6238 d   17812 A sin 20.50 0.350 G. Teori Difraksi DIFRAKSI FRAUNHOFER DAN FRESNEL Difraksi yang juga menghasilkan pola interfererensi dikelompokkan dalam dua kategori bergantung pada dimana sumber dan layar ditempatkan terhadap penyebab difraksi. Bila baik sumber atau layar berada dekat dengan rongga atau rintangan, maka muka gelombang menjadi sferis dan polanya menjadi sangat kompleks. Ini disebut difraksi Fresnel. Kita misalkan sebuah celah disinari cahaya dari sumber dekat dan pola interferensi yang dihasilkan ditangkap oleh layar di jarak relatif dekat. Oleh karena itu baik cahaya datang maupun cahaya setelah lewat celah mempunyai muka gelombang sfereis (gambar 5.12a). Pola interferensi akan berupa pola frinji gelap terang seperti pola interferensi celah ganda Young yang lalu, namun dengan intersitas yang makin berkurang terhadap orde frinji. Jika baik sumber atau layar berada jauh dari rongga atau rintangan maka polanya menjadi lebih sederhana untuk diamati. Cahaya datang dari sumber jauh jatuh ke celah dan yang sampai di titik pengamatan dapat digambarkan sebagai gelombang bidang (gambar 5.12b) sehingga ini menyangkut apa yang disebut difraksi Fraunhofer. Dalam praktek untuk memberikan bentuk gelombang bidang dapat digunakan lensa cembung sebelum dan sesudah celah agar diperoleh sinar yang paralel. Formulasi matematik difraksi Fresnel dalam hal ini lebih sulit daripada difraksi Fraunhofer.
  • 22. Interferensi dan Difraksi Gambar 5.12 Geometri difraksi oleh celah (a) Kasus Fresnel, (b) Kasus Fraunhofer Difraksi menurut di atas dapat dinyatakan sebagai difraksi Fraunhofer (dinamakan untuk Joseph von Fraunhofer, 1787 – 1826) atau difraksi Fresnel (dinamakan untuk Augustin Jean Fresnel, 1788 -1827). Dalam difraksi Fresnel jarak layar dan sumber dari celah adalah pada jarak berhingga dan gelombang dari sumber yang jatuh di celah mempunyai muka gelombang sfreris. Oleh karena itu difraksi Fresnel disebut juga near-field diffraction. Sebaliknya pada difraksi Fraunhofer jarak sumber/layar adalah jauh sehingga gelombang yang sampai di celah adalah gelombang bidang. Dalam eksperimen kondisi ini dapat dicapai dengan menempatkan sebuah lensa di depan celah terhadap sumber. Oleh karena itu difraksi Fraunhofer disebut juga far-field diffraction H. Interferensi oleh lapisan Tipis Amatilah oleh anda pemantulan cahaya matahari oleh lapisan minyak di atas permukaan air.Dengan melakukan pengamatan yang teliti ,dapat terlihat garis-garis berwarna pada lapisan minyak itu.Spektrum warna ini menunujukkan adanya peristiwa interferensi oleh lapisan minyak yang tipis.cahaya yang terpanntul oleh lapisan minyak dapat mengalami interferensi maksimum ataupun interferensi minimum. Interferensi antara gelombang yang dipantulkan oleh lapisan atas yang diupantulkan oleh lapisan bahwa ditunjukkan pada gambar 2.4
  • 23. Interferensi dan Difraksi Gambar : pemantulan oleh lapisan bahawa dapat menimbulkan interferensi. Selisih lintasan yang ditempuh oleh sinar dating hingga menjadi sinar pantul ke-1 dan sinar pantul ke-2 adalah ΔS = S2 – S1 ΔS = n(AB + BC) – AD = n(2AB) – AD ...........................2.8 dengan n adalah indeks bias lapisan tipis. Jika tebal lapisan adalah d, diperoleh d = AB cos r sehingga AB = d/cos r dan AD = AC sin i, dengan AC = 2d tan r. Dengan demikian, persamaan (2.8) menjadi: ΔS = 2n ΔS = Sesuai dengan hukum snelius n sin r = sin I,selisih jarak tempuh kedua sinar menjadi ΔS = ΔS = =
