SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 80
BAHASA INDONESIA


BY .HETTY HERAWATI,S.Pd
PERKEMBANGAN BAHASA
INDONESIA
Sejarah Bahasa Indonesia
 Bahasa Indonesia yang kini dipakai sebagai
 bahasa resmi di
 Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Hal ini
 ditandaskan dalam Kongres Bahasa Indonesia di
 Medan 1954.
 Pada hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928,
 diresmikan suatu bahasa nasional, yaitu bahasa
 Indonesia. Nama baru ini bersifat politis, sejalan
 dengan nama negara yang diidam-idamkan.
 Perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa
 Indonesia tidak terjadi dalam waktu yang singkat,
 tetapi mengalami proses pertumbuhan
 secara perlahan dengan perjuangan yang sangat
 keras.
 Beberapa faktor yang memungkinkan
  diangkatnya bahasa Melayu
  menjadi bahasa persatuan menurut Prof. Dr.
  Slamet Mulyana adalah
  sebagai berikut :
             1. Sejarah telah membantu
  penyebaran bahasa Melayu. Bahasa Melayu
  merupakan lingua franca (bahasa perhubungan
  / perdagangan) di Indonesia. Malaka pada
  masa jayanya menjadi pusat perdagangan dan
  pengembangan agama Islam. Dengan bantuan
  para pedagang, bahasa Melayu disebarkan ke
  seluruh pantai Nusantara terutama di kota-kota
  pelabuhan. Bahasa Melayu menjadi bahasa
  perhubungan antar individu. Karena bahasa
  Melayu itu sudah tersebar dan boleh dikatakan
  sudah menjadi bahasa sebagian penduduk,
  Gubernur Jenderal Rochusen kemudian
  menetapkan bahwa bahasa Melayu dijadikan
  bahasa pengantar di sekolah untuk mendidik
  calon pegawai negeri bangsa bumi putera.
2. Bahasa Melayu mempunyai sistem yang
sangat sederhana ditinjau dari segi fonologi,
morfologi, dan sintaksis. Karena sistemnya yang
sederhana itu, bahasa Melayu mudah dipelajari.
Dalam bahasa ini tidak dikenal gradasi (tingkatan)
bahasa seperti dalam bahasa Jawa atau bahasa
Sunda dan Bali, atau pemakaian bahasa kasar
dan bahasa halus.
       3. Faktor psikologi, yaitu bahwa suku Jawa
dan Sunda telah dengan sukarela menerima
bahasa Melayu sebagai bahasa nasional,
sematamata karena didasarkan kepada keinsafan
akan manfaatnya segera ditetapkan bahasa
nasional untuk seluruh kepulauan Indonesia.
      4. Bahasa Melayu mempunyai
kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti luas.
Pertumbuhan Bahasa
Indonesia
A. Sebelum Masa Kolonial
Bahasa Melayu dipakai oleh kerajaan Sriwijaya
pada abad VII. Hal ini terbukti dengan adanya
empat buah batu bertulis peninggalan
kerajaan Sriwijaya. Keempat batu bersurat itu
ditemukan di Kedukan Bukit (680), di Talang Tuwo
(dekat Palembang) (684), di Kota Kapur
(Bangka Barat) (686), di Karang Berahi (Jambi)
(688).
Bukti lain ditemukan di Pulau Jawa yaitu di Kedu.
Di situ ditemukan sebuah prasasti yang terkenal
bernama inskripsi Gandasuli (832)
Berdasarkan penyelidikan Dr. J.G. De Casparis
dinyatakan bahwa bahasanya adalah bahasa
Melayu kuno dengan adanya dialek Melayu
Ambon, Timor, Manado, dsb.
B. Masa Kolonial
 Ketika orang-orang barat sampai di Indonesia pada
  abad XVII, mereka menghadapi suatu kenyataan
  bahwa bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa
  resmi dalam pergaulan dan bahasa perantara dalam
  perdagangan.
 Ketika bangsa Portugis maupun bangsa Belanda
  mendirikan sekolah-sekolah, mereka terbentur
  dalam soal bahasa pengantar. Usaha menerapkan
  bahasa Portugis dan Belanda sebagai bahasa
  pengantar mengalami kegagalan. Demikian
  pengakuan Belanda Dancerta tahun 1631. Ia
  mengatakan bahwa kebanyakan sekolah di Maluku
  memakai bahasa Melayu sebagai bahasa
  pengantar.

C. Masa Pergerakan Kebangsaan
 Pada waktu timbulnya pergerakan kebangsaan
  terasa perlu adanya suatu bahasa nasional, untuk
  mengikat bermacam-macam suku bangsa di
  Indonesia. Suatu pergerakan yang besar dan hebat
  hanya dapat berhasil kalau semua rakyat
  diikutsertakan. Untuk itu, mereka mencari bahasa
  yang dapat dipahami dan dipakai oleh semua orang.
Pada mulanya agak sulit untuk menentukan
    bahasa mana yang akan menjadi bahasa
    persatuan., tetapi mengingat kesulitan-kesulitan
    untuk mempersatukan berbagai suku bangsa
    akhirnya pada 1926 Yong Java mengakui dan
    memilih bahasa Melayu sebagai bahasa
    pengantar.
   Dengan adanya bermacam-macam faktor
    seperti tersebut di atas, akhirnya pada tanggal
    28 Oktober 1928, yaitu saat berlangsungnya
    Kongres Pemuda Indonesia di Jakarta
    dihasilkan ikrar bersama, “Ikrar Sumpah
    Pemuda”.
   1. Kami putra-putri Indonesia mengaku
    bertumpah darah yang satu – Tanah air
    Indonesia.
   2. Kami putra-putri Indonesia mengaku
    berbangsa yang satu bangsa Indonesia.
   3. Kami putra-putri Indonesia menjunjung
    bahasa persatuan bahasa Indonesia.
D. Masa Jepang dan Zaman Kemerdekaan

Setelah Perang Dunia II, ketika tentara Jepang
memasuki
Indonesia, bahasa Indonesia telah menduduki
tempat yang penting dalam perkembangan
bahasa Indonesia. Usaha Jepang untuk
menggunakan bahasa Jepang sebagai pengganti
bahasa Belanda tidak terlaksana. Bahasa
Indonesia juga dipakai sebagai bahasa pengantar
di lembaga-lembaga pendidikan dan untuk
keperluan ilmu pengetahuan.
FUNGSI DAN
KEDUDUKAN BAHASA
INDONESIA
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang
sangat penting, antara lain, bersumber pada ikrar
ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi:
Kami putra dan putri Indonesia
menjunjungbahasapersatuan,
bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional,
kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa
daerah. Selainitu , di dalam Undang-Undang
Dasar 1945 tercantum pasal khusus (Bab XV,
Pasal 36) mengenai kedudukan bahasa
Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa
negara ialah bahasa Indonesia. Dengan demikian
ada dua macam kedudukan bahasa Indonesia.
Pertama, bahasa Indonesia berkedudukan
sebagai bahasa nasional, sesuai dengan
Sumpah Pemuda
1928, dan kedua bahasa Indonesia
berkedudukan sebagai bahasa negara,
sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
Fungsi Bahasa Indonesia
sebagai Bahasa Nasional
1. Lambang kebanggaan kebangsaan
2. Lambang identitas nasional
3. Alat perhubungan antarwarga, antardaerah,
dan antarbudaya.
4. Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai
suku bangsa dengan latar belakang sosial ,
budaya , dan bahasanya masing –masing . ke
dalam kesatuan kebangsaan Indonesia.
Lambang kebanggaan
kebangsaan
Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan,
bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial
budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita.
Atas dasar kebangsaan ini, bahasa Indonesia kita
pelihara dan kita
kembangkan, dan rasa kebanggaan memakainya
senantiasa kita bina


Lambang Identitas Nasional
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa
Indonesia kita junjung , di samping bendera dan
lambang negara kita. Bahasa Indonesia dapat
memiliki identitasnya hanya apabila masyarakat
pemakainya membina dan mengembangkannya
sehingga terhindar dari unsur-unsur bahasa lain
yang tidak diperlukan.
Alat perhubungan
antarwarga, antardaerah,
dan antarbudaya.
Sebagai alat perhubungan antarwarga,
antardaerah, dan antar suku
bangsa, bahasa Indonesia dipakai untuk
berhubungan antar suku bangsa
di Indonesia sehingga kesalahpahaman
sebagai akibat perbedaan latar
belakang sosial, budaya, dan bahasa tidak
perlu terjadi.
Di samping ketiga fungsi di atas, bahasa
  Indonesia juga berfungsi
  sebagai alat yang memungkinkan terlaksananya
  penyatuan berbagai suku
  bangsa yang memiliki latar belakang sosial
  budaya dan bahasa yang
  berbeda-beda ke dalam satu kesatuan
  kebangsaan yang bulat. Di dalam
  hubungan ini, bahasa Indonesia memungkinkan
  berbagai-bagai suku
  bangsa itu mencapai keserasian hidup sebagai
  bangsa yang bersatu tanpa
  meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan
  kepada nilai-nilai sosial
  budaya serta latar belakang bahasa daerah
  yang bersangkutan. Dengan
  bahasa nasional, kita dapat meletakkan
  kepentingan nasional di atas
  kepentingan daerah atau golongan.
Fungsi Bahasa Indonesia
Sebagai Bahasa Negara
1. Bahasa resmi kenegaraan
2. Bahasa pengantar di dalam dunia
pendidikan
3. Alat perhubungan pada tingkat nasional
untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan
4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan, dan
teknologi.
Sebagai Bahasa Resmi
Kenegaraan
Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa
Indonesia dipakai antara lain: di dalam segala
upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan,
dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan
serta surat-surat yang dikeluarkan oleh
pemerintah.
Sebagai Bahasa Negara
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia
dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-
lembaga pendidikan mulai taman kanak-kanak
sampai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.




Alat Pengembangan
Kebudayaan, Ilmu
Pengetahuan, dan
Teknologi
Sebagai alat pengembangan kebudayaan
nasional, ilmu pengetahuan, dan teknologi,
bahasa Indonesia dipakai sebagai alat yang
memungkinkan kita membina dan
mengembangkan kebudayaan nasional
sehingga ia memiliki cir-iciri dan identitasnya
sendiri , yang membedakannya dari
kebudayaan daerah.


