Dokumen tersebut membahas pengembangan Desa Wisata Nglanggeran di Gunungkidul, Yogyakarta dengan pendekatan perencanaan dari bawah (bottom-up) dan melibatkan masyarakat secara langsung. Desa wisata ini diawali dengan upaya konservasi lingkungan oleh masyarakat lokal pada tahun 1999 dan secara bertahap mengembangkan potensi pariwisata secara swadaya dan berbasis masyarakat.
Kritik Teori Perencanaan Terhadap Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran
1. Kritik, Krisis dan Tantangan Teori
Perencanaan
Terhadap Pengembangan Desa Wisata
Nglanggeran Arief Budiman | Aziza Novia Ma’sum |
Destia Setiarini | Febriyanto | Novia Purbasari
|
2. Desa Wisata Nglanggeran
Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat
Pendekatan Model Teori Perencanaan Radikal
Model Teori Perencanaan pada Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran
Pendekatan Model Social Learning and Communicative Action
Kesimpulan dan Saran
3. Desa Wisata Nglanggeran LOKASI GUNGUNG
PURBA NGLANGGERAN
Desa Nglanggeran merupakan desa yang
secara administratif terbagi kedalam 5
dusun (Karangsari, Doga, Nglanggeran
Kulon, Nglanggeran Wetan, Gunung
Butak) dan 23 Rukun Tetangga (RT)
dengan luas wilayah 370.658,5 ha/m2.
Gunung Nglanggeran adalah satu-satunya gunung api purba di
Yogyakarta yang terbentuk dari pembekuan magma yang
terjadi kurang lebih 60 juta tahun yang lalu. Gunung
Nglanggeran tersusun oleh batuan beku berupa andesit, lava
dan breksi andesit. Gunung ini terletak di Desa Nglanggeran,
Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul yang berada pada
deretan Pegunungan Sewu.
4. Gunung api purba Embung Nglanggeran air terjun kedung kandang
Desa Wisata Nglanggeran
Aneka wisata
Educational tourism
Culture tourism
Adventure tourism
Agro tourism
Green tourism
Belanja & SPA
5. Cikal bakal berdiri, dari Karang
Taruna Bukit Putra Mandiri Tahun
1999 di Desa Nglanggeran, Patuk,
Gunungkidul melalui upaya
konservasi mulai merintis kegiatan
pariwisata konservatif dan
mendapat ijin pengelolaan melalui
SK SK Kepala Desa Nglanggeran
No.05/KPTS/1999
Terjadi perkembangan signifikan,
sehingga perlu adanya wadah
khusus sehingga dibentuk Badan
Pengelola Desa Wisata ditahun
2007
BPDW berganti nama menjadi
POKDARWIS sesuai dengan SK
Kementrian Pariwisata; Mendapat
bantuan stimulan PNPM Mandiri
Pariwisata selama tiga tahun
berturut-turut 2011-2013;
Adanya penarikan retribusi oleh
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kab. Gunungkidul sebagai bentuk
kontribusi terhadap PAD dan
sebagai payung hukum
Pengembangan Desa Wisata Berbasis
Masyarakat Nglanggeran
1999 2007 2011-2013 2014
6. Tipologi Perencanaan dari Bawah (Bottom Up) dan Penerapannya Pada
Pariwisata Berbasis Masyarakat di Desa Wisata Nglanggeran
Adanya isu dan
permasalahan terkait
tingginya angka kemiskinan
dan terancamnya kondisi
lingkungan yang merupakan
kawasan gunung yang
gundul/gersang diantara
bongkahan-bongkahan batu
pencakar langit
Pengalaman
Kebutuhan
Tindakan
Pertimbangan
Praktis Tindakan
Teori – Pengetahuan Lokal
Perlu adanya pengoptimalan
potensi yang dimiliki namun
juga harus mengedepankan
konservasi lingkungan
Adanya suatu kearifan lokal dimana mengedepankan
musyawarah mufakat dan kebersamaan sebagai jalan
pengambil keputusan
Diawali keberhasilan
karang taruna bukit putra
mandisi dalam upaya
konservasi lingkungan
Community Based Tourism dimana
pengembangan, pelaksanaan,
serta pengawasannya dilakukan
oleh masyarakat, pemerintah
bereran sebagai fasilitator.
7. Transformasi Sosial dalam Desa Wisata
Berbasis Masyarakat Nglanggeran
Sepenuhnya merupakan inisiasi dan dilakukan oleh
masyarakat
Inisiasi dan dilakukan oleh masyarakat, namun sudah mulai masuk intervensi pemerintah
8. Perencanaan radikal
bergerak di luar sistem
(diluar pemerintah).
Pendekatan perencanaan
ini terbuka pada
kemungkinan belajar
melalui tindakan atau
pengalaman secara konkret
dengan menyelesaikan
suatu permasalahan dari
akarnya dan menempatkan
diri sebagai bagian dari
masyarakat
Menekankan pada jenis
tindakan komunal yang
menghasilkan hasil yang
nyata secara cepat, dan
fokus terhadap bidang-
bidang yang berada di luar
jangkauan sistem
pemerintah.