  • 24. Interferensi dan Difraksi ΔS = 2nd cos r (2.9) Agar terjadi interferensi maksimum , ΔS harus merupakan kelipatan dari panjang gelombang ( λ),tetapi karena sinar pantul B mengalami perubahan fase ,ΔS menjadi, ΔS = (2.10) Interferensi maksimum sinar pantul pada lapisan Tipis akan memenuhi persamaan berikut. 2nd cos r = (2.11) Persamaan (2.11) juga dapat dituliskan menjadi 2nd cos r = (2.12) Ket : n = indeks bias lapisan tipis d = tebal lapisan r = sudut bias m =orde interferensi (0,1,2,3…) λ = panjang gelombang sinar Contoh Soal Tentukanlah tebal lapisan minimum yang dibutuhkan agar terjadi interferensi maksimum pada sebuah lapisan tipis yang memiliki indeks bias 4/3 dengan menggunakan panjang gelombang 5.600. Penyelesaian: Interferensi maksimum pada lapissan tipis mmenuhi persamaan (2.11)
  • 25. Interferensi dan Difraksi Supaya tebal lapisan minimum, m = 0 dan cos r = 1, maka diperoleh Adapun untuk memperoleh interferensi minimum, selisih lintasan ΔS kedua sinar pantul harus merupakan kelipatan dan beda fase sehingga akan diperoleh: ΔS = 0, λ, 2λ , 3λ, 4λ …= mλ Interferensi minimum dalam arah pantul akan memenuhi persamaan 2nd cos r = mλ .. Adapun memperoleh interferensi minimum,selisih lintasan ΔS kedua sinar pantul harus merupakan kelipatan dan beda fase sehingga akan diperoleh ΔS = 0,λ,2λ,3λ,4λ….=mλ Dengan demikian ,interferensi minimum dalam arah pantul akan memenuhi persamaan ΔS = 2 nd cos r dan ΔS = mλ 2 nd cos r = mλ (2-13) Contoh Soal Tentukanlah tebal lapisan minimum yang dibutuhkan agar terjadi interferensi maksimum pada sebuah lapisan tipis yang memiliki indeks bias 4/3 dengan menggunakan panjang gelombang 5.600. Penyelesaian: Interferensi maksimum pada lapissan tipis mmenuhi persamaan (2.11)
  • 26. Interferensi dan Difraksi Supaya tebal lapisan minimum, m = 0 dan cos r = 1, maka diperoleh Adapun untuk memperoleh interferensi minimum, selisih lintasan ΔS kedua sinar pantul harus merupakan kelipatan dan beda fase sehingga akan diperoleh: ΔS = 0, λ, 2λ , 3λ, 4λ …= mλ Interferensi minimum dalam arah pantul akan memenuhi persamaan 2nd cos r = mλ .................................... INTERFERENSI CAHAYA DARI LAPISAN MINYAK Kita sering mengamati bahwa lapisan minyak oli pada permukaan air terlihat berwarna-warni (gambar 5.6). Kita juga sering melihat lapisan berwarna-warni pada permukaan gelembung sabun. Juga sering kamera-kamera yang baik mempunyai lensa-lensa yang dilapisi material tertentu agar meminimalkan pantulan cahaya dari lensa. Gejala ini akibat dari interferensi yang dipantulkan ke mata kita dari dua permukaan lapisan tipis. Gambar 5.6 Warna-warni pada permukaan lapisan tipis akibat interferensi Pemantulan cahaya dari dua permukaan lapisan transparan tipis menghasilkan fenomena interferensi yang mudah untuk di amati. Untuk menginterpretasikan fenomena ini kita lihat gambar 5.7 seperti di bawah ini.