RAGAM BAHASA
Berdasarkan pemakaiannya, bahasa memiliki
bermacam-macam ragam sesuai dengan
fungsi, kedudukan, serta lingkungannya.
Ragam bahasa pada pokoknya terdiri atas
ragam lisan dan ragam tulis. Ragam lisan
terdiri atas ragam lisan baku dan ragam lisan
takbaku; ragam tulis terdiri atas ragam tulis
baku dan ragam tulis takbaku. Bahasa
Indonesia baku dipakai dalam (1) Karang-
mengarang, (2) pembicaraan pada situasi
formal, (3) pembicaraan di depan umum, dan
(4) pembicaraan di depan orang yang
dihormati; bahasa Indonesia tidak baku dipakai
dalam situasi santai. Kedua ragam bahasa itu
dapat hidup berdampingan.
Sifat Ragam Bahasa Baku
Ragam bahasa baku memiliki tiga sifat sebagai
  berikut.
1. Kemantapan dinamis: di samping memiliki
  kaidah dan aturan, relati
  luwes atau terbuka untuk perubahan sejalan
  perubahan masyarakat.
2. Kecendekiawan: sanggup mengungkapkan
  proses pemikiran yang
  rumit di berbagai ilmu dan teknologi.
3. Seragam: pada hakikatnya, proses pembakuan
  bahasa ialah proses
  penyeragaman bahasa. Dengan kata lain,
  pembakuan bahasa adalah
  pencarian titik-titik keseragaman
Macam-Macam Ejaan
Sebelum tahun 1900 setiap peneliti bahasa
Indonesia (pada waktu itu bahasa Melayu)
membuat sistem ejaannya sendiri-sendiri,
sehingga tidak terdapat kesatuan dalam ejaan.
Pada tahun 1900, Ch. van Ophuysen mendapat
perintah untuk menyusun ejaan Melayu dengan
mempergunakan aksara Latin. Dalam usahanya
itu ia sekedar mempersatukan bermacam-
macam sistem ejaan yang sudah ada, dengan
bertolak dari sistem ejaaan bahasa Belanda
sebagai landasan pokok. Dengan bantuan
Engku Nawawi gelar Soetan Ma'moer dan
Moehammad Taib Soetan Ibrahim, akhirnya
ditetapkanlah ejaan itu dalam bukunya Kitab
Logat Melajoe, yang terkenal dengan nama
Ejaan van Ophuysen atau ada juga yang
menyebutnya Ejaan Balai Pustaka, pada tahun
1901. Ejaan tersebut tidak sekali jadi tapi tatap
mengalami perbaikan dari tahun ke tahun dan
baru pada tahun 1926 mendapat bentuk yang
tetap.
Selama Kongres Bahasa Indonesia tahun 1938
telah disarankan agar ejaan itu lebih banyak
diinternasionalisasikan. Dan memang dalam
perkembangan selanjutnya terutama sesudah
Indonesia merdeka dirasakan bahwa ada
beberapa hal yang kurang praktis yang harus
disempurnakan. Sebenarnya perubahan ejaan
itu telah dirancangkan waktu pendudukan
Jepang. Pada tanggal 19 Maret 1947
dikeluarkan penetapan baru oleh Menteri
Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan
Suwandi (SK No. 264/Bag.A/47) tentang
perubahan ejaan bahasa Indonesia; sebab itu
ejaan ini kemudian terkenal dengan nama Ejaan
Suwandi. Sebagai dampak dalam keputusan di atas,
bunyi oe tidak semuanya diganti dengan u. Baru pada
tahun 1949, menurut surat edaran Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan tanda oe mulai 1 Januari
1949 diganti dengan u.
Ejaan van Ophuijsen
 Pada tahun 1901 ejaan bahasa Melayu
  dengan huruf Latin, yang disebut Ejaan van
  Ophuijsen, ditetapkan. Ejaan tersebut
  dirancang oleh van Ophuijsen dibantu oleh
  Engku Nawawi Gelar Soetan Ma'moer dan
  Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Hal-hal
  yang menonjol dalam ejaan ini adalah sebagai
  berikut :
       1.Huruf j untuk menuliskan kata-kata
jang, pajah, sajang.
       2.Huruf oe untuk menuliskan kata-kata
goeroe,       itoe, oemoer.
       3.Tanda diakritik, seperti koma ain dan
tanda trema, untuk menuliskan kata-kata
ma'moer, 'akal,       ta', pa', dinamai'.
Ejaan Soewandi
 Pada tanggal 19 Maret 1947 ejaan Soewandi
  diresmikan menggantikan ejaan van
  Ophuijsen. Ejaan baru itu oleh masyarakat
  diberi julukan ejaan Republik. Hal-hal yang
  perlu diketahui sehubungan dengan pergantian
  ejaan itu adalah sebagai berikut :

        1.Huruf oe diganti dengan u, seperti pada
guru, itu,    umur.
        2.Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis
dengan k,     seperti pada kata-kata tak, pak,
maklum, rakjat.
        3.Kata ulang boleh ditulis dengan angka
2, seperti    anak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
        4.Awalan di- dan kata depan di kedua-
  duanya ditulis      serangkai dengan kata yang
  mengikutinya, seperti kata depan di pada
  dirumah, dikebun, disamakan dengan
  imbuhan di- pada ditulis, dikarang.
Ejaan Melindo

Pada akhir 1959 sidang perutusan Indonesia
dan Melayu (Slametmulyana-Syeh Nasir bin
Ismail, Ketua) menghasilkan konsep ejaan
bersama yang kemudian dikenal dengan nama
Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia).
Perkembangan politik selama tahun-tahun
berikutnya mengurungkan peresmian ejaan itu.



Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan
Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden
Republik Indonesia meresmikan pemakaian
Ejaan Bahasa Indonesia.
Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan
Presiden No. 57, Tahun 1972. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku
kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan, sebagai
patokan pemakaian ejaan itu.
Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia
Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan
surat putusannya tanggal 12 Oktober 1972, No.
156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun
buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan yang berupa pemaparan
kaidah ejaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat
putusannya No. 0196/1975 memberlakukan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah.
Pada tahun 1987 kedua pedoman tersebut
direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan surat
Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
No. 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987.
Beberapa hal yang perlu dikemukakan
sehubungan dengan Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan adalah sebagai berikut.
      1. Perubahan Huruf ejaan Soewandi
      Ejaan yang Disempurnakan

      dj= djalan, djauh j jalan, jauh
      j= pajung, laju y payung, layu
      nj= njonja, bunji ny nyonya, bunyi
      sj= isjarat, masjarakat sy isyarat,
      masyarakat
      tj= tjukup, tjutji c cukup, cuci
      ch =tarich, achir kh tarikh, akhir

      2. Huruf-huruf di bawah ini, yang
      sebelumnya sudah terdapat dalam Ejaan
      Soewandi sebagai unsur pinjaman abjad
      asing, diresmikan pemakaiannya.

      F= maaf, fakir
      v =valuta, universitas
      z =zeni, lezat
3. Huruf-huruf q dan x yang lazim
digunakan dalam ilmu eksakta tetap
dipakai

a:b=p:q
Sinar-X

4. Penulisan di- atau ke- sebagai awalan
dan di atau ke sebagai kata depan
dibedakan, yaitu di- atau ke- sebagai
awalan ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya, sedangkan di atau
ke sebagai kata depan ditulis terpisah
dengan kata yang mengikutinya.

di- (awalan) di (kata depan)
ditulis di kampus
dibakar di rumah
dilempar di jalan
dipikirkan di sini
ketua ke kampus
kekasih ke luar negeri
kehendak ke atas
5. Kata ulang ditulis penuh dengan huruf,
       tidak boleh digunakan angka 2.

       anak-anak, berjalan-jalan, meloncat-loncat



TATA KALIMAT
PENGERTIAN KALIMAT
Kalimat ialah suatu bagian ujaran yang berdiri
sendiri danbermakna dan diakhiri oleh intonasi
akhir. Sebuah kalimat sekurangkurangnya
memiliki subjek dan predikat.Banyak hal yang
dapat kita persoalkan mengenai kalimat bahasa
Indonesia. Beberapa hal yang patut
memperoleh perhatian kitasehubungan dengan
upaya kita untuk memahami struktur kalimat
adalah :
(1) alat uji kalimat, (2) ciri-ciri unsur kalimat, (3)
pola kalimat, (4) kalimat majemuk.
ALAT UJI KALIMAT
Apakah sebuah tuturan, baik lisan maupun tulis,
merupakan sebuah kalimat atau baru
merupakan sebuah gabungan kata (frasa)?
Untuk menghasilkan kalimat-kalimat yang
benar, kita perlu memperhatikan syarat-syarat
penyusunan kalimat. Set iap kalimat sekurang-
kurangnya memiliki predikat. Suatu kata atau
kelompok kata dapat berfungsi sebagai predikat
jika dapat disertai kata benda atau kelompok
kata benda yang mempunyai relasi predikat.
CIRI-CIRI UNSUR
   KALIMAT
 Apakah tuturan yang kita hasilkan
 memenuhi syarat sebagai
 kalimat? Salah satu syaratnya adalah
 kelengkapan unsur kalimat, yaitu
 subjek, predikat, objek, keterangan,
 pelengkap.
 1. Subjek: Subjek dapat diketahui dari
 jawaban atas pertanyaan siapa
 atau apa predikat.
 Contoh: Mahasiswa mengerjakan tugas
 makalah.
 2. Predikat: Predikat dapat diketahui dari
 jawaban atas pertanyaan
 bagaimana atau mengapa subjek.
 Contoh: Mahasiswa menyusun skripsi.
3. Objek: Objek dapat menjadi subjek
dalam kalimat pasif. Objek hanya
terdapat pada kalimat yang predikatnya
berupa kata kerja transitif.
Contoh: Mahasiswa itu mengemukakan
masalahnya.
Masalahnya dikemukakan oleh mahasiswa
itu.
4. Pelengkap: Pelengkap tidak dapat
menjadi subjek sebab tidak dapat
dipasifkan.
Contoh: Mereka belajar matematika
dengan sungguh-sungguh.
5. Keterangan: Posisi keterangan dapat
berpindah-pindah di depan,
tengah, atau akhir kalimat.
Contoh: Mereka belajar di perpustakaan.
POLA DASAR KALIMAT
(1.a) Kalimat Dasar Berpola S-P (P1 KK)
 Mereka pulang.
 Semua peserta datang.
(1.b) Kalimat Dasar Berpola S-P (P2 KB)
 Dia mahasiswa.
 Ayahnya pengusaha.
(1.c) Kalimat Dasar Berpola S-P (P3 KS)
 Mahasiswa di sini pandai-pandai
 Gedungnya tinggi-tinggi.
(2) Kalimat Dasar Berpola S-P-
K
•Presiden berasal dari Jawa
Tengah.
•Kalung itu terbuat dari emas.