Bersifat spontan, oposisi
(ilegal) dan pembiayaannya
bersifat swadaya.
PENDEKATAN MODEL TEORI PERENCANAAN RADIKAL
9. Inisiasi Awal
(1999-2006)
• Kesadaran peduli
lingkungan
(penghijauan)
• Upaya
menumbuhkan
kesadaran
terhadap potensi
desa.
• Rintisan kegiatan
pariwisata
berbasis
lingkungan atau
ekowisata
• Pembiayaan
bersifat swadaya
Pengembangan Desa
Pariwisata (2007-
2011)
• Pembentukan
lembaga BPDW
(Badan Pengelola
Desa Wisata)
yang melibatkan
seluruh
komponen
masyarakat
• Mulai adanya
pendampingan
dari Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata
Kabupaten
Gunungkidul
Peningkatan Kapasitas
(2011-2013)
• Pembentukan
Kelompok Sadar
Wisata
(POKDARWIS)
• Bantuan dari
pemerintah
melalui dana
stimulan PNPM
mandiri
pariwisata
(pelatihan)
• Peran serta
Pemkab
Gunungkidul
dalam bentuk
promosi.
Desa Mandiri
(2014-sekarang)
• Peningkatan
kesejahteraan
masyarakat desa
• Perubahan sosial
masyarakat
agraris kearah
jasa pariwisata
Radical Model
Social Learning
Model
2006 akhir-
2007
pertengahan
terjadi
kevakuman
pengelolaan
pasca gempa
Pendekatan Model Teori Perencanaan Terhadap Proses Pengembangan Desa
Wisata
10. Adanya komunikasi
antara perencana
dan masyarakat
sebagai objek
perencanaan yang
mengedepankan rasa
empati
Adanya kerjasama
yang saling
menguntungkan
Mempertimbangkan
adanya local genius
(kearifanlokal) &
perlu adanya sebuah
proses pembelajaran
bersama
Perencanaan tidak
hanya terdiri dari
survey & analisis
data namun lebih
kepada proses
pembelajaran
masyarakat melalui
dialog demi
terciptanya
pemahaman
bersama
Menekankan kepada
pengembangan nilai-
nilai dalam
organisasi dan
personal (harga diri,
efektifitas, sikap,
kemampuan
kerjasama, dll)
The model of social learning and communicative action
11. RADIKAL
Masyarakat sebagai penggerak (komunal),
menyelesaikan langsung di akar permasalahan
Penyelesaian masalah berdasarkan
pengalaman
Tidak bergantung pada peranan pemerintah
RASIONAL
Melihat keseluruhan sistem, sehingga seringkali
tidak menyelesaikan masalah di akarnya
Penyelesaian berdasarkan pemikiran para ahli,
seringkali tidak tepat sasaran
Sangat bergantung pada peran serta
pemerintah
Pada kasus desa Nglanggeran:
Permasalahan yang diselesaikan lebih kepada isu lingkungan dan pengembangan potensi wisata (skala mikro).
Inisiatif berasal dari masyarakat => penyelesaian merupakan hasil pemikiran masyarakat yang paham terhadap akar
permasalahan.
Pemerintah cenderung belum berperan pada saat masyarakat mulai tergerak melakukan perubahan.
vs
12. Kesimpulan & Saran
Isu Strategis Perencanaan Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran
• Diawali oleh isu degredasi lingkungan dan kemiskinan masyarakat > konservasi dan
potensi objek wisata.
• Inisiatif perencanaan pengembangan berasal dari masyarakat desa (karang taruna).
Pendekatan Model Teori Perencanaan
• bergerak dari luar pemerintah & penyelesaian permasalahan secara konkret (strategis).
• bertindak secara komunal & berfokus pada bidang-bidang yang berada di luar jangkauan
sistem pemerintah.
• Pembiayaan bersifat swadaya & ada sebuah proses pembelajaran bersama.
• Model perencanaan rasional tidak dapat menyentuh kasus seperti ini, karena sifat dan
skalanya yang mikro dan sangat lokal.
13. Referensi
Kelompok Sadar Wisata Desa Nglanggeran. 2013. Profil POKDARWIS Desa Nglanggeran “Penghargaan
Kelompok Sadar Wisata 2013”. Tidak Diterbitkan
Purbasari,Novia.2014. “Model Community Based Tourism Pada Desa Wisata Kembangarum, Pentingsari dan
Nglanggeran Sebagai Penerima PNPM Mandiri Pariwisata”. Tugas Akhir Tidak Diterbitkan, Jurusan
Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang.
Hermawan, Heri. 2015. “Belajar Dari Sejarah Desa Wisata Nglanggeran”. http.
jogjacultureandtourism.blogspot.com. Diunduh tanggal 7 Januari 2016
Schönwandt, Walter L.. 2008. Planning in Crisis? Theoretical Orientations for Architecture and Planning.
University of Stuttgart, Germany