  • 27. Interferensi dan Difraksi Gambar 5.7 Interferensi dalam lapisan tipis, yang diamati dengan pantulan Cahaya monokromatis dari titik S jatuh pada lapisan tipis dan dipantulkan yang lalu ditangkap oleh lensa konvergen untuk membentuk bayangan lapisan pada layar a. Misal sinar SPA dipantulkan pada titik P lapisan bagian , dan sinar SCEPB yang melewati titik yang sama P setelah dipantulkan oleh lapisan sebelah bawah di E. Lensa L membawa dua sinar menyatu lagi (difokuskan) di P’, yang merupakan bayangan P. Panjang lintasan optis P dan P’ sama, oleh sebab itu dua sinar sampai di P’ dengan beda fase yang sama yang mereka punyai di P. Untuk menghitung beda ___ fase ini kita lihat panjang lintasan optis dua sinar dari S ke P adalah  1  n0 SP dan ___ ___ ___  2  n0 SC  n(CE  EP ) dengan n0 adalah indeks bias medium dimana lapisan tipis berada (jika udara n0 = 1) dan n adalah indeks bias lapisan tipis. Oleh sebab itu, ____ ____ ____ ____  2   1  n0 ( SP  SC )  n(CE  EP )
  • 28. Interferensi dan Difraksi Misalkan tebal lapisan adalah d, dan  serta  ' adalah sudut dating dan sudut pantul sinar SC. Dengan hukum Snellius pembiasan dimana (n0sin  =nsin  ' ) ____ dan memandang bahwa, karena lapisan sangat tipis, maka PC sangat kecil ___ dibandingkan SC , sebagai pendekatan yang baik, ____ ____ ____ n0 ( SP  SC )  n0 PC sin   2dn0 tan  ' sin  sin 2  '  2nd cos ' dan ____ ____ 2dn n(CE  EP )  cos  ' Oleh sebab itu kita mempunyai relasi matematis,  sin 2  ' 1   cos '  cos '   2dn cos '  2   1  2dn   (5.41)   Beda fase yang berkaitan dengan beda lintasan optis ini seperti bahasan sebelumnya adalah 2 ( 2   1 ) / 0 dengan 0 adalah panjang gelombang di vakum. Ada, bagaimanapun juga, beda fase tambahan sebesar  karena fakta bahwa sinar SPA dipantulkan pada permukaan lapisan atas jika indeks bais berubah dari n0 ke n, sementara sinar SCEPB dipantulkan oleh lapisan tipis bagian bawah, simana indeks bias berubah dari n ke n0. Jadi dua sinar terpantul bertemu di P dan sekali lagi bertemu di P’ dengan beda fase  sebesar,  2nd cos ' 1   2 ( 2   1 ) / 0   atau   2     (5.42a)  0 2  Khususnya, jika lensa ditempatkan begitu sedemikian hingga agar mengumpulkan sinar-sinar yang dipantulkan oleh lapisan dalam arah hampir tegak lurus, maka cos ' sangat kecil sehingga persamaan tersebut direduksi menjadi,
  • 29. Interferensi dan Difraksi  2nd 1   2     (5.42b)  0 2  Interferensi dua sinar pada P’ akan menghasilkan intensitas maksimum jika  bernilai kelipatan bulat dari 2 , yaitu jika kondisi di bawah ini tercapai: 2nd 1  m , m = 0,1,2,… (5.43) 0 2 Interferensi akan menghasilkan intensitas minimum jika  adalah perkalian ganjil dari , yaitu jika, 2nd m m = 0,1,2,3,… (5.44) 0 Jika kita ambil   0 / n sebagai panjang gelombang di dalam lapisan, maka kita dapat menyatakan kembali persamaan menjadi  Interferensi maksimum : d  (2m  1) (5.45a) 4  Inaterferensi minimum : d m (5.45b) 2 Jika ketebalan lapisan tidak sama dari satu titik ke titik dimana-mana, maka bayangan lapisan yang ditampilkan oleh lensa pada layar juga akan memperlihatkan kecerahan yang berbeda dari satu titik-ke titik yang lain tersebut. Jika ada variasi ketebalan, seperti gambar 5.8, maka banyak garis  muncul pada tempat-tempat untuk d  (2m  1) dipenuhi. Ini seperti pada 4 cincin Newton yang akan saudara sebentar lagi pelajari.