(3) Kalimat Dasar Berpola S-P-
Pel.
•Negara RI berdasarkan
Pancasila.
•Kantor kami kemasukan pencuri
(4.a) Kalimat Dasar Berpola S-P-O
(P1 KK transitif)
Mahasiswa membuat makalah.
Wartawan mencari berita.
(4.b) Kalimat Dasar Berpola S-P-O-
Pel (P1 KK dwitransitif)
Ayah mengirimi saya uang.
Presiden menganugerahi para
pahlawan tanda jasa.
(5) Kalimat Dasar Berpola S-P-O-K
Mereka mengadakan penelitian di
luar kota.
Para mahasiswa mengikuti KKN di
daerah .
Jenis Kalimat Menurut
  Fungsinya
 Menurut fungsinya, kalimat dapat terbagi
 menjadi empat macam, yaitu kalimat
 pernyataan, kalimat pertanyaa, kalimat
 perintah dan kalimat seruan. Kalimat-
 kalimat tersebut dapat berbentuk positif
 ataupun negatif.

1. Kalimat Pernyataan (Deklaratif)
  Bentuk kalimat ini dipakai jika seseorang
  ingin menyatakan sesuatu dengan
  lengkap kepada lawan bicaranya saat ia
  ingin menyampaikan informasi
2. Kalimat pertanyaan (Interogatif)
  Kalimat ini digunakan jika seseorang ingin
  memperoleh informasi atau mencari tahu
  sesuatu. Kalimat ini sering menggunakan kata
  tanya, misalnya apa, bagaimana, di mana,
  mengapa dan kapan,

3. Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif)
  Kalimat ini digunakan untuk memberikan
  suatu perintah (menyuruh) atau melarang
  seseorang untuk berbuat sesuatu.

4. Kalimat Seruan
  Kalimat ini digunakan untuk mengungkapkan
  perasaan yang mendadak
Kalimat Efektif
 Kalimat efektif adalah kalimat yang mempunyai
 kemampuan untuk menimbulkan kembali
 gagasan-gagasan pada pikiran pembaca atau
 pendengar seperti apa yang ada dalam pikiran
 pembicara atau penulis.
 Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri
 kesepadanan struktur, keparalelan bentuk,
 ketegasan makna, kehematan kata,
 kecermatan penalaran, kepaduan gagasan
 dan kelogisan bahasa.
Kesepadanan
Kesepadanan merupakan keseimbangan
antara pikiran (gagasan) dan struktur
bahasa yang dipakai. Kalimat yang
sepadan adalah kalimat yang memiliki
kekompakan pikiran dan bahasanya
Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata
yang digunakan dalam kalimat itu.
Misalnya kalimat bentuk pertama
menggunakan verba, maka kalimat bentuk
kedua juga harus menggunakan verba.
Ketegasan
Ketegasan atau penekanan adalah
sesuatu hal yang ditekankan pad aide
pokok kalimat.
Kehematan
Kehematan merupakan penggunaan kata, frase atau
bentuk lain yang tidak berlebihan. Maksud dari
penghematan tidaklah harus menghilangkan kata-kata
yang dapat menambah kejelasan kalimat, tetapi
penghematan terhadap kata yang memang sebenarnya
tidak diperlukan dalam kalimat tersebut.
Kecermatan
Suatu kalimat tidak diperbolehkan memiliki arti ganda
atau ambigu dan harus tepat dalam pemilihan katanya.
Hal inilah yang disebut dengan kecermatan
Kepaduan
Kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat
itu, sehingga informasi yag disampaikannya tidak
terpecah-pecah, maka perlu dihindari kalimat yang
panjang dan bertele-tele.
Kelogisan
Kelogisan merupakan ide kalimat yang dapat diterima
oleh akal dan penulisannya sesuai dengan EYD.
PARAGRAF
 DEFINISI PARAGRAF :
 Menuangkan buah pikiran secara teratur
 dan terorganisasi kedalam sebuah tulisan
 sehingga pembaca dapat mengikuti dan
 memahami jalan pikiran seseorang, tidaklah
 mudah. Banyak orang fasih berbicara,
 namun      kurang   mampu       menuangkan
 gagasannya secara tertulis. Kalaupun ahli-
 ahli    bicara  itu   mampu       menuliskan
 gagasannya dengan baik, biasanya hal ini
 terjadi sesudah melalui latihan yang intensif,
 baik secara formal maupun nonformal. Hal
 ini wajar karena kemampuan menulis
 merupakan hasil proses belajar dan
 ketekunan.
Paragraf merupakan inti penuangan buah
pikiran dalam sebuah karangan. Dalam
paragrap terkandung satu unit buah pikiran
yang didukung oleh semua kalimat dalam
paragraf tersebu mulai kalimat pengenal,
kalimat utama atau kalimat topik, kalimat-
kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup.
Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam
suatu rangkaian untuk membentuk sebuah
gagasan.
SYARAT PARAGRAF
 Paragraf merupakan satu kesatuan pikiran
 yang dibangun dengan
 serangkaian kalimat. Satu kesatuan pikiran
 merupakan komponen isi dan
 satu rangkaian kalimat merupakan komponen
 bentuk paragraf. Satu
 kesatuan pikiran dan satu kesatuan bentuk
 merupakan tuntutan yang
 harus dipenuhi sebuah paragraf. Dalam
 sebuah paragraf harus memenuhi
 tuntutan koherensi dalam isi (coherencein
 meaning) dan kohesi (hubungan yang erat)
 dalam
 bentuk (cohesion in form)
Syarat Koherensi
Yang dimaksud dengan koherensi ialah
kesatuan isi atau
kepaduan maksud; koherensi paragraf ialah
kepaduan isi paragraf.
Paragraf yang tidak menunjukkan adanya
kepaduan isi disebut paragraf
yang tidak koheren.
Demi terpenuhinya tuntutan koherensi
paragraf, ada dua hal
pokok yang harus diperhatikan. Kedua hal
yang dimaksud ialah (1)
kokohnya kalimat penjelas dalam
menjelaskan ide pokok dan (2)
logisnya urutan peristiwa, waktu, ruang atau
tempat, dan proses.
Syarat Kohesi
Kohesi mengandung arti hubungan yang
erat; perpaduan yang kokoh dan kohesif
berarti padu. Jadi, paragraf yang baik
dituntut untuk mempunyai hubungan
antarkalimat yang erat, perpaduan
antarkalimat yangkokoh.Untukmemperoleh :
(a)Konjungsi,
(b)Pronomina,(kata yang dipakai mengganti
    kt orang/benda = aku,engkau, dia)
(c) Repetisi (latihan)
(d) Sinonim (persamaan kata)
(e) Hiponim (hub.antara spesifik dan makna
generik)
(f) Paralelisme (kemiripan)
(g) Elipsasi
JENIS PARAGRAF
 Berdasarkan jenisnya, paragraf dapat
  dibedakan :
 (1) berdasarkan nalar atau letak kalimat
  topik,
(2) berdasarkan teknik pengembangan, dan
(3) berdasarkan fungsinya.
Paragraf Berdasarkan
Nalar
 Nalar atau logika secara singkat dapat
 diartikan jalan pikiran yang sesuai
 dengan akal; bernalar sama dengan
 berpikir logis. Penalaran sama dengan
 proses menggunakan nalar atau proses
 menggunakanpikiran secara logis.
 Secara umum dikenal paragraf deduktif,
 induktif, deduktif –induktif, dan dekriptif –
 naratif.
Pengembangan Paragraf
 Pengembangan paragraf
   mencakup dua hal:
  Kemampuan memerinci secara
   maksimal gagasan utama alinea
   ke dalam gagasan-gagasan
   bawahan;
  Kemampuan mengurutkan
   gagasan-gagasan bawahan ke
   dalam suatu urutan yang teratur.
KARANGAN


 Karangan merupakan karya tulis hasil
 dari kegiatan seseorang untuk
 mengungkapkan gagasan dan
 menyampaikanya melalui bahasa tulis
 kepada pembaca untuk dipahami.
Lima jenis karangan yang umum
  dijumpai dalam keseharian adalah :
1. Narasi
2. deskripsi
3. eksposisi
4. argumentasi
5. persuasi.
 Karangan dapat dibedakan atas
 beberapa macam penggolongan
 (klasifikasi). Dapat dibedakan atas
 kararangan prosa dan karangan puisi.
 Dapat dibedakan atas karangan ilmiah
 dan non ilmiah. Dapat pula dibedakan
 atas karangan fiksi dan non fiksi. Dan
 masih bisa dibedakan atas penggolongan
 lain lagi; sesuai dengan kebutuhan
 pengarangnya.
Karangan Narasi

 Karangan narasi adalah karangan yang
 menceritakan seseorang atau beberapa
 orang dengan beberapa kejadian atau
 peristiwa. Rangkaian kejadian atau
 peristiwa tersebut biasanya disusun
 berdasarkan urutan waktu (secara
 kronologi).
Isi karangan narasi dapat berupa fakta
atau peristiwa yang dialami seseorang
yang benar-benar terjadi juga dapat
berupa khayalan juga rekaan.
Berdasarkan hal tersebut karangan
narasi dibagi menjadi dua bagian,yaitu
narasi fiksi dan narasi nonfiksi. Narasi
fiksi meliputi
dongeng,hikayat,cerpen,roman atau
novel, sedangkan narasi nonfiksi meliputi
biografi dan otobiografi.
 Meliahat uraian diatas dapatlah ditarik
  suatu kesimpulan bahwa yang disebut
  adalah karangan yang menceritakan
  kehidupan seseorang atau beberapa
  orang dengan ciri-ciri karangannya
  sebagai berikut :
 a.    harus ada tokoh
 b.   harus ada dialog
 c.    harus ada konflik.
Karangan Deskripsi

 Karangan deskripsi disebut karangan
 lukisan atau gambaran tentang sesuatu
 hal. Hal yang digambarkannya itu dapat
 berupa sifat, tingkah laku,keadaan
 tempat, keadaan perasaan seseorang
 dan lain-lain.
 Lukisan dalam deskripsi harus
 diusahakan sedemikian rupa agar
 pembaca seolah-olah melihat sendiri apa
 yang kita lukiskan tersebut. Berdasarkan
 hal tersebut diatas, deskripsi adalah
 sebuah karangan yang menggambarkan
 sesuatu hal berdasarkan pengalaman
 indera seseorang (pengalaman
 penglihatan,pendengaran,penciuman,per
 asaan). Dengan pengalaman inderanya
 tersebut seorang penulis akan dengan
 mudah menuangkan hal yang
 dilihat,didengar,dicium,dan dirasanya
 kedalam kalimat demi kalimat.
Karangan Eksposisi
 Karangan eksposisi adalah karangan
 yang berusaha menerangkan suatu hal ,
 karangan eksposisi adalah karangan
 yang menjelaskan suatu proses

Karangan eksposisi disebut juga karangan
 paparan
 Berdasakan hal tersebut, yang ternasuk
 kedalam eksposisi yaitu :

 menguraikan taktik gerilya bangsa
  Indonesia dalam merebut kemerdekaa;
 menjelaskan tujuan didirikannya sebuah
  panti asuhan;
 menguraikan perkembangan dan
  peradilan manusia;
 memberikan petunjuk bagaimana cara
  membuat tahu dan lain-lain.
Karangan Argumentasi
 Karangan argumentasi disebut juga
 karangan alasan , untuk membuat
 karangan ini, penulis terlebih dahulu
 harus mengamati berbagai persoalan
 yang terjadi :
 Setelah pengamatan dilakukan timbulah
 sebuah opini atau pernyataan atas
 pengamatannya tersebut. Opini yang
 dimunculkan tersebut harus berlandaskan
 pada alasan-alasan yang logis dan
 rasional bahkan lengkapnya dengan
 pembuktian
Karangan Persuasi
 Karangan persuasi disebut juga karangan ajakan
 atau himbauan. Karangan ini oleh banyak orang
 digolongkan kedalam karangan argumentasi.
 Mengapa demikian? karena karangan persuasi
 memiliki cirri yang sama dengan argumentasi
 yaitu didahului oleh sebuah opini yang
 membedakannya dengan argumentasi yaitu pada
 bagian akhir ada sebuah kalimat ajakan atau
 himbauan, sedangkan argumentasi tidak
 demikian.
Tema,Topik,Judul
 Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide
  pikiran dalam membuat suatu tulisan.
 Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”,
  berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu
  yang telah ditempatkan. Tema merupakan
  amanat utama yang disampaikan oleh penulis
  melalui karangannya. Dalam karang mengarang,
  tema adalah pokok pikiran yang mendasari
  karangan yang akan disusun. Dalam tulis
  menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan
  disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan
  menentukan arah tulisan atau tujuan dari
  penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti
  menentukan apa masalah sebenarmya yang
  akan ditulis atau diuraikan oleh penulis.
Syarat Tema yang Baik :
1. Tema menarik perhatian penulis.
Dapat membuat seorang penulis berusaha terus-menerus
untuk membuat tulisan atau karangan yang berkaitan
dengan tema tersebut.
2. Tema dikenal/diketahui dengan baik.
Maksudnya pengetahuan umum yang berhubungan dengan
tema tersebut sudah dimilki oleh penulis supaya lebih
mudah dalam penulisan tulisan/karangan.
3. Bahan-bahannya dapat diperoleh.
Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah
bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila
cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat
memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai
sepenuhnya.
4. Tema dibatasi ruang lingkupnya.
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum
cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih
bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.
tema dapat dikesan
  melalui:
 1. Perwatakan watak-watak
  dalam sesebuah cerita.
 2. Peristiwa,kisah,suasana
  dan unsur lain seperti nilai-
  nilai kemanusian dan
  kemasyarakatan yang
  terdapat dalam cerita.
 3. Persoalan-persoalan
  yang disungguhkan dan
  kemudian mendapatkan
  pokok persoalannya secara
  keseluruhan.
 4. Plot cerita.
Topik

 Pengertian Topik:
 Topik adalah berasal dari bahasa Yunani
 “topoi” yang berarti tempat, dalam tulis
 menulis bebarti pokok pembicaraan atau
 sesuatu yang menjadi landasan
 penulisan suatu artikel.
 Cara membatasi sebuah topik dapat
  dilakukan dengan mempergunakan cara
  sebagai berikut:
  1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam
  kedudukan sentral.
  2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang
  berada dalam kedudukan sentral itu masih
  dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat,
  tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik
  pertama tadi.
  3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan
  dipilih.
  4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi
  masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
 Topik karangan merupakan jawaban atas
  pertanyaan
  “Masalah apa yang akan ditulis? dan hendak
  menulis tentang apa?”
 Ciri topik → permasalahannya yang bersifat
  umum dan belum terurai
Judul
 Pengertian Judul :
 Judul adalah nama yang dipakai untuk buku,
  bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain;
  identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya
  tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang
  manarik perhatian dan adakalanya
  menentukan wilayah (lokasi).
 Dalam artikel judul sering disebut juga kepala
  tulisan.
 Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan
  singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur
  isi bahasan.
 Judul hendaknya dibuat dengan ringkas,
  padat dan menarik. Judul artikel diusahakan
  tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup
  menggambarkan isi bahasan
 Syarat-syarat pembuatan judul :
 1. Harus relevan, yaitu harus mempunyai
  pertalian dengan temanya, atau ada pertalian
  dengan beberapa bagian penting dari tema
  tersebut.
 2. Harus provokatif, yaitu harus menarik
  dengan sedemikian rupa sehingga
  menimbulkan keinginan tahu dari tiap
  pembaca terhadap isi buku atau karangan.
 3. Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil
  bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi
  harus berbentuk kata atau rangklaian kata
  yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari
  lima kata.
 Judul terbagi menjadi dua,yaitu :
 1.Judul langsung :
 Judul yang erat kaitannya dengan bagian
    utama berita, sehingga hubugannya dengan
   bagian utama nampak jelas.
   2.Judul tak langsung :
   Judul yang tidak langsung hubungannya
    dengan bagian utama berita tapi tetap
   menjiwai seluruh isi karangan atau berita.
 Fungsi Judul
 1. Merupakan identitas/cermin dari jiwa
    seluruh karya tulis
   2. Temanya menjelaskan diri dan menarik
    sehingga mengundang orang untuk
   membacanya atau untuk mempelajari isinya.
   3. Merupakan gambaran global tentang arah,
    maksud, tujuan, dan ruang
   lingkupnya.
   4. Relevan dengan isi seluruh naskah,
    masalah maksud,dan tujunnya

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Sejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaSejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaconesti08com
 
Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaFadLi AmiGo
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiasaint Corpino
 
1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesiabusitisahara
 
Fenomena peng bi
Fenomena peng biFenomena peng bi
Fenomena peng biInha Salwa
 
Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2
Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2
Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2rahma Neg
 
Makalah pkti batasan dan sejarah bahasa indonesia
Makalah pkti batasan dan sejarah bahasa indonesiaMakalah pkti batasan dan sejarah bahasa indonesia
Makalah pkti batasan dan sejarah bahasa indonesiaFirlita Nurul Kharisma
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaYunus Moershal
 
Sejarah perkembangan
Sejarah perkembanganSejarah perkembangan
Sejarah perkembanganMeil Da
 
Pkti sejarah dan batasan bahasa indonesia
Pkti sejarah dan batasan bahasa indonesiaPkti sejarah dan batasan bahasa indonesia
Pkti sejarah dan batasan bahasa indonesiaFirlita Nurul Kharisma
 
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasionalmakalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasionalManshur Changean
 
Sejarah dan Kedudukan Bahasa Indonesia
Sejarah dan Kedudukan Bahasa IndonesiaSejarah dan Kedudukan Bahasa Indonesia
Sejarah dan Kedudukan Bahasa IndonesiaRizzty Mennelz
 
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan FungsiSejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan FungsiNur Agustin Mufarokhah
 
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesiaSejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesiaardinad
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaUNIB
 
1.sejarah bahasaindonesia
1.sejarah bahasaindonesia1.sejarah bahasaindonesia
1.sejarah bahasaindonesiawidyaandri
 

La actualidad más candente (19)

Sejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaSejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesia
 
Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesia
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
B.sejarah bi
B.sejarah biB.sejarah bi
B.sejarah bi
 
1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
 
Fenomena peng bi
Fenomena peng biFenomena peng bi
Fenomena peng bi
 
Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2
Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2
Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2
 
Perkembangan bahasa indonesia
Perkembangan bahasa indonesiaPerkembangan bahasa indonesia
Perkembangan bahasa indonesia
 
Makalah pkti batasan dan sejarah bahasa indonesia
Makalah pkti batasan dan sejarah bahasa indonesiaMakalah pkti batasan dan sejarah bahasa indonesia
Makalah pkti batasan dan sejarah bahasa indonesia
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa Indonesia
 
Sejarah perkembangan
Sejarah perkembanganSejarah perkembangan
Sejarah perkembangan
 
Pkti sejarah dan batasan bahasa indonesia
Pkti sejarah dan batasan bahasa indonesiaPkti sejarah dan batasan bahasa indonesia
Pkti sejarah dan batasan bahasa indonesia
 
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasionalmakalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
 
Sejarah dan Kedudukan Bahasa Indonesia
Sejarah dan Kedudukan Bahasa IndonesiaSejarah dan Kedudukan Bahasa Indonesia
Sejarah dan Kedudukan Bahasa Indonesia
 
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan FungsiSejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
 
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesiaSejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa Indonesia
 
Bahan ajar bhs. indonesia
Bahan ajar bhs. indonesiaBahan ajar bhs. indonesia
Bahan ajar bhs. indonesia
 
1.sejarah bahasaindonesia
1.sejarah bahasaindonesia1.sejarah bahasaindonesia
1.sejarah bahasaindonesia
 

Destacado

Presentasi Bahasa indonesia SMA 12
Presentasi Bahasa indonesia SMA 12Presentasi Bahasa indonesia SMA 12
Presentasi Bahasa indonesia SMA 12marwahhh
 
Rpp b-sunda-kelas-4-smt-1
Rpp b-sunda-kelas-4-smt-1Rpp b-sunda-kelas-4-smt-1
Rpp b-sunda-kelas-4-smt-1mr endar
 
Karangan eksposisi indonesia
Karangan eksposisi indonesiaKarangan eksposisi indonesia
Karangan eksposisi indonesiaEka Nur'aeni
 
Menyampaikan tanggapan dalam diskusi
Menyampaikan tanggapan dalam diskusiMenyampaikan tanggapan dalam diskusi
Menyampaikan tanggapan dalam diskusiAnin Shabrina
 
Cerpen anak+sejuta+lumpur (1)
Cerpen anak+sejuta+lumpur (1)Cerpen anak+sejuta+lumpur (1)
Cerpen anak+sejuta+lumpur (1)dausinstitute
 
MENYAMPAIKAN GAGASAN DAN TANGGAPAN DALAM DISKUSI
MENYAMPAIKAN GAGASAN DAN TANGGAPAN DALAM DISKUSIMENYAMPAIKAN GAGASAN DAN TANGGAPAN DALAM DISKUSI
MENYAMPAIKAN GAGASAN DAN TANGGAPAN DALAM DISKUSIValencia Rizal
 
Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekol...
Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekol...Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekol...
Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekol...Yoke Ana Marlina
 
2 contoh karangan deskripsi tentang sekolah (terbaru) kakak pintar
2 contoh karangan deskripsi tentang sekolah (terbaru)   kakak pintar2 contoh karangan deskripsi tentang sekolah (terbaru)   kakak pintar
2 contoh karangan deskripsi tentang sekolah (terbaru) kakak pintarSunaji Aji
 
Contoh karangan deskripsi
Contoh karangan deskripsiContoh karangan deskripsi
Contoh karangan deskripsiIrhami Irhami
 
Cerpen (Cerita Pendek)
Cerpen (Cerita Pendek)Cerpen (Cerita Pendek)
Cerpen (Cerita Pendek)Anazatul Naim
 
Jenis tulisan dan Kerangka Karangan (Bahasa Indonesia)
Jenis tulisan dan Kerangka Karangan (Bahasa Indonesia)Jenis tulisan dan Kerangka Karangan (Bahasa Indonesia)
Jenis tulisan dan Kerangka Karangan (Bahasa Indonesia)Resti Amin
 
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa PeningCerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa PeningAgoeng R Aiueo
 
Contoh karangan eksposisi
Contoh karangan eksposisiContoh karangan eksposisi
Contoh karangan eksposisi'Evie Gitcu'
 
Contoh karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Contoh karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.Contoh karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Contoh karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.Operator Warnet Vast Raha
 
CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN BAHASA JAWA (ARISKA COMPNET)
CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN BAHASA JAWA (ARISKA COMPNET)CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN BAHASA JAWA (ARISKA COMPNET)
CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN BAHASA JAWA (ARISKA COMPNET)ARISKA COMPNET
 
PPt SURAT LAMARAN PEKERJAAN (SLP)
PPt SURAT LAMARAN PEKERJAAN (SLP)PPt SURAT LAMARAN PEKERJAAN (SLP)
PPt SURAT LAMARAN PEKERJAAN (SLP)Sri Wulan Hidayati
 
Materi Kelas XII "Surat lamaran pekerjaan"
Materi Kelas XII "Surat lamaran pekerjaan"Materi Kelas XII "Surat lamaran pekerjaan"
Materi Kelas XII "Surat lamaran pekerjaan"SMAN 2 Dumai
 

Destacado (20)

Presentasi Bahasa indonesia SMA 12
Presentasi Bahasa indonesia SMA 12Presentasi Bahasa indonesia SMA 12
Presentasi Bahasa indonesia SMA 12
 
Rpp b-sunda-kelas-4-smt-1
Rpp b-sunda-kelas-4-smt-1Rpp b-sunda-kelas-4-smt-1
Rpp b-sunda-kelas-4-smt-1
 
Karangan eksposisi indonesia
Karangan eksposisi indonesiaKarangan eksposisi indonesia
Karangan eksposisi indonesia
 
Menyampaikan tanggapan dalam diskusi
Menyampaikan tanggapan dalam diskusiMenyampaikan tanggapan dalam diskusi
Menyampaikan tanggapan dalam diskusi
 
Cerpen anak+sejuta+lumpur (1)
Cerpen anak+sejuta+lumpur (1)Cerpen anak+sejuta+lumpur (1)
Cerpen anak+sejuta+lumpur (1)
 
MENYAMPAIKAN GAGASAN DAN TANGGAPAN DALAM DISKUSI
MENYAMPAIKAN GAGASAN DAN TANGGAPAN DALAM DISKUSIMENYAMPAIKAN GAGASAN DAN TANGGAPAN DALAM DISKUSI
MENYAMPAIKAN GAGASAN DAN TANGGAPAN DALAM DISKUSI
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekol...
Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekol...Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekol...
Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekol...
 
2 contoh karangan deskripsi tentang sekolah (terbaru) kakak pintar
2 contoh karangan deskripsi tentang sekolah (terbaru)   kakak pintar2 contoh karangan deskripsi tentang sekolah (terbaru)   kakak pintar
2 contoh karangan deskripsi tentang sekolah (terbaru) kakak pintar
 
Contoh karangan deskripsi
Contoh karangan deskripsiContoh karangan deskripsi
Contoh karangan deskripsi
 
Materi pembelajaran bahasa indonesia. kelas 12 docx
Materi pembelajaran bahasa indonesia. kelas 12 docxMateri pembelajaran bahasa indonesia. kelas 12 docx
Materi pembelajaran bahasa indonesia. kelas 12 docx
 
Cerpen (Cerita Pendek)
Cerpen (Cerita Pendek)Cerpen (Cerita Pendek)
Cerpen (Cerita Pendek)
 
Jenis tulisan dan Kerangka Karangan (Bahasa Indonesia)
Jenis tulisan dan Kerangka Karangan (Bahasa Indonesia)Jenis tulisan dan Kerangka Karangan (Bahasa Indonesia)
Jenis tulisan dan Kerangka Karangan (Bahasa Indonesia)
 
Fakta dan opini
Fakta dan opiniFakta dan opini
Fakta dan opini
 
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa PeningCerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
 
Contoh karangan eksposisi
Contoh karangan eksposisiContoh karangan eksposisi
Contoh karangan eksposisi
 
Contoh karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Contoh karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.Contoh karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Contoh karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
 
CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN BAHASA JAWA (ARISKA COMPNET)
CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN BAHASA JAWA (ARISKA COMPNET)CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN BAHASA JAWA (ARISKA COMPNET)
CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN BAHASA JAWA (ARISKA COMPNET)
 
PPt SURAT LAMARAN PEKERJAAN (SLP)
PPt SURAT LAMARAN PEKERJAAN (SLP)PPt SURAT LAMARAN PEKERJAAN (SLP)
PPt SURAT LAMARAN PEKERJAAN (SLP)
 
Materi Kelas XII "Surat lamaran pekerjaan"
Materi Kelas XII "Surat lamaran pekerjaan"Materi Kelas XII "Surat lamaran pekerjaan"
Materi Kelas XII "Surat lamaran pekerjaan"
 

Similar a Bahasa indonesia

BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptxBAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptxAhmadBayu15
 
SEJARAH BAHASA INDONESIA.pptx
SEJARAH BAHASA INDONESIA.pptxSEJARAH BAHASA INDONESIA.pptx
SEJARAH BAHASA INDONESIA.pptxWALAWELE
 
Tugas makalah b. ind
Tugas makalah b. indTugas makalah b. ind
Tugas makalah b. indtampulu
 
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptxPPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptxRichardManalu1
 
Sejarah perkembangan
Sejarah perkembanganSejarah perkembangan
Sejarah perkembanganMeil Da
 
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdfKhaeril El Soca
 
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesiaKedudukan dan fungsi bahasa indonesia
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesiaWildan Januar
 
3. Sejarah Bahasa Indonesia 1.pptx
3. Sejarah Bahasa Indonesia 1.pptx3. Sejarah Bahasa Indonesia 1.pptx
3. Sejarah Bahasa Indonesia 1.pptxVm1988
 
Fungsi_dan_Kedudukan_Bahasa_Indonesia.pptx
Fungsi_dan_Kedudukan_Bahasa_Indonesia.pptxFungsi_dan_Kedudukan_Bahasa_Indonesia.pptx
Fungsi_dan_Kedudukan_Bahasa_Indonesia.pptxHazzaRafiZulkarnain
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaAbu Ja'far
 
SEJARAH,KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA.pptx
SEJARAH,KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA.pptxSEJARAH,KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA.pptx
SEJARAH,KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA.pptxjumaidiali1
 
PPT Sejarah dan Fungsi Bahasa Indonesia Kelompok 1 B2 Akuntansi UMI.pptx
PPT Sejarah dan Fungsi Bahasa Indonesia Kelompok 1 B2 Akuntansi UMI.pptxPPT Sejarah dan Fungsi Bahasa Indonesia Kelompok 1 B2 Akuntansi UMI.pptx
PPT Sejarah dan Fungsi Bahasa Indonesia Kelompok 1 B2 Akuntansi UMI.pptxSitiSarah454796
 
Bahasa Indonesia, Pengantar Perkuliahan.
Bahasa Indonesia, Pengantar Perkuliahan.Bahasa Indonesia, Pengantar Perkuliahan.
Bahasa Indonesia, Pengantar Perkuliahan.innocahyaningtyas
 
86231_211011104_20221_4956100525.pptx
86231_211011104_20221_4956100525.pptx86231_211011104_20221_4956100525.pptx
86231_211011104_20221_4956100525.pptxBisriMustofa30
 
vdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptx
vdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptxvdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptx
vdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptxSahlanJerfatin
 
httpsdocs.google.compresentationd1JbU7SLVbpUrhrb-OCMC7BZCeXSmJpVmSedit_usp=dr...
httpsdocs.google.compresentationd1JbU7SLVbpUrhrb-OCMC7BZCeXSmJpVmSedit_usp=dr...httpsdocs.google.compresentationd1JbU7SLVbpUrhrb-OCMC7BZCeXSmJpVmSedit_usp=dr...
httpsdocs.google.compresentationd1JbU7SLVbpUrhrb-OCMC7BZCeXSmJpVmSedit_usp=dr...AbuSalik
 
ppt bahasa indonesia.pptx
ppt bahasa indonesia.pptxppt bahasa indonesia.pptx
ppt bahasa indonesia.pptxNicholasGmarzai
 
Pertemuan I.pptx
Pertemuan I.pptxPertemuan I.pptx
Pertemuan I.pptxSlam15
 
Mata kuliah bahasa indonesia HAKIKAT BAHASA FIX.pptx
Mata kuliah bahasa indonesia HAKIKAT BAHASA  FIX.pptxMata kuliah bahasa indonesia HAKIKAT BAHASA  FIX.pptx
Mata kuliah bahasa indonesia HAKIKAT BAHASA FIX.pptxMissYuliarti
 

Similar a Bahasa indonesia (20)

BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptxBAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
 
SEJARAH BAHASA INDONESIA.pptx
SEJARAH BAHASA INDONESIA.pptxSEJARAH BAHASA INDONESIA.pptx
SEJARAH BAHASA INDONESIA.pptx
 
Tugas makalah b. ind
Tugas makalah b. indTugas makalah b. ind
Tugas makalah b. ind
 
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptxPPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
 
Sejarah perkembangan
Sejarah perkembanganSejarah perkembangan
Sejarah perkembangan
 
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
 
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesiaKedudukan dan fungsi bahasa indonesia
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia
 