  • 30. Interferensi dan Difraksi Gambar 5.8 Lapisan dielektrik dengan variasi ketebalan dapat menyebabkan interferensi.
  • 31. Interferensi dan Difraksi BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik pada makalah ini adalah : 1. Pada gelombang air bertemu di puncak dari satu gelombang berulang-ulang bertemu dengan puncak dari gelombang yang lain (dan lembah bertemu lembah); ini meupakan interferensi konstruktif dan air secara kontinu berosilasi ke atas dan ke bawah dengan amplitudo yang lebih besar daripada masing-masing gelombang jika terpisah. Pada tempat yang lainnya, interferensi destruktif terjadi ketika air sebenarnya tidak bergerak ke atas ke bawah sama sekali sepanjang waktu-tempat ini ialah dimana puncak satu gelombang bertemu dengan lembah gelombang yang lainnya, dan sebaliknya. 2. Interferensi cahaya terjadi jika dua (atau lebih) berkas cahaya kohern dipadukan, Dua berkas cahaya disebut kohern jika kedua cahaya itu memeiliki beda fase tetap. Interferensi destruktif (saling melemahkan) terjadi jika kedua gelombang cahaya berbeda fase 180o. Sedangkan interferensi konstruktif(saling menguatkan) terjadi jika kedua gelombang cahaya sefase atau beda fasenya nol. 3. Dasar pemikiran percobaan Young dapat saudara pelajari dari gambar 5.2. 4. Percobaan celah ganda Young dengan baik dapat menampilkan gejala fisika interferensi gelombang. Percobaan ini sekaligus membuktikan bahwa cahaya mempunyai sifat/perilaku gelombang dimana fenomena interferensinya dengan mudah dianalisis dari panjang gelombang cahayanya. Pola interferensi adalah frinji- frinji gelap terang dengan jarak antar frinji memenuhi kaitan:
  • 32. Interferensi dan Difraksi m ym  D (frinji terang pada layar, m = 1,2,3,..) dan d D(2m  1)  ym  (frinji gelap pada layar, m = 1,2,3,…) Frinji terang pusat d 2 (central bright fringe) untuk m = 0, disebut frinji orde nol (zero-order fringe); dan pasangan frinji terang berikutnya untuk m =  1 disebut frinji orde pertama, dan demikian juga untuk orde dua, tiga, dst. 5. Difraksi adalah suatu peristiwa pembelokan atau pelenturan suatu gelombang apabila melalui suatu penghalang atau celah. Syarat untuk terjadinya difraksi sama dengan interferensi : Gelombangnya harus koheren dan Panjang gelombang lebih kecil dari lebar celah. 6. Difraksi yang juga menghasilkan pola interfererensi dikelompokkan dalam dua kategori bergantung pada dimana sumber dan layar ditempatkan terhadap penyebab difraksi. Bila baik sumber atau layar berada dekat dengan rongga atau rintangan, maka muka gelombang menjadi sferis dan polanya menjadi sangat kompleks. Ini disebut difraksi Fresnel. Jika baik sumber atau layar berada jauh dari rongga atau rintangan maka polanya menjadi lebih sederhana untuk diamati. Cahaya datang dari sumber jauh jatuh ke celah dan yang sampai di titik pengamatan dapat digambarkan sebagai gelombang bidang sehingga ini menyangkut apa yang disebut difraksi Fraunhofer. 7. pemantulan cahaya matahari oleh lapisan minyak di atas permukaan air.Dengan melakukan pengamatan yang teliti ,dapat terlihat garis-garis berwarna pada lapisan minyak itu.Spektrum warna ini menunujukkan adanya peristiwa interferensi oleh lapisan minyak yang tipis.cahaya yang terpanntul oleh lapisan minyak dapat mengalami interferensi maksimum ataupun interferensi minimum. B. Saran Adapun saran yang dapat kami berikan pada makalah ini adalah sebagai berikut : a. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca b. Makalah ini masih banayak terdapat kekurangan didalamnya maka kami dari pihak pemakalah membutuhkan saran dari pihak bapak/ibu dosen serta teman-teman sekalia agar makalah kami kedepan dapat lebih baik.