3. Sejarah Bahasa Indonesia 1.pptx
3. Sejarah Bahasa Indonesia 1.pptx3. Sejarah Bahasa Indonesia 1.pptx
3. Sejarah Bahasa Indonesia 1.pptx
 
BAB I (1) (1).pdf
BAB I (1) (1).pdfBAB I (1) (1).pdf
BAB I (1) (1).pdf
 
Fungsi_dan_Kedudukan_Bahasa_Indonesia.pptx
Fungsi_dan_Kedudukan_Bahasa_Indonesia.pptxFungsi_dan_Kedudukan_Bahasa_Indonesia.pptx
Fungsi_dan_Kedudukan_Bahasa_Indonesia.pptx
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa Indonesia
 
SEJARAH,KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA.pptx
SEJARAH,KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA.pptxSEJARAH,KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA.pptx
SEJARAH,KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA.pptx
 
PPT Sejarah dan Fungsi Bahasa Indonesia Kelompok 1 B2 Akuntansi UMI.pptx
PPT Sejarah dan Fungsi Bahasa Indonesia Kelompok 1 B2 Akuntansi UMI.pptxPPT Sejarah dan Fungsi Bahasa Indonesia Kelompok 1 B2 Akuntansi UMI.pptx
PPT Sejarah dan Fungsi Bahasa Indonesia Kelompok 1 B2 Akuntansi UMI.pptx
 
Bahasa Indonesia, Pengantar Perkuliahan.
Bahasa Indonesia, Pengantar Perkuliahan.Bahasa Indonesia, Pengantar Perkuliahan.
Bahasa Indonesia, Pengantar Perkuliahan.
 
86231_211011104_20221_4956100525.pptx
86231_211011104_20221_4956100525.pptx86231_211011104_20221_4956100525.pptx
86231_211011104_20221_4956100525.pptx
 
vdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptx
vdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptxvdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptx
vdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptx
 
httpsdocs.google.compresentationd1JbU7SLVbpUrhrb-OCMC7BZCeXSmJpVmSedit_usp=dr...
httpsdocs.google.compresentationd1JbU7SLVbpUrhrb-OCMC7BZCeXSmJpVmSedit_usp=dr...httpsdocs.google.compresentationd1JbU7SLVbpUrhrb-OCMC7BZCeXSmJpVmSedit_usp=dr...
httpsdocs.google.compresentationd1JbU7SLVbpUrhrb-OCMC7BZCeXSmJpVmSedit_usp=dr...
 
ppt bahasa indonesia.pptx
ppt bahasa indonesia.pptxppt bahasa indonesia.pptx
ppt bahasa indonesia.pptx
 
Pertemuan I.pptx
Pertemuan I.pptxPertemuan I.pptx
Pertemuan I.pptx
 
Mata kuliah bahasa indonesia HAKIKAT BAHASA FIX.pptx
Mata kuliah bahasa indonesia HAKIKAT BAHASA  FIX.pptxMata kuliah bahasa indonesia HAKIKAT BAHASA  FIX.pptx
Mata kuliah bahasa indonesia HAKIKAT BAHASA FIX.pptx
 

Bahasa indonesia

  • 2. PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA Sejarah Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia yang kini dipakai sebagai bahasa resmi di Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Hal ini ditandaskan dalam Kongres Bahasa Indonesia di Medan 1954. Pada hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, diresmikan suatu bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia. Nama baru ini bersifat politis, sejalan dengan nama negara yang diidam-idamkan. Perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia tidak terjadi dalam waktu yang singkat, tetapi mengalami proses pertumbuhan secara perlahan dengan perjuangan yang sangat keras.
  • 3.  Beberapa faktor yang memungkinkan diangkatnya bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan menurut Prof. Dr. Slamet Mulyana adalah sebagai berikut :  1. Sejarah telah membantu penyebaran bahasa Melayu. Bahasa Melayu merupakan lingua franca (bahasa perhubungan / perdagangan) di Indonesia. Malaka pada masa jayanya menjadi pusat perdagangan dan pengembangan agama Islam. Dengan bantuan para pedagang, bahasa Melayu disebarkan ke seluruh pantai Nusantara terutama di kota-kota pelabuhan. Bahasa Melayu menjadi bahasa perhubungan antar individu. Karena bahasa Melayu itu sudah tersebar dan boleh dikatakan sudah menjadi bahasa sebagian penduduk, Gubernur Jenderal Rochusen kemudian menetapkan bahwa bahasa Melayu dijadikan bahasa pengantar di sekolah untuk mendidik calon pegawai negeri bangsa bumi putera.
  • 4. 2. Bahasa Melayu mempunyai sistem yang sangat sederhana ditinjau dari segi fonologi, morfologi, dan sintaksis. Karena sistemnya yang sederhana itu, bahasa Melayu mudah dipelajari. Dalam bahasa ini tidak dikenal gradasi (tingkatan) bahasa seperti dalam bahasa Jawa atau bahasa Sunda dan Bali, atau pemakaian bahasa kasar dan bahasa halus. 3. Faktor psikologi, yaitu bahwa suku Jawa dan Sunda telah dengan sukarela menerima bahasa Melayu sebagai bahasa nasional, sematamata karena didasarkan kepada keinsafan akan manfaatnya segera ditetapkan bahasa nasional untuk seluruh kepulauan Indonesia. 4. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti luas.
  • 5. Pertumbuhan Bahasa Indonesia A. Sebelum Masa Kolonial Bahasa Melayu dipakai oleh kerajaan Sriwijaya pada abad VII. Hal ini terbukti dengan adanya empat buah batu bertulis peninggalan kerajaan Sriwijaya. Keempat batu bersurat itu ditemukan di Kedukan Bukit (680), di Talang Tuwo (dekat Palembang) (684), di Kota Kapur (Bangka Barat) (686), di Karang Berahi (Jambi) (688). Bukti lain ditemukan di Pulau Jawa yaitu di Kedu. Di situ ditemukan sebuah prasasti yang terkenal bernama inskripsi Gandasuli (832) Berdasarkan penyelidikan Dr. J.G. De Casparis dinyatakan bahwa bahasanya adalah bahasa Melayu kuno dengan adanya dialek Melayu Ambon, Timor, Manado, dsb.
  • 6. B. Masa Kolonial  Ketika orang-orang barat sampai di Indonesia pada abad XVII, mereka menghadapi suatu kenyataan bahwa bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa resmi dalam pergaulan dan bahasa perantara dalam perdagangan.  Ketika bangsa Portugis maupun bangsa Belanda mendirikan sekolah-sekolah, mereka terbentur dalam soal bahasa pengantar. Usaha menerapkan bahasa Portugis dan Belanda sebagai bahasa pengantar mengalami kegagalan. Demikian pengakuan Belanda Dancerta tahun 1631. Ia mengatakan bahwa kebanyakan sekolah di Maluku memakai bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar. C. Masa Pergerakan Kebangsaan  Pada waktu timbulnya pergerakan kebangsaan terasa perlu adanya suatu bahasa nasional, untuk mengikat bermacam-macam suku bangsa di Indonesia. Suatu pergerakan yang besar dan hebat hanya dapat berhasil kalau semua rakyat diikutsertakan. Untuk itu, mereka mencari bahasa yang dapat dipahami dan dipakai oleh semua orang.
  • 7. Pada mulanya agak sulit untuk menentukan bahasa mana yang akan menjadi bahasa persatuan., tetapi mengingat kesulitan-kesulitan untuk mempersatukan berbagai suku bangsa akhirnya pada 1926 Yong Java mengakui dan memilih bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar.  Dengan adanya bermacam-macam faktor seperti tersebut di atas, akhirnya pada tanggal 28 Oktober 1928, yaitu saat berlangsungnya Kongres Pemuda Indonesia di Jakarta dihasilkan ikrar bersama, “Ikrar Sumpah Pemuda”.  1. Kami putra-putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu – Tanah air Indonesia.  2. Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu bangsa Indonesia.  3. Kami putra-putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia.
  • 8. D. Masa Jepang dan Zaman Kemerdekaan Setelah Perang Dunia II, ketika tentara Jepang memasuki Indonesia, bahasa Indonesia telah menduduki tempat yang penting dalam perkembangan bahasa Indonesia. Usaha Jepang untuk menggunakan bahasa Jepang sebagai pengganti bahasa Belanda tidak terlaksana. Bahasa Indonesia juga dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan dan untuk keperluan ilmu pengetahuan.
  • 9. FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, antara lain, bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: Kami putra dan putri Indonesia menjunjungbahasapersatuan, bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah. Selainitu , di dalam Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pasal khusus (Bab XV, Pasal 36) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Dengan demikian ada dua macam kedudukan bahasa Indonesia. Pertama, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional, sesuai dengan Sumpah Pemuda 1928, dan kedua bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa negara, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
  • 10. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional 1. Lambang kebanggaan kebangsaan 2. Lambang identitas nasional 3. Alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya. 4. Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial , budaya , dan bahasanya masing –masing . ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia.
  • 11. Lambang kebanggaan kebangsaan Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita. Atas dasar kebangsaan ini, bahasa Indonesia kita pelihara dan kita kembangkan, dan rasa kebanggaan memakainya senantiasa kita bina Lambang Identitas Nasional Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia kita junjung , di samping bendera dan lambang negara kita. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya hanya apabila masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sehingga terhindar dari unsur-unsur bahasa lain yang tidak diperlukan.
  • 12. Alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya. Sebagai alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antar suku bangsa, bahasa Indonesia dipakai untuk berhubungan antar suku bangsa di Indonesia sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial, budaya, dan bahasa tidak perlu terjadi.
  • 13. Di samping ketiga fungsi di atas, bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai alat yang memungkinkan terlaksananya penyatuan berbagai suku bangsa yang memiliki latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat. Di dalam hubungan ini, bahasa Indonesia memungkinkan berbagai-bagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu tanpa meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Dengan bahasa nasional, kita dapat meletakkan kepentingan nasional di atas kepentingan daerah atau golongan.
  • 14. Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Negara 1. Bahasa resmi kenegaraan 2. Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan 3. Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan 4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
  • 15. Sebagai Bahasa Resmi Kenegaraan Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia dipakai antara lain: di dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat-surat yang dikeluarkan oleh pemerintah.
  • 16. Sebagai Bahasa Negara Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga- lembaga pendidikan mulai taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Alat Pengembangan Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan, dan teknologi, bahasa Indonesia dipakai sebagai alat yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional
  • 17. sehingga ia memiliki cir-iciri dan identitasnya sendiri , yang membedakannya dari kebudayaan daerah. RAGAM BAHASA Berdasarkan pemakaiannya, bahasa memiliki bermacam-macam ragam sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta lingkungannya. Ragam bahasa pada pokoknya terdiri atas ragam lisan dan ragam tulis. Ragam lisan terdiri atas ragam lisan baku dan ragam lisan takbaku; ragam tulis terdiri atas ragam tulis baku dan ragam tulis takbaku. Bahasa Indonesia baku dipakai dalam (1) Karang- mengarang, (2) pembicaraan pada situasi formal, (3) pembicaraan di depan umum, dan (4) pembicaraan di depan orang yang dihormati; bahasa Indonesia tidak baku dipakai dalam situasi santai. Kedua ragam bahasa itu dapat hidup berdampingan.
  • 18. Sifat Ragam Bahasa Baku Ragam bahasa baku memiliki tiga sifat sebagai berikut. 1. Kemantapan dinamis: di samping memiliki kaidah dan aturan, relati luwes atau terbuka untuk perubahan sejalan perubahan masyarakat. 2. Kecendekiawan: sanggup mengungkapkan proses pemikiran yang rumit di berbagai ilmu dan teknologi. 3. Seragam: pada hakikatnya, proses pembakuan bahasa ialah proses penyeragaman bahasa. Dengan kata lain, pembakuan bahasa adalah pencarian titik-titik keseragaman
  • 19. Macam-Macam Ejaan Sebelum tahun 1900 setiap peneliti bahasa Indonesia (pada waktu itu bahasa Melayu) membuat sistem ejaannya sendiri-sendiri, sehingga tidak terdapat kesatuan dalam ejaan. Pada tahun 1900, Ch. van Ophuysen mendapat perintah untuk menyusun ejaan Melayu dengan mempergunakan aksara Latin. Dalam usahanya itu ia sekedar mempersatukan bermacam- macam sistem ejaan yang sudah ada, dengan bertolak dari sistem ejaaan bahasa Belanda sebagai landasan pokok. Dengan bantuan Engku Nawawi gelar Soetan Ma'moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim, akhirnya ditetapkanlah ejaan itu dalam bukunya Kitab Logat Melajoe, yang terkenal dengan nama Ejaan van Ophuysen atau ada juga yang menyebutnya Ejaan Balai Pustaka, pada tahun 1901. Ejaan tersebut tidak sekali jadi tapi tatap mengalami perbaikan dari tahun ke tahun dan baru pada tahun 1926 mendapat bentuk yang tetap.
  • 20. Selama Kongres Bahasa Indonesia tahun 1938 telah disarankan agar ejaan itu lebih banyak diinternasionalisasikan. Dan memang dalam perkembangan selanjutnya terutama sesudah Indonesia merdeka dirasakan bahwa ada beberapa hal yang kurang praktis yang harus disempurnakan. Sebenarnya perubahan ejaan itu telah dirancangkan waktu pendudukan Jepang. Pada tanggal 19 Maret 1947 dikeluarkan penetapan baru oleh Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan Suwandi (SK No. 264/Bag.A/47) tentang perubahan ejaan bahasa Indonesia; sebab itu ejaan ini kemudian terkenal dengan nama Ejaan Suwandi. Sebagai dampak dalam keputusan di atas, bunyi oe tidak semuanya diganti dengan u. Baru pada tahun 1949, menurut surat edaran Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tanda oe mulai 1 Januari 1949 diganti dengan u.
  • 21. Ejaan van Ophuijsen  Pada tahun 1901 ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin, yang disebut Ejaan van Ophuijsen, ditetapkan. Ejaan tersebut dirancang oleh van Ophuijsen dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma'moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Hal-hal yang menonjol dalam ejaan ini adalah sebagai berikut : 1.Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang. 2.Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer. 3.Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma'moer, 'akal, ta', pa', dinamai'.
  • 22. Ejaan Soewandi  Pada tanggal 19 Maret 1947 ejaan Soewandi diresmikan menggantikan ejaan van Ophuijsen. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan ejaan Republik. Hal-hal yang perlu diketahui sehubungan dengan pergantian ejaan itu adalah sebagai berikut : 1.Huruf oe diganti dengan u, seperti pada guru, itu, umur. 2.Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat. 3.Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti anak2, ber-jalan2, ke-barat2-an. 4.Awalan di- dan kata depan di kedua- duanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, seperti kata depan di pada dirumah, dikebun, disamakan dengan imbuhan di- pada ditulis, dikarang.
  • 23. Ejaan Melindo Pada akhir 1959 sidang perutusan Indonesia dan Melayu (Slametmulyana-Syeh Nasir bin Ismail, Ketua) menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia). Perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya mengurungkan peresmian ejaan itu. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia.
  • 24. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu. Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Pada tahun 1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan surat Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987.
  • 25. Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah sebagai berikut. 1. Perubahan Huruf ejaan Soewandi Ejaan yang Disempurnakan dj= djalan, djauh j jalan, jauh j= pajung, laju y payung, layu nj= njonja, bunji ny nyonya, bunyi sj= isjarat, masjarakat sy isyarat, masyarakat tj= tjukup, tjutji c cukup, cuci ch =tarich, achir kh tarikh, akhir 2. Huruf-huruf di bawah ini, yang sebelumnya sudah terdapat dalam Ejaan Soewandi sebagai unsur pinjaman abjad asing, diresmikan pemakaiannya. F= maaf, fakir v =valuta, universitas z =zeni, lezat
  • 26. 3. Huruf-huruf q dan x yang lazim digunakan dalam ilmu eksakta tetap dipakai a:b=p:q Sinar-X 4. Penulisan di- atau ke- sebagai awalan dan di atau ke sebagai kata depan dibedakan, yaitu di- atau ke- sebagai awalan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan di atau ke sebagai kata depan ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya. di- (awalan) di (kata depan) ditulis di kampus dibakar di rumah dilempar di jalan dipikirkan di sini ketua ke kampus kekasih ke luar negeri kehendak ke atas
  • 27. 5. Kata ulang ditulis penuh dengan huruf, tidak boleh digunakan angka 2. anak-anak, berjalan-jalan, meloncat-loncat TATA KALIMAT PENGERTIAN KALIMAT Kalimat ialah suatu bagian ujaran yang berdiri sendiri danbermakna dan diakhiri oleh intonasi akhir. Sebuah kalimat sekurangkurangnya memiliki subjek dan predikat.Banyak hal yang dapat kita persoalkan mengenai kalimat bahasa Indonesia. Beberapa hal yang patut memperoleh perhatian kitasehubungan dengan upaya kita untuk memahami struktur kalimat adalah : (1) alat uji kalimat, (2) ciri-ciri unsur kalimat, (3) pola kalimat, (4) kalimat majemuk.
  • 28. ALAT UJI KALIMAT Apakah sebuah tuturan, baik lisan maupun tulis, merupakan sebuah kalimat atau baru merupakan sebuah gabungan kata (frasa)? Untuk menghasilkan kalimat-kalimat yang benar, kita perlu memperhatikan syarat-syarat penyusunan kalimat. Set iap kalimat sekurang- kurangnya memiliki predikat. Suatu kata atau kelompok kata dapat berfungsi sebagai predikat jika dapat disertai kata benda atau kelompok kata benda yang mempunyai relasi predikat.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41. CIRI-CIRI UNSUR KALIMAT  Apakah tuturan yang kita hasilkan memenuhi syarat sebagai kalimat? Salah satu syaratnya adalah kelengkapan unsur kalimat, yaitu subjek, predikat, objek, keterangan, pelengkap. 1. Subjek: Subjek dapat diketahui dari jawaban atas pertanyaan siapa atau apa predikat. Contoh: Mahasiswa mengerjakan tugas makalah. 2. Predikat: Predikat dapat diketahui dari jawaban atas pertanyaan bagaimana atau mengapa subjek. Contoh: Mahasiswa menyusun skripsi.
  • 42. 3. Objek: Objek dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Objek hanya terdapat pada kalimat yang predikatnya berupa kata kerja transitif. Contoh: Mahasiswa itu mengemukakan masalahnya. Masalahnya dikemukakan oleh mahasiswa itu. 4. Pelengkap: Pelengkap tidak dapat menjadi subjek sebab tidak dapat dipasifkan. Contoh: Mereka belajar matematika dengan sungguh-sungguh. 5. Keterangan: Posisi keterangan dapat berpindah-pindah di depan, tengah, atau akhir kalimat. Contoh: Mereka belajar di perpustakaan.
  • 43. POLA DASAR KALIMAT (1.a) Kalimat Dasar Berpola S-P (P1 KK)  Mereka pulang.  Semua peserta datang. (1.b) Kalimat Dasar Berpola S-P (P2 KB)  Dia mahasiswa.  Ayahnya pengusaha. (1.c) Kalimat Dasar Berpola S-P (P3 KS)  Mahasiswa di sini pandai-pandai  Gedungnya tinggi-tinggi.
  • 44. (2) Kalimat Dasar Berpola S-P- K •Presiden berasal dari Jawa Tengah. •Kalung itu terbuat dari emas. (3) Kalimat Dasar Berpola S-P- Pel. •Negara RI berdasarkan Pancasila. •Kantor kami kemasukan pencuri
  • 45. (4.a) Kalimat Dasar Berpola S-P-O (P1 KK transitif) Mahasiswa membuat makalah. Wartawan mencari berita. (4.b) Kalimat Dasar Berpola S-P-O- Pel (P1 KK dwitransitif) Ayah mengirimi saya uang. Presiden menganugerahi para pahlawan tanda jasa. (5) Kalimat Dasar Berpola S-P-O-K Mereka mengadakan penelitian di luar kota. Para mahasiswa mengikuti KKN di daerah .
  • 46. Jenis Kalimat Menurut Fungsinya  Menurut fungsinya, kalimat dapat terbagi menjadi empat macam, yaitu kalimat pernyataan, kalimat pertanyaa, kalimat perintah dan kalimat seruan. Kalimat- kalimat tersebut dapat berbentuk positif ataupun negatif. 1. Kalimat Pernyataan (Deklaratif) Bentuk kalimat ini dipakai jika seseorang ingin menyatakan sesuatu dengan lengkap kepada lawan bicaranya saat ia ingin menyampaikan informasi
  • 47. 2. Kalimat pertanyaan (Interogatif) Kalimat ini digunakan jika seseorang ingin memperoleh informasi atau mencari tahu sesuatu. Kalimat ini sering menggunakan kata tanya, misalnya apa, bagaimana, di mana, mengapa dan kapan, 3. Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif) Kalimat ini digunakan untuk memberikan suatu perintah (menyuruh) atau melarang seseorang untuk berbuat sesuatu. 4. Kalimat Seruan Kalimat ini digunakan untuk mengungkapkan perasaan yang mendadak
  • 48. Kalimat Efektif  Kalimat efektif adalah kalimat yang mempunyai kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pembaca atau pendengar seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan dan kelogisan bahasa.
  • 49. Kesepadanan Kesepadanan merupakan keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kalimat yang sepadan adalah kalimat yang memiliki kekompakan pikiran dan bahasanya Keparalelan Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Misalnya kalimat bentuk pertama menggunakan verba, maka kalimat bentuk kedua juga harus menggunakan verba. Ketegasan Ketegasan atau penekanan adalah sesuatu hal yang ditekankan pad aide pokok kalimat.
  • 50. Kehematan Kehematan merupakan penggunaan kata, frase atau bentuk lain yang tidak berlebihan. Maksud dari penghematan tidaklah harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat, tetapi penghematan terhadap kata yang memang sebenarnya tidak diperlukan dalam kalimat tersebut. Kecermatan Suatu kalimat tidak diperbolehkan memiliki arti ganda atau ambigu dan harus tepat dalam pemilihan katanya. Hal inilah yang disebut dengan kecermatan Kepaduan Kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yag disampaikannya tidak terpecah-pecah, maka perlu dihindari kalimat yang panjang dan bertele-tele. Kelogisan Kelogisan merupakan ide kalimat yang dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan EYD.
  • 51. PARAGRAF  DEFINISI PARAGRAF : Menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisasi kedalam sebuah tulisan sehingga pembaca dapat mengikuti dan memahami jalan pikiran seseorang, tidaklah mudah. Banyak orang fasih berbicara, namun kurang mampu menuangkan gagasannya secara tertulis. Kalaupun ahli- ahli bicara itu mampu menuliskan gagasannya dengan baik, biasanya hal ini terjadi sesudah melalui latihan yang intensif, baik secara formal maupun nonformal. Hal ini wajar karena kemampuan menulis merupakan hasil proses belajar dan ketekunan.
  • 52. Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragrap terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebu mulai kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat- kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
  • 53. SYARAT PARAGRAF  Paragraf merupakan satu kesatuan pikiran yang dibangun dengan serangkaian kalimat. Satu kesatuan pikiran merupakan komponen isi dan satu rangkaian kalimat merupakan komponen bentuk paragraf. Satu kesatuan pikiran dan satu kesatuan bentuk merupakan tuntutan yang harus dipenuhi sebuah paragraf. Dalam sebuah paragraf harus memenuhi tuntutan koherensi dalam isi (coherencein meaning) dan kohesi (hubungan yang erat) dalam bentuk (cohesion in form)
  • 54. Syarat Koherensi Yang dimaksud dengan koherensi ialah kesatuan isi atau kepaduan maksud; koherensi paragraf ialah kepaduan isi paragraf. Paragraf yang tidak menunjukkan adanya kepaduan isi disebut paragraf yang tidak koheren. Demi terpenuhinya tuntutan koherensi paragraf, ada dua hal pokok yang harus diperhatikan. Kedua hal yang dimaksud ialah (1) kokohnya kalimat penjelas dalam menjelaskan ide pokok dan (2) logisnya urutan peristiwa, waktu, ruang atau tempat, dan proses.
  • 55. Syarat Kohesi Kohesi mengandung arti hubungan yang erat; perpaduan yang kokoh dan kohesif berarti padu. Jadi, paragraf yang baik dituntut untuk mempunyai hubungan antarkalimat yang erat, perpaduan antarkalimat yangkokoh.Untukmemperoleh : (a)Konjungsi, (b)Pronomina,(kata yang dipakai mengganti kt orang/benda = aku,engkau, dia) (c) Repetisi (latihan) (d) Sinonim (persamaan kata) (e) Hiponim (hub.antara spesifik dan makna generik) (f) Paralelisme (kemiripan) (g) Elipsasi
  • 56. JENIS PARAGRAF  Berdasarkan jenisnya, paragraf dapat dibedakan : (1) berdasarkan nalar atau letak kalimat topik, (2) berdasarkan teknik pengembangan, dan (3) berdasarkan fungsinya.
  • 57. Paragraf Berdasarkan Nalar  Nalar atau logika secara singkat dapat diartikan jalan pikiran yang sesuai dengan akal; bernalar sama dengan berpikir logis. Penalaran sama dengan proses menggunakan nalar atau proses menggunakanpikiran secara logis. Secara umum dikenal paragraf deduktif, induktif, deduktif –induktif, dan dekriptif – naratif.
  • 58. Pengembangan Paragraf Pengembangan paragraf mencakup dua hal:  Kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan;  Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.
  • 59. KARANGAN  Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
  • 60. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah : 1. Narasi 2. deskripsi 3. eksposisi 4. argumentasi 5. persuasi.
  • 61.  Karangan dapat dibedakan atas beberapa macam penggolongan (klasifikasi). Dapat dibedakan atas kararangan prosa dan karangan puisi. Dapat dibedakan atas karangan ilmiah dan non ilmiah. Dapat pula dibedakan atas karangan fiksi dan non fiksi. Dan masih bisa dibedakan atas penggolongan lain lagi; sesuai dengan kebutuhan pengarangnya.
  • 62. Karangan Narasi  Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan seseorang atau beberapa orang dengan beberapa kejadian atau peristiwa. Rangkaian kejadian atau peristiwa tersebut biasanya disusun berdasarkan urutan waktu (secara kronologi).
  • 63. Isi karangan narasi dapat berupa fakta atau peristiwa yang dialami seseorang yang benar-benar terjadi juga dapat berupa khayalan juga rekaan. Berdasarkan hal tersebut karangan narasi dibagi menjadi dua bagian,yaitu narasi fiksi dan narasi nonfiksi. Narasi fiksi meliputi dongeng,hikayat,cerpen,roman atau novel, sedangkan narasi nonfiksi meliputi biografi dan otobiografi.
  • 64.  Meliahat uraian diatas dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa yang disebut adalah karangan yang menceritakan kehidupan seseorang atau beberapa orang dengan ciri-ciri karangannya sebagai berikut :  a. harus ada tokoh  b. harus ada dialog  c. harus ada konflik.
  • 65. Karangan Deskripsi  Karangan deskripsi disebut karangan lukisan atau gambaran tentang sesuatu hal. Hal yang digambarkannya itu dapat berupa sifat, tingkah laku,keadaan tempat, keadaan perasaan seseorang dan lain-lain.
  • 66.  Lukisan dalam deskripsi harus diusahakan sedemikian rupa agar pembaca seolah-olah melihat sendiri apa yang kita lukiskan tersebut. Berdasarkan hal tersebut diatas, deskripsi adalah sebuah karangan yang menggambarkan sesuatu hal berdasarkan pengalaman indera seseorang (pengalaman penglihatan,pendengaran,penciuman,per asaan). Dengan pengalaman inderanya tersebut seorang penulis akan dengan mudah menuangkan hal yang dilihat,didengar,dicium,dan dirasanya kedalam kalimat demi kalimat.
  • 67. Karangan Eksposisi  Karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha menerangkan suatu hal , karangan eksposisi adalah karangan yang menjelaskan suatu proses Karangan eksposisi disebut juga karangan paparan
  • 68.  Berdasakan hal tersebut, yang ternasuk kedalam eksposisi yaitu :  menguraikan taktik gerilya bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaa;  menjelaskan tujuan didirikannya sebuah panti asuhan;  menguraikan perkembangan dan peradilan manusia;  memberikan petunjuk bagaimana cara membuat tahu dan lain-lain.
  • 69. Karangan Argumentasi  Karangan argumentasi disebut juga karangan alasan , untuk membuat karangan ini, penulis terlebih dahulu harus mengamati berbagai persoalan yang terjadi :
  • 70.  Setelah pengamatan dilakukan timbulah sebuah opini atau pernyataan atas pengamatannya tersebut. Opini yang dimunculkan tersebut harus berlandaskan pada alasan-alasan yang logis dan rasional bahkan lengkapnya dengan pembuktian
  • 71. Karangan Persuasi  Karangan persuasi disebut juga karangan ajakan atau himbauan. Karangan ini oleh banyak orang digolongkan kedalam karangan argumentasi. Mengapa demikian? karena karangan persuasi memiliki cirri yang sama dengan argumentasi yaitu didahului oleh sebuah opini yang membedakannya dengan argumentasi yaitu pada bagian akhir ada sebuah kalimat ajakan atau himbauan, sedangkan argumentasi tidak demikian.
  • 72. Tema,Topik,Judul  Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu tulisan.  Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan oleh penulis.
  • 73. Syarat Tema yang Baik : 1. Tema menarik perhatian penulis. Dapat membuat seorang penulis berusaha terus-menerus untuk membuat tulisan atau karangan yang berkaitan dengan tema tersebut. 2. Tema dikenal/diketahui dengan baik. Maksudnya pengetahuan umum yang berhubungan dengan tema tersebut sudah dimilki oleh penulis supaya lebih mudah dalam penulisan tulisan/karangan. 3. Bahan-bahannya dapat diperoleh. Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya. 4. Tema dibatasi ruang lingkupnya. Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.
  • 74. tema dapat dikesan melalui:  1. Perwatakan watak-watak dalam sesebuah cerita.  2. Peristiwa,kisah,suasana dan unsur lain seperti nilai- nilai kemanusian dan kemasyarakatan yang terdapat dalam cerita.  3. Persoalan-persoalan yang disungguhkan dan kemudian mendapatkan pokok persoalannya secara keseluruhan.  4. Plot cerita.
  • 75. Topik  Pengertian Topik:  Topik adalah berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti tempat, dalam tulis menulis bebarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel.
  • 76.  Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut: 1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral. 2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi. 3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih. 4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.  Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan “Masalah apa yang akan ditulis? dan hendak menulis tentang apa?”  Ciri topik → permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai
  • 77. Judul  Pengertian Judul :  Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi).  Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan.  Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan.  Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan
  • 78.  Syarat-syarat pembuatan judul :  1. Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.  2. Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.  3. Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.
  • 79.  Judul terbagi menjadi dua,yaitu :  1.Judul langsung :  Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan  bagian utama nampak jelas.  2.Judul tak langsung :  Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap  menjiwai seluruh isi karangan atau berita.
  • 80.  Fungsi Judul  1. Merupakan identitas/cermin dari jiwa seluruh karya tulis  2. Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untuk  membacanya atau untuk mempelajari isinya.  3. Merupakan gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang  lingkupnya.  4. Relevan dengan isi seluruh naskah, masalah maksud,dan tujunnya